EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak...

59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI TUGAS AKHIR Disusununtuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma ΙΙΙ Perpajakan Oleh : ARDHI SATYAWAN NIM F3409009 PROGRAM STUDI DIPLOMA ΙΙΙPERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak...

Page 1: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Disusununtuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli

Madya Program Studi Diploma ΙΙΙ Perpajakan

Oleh :

ARDHI SATYAWAN

NIM F3409009

PROGRAM STUDI DIPLOMA ΙΙΙPERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

AN EVALUATION ON VALUE-ADDED TAX REVENUE AND LUXURY GOODS SALE TAX IN BOYOLALI TAX SERVICE OFFICE

ARDHI SATYAWAN

F3409009

Tax is a potential alternative as fund source to implement the national development. Value-Added and Luxury Goods Sale taxes are the examples. The objectives of research are to find out the extent to which the revenue of Value-Added and Luxury Goods Sale taxes affects the total tax revenue in Boyolali Tax Service Office, to find out the projection of Value-Added and Luxury Goods Sale tax revenue contribution in the next 3 years, to find out the compliance level of Annual Notification delivery of PPN Term in 2011 and to find out the obstacles in Value-Added and Luxury Goods Sale taxes revenue as well as the measures taken to improve the Value-Added and Luxury Goods Sale taxes revenue in Boyolali Tax Service Office. Based on the result of research the writer had conducted, it could be concluded that the Value-Added and Luxury Goods Sale taxes revenue affected substantially the total tax revenue in Boyolali Tax Service Office. The recommendation given by the writer was to give firm sanction to the taxpayers incompliant with the prevailing regulation and to increase the frequency of taxing illumination implementation evenly in all subdistricts of Boyolali. Thus, the Value-Added and Luxury Goods Sale taxes revenue could be optimize more.

Keywords: Value-added and luxury goods sale taxes, evaluation, boyolali tax service office, contribution, compliance level of annual notification delivery of PPN term, projection.

Page 3: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Manfaatkanlah waktumu sebaik-baiknya, karena jika waktu tersebut berlalu begitu saja, kau tak akan bisa mengulanginya lagi, dan kau hanya bisa menyesalinya (Penulis).

Penulis persembahkan TUGAS AKHIR ini kepada:

Orang Tua dan Keluarga

Teman-teman DIII Perpajakan Angkatan 2009

Dosen pembimbing tugas akhir

Almamater

Page 6: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir

dengan Judul Evaluasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolali ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Perpajakan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang membantu penyusunan laporan tugas akhir ini:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir.

2. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih sayang

yang tiada hentinya kepada penulis pada saat menyusun laporan tugas

akhir ini.

3. Saudara dan Keluarga besar penulis yang selalu memberikan dorongan

semangat dalam menyelesaikan laporan tugas akhir.

4. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret.

5. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi

Diploma 3 Perpajakan Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

yang tidak bisa disebutkan satu-satu.

7. Sutaryo S.E, M.Si., Ak. selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah

memberikan pengarahan dan bantuan selama penyusunan tugas akhir.

8. Indra Susila, S.E., M.M. selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolai yang telah berkenan memberikan kesempatan pada penulis untuk

melakukan magang kerja dan penelitian.

Page 7: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

9. Bapak Wahono selaku Pembimbing Instansi Magang Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Boyolali.

10. Miftahur Roiva sebagai Staff Sekretariat yang telah membantu penulis

menyelesaikan magang dengan baik.

11. Seluruh staff Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolai yang telah

memberi kesempatan dan membantu penulis dalam menyelesaikan

magang dengan baik.

12. Teman-teman penulis yang telah memberikan saran, masukan dan

bantuan dalam menyusun tugas akhir ini Apin, Andri, Dhika, Yunda,

Pampam, Umam, Dicky, Febrian, Syahida, Okto, Tyas matur nuwun yo.

13. Seluruh teman-teman D3 Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret angkatan 2009 yang tidak bisa disebutkan

satu-satu.

14. Ikan-ikan di akuarium yang telah memberikan ide dan inspirasi kepada

penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

15. Semua pihak yang membantu namun tidak bisa disebut satu-satu.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan tugas

akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 20 Juni 2012

Penulis

Page 8: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

ABSTRACT.......................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi

DAFTAR ISI......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

BAB

I. PENDAHULUAN

A. Profil Instansi ......................................................................................... 1

B. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 9

C. Rumusan Masalah .................................................................................. 12

D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 13

Page 9: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 13

F. Metoda Penelitian .................................................................................. 14

II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 17

1. Pengertian Pajak ............................................................................. 17

2. Pajak Pertambahan Nilai ................................................................ 22

3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ........................................... 28

4. Tempat Terutang Pajak .................................................................. 30

5. Faktur Pajak .................................................................................... 31

6. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai .................. 32

B. Pembahasan ............................................................................................ 34

III. TEMUAN

A. Kelebihan ............................................................................................... 43

B. Kelemahan.............................................................................................. 43

IV. PENUTUP

A. Simpulan................................................................................................. 45

B. Rekomendasi .......................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1 Kontribusi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali ....................... 35

II.2 Proyeksi Kontribusi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas

Barang Mewah dari Tahun 2012-2014 ................................................ 38

II.3 Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Masa PPN Tahun 2011 di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Boyolali ..................................................... 40

Page 11: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

I.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Boyolali........................................ 5

Page 12: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Magang.

2. Surat Ijin Magang Kerja.

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Magang.

4. Formulir Penilaian Magang Kerja.

5. Data Realisasi Penerimaaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolali selama Tahun 2009-2011

6. Laporan Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Masa PPN selama Tahun 2011

Page 13: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. PROFIL INSTANSI

1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali (KPP Pratama Boyolali)

didirikan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang perubahan atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Instansi Bertikal Direktorat jendral Pajak dan mulai

beroperasi pada tanggal 30 Oktober 2007 sesuai dengan Keputusan

Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-141/PJ/2007 tanggal 03 Oktober

2007 tentang Penerapan Organisasi dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, serta kantor

Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan

Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebelum KPP Pratama Boyolali berdiri, di Kabupaten Boyolali telah

berdiri Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP PBB). Kantor ini

menangani administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang wilayah kerjanya

meliputi Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sragen. Untuk penanganan

Page 14: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pajak Pertamabahn Nilai (PPN) dan Pajak Pendapatan Barang Mewah

(PPnBM) Kabupaten Boyolali ditangani oleh KPP Pratama Surakarta.

Dengan adanya modernisasi dan reorganisasi di lingkungan Direktorat

Jenderal Pajak, maka fungsi kerja instansi vertical seperti KPP, KP PBB,

Krikpa (Kantor Pameriksaan dan Penyidikan Pajak) digabungkan menjadi

KP2KP (Kantor Penyuluhan, Pelayana dan Konsultasi Perpajakan) dan

KPP Pratama. Dengan adanya peraturan dari Dirjen Pajak, maka di

Boyolai dibangunlah KPP Pratama Boyolali yang terletak di Jalan Solo –

Boyolali Km 24, Mojosongo, Boyolali.

2. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali

Kantor Pelayan Pajak Pratama Boyolali yang terletak di Jalan Solo-

Boyolali Km 24, Mojosongo, Boyolali, wilayah kerjanya melayani seluruh

Kabupaten Boyolali. Letak geografis Kabupaten Boyolali adalah 110 22’–

110 50’ Bujur Timur dan 7 36’-7 71’ Lintang Selatan. Kabupaten

Boyolali berada pada ketinggian 100 – 1500 meter diatas permukaan laut.

Wilayah ini terdiri dari 19 kecamatan, diantaranya adalah:

a. Kecamatan Boyolali;

b. Kecamatan Mojosongo;

c. Kecamatan Teras;

d. Kecamatan Banyudono;

e. Kecamatan Sawi;

f. Kecamatan Sambi;

Page 15: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

g. Kecamatan Ngemplak;

h. Kecamatan Simo;

i. Kecamatan Nogosari;

j. Kecamatan Klego;

k. Kecamatan Andong;

l. Kecamatan Karanggede;

m. Kecamatan Wonosegoro;

n. Kecamatan Kemusu;

o. Kecamatan Juwangi;

p. Kecamatan Ampel;

q. Kecamatan Musuk;

r. Kecamatan Cepogo;

s. Kecamatan Selo.

Untuk itu batas-batas wilayah Boyolali, di sebelah utara berbatasan

dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen

dan Kota Surakarta. Untuk wilayah dibagian selatan, berbatasan dengan

Kabupaten Klaten dan Propinsi DIY Yogyakarta. Sedangkan di sebelah

barat batasnya adalah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

Wilayah kabupaten boyolali membentang sepanjang 48 km dari barat

sampai timur dan 54 km dari utara ke selatan.

Page 16: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Struktur Organisai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali

Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali adalah

sebagai berikut:

a. Kepala Kantor;

b. Subbagian Umum;

c. Seksi PDI;

d. Seksi Pelayanan;

e. Seksi Penagihan;

f. Seksi Pemeriksaan;

g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan;

h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

Untuk mengetahui lebih jelas yentang struktur organisasi KPP Pratama

Boyolali, bisadilihat bagian pada Gambar I.1.

Page 17: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Gambar 1.1

Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali (Penyebaran Pegawai Per Seksi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali)

Per 1 November 2011

Kepala Kantor

Pejabat Fungsional

Subbag Umum

Seksi PDI

Seksi Pelayanan

Seksi Penagihan

Seksi Pemeriksaan

Seksi Ekstensifikasi

Perpajakan

Seksi Waskon I

Seksi Waskon II

Page 18: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4. Deskripsi Tugas Jabatan Struktural

a. Kepala Kantor

Kepala kantor mempunyai tugas mengelola pelaksanaan,

penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang

perpajakan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Subbagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas diantaranya melaksanakan

pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha

dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan untuk

menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak.

c. Seksi PDI

Seksi PDI mempunyai tugas pengumpulan, pengolahan data,

penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan,

pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan

e-filling serta penyiapan laporan kinerja.

d. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan mempunyai tugas antara lain melaksanakan

penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,

pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan surat pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya,

penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, dan

kerjasama perpajakan sesuai ketentuan berlaku.

Page 19: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

e. Seksi Penagihan

Seksi Penagiahan mempunyai tugas antara lain menatausahakan

urusan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak,

penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan

dokumen-dokumen penagihan sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas diantaranya menyusun

rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,

penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta

administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas diantaranya

melaksanakan pengamatan potensi perpajakan, pencarian data dari

pihak ketiga, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak

dalam rangka ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Seksi Pengawasan dan Konsultasi mempunyai tugas diantaranya

melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib

Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis

perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja Wajib

Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan

intensifikasi dan melakukanevaluasi hasil banding berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

Page 20: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

5. Visi Misi Direktorat Jendral Pajak

a. Visi dari Direktorat Jendral Pajak

Menjadi institusi pemerintahan yang menyelenggarakan system

administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

b. Misi dari Direktorat Jendral Pajak

Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan Undang-

Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian

pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui system

administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

6. Nilai-Nilai Direktorat Jendral Pajak

a. Integritas

Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode

etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak

jujur, konsisten dan menepati janji.

b. Profesionalisme

Memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan

pekerjaan sesuai dengan kompetensinya, kewenangan serta norma-

norma profesi dan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta

norma-norma profesi, etika, sosial.

Page 21: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Inovasi

Memiliki pemikiran yang bersifat terobosan dan/atau alternative

pemecahan masalah yang kreatif dan memperhatikan aturan dan norma

yang berlaku.

d. Teamwork

Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan pihak lain, serta

membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

NegaraRepublik Indonesia adalah negara hukum berdaarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban

setiap masyarakat. Adapun salah satu tujuan bangsa Indonesia berdasarkan

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

umum, untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya dengan melaksanakan

pembangunan nasional yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air memerlukan biaya yang besar

(Rusjdi, 2007).

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, maka diperlukan fasilitas

yang cukup guna menunjang kehidupan rakyatnya. Fasilitas tersebut bisa

terlaksana dengan baik jika pemerintah mempunyai sumber dana yang besar.

