LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

90
LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK ATAS PENJUALAN RETAIL PRODUK TEH KAYU ARO OLEH SUB BAGIAN UNIT TEH KEMASAN PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya OLEH : RAHMAT HIDAYAT NIM. C0D018036 PROGAM STUDI PERPAJAKAN PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2021

Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Page 1: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP

PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK ATAS PENJUALAN RETAIL

PRODUK TEH KAYU ARO OLEH SUB BAGIAN UNIT TEH KEMASAN

PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

OLEH :

RAHMAT HIDAYAT

NIM. C0D018036

PROGAM STUDI PERPAJAKAN PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 2: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

i

HALAMAN PERSETUJUAN

Dengan ini, Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Instruktur Lapangan,

dan Ketua Program Studi Perpajakan menyatakan bahwa laporan tugas

akhir yang disusun oleh:

Nama : Rahmat Hidayat

NIM : C0D018036

Program Studi : Perpajakan

Judul Laporan :Penerapan Pajak Pertambahan Nilai terhadap

Penyerahan Barang Kena Pajak atas Penjualan Retail

Produk Teh Kayu Aro oleh Sub Bagian Unit Teh

Kemasan pada PT.Perkebunan Nusantara VI.

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan

kelaziman yang berlaku dalam ujian komprehensif dan Laporan Magang

pada tanggal seperti tertera dibawah ini.

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Reni Yustien, S.E., M.Si., Ak., CA.

NIP. 197301171999032002

Jambi, Juli 2021

Instruktur Lapangan

Fenny Syahfitri

NIP. 609464

Mengetahui :

Ketua Program Studi Perpajakan

Nela Safelia,S.E., M.Si

NIP. 198007082005012005

Page 3: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Panitia

Penguji Laporan Tugas Akhir dan Ujian Komprehensif Program Studi

Perpajakan Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Jambi pada :

Hari/Tanggal : Jum’at / 09Juli 2021

Jam : 14.30 s/d selesai

Tempat : Via Zoom Meeting

Tim Penguji :

Jabatan Nama Tanda Tangan

1. Ketua Penguji : Misni Erwati, SE., M.Si ___________

2. Sekretaris : M. Ridwan, SE., M.Sc ___________

3. Anggota 1 : Lutfi, S.E., M.Sc. ___________

4. Anggota 2 (DPA) : Reni Yustien, S.E., M.Si., Ak., CA. ___________

Disahkan Oleh :

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr.Enggar Diah Puspa Arum,SE.,M.Si.,Ak.,CA.

NIP. 197610032000122001

Ketua Program Studi Perpajakan

Nela Safelia,S.E., M.Si

NIP. 198007082005012005

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr.H.Junaidi,SE.,M.Si.

NIP. 196706021992031003

Page 4: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

iii

ABSTRAK

Laporan Magang ini berjudul “Penerapan Pajak Pertambahan Nilai

terhadap penyerahan Barang Kena Pajak atas Penjualan Retail Teh Kayu

Aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan (SBUTK) pada PT.Perkebunan

Nusantara VI”. Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui penerapan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap penjualan Retail Produk Teh

Kayu Aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada PT.Perkebunan

Nusantara VI. Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah

data observasi, Data wawancara, dan menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Hasil dari Laporan ini adalah menemukan bahwa Penerapan

Pajak Pertambahan Nilai terhadap penjualan retail produk Teh Kayu Aro

oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada PT.Perkebunan Nusantara VI

Jambi dapat dikatakan baik. Karena prosedur yang dilakukan telah sesuai

dalam Undang-Undang PPN No.42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan cara mengalikan

tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 UU PPN adalah dengan cara PPN

= 10% X Dasar Pengenaan Pajak.

Kata Kunci : Pajak Pajak Pertambahan Niai, Penjualan Retail Produk Teh

Kayu Aro, PT. Perkebunan Nusantara VI.

Page 5: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

iv

ABSTRACT

This Internship Report is entitled "Implementation of Value Added Tax on

Delivery of Taxable Goods on Retail Sales of Kayu Aro Tea Products by the

Sub-Division of Packaged Tea Units (SBUTK) at PT. Perkebunan Nusantara

VI". The purpose of this report is to find out the application of Value Added

Tax (VAT) to Retail Sales of Kayu Aro Tea Products by the Sub-Division of

Packaged Tea Units at PT. Perkebunan Nusantara VI. The method used in

writing this report is observation data, interview data, and using qualitative

descriptive methods. The result of this report is to find that the application of

Value Added Tax to the Retail Sales of Kayu Aro Tea products by the

Packaging Tea Sub Division at PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi can be

said to be good. Because the procedures carried out are in accordance with the

PPN Law No.42 of 2009 concerning Value Added Tax and Sales Tax on Luxury

Goods by multiplying the rates as referred to in Article 7 UU VAT is by means

of VAT = 10% X Tax Base

Keywords: Value Added Tax, Retail Sales of Kayu Aro Tea Products, PT.

Nusantara VI Plantation.

Page 6: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, atas

berkat rahmat dan karunia serta Hidayah-Nya penulisan Laporan Tugas Akhir ini

dapat diselesaikan dengan baik. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan

ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat akhir dalam penyelesaian program

Diploma III Studi Perpajakan di Universitas Jambi.

Pembuatan laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan data-data yang

diperoleh dari PT.Perkebunan Nusantara VI, dengan judul “PENERAPAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP PENYERAHAN BARANG

KENA PAJAK ATAS PENJUALAN RETAIL PRODUK TEH KAYU ARO

OLEH SUB BAGIAN UNIT TEH KEMASAN PADA PT.PERKEBUNAN

NUSANTARA VI”.

Dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini, bimbingan dari berbagai pihak

sangat banyak, maka dalam kesempatan kali ini ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang

sangat amat berharga baik materil maupun moril serta doa yang selalu

menyertai di setiap saat.

2. Bapak Prof. H. Sutrisno, M.SC.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.

3. Bapak Drs.H. Junaidi, S.E,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jambi.

4. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum,SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

5. Ibu Nela Safelia, S.E, M.Si. selaku Ketua Program Studi Perpajakan Program

Page 7: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

vi

Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

6. Ibu Reni Yustien, S.E., M.Si.,AK.,CA. selaku Dosen Pembimbing Tugas

Akhir yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam

menyusun Laporan Magang ini.

7. Ibu Aulia Beatrice Brilliant, S.E., M.Ak. selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

8. Bapak Edy Firza, S.E., M.Acc., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing

Lapangan.

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Tata Usaha yang berada di lingkungan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

10. Ibu Fenny Syahfitri selaku kepala bagian SBUTK di PT.Perkebunan

Nusantara VI, terima kasih telah mengizinkan saya untuk menjalankan

kegiatan magang di bagian SBUTK, semoga pengalaman yang saya dapatkan

disini menjadi bekal untuk selanjutnya.

11. Bapak Martha Dinatha, bapak Afdian Gunardi, dan bapak ibu lainnya yang

tidak saya sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan saran dan

masukan bagi penulis sehingga laporan magang ini dapat terselesaikan.

12. Kevin Marihot, Jansen Siregar, dan Fahrurozi Alfatur yang selalu

memberikan masukan dan semangat untuk menyelesaikan laporan ini.

13. Teman-teman magang di Kantor PT.Perkebunan Nusantara VI, Terimakasih

untuk kerja samanya selama kurang lebih 2 bulan Magang.

14. Rekan-rekan Mahasiswa/Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

Diploma III jurusan Perpajakan Univesitas Jambi angkatan 2018 khususnya

Kelas G.

Page 8: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

vii

15. Semua pihak saya ucapan terimakasih yang telah banyak membantu dalam

proses pembuatan Laporan ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Dalam laporan tugas akhir ini masih terdapat banyak sekali kekurangan,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan

kepada para pembaca demi kesempurnaan dimasa yang akan mendatang.

Jambi, Juli 2021

Rahmat Hidayat

NIM: C0D018036

Page 9: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

LAMPIRAN ......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Masalah Pokok Laporan ................................................................................... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 4

1.3.2 Manfaat Penulisan ................................................................................... 5

1.4 Jenis Data dan Metode Penelitian ..................................................................... 5

1.4.1 Jenis Data ................................................................................................. 5

1.4.2 Metode Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Waktu dan Tempat Lokasi Magang .................................................................. 8

1.6 Sistematika Penulisan Laporan ......................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pajak ................................................................................................................ 10

2.1.1 Pengertian Pajak .................................................................................... 10

2.1.2 Fungsi Pajak .......................................................................................... 10

2.1.3 Ciri-Ciri Pajak ....................................................................................... 11

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak ..................................................................... 11

2.1.5 Pengelompokan Pajak ........................................................................... 12

2.1.6 Syarat Pemungutan Pajak ...................................................................... 13

2.1.7 Asas-Asas Pemungutan Pajak ............................................................... 13

Page 10: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

ix

2.1.8 Tarif Pajak ............................................................................................. 14

2.2 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ...................................................................... 15

2.2.1 Pengertian PPN ...................................................................................... 15

2.2.2 Dasar Hukum PPN ................................................................................ 15

2.2.3 Tarif PPN ............................................................................................... 16

2.2.4 Subjek PPN ............................................................................................ 17

2.2.5 Objek PPN ............................................................................................. 18

2.2.6 Faktur Pajak ........................................................................................... 19

2.2.7 Saat dan Tempat Terutang PPN............................................................. 25

2.2.8 Dasar Pengenaan PPN ........................................................................... 26

2.2.9 Cara Menghitung PPN ........................................................................... 27

2.2.10 Penyetoran dan Pelaporan .................................................................. 27

2.2.11 Sanksi dalam PPN ............................................................................... 29

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 33

3.1.1 Sejarah Singkat PT.Perkebunan Nusantara VI ...................................... 33

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... 35

3.1.3 Tujuan Perusahaan ................................................................................. 36

3.1.4 Sasaran Perusahaan................................................................................ 36

3.1.5 Budaya Perusahaan ................................................................................ 37

3.1.6 Tata Nilai Perusahaan ............................................................................ 38

3.1.7 Anak Perusahaan ................................................................................... 38

3.1.8 Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara VI ................................ 40

3.1.9 Daftar Bagian dan Unit Usaha ............................................................... 43

3.2 Data-Data Terkait Penjualan Teh Kayu Aro ................................................... 45

3.3 Penerapan Penghitungan PPN Penjualan Teh Kayu Aro ................................ 49

3.4 Penyetoran dan Pelaporan PPN Terutang ....................................................... 53

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 58

4.2 Saran ............................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Bagian ......................................................................................... 43

Tabel 3.1.1 Daftar Unit Usaha ............................................................................... 44

Tabel 3.2 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Januari 2020 ....................... 45

Tabel 3.2.1 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Februari 2020 .................. 45

Tabel 3.2.2 buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Maret 2020 ....................... 46

Tabel 3.2.3 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan April 2020 ....................... 46

Tabel 3.2.4 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Mei 2020 ......................... 46

Tabel 3.2.5 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Juni 2020 ......................... 47

Tabel 3.2.6 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Juli 2020 .......................... 47

Tabel 3.2.7 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Agustus 2020 ................... 47

Tabel 3.2.8 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan September 2020 ............... 48

Tabel 3.2.9 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Oktober 2020 ................... 48

Tabel 3.2.10 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan November 2020 ............. 48

Tabel 3.11 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Desember 2020 ................. 49

Tabel 3.3 Ringkasan Data Penjualan Tahun 2020 ................................................. 51

Tabel 3.3.1 Ringkasan PPN digunggung Terutang Tahun 2020 ........................... 52

Page 12: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

3.1 Wilayah kerja PTPN VI Jambi-Sumbar .......................................................... 35

3.1.1 Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara VI....................................... 40

Page 13: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Daftar Kegiatan Harian Magang

Lampiran 3 Foto Kegiatan Magang

Lampiran 4 Penilaian Magang

Page 14: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peranan serta

wajib pajak untuk secara langsung dan sama-sama ikut melaksanakan

kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan

pembangunan nasional. Tanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan

pajak sebagai cermin kewajiban masyarakat itu sendiri. Pemerintah dalam

hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan

pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban

perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan

perundang-undangan perpajakan. Pajak adalah iuran wajib pada kas negara

berdasarkan Undang-Undang (yang dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa

timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum (prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H

1990:5).

Pada pasal 23 ayat 2 dari Undang-undang Dasar 1945 mengatakan

"segala Pajak untuk keperluan negara berdasarkan Undang-Undang". Ini

berarti bahwa dinegara kita sesuatu pungutan Pajak harus berdasarkan

Undang-Undang, yang lebih lanjut berarti harus mendapatkan persetujuan

lebih dahulu dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Tarif pajak

pada prinsipnya ditentukan oleh undang-undang perpajakan yang berlaku.

Menurut (Siti Resmi, 2012:6) Pajak digolongkan menjadi dua jenis,

yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak

Page 15: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

2

yang dibebankan secara langsung kepada individu atau rumah tangga

sebagai Wajib Pajak dan kewajiban membayarnya tidak dapat dialihkan

kepada orang lain. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang

dikenakan jika terdapat suatu pristiwa atau transaksi, yang kewajiban

membayarnya dapat dialihkan kepada pihak lain yang dianggap sebagai

pihak akhir yang terkena pembebanan pajak tersebut. Pajak Pertambahan

Nilai merupakan salah satu jenis pajak tidak langsung yang termasuk

sebagai pajak konsumsi didalam negri, baik konsumsi barang maupun

konsumsi jasa. Secara umum PPN merupakan pajak yang dikenakan atas

nilai tambah suatu barang atau jasa setelah melalui proses produksi.

Sehingga nilai tambah merupakan elemen utama yang digunakan sebagai

dasar penghitungan PPN. Pertambahan nilai itu sendiri timbul karena

digunakannya faktor-faktor produksi pada setiap jalur perusahaan dalam

menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang

atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen.

Undang-Undang yang mengatur tentang dasar pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) adalah Undang-Undang Nomer 42 Tahun 2009

beserta peraturan pelaksanaannya yang terbaru. Dalam penerapannya, badan

atau perorangan yang membayar pajak ini tidak diwajibkan untuk

menyetorkan langsung ke kas negara, melainkan lewat pihak yang

memotong PPN. Pengusaha yang melakukan penyerahan barang dan/jasa

yang dikenakan pajak adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha

tersebut diwajibkan untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai

PKP.

Page 16: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

3

PT.Perkebunan Nusantara VI atau PTPN VI adalah perusahaan yang

bergerak dibidang perkebunan yang kemudian mengelolah hasil perkebunan

tersebut seperti hasil perkebunan Minyak sawit, Inti sawit, Teh, dan Kopi.

Di PTPN VI sendiri terdapat tempat bagian untuk memproduksi teh

kemasan yaitu SBUTK atau Sub Bagian Unit Teh Kemasan yang

menghasilkan produk teh kemasan yaitu teh kayu aro, setelah diproduksi

Teh kayu Aro sendiri dapat langsung di pasarkan di SBUTK secara retail

dan sudah tersedia untuk dipasarkan di Toko-toko, Minimarket, bahkan

Supermarket di wilayah Jambi. Penjualan Teh Kayu Aro sendiri di kenakan

PPN sebesar 10% untuk setiap penyerahan barangnya.

Setelah melakukan observasi di Sub Bagian Unit Teh Kemasan

(SBUTK) penerapan PPN kebanyakan dilakukan secara digunggung

dikarenakan pemasaran Produk Teh Kayu Aro Kebanyakan dilakukan

secara retail atau eceran sehingga tidak diisi dengan nama atau identitas

pembeli dan tanda tangan penjual, oleh karena itu PKP menggunakan faktur

pajak digunggung sebagai nota penjualan. Maka dari itu penulis tertarik

untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pajak pertambahan nilai yang

dituangkan dalam bentuk laporan dengan judul :“PENERAPAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP PENYERAHAN BARANG

KENA PAJAK ATAS PENJUALAN RETAIL PRODUK TEH KAYU

ARO OLEH SUB BAGIAN UNIT TEH KEMASAN PADA

PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VI”.

Page 17: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

4

1.2 Masalah Pokok Laporan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah pokok dalam

laporan tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana penerapan Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penyerahan

Barang Kena Pajak Atas Penjualan Retail Produk Teh Kayu Aro Oleh

Sub Bagian Unit Teh Kemasan (SBUTK) Pada PT.Perkebunan Nusantara

VI.

2. Bagaimana prosdur penyetoran dan pelaporan PPN terutang oleh

PT.Perkebunan Nusantara VI.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu persyaratan Akademik yang wajib ditempuh

untuk mendapatkan sebutan Ahli Madya (A.Md) pada Program

Studi Diploma III Perpajakan Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jambi.

2. Untuk menerapkan pengetahuan dan ilmu yang diperoleh pada saat

kuliah kedalam dunia kerja yang sesungguhnya.

3. Mengetahui bagaimana penerapan Pajak Pertambahan Nilai

terhadap penyerahan Barang Kena Pajak atas Penjualan Retail

Produk Teh Aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada

PT.Perkebunan Nusantara VI.

Page 18: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

5

1.3.2 Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan yang telah dikemukakan, maka

penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat kepada pihak, antara lain :

1. Bagi penulis

a. Penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana aplikasi ilmu

perpajakan sehingga penulis dapat mempersiapkan diri dalam

menghadapi dunia perekonomian yang semakin berkembang

dan memiliki tuntutan yang besar.

b. Penulis dapat mengetahui tentang penerapan Pajak Pertambahan

Nilai digunggung atas penyerahan barang kena pajak teh dan

kopi kayu aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada

PT.Perkebunan Nusantara VI.

2. Bagi rekanan pemerintah penelitian yang dilakukan penulis ini

diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak rekanan

pemerintah tentang penerapan Pajak Pertambahan Nilai

digunggung atas penyerahan barang kena pajak produk Teh dan

Kopi Kayu Aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada

PT.Perkebunan Nusantara VI.

1.4 Jenis Data Dan Metode Penelitian

1.4.1 Jenis Data

Penulisan ini tidak terlepas dari keberadaan data yang

merupakan bahan buku informasi untuk memberikan gambaran

spesifik mengenai objek penelitian. Data adalah fakta empiris yang

dikumpulkan oleh penulis untuk kepentingan penulis. Berikut

Page 19: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

6

sumber data yang disajikan dalam laporan kerja, praktik ini

dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek pajak

yang diteliti. Data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data primer diperoleh

langsung dari objek penelitian pada Kantor Pusat PT.Perkebunan

Nusantara VI. berupa wawancara/tanya jawab yang dilakukan

penulis kepada Pegawai Kantor Pusat PT.Perkebunan Nusantara

VI. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti. (Sugiyono,

2016:137).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah Sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada penulis. Data ini diperoleh dengan

menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak

buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang

berhubungan dengan penelitian.

1.4.2 Metode Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan beberapa metode

dalam pengumpulan data yang diperlukan sebagai bahan laporan.

Metode-metode tersebut adalah observasi atau pengamatan

Page 20: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

7

langsung, wawancara, dan studi pustaka, yang dijelaskan sebagai

berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah metode pemungutan data dengan

melakukan tanya jawab baik pada pihak pembimbing maupun

pihak terkait dalam kegiatan magang yaitu mengajukan

pertanyaan dengan para staff di Kantor Pusat PT.Perkebunan

Nusantara VI.

2. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku

yang ada hubungannya dengan judul dan masalah yang dibahas

didalam laporan tugas akhir untuk memperoleh data yang

dapat dipergunakan sebagai landasan teori dan melengkapi isi

laporan, serta Pengumpulan data dengan menggunakan metode

studi pustaka dapat dilakukan dengan membaca buku literatur

yang ada hubungannya dengan Laporan Tugas Akhir ini.

Dengan metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara

mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis buku-buku

yang terkait dengan perpajakan seperti, Undang-undang dan

peraturan pelaksanaannya serta buku dengan tema perpajakan.

3. Menelusuri / Mencari (Browsing/ Searching)

Proses pencarian data dari sekumpulan data yang sudah ada

dengan menjelajahi dunia maya atau internet dalam mencari

informasi pembuatan laporan magang.

Page 21: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

8

1.5 Waktu dan Lokasi Magang

Adapun kegiatan magang dilakukan sekitar 2 (dua) bulan yaitu mulai

dari tanggal 08 Februari s.d 08 April 2021, yang bertempat di Kantor Pusat

PT.Perkebunan Nusantara VI yang beralamat di Jl.Lingkar Barat Paal X

Kota Baru, Jambi Kode Pos 36128.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam laporan magang ini penulis membagi pokok bahasan menjadi

empat bab dan masing-masing bab terbagi menjadi beberapa sub bab,

ringkasan isi tiap bab laporan magang ini sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini diuraikan latar belakang, masalah pokok laporan, tujuan dan

manfaat penulisan, tujuan penulisan laporan, manfaat penulisan laporan,

metode penulisan laporan, metode pengumpulan data, jenis data, waktu dan

lokasi magang, serta sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan uraian teori yang mendukung pembahasan serta

deskripsi mengenai data yang ditemukan selama magang, yang relevan dan

berhubungan erat dengan judul dan pokok bahasan laporan.

BAB III: PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum , sejarah Kantor Pusat

PT.Perkebunan Nusantara VI, Struktur organisasi Kantor Pusat

PT.Perkebunan Nusantara VI, data-data terkait penyerahan barang kena

pajak oleh SBUTK, Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap

penyerahanbarang kena pajak, prosedur penyetorran dan pelaporan PPN.

Page 22: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

9

BAB IV: PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pada bab

sebelumnya, serta saran yang dapat penulisan ajukan sebagai alternatif

pemecahan masalah yang dihadapi.

Page 23: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak

Berdasarkan UU KUP No.28 Tahun 2007, pasal 1 ayat (1)

pengertian pajak aalah kontribusi waib kepada negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Mardiasmo (2011:1)

menyatakan pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa

timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Serta menurut

Widyaningsih (2011:2) menyatakan pajak adalah iuran kepada kas

negara berdasarkan Undang-undang sehingga dapat dipaksakan

dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.

2.1.2 Fungsi Pajak

Siti Resmi (2012:3) mengungkapkan pajak mempunyai

beberapa fungsi, yaitu :

1. Fungsi penerimaan (budgetair), pajak merupakan salah satu sumber

penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik secara

rutin maupun pembangunan.

Page 24: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

11

2. Fungsi mengatur (regulerend), pajak sebagai alat untuk mengatur

atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan

ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang

keuangan.

2.1.3 Ciri-Ciri Pajak

Mardiasmo (2009:1) mengemukakan beberapa ciri-ciri pajak,

yaitu :

1. Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak memungut pajak

hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

2. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang

serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara

langsung dapat ditunjuk, dalam pembayaran pajak tidak dapat

ditunjukan adanya kontaprestasi inividual dari pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut Waluyo (2017:17) dibagi

menjadi tiga, yaitu :

1. Official Assesment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang. Ciri-cirinya :

2. Self Assesment System

Page 25: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

12

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan,

tanggung jaawab kepada wajib pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya

pajak yang harus dibayar.

3. Withholding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak

ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak.

2.1.5 Pengelompokan Pajak

Menurut Waluyo (2012) pengelompokan pajak dapat

dikategorikan sebagai berikut:

a. Menurut golongannya

1) Pajak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya tidak dapat

dilimpahkan pihak lain, tetapi menjadi beban langsung wajib

pajak yang bersangkutan.

2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat

dilimpahkan kepada pihak lain.

b. Menurut sifatnya

1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang mendasarkan pemungutannya

dengan memperhatikan subjek pajak.

2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang mendasarkan pemungutannya

pada objek pajak saja tanpa memperhatikan subjek pajaknya.

c. Menurut pemungutnya

Page 26: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

13

1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk mmbiayai rumah tangga daerah.

2.1.6 Syarat Pemungutan Pajak

Menurut (Mardiasmo, 2000: 2-3). syarat pemungutan pajak

harus terdiri dari beberapa hal, yaitu:

a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan).

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syarat

yuridis).

c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi).

d. Pemungutan pajak harus efesien (syarat finansial).

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

2.1.7 Asas-Asas Pemungutan Pajak

menurut Adam Smith, seperti yang dikuti oleh Waluyo dan

Wirawan (2000: 5),pemungutan pajak hendaknya didasarkan pada

empat asas, yaitu :

a. Equality

Pemungutan pajak harus bersifat final adil dan merata, yaitu

dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan

kemampuan membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan

manfaat yang diterima.

b. Certainty

Page 27: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

14

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. oleh

karena itu wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti

pajak yang terutang, kapan harus bayar, serta batas waktu

pembayaran.

c. Convenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai

dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak.

d. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan pemenuhan

kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin,

demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.

2.1.8 Tarif Pajak

Dalam menghitung seberapa besar pajak yang harus dibayar

oleh wajib pajak, ada empat macam tarif yang digunakan :

a. Tarif pajak proporsional/sebanding

Yaitu tarif pajak yang berupa persentase tetap terhadap jumlah

berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak.

b. Tarif pajak progresif

Yaitu tarif pajak yang persentasenya menjadi lebih besar apabila

jumlah yang menjadi dasar pengenaannya semakin besar.

c. Tarif pajak degresif

Yaitu tarif pajak yang semakin menurun apabilah jumlah yang

menjadi dasar pengenaan pajak menjadi menurun.

d. Tarif pajak tetap

Page 28: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

15

Yaitu tarif berupa jumlah yang tetap (sama besarnya) terhadap

berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak.

2.2 Pajak Pertambahan Nilai

2.2.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Menurut suandy (2017:56) PPN adalah pajak yang dikenakan

terhadap penyerahan atau barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena

pajak (JKP) yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak (PKP) yang

dapat dikenakan berkali-kali setiap ada pertambahan nilai dan dapat

dikreditkan. Pada dasarnya, PPN adalah pajak yang dikenakan atas

transaksi jual beli yang dilakukan oleh orang pribadi ataupun badan.

Menurut Supramono (2015:88) Pajak Pertambahan Nilai adalah

pajak yang dikenakan atas konsumsi didalam daerah pabean, baik

konsumsi barang kena pajak atau jasa kena pajak. PPN termasuk jenis

pajak tidak langsung, yang berarti pajak tersebut disetor oleh pihak

lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak (konsumen akhir) tidak

menyetorkan langsung pajak yang terutang.

2.2.2 Dasar Hukum PPN

Terdapat tiga kali perubahan Undang-Undang PPN di indonesia.

Adapun perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya pergantian

model pemungutan pajak dan peraturan perundang-undangan agar

bisa lebih sederhana dan adil untuk masyarakat.

Berikut adalah perubahan UU PPN di Indonesia :

1. Undang-undang No.8 Tahun 1983

Page 29: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

16

Undang-undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah diciptakan untuk

mengatur tentang PPN dan PPnBM dan disahkan pada 1 April

1985.

2. Undang-undang No.18 Tahun 2000

Setelah undang-undang nomer 8 tahun 1983, terdapat perubahan

kedua yaitu Undang-undang No.18 Tahun 2000 tentang perubahan

kedua atas undang-Undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) barang dan jasa dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM).

3. Undang-undang No.42 Tahun 2009

Perubahan ketiga adalah Undang-undang No.42 Tahun 2009

tentang pajak Pertambahan Nilai Barang (PPN) dan jasa dan pajak

atas penjualan barang mewah (PPnBM). Untuk melengkapi

kekurangan pada Undang-undang PPN sebelumnya, Undang-

undang ini bertujuan memberikan keadilan hukum dan keamanan

bagi negara dan masyarakat dengan sistem perpajakan yang jauh

lebih sederhana. Sampai tahun ini, Undang-undang No.42 Tahun

2009 masih digunakan.

2.2.3 Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Tarif PPN menurut UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 7:

1. Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah 10% (sepuluh persen).

2. Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 0% (nol persen)

diterapkan atas :

Page 30: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

17

a. Ekspor barang kena pajak berwujud ;

b. Ekspor barang kena pajak tidak berwujud ;

c. Ekspor jasa kena pajak ;

3. Ekspor jasa kena pajak.Tarif pajak sebagaimana yang dimaksud

pada ayat 1 (satu) dapat berubah menjadi paling rendah 5% (lima

persen) dan paling tinggi sebesar 15% (lima belas persen)

sebagaimana diatur oleh peraturan pemerintah.

2.2.4 Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Subjek pajak sendiri belum dijelaskan secara langsung didalam

Undang-undang PPN. Namun didalam beberapa pasal di undang-

undang seperti pasal 4 ayat (1), pasal 16C UU PPN dapat diketahui

bahwa subjek PPN dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan

penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan jasa kena pajak

yang dikenai pajak berdasarkan undang-undang. Kewajiban yang

harus dilakukan oleh pengusaha yang sudah dikukuhkan menjadi

PKP adalah sebagai berikut :

1. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP;

2. Memungut PPN dan PPnBM yang terutang;

3. Menyetorkan PPN yang masih harus dibayar dalam hal pajak

keluaran lebih besar daripada pajak masukan yang dapat yang

dapat dikreditkan serta menyetorkan PPnBM;

4. Melaporkan penghitungan pajak dalam SPT masa PBB;

Page 31: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

18

5. Menerbitkan faktur pajak untuk setiap BKP dan/atau JKP.

b. Non Pengusaha Kena Pajak (Non PKP)

Non PKP merupakan perusahaan yang belum dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak (PKP), sehingga kepadanya tidak

disematkan kewajiban-kewajiban untuk memungut dan melaporkan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN), meski kegiatan penyerahan barang

dan/jasa yang dilakukan termasuk barang/jasa kena pajak

(BKP/JKP).

2.2.5 Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Undang-undang PPN No.42 Tahun 2009 Pasal 4, PPN

dikenakan atas objek pajak berupa:

1. Penyerahan barang kena pajak didalam daerah pabean yang

dilakukan oleh pengusaha.

2. Impor barang kena pajak.

3. Penyerahan jasa kena pajak didalam daerah pabean yang dilakukan

oleh pengusaha.

4. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah

pabean didalam daerah pabean.

5. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean didalam

daerah pabean.

6. Ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusaha kena pajak.

7. Ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena

pajak, dan

8. Ekspor jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak.

Page 32: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

19

2.2.6 Faktur Pajak

Menurut Pasal 1 UU Nomor 42 Tahun 2009 faktur pajak

adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak

yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan

Jasa Kena Pajak. Faktur pajak memiliki beberapa jenis yaitu sebagai

berikut :

1. Faktur pajak yang bentuknya sudah dibakukan yang dapat berupa

Faktur Penjualan sesuai dengan pasal 13 ayat (1) UU PPN. Di

dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena

Pajak yang paling sedikit memuat :

a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang

menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;

b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang

Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;

c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,

dan potongan harga;

d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;

e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;

f. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak; dan

g. Nama dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.

2. Faktur pajak gabungan sesuai pasal 2 UU PPN

Faktur pajak gabungan adalah jenis faktur pajak standar yang

memungkinkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) membuat faktur

Page 33: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

20

berisi seluruh penyerahan kepada satu penerima Barang/Jasa Kena

Pajak selama satu bulan. Ketentua ini bermaksud untuk

memudahkan PKP yang dalam satu masa pajak melakukan

penyerahan BKP kepada pembeli yang sama lebih dari satu kali

disebabkan peredaran barang dagangan tersebut sangat cepat,

misal dari pedagang besar menyerahkan pada PKP Pedagang

Eceran. Dalam pembuatan faktur pajak gabungan sebenarnya

cukup sederhana. Tata caranya dapat mengikuti tata cara

pembuatan danpelaporan faktur pajak masukan biasa. Untuk

tanggal penyerahan, pada faktur pajak gabungan harus diisi

dengan tanggal awal penyerahan BKP/JKP sampai dengan tanggal

terakhir dari masa pajak periode dibuatnya faktur pajak gabungan.

Wajib pajak juga harus melampirkan daftar tanggal penyerahan

dari setiap faktur pajak penjualan.

3. Faktur Pajak Pedagang Eceran

Menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-58/PJ/2010

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PKP Pedagang eceran

adalah pengusaha yang menjalankan kegiatan usaha terhadap

Barang Kena Pajak (BKP) sebagai berikut:

a. Melalui beberapa tempat penjualan eceran seperti toko dan kios

atau langsung mendatangi satu tempat konsumen akhir ke

tempat konsumen akhir lainnya.

b. Penjualan kepada konsumen akhir tanpa didahului penawaran

dan pemesanan tertulis, kontrak atau lelang.

Page 34: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

21

c. Penyerahan BKP dilakukan secara tunai dan penjual langsung

menyerahkan BKP. Pembeli juga biasanya langsung membawa

BKP yang dibelinya.

Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran wajib membuat faktur

pajak untuk setiap penyerahan. Faktur pajak atas penyerahan

Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran

paling sedikit harus memuat keterangan :

a. Nama, alamat, dan jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak yang

menyerahkan BKP;

b. Jumlah Harga Jual yang sudah termasuk PPN atau besarnya

PPN atau besarnya PPN dicantumkan secara terpisah;

c. Pajak Penjualan atas barang Mewah (PPnBM) yang dipungut;

d. Kode, nomer seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.

Beberapa bentuk dokumen komersial yang dipersamakan dengan

faktur pajak yang dapat digunakan oleh CV. X yaitu:

a. Bon Kontan;

b. Faktur penjualan;

c. Cash register;

d. Karcis

e. Kwitansi;

Faktur Pajak dibuat paling sedikit dalam 2 (dua) rangkap yang

peruntukannya masing-masing sebagai berikut :

1. Lembar ke-1 : disampaikan kepada pembeli Barang Kena Pajak.

Page 35: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

22

2. Lembar ke-2 : untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang

membuat Faktur Pajak.

Faktur Pajak dianggap telah dibuat dalam 2 (dua) rangkap

atau lebih dalam hal Faktur Pajak tersebut dibuat dalam 1 (satu)

lembar yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih bagian atau potongan

yang disediakan untuk disobek atau dipotong. Lembar ke-2 Faktur

Pajak dapat berupa rekaman Faktur Pajak dalam bentuk media

elektronik yaitu sarana penyimpanan data, antara lain: diskette,

Digital Data Storage (DDS) atau Digital Audio Tape (DAT) dan

Compact Disc (CD).

4. Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan

Faktur Pajak Berikut ini enam belas jenis dokumen tertentu yang

kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak dalam Peraturan

Dirjen Pajak No.PER- 13/PJ/2019 yaitu :

a. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang

dibuat/dikeluarkan oleh BULOG/DOLOG untuk penyaluran

tepung terigu;

b. bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh

perusahaan telekomunikasi;

c. tiket, tagihan Surat Muatan Udara (airway bill), atau delivery

bill, yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan

udara dalam negeri;

d. nota penjualan jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan

jasa kepelabuhanan;

Page 36: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

23

e. bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan listrik;

f. bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh

perusahaan air minum;

g. bukti tagihan (trading confirmation) atas penyerahan JKP oleh

perantara efek;

h. bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan;

i. dokumen yang digunakan untuk pemesanan pita cukai hasil

tembakau;

j. Pemberitahuan Ekspor Darang yang dilampiri Nota Pelayanan

Ekspor, invoice dan bill of lading atau airway bill yang

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan

Pemberitahuan Ekspor Barang tersebut, untuk ekspor BKP;

k. Pemberitahuan Ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud dan

dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan dengan Pemberitahuan Ekspor JKP/BKP

Tidak Berwujud, untuk ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud;

l. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan

identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dilampiri dengan SSP, Surat

Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti

pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang

mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat,

dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dengan FIB tersebut, untuk impor BKP;

m. PIB yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa

Page 37: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

24

nama, alamat, dan NPWP, yang dilampiri dengan SSP dan

surat penetapan tarif dan/atau nilai pabean, surat penetapan

pabean, atau surat penetapan kembali tarif dan/atau nilai

pabean yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa

nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan dan FIB tersebut, untuk impor BKP dalam

hal terdapat penetapan kekurangan nilai PPN Impor oleh

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

n. SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP Tidak

Berwujud atau JKP dan luar Daerah Pabean di dalam Daerah

Pabean, dengan melampirkan tagihan dan rincian berupa jenis

dan nilai BKP Tidak Berwujud atau JKP serta nama dan alamat

penyedia BKP Tidak Berwujud atau JKP;

o. SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru

lelang disertai dengan kutipan Risalah Lelang, yang merupakan

satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan SSP tersebut; dan

p. SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran dan/atau

penyerahan BKP dan/atau JKP dan Kawasan Bebas ke Tempat

Lain Dalam Daerah Pabean yang dilampiri dengan:

1. Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran BKP; atau

2. invoice atau kontrak, untuk penyerahan JKP dan/atau BKP

Tidak Berwujud.

5. Faktur Pajak Khusus

Faktur Pajak Khusus adalah Faktur Pajak yang dilampiri dengan

Page 38: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

25

cash register/struk pembayaran/invoice sebagai satu kesatuan

yang tidak terpisahkan, yang diterbitkan oleh toko retail atas

pembelian barang bawaan yang Pajak Pertambahan Nilainya akan

diminta kembali oleh orang pribadi.

2.2.7 Saat dan Tempat Terutang Pajak

a. Saat terutangnya pajak

terutangnya pajak terjadi pada saat :

1) Penyerahan BKP

2) Impor BKP

3) Penyerahan BKP

4) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean

5) Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean

6) Ekspor BKP

b. Tempat pajak terutang

Undang-undang PPN menyebutkan bahwa tempat terutangnya PPN

adalah :

1) Atas penyerahan BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP

Tempat pajak terutang adalah di tempat tinggal atau tempat

kedudukan dan tempat kegiatan usaha dilakukan, atau tempat

lain yang ditetepkan dengan keputusan Direktur Jendral Pajak.

2) Atas impor

Terutangnya pajak terjadi di tempat BKP dimasukan ke dalam

daerah pabean dan dipungut melalui Direktorat Jendral Bea

Cukai.

Page 39: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

26

3) Atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar

daerah pabean terutangnya pajak terjadi di tempat orang pribadi

atau badan tersebut terdaftar sebagai wajib pajak.

4) Atas kegiatan membangun sendiri

tempat terutangnya adalah ditempat bangunan terebut didirikan.

5) Satu atau lebih tempat yang ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak

dalam hal ini terjadi pemusatan tempat terutangnya pajak.

2.2.8 Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

Dasar pengenaan pajak (DPP) adalah jumlah Harga Jual atau

Penggantian atau Nilai Impor atau Nilai Ekspor atau Nilai lain yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk

menghitung pajak yang terutang. selanjutnya yang dimaksud dengan

harga jual, penggantian, nilai impor dan nilai ekspor, dan nilai lain

yang ditetapkan Menteri Keuangan adalah :

a. Harga Jual

Harga jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang

diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan

BKP, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang

PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.

b. Penggantian

Penggantian adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang

diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena

penyerahan JKP tidak termasuk pajak yang dipungut menurut

Page 40: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

27

Undang-undang PPN dan potongan harga yng dicantumkan dalam

faktur pajak.

c. Nilai Ekspor

Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang

diminta atau seharusnya diminta oleh Eksportir.

d. Nilai Impor

Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar

penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang

dikenakan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-

undangan pabean untuk impor BKP, tidak termasuk paja yang

dipungut menurut Undang-undang PPN.

e. Niai lain yang ditetapkan sebagai DPP

Adalah nilai berupa uang yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

sebagai dasar penghitungan PPN.

2.2.9 Cara Menghitung PPN

PPN yang terutang dihitung dengan cara mengkalikan tarif

dengan DPP, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

PPN yang terutang = tarif PPN (10%) x DPP

2.2.10 Penyetoran dan Pelaporan

Yang wajib membayar atau menyetor dan melaporkan PPN

adalah PKP dan pemungut PPN/PPnBM, yaitu Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN), Bendaharawan Pemerintah Pusat

dan Daerah serta Direktorat Jendral Bea dan Cukai.

a. Penyetoran

Page 41: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

28

1) Saat penyetoran

PPN yang terutang dalam satu masa pajak harus dibayar

selambat-lambatnya tanggal 15 bulan takwin berikutnya.

Apabila tanggal 15 tersebut jatuh pada hari libur, maka

penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.

2) Tempat pembayaran/penyetoran

a) Kantor pos dan giro

b) Bank Pemerintah

c) Bank pembangunan daerah

d) Bmak devisa

e) Bank-bank lain penerima setoran pajak

f) Kantor Ditjen Bea Cukai, untuk impor tanpa LKP

3) Sarana pembayaran

Pembayaran pajak dilakukan dengan mempergunakan surat

setoran pajak (SSP).

b. Pelaporan

1) Saat pelaporan

PPN yang dipungut harus dilaporkan oleh PKP pada KPP

selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir.

Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan bertepatan dengan hari

libur, maka pelaporan harus dilaksanakan pada hari kerja

sebelumnya. pelaporan disampaikan ke KPP tempat wajib pajak

terdaftar atau dikukuhkan sebagai PKP.

2) Sarana pelaporan

Page 42: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

29

Surat Pemberitahuan Masa (SPT) merupakan sarana untuk

melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak yang

terutang dalam suatu masa pajak. Bentuk dari isi SPT Masa serta

keterangan dan dokumen yang harus dilampirkan ditetapkan

oleh Direktur Jendral Pajak. Apabila SPT Masa tidak

sepenuhnya dilampiri dengan keterangan dan dokumen yang

telah ditetapkan, maka SPT Masa tersebut dianggap tidak

disampakan. SPT masa tersebut dapat disampaikan secara

langsung ke Kantor Direktorat Jendral Pajak/KPP atau

dikirimkan lewat PT Pos Indonesia secara tercatat atau dengan

cara lain yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak.

2.2.11 Sanksi dalam PPN

a. Sanksi Administrasi PPN Berupa Denda

Sanksi yang diterapkan pemerintah untuk keterlambatan

maupun kesalahan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan

salah satunya adalah sanksi administrasi. Hal ini tercantum jelas

dalam Undang-Undang Perpajakan, sehingga harus dipahami oleh

wajib pajak yang berkewajiban untuk membayar dan melaporkan

PPN yang ditanggungnya. Secara rinci, berikut beberapa sanksi

administrasi atau denda PPN yang dikenakan untuk Anda yang

melakukan pelanggaran baik keterlambatan atau kesalahan.

• Keterlambatan SPT Masa PPN akan dikenakan denda sebesar

Rp100.000 hingga Rp500.000 untuk setiap SPT.

Page 43: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

30

• Keterlambatan SPT Tahunan akan dikenakan denda sebesar

Rp100.000 hingga Rp1.000.000 untuk setiap SPT-nya.

• Jika Anda melakukan pembetulan sendiri dan belum disidik

akan dikenakan denda sebesar 150% dari jumlah pajak yang

kurang bayar.

• Anda yang sudah berstatus PKP namun tidak membuat faktur

pajak, atau sudah membuat namun tidak tepat waktu akan

dikenakan denda sebesar 2% dari total Dasar Pengenaan Pajak.

• Anda yang berstatus PKP namun tidak mengisi faktur pajak

secara lengkap akan dikenakan denda PPN sebesar 2% dari

DPP.

• Jika pelaporan faktur pajak tidak sesuai dengan masa

penerbitannya, maka sanksi yang dikenakan adalah 2% dari

DPP.

b. Sanksi Administrasi Berupa Bunga

Selain sanksi berupa denda, Anda juga bisa diancam dengan

sanksi berupa bunga. Sanksi ini dikenakan jika pelanggaran

menyebabkan utang pajak menjadi lebih besar. Besaran jumlah

bunga akan dihitung berdasarkan presentase tertentu dari

beberapa variabel, mulai dari saat bunga tersebut menjadi hak

atau kewajiban hingga dibayarkan.

• Pembetulan SPT Masa dan Tahunan akan dikenakan bunga

sebesar 2% setiap bulan dari jumlah pajak yang kurang bayar.

Page 44: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

31

• Jika Anda melakukan keterlambatan pembayaran pajak masa

dan tahunan, maka akan dikenakan bunga sebesar 2% dari total

jumlah pajak terutang.

• Kekurangan pembayaran pajak dalam SKPKB akan dikenakan

bunga sebesar 2% perbulan dari jumlah kurang bayar. Jangka

maksimal pengenaan bunga adalah 24 bulan.

• SKPKB yang telah diterbitkan setelah jangka waktu 5 tahun

karena tindak pidana perpajakan akan dikenakan bunga sebesar

48% dari jumlah pajak yang tidak mau atau kurang bayar.

• SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding

yang menyebabkan kurang bayar atau terlambat bayar akan

dikenakan bunga sebesar 2% dari jumlah pajak yang kurang

bayar.

• Jika Anda menunda atau mengangsur maka akan dikenakan

bunga sebesar 2% perbulan dan merupakan bagian dari bulan

dihitung penuh 1 bulan.

