Laporan Tutor III

11
Skenario Seorang pria berusia 58 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri dan rasa panas seperti terbakar yang dirasakan dikedua kaki. More info : Tekanan darah 120/80 mmHg. Terdapat penurunan refleks patella dan achilles pada kedua kaki. Terdapat gangguan sensorik pada pemeriksaan vibrasi,posisi,dan nyeri pada kedua kaki. Anamnesis : penderita sering minum tuak,pernah muntah darah dan dirawat di Rumah Sakit karena ssakit lambung . apa yang terjadi pada pria ini ?

description

tugasss

Transcript of Laporan Tutor III

SkenarioSeorang pria berusia 58 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri dan rasa panas seperti terbakar yang dirasakan dikedua kaki. More info :Tekanan darah 120/80 mmHg. Terdapat penurunan refleks patella dan achilles pada kedua kaki. Terdapat gangguan sensorik pada pemeriksaan vibrasi,posisi,dan nyeri pada kedua kaki.Anamnesis : penderita sering minum tuak,pernah muntah darah dan dirawat di Rumah Sakit karena ssakit lambung . apa yang terjadi pada pria ini ?

Hasil TutorialdanBelajar MandiriI. Klarifikasi Istilaha. Achilles: Di atas tumit kaki b. Pemeriksaan vibrasi : Pemeriksaan getaran dengan alat mekanik

II. Definisi Masalaha. Keluhan nyeri dan rasa panas terbakar di kedua kaki.b. Penurunan refleks petella dan achilles pada kedua kakic. Gangguan sensorikd. Sering minum tuak, muntah darah

III. Analisa Masalaha. Gejala neuropati: Gangguan sistem saraf perifer.b. Faktor usia Lesi lower Konsumsi tuak (alkohol) secara berlebihanc. Lesi upper motor neuron d. 1. Fakror internal : depresi,cemas,stress2. Faktor eksternal: sosial , ekonomi3. Perdarahan pada lambung.

IV. Gali Konsep

V. Learning Objective1. Anatomi dan fisiologi dari susunan saraf perifer dalam menetukan letak dan luas gangguan sistem saraf dalam kasus neuropati.2. Perjalanan penyakit dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan etiologi neuropati yang terjadi 3. Membedakan gangguan saraf yang terjadi merupakan neuropati/bukan dari anamnesis,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang.4. Patofisiologi neuropati dalam merencanakan tatalaksana awal.5. Komplikasi dan prognosa stroke6. Mencari literature yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pencegahan dan perawatan neuropati.7. Menunjukan keterampilan komunikasi dengan teman sejawat.

