Presusus Tf

download Presusus Tf

of 17

description

a

Transcript of Presusus Tf

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAKNO.RM : 00292689

ANAMNESISNama : RSRuang : Cempaka

Umur : 18 tahunKelas : D4

Nama: RS Umur: 18 tahun Alamat: Kebon Agung 02/04 PurworejoPekerjaan: Pelajar Jenis Kelamin: Perempuan Status: Belum Menikah Masuk RS Tanggal: 11 Januari 2015, pukul 19.00Diagnosis Masuk: Obs febris DD Typhoid Fever

Dokter yang merawat : dr. Chusni Mubarakh sp.Pd Dokter Muda: KhairunisaTanggal : 11 Januari 2015, Allo-anamnesis dengan ibu pasienKeluhan Utama: Demam 4 minggu Keluhan Tambahan: Lemas , batuk dan pilekRiwayat Penyakit Sekarang : SMRSSHD : Pasien mengeluh lemas (+), demam (+), Batuk (+) dan pilek (+) Sudah berobat ke puskesmas namun tak kunjung membaik. MSRSSHD: Pasien dibawa ke igd dengan keluhan masih menetap. Malaise (+) Mual (+) , Muntah (+) , nafsu makan menurun (+), Batuk berlendir namun sulit keluar, nyeri telan (+), nyeri perut (-) diare cair (), konstipasi (-). Keluhan berlangsung 4 minggu. Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Riwayat menderita Demam tak kunjung sembuh disangkal Riwayat menderita Typhoid Fever, DHF, Malaria dan TB disangkal Riwayat sakit Batuk lama, Alergi, dan Ashma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat anggota keluarga menderita Typhoid Fever, DHF, Malaria dan TB disangkal Riwayat Anggota keluarga yang menderita demam dan batuk lama disangkal Riwayat anggota keluarga menderita alergi dan Ashma disangkal Riwayat Anggota keluarga memiliki keluhan yang sama disangkal

Anamnesis Sistem (sampai di bangsal anak Tulip RSSH) Sistem Saraf Pusat: Demam (+), pusing (+), Penurunan Kesadaran (-) Sistem Kardiovaskular: Nyeri dada kiri (-), Berdebar debar (-) Sistem Respirasi: Sesak (-), Batuk berlendir (+), Pilek (+) Sistem Gastrointestinal: BAB cair (-),muntah (+), kembung (-), nyeri perut (-), Konstipasi (-) Sistem Urogenital: Frekuensi BAK agak menurun dari biasanya, warna kuning Sistem Musculoskeletal: Tonus otot anak aktif dan tidak ada keluhan nyeri sendi. Sistem Integumentum : Berkeringat dingin (+), Bercak kemerahan pada ekstremitas atas (+) Kulit kering (-), gatal (-),luka (-),bengkak (-).PEMERIKSAAN UMUM (sampai di bangsal Tulip RSSH)Status Generalisata Kesan umum : tampak lemas Kesadaran: compos mentisVital Sign

Heart rate : 92x/meni Tekanan Darah : 110/80 mmHg Suhu badan : Suhu : 38C (pengukuran axilla) Pernafasan: 20 x/menit

Kulit: Warna kulit tidak tampak hiperpigmentasi ataupun hipopigmentasi, Kulit teraba hangat. Tidak tampak adanya edema, tanda perdarahan, luka parut (sikatrik),Tidak ada keluhan gatal, luka, bengkak, dan hiperemis pada kulit. Kelenjar limfa: tidak tampak dan teraba pembesaran lnn submaksila, belakang telinga, leher, ketiak, dan sub oksipital. Otot: tonus otot normal, tidak terdapa kekakuan. Tulang: tidak ditemukan adanya deformitas Sendi: tidak ada keterbatasan gerak, tidak kaku