Berdasarkan Anggaran Pendapatan Belanjaan Negara, sumber penerimaan

negara terbesar adalah dari sektor perpajakan. Oleh karena itu negara

Page 22: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menempatkan perpajakan sebagai perwujudan salah satu kewajiban

kenegaraan dalam rangka membiayai pembangunan nasional.

Pajak merupakan alternatif yang sangat potensial. Masalah Perpajakan

bukan hanya masalah pemerintah saja dan pihak-pihak yang terkait

didalamnya akan tetapi masyarakat juga sangat mempunyai kepentingan yang

sama untuk mengetahui masalah Perpajakan di Indonesia.Sebagai salah satu

sumber penerimaan negara yang sangat potensial, sektor Pajak merupakan

pilihan yang sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil tetapi

juga merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai

pembangunan. Untuk meningkatkan peran pajak sebagai sumber penerimaan

negara, Pemerintah telah melakukan reformasi pajak tax reform yang mulai

dicanangkan sejak tahun 1984.

Salah satu jenis pajak yang berperan sebagai sumber penerimaan adalah

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Pertambahan Nilai Atas Penjualan

Barang Mewah (PPnBM). Pajak Pertambahan Nilai barang dan jasa dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) dipungut

berdasarkan Undang-undang No.11 tahun 1994 tentang perubahan atas

Undang-undang No. 8 tahun 1983. Jo Undang-undang No. 18 tahun 2000.

Sejak diterapkannya Undang-Undang no 42 tahun 2009 tentang perubahan

atas UU no 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Pertambahan Nilai atas Barang Mewah telah cukup berperan sebagai sumber

penerimaan utama yang semakin meningkat disetiap wilayah Indonesia, baik

Page 23: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

jumlah maupun jumlah relatifnya apabila dibandingkan dengan penerimaan

negara lainnya.

Sebagai salah satu wilayah di Indonesia, daerah Boyolali yang terletak di

Provinsi Jawa Tengah juga mempunyai peranan dalam memberikan

sumbangan di penerimaan negara salah satunya di sektor penerimaan

pajaknya, terutama dari pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas

barang mewah. Hal ini disebabkan kegiatan ekonomi di Boyolali mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan ini terjadi dibeberapa sektor

seperti di sektor pertanian, pertambangan, industri, bangunan/konstruksi,

listrik, gas, hotel, rumah makan, perdagangan, angkutan, komunikasi,

perbankan dan jasa-jasa lainnya.Hal tersebut mengakibatkan penerimaan

pajak, khususnya pajak pertambahan nilai semakin meningkat.

Berdasarkan sumber data Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali

tahun 2009, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah sebesarRp37.322.254.999, pada tahun 2010 menjadi

Rp45.756.942.444 dan pada tahun 2011 menjadi Rp56.914.488.170. Namun

menurut data laporan rasio kepatuhan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai selama tahun 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolali, tingkat rasio kepatuhan dari bulan januari sampai desember terjadi

peningkatan danpenurunan, namun rata-rata mengalami penurunan.Pada

bulan Januari rasio kepatuhan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai sebesar

93,57%, pada bulan Februari turun menjadi 74,32%, pada bulan Maret turun

menjadi 67,89%, pada bulan April turun menjadi 66,02%, pada bulan Mei

Page 24: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

turun menjadi 65,89%, pada bulan Juni turun menjadi 64,58%, pada bulan

Juli naik menjadi 72,65%, pada bulan Agustus turun menjadi 67,11%, pada

bulan September turun menjadi 54,65%, pada bulan Oktober naik menjadi

68,56%, pada bulan November naik menjadi 69,34% dan pada

bulanDesember turun menjadi65,49%.. Hal tersebut tidak sesuai dengan

peningkatan penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas

barang mewah yang terjadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

Paparan di atas menjadi fokus penulis untuk mengetahui bagimana

penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah,

apakah cukup berpengaruh terhadap total penerimaan pajak di Boyolali ,

sehingga penulis mengambil judul “EVALUASI PENERIMAAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG

MEWAH PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

BOYOLALI”.

C. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari laporan Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana kontribusi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah terhadap total penerimaan pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Boyolali?

2. Bagaimana tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam kewajiban

penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertanbahan Nilai dan

Page 25: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolali?

3. Bagaimana kendala dalam penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah serta apa upaya yang dilakukan oleh Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Boyolali?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari laporan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

2. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam

penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolali.

3. Untuk mencari upaya peningkatan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Boyolali.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dalam laporan penulisan Tugas Akhir ini

adalah:

Page 26: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi sehingga dapat

meningkatkan kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali dalam hal

penagihan pajak agar berjalan lebih lancar.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah informasi dan

memberikan tambahan referensi sumber data penelitian selanjutnya dalam

bidang yang sama yaitu Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah.

F. METODA PENELITIAN

1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah Laporan

Jumlah Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

2. Jenis Data

Jenis data adalah data primer, yang diperoleh langsung dari obyek

yang diteliti(Nazir, 1998), yaitu penerimaan pajak dari pemungutan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah selama tahun

2009 sampai 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

Page 27: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Teknik Pengumpulan Data

a) Observasi

Metode observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek

(orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya

pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti

(Sangadji dan Sopiah, 2010).Pada tempat magang, penulis dapat

mengamati kegiatan yang dilakukan oleh beberapa pegawai di setiap

bagian secara langsung keadaan dan proses yang berkaitan dengan

objek yang diteliti dan mengumpulkan data yang diperlukan.

b) Wawancara

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara

langsung terhadap beberapa karyawan dibagian pelayanan dan pusat

data dan informasi (PDI), mengenai penerimaan PPN dan PPnBM di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

c) Teknik Analisis Data

1) Analisis Kualitatif adalah proses pendekatan yang tidak berwujud

angka. Pada umumnya, analisis kualitatif didasarkan pada kalimat

atau teori yang berhubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

2) Analisis Kuantitatif adalah proses analisis data yang menggunakan

angka atau rumus untuk mengetahui penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali. Contohnya adalah

Page 28: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

penghitungan kontribusi pajak pertambahan nilai terhadap total

penerimaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

Page 29: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pajak

a. Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-

undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat (Sumarsan, 2010: 4).Pajak adalah iuran kepada negara (yang

dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya

menurut peraturan-peraturan, dengtgan tidak mendapat prestasi kembali

yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara

yang menyelenggarakan pemerintah (Waluyo, 2010: 2). Pajak adalah

iuran rakyat kepada kas negara bedasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung

dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum

(Waluyo, 2010: 3).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat

pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut.