VI. Pembahasan 1. 2. Perjalanan penyakit a. Degenerasi wallerian Terjadi degenerai akson dan selubung mielin ke arah distal dari lesi Degenerasi bisa juga ke proksimal satu atau dua segmen.b. Demielinasi segmentalTimbul bila terjadi lesi pada sel schwann proses dimulai di daerah nodus ranvier dan meluas tak teratur mengenai segmen-segmen internodus lainnyac. Degenerasi akson primerDisebut juga dengan aksonopati. Degenerasi akson ini biasanya diikuti oleh demielinisasi segmental yang sekunder. Sering pada uremia, keracunan alkohol, lepra, dan karsinoma.Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan DarahMendeteksi adanya diabetes, defisiensi vitamin, disfungsi hati (ginjal) dan kelainan metabolik lainnya. b. CT ScanMendeteksi kerusakan tulang dan pembuluh darah, tumor otak tertentu dan kista, herniadis, spinal stenosis (penyempitan saluran tulang belakang) dan gangguan lainnya.c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)Dapat menunjukkan kualitas dan ukuran otot, mendeteksi pergantian lemak terhadap jaringan otot, dan menentukan apakah suatu saraf mengalami kompresid. Elektromiograf (EMG)Dievaluasi dengan memasukkan jarum halus ke dalam otot, untuk membandingkan jumlah aktivitas listrik yang ada pada saat otot mengalami istirahat dengan terjadi kontraksi.e. Kecepatan konduksi saraf (NCV)Mengukur tingkat kerusakan pada serabut saraf yang lebih besar dan membedakan apakah gejala tersebut disebabkan oleh degenerasi selubung mielin dan akson.3. Pendekatan klinis awal dalam mendiagnosis neuropati perifer adalah menentukan adanya tanda dan gejala yang ada hubungannya dengan disfungsi saraf perifer. Pemeriksaan Fisik: a. Pemeriksaan penyebab kerusakan saraf seperti pemeriksaan kekuatan otot serta bukti adanya kram atau fasikulasi, mengidentifikasikan keterlibatan saraf motorikb. Tindakan evaluasi kemampuan pasien untuk merasakan adanya getaran, sentuhan ringan, posisi tubuh, suhu dan nyeriPemeriksaan Penunjang :a. CT ScanMendeteksi kerusakan tulang dan pembuluh darah, tumor otak tertentu dan kista, herniadis, spinal stenosis (penyempitan saluran tulang belakang) dan gangguan lainnya.b. Pemeriksaan DarahMendeteksi adanya diabetes, defisiensi vitamin, disfungsi hati (ginjal) dan kelainan metabolik lainnya. c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)Dapat menunjukkan kualitas dan ukuran otot, mendeteksi pergantian lemak terhadap jaringan otot, dan menentukan apakah suatu saraf mengalami kompresid. Elektromiograf (EMG)Dievaluasi dengan memasukkan jarum halus ke dalam otot, untuk membandingkan jumlah aktivitas listrik yang ada pada saat otot mengalami istirahat dengan terjadi kontraksi.e. Kecepatan konduksi saraf (NCV)Mengukur tingkat kerusakan pada serabut saraf yang lebih besar dan membedakan apakah gejala tersebut disebabkan oleh degenerasi selubung mielin dan akson.4. Patofisiologi Neuropati dalam merencanakan tatalaksana awalPendekatan umum dalam penatalaksanaan neuropati perifer dapat dibagi menjadi 3 garis besar :a. Pertama, upaya membalikkan proses patofisiologi jika jenis kerusakannya dapat dijelaskanb. Kedua, metabolisme saraf dapat dijelaskan agar dapat mendorong terjadinya regenerasic. .Ketiga, balikkan jika saraf pada neuropati sendiri tidak bisa diperbaiki, tetapi simptomatik merupakan salah satu pilihan yang dapat dilakukan5. Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal yang berkembang cepat.Komplikasi Stroke :a. Pneumonia, septikemia (akibat ulcus decubitus atau Infeksi Saluran Kemih)b. Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis,DVT) dan emboli paruc. Infark miokard, aritmia jantung, dan gagal jantungd. Ketidakseimbangan cairane. Infark serebriPrognosis strokePrognosis jangka panjang suatu defisit neurologis pada stadium awal sulit diramalkan. Secara umum, makin lama mulai pemulihan menunjukkan prognosis yang kurang baik, dan bila minggu saat pertama masih belum ada tanda-tanda pemulihan aktivitas motorik atau bicara, tampaknya fungsi-fungsi ini sulit dapat sembuh seperti semula. Hemianopsia yang persisten lebih dari 1 minggu biasanya akan menjadi permanen. Adanya defisit lobus parietal (hemisfer non dominan) biasanya menandakan bahwa rehabilitas akan lebih sulit. Defisit akibat infark batang otak, umumnya mempunyai prognosis yang lebih baik dari defisit akibat disfungsi hemisfer serebri. Kelumpuhan yang menetap selama 6 bulan biasanya tidak dapat pulih.(sumber : buku Ilmu Bedah Saraf by Satyanegara, Hlm. 258-259)Hemianopsia : defek penglihatan atau kebutaan sebagian.6. Sumber menyelesaikan masalah :a. PencegahanNeuropati perifer hanya dapat dicegah pada bentuk di mana penyakit yang mendasarinya hal-hal yang dapat dilakukan seseorang untuk pencegahan di antaranya adalah vaksinasi terhadap penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan neuropati seperti polroe dan diferti. Pengobatan secara fisik sesegera mungkin dapat menolong mencegah perusakan saraf yang permanen atau memburuk.b. PerawatanSuportif jangka panjang : Beberapa neuropati perifer tidak dapat disembuhkan atau memerlukan beberapa waktu untuk penyembuhan. Pada kasus-kasus tersebut monitoring jangka panjang dan perawatan suportif dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan dapat diulang untuk mengetahui perkembangan neuropatinya. Jika terdapat keterlibatan saraf otonomi, monitoring secara berhalangan banyak neuropati perencanaan penatalaksanaan nyeri mungkin perlu dilakukan jika nyeri menjadi kronis.7. Beberapa aspek penting dalam berkomunikasi dengan teman sejawat :a. Permintaan konsulb. Batasi komentar yang tidak perluc. Terima nasihat dengan ikhlasd. Hindari kriminalitase. Jangan menjadi penasihat tuntutan hukum sejawat sendiriBerdasarkan SKDI tahun 2012:a. Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benarb. Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatanc. Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektifKesim