lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

44
SISTEM KARDIOVASKULAR I. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian tekanan darah dan faktor- faktor yang mempengaruhinya Menjelaskan fenomena pengaturan aliran darah Menjelaskan karakteristik darah dan manfaat penentuan parameter-parameter hematologi II. Pembuluh darah dan tekanan darah II.1 Teori Dasar Tekanan darah Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara

Transcript of lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

Page 1: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

SISTEM KARDIOVASKULAR

I. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :

Menjelaskan pengertian tekanan darah dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Menjelaskan fenomena pengaturan aliran darah

Menjelaskan karakteristik darah dan manfaat penentuan parameter-parameter

hematologi

II. Pembuluh darah dan tekanan darah

II.1 Teori Dasar

Tekanan darah

Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan

yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah.

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh

arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh

manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya

diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan

tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan

sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di

antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk

mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk

atau berbaring. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara

alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh

lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas

fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih

rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda,

paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan,

orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi

Page 2: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang

melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. Tekanan darah tinggi atau hipertensi

adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis

(dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya

tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat

diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu

tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal

jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung

kronis. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII Kategori

Tekanan Darah Sistolik Tekana Darah Diastolik

Normal < 120 mmHg <80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg

atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan

diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada

usia lanjut.Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang

mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai

usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,

kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.Dalam

pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah

menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap

sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan. Pengaturan tekanan

darah Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui

beberapa cara: Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih

banyak cairan pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya

dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat

Page 3: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap

denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada

biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia

lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena

arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada

saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara

waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga

tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume

darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami

pelebaran. Banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan

menurun atau menjadi lebih kecil. Penyesuaian terhadap faktor-faktor

tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf

otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara

otomatis).

Alat Pengukur Darah

Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut sphigmomanometer atau dikenal

juga dengan tensimeter. Ada tensimeter digital dan ada juga tensimeter air

raksa yang masih umum digunakan untuk pemeriksaan klinis. Dokter akan

melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan menyuruh Anda duduk atau

berbaring, karena itu posisi terbaik untuk mengukur tekanan darah. Lalu

dokter biasanya akan mengikat kantung udara pada lengan kanan kecuali pada

lengan tersebut terdapat cedera. Setelah itu, dilakukan pengukuran tekanan

darah. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut.

Sfigmomanometer adalah alat ukur tekanan darah. Nama ini berasal dari kata

Yunani sphygmós (pulsa), plus kata manometer (pengukur tekanan). Alat

ukur ini dibuat pertama kali oleh Samuel Siegfried Karl Ritter von Basch

Page 4: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Scipione Riva-Rocci

(1896), dan Harvey Cushing (1901).

Perubahan fungsi ginjal

Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:

1. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam

dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan

mengembalikan tekanan darah ke normal.

2. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam

dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke

normal.

3. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim

yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang

selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah;

karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan

terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke

salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.

Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa

menyebabkan naiknya tekanan darah.

Sistem saraf otonom

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk

sementara waktu akan:

1. meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik

tubuh terhadap ancaman dari luar)

2. meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga

mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di

daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah

yang lebih banyak)

3. mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan

meningkatkan volume darah dalam tubuh

Page 5: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

4. melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin),

yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

Gejala

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya

tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,

pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada

penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang

normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul

gejala berikut:

1. sakit kepala

2. Kelelahan

3. Mual

4. Muntah

5. sesak nafas

6. Gelisah

7. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada

otak, mata, jantung dan ginjal.

8. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut

ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Penyebab hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum

diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh

hipertensi).

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari

adanya penyakit lain.

Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab, beberapa

perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama

Page 6: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka

disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,

penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah

kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor

pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau

norepinefrin (noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif

(malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu

terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.

Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu,

jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal

2. Stenosis arteri renalis

3. Pielonefritis

4. Glomerulonefritis

5. Tumor-tumor ginjal

6. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

7. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

8. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

9. Kelainan Hormonal

10. Hiperaldosteronisme

11. Sindroma Cushing

12. Feokromositoma

13. Obat-obatan

14. Pil KB

15. Kortikosteroid

Obat tradisional yang dapat digunakan :

1. Murbei

2. daun cincau hijau

Page 7: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

3. seladri (tidak boleh lebih 1-10 gr per hari, karena dapat menyebabkan

penurunan tekanan darah secara drastis)

4. bawang putih (tidak boleh lebih dari 3-5 siung sehari)

5. Rosela

6. daun misai kucing

7. minuman serai. teh serai yang kering atau serai basah (fresh) diminum 3

kali sehari. Dalam seminggu dapat nampak penurunan tekanan darah tinggi

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah:

1. Curah jantung

Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan

berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).

2. Tekanan Perifer terhadap tekanan darah

Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh.

Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :

1. Viskositas darah.

Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma,

semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit

menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan

hematokrit dan viskositas berkurang.

2. Panjang pembuluh

Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran

darah.

3. Radius pembuluh

Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai

pangkat keempatnya.

a. jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase

dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat.

Tekanan darah akan turun.

b. Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada

vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan

meningkatenambelas kalip lipat dan tekanan darah akan naik.

Page 8: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

4. Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan,

maka perubahan dalam tekanan darah didapat adri perubahan radius

pembuluh darah.

