Laporan Yogurt THRY.docx

28
I. PENDAHLUAN A. Latar Belakang Akibat kandungan susu segar yang kompleks menyebabkan susu segar mudah mengalami kerusakan jika tidak segera dilakukan penanganan yang tepat. Susu segar mengandung berbagai komponen zat gizi lengkap yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Susu segar dapat diolah lagi menjadi produk lanjutan, salah satunya adalah yogurt. Yogurt sangat baik untuk dikonsumsi karena sangat kaya mineral kalsium, fosfor, dan potasium, yogurt juga kaya vitamin A, B1, B2, serta B3. Yogurt juga dapat mempercepat proses metabolisme, sehingga pembuangan menjadi lancar dan kolesterol serta lemak tidak terserap tubuh. Banyak mengkonsumsi yogurt bisa membuat pencernaan kita menjadi lebih sehat. Bakteri probiotik dalam yogurt bisa menyeimbangkan dan menyehatkan mikroflora dalam usus dan membantu pencernaan serta dapat menjaga tubuh tetap bugar. Yoghurt berasal susu yang kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan membentuk asam laktat. Bakteri yang digunakan dalam pembuatan yogurt adalah Streptococcus

Transcript of Laporan Yogurt THRY.docx

I. PENDAHLUANA. Latar BelakangAkibat kandungan susu segar yang kompleks menyebabkan susu segar mudah mengalami kerusakan jika tidak segera dilakukan penanganan yang tepat. Susu segar mengandung berbagai komponen zat gizi lengkap yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Susu segar dapat diolah lagi menjadi produk lanjutan, salah satunya adalah yogurt.Yogurt sangat baik untuk dikonsumsi karena sangat kaya mineral kalsium, fosfor, dan potasium, yogurt juga kaya vitamin A, B1, B2, serta B3. Yogurt juga dapat mempercepat proses metabolisme, sehingga pembuangan menjadi lancar dan kolesterol serta lemak tidak terserap tubuh. Banyak mengkonsumsi yogurt bisa membuat pencernaan kita menjadi lebih sehat. Bakteri probiotik dalam yogurt bisa menyeimbangkan dan menyehatkan mikroflora dalam usus dan membantu pencernaan serta dapat menjaga tubuh tetap bugar.Yoghurt berasal susu yang kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan membentuk asam laktat. Bakteri yang digunakan dalam pembuatan yogurt adalah Streptococcus thermophilus dan bakteri probiotik Lactobaccillus bulgaricus. Lactobacillus bulgaricus berfungsi untuk menghasilkan rasa asam dan aroma yang khas sedangkan Streptococcus thermophyllus berfungsi tekstur yoghurt kental. Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai pembuatan yogurt agar mahasiwa mengetahui cara pembuatan yogurt yang benar.

B. Tujuan dan KegunaanTujuan dari praktikum pembuatan yogurt yaitu :1. Untuk mengetahui cara pembuatan yoghurt yang baik dan benar.2. Untuk mengetahui prinsip pembuatan yoghurt dengan memanfaatkan mikroba Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopHilus.3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan yogurt.4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan substrat.Kegunaan dari praktikum pembuatan yogurt yaitu agar mahasiswa mengetahui cara pembuatan yogurt yang benar sehingga dapat menghasilkan produk fermentasi dalam jumlah besar.

