Lapran Kemajuan Pkm

21
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BERKARYA MELALUI LULUR AMPELAS (AMPAS KELAPA DAN BERAS) BERSAMA SISWA TUNARUNGU SLB YAPENAS YOGYAKARTA BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan oleh : Ketua : Stephani Giovanni Krisvianty Farmasi/ 2011/118114066 Anggota : Desak Made Intan Cahyani Farmasi/2011/118114052

description

laporan kemajuan PKM-M lulur ampelas

Transcript of Lapran Kemajuan Pkm

xiii

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BERKARYA MELALUI LULUR AMPELAS (AMPAS KELAPA DAN BERAS)

BERSAMA SISWA TUNARUNGU SLB YAPENAS YOGYAKARTA

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh :

Ketua : Stephani Giovanni KrisviantyFarmasi/ 2011/118114066

Anggota : Desak Made Intan Cahyani Farmasi/2011/118114052

Sukmadewi

Farmasi/2011/118114065

Verseveranda Seruni S. Pend. Matematika/2011/111414027

Elizabeth Novenia Setiawan Psikologi/ 2013/139114042

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2013PENGESAHAN USULAN PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT1. Judul Kegiatan: Berkarya Melalui Lulur AMPELAS (Ampas Kelapa dan Beras) Bersama Siswa Tunarungu SLB YAPENAS Yogyakarta 2. Bidang Kegiatan

: PKM-M3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap: Stephani Giovanni Krisvianty

b. NIM: 118114066c. Jurusan: Farmasid. Universitas: Univesitas Sanata Dharmae. Alamat Rumah dan No Tel./HP: Jl. Kepuh Sari No. 49, Krodan, Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman - Yogyakarta No. HP. 087724991993 f. Alamat email: [email protected] 4. Anggota Pelaksana Kegiatan: 4 orang5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : C.M. Ratna Rini N, S.Si., M. Pharm., Apt.

b. NIDN : 0524057502c. Alamat Rumah dan No Tel./HP: Jalan Glagah UH 4/372 Yogyakarta 55164. No HP. 081392834888 6. Biaya Kegiatan Totala. Dikti : Rp. 4.900.000,00b. Sumber lain: Rp. -7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 mingguYogyakarta, 24 Oktober 2013

RINGKASANProgram Pemberdayaan siswa SLB Yapenas Yogyakarta dengan keterampilam membuat Lulur AMPELAS (Ampas Kelapa dan Beras) ini bertujuan memberdayakan siswa-siswi tuna rungu terutama bagi siswa yang kurang mampu agar dapat menjadikan Lulur AMPELAS ini sebagai peluang untuk mendapatkan penghasilan. Selain itu juga bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki oleh anak tuna rungu SLB Yapenas, dengan memberikan pemahaman baru bagi mereka bahwa bahan ampas kelapa dan beras pun dapat dijadikan bahan dasar lulur. Serta, memberi pengalaman untuk langsung berhadapan dengan konsumen sehingga mereka dapat mengasah keterampilan komunikasi dengan konsumen. Sebagai siswa tunarungu mereka mempunyai kemampuan untuk menerima input terkait keterampilan dan pemahaman tentang pembuatan lulur dan komunikasi dengan konsumen. Di SLB Yapenas terdapat mata pelajaran BKPBI (Bina Komunikasi Presepsi Bunyi dan Irama) yang melatih para siswa untuk mengoptimalisasikan sisa pendengaran dan melatih cara bicara serta membaca ujaran orang lain. Sehingga yang harus dilakukan agar para siswa mengerti mengenai informasi yang diberikan adalah dengan mempertegas ucapan, artikulasi dan mimik wajah. Sedangkan untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen digunakan media leaflet mengenai promosi dan keterangan produk, dan juga dapat pula disertai dengan komunikasi secara langsung.Target khusus yang ingin dicapai yaitu memberikan manfaat bagi anak tuna rungu SLB Yayasan Yapenas adalah memupuk dan meningkatkan daya cipta anak- anak SDLB-B dan SMPLB-B sehingga apabila mereka melanjutkan ke SMALB-B mereka menjadi lebih inovatif untuk mengembangkan produk lain yang lebih kreatif, adanya produk baru yang dikenalkan kepada mereka diharapkan dapat dikomersilkan dan menjadi sumber pemasukan keuangan bagi mereka. Selain itu, pengenalan dunia kewirausahaan yang dikombinasikan dengan peningkatan kreativitas akan memberikan bekal bagi mereka agar nantinya apabila mereka sudah lulus dapat menjual produk hasil kreasinya sendiri serta mereka mampu melihat peluang-peluang yang diwujudkan melalui produk kreatif berdaya jual tinggi. Pembuatan lulur ini juga diharapkan dapat meningkatkan eksistensi dan citra anak-anak penyandang tuna rungu, khususnya siswa SLB Yayasan Yapenas di mata masyarakat.