Karakter Orang berdasarkan Golongan Darahnya

1. Karakter Orang Bergolongan Darah B

Orang dengan golongan darah B merupakan orang yang paling

praktis di antara semua golongan darah yang ada. Mereka adalah spesialis

di bidang yang digelutinya. Ketika mereka memulai sebuah proyek,

mereka akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk memahami dan

mencoba mengikuti semua petunjuk / arahan yang diperlukan. untuk itu,

jika mengerjakan sesuatu, mereka selalu fokus kepada apa yang tengah

dikerjakan. Mereka cenderung berpedoman pada tujuan dan mengejarnya

sampai tuntas walau pun kelihatannya pekerjaan itu tidak mungkin

dilakukan. Mereka cenderung kurang kooperatif. Mereka lebih suka

mengikuti peraturan dan gagasan mereka sendiri. Orang dengan golongan

darah B memberikan perhatian lebih kepada pikiran daripada perasaan

mereka, dan karenanya, terkadang kelihatannya dingin dan serius.

Cara Berkomunikasi dengan Orang Bergolongan Darah B

Ada karakter ada gaya. Orang bergolongan darah B memiliki karakter

yang berbeda dengan mereka yang bergolongan darah A. Mereka lebih

praktis, egois, kreatif, optimis dan bebas dalam berpikir. Mereka juga

memiliki kecenderungan mengerjakan segala sesuatu secara individual.

Oleh karena itu, di Jepang, untuk membentuk sebuah tim yang kuat

sehingga motto yang digagas John C. Maxwell: teamwork makes the

dream work benar-benar menjadi kenyataan, orang golongan darah B ini

biasanya kurang dilibatkan. Untuk lebih jelas, gaya komunikasi dengan

orang bergolongan darah B berikut dapat dijadikan pedoman: " Mulailah

pembicaraan dengan runtun, jangan melompat-lompat karena mereka

kurang menyukai hal-hal yang tidak teratur. " Jangan memulai

pembicaraan tanpa mengakhirinya. " Gunakan data-data akurat, bukan

Page 9: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

rekaan. " Jika mengajak kerjasama, pastikan bahwa mereka bersedia. "

Berbicaralah kepada otaknya bukan hatinya. Gunakan lebih banyak fakta

rasional daripada sosial. " Jangan menggunakan gaya bicara yang terburu-

buru. Orang dengan golongan darah B lebih suka mendengarkan uraian

rinci dan runtun. Mereka suka ada awal dan akhir dari sebuah percakapan.

Karena mereka sangat concern dengan apa yang telah dimulai untuk dapat

diakhiri. Mereka tidak suka orang yang berbicara secara tidak jelas dan

tanpa pertimbangan rasional karena mereka lebih menggunakan nalar

rasio-nya daripada perasaannya.

2. Karakter Orang Bergolongan Darah 'O'

Orang-orang dengan golongan darah O adalah mereka yang tidak

banyak ambil pusing, penuh semangat dan memiliki jiwa sosial yang

tinggi. Mereka adalah orang yang paling fleksibel di antara semua

golongan darah yang ada. Mereka akan dengan cepat memulai sebuah

proyek namun mengalami masalah ketika melanjutkannya dan tidak jarang

banyak juga yang dengan mudah menyerah di tengah jalan. Mereka

terkadang bertingkah dan tidak terlalu dapat dijadikan sandaran. Mereka

selalu mengatakan apa yang ada di pikiran mereka secara langsung.

Mereka selalu jujur. Mereka menghargai pendapat orang lain dan suka

menjadi pusat perhatian. Selain itu, orang-orang bergolongan darah O ini

memiliki rasa percaya diri yang sungguh kuat. Di Jepang, golongan darah

ini merupakan golongan darah rata-rata orang disana.

Gaya Komunikasi dengan Orang Bergolongan Darah O

Ketika berhadapan dengan orang bergolongan darah O yang penuh

semangat dan percaya diri, terus terang, optimistis, terkadang egois dan

kreatif, hal-hal berikut dapat dijadikan pedoman: * Berbicaralah dengan

semangat dan penuh vitalitas. Karena mereka kurang menyukai orang-

orang yang terkesan lemah, letih, lesu, lemas, letoy, dan loyo yang

dianggap tidak dapat mengikuti ritme mereka yang penuh dengan energi.

* Jangan gunakan kata-kata negatif dan pesimis karena kelompok kata itu

tidak terdapat dalam kamus mereka yang penuh dengan semangat positif

Page 10: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

dan optimis. * Ketika mengikat sebuah kontrak, pastikan dengan tegas

bahwa mereka komit dengan apa yang telah disepakati dan dapat

bertanggung jawab atas penyelesaiannya. * Berkatalah dengan jujur

karena mereka juga demikian adanya. Sekali kebohongan terdeteksi,

mereka tidak akan percaya lagi pada lain kesempatan. * Tunjukkan bahasa

tubuh yang penuh keceriaan dan semangat. Orang dengan golongan darah

O paling suka berkomunikasi dengan mereka yang penuh semangat.

Orang-orang yang tidak memiliki semangat hidup yang baik sulit menjadi

teman dekat orang golongan ini. Karena mereka selalu semangat sejalan

dengan vitalitas yang mereka miliki. Mereka akan dapat berkomunikasi

berjam-jam dengan orang yang cocok dan dapat mengikuti ritme bicara

mereka yang sangat optimistis dan motivatif.

3. Karakter Orang Bergolongan Darah AB

Orang dengan golongan darah AB susah dikelompokkan. Mereka

dapat memiliki karakteristik di kedua ujung spektrum pada waktu

bersamaan. Artinya, di satu sisi mereka pemalu, di sisi lain, sangat

terbuka. Mereka dengan mudah mengubah satu sisi ke sisi yang lain.

Mereka dapat dipercaya dan bertanggung jawab, namun tidak dapat

bertanggung jawab jika terlalu banyak yang dituntut dari mereka. Mereka

tidak keberatan membantu sepanjang sesuai dengan syarat mereka. Orang-

orang dengan golongan darah ini sangat suka seni dan metafisika. AB juga

dianggap sebagai tipe darah terburuk di Jepang. Mereka juga suka

menentukan syarat sendiri dan berhak menggugurkannya jika tidak sesuai

dengan harapan mereka. Mereka dikenal sangat sensitif dan penuh

perhatian.

Di Jepang, beberapa perusahaan membagi karyawan-karyawannya

ke dalam kelompok kerja berdasarkan golongan darah, dan ironisnya,

tidak seorang pun yang mau bekerjasama dengan kelompok golongan

darah AB di Jepang. Gaya Komunikasi dengan Orang Bergolongan Darah

AB Dengan karakter yang mudah berubah-ubah tergantung kondisi mood

tertentu, orang-orang dengan golongan darah AB tentu masih dapat

Page 11: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

diambil ‘hatinya’ ketika kita berkomunikasi dengan mereka agar mencapai

tujuan yang ingin kita raih. Gaya komunikasi yang perlu diterapkan adalah

seperti tersebut di bawah ini: * Pertama-tama, ikuti dulu alur pembicaraan

mereka. Selanjutnya, berbicaralah secara tegas karena mereka mudah

berubah-ubah. Bicaralah tentang seni dan metafisika untuk memulai

percakapan yang lebih panjang jika hal itu diinginkan. Jika membuat janji,

pastikan mereka memahaminya dan setuju. Jangan ambil keputusan

sepihak karena mereka termasuk orang yang suka menentukan sebuah

keputusan secara sepihak. Diskusikanlah dengan sinergis. Jangan terlalu

banyak mengumbar kata dan janji karena mereka sulit mengingat, apa lagi

menjalankan kewajiban yang semakin banyak.

Orang dengan golongan darah ini memang sedikit kurang

beruntung di Jepang karena dianggap yang paling lemah dan tidak dapat

dipercaya. Namun, hal ini tentu sangat kasuistis dan geografis. Hanya saja,

dengan memahami karakteristik orang dengan golongan darah ini, banyak

hal yang dapat dilakukan untuk tidak menuai kekecewaan nantinya di

kemudian hari jika ternyata karakter itu benar adanya. Dan bagi mereka

dengan golongan darah AB tentu dapat melakukan introspeksi diri untuk

memperbaiki hal-hal negatif yang benar sesuai dengan penjelasan di atas.

4. Karakter Orang Bergolongan Darah A

Orang dengan golongan darah A memiliki kekuatan karakter yang

mengakar kuat yang akan membantu mereka untuk tetap tenang dalam

krisis ketika semua orang panik menghadapi situasi serupa. Mereka

cenderung menghindari konfrontasi, dan sesungguhnya kurang nyaman

berada di antara orang banyak. Mereka biasanya pemalu dan terkadang

suka mengasingkan diri. Mereka mencari keharmonisan dan sangat sopan,

tetapi mereka sebenarnya tidak pernah benar-benar cocok dengan orang

lain. Mereka sangat bertanggung jawab. Jika ada pekerjaan yang harus

diselesaikan, mereka lebih suka mengerjakannya sendiri. Orang-orang

dengan golongan darah ini selalu mengukir sukses dan sangat

perfeksionis. Mereka juga sangat kreatif, dan paling artistik di antara

Page 12: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

semua golongan darah yang ada karena kesensitifan mereka. Cara

Berkomunikasi dengan Orang Bergolongan Darah A

* Jangan mengangkat topik yang konfrontatif, misalnya, topik

kontroversial karena mereka orang yang tidak suka membuat konfrontasi

dengan lawan bicara.

* Gunakan kata-kata yang relatif sopan karena mereka sangat sensitif dan

terkadang konservatif sehingga kata-kata yang tidak sesuai dengan standar

kesopanan minimal akan dapat menyinggung mereka.

* Jika menjawab usahakan dengan lengkap dan bermakna karena mereka

adalah orang yang sangat sempurna dan kurang menyukai hal yang

setengah-setengah.

* Mintalah pandangan dan pendapat mereka karena mereka sangat kreatif

untuk hal ini dan dengarkan dengan saksama ketika mereka menjelaskan.

* Jangan melebihi mereka saat menyampaikan sesuatu. Artinya, jangan

sampai mereka merasa dilampaui dalam hal kepintaran dan pengalaman,

misalnya.

* Hargai mereka dengan memuji seperlunya karena pujian yang

berlebihan akan membuat mereka ragu dengan ketulusan si pemuji.

Sebagai tambahan, orang golongan darah A cenderung menyukai topik-

topik yang bernuansa damai dan kooperatif. Mereka tidak menyukai topik

yang berkaitan dengan sepak terjang atau kepribadian orang lain yang

tidak ada parameter jelasnya. Mereka sangat sensitif, dalam arti setiap kata

yang diterima oleh akal sehat mereka akan menjadi tolok ukur mereka

terhadap orang yang diajak berkomunikasi. Untuk itu, lebih berhati-hatilah

jika berhadapan dengan orang golongan darah A ini karena mereka

sesungguhnya adalah pengamat yang luar biasa.

Page 13: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

II.2 Bahan dan Alat

Sfigmamonometer

Stetoskop

a. Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah dapat ditentukan dengan cara palpatori atau auskultasi. Kedua cara ini

menggunakan ban yang dililitkan rapi pada lengan atas. Ban diikat sedemikian rupa

sehingga tabung-tabung karet mengarah ke ban bawah. Lengan disandarkan pada

meja.

i. Cara palpatori

Tutup sekrup pentil pada bola karet yang dipegang dengan tangan kanan,lalu

dengan ibu jari tangan kiri rabalah nadi pada pergelangan tangan yang akan

diukur tekanannya. Berangsur-angsur,kembangkan ban dengan memompa

bola karet perhatikan tekanan pada saat denyut menghilang, lalu naikkan

tekanan 10mm Hg lagi diatas tekanan tadi.kemudian turunkan lagi tekanan

berangsur-angsur dengan cara perlahan-lahan membuka sekrup pentil.

Tekanan manometer disaat munsulnya kembali denyut nadi untuk pertama

kali adalah tekanan sistolik yang diukur.

ii. Cara Auskultasi

Ikatlah ban pada lengan atas kemudian tempatkan bel stetoskop pada

percabangan arteri bronchial menjadi arteri ulnaris dan arteri radalis.

Kemudian naikkan tekanan dalam ban, sehingga aliran dalam arteri radialis

dan arteri ulnaris dihambat. Kemudian turunkan tekanan berangsur-angsur

dengan membuka sekrup pentil.catat tekanan saat bunyi terdengar untuk

pertama kalinya . ini merupakan tekanan sistolik. Turunkan terus tekanan

dalam ban, sampai pada suatu saat bunyi tidak terdengar lagi . catat tekanan

saat bunyi menghilang. Ini merupakan tekanan diastolik.

b. Hyperemia

i. Hyperemia pasif/reaktif

Ikatkan seutas benang diatas sendi kedua pada sebuah jari tangan anda lalu

biarkan beberapa menit,kemudian amati peristiwa yang terjadi ( perubahan

Page 14: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

warna, perubahan ukuran, perubahan suhu).mengapa jenis hyperemia ini

dikatakan pasif? Peristiwa fisiologis apa yang menyebabkannya?

ii. Hyperemia aktif / fungsional

Rendamlah sebuah jari tangan anda dalam air panas (dengan suhu tertinggi

yang dapat saudara tahan ). Kemudian biarkanlah beberapa menit!, amati

peristiwa yang terjadi (perubahan warna, perubahan ukuran, perubahan suhu ).

Mengapa jenis hyeperemia ini dikatakan hyperemia aktif ? peristiwa

fisiologis apa yang menyebabkannya ? catat perbedaan gejala yang timbul

antara kedua tipe hyeperemia ini !.

III. Darah

III.1 Teori dasar

III.2 Alat dan Bahan

Alat :

Lanset darah

Hemositometer

Tabung-tabung reaksi

Kaca obyek

Pipet pengencer sel darah merah

Pipet pengencer sel darah putih

Mikroskop

Pipa kapiler hematokrit

Sentrifuga hematokrit

Alat pengukur hematokrit

Kertas tes tallquist

Pipet sahli

Lilin

Tusuk gigi

Stop watch

Tali

Bahan :

Page 15: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

Kapas

Alcohol 70%

NaCl

Na sitrat

Asam asetat

Gentian violet

Serum anti A

Serum anti B

Serum Rh

III.3 Prosedur percobaan

a. Anatomi

i. Karakteristik dan morfologi darah

Cara memperoleh darah segar untuk pemeriksaan :

Bersihkan jari manis atau kelingking dengan kapas yang dibasahi dengan

etanol 70% , biarkan etanol menguap kemudian ambil darah dengan cara

memasukkan lanset steril keujung jari yang telah dibersihkan. Sebaiknya

darah mengalir dengan sendirinya tanpa ditekan.jangan menggunakan

tetesan pertama

a) Cara pengisian pipet

Pegang pipet dekat dengan ujungnya, lalu tempatkan ujung pipet

tersebut pada tetesan darah segar sehingga darah masuk sebanyak

0,5 tanda . isi pipet dengan cairan pengencer- pipet dalam keadaan

horizontal sebanyak yang ditentukan. Jangan sampai terbentuk

gelembung udara didalam pipet. Tutuplah ujung pipet dengan jari,

kemudian kocok selama 2menit.lalu teteskan 2tetes larutan encer

ini pada hemositometer.tutup hemositometer dengan cover

glass .setelah setengah menit hitung jumlah sel darah dibawah

mikroskop.

b) Pengukuran sel darah merah

Page 16: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

Ambil darah segar dengan cara seperti diatas. Lalu encerkan 200x

dengan cairan pengencer sel darah merah , yaitu natrium sitrat

2,5% kocok. Kemudian teteskan 2tetes pada hemositometer lalu

hitung jumlah sel darah darah merah. Sel darah merah yang

dihitung adalah sel yang terdapat pada 5 kotak kecil pada kotak

besar yang terdapat dipusat, yaitu dari kotak-kotak kecil pada tiap

sudut dan pada pusat kotak besar. Kemudian sel darah merah yang

menyentuh batas atau berada diatas batas, hanya dihitung pada 2

sisi yang tegak lurus dari kotak ybs. Faktor perhitungan untuk

menghitung sel darah merah adalah 10.000 . jadi untuk

memperoleh nilai sel darah merah per mm3 darah, kalikanlah

jumlah sel darah merah yang diperoleh dari hasil perhitungan

dengna 10.000. faktor perhitungan ini diperoleh dari hasil

perhitungan antara volume kamar hitung pada hemositometer

dengan faktor pengenceran. ( lihatlah pada literature, bagaimana

bentuk sel darah merah ! )

c) Pengukuran sel darah putih

Ambil darah segar dengan cara seperti diatas .kemudian encerkan

20 kali dengan cairan pengencer yaitu larutan turk.