• Kekurangan pajak akibat penundaan SPT dikenakan bunga

sebesar 2% atas kekurangan bayar pajak.

c. Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan

Selain kedua sanksi tersebut, ada juga sanksi lain yang

disebut dengan istilah Kenaikan. Sanksi ini diberikan karena

pelanggaran tertentu yang tergolong berat dan menyebabkan

besaran pajak yang dibayar menjadi berlipat ganda.

Page 45: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

32

• Pengungkapan ketidakbenaran SPT sebelum diterbitkannya

SKP akan dikenakan kenaikan sebesar 50% dari pajak yang

kurang bayar.

• Jika SPT tidak disampaikan sesuai dengan surat teguran, PPN

atau PPnBM yang tidak semestinya dikompensasikan atau

tidak menggunakan tarif 0%seperti yang tertera pada Pasal 28

dan Pasal 29 maka PPh yang tidak atau kurang bayar

dikenakan kenaikan sebesar 50% dari PPh kurang bayar,

kenaikan sebesar 100% untuk PPh yang tidak dipotong, tidak

dipungut atau tidak disetorkan dari PPh yang tidak

dilaksanakan dan untuk PPN atau PPnBM tidak atau kurang

bayar akan dikenakan kenaikan sebesar 100% dari PPN atau

PPnBM yang tidak atau kurang bayar.

• Kekurangan pajak atas SKPKBT dikenakan kenaikan sebesar

100% dari jumlah kekurangan pajak.

Page 46: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

33

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi

PT Perkebunan Nusantara VI disingkat (PTPN VI) adalah

perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, PT. Perkebunan

Nusantara VI didirikan berdasarkan peraturan pmerintah No. 11

tanggal 14 Februari 1996, dan disahkan melalui Akte Notaris Harun

Kamil, SH No.39 tanggal 11 maret 1996 dengan kedudukan kantor

direksi di padang yang telah diubah dengan Akte Notaris Sri Rahayu

Hadi Prasetyo,SH Jakarta Nomor 19 tahun 2002 tanggal 30 September

2002 dengan kantor direksi berkedudukan di Jambi.

Aset perusahaan merupakan peleburan dari kekayaan proyek-

proyek pengembangan PT. Perkebunan (PTP) III, PTP IV, PTP VI,

PTP VIII yang berada di wilayah Sumatera Barat dan Jambi.

Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No.

27 dari Notaris Nanda Fauz Iwan, SH, MKn, tanggal 23 Oktober 2015

tersebut, perubaha-perubahan yang terjdi sebagai berikut:

1. Perubahan nama perusahaan dari PT. perkebunan Nusantara VI

(Persero) menjadi PT. Perkebunan Nusantara VI.

2. Perubahan struktur pemegangsaham perseroan sebagai akibat dari

pengalihan 90% saham perusahaan yang dimiliki oleh Negara

Page 47: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

34

Republik Indonesia kepada PT. Perkebunan Nusantara III sebanyak

587.964 saham dengan nilai sebesar 587.964.000.000.

3. Menetapkan klasifikasi saham menjadi Seri A dan Seri B terdiri

dari satu saham Seri A dengan nilai nominal Rp. 1.000.000 per

saham dan 65.329 saham Seri B dengan nilai nominal Rp.

1.000.000 per saham. Saham Seri A telah diterbitkan dan diambil

ahli bagian oleh PT. Perkebunan Nusantara III, sedangkan saham

Seri B telah diterbitkan dan diambil alih bagian oleh Negara

Republik Indonesia sebesar 65.39 saham dan PT. Perkebunan

Nusantara III sebesar 87.964 saham.

4. Menetapkan hak istimewa bagi pemegang saham Seri A

perusahaan memiliki areal perkebunan yang terbesar di Provinsi

Jambi dan Sumatera Barat. Kantor Pusat perusahaan terletak di

Jalan Lingkar Barat Paal X Kenali Asam, Kecamatan Kota Baru

Provinsi Jambi. Sampai dengan 31 Desember 2015, perusahaan

menguasai areal perkebunan yang telah mendapatkan sertifikat Hak

Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan seluas 34.573 Hektar, yang

terdiri atas Areal yang digunakan untuk pengembangan

perrkebunan kelapa sawit dan teh masing-masing 31.412 hektar

dan 3.161 hektar. Selain diperoleh dari hasil panen perkebunan

sendiri, perusahaan juga membeli Tandan Buah Segar (TBS)

kelapa sawit, Bahan Olah Karet (Bokar), dan pucuk daun teh dari

petani pekebun disekitar perusahaan.

Berikut ini gambar 3.1 wilayah kerja PT.Perkebunan Nusantara VI:

Page 48: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

35

Gambar 3.1

Wilayah kerja PTPN VI Jambi-Sumbar

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Visi PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi adalah menjadi

perusahaan perkebunan terdepan yang memberikan nilai manfaat

tertinggi dan berkelanjutan kepada stakeholder.

2. Misi

• Kami focus mengelola perkebunan kelapa sawit, karet, teh, kopi,

dan usaha lain yang terkait erat dengan usaha perkebunan secara

berkelanjutan, serta bekerjasama dengan petani dan mitra

srategis lainya.

Page 49: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

36

• Kami berkomitmen menciptakan produk-produk unik secara

konsisten dan berkelanjutan melalui keunggulan operasional,

standar kinerja tinggi ramah lingkungan.

• Kami terus berupaya untuk memberikan imbalan hasil financial

tinggi melalui cara pemasaran dan komunikasi pasar yang

sangat baik.

• Kami membangun lingkungan kerja yang kondusif dan nilai-

nilai etika yang tinggi untuk mengangkat kopentensi sumber

daya manusia perusahaan.

3.1.3 Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah menciptakan pertumbuhan aset dan

laba perusahaan secara berkelanjutan melalui optimalisasi pengelolaan

bisnis kelapa sawit, karet, dan teh (core bussines) serta usaha lain

yang prospektif (non corebusiness) berdasarkan prinsip-prinsip usaha

yang sehat serta untuk meningkatkan nilai terhadap stakeholder.

3.1.4 Sasaran Perusahaan

Sasaran perusahaan akan dijabarkan kedalam sasaran untuk

bisnis yang sudah ada (eksisting bisnis) dan bisnis/produk yang akan

dikembangkan (pengembangan bisnis/produk baru) sebagai berikut:

• Pengembangan bisnis utama (core business) dilakukan dengan

meningkatkan daya saing bisnis kelapa sawit dan teh, serta

memperbesar pertumbuhan laba yang didukung oleh meningkatnya

total penjualan dari kelapa sawit dan teh.

Page 50: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

37

• Pengembangan bisnis baru perusahaan akan dilakuan dalam enam

tahun kedepan akan memaksimalkan seluruh asset yang dimiliki

serta melakukan pengembangan bisnis baru secara mandiri dan atau

bersama dengan mitra usaha, baik yang berbasis dari bisnis utama

atau diluar bisnis utama (noncore business).

3.1.5 Budaya Perusahaan

KOMIT SISTEM

1. Kompetensi

Memiliki kemampuan untuk menerapkan dan mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki demi

kepentingan dan kemajuan perusahaan.

2. Integritas

Melaksanakan pekerjaan dengan jujur, bertanggungjawab dan

beretika, serta menyelaraskan setiap aksi korporat dengan

kepentingan dan tata nilai perusahaan.

3. Spirit

Memiliki antusiasme dan semangat tinggi dalam bekerja.

4. Sadar biaya

Menjalankan setiap rencana dan aksi korporat berdasarkan

pertimbangan efisiensi dan efektifitas.

5. Team work

Melaksanakan setiap aktivitas organisasi dengan semangat tim,

sinergi, dan kekompakan untuk mencapai visi dan prestasi bersama.

Page 51: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

38

3.1.6 Tata Nilai Perusahaan

1. Dinamic

Selalu siap dengan perubahan dan tantangan baru dengan selalu

belajar dan meningkatkan pengetahuan serta pengetahuan.

2. On Target

Tepat sasaran, bekerja, dan tekun demi tercapainya suatu target

yang diberikan managemen.

3. Innovative

Aktif dalam memberikan ide dan terobosan baru serta membuka

diri terhadap semua dan koreksi demi tercapainya perbaikan yang

berkesinambungan.

4. Capable

Mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan penuh

amanah dan sungguh-sungguh.

5. Team Work

Mampu bekerjasama dengan rekan, karyawan pelaksanaan,

maupun pimpinan.

6. Environment Care

Selalu berusaha untuk selalu menjaga dan peduli terhadap

keberlangsungan lingkungan hidup.

3.1.7 Anak Perusahaan

• PT. Bukit Kausar

PT. Bukit Kausar yang bergerak dalam bidang usaha sub sektor

perkebunan kelapa sawit, terletak di Kecamatan Ranah Mendalu

Page 52: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

39

Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Kegiatan pada

tahun 2019 meliputi pemeliharaan TM seluas 4.629,71 Ha dan

TBM seluas 244,3 Ha.

• PT. Mendahara Agrojaya Industry

Perusahaan yang dikelola saat ini adalah perkebunan kelapa sawit,

yang berlokasi di Desa Langan Tengah, Desa Merbabu dan Desa

Sungai Tawar, kecamatan Geragai dan Kecamatan Mendahara,

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Haatas tanah

Perusahaan Perkebunan PT. Mendahara Agrojaya Industry sesuai

sertifikat Badan Pertahanan Nasional Republik Indonesia Hak

Guna Usaha (HGU) No. 06 Tahun 2012 seluas 3.231,95 Ha.

Dengan semakin terbatasnya lahan mineral, maka lahan gambut

menjadi salah satu pilihan untuk pengembangan kelapa sawit. Dan

tergolong lahan marginal untuk perkebunan kelapa sawit.

• PT. Alam Lestari Nusantara

PT. Alam Nusantara bergerak dalam bidang usaha pengelolaan

hutan tanaman karet (HT-Karet), dimana wilayah kerjanya berada

di Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mandiangin Kab. Sarolangun,

Prov. Jambi. Dari izin usaha seluas 10.785 Ha sesuai izin yang

diberikan pemerintah melalui surat keputusan Menteri Kehutanan

No: SK.10/Menhut/2009 tanggal 12 Januari 2009 dan SK Menhud

No: SK.436/Menhud-II/2009 tanggal 23 Juli 2009 dengan

perubahan SK Menhut No: SK.95/Menhut-II/2010 tanggal 24

Februari 2010 serta berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungn

Page 53: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

40

Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No: P12/Melhk-II/2015

tanggal 24 Maret 2015 tentang Pembangunan Hutan Tanaman

Industri Peruntukannya adalah sbb:

➢ Tanaman pokok karet seluas 7.550 Ha (70%)

➢ Tanaman kehidupan dan lain-lain seluas 2.156 Ha (20%)

Berikut gambar struktur organisasi PTPN VI dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.1.1 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VI

3.1.8 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VI

Berikut Struktur Oganisasi PT. Perkebunan Nusantara VI:

1. Dewan Komisaris

Page 54: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

41

Susunan Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara VI

berdasarkan surat keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI

dan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT.

Perkebunan Nusantara III No. SK-203/MBU/09/2016 dan No.