Metode pelaksanaan dalam menyelesaikan permasalahan akan kebutuhan anak-anak tuna rungu terhadap perkembangan kreativitas dan keterampilan dilakukan dengan cara pendampingan pembuatan dan pendampingan pemasaran dengan berbagai tahap pelaksanaan. Tahapan pertama adalah sosialisasi kepada anak-anak terkait kegiatan yang akan dilakukan, termasuk memperkenalkan bahan-bahan dan alat-alat yang akan digunakan serta kegunaannya. Setelah melakukan sosialisasi diharapkan saat memberikan demo pembuatan lulur bersama para siswa, mereka dapat ikut melakukan pembuatan lulur. Tahap selanjutnya setelah mereka tahu cara pembuatan lulur, para siswa dikenalkan pada kewirausahaan dengan cara pengkaderan siswa SMPLB-B agar dapat melakukan pemesanan bahan dasar pembuat lulur secara mandiri kepada penyedia bahan kimia dalam hal ini adalah PT. Brataco dan juga kepada penyedia ampas kelapa yaitu warung makan terdekat yang akan dijadikan langganan pemesanan ampas kelapa. Kemudian mereka membuat lulur dari bahan-bahan yang telah disediakan sesuai dengan panduan kerja (resep) yang telah disiapkan yang didampingi oleh Tim PKM-M kemudian melakukan pengenalan kegiatan wirausaha bagi para siswa , dan memasarkan hasil lulur mereka. Pemasaran pertama dilakukan adalah pertama dilakukan pengenalan produk mereka kepada masyarakat dengan pengikut sertaan produk di bazar/ event di masyarakat kemudian memasarkan kepada konsumen tetap.DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Lembar Pengesahanii

Ringkasan iiiDaftar isiivBAB I. Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 11.2 Permasalahan 21.3 Luaran 21.1 Manfaat3BAB II. Metode Pelaksanaan.....................................................................................................4BAB III. Hasil yang Dicapai......................................................................................................6BAB IV. Rencana Tahapan Berikutnya.....................................................................................7Lampiran....................................................................................................................................8Lampiran 1. Penggunaan dana............................................................................................8Lampiran 2. Bukti-bukti pendukung kegiatan....................................................................8BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anak-anak difabel seringkali luput dari perhatian masyarakat, akan tetapi pada kenyataannya banyak dari mereka yang memiliki IQ yang sama seperti anak-anak pada umumnya, mereka dapat belajar, bermain, berkomunikasi, dan berkarya dengan baik. Difabel merupakan seseorang dengan keadaan fisik atau sistem biologis yang berbeda dengan orang lain pada umumnya. Berbeda bagi difabel tidak berarti bahwa mereka tidak mampu. Perbedaan para difabel dengan orang lain pada umumnya ialah dalam berkomunikasi dan cara belajar. Misalnya bagi penyandang tuna rungu yang tidak dapat mendengar, mereka belajar dengan menggunakan media gambar, membaca gerakan bibir, dan bahasa isyarat, sementara orang lain pada umunya dapat belajar dengan melihat dan mendengarkan. Untuk berkomunikasi dengan mereka kita harus berbicara dengan mempertegas mimik bibir/ artikulasi.