Larutan turk :

Asam asetat glacial 1ml

Larutan gentian violet 1% (dalam air ) 1ml

Akuadest 100ml

Kemudian kocok, teteskan 2tetes pada hemositometer .kemudian

hitung jumlah sel darah putih. Hitung pula berapa jumlah

neutrofil,eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit serta

persentasenya terhadap sel darah putih total. Kemudian sel darah

putih yang dihitung adalah sel darah putih yang terdapat pada

4kotak besar pada kedua sudut hemositometer. Sel darah putih

yang berada pada batas, dihitung dari dua sisi yang saling tegak

lurus dari kotak ybs. Faktor perhitungan untuk menghitung sel

Page 17: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

darah putih adalah 50. Jadi untuk memperoleh nilai sel darah

putih per mm3 darah, kalikanlah jumlah sel darah putih yang

diperoleh dari hasil perhitungan dengan 50. Faktor perhitungan ini

doperoleh dari hasil perhitungan antara volume kamar hitung

dengan hemositometer dengan faktor p-engenceran . ( lihatlah

pada literature bentuk-bentuk sel darah putih ! ).

d) Hematokrit

Ambil drah segar denhan cara seperti diatas. Kemudian tempatkan

pipa kapiler hematokrit pada tetes tersebut. Lalu isi pipa kapiler

hematokrit , minimal s/d 2/3 penuh. Kemudian tutup pipa kapiler

yang telah terisi darah tersebut dengan lilin. Letakkan pipa-pipa

kapiler pada chamber mikrosentrifuga sedemikian rupa sehingga

posisisnya seimbang ( jika jumlah pipa kapiler yang disentrifuga

tidak memungkinkan untuk membuat posisi yang seimbang, dapat

ditambahkan pipa kapiler kosong sebagai penyeimbang ).

Kemudian tutup chamber dengan tutup sentrifuga. Sentrifuga

dilakukan pada kecepatan tinggi selama 4menit.

Tentukan nilai hematokrit dengan cara :

Mengukur perbandingan tinggi antara darah ( sel darah dan

plasma ) dengan sel darah. Hematokrit (%) =[( tinggi sel darah

)/(tinggi sel darah dan plasma)] x 100%. Atau dapat pula dengan

maenggunakan alat pengukur hematokrit amati pula : warna

plasma, dibagian mana terdapat sel darah .bandingkan nilai

hematokrit dari laki-laki dan perempuan !.

b. Fisiologi

i. Penentuan Hb

a. Metode tallquist

Prosedur:

Page 18: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

Ambil satu tetes darah dengan kertas tallquist. Kemudian tentukan

prosentase Hb dengan membandingkan warna yang saudara peroleh

dengan warna pada kertas pembanding.

b. Metode sahli

Prosedur :

Tabung sahli diisi dengan HCL 0,1 N s/d setinggi 10% dari tinggi

skala maksimal. Kemudian masukkan darah sebanyak 20 mikroliter.

Aduk dengan menggunakan pengaduk yang tersedia. Lalu encerkan

dengan HCL sampai warna campuran sama dengan warna standar

pada alat. Pembacaan dilakukan pada penerangan yang wajar, tidak

didepan jendela. Angka yang dibaca pada skala langsung

menunjukkan kadar Hb darah. Bandingkan hasil yang diperoleh dari

ke-2 metode diatas.

ii. Waktu perdarahan

Lukai ujung jari dengan lanset steril. Kemudian catat waktu saat

timbulnya tetes darah pertama . serap darah yang keluar dengan

menggunakan kertas yang dpat menyerap, misalnya tissue. Kemudian

catat waktu saaat darah berhenti mengalir ( saat diserapkan, tidak ada

bercak darah pada tissue). Selisih waktu antara saat timbulnya tetes darah

pertama dengan saat darah berhenti mengalir adalah waktu perdarahan.

iii. Waktu koagulasi

Lukai ujung jari dengan lanset steril, kemudian isikan darah yang keluar

dari ujung jari pada sebuah kapiler, pada interval waktu ½ menit , lalu

patahkian sebagian dari pipa kapiler sampai teramati terjadinya benang halus

fibrin pada bagian yang dipatahkan. Waktu koagulasi ( waktu pembekuan

darah ) adalah selisih waktu antara saat timbulnya tetes darah dari luka, sampai

terbentuknya benang fibrin tersebut. Kemudian catat hasil yang diperoleh dari

seluruh kelonmpok.

Page 19: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

iv. Penggolongan darah

Prosedur :

Siapkan sebuah kaca obyek beri garis tengah dengan lilin supaya kedua

bagian tidak berhubungan, kemudian beri tanda A dan B pada sudut kiri

dan kanan masing-masing. Teteskan serum anti A pada bagian bertanda A

dan teteskan serum anti- B pada bagian bertanda B. kemudian teteskan

satu tetes darah pada bagian A (anti-A ) kemudian campurkan ke-2 cairan

dengan tusuk gigi, amati perubahan aglutinasi. Teteskan satu tetes darah

pada bagian B (anti-B) kemudian campurkan kedua cairan dengna tusuk

gigi , kemudian amati terjadinya agllutinasi. Tentukan golongna darah

saudara menurut table dibawah ini.