3.00/SKPT/R/32/2016 tanggal 01 September 2016 adalah:

Komisaris utama : Cheery Pramoedito Sarwono

Komisaris : Desty Arlaini

2. Direksi

Direktur Utama : M. Iswan Achir

SEVP Operation : Eka Nugraha

SEVP Business Support : M. Zuluham Rambe

3. Kepala Bagian/Biro

Sekretaris Perusahaan Umum : Eka Nugraha

Kepala Bagian Teknik/Teknologi : Ali Sofyan Aritonang

Kepala Bagian Pembiayaan : Willy Herryandi

Kepala Bagian Komersil : Rio Herman

Kepala Bagian SDM : Tuti Indriani

Kepala Bagian Biro SPI : Dody Setiawan

Kepala Bagian Perencanaan & Pengembangan Bisnis :

Sugeng Widodo

Kepala Bagian GCG & MR : Nirwan Sikumbang

Manager Proyek ERP : Aryadi Irfan Zairy

4. Manager Unit Usaha Wilayah Jambi

Manager U.U PKS Sungai Bahar : Mukhdayat

Page 55: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

42

Manager U.U Bunut : Rahmat Saefudin

Manager U.U Tanjung Lebar : Sulistyo

Manager U.U Batanghari : Kumpul Silalahi

Manager U.U Durian Luncuk : Zulkarnain Harianja

Manager U.U Bukit Cermin : Iwan Lesmana

Manager U.U Rimbo Satu : Daryansyah Damanik

Manager U.U Rimbo Dua : Herdiwan Z

Manager U.U Kayu Aro : Fadly Wahyudi

5. Manager Unit Usaha wilayah Sumatera Barat

Manager U.U Solok Selatan : Ereskayanto

Manager U.U Danau Kembar : Zulpadli

Manager U.U Ophir : Fahran

Manager U.U Pangkalan 50 Kota : Indra Utama Lubis

6. Direktur & Manager Anak Perusahaan

PT. Bukit Kausar (PT. BK)

Direktur : Sutardi

Manager SDM/Umum : Nazarsyah Hutagalung

PT. Alam Lestari Nusantara (PT. ALN)

Direktur : Andy Fauzi Siregar

Manager Operasional : Rahmadi Siregar

Manager SDM/Umum : OK.M Irfan Ichlas

Pjs Manager Keuangan : Taufik Pulungan

Asisten Kepala : Suharsono

PT. Mandhara Agrojaya Industri ( PT.MAI)

Page 56: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

43

Manager SDM/Umum PT. MAI : Amir Arsyad Harahap

Pjs. Manager PT. MAI : Irvan Sahala Tua

Pjs. Manager Keuangan

PT. MAI & BK : Hariman Siregar

Kepala Dinas Teknik PT. MAI : Adhaliza

Asisten SDM/Umum PT. MAI : Muhammad Firdaus

Asisten Tanaman : Pendi Purba

Masa Orientasi Jabatan

Asisten Tanaman : Syafrinaldi Putra Nasution

3.1.9 Daftar Bagian dan Unit Usaha

Berikut daftar bagian pada PT.Perkebunan Nusantara VI dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Daftar Bagian

1 BAGIAN TANAMAN 2 BAGIAN TEKNIK/TEKNOLOGI 3 BAGIAN PEMBIAYAAN 4 BAGIAN PEMASARAN DAN PENGADAAN 5 BAGIAN SDM 6 BAGIAN SEKRETARIAT DAN UMUM 7 BAGIAN SATUAN PENGAWASAN INTERN 8 BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN 9 BAGIAN STANDARISASI TATA KELOLA PERUSAHAAN

Sumber: DataPTPNVI

Page 57: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

44

Berikut daftar unit usaha pada PT.Perkebunan Nusantara VI dapat

dilihat pada tabel 3.1.1 berikut ini:

Table 3.1.1

Daftar Unit Usaha

UNIT USAHA KOMODITAS KETERANGAN

provinsi Jambi

1. Kayu Aro

2. Rimbo Satu

3. Rimbo Dua

4. Durian Luncuk

5. Batanghari/ISS

6. Bunut

7. Tanjung Lebar

8. PKS Sei Bahar

9. Bukit Cermin

10. PKS Aur Gading

11. PKS Pengabuan

Provinsi Sumbar

1. Ophir

2. Pangkalan 50 Kota

3. Danau Kembar

4. Solok Selatan

Anak Perusahaan

1. PT. Bukit Kausar

2. PT. Alam Lestari

3. PT. Memdahara A

Teh/Pengolahan

Kelapa Sawit

Kelapa Sawit/Pengolahan

Kelapa Sawit

Kelapa Sawit/Peternakan

Kelapa Sawit

Kelapa Sawit

Pengolahan

Kelapa Sawit

Pengolahan

Pengolahan

Kelapa Sawit

Kelapa Sawit/CRF

Teh/Pengolahan

Kelapa Sawit/Pengolahan

Kelapa Sawit

HTI Karet

Kelapa Sawit

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti-Plasma

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti-Plasma

Unit Usaha Inti

Unit Usaha Inti-Plasma

Unit Usaha Inti-Plasma

Unit Usaha Inti-Plasma

Unit Usaha Inti-Plasma

Anak Perusahaan

Anak Perusahaan

Anak Perusahaan

Sumber: Data PTPN VI

Areal PT. Perkebunan Nusantara VI Yang berlokasi di Wilayah Jambi

dan Sumatera Barat dengan budidaya Kelapa Sawit, Teh, Karet, dan Kopi

dengan total areal kebun sendiri sampe dengan bulan desember 2019 seluas

35.607,70 Ha, ditambah dengan areal PT. Bukit Kausar seluas 6.135,49 Ha,

PT. Aalam Lestari Nusantara seluas 8.089 Ha dan PT. Mendahara Agrojaya

seluas 3.105 Ha. Disamping mengelola kebun sendiri, perusahaan juga

bermitrausaha dengan petani melalui pembelian hasil produksi kebun mitra

berupa TBS, Pucuk Teh, dan Karet. pendapatan dan menjamin hubungan

Page 58: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

45

serasi dengan petani mitra maka dengan mengelola hasil produksi

perusahaan memanfaatkan delapan unit pabrik kelapa sawit (PKS) dengan

kapasitas 30 ton TBS/Jam.

3.2 Data-Data Terkait Penyerahan Barang Kena Pajak

Berikut ini tabel 3.2 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa Januari

2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Januari 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

(Rp)

Teh celup 50G 36.586 4.353 159.258.858 15.925.885 175.184.743

Teh seduh 250G 5.978 8.586 51.327.108 5.132.710 56.459.818

Teh seduh 250G (R) 1.502 6.945 10.431.390 1.043.139 11.474.529

Teh seduh 50G 3.142 2.526 7.936.692 793.669 8.730.361

Teh seduh 500G (R) 2.615 13.132 34.340.180 3.434.018 37.774.198

Jumlah : 46.819 263.294.228 26.329.422 289.623.650

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.1 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa

Februari 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.1

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Februari 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 36.858 4.353 160.442.874 16.044.287 176.487.161

Teh seduh 250G 3.208 8.586 27.543.888 2.754.388 30.298.276

Teh seduh 250G (R) 1.026 6.945 7.125.570 712.557 7.838.127

Teh seduh 50G 3.230 2.526 8.158.980 815.898 8.974.878

Teh seduh 500G (R) 1.038 13.132 13.631.016 1.363.101 14.994.117

Jumlah 45.360 216.902.328 21.690.232 238.592.560

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Page 59: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

46

Berikut ini tabel 3.2.2 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa

Maret 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.2

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Maret 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 36.414 4.353 158.510.142 15.851.014 174.361.156

Teh seduh 250G 3.746 8.586 32.163.156 3.216.315 35.379.471

Teh seduh 250G (R) 77 6.945 534.765 53.476 588.241

Teh seduh 50G 4.038 2.526 10.199.988 1.019.998 11.219.986

Teh seduh 500G (R) 1.240 13.132 16.283.680 1.628.368 17.912.048

Jumlah 45.515 217.691.731 21.769.173 239.460.904

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.3 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa April

2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.3

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan April 2021

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 48.212 4.353 209.866.836 20.986.683 230.853.519

Teh seduh 250G 4.378 8.586 37.589.508 3.758.950 41.348.458

Teh seduh 250G (R) 77 6.945 534.765 53.476 588.241

Teh seduh 50G 4.831 2.526 12.203.106 1.220.310 13.423.416

Teh seduh 500G (R) 3.225 13.132 42.350.700 4.235.070 46.585.770

Jumlah 60.723 302.544.915 30.254.491 332.799.406

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.4 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa Mei

2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.4

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Mei 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 36.574 4.353 159.206.622 15.920.662 175.127.284

Teh seduh 250G 2.819 8.586 24.203.934 2.420.393 26.624.327

Teh seduh 250G (R) - 6.945 - - -

Teh seduh 50G 3.199 2.526 8.080.674 808.067 8.888.741

Teh seduh 500G (R) 1.697 13.132 22.285.004 2.228.500 24.513.504

Page 60: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

47

Jumlah 44.289 213.776.274 21.377.627 235.153.901

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.5 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa Juni

2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.5

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Juni 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 43.629 4.353 189.917.037 18.991.703 208.908.740

Teh seduh 250G 2.383 8.586 20.460.438 2.046.043 22.506.481

Teh seduh 250G (R) 337 6.945 2.340.465 234.046 2.363.511

Teh seduh 50G 3.160 2.526 7.982.160 798.216 8.780.376

Teh seduh 500G (R) 1.239 13.132 16.270.548 1.627.054 17.897.602

Jumlah 50.748 236.970.648 23.697.064 260.667.712

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara V

Berikut ini tabel 3.2.6 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa Juli

2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.6

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Juli 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 33.202 4.353 144.528.306 14.452.830 158.981.136

Teh seduh 250G 3.174 8.586 27.251.964 2.725.196 29.977.160

Teh seduh 250G (R) 78 6.945 541.710 54.171 595.881

Teh seduh 50G 2.220 2.526 5.607.720 560.772 6.168.492

Teh seduh 500G (R) 954 13.132 12.527.928 1.252.792 2.505.720

Jumlah 39.628 190.457.628 19.045.762 209.503.390

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.7 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa

Agustus 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.7

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Agustus 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 45.333 4.353 197.334.549 19.733.454 217.067.894

Teh seduh 250G 3.136 8.586 26.925.696 2.692.569 29.618.265

Teh seduh 250G (R) 82 6.945 569.490 56.949 626.439

Page 61: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

48

Teh seduh 50G 1.930 2.526 4.875.180 487.518 5.362.698

Teh seduh 500G (R) 1.241 13.132 16.269.812 1.626.981 17.896.793

Jumlah 51.722 229.704.915 22.970.491 252.675.406

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.8 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa

September 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.8

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan September 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 48.509 4.353 211.159.677 21.115.967 232.275.644

Teh seduh 250G 4.700 8.586 40.354.200 4.035.420 44.389.620

Teh seduh 250G (R) 60 6.945 416.700 41.670 458.370

Teh seduh 50G 2.420 2.526 6.112.920 611.292 6.724.212

Teh seduh 500G (R) 1.534 13.132 20.144.488 2.014.448 22.158.936

Jumlah 57.223 278.187.985 27.818.798 306.006.783

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.9 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa

Oktober 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.9

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Oktober 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 66.280 4.353 288.516.840 28.851.684 317.368.524

Teh seduh 250G 3.174 8.586 27.251.964 2.725.196 29.977.160

Teh seduh 250G (R) 48 6.945 333.360 33.336 366.696

Teh seduh 50G 5.480 2.526 13.842.480 1.384.248 15.226.728

Teh seduh 500G (R) 2.698 13.132 35.430.136 3.543.013 38.973.149

Jumlah 77.680 365.374.780 36.537.478 401.912.258

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.10 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa

November 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.10

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan November 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 77.754 4.353 338.463.162 33.846.316 372.309.478

Page 62: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

49

Teh seduh 250G 5.281 8.586 45.342.666 4.534.266 49.876.932

Teh seduh 250G (R) 226 6.945 1.569.570 156.957 1.726.527

Teh seduh 50G 5.424 2.526 13.701.024 1.370.102 15.071.126

Teh seduh 500G (R) 2.730 13.132 35.850.360 3.585.036 39.435.396

Jumlah 91.415 434.926.782 43.492.678 478.419.460

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

Berikut ini tabel 3.2.11 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa

Desember 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :

Tabel 3.2.11

Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Desember 2020

Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN

Teh celup 50G 49.604 4.353 215.926.212 21.592.621 237.518.833

Teh seduh 250G 4.019 8.586 34.507.134 3.450.713 37.957.847

Teh seduh 250G (R) 288 6.945 2.000.160 200.016 2.200.176

Teh seduh 50G 6.073 2.526 15.340.398 1.534.039 16.874.437

Teh seduh 500G (R) 1.665 13.132 21.864.780 2.186.478 24.051.258

Jumlah 61.649 289.638.684 28.963.868 318.602.552

Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI

3.3 Penerapan Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai

penghitungan jumlah PPN yang terutang di maksudkan untuk

mengetahui besarnya pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak

(PKP), yang harus di bayarkan ke KPP tempat pengusaha tersebut terdaftar

atau dikukuhkan sebagai PKP. Setelah besarnya PPN terutang di ketahui,

maka kewajiban selanjutnya PKP tersebut adalah menyetorkan atau

melunasi atau membayar utang pajaknya dan melaporkan penyetoran pajak

tersebut.

