Laporan TF Fix

35
LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN TAMAN TERNAK PENDIDIKAN (TEACHING FARM) Tanggal 15-26 September 2014 OLEH: KELOMPOK 7 PPDH XXIII Muhammad Zaki M. 061011251 Murti Wibowo 061011027 Prima Resky F. 061011228 Rendy Suryaady P. 061011232 Rizal Pahlevi 061011234 Nurul Hikmah Manzil 061011238 Nurul Nina Widya W. 061011195 Nurvita Putih K. 061011059 Arindita Niatazya N. 061011179 Putri Anggita P. Tamba 061011036 Putri Dwi Khozanah S. 060911044 Rani Evadewi 061011049 Reni Nanda Rizkika 061011033 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITASAIRLANGGA

description

taya

Transcript of Laporan TF Fix

LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWANTAMAN TERNAK PENDIDIKAN(TEACHING FARM)Tanggal 15-26 September 2014

OLEH:KELOMPOK 7 PPDH XXIIIMuhammad Zaki M.061011251Murti Wibowo061011027Prima Resky F.061011228Rendy Suryaady P.061011232Rizal Pahlevi061011234Nurul Hikmah Manzil061011238Nurul Nina Widya W.061011195Nurvita Putih K.061011059Arindita Niatazya N.061011179Putri Anggita P. Tamba061011036Putri Dwi Khozanah S.060911044Rani Evadewi061011049Reni Nanda Rizkika061011033

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITASAIRLANGGASURABAYA2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan kegiatan praktikum taman ternak pendidikan (Teaching Farm) ini dapat terselesaikan dengan baik.Penyusunan laporan praktikum ini sebagai salah satu syarat menempuh Laporan praktikum Taman Ternak Pendidikan (Teaching Farm) ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dibidang manajemen peternakan. Akhirnya, penyusun berharap, laporan praktikum ini bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surabaya, 26 September 2014

Penyusun

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Taman Ternak Pendidikan (Teaching Farm) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:Prof. Hj. Romziah Sidik, drh., Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga atas kesempatan yang telah diberikan untuk dapat menempuh kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Taman Ternak Pendidikan (Teaching Farm) Fakultas KEdokteran Hewan Universitas Airlangga.Trilas Sardjito, drh., M.Si selaku kepala Taman Ternak Pendidikan Pendidikan (Teaching Farm) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga atas bimbingan, semangat dan kesabarannya dalam memberikan ilmu.Tri Wahyu Suprayogi, drh., M.Si selaku Kepala Laboratorium Taman Ternak Pendidikan Pendidikan (Teaching Farm) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga atas waktu dan bimbingan yang telah diberikan.Seluruh staff Taman Ternak Pendidikan Pendidikan (Teaching Farm) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Sri Danar Dana, drh., Abdul Azis Subhan, A.Md., Iswardiyanto, Rosyid, Kasemun, Senan dan Narto atas bantuan dan semangat yang telah diberikan. Kelompok 8 PPDH XXIII yang telah bekerja sama berbagi suka dan duka selama menjalani kegiatan koasistensi program studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Surabaya. Terima kasih atas segala tawa dan kebersamaan yang indah.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPengenalan dunia peternakan dan kedokteran hewan dapat dilakukan melalui teori saat perkuliahan dan ditunjang dengan pengaplikasiannya melalui kegiatan langsung di lapangan. Pendidikan secara langsung melalui praktek kerja lapangan dapat memberikan kesempatan mahasiswa PPDH (Pendidikan Profesi Dokter Hewan) menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan di bangku kuliah, diantaranya adalah ikut terlibat dalam pelaksanaan manajemen suatu peternakan dan pelaksanaan kesehatan ternak, serta dapat mengenal dan mengamati lebih dekat perilaku ternak.Teaching Farm (Taman Ternak Pendidikan) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga merupakan salah satu sarana belajar bagi mahasiswa PPDH dalam menerapkan ilmu peternakan dan kedokteran hewan. Terdapat beberapa jenis ternak di Teaching Farm antara lain, sapi perah, sapi potong, domba dan rusa yang dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran.Kegiatan yang dilakukan di Teaching Farm meliputi pemerahan, pencatatan produksi susu perhari, sanitasi kandang, pemberian pakan, penimbangan untuk mengetahui berat badan sapi, kuliah dan diskusi serta pemeriksaan dan perawatan kesehatan. Selain kegiatan di lapangan, juga terdapat kegiatan di laboratorium Inseminasi Buatan yaitu mengolah semen segar menjadi semen beku dalam bentuk mini straw. Serangkaian kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi bekal mahasiswa PPDH untuk terjun di masyarakat.