II. TINJAUAPUSTAKAA. YogurtYoghurt berasal susu yang kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan membentuk asam laktat. Yogurt berkhasiat bagi kesehatan yaitu terutama pada proses pencernaan. Bakteri yang biasa digunakan dalam proses pembuatan yogurt adalah bakteri Lactobacillus bulgaricus dan bakteri Streptococcus thermophilus. Bakteri-bakteri ini yang akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental, inilah bentuk yoghurt dasar yang telah jadi (Rahmadhani, 2013).B. Lactobacillus bulgaricus Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang membantu dalam proses fermentasi yoghurt. Bakteri ini mengubah laktosa menjadi asam laktat. Asam ini sekaligus dapat mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa sehingga orang yang toleran terhadap susu murni dapat mengkonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah kesehatan (Ramadhani, 2013).Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri berbentuk batang, berantai, tidak berspora, tidak berflagel, Gram positif, bergranulasi dengan pewarnaan methylen blue, bersifat homofermentatif yaitu produk akhir dari metabolisme karbohidrat adalah asam laktat, mikroaerofilik, tidak mencerna kasein, tidak memproduksi indol dan H2S, tidak memproduksi enzim katalase, kadang-kadang memproduksi pigmen kuning sampai orange dan tidak patogen (Adriani, 2009).C. Streptococcus thermophilusStreptococcus thermophilus merupakan bakteri gram-positif yang bersifat anaerob. Streptococcus thermophilus banyak digunakan pada pembuatan keju, fermentasi makanan. Streptococcus thermophilus memiliki peran sebagai probiotik, mengurangi gejala intoleransi laktosa dan gangguan gastrointestinal lainnya (Ramadhani, 2013).Streptococcus thermophilus memiliki bentuk sel yang bulat atau elips dengan diameter 0,7-0,9, tumbuh secara berpasangan atau berbentuk rantai pendek. Suhu pertumbuhan optimum untuk Streptococcus thermophilus adalah 37-42C, merupakan bakteri gram positif, katalase negatif, tidak berspora, uniseluler, anaerob, heterotropik, tumbuh baik pada media berisi karbohidrat dan ekstrak yeast. Tumbuh optimum pada pH 6,5 dan akan terhenti pertumbuhanrya pada pH 4,2-4,4 (Sunarlim, 2007).D. Mekanisme Pembuatan YogurtMenurut Ramadhani (2013) tahapan pembuatan yogurt adalah sebagai berikut.1. Pasteurisasi susu dalam beaker glass pada suhu 61-630C selama 15 menit. Pasteurisasi ini bertujuan untuk membunuh bakteri patogen dan mempersiapkan media tumbuh yang sesuai bagi bakteri starter. Turunkan suhu sampa 430C yang meupakan suhu optimum bagi pertumbuhan bakteri starter2. Inokulasikan starter sebanyak 6 ml dari volume bahan baku 1 liter, lalu aduk hingga tercampur rata.3. Tambahkan larutan gula 6% ke dalam beaker glass, kemudian aduk hingga rata.4. Setelah itu, tutup beaker glass menggunakan plastic wrap, lalu bungkus dengan koran agar tidak terkena sinar matahari.5. Diamkan selam 24 jam. Setelah menjadi yoghurt lakukan uji organoleptik pada tiap minngu selama 3 minggu.E. Starter YoghurtBibit atau starter yoghurt terdiri dari biakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan biakan Streptococcus themophillus. Pembuatan bibit untuk yoghurt dilakukan secara bertahap. Pertama Lactobacilus bulgaricus maupun themophillus masing-masing dibiakkan dalam susu secara terpisah. Kemudian biakan dicampur bila telah siap digunakan. Bila inokulum dicampurkan langsung, salah satu bibit sering dominan dan menekan pertumbuhan bibit lainnya. Untuk mempertahankan atau penyediaan bibit masing-masing biakan atau kultur tersebut harus dipindahkan ke dalam medium (susu) yang baru secara berkala atau kultur tersebut dicampur susu dan dikering bekukan (Anonim, 2013).Laktosa berperan dalam komposisi yogurt sebagai pemanis. Sebagai pemanis biasa digunakan sukrosa atau gula pasir, madu ataupun sirup. Jumlah gula dalam yoghurt akan menentukan jumlah asam cita-rasa yang diproduksi oleh bibit yoghurt. Gula yang ditambahkan bisa dalam bentuk kristal bubuk ataupun sirup. Umumnya gula yang ditambahkan ke dalam yoghurt pada awal fermentasi sekitar 5 - 7 % (Anonim, 2013).

III. METODOLOGI PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat Praktikum Pembuatan Yoghurt ini dilakukan pada hari Senin, 29 September 2014 pukul 10.00 12.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi dan Keamanan Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : timbangan analitik erlenmeyer autoclave panci kompor thermometer botol incubator pH meter shaker pipet volume pipet tetes alat titrasi bulpBahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : susu skim glukosa K2HPO4 MgSO47H2O aquadest

aluminium foil kapas indikator pp NaOH

C. Prosedur Praktikum Prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut :a. Pembuatan Starter Yogurt1. Ditimbang susu skim, K2HPO4, dan MgSO47H2O masing-masing sebanyak 2,5 gram, 0,1 gram, dan 0,029 gram.2. Dilarutkan dalam 50 ml aquadest.3. Disterilisasi alam 15 menit pada suhu 1210C.4. Dimasukkan kultur sebanyak 10 ml.5. Dishaker pada suhu 370C selama 2 hari.b. Pembuatan Yoghurt.1. Dimbang susu skim 10 gram sebanyak dan glukosa sebayak 5 gram.2. Dilarutkan dalam 100 ml aquadest.3. Dimasukkan dalam botol dan tutup dengan kapas serta aluminium foil.4. Dilakukan pasteurisasi pada suhu 60oc salama 15 menit.5. Didinginkan.6. Diukur pH.7. Ditambah starter A,B,dan C masing-masing 5 ml.8. Ditutup menggunakan alufo dan kapas, lalu diinkubasi selama 2 hari.c. Pengukuran Asam Laktat.1. Dipipet 10 ml yoghurt dan larutkan dalam 100 ml aquadest.2. Dihomogenkan.3. Diambil 25 ml dan di tetesi indicator pp.4. Ditetesi NaOH 0,1 N hingga berubah warna menjadi merah mudah.5. Hitung total asam laktat menggunakan rumus berikut :

D. Parameter Pengamatan Parameter pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Warna2. Aroma3. pH4. Asam laktat5. kenampakanE. Perlakuan Praktikum Perlakuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Susu skim 10%2. Susu skim 10% + glukosa 3%3. Susu skim 10% + glukosa 5%4. Susu skim 12,5% 5. Susu skim 12,5% + glukosa 3%6. Susu skim 12,5% + glukosa 5%7. Susu skim 15%8. Susu skim 15 % + glukosa 3%

VI. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :Tabel 01. Hasil Pengamatan Yogurt hari ke - 2NOWarnaAromapHAs. LaktatKenampakan

Kel IPutih keruhTidak bau4,680,072%Endapan, keruh, gumpalan

KuningTidak bau5,070,072%Endapan, gumpalan

KuningTidak bau5,290,144%Endapan, gumpalan

Kel IIKuningTidak bau5,850,072%Endapan

KuningTidak bau5,150,108%Endapan

KuningTidak bau4,630,072%Endapan (+)

Kel IIIKuningTidak bau5,190,072%Endapan (+), gumpalan

KuningTidak bau5,100,072%Endapan

KuningTidak bau5,000,072%Endapan (+)

Kel IVKuningTidak bau4,930,072%Endapan

KuningTidak bau5,000,108%Endapan

KuningTidak bau4,900,144%Endapan, gumpalan

Kel VKuningTidak bau5,160,072%Endapan

KuningTidak bau5,220,180%Endapan

KuningTidak bau5,180,072%Endapan, gumpalan

Kel VIKuningTidak bau5,860,072%Endapan, gumpalan

KuningTidak bau5,030,180%Endapan

KuningTidak bau4,810,180%Endapan gumpalan

Kel VIIKuningTidak bau5,320,108%Endapan

KuningTidak bau5,090,072%Endapan (+), gumpalan

KuningTidak bau5,250,108%Endapan (+), gumpalan

Kel VIIIKuningTidak bau5,260,072%Endapan (+)

KuningTidak bau5,100,072%Endapan (++)

KuningTidak bau5,040,144%Endapan (+), gumpalan

Sumber : Data Sekunder, Aplikasi Bioteknologi Pangan, 2014.Tabel 02. Hasil Pengamatan Yogurt hari ke - 4NOWarnaAromapHAs. LaktatKenampakan