PEMERIKSAANJASMANINama : MRuang : Kemuning

Umur : 31 TahunKelas : Isolasi

PEMERIKSAAN KHUSUS :Pemeriksaan ThoraxBentuk dada : Bentuk dada tampak simetris kanan- kiri. Terlihat retraksi inspirasi pada area supraklavikular dan adanya retraksi dada. Tidak tampak adanya kifosis, lordosis, scoliosis, gibbus (kifosis yang ekstrim), Pigeon chest = sternum menonjol, dan Barrel chest.Pemeriksaan Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.Palpasi : Ictus cordis teraba , kuat angkat, irama reguler, pada Spatium intercostal (SIC) IV di sebelah medial linea midklavikularis sinistra.Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni terdengar dengan interval normal dan reguler. Tidak terdengar gallop dan murmur (bising).Pemeriksaan Paru-paru kananKiri

Inspeksi Sesak (+), Retraksi subcostal (+), dan tidak terdengar adanya stridor.

Palpasi Tidak ditemukan adanya nyeri tekan, deformitas, fraktur iga, ataupun masa.

Tidak terdapat adanya ketinggalan gerak, dan pemeriksaan fokal fremitus ditemukan getaran dinding dada kanan dan kiri terasa sama dan simetris. Tidak ditemukan adanya nyeri tekan deformitas ataupun masa.

Tidak terdapat adanya ketinggalan gerak, dan pemeriksaan fokal fremitus ditemukan getaran dinding dada kanan dan kiri terasa sama dan simetris.

Perkusi Sonor pada seluruh lapangan paru. Tidak Ditemukan, pekak, hypersonor ataupun tympani pada kedua lapang paru.

Sonor pada seluruh lapangan paru. Tidak Ditemukan, pekak, hypersonor ataupun tympani pada kedua lapang paru.

Kanan Kiri

Auskultasi Wheezing terdengar kuat (-/-), ronkhi basah kasar (-/-)Wheezing terdengar kuat (-/-), ronkhi basah kasar (-/-)

Pemeriksaan AbdomenInspeksi: Tampak cembung. Tidak tampak hernia pada umbilikus. Tidak tampak adanya benjolan/massa, acites, spider navy, sikatrik, kembung dan tanda trauma. Auskultasi :Suara peristaltik (BU) terdengar pendek dan metalik . Pada auskultasi BU terdenrgar setiap 5 - 30detik. Tidak ditemukan adanya bruit.Perkusi:thympani di 4 kuadran, pemeriksaan scuffner tidak ditemukan pembesaran lien.Palpasi:Ditemukan adanya nyeri tekan abdomen (mcburney sign), hepar tidak teraba turgor kulit kembali dengan cepat < 2 detik, hepar dan lien tidak teraba.Pemeriksaan Ekstremitas Superior : Akral teraba hangat tidak tampak pucat, ptekie, deformitas, edema, Clubbing Finger dan CRT < 2, Inferior : Akral teraba hangat, tidak tampak pucat , ptekie, deformitas, edema dan CRT < 2, a.dorsalis pedis +/+ kuatPemeriksaan KepalaKepala:Normocephal, rambut berwana hitam gelap, tidak tampak adanya massa ataupun benjolan. Mata : Konjungtiva anemis (+/+)Tidak ditemukan adanya mata cekung, edema palpebra, sklera ikterik Reflek cahaya positif dengan pupil isokor .Telinga: Telinga tampak simetris. Tidak ditemukan adanya discharge, luka serta gatal pada aurikula. Hidung: Tidak tampak adanya nafas cuping hidung. Tidak tampak adanya deformitas pada septum. Mulut: Tidak tampak adanya sianotik central, namun bibir terlihat kering. Tampak gigi tumbuh Rapi, tidak terlihat adanya karies. Tidak tampak lidah kotor.Faring : Tampak hiperemis (+) , dengan derajat pembesaran tonsil T2-T2. Pada tonsil Tidak tampak destruitus, kripti tidak melebar serta uvula tidak tampak membengkak dan hiperemis. Leher:Panjang leher proporsional dengan tubuh, kelenjar limfonodi tidak teraba. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid. Trachea terletak ditengah. Tidak ada keluhan nyeri dan kesulitan pergerakan leher. Pulsasi karotis teraba.RINGKASAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK Pasien perempuan berumur 17 tahun datang Ke IGD. Dengan keluhan Malaise, demam, Mual, Muntah, nafsu makan menurun, batuk berlendir sulit keluar dan pilek. Diare cair (-), konstipasi (-), nyeri perut (-). Suhu 38c. dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,lidah kotor (-), faring hiperemis, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan Mcburney (+), akral teraba dingin.