1.2 Tujuan1. Mengenalkan manajemen peternakan sapi perah, sapi potong, sapi pejantan, domba, kambing dan rusa pada mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH).2. Mengenalkan proses pengolahan semen beku pada mahasiswa PPDH.

1.3 ManfaatManfaat dari kegiatan ini adalah:1. Mengembangkan potensi diri dan kemampuan terutama dalam manajemen peternakan.2. Mengetahui langsung kondisi keadaan peternakan di lapangan.3. Menambah bekal ilmu dalam bidang kesehatan ternak.4. Menambah ilmu pembuatan semen beku.

BAB IITEACHING FARM

2.1 Struktur Organisasi serta Sejarah Pendirian Teaching Farm (TF)Struktur organisasi di TF terdiri atas beberapa orang staf serta pekerja kandang. Berikut ini merupakan struktur organisasi TF :1. Kepala Teaching Farm (TF) : Trilas Sardjito, drh., M.Si2. Kepala Laboratorium : Tri Wahyu Suprayogi, drh., M.Si3. Kepala Rumah Tangga: Sri Danar Dana, drh4. Penanggung Jawab Pejantan: Abdul Azis Subhan, A.Md5. Pengurus Sapi Perah: Iswardiyanto, Rosyid dan Kasemun6. Pengurus Sapi Potong: Senan dan Abdul Azis Subhan, A.Md7. Pengurus Pedet: Kasemun8. Pengurus Domba: Senan9. Penjaga Malam: Senan10. Sopir: Narto

TF diresmikan pada tanggal 28 Maret 1989 oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur, Bapak Soelarso. Keberadaan TF, diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan dan penelitian bagi mahasiswa serta staf pengajar FKH Unair, Pengembangan dalam teknologi peternakan, serta pemberian pelatihan pada masyarakat peternak.Terdapat lima kandang di Teaching Farm, yaitu kandang sapi perah, kandang sapi potong, kandang kambing-domba, kandang rusa, dan kandang sapi pejantan. Sapi perah yang dipelihara di kandang Teaching Farm berasal dari breed Friesian Holstein berjumlah 12 ekor. Sapi yang dipelihara di kandang sapi potong berjumlah enam ekor. Satu pejantan Simental, satu pejantan sapi madura, satu pedet Simental, satu pedhet Limosin, satu betina Simental, satu betina Limosin. Sapi pejantan di Teaching Farm berjumlah 10 ekor. Tiga ekor pejantan Friesian Holstein, empat ekor pejantan Limosin, tiga ekor pejantan Simental. Hanya terdapat satu rusa jantan di Teaching Farm. Di kandang kambing-domba terdapat empat ekor kambing dan 13 ekor domba.