Kel IPutih Tidak bau4,560,288%Endapan, keruh

KuningTidak bau4,840,108Endapan, keruh

KuningTidak bau4,750,108Endapan, keruh

Kel IIPutihTidak bau4,550,360Endapan, keruh

KuningTidak bau4,720,288Endapan, keruh

KuningTidak bau4,830,144Endapan, keruh

Kel IIIKuningTidak bau4,630,144Endapan, keruh

KuningTidak bau4,910,108Endapan, keruh

KuningTidak bau4,720,144Endapan, keruh

Kel IVKuningTidak bau4,820,144Endapan, keruh

KuningTidak bau4,750,108Endapan, keruh

KuningTidak bau4,540,288Endapan, keruh

Kel VKuningTidak bau5,050,144Endapan, keruh

KuningTidak bau4,600,324Endapan, keruh

KuningTidak bau5,160,108Endapan, keruh

Kel VIKuningTidak bau5,320,144Endapan, keruh

PutihTidak bau4,230,396Endapan, keruh

KuningTidak bau4,690,180Endapan, keruh

Kel VIIPutihTidak bau4,650,180Endapan, keruh

KuningTidak bau4,760,144Endapan, keruh

KuningTidak bau4,880,252Endapan, keruh

Kel VIIIKuningTidak bau4,390,144Endapan, keruh

KuningTidak bau4,680,288Endapan, keruh

KuningTidak bau4,650,108Endapan, keruh

Sumber: Data Sekunder Aplikasi Bioteknologi Pangan, 2014.B. PembahasanYogurt mempunyai nilai nutrisi yang mirip dengan susu sehingga merupakan sumber luar biasa akan protein, kalsium, fosfor, vitamin B2, B1 dan B12. Yogurt berasal dari susu yang difermentasi dengan bantuan mikroba. Bakteri yang digunakan dalam pembuatan yogurt adalah Lactobacillusbulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahmadhani (2013), bahwa bakteri yang biasa digunakan dalam proses pembuatan yogurt adalah bakteri Lactobacillus bulgaricus dan bakteri Streptococcus thermophilus.Mikroba yang akan diisolasi pada praktikum ini adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Bakteri ini biasa digunakan dalam proses pembuatan yogurt. Lactobacillus bulgaricus akan mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat yang mengakibatkan susu akan terasa asam dan kental. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahmadhani (2013), bahwa bakteri Lactobacillus bulgaricus yang akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental, inilah bentuk yoghurt dasar yang telah jadi.Stater dalam pembuatan yogurt memegang peranan penting karena dapat mempengaruhi rasa dan favor. Pembuatan starter dilakukan dengan cara menimbang 2,5 gram susu skim, 0,1 K2HPO4 dan 0,029 MgSO4.7H2O ke dalam erlenmeyer kemudian dilarutkan dalam 50ml aquadest. Setelah itu di sterilisasi pada suhu 1210C selama 15 menit lalu dimasukkan kultur dengan perbandngan 10ml. kemudian dishaker pada suhu 370C selama 2-3 hari. Starter terdiri dari biakan Lactobacillus bulgaricus dan biakan Streptococcus themophillus. Hal ini sesuai dengan Anonim (2013), bahwa bibit atau starter yoghurt terdiri dari biakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan biakan Streptococcus themophillus. Pembuatan bibit untuk yoghurt dilakukan secara bertahap.Penambahan starter dilakukan dengan memipet sebanyak 5 ml lalu dihomogenkan. Fungsi dari penambahan starter ini yaitu untuk memperbanyak bakteri L. bulgaricus dan S. themophillus pada proses fermentasi yogurt sehingga dapat menghasilkan asam laktat. Hal ini sesuai dengan Helferich dan Westhoff, (1980) yang menyatakan bahwa fungsi dari penambahan starter yaitu untuk menumbuhkan bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus thermophillus and Lactobacillus bugaricus. Bakteri-bakteri ini akan memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat. Pasteurisasi merupakan perlakuan pemanasan dengan suhu yang lebih rendah dari titik didih air. Pada praktikum pembuatan yogurt, pasteurisasi dilakukan dengan cara memanaskan botol pada suhu 61-630C selama 15 menit. Tujuan dari pasteurisasi ini adalah untuk membunuh mikroba kontaminan baik patogen maupun pembusuk yang terdapat dalam bahan baku sehingga dapat memberikan lingkungan yang steril dan kondusif untuk pertumbuhan kultur starter. Selain itu juga untuk denaturasi dan koagulasi protein whey sehingga dapat meningkatkan viskositas dan tekstur yoghurt. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ramadhani (2013), bahwa pasteurisasi ini berfungsi untuk membunuh mikroorganisme kontaminan pada susu.Proses pembuatan yogurt memerlukan suhu yang hangat, sehingga perlu melalui proses inkubasi. Pada praktikum pembuatan yogurt proses inkubasi dilakukan selama dua hari di dalam inkubator pada suhu umum inkubasi 37C. Hal ini bertujuan agar bakteri biakan yang terkandung dalam starter dapat tumbuh dan berkembangbiak. Hal ini sesuai dengan Javetz et al (1980), bahwa Inkubasi merupakan proses pertumbuhan biaakan bakteri atau perbanyakan biakan dengan menyediakan keadaan lingkungan yang sesuai. Hasil pH yang diperoleh pada praktikum ini pada minggu ke dua memiiki rata-rata pH asam yaitu 5,01. Setelah dua hari, dilakukan lagi pengukuran pH dan terjadi penurunan