1) Iuran dari rakyat kepada negara yang dapat dipaksakan.

Page 30: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2) Berdasarkan undang-undang.

3) Tanpa jasa timbal balik atau kontrasepsi dari negara secara langsung.

4) Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

b. Fungsi Pajak

Pajak merupakan sumber pendapatan negara terbesar bagi

pembangunan, oleh karena itu pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1) Fungsi Penerimaan (budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi

pembiayaan negara dan pengeluaran pembangunan (Mardiasmo,

2008).

2) Fungsi Mengatur

Pajak berfungsi sebagai alat mengatur atau melaksanakan kebijakan

dibidang ekonomi, sosial maupun politik dengan maksud mencapai

tujuan-tujuan tertentu (Mardiasmo, 2008).

c. Asas Pemungutan Pajak

Menurut Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry Into Nature and

Cause of the Wealth of Nations” tentang asas-asas pemungutan pajak

yang dikenal dengan “The Four Maxims” adalah sebagai berikut:

1) Asas Equality (asas kesinambungan atau asas keadilan)

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak yang

dikenakan kepada Wajib Pajak harus sebanding dengan

kemampuan membayar pajak serta sesuai dengan manfaat yang

diterima.

Page 31: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Asas Certaintly (asas kepastian hukum)

Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang tetapi harus

berdasarkan undang-undang, sehingga bagi yang melanggar akan

dikenakan sanksi hukum.

3) Asas Convenience of Payment (asa pemungutan pajak tepat waktu)

Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib

pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya dengat saat diterimanya

penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak.

4) AsasEconomy (asas efisien atau asas ekonomis)

Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat/seefisien

mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih

besar dari penerimaan pajak.

d. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak di Indonesia menggunakan tiga sistem

pemungutan (Resmi, 2009)., antara lain:

1) Self Assesment System

Dalam sistem ini, pemungut pajak memberi kepercayaan dan

tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya

pajak yang harus dibayar melalui Surat Pemberitahuan Bulanan

atau Tahunan. Petugas pajak hanya bertugas untuk meneliti

kelengkapan Surat Pemberitahuan, meneliti kebenaran perhitungan

dan penulisan.

Page 32: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Official Assesment System

Dalam sistem ini, fiskus yang berperan aktif dalam menghitung dan

menetapkan besarnya pajak terutang melalui Surat Pemberitahuan

Pajak Terutang.

3) Withholding System

Dalam sistem ini, pajak dihitung, ditetapkan, dipotong, disetor, dan

dilaporkan oleh pihak ketiga ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama

tempat wajib pajak terdaftar. Hal ini wajib dilakukan oleh

Bendaharawan, pimpinan perusahaan/pemberi kerja.

e. Pengelompokan Jenis Pajak

1) Menurut golongannya

a) Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus dipikul sendiri

oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain

serta dikenakan pada waktu yang berulang-ulang pada waktu

tertentu (Resmi, 2009).

Contoh: Pajak Penghasilan, PBB.

b) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat

dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal

atau peristiwa tertentu saja (Resmi, 2009).

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

Page 33: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Menurut lembaga pemungutnya

a) Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (Resmi,

2009).

Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan

Bea Materai.

b) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah (Resmi,

2009).

Contoh: Pajak Reklame, Pajak Hiburan dan Pajak Restoran.

3) Menurut sifatnya

a) Pajak Subjektif adalah pajak yang berdasarkan pada subjeknya

(orangnya) yaitu memperhatikan keadaan Wajib Pajak (Resmi,

2009).

Contohnya: Pajak Penghasilan

b) Pajak Objektif adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya,

tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak (Resmi, 2009).

Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah.

Page 34: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2. Pajak Pertambahan Nilai

a. Dasar Hukum

Dasar hukum Pajak Pertambahan Nilai adalah Undang-Undang No. 42

Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah.

b. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan terhadap

pertambahan nilai (value added) yang timbul akibat dipakainya faktor-

faktor produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan,

menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau

pemberian jasa kepada para konsumen (Rusjdi, 2007).

c. Subyek Pajak Pertambahan Nilai

1) Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan

penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

2) Pengusaha Kecil yang memilih dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

Pajak.

Pengusaha Kecil adalah pengusaha yang melakukan penyerahan

Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak dengan

dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp600.000.000

dalam satu tahun.

Page 35: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3) Orang Pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak

berwujud dan atau dari luar Daerah Pabean.

4) Orang Pribadi atau Badan yang melakukan pembangunan rumahnya

sendiri dengan persyaratan tertentu.

5) Pemungut pajak yang ditunjuk oleh Pemerintah, yang terdiri atas

Kantor Perbendaharaan Negara, Bendahara Pemerintah Pusat dan

Daerah, termasuk Bendahara Proyek.

d. Obyek Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:

1) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh pengusaha yang memenuhi syarat.

a) Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena

Pajak.

b) Barang Tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena

Pajak tidak berwujud.

c) Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean.

d) Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha dan

pekerjaan.

2) Impor Barang Kena Pajak

3) Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh pengusaha harus memenuhi syarat-syarat.

a) Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak.

b) Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean.

Page 36: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c) Penyerahan dilakukan di dalam kegiatan usaha atau kegiatan

pengusaha yang bersangkutan.

4) Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah

Pabean di dalam Daerah Pabean.

5) Penyerahan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam

Daerah Pabean.

6) Ekspor Barang Kena Pajak berwujud dan tidak berwujud, serta

ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

7) Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan

usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan.

8) Penyerahaan aktiva oleh Pengusaha Kena Pajak yang menurut

tujuan, semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan.

e. Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

1) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Penyerahan Barang Kena

Pajak/ Jasa Kena Pajak wajib memungut Pajak Pertambahan Nillai

dari pembeli dengan membuat Faktur Pajak.

2) Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam Faktur Pajak

tersebut merupakan Pajak Keluaran (out put tax) bagi Pengusaha

Kena Pajak penjual Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, yang

sifatnya sebagai pajak yang harus dibayar (terutang pajak).

3) Pada waktu Pengusaha Kena Pajak diatas melakukan pembelian atau

perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang dikenakan

Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Pertambhaan Nilai tersebut

Page 37: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

merupakan Pajak Masukan (input tax) yang sifatnya sebagai pajak

yang dibayar dimuka, sepanjang Barang Kena Pajak atau Jasa Kena

Pajak yang dibeli tersebut berhubungan langsung dengan kegiatan

usaha.

4) Untuk setiap masa pajak, apabila Pajak Keluaran lebih besar

daripada daripada Pajak Masukan, selisihnya harus disetor ke kas

negara, dan apabila jumlah Pajak Masukan lebih besar dari Pajak

Keluaran, selisihnya dapat direstitusi atau dikompensasi ke masa

pajak berikutnya.

5) Pengusaha Kena Pajak wajib menyampaikan laporan Perhitungan

Pajak Pertambhana Nilai setiap bulan (Surat Pemberitahuan Masa

Pajak Pertambahan Nilai) ke Kantor Pelayanan Pajak terkait.

f. Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah harga jual atau penggantian

atau nilai impor atau nilai ekspor atau nilai lain yang ditetapkan sesuai

keputusan MentriKeuanganyang dipakai sebagai dasar menghitung

pajak terutang (Rusjdi, 2007). Jenis Dasar Pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai adalah:

1) Harga Jual

Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau

seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena

Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut

Page 38: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menurut undang-undang dan potongan harga yang dicantumkan

dalam faktur pajak.

2) Penggantian

Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau

seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena

Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan potongan

hargayang tercantum dalam faktur pajak.

3) Nilai Impor

Nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan Bea Masuk

ditambah pungutan, dikenakan sesuai undang-undang, Pabean tidak

termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

4) Nilai Ekspor

Nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau

seharusnya diminta oleh eksportir.

g. Tarif Pajak Pertambahan Nilai

1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%.

2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak

sebesar 0% (nol persen).

Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas

konsumsi Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Oleh karena

itu, Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang diekspor atau

dikonsumsi diluar Daerah Pabean , dikenakan Pajak Pertambahan

Nilai dengan tarif 0% (nol persen). Pengenaan tarif 0% (nol persen)

Page 39: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

bukan berati pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

Namun, Pajak Masukan yang telah dibayar atas ekspor tetap dapat

dikreditkan. Ketentuan ini berlaku juga bagi Pajak Penjualan Atas

Barang Mewah.

h. Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

Berdasarkan undang-undang Pajak Pertambahan Nilai dapat

diuraikan sebagai berikut.

1) Secara umum Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas transaksi

penyerahan Baratng Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dipungut oleh

Pengusaha Kena Pajak penjual, dan pembeli Barang Kena Pajak atau

Jasa Kena Pajak wajib membayar kepada Pengusaha Kena Pajak

penjual sebesar harga jual ditambah Pajak Pertambahan Nilai yang

terutang

2) Namun apabila yang bertindak sebagai pembeli Barang kena Pajak/

Jasa Kena Pajak tersebut berstatus sebagai pemungut Pajak

Pertambahan Nilai (pembeli khusus), Pajak Pertambahan Nilai yang

terutang tidak dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak, melainkan

disetor langsung ke kas Negara oleh pemungut Pajak Pertambahan

Nilai tersebut. Pembeli khusus terdiri dari.

a) Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara serta Bendahara

Pemerintah (pusat atau daerah) yang dananya berasal dari APBN.

b) Pertamina.

Page 40: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c) Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah, termasuk

Bank Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah.

d) Perusahaan Kontrak Karya dan Kontrak Bagi Hasil

Pertambangan/ Pengeboran.

i. Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai

Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah

dengan tarif 10% atau 0% untuk ekspor Barang Kena Pajak, dengan

rumus.

Pajak Pertambahan Nilai = Tarif pajak Dasar Pengenaan Pajak.

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah

a. Dasar Hukum

Dasar hukum Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah Undang-

Undang no 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

b. Karakteristik dalam Pajak Penjualan atas Barang Mewah

1) Pengenaan atas Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya satu kali

yaitu pada saat penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong

mewah oleh pengusaha yang menghasilkan atau pada saat impor.

2) Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dapat dikreditkan dengan

Pajak Pertambahan Nilai. Namun demikian apabila eksportir

mengekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah, maka Pajak

Page 41: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Penjualan atas Barang Mewah yang telah dibayar pada saat

perolehan dapat direstitusi.

c. Subjek Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak

yang tergolong mewah di dalam Daerah Pabean dalam lingkungan

perusahaan atau pekerjaannya dan pengusaha yang mengimpor barang

yang tergolong mewah (Rusjdi, 2007).

d. Obyek Pajak Penjualan atas Barang Mewah

1) Penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang

dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang

Kena Pajak yang Tergolong Mewah di dalam Daerah Pabean.

2) Impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah.

e. Mekanisme Pemungutan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah dibayar tidak dapat

dikreditkan dengan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.

Dengan demikian, prinsip pemungutan pajak hanmya satu kali saja

yaitu saat penyerahan pertama dan penyerahan pada tingkat berikutnya

tidak lagi dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

f. Dasar Pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Dasar pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sama dengan

dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai yaitu.

1) Nilai impor untuk impor barang mewah.

2) Harga jual untuk penjualan barang mewah oleh pabrik.

Page 42: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

g. Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah

1) Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah serendah-

rendahnya 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 20% ( dua puluh

persen).

2) Perbedaan kelompok tarif didasarkan pada pengelompokan Barang

Kena Pajak tergolong mewah yang ditetapkan ditetapkan

pemerintah.

3) Atas Ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dikenakan

pajak dengan tarif 0% (nol persen).

h. Perhitungan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Pajak Penjualan atas Barang Mewah = Tarif Pajak Dasar Pengenaan

Pajak.

4. Tempat Pajak Terutang

a. Penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak

1) Tempat tinggal

2) Tempat kedudukan

3) Tempat kegiatan usaha dilakukan

Jika mempunyai lebih dari satu tempat usaha, atas permohonan

Pengusahan Kena Pajak dapat ditetapkan salah satu tempat usaha

sebagai tempat pajak terutang.

4) Tempat lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak.

Page 43: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Untuk impor terutang pajak ditempat Barang Kena Pajak dimasukkan

ke dalam Daerah Pabean dan dihubungkan dengan tempat penyelesaian

Bea Masuk.

c. Untuk pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau Jasa

Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, di tempat orang pribadi atau badan

tersebut terdaftar.

d. Satu tempat atau lebih yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak

sebagai tempat pemusatan pajak terutang atas permohonan tertulis dari

Pengusaha Kena Pajak.

5. Faktur Pajak

Faktur Pajak adalah bukti pemungutan pajak yang dibuat oleh

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak

atau Jasa Kena Pajak (Rusjdi, 2007). PKP juga wajib memungut PPN.

Faktur Pajak tidak perlu dibuat secara khusus atau berbeda dengan faktur

penjualan. Faktur Pajak dapat berupa faktur penjualan atau dokumen

tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh Direktorat Jendral

Pajak.

a. Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap:

1) penyerahan Barang Kena Pajak,

2) penyerahan Jasa Kena Pajak,

3) ekspor Barang Kena Pajak Berwujud dan atau Tidak Berwujud,

4) ekspor Jasa Kena Pajak.

Page 44: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. Saat Pembuatan Faktur Pajak

1) Saat penyerahaan Barang Kena Pajak dan/ atau penyerahan Jasa

Kena Pajak.

2) Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran

terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum

penyerahan Jasa Kena Pajak.

3) Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian

tahap pekerjaan.

4) Saat penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut

tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan.

5) Saat lain yang diatur berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan.

Dalam rangka meringankan beban administrasi, Pengusaha

Kena Pajak diperkenankan untuk membuat satu Faktur Pajak yang

meliputi semua penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak

yang terjadi selama 1 (satu) bulan kalender kepada pembeli yang

sama atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama, yaitu Faktur Pajak

Gabungan. Faktur Pajak tersebut harus dibuat paling lama pada akhir

bulan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.

6. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai adalah surat yang

oleh Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak digunakan untuk melaporkan

perhitungan dan/ atau pembayaran pajak, obyek pajak dan atau buka obyek

Page 45: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai ketentuan perundang-undangan

perpajakan (Rusjdi, 2007).

a. Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Pengusaha Kena Pajak dan

Pemotong/ Pemungut Pajak adalah:

1) sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan

jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah yang sebenarnya terutang,

2) melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran,

3) melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah

dilaksanakan melalui pihak lain dalam satu masa pajak sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku.

b. Saat Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai

Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak

harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya

masa pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan

Nilai disampaikan. Berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2007, keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak terutang

dikenakan sanksi administrasi sebesar 2% (dua persen) dari pajak

terutang sebulan, dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai

tanggal pembayaran dan bagian dari satu bulan dihitung penuh satu

bulan.

Page 46: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

c. Saat Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling

lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.

Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007,

keterlambatan Surat penyampaian Pemberitahuan Pajak Pertambahan

Nilai dikenakan sanksi denda sebesar Rp500.000.

B. PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis mengevaluasi besarnya penerimaan pajak

pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Boyolali berdasarkan rumasan masalah yang ada

pada bab sebelumnya. Rumusan masalah tersebut diantaranya adalah:

1. Kontribusi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah terhadap Total Penerimaan Pajak

Tahun 2009 sampai 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolali

Kontribusi adalah besarnya sumbangan atau pengaruh

darisetiapsumber penerimaan pajak terhadap total penerimaan

pajak.Besarnya kontribusi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah terhadap total penerimaan pajak di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Boyolali tahun anggaran 2009-2011 dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

Page 47: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Kontribusi = X 100%

Sumber data: KPP Pratama Boyolali

Tahun 2009 = x 100% = 28,42%

Tahun 2010 = x 100% = 27,68%

Tahun 2011 = x 100% = 28,80%

Berikut ini merupakan data tabel yang menunjukkan secara terperinci

mengenai rasio kontribusi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah terhadap total penerimaan pajak tahun

anggaran 2009 sapai 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

Tabel II.1 Kontribusi

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Di Kantor Pelayan Pajak Pratama Boyolali

Tahun Realisasi penerimaan PPN dan

PPn BM

Realisasi Total Penerimaan

Pajak

Kontribusi PPN dan PPnBM

2009 37.307.490 131.281.901 28,42% 2010 46.756.942 168.905.398 27,68% 2011 56.914.488 192.707.392 28,80%

Sumber data: Kantor Pelayan Pajak Pratama Boyolali

Berdasarkan tabel II.1, kontribusi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah terhadap total penerimaan pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Boyolali mengalami peningkatan dan penurunan

dari tahun 2009 sampai 2011. Pada tahun 2009, penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

sebesar37.307.490, sedangkan total penerimaan pajak yang diterima

Page 48: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sebesar 131.281.901 sehingga kontribusi Pajak Pertambahan Nilai dan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah terhadap total penerimaan pajak

sebesar 28,42%. Pada tahun 2010, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar 46.756.942, sedangkan

total penerimaan pajak yang diterima sebesar 168.905.398 sehingga

kontribusi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah terhadap total penerimaan pajak sebesar 27,70%. Pada tahun 2011,

penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah sebesar 56.914.488, sedangkan total penerimaan pajak yang

diterima sebesar 197.707.392 sehingga kontribusi Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terhadap total penerimaan pajak

sebesar 28,80%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah mempunyai

kontribusi yang lumayan besar terhadap total penerimaan pajak di Kantor

Pelayan Pajak Boyolali.

Berdasarkan tabel II.1, kontribusi Pajak Pertambahan Nilaidan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah mengalami kenaikan dan penurunan setiap

tahun. Pada tahun 2010 kontribusi PPN dan PPnBM mengalami penurunan

sebesar 0,74%. Sedangkan tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar

1,12%.

Untuk mengetahui kontribusi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Boyolali beberapa tahun berikutnya, penulis

Page 49: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mencoba untuk memproyeksikan kontribusi penerimaan PPN dan PPnBM

selama 3 (tiga) tahun mendatang. Memproyeksikan berarti menganalisa

kondisi di masa mendatang. Dalam memproyeksikan kontribusi

penerimaan PPN dan PPnBM memerlukan banyak asumsi seperti

kontribusi tahun sebelumnya, dan kenaikan (penurunan) rata-rata

kontribusi tahun sebelumnya. Cara pertama yang digunakan untuk

memproyeksikan adalah dengan menghitung perubahan kenaikan dan

penurunan rata-rata kontribusi penerimaan PPN dan PPnBM per tahun.

Setelah itu, hasil rata-rata perubahan kenaikan atau penurunan di rata-rata

dengan menjumlahkan hasil perubahan kenaikan atau penurunan 3 (tiga)

tahun sebelumnya. Untuk memproyeksikan 3 (tiga) tahun mendatang

dengan cara hasil dari rata-rata kenaikan (penurunan) di tahun sebelumnya

dibagi 100kemudian dikalikan rata-rata kontribusi tahun sebelumnya(jika

mencari tahun 2012 maka dikalikan dengan rata-rata tingkat kontribusi

tahun 2011, dan seterusnya), setelah itu ditambahkan dengan rata-

ratakontribusi di tahun sebelumnya juga.

Berdasarkan Modul Analisis Laporan Keuangan Nugrahaningsih dan

Palikhatun 2007, rumus proyeksi dapat dirumuskan sebagai berikut.

P = X2 + X2

P = Proyeksi tahun mendatang

X1 = Rata-rata kenaikan (penurunan)

X2 = Rata-rata kontribusi tahun sebelumnya

Page 50: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Proyeksi untuk 3 (tiga) tahun mendatang penulis sajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel II.2 Proyeksi Kontribusi Penerimaan PPN dan PPnBM

Di KPP Pratama Boyolali Tahun 2012-2014 Tahun Realisasi

PPN dan PPnBM

Realisasi Total

Penerimaan Pajak

Kontribusi (%)

Rata-rata Kenaikan

(Penurunan) (%)

Proyeksi (%)

2012 2013 2014

2009 37.307.490 131.281.901 28,42% 0,67

28,99 29,18 29,36 2010 46.756.942 168.905.398 27,68% 2011 56.914.488 192.707.392 28,80%

Sumber data:Seksi PDI Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

Tabel di atas menjelaskan tentang proyeksi kontribusi penerimaan

PPN dan PPnBM selama 3 (tiga) tahun. Data di atas menghasilkan

kontribusi penerimaan PPN dan PPnBM selama 3 (tiga) tahun mengalami

kenaikan setiap tahun. Hal itu bisa terjadi karena dilihat dari tahun 2009-

2011 kontribusi mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikan sebesar 0,67%,

maka penulis dapat memproyeksikan untuk 3 (tiga) tahun mendatang

kontribusi penerimaan PPN dan PPnBM mengalami kenaikan. Hal tersebut

terjadi karena rencana penerimaan PPN dan PPnBM dapat tercapai sesuai

target sehingga proyeksi 3 (tiga) ke depan mengalami kenaikan.

2. Tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam kewajiban

penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertanbahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Boyolali pada tahun 2011

Tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam menyampaikan Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) diperoleh

Page 51: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dari laporan penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan

Nilai. Menurut Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali, indikator

tingkat kepatuhan penyampaian SPT Masa PPN adalah sebagai berikut.

a. Persentase 0%-40% (sangat tidak patuh).

b. Persentase 41%-60% (tidak patuh).

c. Persentase 61%-80% (cukup patuh).

d. Persentase 81%-100% (patuh).

Tingkat kepatuhan dapat dihitung dengan rumus.

Tingkat Kepatuhan PKP = X 100

Tingkat penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai tahun 2011 di Kantor PelayananPajak Pratama Boyolali

disajikan dalam tabel kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan Masa

Pajak Pertambahan Nilai yang menunjukkan 3 jenis surat pemberitahuan

masa adalah sebagai berikut:

a. surat pemberitahuian masa pajak pertambahan nilai industri,

b. surat pemberitahuian masa pajak pertambahan nilai jasa,

c. surat pemberitahuian masa pajak pertambahan nilai

perdagangan.

Selain jenis Surat Pemberitahuan yang terdiri atas penyampaian

Surat Pemberitauan nihil, Surat Pemberitauan lebih bayar, dan Surat

Pemberitauan kurang bayar, tabel juga menunjukkan jumlah Pengusaha

Kena Pajak terdaftar. Penulis membahas, apakah bertambahnya Pengusaha

Page 52: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Kena Pajak terdaftar setiap bulan disertai kenaikan kepatuhan

penyampaian Surat Pemberitauan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Berdasarkanperhitungan pada tabel laporan rasio kepatuhan di

bawah, secara keseluruhan tingkat kepatuhan dikatakan cukup patuh,

penyampaian dikatakan sangat patuh apabila dilihat sekilas pada bulan

Januari dengan rata-rata diatas 80%. Semakin bertambahnya Pengusaha

Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali ternyata tidak

disertai dengan tingkat kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan

Pajak Pertambahan Nilai. Tingkat penyampaian SPT Masa PPN tertinggi

dicapai oleh sektor jasa sebesar 308 SPT dari 432 PKP, dan tingkat

penyampaian SPT Masa PPN terendah dicapai oleh sektor industri sebesar

53 SPT dari 89 PKP.

Tabel II.3 Laporan Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN

Tahun 2011 Bulan Sektor usaha Total

PKP SPT Yang Dilaporkan Jumlah Rasio

kepatuhan (%)

Industri Jasa Perdagangan Industri Jasa Perdagangan

Januari 55 323 166 544 46 307 156 509 93,57 Februari 56

326 171 553 32 274 105 361 74,32

Maret 82 411 217 710 61 296 125 482 67,89 April 83 417 221 721 50 296 130 476 66,02 Mei 83 418 226 727 54 292 133 479 65,89 Juni 84 420 230 734 41 294 139 474 64,58 Juli 86 425 235 746 54 316 172 542 72,65

Agustus 86 425 237 748 55 293 154 502 67,11 September 86 427 239 752 28 272 111 411 54,65 Oktober 88 430 239 757 51 145 323 519 68,56

November 89 430 241 760 53 316 158 527 69,34 Desember 89 432 244 765 53 308 140 501 65,49 Rata-rata 69,17

Sumber data: Seksi Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

Page 53: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Hambatan dan Upaya peningkatan penerimaan Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Boyolali

a. Hambatan

Hambatan yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali

dalam hal penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah adalah:

1) Wajib Pajak lupa melapor

Rata-rata Wajib Pajak (Konstruksi) lupa untuk melapor karena tidak

ada kegiatan usaha yang dilakukan, sehingga Wajib Pajak

beranggapan tidak perlu melapor SPT Masa PPN.