BAB IIIPELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Rincian KegiatanKegiatan Praktek Kerja Lapangan di Taman Ternak Pendidikan (Teaching Farm) dilaksanakan selama dua minggu mulai tanggal 15-26 September 2014. Berikut ini adalah rincian kegiatan Praktek Kerja Lapangan kami selama dua minggu di Taman Ternak Pendidikan (Teaching Farm) Kedamean, Gresik:NoHariJamKegiatan

1.Senin, 15 September 201405.30-06.00Membersihkan Kandang

06.00-06.13Persiapan Pemerahan

06.13-06.50Pemerahan dan Pengepakan Susu

06.50-07.05Pemberian Pakan

14.30-15.00Membersihkan kandang

15.00-15.15Persiapan Pemerahan

15.15-15.45Pemerahan dan Pengepakan Susu

15.45-16.00Pemberian pakan

2.Selasa, 16 September 201405.30-06.00Membersihkan Kandang

06.00-06.15Persiapan Pemerahan

06.15-06.45Pemerahan dan Pengepakan Susu

06.45-07.00Pemberian Pakan

13.00-14.00Kuliah Bersama Trilas Sardjito, drh., M.Si

14.00-21.30Pemrosesan Semen Beku

19.00-20.00Kuliah Bersama Trilas Sardjito, drh., M.Si

3.Rabu, 17 September 201405.45-06.15Membersihkan Kandang

06.15-06.18Persiapan Pemerahan

06.18-08.15Pemerahan dan Pengepakan Susu

08.15-09.30Penimbangan Bobot Sapi Pejantan

15.00-16.00Membersihkan Kandang

16.06-16.57Proses Pemerahan dan Pengepakan Susu

4.Kamis, 18 September 201405.47-06.15Membersihkan Kandang

06.15-06.45Pemerahan dan Pengepakan Susu

06.45-07.00Pemberian Pakan

15.30-15.45Pembersihan Kandang

15.45-16.15Pemerahan dan Pengepakan Susu

16.15-16.30Pemberian Pakan

5. Jumat, 19 September 2014Pembersihan Sapi, Pemberian Pakan Konsentrat

05.59-06.33Pemerahan dan Pengepakan Susu

06.33-07.00Pemberian Pakan Hijauan

07.00-08.46Menimbang Sapi Pejantan dan Penimbangan Bobot Sapi Pejantan

13.00-14.32Kuliah Bersama Trilas Sardjito, drh., M.Si

14.32-21.30Pemrosesan Semen Beku

19.00-20.00Kuliah Bersama Trilas Sardjito, drh., M.Si

6.Sabtu, 20 September 201405.30-06.00Membersihkan Kandang

06.00-06.30Pemerahan

06.30-06.40Pemberian Pakan

09.32-11.51Diskusi Bersama drh. Nusdianto Triakoso

15.00-15.45Pembersihan Kandang

15.45-16.00Pemerahan

16.00-16.10Pemberian Pakan

7.Minggu, 21 September 201406.00-06.50Membersihkan kandang sapi pedaging, Memberi makan kambing, domba, dan rusa

06.50-07.15Membantu membersihkan kandang sapi pejantan dan memandikan sapi pejantan

07.15-07.25Memberikan pakan konsentrat

07.56-08.10Memberi pakan hijauan

15.00-15.25Membersihkan kandang sapi potong

15.00-15.45Membersihkan kandang sapi pejantan dan memandikan

15.15-15.35Memberikan pakan hijauan pada rusa, kambing dan domba

15.25-15.35Memberikan pakan hijauan pada sapi potong

15.45-16.00Memberikan pakan konsentrat pada sapi pejantan

16.00-16.30Memberikan pakan hijauan pada sapi pejantan

8.Senin, 22 September 201406.00-06.28Mengganti minum kambing dan domba

06.28-07.14Membersihkan kandang dan memandikan sapi pejantan

07.14-07.34Memberikan pakan konsentrat

07.40-08.00Memberi pakan hijauan

14.30-15.13Membersihkan kandang sapi potong dan sapi pejantan

15.13-15.50Memberikan pakan hijauan pada rusa, kambing dan domba

15.50-16.00Memberikan pakan hijauan pada sapi potong

16.00-16.15Memberikan pakan konsentrat pada sapi pejantan

16.30-17.00memberikan pakan hijauan pada sapi pejantan.