pH menjadi 4,71. Penurunan pH disebabkan oleh aktivitas bakteri yang menghasilkan semakin banyak asam laktat. Hal ini sesuai dengan Anonim (2013), bahwa Pada awalnya Streptococcus menyebabkan penurunan pH hingga 5,0 sampai 5,5, selanjutnya pH menurun hingga 3,8 hingga 4,5 karena Lactobacillus.Aroma yang dihasilkan pada hasil pangamatan hari ke-2 dan hari ke-4 tidak menandakan aroma khas yogurt. Hal ini bisa dikarenakan adanya beberapa faktor yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan pada saat proses fermentasi. Seharusnya setelah dilakukan proses inkubasi, maka akan dihasilkan produk-produk metabolit yang akan memberi aroma khas pada yogurt. Hal ini sesuai dengan Apriadi (2012), bahwa Sesudah inkubasi semalaman maka Bakteri menghasilkan diasetil, asetaldehida dan berbagai produk metabolik lain yang memberi aroma karakteristik pada yogurt.Kenampakan pada hasil pengamatan hari ke-3 terlihat adanya endapan dan gumpalan putih keruh. Sedangkan pada pengamatan hari ke-6 juga menunjukan adanya endapan dan berwarna keruh. Terbentuknya endapan ini dikarenakan derajat keasaman yang semakin naik atau semakin asam. Kenaikan asam ini menjadikan pH semakin turun atau asam di angka 4. Pengendapan ini terjadi dikarenakan kesein telah mencapai titik isolektriknya yaitu pada pH 4,6 dan menyabakan penggumpalan seperti gel. Hal ini sesuai dengan Belitz, et al., (2009) yang menyatakan bahwa kasein dapat diendapkan pada pH 4,6 karena pH tersebut merupakan titik isoelektrisnya. Tetapi protein lain, pada pH tersebut tidak mengendap. Stabilitas kasein mulai terganggu pada pH 5,3.Asam laktat yang diperoleh dari hasil pengamatan hari ke-3 pada starter A adalah 0.072 %, starter B adalah 0.072 % dan starter C adalah 0,144 %. Sedangkan pada hasil pengamatan hari ke-6 total asam laktat yang diperoleh pada starter A adalah 0,288%, pada starter B adalah 0,108 %, dan pada starter C adalah 0,108 %. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan asam laktat dari hari ke-3 hingga ke-6 selama proses pembuatan yogurt. Peningkatan asam laktat ini disebabkan laktosa yang ada dalam susu mula-mula dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim yang dihasilkan oleh Lactobacillus bulgaricus dan S.thermopillus. Glukosa hasil pemecahan laktosa akan melalui jalur glikolisis dan membentuk asam piruvat. Asam piruvat akan berubah menjadi asam laktat karena aktivitas dari enzim laktat dehidrogenase yang dihasilkan oleh kedua bakteri tersebut. Terbentuknya asam laktat akan menyebabkan penurunan pH. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sunarlim (2007), bahwa bahwa selama proses fermentasi, laktosa diubah menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat.Warna yang dihasilkan pada pengamatan hari ke-3 pada staeter A adalah putih keruh, starter B adalah kuning, dan starter C adalah kuning. Sedangkan pada pengamatan hari ke-6 yoghurt tidak mengalami perubahan warna dan tetap berwarna kuning. Warna kuning yang dihasilkan pada yogurt ini berasal dari warna susu skim yang berwarna putih kekuningan yang diakibatkan pancaran dan absorpsi sinar oleh tetesan lemak susu dan misel protein. Hal ini sesuai dengan Belitz,et al., (2009) yang menyatakan bahwa susu berwarna putih, putih kekuningan, cairan buram, warna yang dihasilkan diakibatkan pancaran dan absorpsi sinar oleh tetesan lemak susu dan misel protein.Aroma yang dihasilkan pada hasil pangamatan hari ke-3 pada starter A, B, dan C sama dengan aroma yang dihasilkan pada pengamatan hari ke-6, yaitu tidak berbau khas yogurt. Hal ini disebabkan dikarenakan adanya beberapa faktor yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan pada saat proses fermentasi, yaitu sanitasi, susu yang tidak steril, lingkungan, suhu yang tidak sesuai dan waktu pemanasan yang terlalu lama. Faktor tersebut mempengaruhi kinerja dari bakteri L. bulgaricus yang berperan dalam pembentukan aroma, sehingga kurang menghasilkan zat-zat volatile yang berperan dalam pembentukan aroma khas yoghurt. Senyawa volatile tersebut berupa asetildehid, aseton, dan asetoin. Hal ini sesuai dengan Taufik (2013) yang menyatakan bahwa senyawa asam asetat, asetaldehida, aseton, diasetil, 2-butanon, asetoin, dan 3-methyl-2-butanon merupakan senyawa flavor volatil utama dari yoghurt.Konsentrasi gula dan susu skim yang digunakan pada pembuatan yoghurt yaitu sebanyak 10 % gula tanpa menggunakan susu skim. Gula berfungsi sebagai substrat yang diperlukan pada pertumbuhan mikroba. Penambahan gula pada pembuatan yogurt biasanya digunakan sebanyak 4-11%. Hal ini sesuai dengan Hidayat (2006), yang menyatakan bahwa penambahan susu skim 3-5% dapat meningkatkan nilai gizi yoghurt dan memperbaiki konsistensi. Penambahan sukrosa 4-11% dan buah segar dapat mengubah citarasa yoghurt sehingga lebih disukai.