DIAGNOSIS &RENCANA TERAPINama : MRuang : Kemuning

Umur : 31 TahunKelas : Isolasi

DIAGNOSIS BANDING 1. Typhoid Fever 2. Dengue Fever 4. Malaria 3. Tuberkulosis 4. Bronkhitis Akut RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUMLaboratorium darah rutin otomatik :PemeriksaanHasilSatuanNilai Normal

Hemoglobin L 9.3g/dL10.5 12.9

Leukosit H 36,9 103/L5.0 14.5

Hematokrit L 27 %35 43

EritrositL 3,3106/L3.60 5.20

Trombosit L 173103/L150 400

MCV 81fL73 106

MCH 29Pg21 33

MCHC 36g/dL28 32

Diff Count

NetrofilH 89.00%50 70

LimfositH 40.90 %25 40

MonositH 8.30 %2 8

EusinofilL 0.06 %2.00 4.00

Basofil0.20%0 - 1

Hasil Satuan Nilai Normal

Gula Darah Sewaktu 94 Mg/dl 70-120

SGOT 81 U/L U/L 0-50

SGPT 89 U/L U/L 0-50

Elektrolit Kimia Kalium 3,77 Mmol/L 2.5-5.3

Natrium L 133.0 Mmol/L 125-148

Clorida 103 Mmol/L 98-107

Rapid IgM TFSalmonella Rapid IGM Score 8 / Positive (Strong Indication of current typhoid fever Infection )

DIAGNOSIS KERJA 1. Typhoid Fever 2. Bronkhitis Akut 3. Observasi Trombositopenia ; dd Dengue Hemorragic Fever RENCANA TATALAKSANA1. Asupan cairan Pada pasien ini diberikan cairan D5 NS untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi.

BB = 48 kg Total kebutuhan cairan : 1.440 cc Intravena : 75% = 1080/ 24jam Jadi inf d5% 15 tpm (makro) Oral: 25 % = 144 cc /24jam

Equivalent Dosing Regimens

Ciprofloxacin Oral Dosage Equivalent Ciprofloxacin Injection Dosage

250 mg Tablet q 12 h200 mg IV q 12 h

500 mg Tablet q 12 h 400 mg IV q 12 h

750 mg Tablet q 12 h400 mg IV q 8 h

2. Terapi typhoid fever

Ciprofloxacin injection should be administered by intravenous infusion over a period of 60 minutes

Terapi antibiotik Lini pertama (Fully Sensitive) :MILD DISEASE : Daily Dose 15 mg /kgBB ; 5 7 hari Sehingga dapat diberikan : (BB 48 kg) 15 mg/kgBB = 720 mg (terbagi dalam dua dosis) MASALAH YANG DIKAJI1. Mengetahui dan memahami tentang Typhoid Fever, epidemiologi, patofisiologi2. Mengetahui dan memahami penentuan pemeriksaan untuk menujang diagnosis Typhoid Fever3. Penatalaksanaan Typhoid Fever

TINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiPenyakit sistemik akut yang ditandai demam akut akibat infeksi Salmonella sp (lebih dari 500 sp). Spesies yang sering dikenal di klinik adalah Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, B, C

B. EtiologiEtiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. Ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun, ini akan dapat menginfeksi orang lain. Adapun beberapa macam dari salmonella typhi adalah sebagai berikut:

1. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu: a. Antigen O(somatic, terdiri dari zat komplek liopolisakarida) b. Antigen H(flagella) c. Antigen K(selaput) dan protein membrane hialin. 2. Salmonella parathypi A 3. Salmonella parathypi B 4. Salmonella parathypi C C. MorfologiGram negatif Enterobacteriaceae Batang pendek Kebanyakan berflagella Tidak berspora Tidak berkapsulogi Inkubasi sangat bergantung virulensi dari mikroorganisme Umumnya antara 1 14 hari, rata rata 3-5 hari Masa Penularan : Oral fekal Tidak ditularkan langsung dari orang ke orang Lalat mengandung bakteri selama 14 hari Kutu mengandung bakteri selama hidup mereka (sekitar 2 tahun)

D. Patofisiologi

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat) dan melalui Feses.

Kuman masuk ke hepar dan kandung empedu menyebabkan endotoksin meningkat dan kuman merusak hepar sehingga terjadi SGOT / SGPT meningkat. Kuman yang mencapai hipotalamus akan menekan system syaraf termoregulator menyebabkan hipertermi sehingga klien cepat lelah menjadi intoleransi aktifitas. Selain itu kuman pada organ intestinal menyebabkan perdarahan usus, peritonitis sedangkan di ekstraintestinal menyebabkan pneumoni serta meningitis

E. Manifestasi KlinikDemam typoid yang tidak diobati sering kali merupakan penyakit berat yang berlangsung lama dan terjadi selama 4 minggu atau lebih:1. Minggu pertama: demam yang semakin meningkat, nyeri kepala, malaise, konstipasi, batuk non produktif, brakikardi relative. 2. Minggu kedua: demam terus menerus, apatis, diare, distensi abdomen, rose spot (dalam 30%) splenomegali (pada 75%). 3. Minggu ketiga: demam terus menerus, delirium, mengantuk, distensi abdomen massif, diare pea soup. 4. Minggu keempat: perbaikan bertahap pada semua gejala. Setelah pemulihan, relaps dapat terjadi pada 10% kasus (jarang terjadi setelah terapi fluorokuinolon). Kasus dapat berlangsung ringan atau tidak tampak. Kasus paratyphoid serupa dengan typhoid namun biasanya lebih ringan. Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 30)hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas): 1. Perasaan tidak enak badan 2. Lesu 3. Nyeri kepala dan pusing 4. Diare 5. Anoreksia 6. Bradikardi relatif 7. Nyeri otot

Menyusul gejala klinis yang lain: 1. Demam (> 39 OC) Demam berlangsung 3 minggu a. Minggu I: Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari b. Minggu II: Demam terus c. Minggu III: Demam mulai turun secara berangsur angsur 2. Gangguan pada saluran pencernaan a. Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor b. Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan c. Terdapat konstipasi atau diare 3. Gangguan kesadaran a. Kesadaran yaitu apatis somnolen b. Gejala lain ROSEOLA (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit)

TRIAS TYPHOID FEVER

F. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan rutin Darah perifer lengkap: paling sering leukopeni, dapat normal atau leukositosis Anemia ringan Trombositopenia LED meningkat SGOT dan SGPT meningkat

Tubex Tf Uji semikuantitatif kolorimetrik yang cepat (menit) Mendeteksi antibodi anti-S.typhi 09 Dapat mendeteksi penyakit secara dini (hari ke 4-5 ) Sensitifitas dan spesifisitas kuat Skor Interpretasi Keterangan

2 Negatif Tidak menunjukkan infeksi aktif

3 Borderline Tidak dapat disimpulkan ulang

4-5 Positif Infeksi tifoid aktif

>6 Positif Indikasi kuat infeksi tifoid

G. PENATALAKSANAAN 1. Perawatan. a. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus. b. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan. 2. Diet. a. Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein. b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring. c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim. d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari. 3. PengobatanAman untuk wanita hamil : Amoxcilin Ampicilin Seftriaxone

Diperiksa dan disahkan oleh:

Dokter Pembimbing,Dokter Muda,

(dr. Chusni Mubarakh sp.pd) (Khairunisa)

RM.01.