Tabel

Pengamatan penentuan golongna darah

Golongan pengamatan

O Tidak terjadi penggumpalan sel darah pada kedua sisi

A Terjadi penggumpalan sel darah oleh serum anti-A

B Terjadi penggumpalan sel darah oleh serum anti-B

AB Terjadi penggumpalan sel darah pada kedua sisi

IV. Data Pengamatan

1. Pengukuran tekanan dara

TABEL

Hubungan Tekanan Darah dengan Posisi / Aktivitas Tubuh

Kondisi Saat

Pengukuran

Tekanan Darah

(mmHg)

Perempuan

Tekanan Darah

(mmHg)

Laki-laki

Berdiri 111/74 131/73

Page 20: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

Duduk 93/68 121/71

Gerak badan selama

1menit

114/59 126/68

Kerja Otak 100/81 148/96

Kaki dinaikan 900 106/73 146/94

Berbaring 104/71 125/84

2. Hyperemia pasif/reaktif dan Hyperemia aktif/ fungsional

Jenis Hyperemia

Perubahan yang terjadi

Aktif Suhu : lebih dingin

  Warna : kebiruan

  Ukuran Jari : membesar

Pasif Suhu : lebih panas

  Warna : kemerahan

  Ukuran Jari : membesar

3. Karakteristik dan morfologi darah

Perhitungan Sel darah merah :

K1= 13

K2= 6

K3= 9

K4= 6

K5= 21 +

Page 21: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

55 x 10.000 = 55 x 104

Perhitungan Sel darah putih :

K1= 10

K2= 12

K3= 15

K4= 5 +

42 x 50 = 2100

Karakteristik Darah Pengamatan Literatur

Pengukuran sel darah merah 55 x 104/mm3 Sekitar 5,4 x 106/mm3 (Tortora)

Pengukuran sel darah putih 2100/mm3 7000-10000/mm3 (Syaifuddin)

4. Hematokrit

2,65,2

=0,5 X 100 %=50 %

5. Penentuan Hb

a. Metode Tallquist

Setelah darah diteteskan pada kertas tallquist dan didiamkan beberapa menit dan

didapatkan hasil Hb=70

b. Metode Sahli

Hasil yang didapatkan Hb=70

6. Waktu Perdarahan

Tetes Pertama = 5 detik

Berhentinya darah = 2 menit

Selisih waktu = 1 menit 55 detik (waktu perdarahan )

Waktu koagulasi =

Page 22: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

1. Darah pertama timbul = 3,48 detik

2. Waktu terjadinya benang hilis fibrin = 2menit 1detik

3. Waktu koagulasi = 5menit 88detik

Jenis WaktuWaktu (menit) Literatur

Waktu Perdarahan 2,35 1 - 6 menit (Guyton)

Waktu Koagulasi 5,88 6 - 10 menit (Guyton)

7. Penggolangan Darah

Bagian Pada Kaca Objek Pengamatan Golongan Darah

Kiri (Terdapat serum Anti-A)

Tidak terjadi aglutinasi B

Kanan (Terdapat serum Anti-B) Terjadi aglutinasi  

Page 23: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

V. Pembahasan

5.1 Pengukuran Tekanan Darah

Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang penting di dalam tubuh. Dimana

pada aliran darah ikut serta zat-zat yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk melakukan

aktivitasnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui karakteristik dari darah serta

fenomena-fenomena yang terjadi pada sistem kardiovaskular. Sehingga kita dapat

mengetahui apakah kondisi dalam tubuh itu baik atau tidak dengan mengetahui

parameter-parameter hematologi.

Salah satu parameter yang harus diketahui adalah tekanan darah. Pengukuran

tekanan darah dapat dilakukan dengan mempergunakan sebuah spignomanometer,

suatu alat yang memungkinkan untuk pengukuran tekanan darah udara sebanding

dengan darah dalam arteri. Pengukuran berpedoman pada berapa millimeter tinggi

tekanan udara yang tampak pada kolom air raksa dalam sebuah tabung gelas.

Spigmomanometer terdiri dari manset dari karet yang dihubungkan dengan sebuah

tabung karet sebagai tabung yang dapat menekan, dan sebuah tabung air raksa

berskala. Manset dihubungkan pada arteri brakhialis lengan kemudian udara

dipompakan ke dalam manset sehingga menggembung. Dengan demikian tekanan

udara menekan sisi luar arteri. Udara ditambah sampai tekanannya melebihi takanan

darah dalam arteri, atau dengan kata lain, sampai ia menekan arteri. Pada saat ini

tidak ada denyutan yang terdengar melalui stetoskop yang diletakkan di atas arteri

brakhialis pada lengkung siku sepanjang sisi dalam otot bisep.

Dengan perlahan udara dalam manset dilepas, tekanan udara turun sampai kira-

kira sebanding dengan tekanan udara dalam arteri. Pada titik ini pembuluh arteri

membuka sedikit dan semburan darah melewatinya, menghasilkan suara pertama,

agak tajam seperti ketukan. Kemudian diikuti suara keras dan secara tiba-tiba berubah

menjadi lebih redup, selanjutnya hilang sama sekali. Suara pertama seperti ketukan

tadi adalah tekanan darah sistole, yaitu kekuatan darah mendorong dinding arteri

Page 24: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

ketika ventrikel kontraksi. Titik paling rendah saat suara masih dapat didengar, tepat

sebelum hilang sama sekali, kira-kira sebanding dengan tekanan darah diastole atau

kekuatan darah mendesak dinding arteri ketika ventrikel relaks.