Secara psikologis, ada beberapa hal yang mungkin dialami anak-anak difabel, diantaranya perasaan takut tidak diterima, hilangnya rasa percaya diri, perasaan diperlakukan tidak adil, belum dapat menerima kenyataan, sulit dan lelah menyesuaikan diri, perasaan depresi, dan cara pandang yang negatif terhadap diri sendiri. Berdasarkan wawancara dengan Pak Marjani selaku kepala sekolah pada bulan september lalu, beliau menceritakan tentang kebutuhan akan keterampilan bagi siswa SD dan SMP dan keterampilan tambahan bagi siswa SMA sebagai peluang untuk mendapatkan penghasilan, khususnya bagi siswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu secara finansial. Keterampilan tambahan ini juga dapat memberikan penghasilan tambahan dan diharapkan menjadi prospek kewirausahaan bagi sekolah. Lokasi SLB terletak di Jalan SepakBola, Nglaren,Ngropoh, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta .

Menurut Bapak Marjani bercerita bahwa anak-anak tuna rungu di SLB YAPENAS memiliki IQ rata-rata seperti orang lain di sekolah biasa, sehingga dapat berkomunikasi dengan baik dan diajari berkreativitas. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memberdayakan siswa tuna rungu sebagai jawaban atas kebutuhan siswa/siswi SLB tersebut. Pemberdayaan dilakukan pada siswa/siswi tingkat SD kisaran usia 8-12 tahun terdiri dari 5 orang perempuan dan 1 orang laki-laki , SMP kisaran usia 13-15 dan 30 tahun terdiri dari 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki dan SMA kisaran usia 19 tahun terdiri dari 1 orang perempuan, yang seluruhnya berjumlah 11 orang .

Keterampilan yang ingin kami perkenalkan dan ajarkan kepada mereka adalah membuat Lulur AMPELAS yaitu lulur yang terbuat dari ampas kelapa dan beras. Ampas kelapa merupakan limbah rumah tangga yang seringkali dibuang tanpa dimanfaatkan dan mudah didapat, sedangkan beras merupakan kebutuhan pokok rumah tangga yang umum dijumpai. Memanfaatkan barang sisa sebagai suatu bahan pembuatan produk jadi, selain dapat mengurangi biaya produksi juga akan meningkatkan harga jual dari ampas kelapa.

Sedari dini, SLB YAPENAS telah mengenalkan dan mengajarkan anak-anak tuna rungu untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik sehingga dapat mengerti dan menanggapi orang lain, sekolah juga menggali dan mengembangkan potensi para siswa dalam berketerampilan. Siswa-siswi tuna rungu di SLB tersebut juga memiliki IQ normal, hal ini menjadi potensi lebih bagi kelancaran proses kerja dan komunikasi. SMALB YAPENAS telah dilatih untuk memproduksi barang-barang hasil keterampilan. Oleh karena itu, SLB YAPENAS memiliki potensi tinggi untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dari produksi hingga pemasaran.

Kepentingan PKM-M ini bagi mereka ialah sebagai salah satu kesempatan yang dapat digunakan untuk berkembang secara mandiri dalam berketerampilan hingga berwirausaha sebagai proses pemberdayaan sehingga menjadi peluang tambahan penghasilan sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka untuk terjun di dalam masyarakat dan bersosial.

1.2 PERMASALAHANPermasalahan yang akan dipecahkan melalui PKM ini adalah:a. Apakah berbagai pelajaran kreativitas yang diberikan di SLB-B Yapenas sudah mampu memicu peningkatan kreativitas siswa?b. Bagaimana cara untuk meningkatkan krativitas siswa?1.3 LUARANLuaran yang di harapkan dari pelaksanaan program ini : a. Mampu membuat lulur sesuai pedoman yang diberikan

b. Melalui kreativitas yang diberikan mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa-siswi SLB-B Yapenas

c. Peningkatan kesadaran anak-anak dalam memanfaatkan limbah d. Pemahaman siswa-siswi SLB YAPENAS bahwa terdapat potensi besar di balik limbah ampas kelapa dan berase. Pemahaman siswa-siswi SLB YAPENAS cara membuat lulur f. Peningkatan kemandirian untuk anak-anak tuna rungu