Cara menghitung PPN yang terutang adalah dengan mengalikan tarif

PPN sebesar 10%, atau 0% untuk ekspor barang, dengan Dasar Pengenaan

Pajaknya (DPP). Atau dapat di rumuskan sebagai berikut:

PPN yang terutang = Tarif PPN x DPP

Page 63: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

50

sebagai contoh penerapan PPN untuk penjualan teh kemasan di SBUTK

pada PT.Perkebunan Nusantara VI dapat dilihat sebagai berikut :

Si A membeli teh kemasan dengan jenis celup (KAC @50Gr) dengan

jumlah 5 Pcs, jenis seduh (KAS @250Gr) dengan jumlah 5 Pcs, (KAS

@50Gr) dengan jumlah 10 Pcs, jenis Resto (KAS @250Gr Resto) dengan

jumlah 2 Pcs, dan (KAS @500Gr Resto) dengan jumlah 2 Pcs, si A

membeli teh kemasan dengan tunai.

untuk masing-masing harga di setiap jenis teh kemasan adalah sebagai

berikut :

1. KAC @50Gr = Rp 4.353

2. KAS @250Gr = Rp 8.586

3. KAS @50Gr = Rp 2.526

4. KAS @250Gr Resto = Rp 6.945

5. KAS @500Gr Resto = Rp 13.132

untuk penghitungan PPN nya adalah sebagai berikut :

Jenis : Satuan : x Harga : DPP :

KAC @50Gr 5 Pcs Rp 4.353 Rp 21.765

KAS @250Gr 5 Pcs Rp 8.568 Rp 42.840

KAS @50Gr 10 Pcs Rp 2.526 Rp 25.260

KAS @250Gr Resto 2 Pcs Rp 6.945 Rp13.890

KAS @500Gr Resto 2 Pcs Rp13.132 Rp 26.264

Dasar Pengenaan Pajak Rp 130.019

PPN terutang (DPP x 10%) Rp 13.001

Jumlah yang harus dibayar si A adalah sebesar Rp 143.020

Page 64: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

51

Seperti yang telah di uraikan di atas, DPP adalah jumlah harga jual

yang di kalikan dengan jumlah barang yang di beli atau nilai lain yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai dasar untuk menghitung pajak

yang terutang, PPN yang terutang ini merupakan Pajak Keluaran yang

dipungut oleh PKP dan bagi PKP pembeli merupakan Pajak Masukan.

Sebagai wajib pajak pertambahan nilai, PT.Perkebunan Nusantara VI

menghitung sendiri besarnya PPN yang terutang untuk tiap masa pajak.

Berikut ringkasan data penjualan teh kemasan dalam satu tahun

terakhir yang telah diuraikan dalam bab 3.2 secara sederhana dapat dilihat

dalam tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3

Ringkasan Data Penjualan Tahun 2020

Bulan Total Penjualan (pcs) DPP (Rp)

Januari 2020 46.819 263.294.228

Februari 2020 45.360 216.902.328

Maret 2020 45.515 217.691.731

April 2020 60.723 302.544.915

Mei 2020 44.289 213.776.274

Juni 2020 50.748 236.970.648

Juli 2020 39.628 190.457.628

Agustus 2020 51.722 229.704.915

Sepetember 2020 57.223 278.187.985

Oktober 2020 77.680 365.374.780

November 2020 91.415 434.926.782

Desember 2020 61.649 289.638.684

Total 672.771 3.239.470.898

Setelah besarnya DPP diketahui, maka jumlah PPN yang terutang pun

akan dapat diketahui. besarnya PPN yang terutang dihitung dengan

mengalikan tarif PPN ssebesar 10% (atau 0% untuk Ekspor) dengan DPP.

Penghitungan besarnya PPN dapat dirumuskan sebagai berikut :

PPN Terutang = Tarif (10%) x DPP

Page 65: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

52

Sehingga penghitungan PPN untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut

(dalam Rp):

PPN Januari = 10% x 263.294.228 = 26.329.422

PPN Februari = 10% x 216.902.328 = 21.690.232

PPN Maret = 10% x 217.691.731 = 21.769.173

PPN April = 10% x 302.544.915 = 30.254.491

PPN Mei = 10% x 213.776.274 = 21.377.627

PPN Juni = 10% x 236.970.648 = 23.697.064

PPN Juli = 10% x 190.457.628 = 19.045.762

PPN Agustus = 10% x 229.704.915 = 22.970.491

PPN September = 10% x 278.187.985 = 27.818.798

PPN Oktober = 10% x 365.374.780 = 36.537.478

PPN November = 10% x 434.926.782 = 43.492.678

PPN Desember = 10% x 289.638.684 = 28.963.868

Secara sederhana PPN Digunggung yang terutang dapat dilihat ditabel 3.3.1

berikut ini :

Tabel 3.3.1

Ringkasan PPN Digunggung Terutang Tahun 2020

No Masa Pajak DPP (Rp) PPN Digunggung

(Rp)

1 Januari 2020 263.294.228 26.329.422

2 Februari 2020 216.902.328 21.690.232

3 Maret 2020 217.691.731 21.769.173

4 April 2020 302.544.915 30.254.491

5 Mei 2020 213.776.274 21.377.627

6 Juni 2020 236.970.648 23.697.064

7 Juli 2020 190.457.628 19.045.762

8 Agustus 2020 229.704.915 22.970.491

9 September 2020 278.187.985 27.818.798

10 Oktober 2020 365.374.780 36.537.478

11 November 2020 434.926.782 43.492.678

Page 66: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

53

12 Desember 2020 289.638.684 28.963.868

Total 3.239.470.898 323.947.089

PT.Perkebunan Nusantara VI selaku wajib pajak menghitung sendiri

besarnya PPN yang terutang dan besarnya PPN yang terutang menurut

penghitungan yang dilakukan PT.Perkebunan Nusantara, seperti dapat

dilihat di tabel 3.14, adalah Rp 323.947.089. jumlah tersebut merupakan

akumulasi dari tiap Masa Pajak mulai bulan Januari sampai dengan bulan

Desember 2020.

Sedangkan berdasarkan penghitungan dan tabel 3.15 dan tabel 3.16 di

atas dapat diketahui bahwa jumlah PPN terutang untuk Masa Pajak Januari

2020 sampai dengan Masa Pajak Desember 2020 adalah Rp 323.947.089.

PPN terutang tersebut diperoleh dengan mengalikan tarif PPN dengan DPP

nya.

Tidak ada perbedaaan jumlah PPN yang terutang menurut

penghitungan PT.Perkebunan Nusantara VI dengan penghitungan yang

dilakukan berdasarkan Undang-undang. dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa penghitungan jumlah PPN terutang telah sesuai dengan perturan

yang berlaku.

3.4 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai

Setelah menghitung besarnya pajak yang terutang, kewajiban

selanjutnya bagi wajib pajak adalah menyetor dan melaporkan pajaknya.

penyetoran dan pelaporan PPN PT.Perkebunan Nusantara VI dapat kita

pahami berikut ini.

a. Penyetoran PPN

Page 67: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

54

Adapun langkah yang dilakukan oleh PT.Perkebunan Nusantara VI

dalam pembayaran atau penyetoran PPN terutang adalah sebagai berikut :

1. menerbitkan Invoice

2. membuat faktur pajak keluaran

3. menyetor PPN terutang kurang bayar

4. menyampaikan SPT Masa PPN

berikut ini tata cara pembayaran PPN :

1. Membuat ID Billing

2. Membayar PPN yang dipungut ke bank persepsi/pos persepsi/bank

devisa persepsi mata uang asing

Pada Perusahaan PTPN VI, tidak ada pembayaran PPN dikarenakan

PPN Masukan yang berada di kantor PTPN VI lebih besar dari PPN

Keluaran jadi termasuk pada golongan Lebih Bayar.

b. Pelaporan SPT Masa PPN

Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak

wajib menghitung dan melaporkan jumlah PPN dan PpnBM yang

terutang dalam SPT Masa. Bertujuan sebagai sarana PKP untuk

melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah PPN

dan PPnBM yang sebenarnya terutang.

Adapun prosedur Pelaporan SPT Masa PPN yang dilakukan oleh

PT.Perkebunan Nusantara VI adalah melalui E-Faktur, langkah-langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mulai menentukan Masa Tahun Pajak dan Status Pembetulan

2. Masuk ke aplikasi e-Faktur web-based DJP di https://web-

Page 68: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

55

efaktur.pajak.go.id/

3. Sistem akan membuat SPT induk, Lampiran A1, A2, B1, B3 dan AB

4. Lanjutkan membuka SPT induk, Lampiran A1, A2, B1, B2, B3 dan

AB Lalu pastikan SPT Masa PPN 1111 sudah sesuai dan melengkapi

SPT

5. Jika belum sesuai, lakukan pembetulan data yang sesuai

6. Jika sudah sesuai, klik ‘Ya’ dan sistem akan menghitung Pajak

Keluaran dan Pajak Masukan

7. Jika SPT Kurang Bayar, lakukan pengisian NTPN yang sesuai jumlah

kurang bayar

8. Lalu sistem akan melakukan validasi NTPN

9. Jika belum sesuai, PKP harus mengisikan NTPN yang sesuai jumlah

kurang bayar

10. Jika sudah sesuai, klik ‘Ya’ untuk memberitahukan status SPT

adalah SIAP LAPOR

11. Kemudian jika status SPT sudah SIAP LAPOR, PKP menyetujui dan

melaporkan SPT

12. Berikutnya sistem akan melakukan validasi pelaporan SPT

13. Jika belum sesuai, sistem akan memberitahuan ketidaksesuaian

pelaporan, maka PKP harus menyesuaikan SPT sesuai

pemberitahuan DJP

14. Jika sudah sesuai, klik ‘Ya’ dan sistem akan menerbitkan tanda

terima pelaporan SPT.