9.Selasa, 23 September 201405.00-05.21Membantu membersihkan kandang sapi potong

05.23-05.38Membersihkan kandang kambing-domba

05.27-06.19Membersihkan kandang sapi pejantan dan memandikan sapi

05.25-05.30Mengganti air minum rusa

06.00-06.08Memberi pakan rusa

06.09-06.12Memberi pakan konsentrat kambing domba

06.19-06.24Memberi pakan hijauan kambing

06.19-07.08Menjemur sapi pejantan

07.00-07.17Memberi Pakan Konsentrat pada sapi pejantan

07.08-07.49Excercise sapi pejantan

07.49-07.53Memberi pakan hijauan pada sapi pejantan.

14.32-15.00Membersihkan kandang sapi potong

14.52-15.31Membersihkan kandang sapi pejantan

15.21-15.36Memberi pakan konsentrat pejantan

17.00-18.00Pengambilan semen

10.Rabu, 24 September 201404.35-05.08Membersihkan kandang sapi potong

05.25-05.38Membersihkan kandang kambing-domba

05.38-05.40Membersihkan kandang rusa

05.40-06.35Membersihkan kandang sapi pejantan dan memandikan

06.36-07.15Excercise sapi pejantan

07.01-07.10Memberi pakan konsentrat pada sapi pejantan

07.55-08.03Memberi pakan hijauan pada sapi pejantan

14.30-15.10Membersihkan kandang sapi potong

15.00-15.15Membersihkan kandang kambing-domba

15.15-15.25Membersihkan kandang rusa

14.42-15.30Membersihkan kandang sapi pejantan

15.30-15.38Memberi pakan konsentrat pada sapi pejantan

16.08-16.15Memberi pakan hijauan pada sapi pejantan

11.Kamis, 25 September 201404.40-05.13Membersihkan kandang sapi potong

Memberikan pakan konsentrat pada sapi potong

05.30-05.43Membersihkan kandang kambing-domba

05.43-05.48Membersihkan kandang rusa

05.30-06.20Membersihkan kandang sapi pejantan dan memandikan

06.20-07.00Excercise sapi pejantan

07.00-07.15Memberi pakan konsentrat pada sapi pejantan

07.45-08.00Memberikan pakan hijauan pada sapi pejantan

10-50-14.15Kuliah dan Diskusi bersama Prof. Dr. RTS Adikara, Msi., Akp.

14.20-15.00Membersihkan kandang sapi potong

15.00-15.20Membersihkan kandang kambing-domba

15.20-15.28Membersihkan kandang rusa

15.00-15.45Membersihkan kandang sapi pejantan dan memandikan

15.45-16.00Memberi pakan konsentrat pada sapi pejantan

16.30-16.50Memberi pakan hijauan pada sapi pejantan

12.Jumat, 26 September 201404.50-05.38Membersihkan kandang sapi potong

05.38-05.40Memberikan pakan konsentrat pada sapi potong

05.40-05.50Membersihkan kandang kambing-domba

05.50-06.00Membersihkan kandang rusa

06.08-07.00Membersihkan kandang sapi pejantan dan memandikan

07.00-07.30Menjemur sapi pejantan

07.00-07.15Memberi pakan konsentrat pada sapi pejantan

07.45-08.00Memberikan pakan hijauan pada sapi pejantan

3.2 Manajemen Pemeliharaan Sapi PerahRangkaian kegiatan pada manajemen pemeliharaan sapi perah dimulai pada pukul 06.00 dan berakhir sekitar pukul 07.00. Mulanya, kandang dibersihkan hingga bersih. Sapi perah dimandikan hingga bersih dan siap untuk diperah. Pada sore hari, rangkaian kegiatan sama dengan pada pagi hari. Kegiatan dimulai pada pukul 15.00 dan berakhir pada pukul 16.30.Pemerahan dilakukan dengan metode dua jari dan lima jari. Sebelumnya, puting yang sudah dibersihkan, diolesi dengan margarin agar pada saat diperah, sapi tidak merasakan sakit.Pakan yang diberikan adalah ampas tahu dan juga rumput gajah (Pennisetum purpureum). Pakan diberikan setelah pemerahan. Ampas tahu mengandung protein sebanyak 21,0% (disnak jatim , 2012). Ampas tahu berperan sebagai konsentrat sumber protein