1.4 MANFAAT

Manfaat dari kegiatan ini adalah masyarakat sasaran mampu membuat suatu sediaan lulur secara umum sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas sehingga rasa percaya diri mereka dapat meningkat dan membuat mereka lebih merasa diterima masyarakat, meningkatkan kualitas kemandirian siswa/siswi tuna rungu terutama dari kegiatan kewirausahaan yang diajarkan, menambah jaringan usaha serta peningkatan kreativitas keterampilan siswa dengan mengajarkan pemanfaatan limbah rumah tangga. Manfaat lainnya ialah memberikan citra yang baik kepada SLB YAPENAS agar lebih dikenal keberadaannya oleh masyarakat Yogyakarta.BAB IIMETODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan dalam menyelesaikan permasalahan akan kebutuhan anak-anak tuna rungu terhadap perkembangan kreativitas dan keterampilan dilakukan dengan cara pengenalan yang terdiri dari tahap sosialisasi serta demonstrasi dan pendampingan yaitu melalui pembuatan lulur, dan evaluasi, dengan uraian sebagai berikut :

1. Pengenalan

a. Sosialisasi Program dan Pembuatan Lulur AMPELAS

Sosialisasi dilakukan untuk memperkenalkan kepada anak anak terkait dengan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan Lulur AMPELAS (ampas kelapa dan beras). Bahan-bahan yang akan di perkenalkan dalam pembuatan Lulur AMPELAS ini adalah beras dan ampas kelapa (yang sudah di sangrai), bahan utama ini sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memperkenalkan bahan-bahan pokok yang akan digunakan, alat-alat pun turut serta diperkenalkan kepada anak-anak, alat yang akan digunakan adalah alat-alat yang mudah di jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan yang paling sering digunakan, seperti penumbuk kayu (sebagai pengganti mortir), dan sudip. Pengenalan alat-alat dilakukan melalui penjelasan oleh fasilitator (anggota kelompok PKM) kemudian ditegaskan kembali dengan game JODOHKAN AKU, dengan melalui game diharapkan nama-nama alat lebih mudah dihafal dan mengena dihati anak-anak SLB YAPENAS. Games dilakukan menggunakan media tulisan yaitu kertas warna-warni yang terdapat tulisan masing-masing alat dan bahan yang akan digunakan kemudian dijodokan dengan alat dan bahan yang ada. Untuk mempermudah sosialisasi pembuatan lulur maka menggunakan media berupa booklet bergambar.b. Mendemonstrasikan pembuatan Lulur AMPELAS kepada siswa menggunakan bahan-bahan yang tim PKM-M sediakan.

2. Pelatihan dan Pendampingan

a. Pembuatan Lulur Ampelas

Mengajak para siswa untuk meracik Lulur AMPELAS dari bahan-bahan sesuai dengan panduan kerja yang telah disediakan secara mandiri sehingga para siswa mampu membuat sediaan Lulur AMPELAS yang bernilai jual yang nantinya akan dipasarkan. Siswa dipandu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yaitu empat kelompok kecil yang masing-masing dipandu oleh fasilitator yaitu anggota tim PKM agar penjelasan yang diberikan lebih intens. Selanjutnya, memperkenalkan kegiatan kewirausahaan kepada para siswa. Memperkenalkan kewirausahaan dengan cara membuka wawasan siswa bahwa banyak bahan yang sudah tidak digunakan bisa menjadi produk dengan harga jual yang tinggi. Kewirausahaan ini bertujuan untuk proses pengembangan diri selain keterampilan.

b. Evaluasi

Evaluasi akan dilakukan setiap tahapan kegiatan selesai dilakukan sebagai indikator keberhasilan. Bentuk evaluasi dapat berupa lembar pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh peserta kegiatan serta dapat berupa bentuk sediaan. Indikator keberhasilan dilihat dari banyaknya pertanyaan yang terjawab dengan benar serta bentuk sediaan yang diproduksi sesuai dengan yang diharapkan oleh panitia pelatih pembuat lulur.c. Refleksi

Refleksi ini dilakukan setelah evaluasi terakhir berlangsung untuk memberi makna pada pengalaman baru bagi siswa-siswi SLB YAPENAS. Refleksi juga dilakukan untuk dapat melihat kembali kondisi atau permasalahan yang mungkin terjadi yang menghambat selama kegiatan produksi, kemudian berusaha memperbaikinya, sehingga tingkat keberhasilan produksi dan penjualan produk lebih tinggi. Refleksi dilakukan dengan cara sharing atau bercerita bersama-sama mengenai kesan yang didapat setelah mereka melakukan pembuatan lulur.BAB IIIHASIL YANG DICAPAISesuai luaran yang diharapkan, hasil yang dicapai dalam program PKM-M ini adalah:

a. Dari perbandingan nilai pre-test dan post-test lembar pertanyaan terdapat peningkatan pengetahuan siswa-siswi mengenai alat dan bahan dalam membuat lulur

b. Dari pre-test dan post-test membuat lulur secara langsung, peningkatan kualitas hasil yang didapatkan terlihat dengan jelas yaitu dilihat dari kemiripan kualitas hasil lulur yang dibuat siswa dengan lulur yang dibuat oleh tim PKM-M

c. Siswa lebih percaya diri dilihat dari refleksi melalui sharing yang dilakukan bersama-sama oleh tim dan siswa.

d. Meningkatnya kesadaran anak-anak dalam memanfaatkan limbah ditunjukan dengan meningkatnya pengetahuan mereka mengenai bahan-bahan pembuatan lulure. Siswa memahami cara membuat lulur yang ditunjukan mereka melalui pembuatan lulur oleh masing-masing individu.f. Meningkatnya kemandirian anak-anak tuna rungu dalam membuat lulur ditunjukan oleh mereka pada pertemuan ke tiga yaitu mampu membuat lulur dengan melihat panduan tanpa bimbingan dari tim PKM-MBAB IVRENCANA TAHAPAN BERIKUTNYARencana tahapan berikutnya ialah melakukan follow up apakah kegiatan pembuatan lulur terus berjalan di SLB-B Yapenas serta memantau apakah kualitas lulur yang dibuat tetap sama setelah kegiatan pembimbingan dan pengawasan langsung selesai. Tidak kalah pentingnya dalam rangkaian kegiatan follow up ini adalah mencari tahu apakah terdapat kreasi lain yang dapat dikembangkan siswa-siswi SLB Yapenas baik yang berkaitan dengan lulur maupun pemanfaatan limbah. Jika kegiatan pembuatan lulur dapat berjalan secara terus menerus maka dapat dilakukan uji terhadap kualitas lulur yang dihasilkan sehingga layak dipasakan. Uji ini dapat difasilitasi dengan adanya dana hibah selanjutnya dari dikti.

Apabila lulur yang dihasilkan layak jual maka dapat diambil langkah untuk mendapatkan ijin dari badan POM serta membuat badan usaha sehingga lulur yang dihasilkan dapat dipasarkan. Pemasaran lulur ini adalah kegiatan wirausaha yang dapat dirasakan dan dilakukan secara nyata oleh siswa-siswi SLB Yapenas sehingga mereka dapat mengenal dunia usaha. Hasil pemasaran lulur tersebut dapat membantu perekonomian sekolah maupun siswa secara individu. Dengan adanya kemampuan para siswa yaitu dapat menghasilkan secara finansial maka siswa akan jauh lebih percaya diri dan merasa diterima bila mereka terjun di masyarakat dan masyarakat awam tidak memandang rendah/ sebelah mata kepada siswa-siswi SLB-B Yapennas serta kaum difabel pada umumnya.LAMPIRAN

1. Penggunaan danaJenisPemasukan (Rp)Pengeluaran (Rp)

Dana hibah4.900.000

Bahan habis pakai1.124.600

Perjalanan84.500

Lain-lain120.350

Peralatan penunjang897.950

Sisa (Rp)2.672.600

2. Bukti-bukti pendukung kegiatana. Modul kerja

b. Kegiatan bersama siswa SLB YAPENAS

c. Konsultasi dengan dosen pembimbing

Menyetujui

Ketua Program Studi Farmasi

(C.M. Ratna Rini N, S.Si., M. Pharm., Apt.)

NIP. P. 2040

Ketua Pelaksana

(Stephani Giovanni Krisvianty)

NIM. 118114066

Dosen Pendamping

(C.M. Ratna Rini N, S.Si., M. Pharm., Apt.)

NIDN : 0524057502

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

Universitas Sanata Dharma

(Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J.,M.A.,M.Sc.)

NIP. P.1240