V. PENUTUPA. Kesimpulan Kesimpulan yang diperolah dari praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Cara pembuatan yogurt yang baik dan benar meliputi tahap proses barikut ini yaitu dengan persiapan bahan, penambahan kultur starter, homogenisasi, pasteurisasi, inkubasi, fermentasi, pendinginan.2. Prinsip pembuatan yogurt dengan bakteri asam laktat yaitu mengubah laktosa menjadi asam laktat dengan memanfaatkan enzim yang dihasilkan oleh Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopilus yaitu enzim laktat dehidrogenase.3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan yogurt yaitu jenis susu, kultur starter, homogenisasi, pasteurisasi, inkubasi, penyimpanan, suhu, dan kondisi lingkungan.4. Pengaruh penggunaan substrat terhadap yogurt yang dihasilkan pada praktikum ini yaitu membantu dalam pemenuhan nutrient bagi kedua bakteri asam laktat.B. Saran Saran bagi praktikum ini yaitu sebaiknya para praktikan lebih memperhatikan lagi faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada proses fermentasi yogurt.

LAMPIRANLampiran 05. Hasil pembuatan yoghurt.

Hasil Yoghurt hari ke -3.

Hasil Yoghurt hari ke- 6.

DAFTAR PUSTAKAAnonim 2013. Proses Pembuatan Yogurt. http://qualityz.blogspot.com/2013/06/proses-pembuatan-yoghurt.html. Diakses pada tanggal 12 oktober 2014. Makassar.

Apriadi 2012. Mikroorganisme Yang Berperan Dalam Pembentukan Makanan dan Minuman. http://muhandriapriadi.blogdetik.com/2012/03/28/mikroorganisme-yang-berperan-dalam-pembentukan-makanan-dan-minuman/. Diakses pada tanggal 12 oktober 2014. Makassar.

Javetz, E., J .L. Melnick, and E.A. Elberg. 1990. Agrobiology. Diterjemahkan oleh dr. Geraud Bonang. Buku Kedokteran. E.G.C . Jakarta

Lovita, adriani 2009. Pengaruh Imbangan Bakteri. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/pengaruh_imbangan_bakteri.pdf. Diakses pada tanggal 12 oktober 2014. Makassar.

Sunarlim, 2007. Pembuatan Yogurt. http://bbalitvet.litbang deptan.go.id/ind/attachments/217_27.pdf. Diakses pada tanggal 12 oktober 2014. Makassar.

Winarno 1991 http://eprints.uns.ac.id/7658/1/143851308201008381.pdf. Diakses pada tanggal 12 oktober 2014. Makassar.