3.3 Manajemen Pemeliharaan Sapi PotongKegiatan dimulai pada pukul 04.50 dengan membersihkan kandang sapi potong dan memandikan sapi-sapi potong. Setelah itu pakan berupa rumput gajah (Pennisetum purpureum) 10 ikat dan konsentrat satu kilogram per hari. Sistem kandang yang digunakan pada sapi potong adalah sistem kandang tipe tunggal.

3.4 Manajemen Pemeliharaan Kambing dan DombaKegiatan dimulai dengan mengganti air minum kambing. Pemberian makan diawali dengan pemberian konsentrat untuk kambing masing-masing satu gayung kemudian dilanjutkan dengan pemberian rumput gajah sebanyak dua ikat dibagi untuk kambing dan domba. Sistem kandang menggunakan sistem kandang tipe panggung tail to tail.

3.5 Manajemen Pemeliharaan RusaMemelihara rusa cukup mudah. Di pagi hari, air diganti dan diberi pakan konsentrat sapi perah sebanyak satu gayung. Di sore hari, seperempat ikat rumput gajah diberikan sebagai pakan.

3.6 Manajemen Pemeliharaan Sapi PejantanKegiatan dimulai pada jam 06.00 pagi dan 15.00 di sore hari. Diawali dengan membersihkan kandang dan memandikan sapi. Setelah itu, pakan konsentrat diberikan dengan formula sebagai berikut:No.Nama SapiPagiSore

KonsentratKecambahKulit KecambahKonsentrat

1.Bara4113

2.Gulliver4213

3.Lourin4113

4.Gazo4113

5.Devon3113

6. Chevron4-13

7.Guard4111

8.Johnson3-13

9.Chence4213

10.King Montanna3113

Jarak setengah jam setelah pemberian konsentrat, sapi pejantan diberikan rumput gajah sebanyak 10 ikat, masing-masing satu ikat. Pemberian konsentrat terlebih dahulu dimaksudkan untuk memicu salivasi Sapi pejantan ditimbang dua kali seminggu bergantian masing-masing lima ekor.No.Nama SapiBerat BadanPanjang TubuhTinggi BadanLingkar DadaLingkar Skrotum

1.Chevron801,5 kg179 cm153 cm223 cm35 cm

2.Guard890 kg177 cm143 cm224 cm42 cm

3. Bejo713,5 kg181 cm145 cm205,5 cm41 cm

4.Johnson695,5 kg174 cm149 cm206 cm38 cm

5. Chence906,5 kg187,5 cm148,5 cm231 cm41 cm

6. King Montanna581 kg172 cm128 cm197 cm34,5 cm

7.Gazo912 kg184 cm144 cm232 cm41 cm

8.Devon579,5 kg166 cm134 cm203 cm35,5 cm

9.Lourin863,5 kg186 cm164 cm235 cm43 cm

10.Gulliver886 kgTidak Diukur

11.Bara921 kg196 cm154 cm221 cm32 cm

12.Sapi Madura520 kgTidak Diukur

3.7 Alur Processing Semen1. 2. 3. 4. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 3.7.1 Pengambilan SemenProses pengambilan semen sapi dilakukan dengan menggunakan vagina buatan. Pertama-tama bagian-bagian vagina buatan dipasang. Komponen-komponen vagina buatan terdiri dari selongsong karet tebal, lubang pengisi air bertutup pentil, selaput karet tipis, gelas berskala, corong karet berlubang, karet ppengikat, dan batang plastik untuk memberi pelicin (Susilowati, dkk. 2010). Air hangat dimasukkan ke dalam lubang bertutup pentil. Seekor sapi pejantan disiapkan di tempat pengambilan semen sebagai umpan. Kemudian, sapi pejantan yang akan diambil spermanya dibawa ke tempat pengambilan sperma. Operator bersiap-siap untuk mengambil sperma. Pemacek akan membaui bagian belakang umpan, bersamaan dengan itu, penis akan keluar sedikit dengan warna yang tidak terlalu merah. Cairan dari kelenjar bulbouretralis keluar sebagai pembersih uretra sehingga sperma yang keluar tidak tercampur dengan urin.

3.7.2 Pembuatan DiluterSegera setelah semen yang ditampung dinyatakan baik melalui serangkaian pemeriksaan, maka semen tersebut perlu diencerkan dengan salah satu bahan pengencer, sebelum digunakan untuk IB.Diluter yang digunakan adalah Susu Skim dan Kuning Telur atau disebut diluter A yang berfungsi sebagai buffer sekaligus pelindung spermatozoa dalam semen. Prosedur pembuatan diluter A adalah sabagai berikut:1. Susu skim sebanyak 40 gram (10 % dari volume yang diinginkan = 400 ml) dimasukkan kedalam tabung Erlenmeyer/beaker glass. Tambahkan aquades 400 ml, aduk hingga homogen.2. Pasang sedemikian rupa thermometer yang berkapasitas 100C atau lebih sehingga mudah terbaca.3. Tabung Erlenmeyer/beaker glass dimasukkan kedalam sebuah bejana yang berisi air secukupnya dan air susu tersebut dipanaskan secara tidak langsung hingga suhu 92C (Gambar 3.1).

Gambar 3.1 Pemanasan Susu Skim4. Setelah thermometer menunjukkan 92C, nyala api pemanas diatur dan suhu dipertahankan antara 92-95C selama 10 menit.5. Air susu didinginkan secara perlahan-lahan di dalam waterbath hingga suhu kamar 32-35C sesuai suhu semen yang akan diencerkan (Gambar 3.2)

Gambar 3.2 Pendinginan di Water Bath6. Larutan susu disaring memakai kain kasa steril sebanyak 2x penyaringan untuk menghilangkan endapan-endapan dari kalsium yang bisa mengakibatkan pergerakan spermatozoa menurun.7. Menyiapkan kuning telur sebanyak 20 ml (5% dari volome total). Kulit telur dipecah pada bagian yang tumpul (rongga udara) hingga 1/3-1/2 bagian menggunakan pinset steril didalam ruang yang bebas debu. Semua cairan putih telur dibuang dengan hati-hati. Kuning telur yang masih utuh dan terbungkus selaput vitelin, dipindahkan diatas keras saring/kasa steril untuk menghilangkan cairan putih telur yang tersisa. Putih telur ini berdampak buruk bagi spermatozoa karena mengandung lisosim sejenis enzim yang dapat membunuh spermatozoa. Selaput vitelin dipecah dan kuning telur dialirkan kedalam gelas ukur. Cairan putih telur dan selaput vitelin yang melekat pada kertas saring tersebut tetap ditinggalkan. Usahakan setiap tetesan kuning telur langsung jatuh ke dasar tabung, agar dapat diukur volumenya dengan tepat. 8. Menyiapkan antibiotika Penicillin 1000 IU dan steptomycin 1 mg sebanyak 0,4 mg (1% dari volume total). 9. Menambahkan kuning telur ke dalam larutan air susu kemudian diaduk hingga homogen dan disaring untuk ke-3x nya menggunakan kasa steril/kertas saring.10. Menambahkan antibiotika yang telah disiapkan kedalam larutan air susu, aduk hingga homogen. Apabila terdapat penurunan volume, tambahkan aquades agar volume sesuai dengan volume awal (400 ml). aduk hingga merata menggunakan vortage selama 5 menit.11. Memasukkan larutan diluter ke dalam waterbath dengan suhu kamar 32-35C12. Menambahkan vitamin C 80 mg dan Fruktose sebanyak 2 mg (0,5% dari volume total).

Prosedur Pembuatan Diluter B1. Menyiapkan glicerol sebanyak 32 ml (16% dari 200ml volume diluter A) dan glukosa sebanyak 4 mg (2% dari 200 ml volume diluter A). Campur hingga homogen di dalam gelas ukur.2. Menambahkan diluter A hingga 200 ml, aduk hingga homogen kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer.3. Tabung erlenmeyer berisi diluter B divortage selama 5 menit kemudian tutup dengan aluminium foil, masukkan ke dalam beker glass yang berisi air dingin (wter jacket).4. Inkubasi di dalam cool top dengan suhu 5C.

3.7.3 Pemeriksaan SemenPemeriksaan Makroskopis- Volume semen, jumlah air mani yang didapat saat ejakulasi- Konsistensi semen, kekentalan semen (pekat atau encer)Cara : tabung ditegakkan-dimiringkan-ditegakkan lagi ada cairan yang menempel pada dinding tabung.- Bau Semen, sesuai karakteristik masing-masing hewan- Warna semen, sesuai dengan warna normal. Sapi umumnya putih kekuning-kuningan- pH semen, pemeriksaan dengan menggunakan kertas lakmus. Ph normal berkisar 6-7 cenderung asam.

Penambahan Diluter A1Setelah pemeriksaan makroskopis sperma ditambah dengan diluter A, dimana sebelumnya sudah diambil sedikit untuk pemeriksaan mikroskopis, campuran sperma dan diluter A ini kemudian disebut diluter A1 dimana volumenya sebanding dengan volume semen.Pemeriksaan Mikroskopis- Gerakan massa, gerakan kelompok (lebih dari 1 kelompok). Mencerminkan daya gerak dan konsentrasi spermatozoa. Diletakkan di atas gelas objek, amati di bawah mikroskop pembesaran 100 kali. +++= membentuk gelombang besar, banyak dan cepat. Artinya banyak spermatozoa hidup dan aktif.++= bentuk gelombang sedang.+= bentuk gelombang kecil dan sedikit jumlah. Artinya sebagian besar banyak yang mati.- Gerakan Individu, yang dinilai kecepatan dan arahnya yaitu maju, kedepan dan progresif. Dinilai dalam % dengan membandingkan antara yang maju/progresif dengan tidak.Diletakkan di atas gelas objek dan ditambahkan NaCl fisiologis, amati di bawah mikroskop pembesaran 400 kali.- Konsentrasi Semen, Pemeriksaan ini menggunakan alat Spektrofotometer untuk menghitung konsentrasi spermatozoa. Selain itu dapat digunakan untuk menghitung volume diluter yang perlu ditambahkan.Jumlah straw yang dapat dihasilkan dapat diketahui dengan formula sebagai berikut:

Volume diluter yang perlu ditambahkan dapat mengikuti formula sebagai berikut:

3.7.4 Pembuatan Semen BekuSetelah melakukan pemeriksaan makroskopis ditambahkan Diluter A1 sebanyak jumlah volume semen yang didapat. Kemudian melakukan pemeriksaan mikroskopis dan didapatkan volume untuk penambahan diluter A2. Menyimpan di cool top dengan menambahkan water jacket agar spermatozoa tidak mengalami cold shock.GliserolisasiMenambahkan glicerol (Diluter B) tiap 15 menit selama 1 jam (4x selama 1 jam) secara bertahap dan perlahan-lahan agar sperma dapat beradaptasi. Glicerol merupakan bahan hipotonis yang dapat mengakibatkan proses osmosis antara plasma sel dan cairan extrasel. Penambahan ini dimaksudkan untuk mencegah adanya kristal es di dalam spermatozoa pada saat dibekukan yang dapat menyebabkan kematian sel. Jumlah disesuaikan. Penambahan glicerol ke dalam semen dilakukan pada suhu 5 C karena ada anomali air pada suhu 4 C, jika tidak semen akan rusak.EquilibrasiProses ini dilakukan selama 2-4 jam dan dimaksudkan untuk menyiapkan glicerolisis ke dalam intracelular agar tidak mengalami kristalisasi.Pemeriksaan Before FreezingMinimal motility yang diharapkan pada langkah ini adalah sebesar 60%. Pemeriksaan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x bila masih baik (60-70/3) dilanjutkan filling sealing strawFilling and Sealing StrawProses ini adalah proses memasukkan semen ke dalam straw. Ada dua mesin yang dapat digunakan untuk melakukan proses ini, yaitu:- Semi automatic minitube- Automatic minitube machinePra-freezing (awal pembekuan)Meletakkan straw 1-2 cm diatas permukaan N2 cair selama 9 menit (diuapkan). Setelah proses pra-freezing selesai langsung dilanjutkan dengan proses freezing.Freezing (pembekuan)Menenggelamkan straw ke dalam tabung cryocan (N2 cair) hingga beku.Post Thawing Motility Test (Pemeriksaan Post Thawing Motility) Setelah proses freezing, satu atau dua buah straw diambil untuk dicek motilitas spermatozoanya. Pemeriksaan ini dilakukan di bawah mikroskop (400x) guna melihat persentase motilitas progresif setelah pembekuan.

Cara Kerja : Mempersiapkan suhu thawing 35-37 C Mengambil semen Melakukan proses thawing selama 30 detik , lalu dilap kering. Menyiapkan objek glass, memotong straw, memeriksa dibawah mikroskop. Semen beku dinyatakan layak untuk dibekukan apabila prosentase gerakan individunya 40% dan kecepatan gerakannya ++. Hal ini berhubungan dengan standar yang berlaku di Indonesia yaitu jumlah spermatozoa dalam semen beku harus berjumlah 10 juta sel. Jika layak, dapat disimpan / didistribusikan.

KonsentrasiGerakan MassapHVolumeWarnaBauPendistribusianPembekuan dan PenyimpananPengisian dan Penutupan StrawPemeriksaan Label StrawPengolahan SemenGerakan IndividuKonsistensiPemeriksaan MikroskopisPemeriksaan MakroskopisEvaluasi SemenPengambilan Semen

Gambar 3.3 Alur Processing Semen

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Manajemen peternakan sapi perah dan kambing-domba menggunakan sistem perkandangan tail to tail. Pada sapi pejantan menggunakan sistem perkandangan head to head. Sementara pada sapi potong menggunakan sistem kandang tipe tunggal. Pakan yang diberikan pada sapi perah terdiri dari ampas tahu dan hijauan (rumput gajah), pada sapi potong, sapi pejantan dan kambing-domba diberikan konsentrat dan hijauan. Namun pada sapi pejantan ditambahkan kecambah.2. Proses pengolahan semen dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan.

4.2 Saran1. Perlu dilakukan perbaikan sarana dan prasarana untuk menunjang manajemen pemeliharaan sapi, domba dan kambing. 2. Perlu pemerhatian khusus terhadap kualitas dan kuantitas pakan.3. Sebaiknya pemerahan susu sapi perah dilakukan sesuai dengan prosedur.4. Perlu pengendalian penyakit ternak sapi, domba dan kambing secara tepat.5. Perlu diupayakan modernisasi peralatan, sarana dan prasarana pengolahan semen beku.

DAFTAR PUSTAKA

Susilowati, S., Hardijanto., T.W. Suprayogi, T.Sardjito, T. Hernawati. 2010. Penuntun Praktikum Inseminasi Buatan. Airlangga University Press. Surabaya. 3www.disnak.jatimprov.go.id

LAMPIRANDOKUMENTASI KEGIATAN

Kandang Sapi Perah

Kegiatan di Kandang Sapi Perah

Pemerahan

Inseminasi Buatan

Contoh Kegiatan Lab

Pengambilan Semen

Contoh Kegiatan di Kandang Sapi Pejantan

Kuliah Tamu Bersama Prof. RTS. Adikara

Membersihkan Kandang Kambing