Page 69: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

56

Untuk masa pajak September 2020, besarnya pajak yang disetorkan ke

KPP adalah Rp 27.818.798. jumlah tersebut disetorkan ke KPP dengan

menggunakan SSP pada tanggal 14 oktober 2020 dan kemudian dilaporkan

ke KPP dengan menggunakan SPT Masa PPN pada tanggal 18 Oktober

2020.

Untuk masa pajak Oktober 2020, besarnya pajak yang disetorkan ke

kas negara dengan menggunakan SSP pada tanggal 12 November 2020

adalah sebesar Rp 36.537.478. Pelaporan dilakukan pada tanggal 18

November 2020 dengan menggunakan SPT Masa PPN.

Besarnya jumlah pajak yang di setorkan untuk masa pajak November

2020 adalah Rp43.492.678. pajak tersebut di setorkan ke kas Negara pada

tanggal 12 Desember 2020 menggunakan SSP dan di laporkan pada tanggal

18 Desember 2020 dengan menggunakan SPT Masa PPN.

Dan untuk masa pajak Desember 2020, besarnya pajak yang dihitung

dan di setorkan ke kas negara adalah Rp 28.963.868. Penyetoran

menggunakan SSP pada tanggal 13 Januari 2021 dan di laporkan pada

tanggal 18 Januari 2021 dengan menggunakan SPT Masa PPN.

Selain telah menghitung sendiri besarnya pajak pertambahan nilai

yang terutang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku,

PT.Perkebunan Nusantara VI juga menyetorkan sendiri jumlah pajak yang

terutang ke KPP dengan menggunakan formulir SSP selambat-lambatnya

tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, untuk setiap masa

pajak.

Page 70: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

57

setelah itu, PT.Perkebunan Nusantara VI melaporkan pajaknya dengan

menggunakan SPT Masa selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya

setelah masa pajak berakhir, untuk setiap masa pajak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PT.Perkebunan

NusantaraVI telah memenuhi kewajibannya sebagai wajib paja PPN dengan

baik. PT.Perkebunan Nusantara VI telah menghitung besarnya pajak yang

terutang, menyetorkan pajak yang terutang ke KPP dengan menggunakan

SSP dengan jumlah yang sesuai dan tepat waktu, serta telah melaporkan

PPN dengan menggunakan SPT Masa dengan tepat waktu dan sesuai

Undang-undang No.42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM.

Page 71: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

58

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan magang di

PT.Perkebunan Nusantara VI dan disusun penulis menjadi sebuah laporan,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan dari kegiatan Magang yang telah dilakukan dan dari hasil

kegaitan magang tersebut disusun menjadi sebuah Laporan Tugas Akhir

maka dapat dinyatakan bahwa penghitungan PPN terutang telah sesuai

dengan Undang-Undang Nomer 42 Tahun 2009 tentang PPN dan

PPnBM.

2. Penyetoran dan Pelaporan PPN yang terutang oleh PT.Perkebunan

Nusantara VI telah sesuai dengan Undang-Undang Nomer 42 Tahun

2009 tentang PPN dan PPnBM. setelah menghitung besarnya pajak yang

terutang, PT.Perkebunan Nusantara VI menyetorkan pajak dan

melaporkan pajak, yang jumlahnya sesuai dengan penghitungan pajak

yang terutang, menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat

Pemberitahuan (SPT) yang kemudian dilaporkan ke KPP.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil kegiatan magang, penulis mengajukan saran:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Jumlah data penjualan lebih diperbanyak agar hasil laporan dapat lebih

akurat.

Page 72: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

59

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan perlu membuat pembukuan yang lebih teratur untuk lebih

memudahkan dalam perhitungan pajaknya.

Page 73: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Gustian dan Irwansyah Lubis. 2011. Pelaporan Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Liberty.

__________2009. Edisi revisi. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

__________2011. Edisi revisi. Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Republik Indonesia. Undang-undang Perpajakan No.28 Tahun 2007, tentang

Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan,Jakarta.

_________________Undang-undang perpajakan No.42 Tahun 2009, tentang

pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah. Jakarta.

Siti Resmi. 2012. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba

Empat.

Suandy, Erly. 2017. Hukum Pajak Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Supramono dan Damayanti, Theresia Woro. 2015. Perpajakan Indonesia,

Mekanisme perhitungan. Yogyakarta: Andi.

Waluyo, dan Wirawan B Ilyas. 2000. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

_______2017. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Widyaningsih. 2011. Hukum Pajak dan Perpajakan. Bandung: Alfabeta.

Page 74: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Prabandaru ageng. 2019. “Tarif Denda PPN: Keterlambatan dan Kesalahan Bayar

dan Lapor”, https://klikpajak.id/blog/berita-regulasi/tarif-denda-ppn

keterlambatan-dan-kesalahan-bayar-dan-lapor/, diakses pada 11 Junu 2021

pukul 10.40.

Utami, Novia Widya. 2018. “PPN: Pengertian, Tarif, Cara Hitung, Pajak

Pertambahan Nilai”,https://klikpajak.id/blog/pajak-bisnis/pajak-pertambahan-

nilai-ppn/ ,diakses pada 07 maret 2021 pukul 22.00.

Page 75: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Program Studi : Perpajakan

1. Nama lengkap : Rahmat Hidayat

2. No.HP : 085832266769

3. Tempat/ Tanggal Lahir : Sungai Bahar/14 maret 2000

4. Alamat Rumah : Sungai Bahar II

5. Email : [email protected]

6. Riwayat Pendidikan :

No. Nama Pendidikan

Tempat Tahun Spesialis Bidang Dari Sampai

1. TK TK-Al Muhajirin 2B

2005 2006 Umum

2. SD SD N 074 Muaro Jambi

2006 2012 Umum

3. SMP SMP N 12 Muaro Jambi

2012 2015 Umum

4. SMA SMA N 04

Muaro Jambi

2015 2018 ips

5. D-III Universitas Jambi

2018 2021 Perpajakan

Jambi, Juli 2021

Rahmat Hidayat NIM. C0D018036

Page 76: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Lampiran

DAFTAR KEGIATAN HARIAN MAGANG MAHASISWA

PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERIODE 08 FEBRUARI – 08 APRIL 2021

Catatan Harian Tanggal : 08 Februari 2021

Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-15.30 Pengenalan lingkungan kantor

Pengenalan pejabat kantor bagian SBUTK

Catatan Harian Tanggal : 09 Februari 2021

Hari : Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Menginput penjualan harian

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan menginput penjualan harian

Catatan Harian Tanggal : 10 Februari 2021

Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Penyusunan faktur pajak

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Penyusunan faktur pajak

Catatan Harian Tanggal : 11 Februari 2021

Hari : kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Menginput penjualan harian

Page 77: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Menginput penjualan harian

Catatan Harian Tanggal : 12 Februari 2021

Hari : jum’at

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Tanggal merah

Catatan Harian Tanggal : 15 Februari 2021

Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Perbaikan SOP

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan perbaikan SOP

Catatan Harian Tanggal : 16 Februari 2021

Hari : Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.30 Melanjutin Menginput data Kasdan PB.16 2020

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Membuat SPP dan SPPD

Catatan Harian Tanggal : 17 Februari 2021

Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

7.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Page 78: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Catatan Harian Tanggal : 18 Februari 2021

Hari : kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Melanjutin Menginput data Kasdan PB.16 2020

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutin Menginput data Kasdan PB.16 2020

Catatan Harian Tanggal : 19 Februari 2021

Hari : Jum’at

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Penghitungan pajak untuk marger perusahaan pph

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan Penghitungan pajak untuk marger perusahaan pph

Catatan Harian Tanggal : 22 Februari 2021

Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 23 Februari 2021

Hari : Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Menginput data Kasdan PB.16 2020

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan Menginput data Kasdan PB.16 2020

Tanggal : 24 Februari2021

Page 79: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Catatan Harian Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Mengetik surat peminjaman mobil

Catatan Harian Tanggal : 25 Februari 2021

Hari :Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.00-12.00 Mengitung nota makandireksi

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Menginput data Kasdan PB.16 2020

Catatan Harian Tanggal : 26 Februari 2021

Hari :Jum’at

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 1 Maret 2021

Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 2 Maret 2021

Hari : Selasa

Page 80: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 3 Maret 2021

Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Menginput data HGU

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan menginput data HGU

Catatan Harian Tanggal : 4 Maret 2021

Hari : Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 5 Maret 2021

Hari : jum’at

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.30-14.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 8 Maret 2021

Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Page 81: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 9 Maret 2021

Hari : Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Menginput data HGU

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan menginput data HGU

Catatan Harian Tanggal : 10 Maret 2021

Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-16.00 Pergi ke pantiasuhan asrama yatim bersama direksi

Catatan Harian Tanggal : 11 Maret 2021

Hari :Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-16.00 Acara Ulang tahun PTPN VI

Catatan Harian Tanggal : 12 Maret 2021

Hari : Jum’at

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.00-11.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.30-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Tanggal : 15 Maret 2021

Page 82: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Catatan Harian Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-11.00 Mengitung nota makan direksi

12.00-13.00 Istirahat

13.30-16.00 Melanjutkan Menginput data Kas dan PB.16 2020

Catatan Harian Tanggal : 16 Maret 2021

Hari : Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Menginput data Kasdan PB.16 2020

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan Menginput data Kas dan PB.16 2020

Catatan Harian Tanggal : 17 Maret 2021

Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Penghitungan pajak untuk marger perusahaan pph

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Penghitungan pajak untuk marger perusahaan pph

Catatan Harian Tanggal : 18 Maret 2021

Hari : Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 19 Maret 2021

Hari : Jum’at

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

Page 83: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-15.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 22 Maret 2021

Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 23 Maret 2021

Hari : Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Nyusuns urat cuti karyawan

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan nyusunsurat cuti karyawan

Catatan Harian Tanggal : 24 Maret 2021

Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

08.30-11.30 Menginput data Kasdan PB.15 2020

12.00-13.00 Istirahat

13.30-16.00 Melanjutkan Menginput data Kasdan PB.15 2020

Catatan Harian Tanggal : 25 Maret 2021

Hari : Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

Page 84: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil

Catatan Harian Tanggal : 26 Maret 2021

Hari :Jum’at

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 AcaraSoft launcing aplikasie-retail teh kayu aro

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Menginput data Kasdan PB.16 2020

Catatan Harian Tanggal : 29 Maret 2021

Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil

Catatan Harian Tanggal : 30 Maret 2021

Hari :Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Menginput data HGU

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan menginput data HGU

Catatan Harian Tanggal : 31 Maret 2021

Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil

Page 85: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Catatan Harian Tanggal : 01 April 2021

Hari : Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjad ipdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal :02 April 2021

Hari : Jum’at

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Catatan Harian Tanggal : 05 April 2021

Hari : Senin

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil

Catatan Harian Tanggal : 06 April 2021

Hari : Selasa

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil

Page 86: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Catatan Harian Tanggal : 07 April 2021

Hari : Rabu

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Menginput data Kasdan PB.10 2020

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Menginput data Kas dan PB.10 2020

Catatan Harian Tanggal : 08 April 2021

Hari : Kamis

Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf

12.00-13.00 Istirahat

13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf

Page 87: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Lampiran

1.Faktur Pajak Umum

Page 88: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

2. Faktur Pajak diguggung dan Invoice

Page 89: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

3. Foto bersama Pegawai SBUTK dan foto perpisahan magang

Page 90: LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN …

Lampiran

PENILAIAN MAGANG