Tekanan sistol memberi informasi tentang kekuatan kontraksi ventrikel kiri, dan

tekanan diastole memberi informasi tentang tahanan pembuluh darah. Dalam keadaan

sehat, tekanan sistol dan diastole seseorang adalah 120/80. Artinya, tekanan sistol =

120 mmHg, sedangkan tekanan diastole = 80 mmHg. Perbedaan antara besarnya

tekanan sistol dan diastole disebut takanan denyutan, yang rata-ratanya adalah 40

mmHg. Pada pengamatan yang dilakukan, dalam posisi duduk dan terbaring (tanpa

ada aktivitas fisik), tekanan darah sekitar mmHg untuk perempuan 93/68-104/71dan

121/71 – 125/84 mmHg untuk laki-laki. Dari pengamatan tersebut dapat terlihat

bahwa pada keadaan normal laki-laki memiliki tekanan darah yang lebih besar dari

perempuan.

Gerak badan, olah raga, beban pada otak (misalnya diberi soal hitungan) dapat

meningkatkan aliran darah ke otot rangka dan otot jantung. Dengan berolah raga,

banyaknya udara di bawa kedalam dan dikeluarkan dari paru-paru setiap menit

menjadi lebih besar, sehingga oksigen dapat dikirim ke dalam jaringan-jaringan.

Jumlah yang lebih besar dari kapiler dan alveoli (gelembung) paru-paru

meningkatkan pertukaran gas, darah lebih banyak dapat mengambil oksigen untuk

dikirim ke jaringan periferi. Karena pemompaan darah meningkat maka tekanan darh

pun menjadi meningkat. Hal ini terlihat pada pengamatan pengukuran tekanan darah

setelah melakukan gerak tubuh, diberi soal hitungan dan kaki dinaikan 900. Tekanan

darah setelah melakukan aktivitas tersebut cenderung meningkat. Selain dari

peningkatan aktivitas tubuh, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang

mengalami tekanan darah rendah dan darah tinggi dimana kondisi tekanan tersebut

tidak dapat kembali normal seperti semula dengan sendirinya tetapi perlu penanganan

medis agar tekanan darah kembali seperti normal.

Page 25: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

V.2Hyeperemia

Pada aliran darah, dapat terjadi gangguan berupa hyperemia. Hyperemia adalah

suatu kondisi medis dimana terjadi penumpukan darah pada suatu area khusus pada

tubuh. Kadang-kadang hyperemia memperlihatkan tanda merah diatas kulit, hal ini

disebabkan oleh kebuntuan pada kapiler. Kondisi pada umumnya terkait dengan

adanya penghalang atau radang yang mencegah darah mengalir secara normal.

Hyperemia memiliki dua jenis, yaitu hyperemia aktif dan pasif.

Hyperemia pasif atau disebut juga hyperemia reaktif merupakan salah satu

gangguan pada aliran darah karena adanya sumbatan pada bagian tubuh sehingga

darah tidak dapat mengalir secara bebas. Aliran darah yang membawa zat-zat penting

bagi tubuh akan sulit mengalir ke bagian tubuh yang tersumbat, sehingga aktivitas sel

di bagian tubuh tersebut menjadi menurun. Untuk memperlihatkan fenomena pada

aliran darah tersebut, dilakukan percobaan dengan mengikat jari menggunakan

benang, setelah diikat terjadi perubahan pada jari. Perubahan tersebut berupa suhu

pada jari lebih dingin, warna menjadi kebiruan serta ada pembengkakan pada jari

yang diikat.

Ketika sumbatan pada bagian tubuh tersebut dilepas, maka tubuh akan membuat

suatu keadaan sehingga darah menyembur keluar dari daerah yang tersumbat. Dengan

adanya semburan darah yang keluar, hal ini disebut sebagai hyperemia pasif. Disebut

hyperemia pasif karena sumbatan tidak distimulus oleh lingkungan luar dan tubuh

sendiri yang membuat mekanisme untuk mengatasi adanya sumbatan aliran darah

pada bagian tubuhnya.

Hyperemia aktif atau disebut juga hyperemia fungsional terjadi karena ada

pengaruh dari lingkungan. Dengan adanya pengaruh tersebut dapat menyebabkan

peningkatan pada gastrointestinal. Misalnya ketika percobaan jari tangan dicelupkan

ke air panas. Dengan kondisi lingkungan yang panas akan meningkatkan aliran darah

di dalam tubuh. Kemudian dari aliran tersebut, bagian tubuh yang terkena panas

tersebut mengalami perubahan seperti warna menjadi lebih kemerahan, suhu lebih

panas, dan terjadi pembesaran jari tangan.

Page 26: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

Dengan kondisi suhu yang panas, menyebabkan daerah pada jari yang dicelupkan

pada air panas menjadi kekurangan oksigen. Lanjut setelah kondisi kembali seperti

semula, tubuh menyesuaikan keadaan dan kondisi aliran darah kembali seperti

semula. Darah terdiri dari plasma dan sel-sel darah. Sek-sel darah dapat dibedakan

menjadi tiga jenis yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan

keping darah (trombosit). Sel darah merah merupakan bagian dari sel-sel darah yang

tidak memiliki initi (nukleus). Sel darah merah memiliki hemoglobin (Hb) yang dapat

memberikan warna merah pada darah. Hb memiliki sejumlah kecil besi (Fe) yang

dapat mengikat oksigen, sehingga oksigen dapat dialirkan ke seluruh bagian sel-sel

tubuh. Jika kekurangan Hb maka akan mengalami gangguan pada sirkulasi oksigen

dalam sel. Maka untuk mengetahui adanya gangguan terhadap Hb, kita dapat

menghitung kadar Hb dalam darah. Kadar Hb normal (dalam gram) dalam darah yaitu

14 – 16 g/ 100 ml darah. Kita dapat menghitungnya melalui persentase kadar Hb yang

diukur berdasarkan skala yang ada pada kertas pembanding (Metode Tallquist).

Setelah membandingkan skala yang tertera pada kertas pembanding, praktikan

memiliki kadar Hb 11,2 g/100 ml. Kadar ini sedikit di bawah normal untuk kondisi

Hb dalam menjalankan tugasnya untuk membawa oksigen dalam sirkulasi darah.

Sehingga tubuh akan memiliki gangguan dalam sirkulasi oksigen darah, sehingga

dapat mengakibatkan hipoksia dengan gejala lemah, letih dan lesu.

V.3Karakteristik dan Morfologi Darah

Selain menghitung kadar Hb, kelainan atau gangguan fisiologis pun dapat dilihat dari

jumlah eritrosit dalam darah. Jumlah eritrosit yang kurang akan menyebabkan

gangguan pada tubuh mialnya anemia, karena berkurangnya jumlah eritrosit akan

sebanding dengan berkurangnya jumlah Hb yang mengangkut oksigen untuk dialirkan

ke seluruh bagian tubuh. Pengukuran eritrosit pada mikroskop memberikan hasil

sebesar 55x 104/ mm3 darah. Jumlah eritrosit yang normal adalah sekitar 5,4 x 106/

mm3 darah (Tortora). Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah eritrosit praktikan yang

diukur masih berkisar pada kondisi yang normal. Selain jumlah sel darah merah,

bentuk sel darah merah pun berperan dalam kondisi fisiologis seseorang, bentuk

normal sel darah merah adalah bulat telur dan sedikit cekung. Dalam sel darah juga

mengandung leukosit atau sel darah putih yang memiliki nukleus (inti). Sel darah putih

Page 27: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

berperan dalam sistem imun tubuh. Dalam kondisi yang normal, tubuh mengandung

7000-10000 sel darah putih per mm3 darah. Jika jumlah sel darah putih kurang dari

jumlah normal maka akan mengalami gangguan pada sistem imun tubuh orang

tersebut sehingga menyebabkan orang tersebut mudah terserang infeksi. Pada

pengamatn, praktikan memiliki jumlah leukosit 2100/ mm3 darah. Jumlah tersebut

tidak berkisar pada jumlah normal sel darah putih, sehingga dapat dikatakan bahwa

jumlah sel darah putih praktikan tidak dalam taraf normal . Namun mungkin saja ada

kesalahan pada saat penghitungan sel darah tersebut.

V.4Penentuan Hb

Pada sel darah terdapat kandungan trombosit atau keping darah yang berperan

dalam pembekuan darah. Jumlah trombosit juga berperan dalam menentukan adanya

gangguan pada tubuh atau tidak. Karena jika seseorang mengalami gangguan,

misalnya terserang penyakit demam berdarah kadar trombositnya akan turun sehingga

jika ada luka (terutama luka pada bagian dalam tubuh), akan sulit untuk dilakukan

hemostasis (penutupan luka).

Dari karakteristik tersebut, dapat dihasilkan suatu waktu yang menunjukkan

lamanya pendarahan dan pembekuan. Setelah keluarnya tetesan darah yang pertama

sampai darah berhenti keluar disebut waktu pendarahan. Pada percobaan yang

dilakukan, praktikan memiliki waktu pendarahan 1,55 menit. Waktu pendarahan

normal (Guyton) adalah 1-6 menit. Sehingga dapat dikatakan bahwa praktikan

memiliki waktu pendarahan yang normal.

Untuk waktu koagulasi terlihat saat terbentuknya benang fibrin setelah adanya

pendarahan. Biasanya benang fibrin terbentuk saat waktu pendarahan berhenti. Waktu

koagulasi normal menurut Guyton adalah 6-10 menit. Namun, pada pengamatan yang

dilakukan pada mencit, waktu koagulasi terjadi setelah 5,88 menit. Hal ini bisa saja

terjadi karena ada karakteristik seseorang, jika mengalami pendarahan akan cepat

terjadi koagulasi. Hal ini terjadi karena karakteristik tromboist dan faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya koagulasi pada setiap orang berbeda-beda. Selain itu, ada

pula gangguan pada hemostasis dimana ada orang yang memiliki waktu koagulasi

melebihi normal, misalnya pada penderita hemofilia. Pada penderita hemofilia terdapat

Page 28: lapran SISTEM KARDIOVASKULAR

gangguan pada faktor-faktor pembekuan darah.

V.5Penggolongan Darah

Selain memiliki karakteristik dengan kandungan sel darahnya, setiap orang

memiliki karakteristik khusus dalam penggolongan darah. Adanya aglutinogen dalam

masing-masing darah akan menyebabkan adanya aglutinasi darah oleh serum anti-

aglutonogen tersebut. Dari fenomena terjadinya aglutinasi menyebabkan darah

digolongkan menjadi 4 golongan yaitu A (teraglutinasi oleh serum Anti-A), B

(teraglutinasi oleh seru Anti-B), AB (teraglutinasi oleh serim Anti-A dan Anti-B), serta

O (tidak teraglutinasi oleh kedua serum). Pada percobaan yang dilakukan, darah

praktikan memberikan penggumpalan (aglutinasi) oleh serum Anti-B, sehingga dapat

disimpulkan bahwa praktikan memiliki golongan darah B.

VI. Kesimpulan

VII. Daftar Pustaka