2) Wajib Pajak telah meninggal dunia

Wajib Pajak telah meninggal dunia dan tidak ada pemberitahuan

resmi dari ahli waris, sehingga masih terdaftar dalam administrasi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

b. Upaya

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah:

1) Pendekatan Account Representative (AR)

Pendekatan oleh AR yang menangani beberapa Wajib Pajak untuk

meningkatkan penerimaan dengan pendekatan persuasif, seperti

memberi informasi perpajakan terbaru, mengingatkan untuk

Page 54: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

melaporkan SPT dengan menghubungi Wajib Pajak via telepon dan

mengirim surat.

2) Memberikan Penyuluhan dan Sosialisasi Perpajakan

Penyuluhan dan Sosialisasi Perpajakan biasanya dilakukan dengan

cara mengundang Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan untuk

melakukan penyuluhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali

dengan mendatangkan Narasumber atau dengan datang ke Kantor

Wajib Pajak Badan untuk memberikan penyuluhan.

3) Mengadakan Mobile Tax Unit

Mobile Tax Unit adalah sebuah mobil berlogo Direktorat Jendral

Pajakyang ada di tempat tertentu dan didampingi oleh petugas pajak

yang berfungsi sebagai sarana untuk memudahkan Wajib Pajak

dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak. Biasanya Mobile

Tax Unit berada di wilayah yang mempunyai jarak terlalu jauh dari

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali.

Page 55: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB III

TEMUAN

A. KELEBIHAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, penulis menemukan

beberapa kelebihan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Boyolali, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Kontribusi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah pada Tahun 2011 mengalami kenaikan dari tahun

sebelumnya sebesar 1,12%.

2. Proyeksi kontribusi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah selama tiga tahun mendatang mengalami

kenaikan.

3. Tingkat rasio kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN

paling tinggi terjadi pada bulan januari dengan rasio kepatuhan sebesar

93,57%.

4. Tingkat penyampaian paling tinggi pada Tahun 2011 berasal dari SPT

Masa PPN Jasa.

B. KELEMAHAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, penulis menemukan

beberapa kelemahan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Pertambahan

Page 56: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Boyolali, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Kontribusi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,74% dari tahun

sebelumnya.

2. Tingkat rasio kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN

paling rendah terjadi pada bulan september dengan rasio kepatuhan

sebesar 54,65%.

3. Tingkat penyampaian paling rendah pada Tahun 2011 berasal dari SPT

Masa PPN industri.

Page 57: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang penulis lakukan dapat diambil

simpulan dan rekomendasi yang mungkin berguna bagi pihak-pihak terkait

berkenaan dengan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah di Kantor Pelayanan Pajak Boyolali adalah sebagai berikut.

1. Kontribusi Pajak Pertaambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah terhadap keseluruhan penerimaan pajak dari tahun 2009 sampai

2011 mengalami kenaikan dan penurunan. Tingkat kontribusi Pajak

Pertambahan Nilaidan Pajak Penjualan atas Barang Mewah tertinggi tahun

2011 dengan presentase sebesar 28,80%. Sedangkan kontribusi terendah

pada tahun 2010 sebesar 27,70%. Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah mempunyai kontribusi yang

cukup besar terhadap keseluruhan penerimaan pajak, lebih dari seperempat

penerimaan pajak bersumber dari Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah.

2. Untuk proyeksi kontribusi penerimaan PPN dan PPnBM selama 3 tahun

kedepan penulis memprediksikan bahwa kontribusi penerimaan PPN dan

PPnBM mengalami kenaikan dengan rata-rata kenaikan 0,67%.

3. Kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan

Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak tahun 2011 belum sesuai dengan jumlah

Page 58: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar. Rata-rata tingkat kepatuhan pada

tahun 2011 sebesar 69,17% dari 765 Pengusaha Kena Pajak terdaftar.

Tingkat kepatuhan penyampaian paling tinggi berasal dari SPT Masa PPN

Jasa, sedangkan tingkat kepatuhan paling rendah berasal dari SPT Masa

PPN Industri.

4. Hambatan–hambatan yang mempengaruhi penerimaan Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah diantaranya adalah

ketidakpatuhan dalam penyampaian SPT Masa PPN atau SPT Masa PPN

tidak lengkap atau bahkan tidak disampaikan sama sekali. Wajib Pajak

lupa untuk melapor karena tidak ada kegiatan, sehingga beranggapan

untuk tidak melapor. Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Boyolai dengan cara pendekatan oleh AR, memberikan

Penyuluhan dan Sosialisasi Perpajakan, dan mengadakan mobile tax unit.

B. REKOMENDASI

Rekomendasi yang diberikan penulis untuk Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Boyolali adalah sebagai berikut.

1) Sanksi terhadap Wajib Pajak yang melanggar peraturan dan melalaikan

kewajiban perpajakannya diterapkan secara tegas sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

2) Meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk melaporkan Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan menggiatkan

Page 59: EVALUASI PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK .../Evaluasi...evaluasi penerimaan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kantor pelayanan pajak pratama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

program penyuluhan mengenai perpajakan secara merata disetiap

kecamatan di Boyolali.

3) Meningkatkan pengwasan dan kesadaran Penusahan Kena Pajak sektpr

industri pada saat penyampaian SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai

dengan memberikan informasi-informasi perpajakan serta sanksi-sanksi

perpajakan supaya mendapatkan hasil yang optimal.