Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

30
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Xanthin merupakan turunan purin alamiah, senyawa xanthin yang banyak digunakan dalam bidang farmasi adalah kofein, teobromin dan teofilin. Teofilin dan teobromin merupakan asam lemah dengan pKa 8.6 dan 9.9. Kofein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom hydrogen yang dapat dilepaskan, sehingga kofein merupakan basa yang sangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh air, karenanya kofein dapat disari dari larutan asam atau basa dengan kloroform. Tetapi kofein mudah terurai oleh basa kuat, maka larutan dalam basa harus segera disari. Seorang farmasis dituntun untuk menguasasi berbagai metode yang digunakan untuk menetapkan kadar maupun pembakuan suatu bahan atau menganalisis senyawa obat salah satunya adalah

Transcript of Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

Page 1: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.  Latar Belakang

Xanthin merupakan turunan purin alamiah, senyawa xanthin

yang banyak digunakan dalam bidang farmasi adalah kofein,

teobromin dan teofilin. Teofilin dan teobromin merupakan asam lemah

dengan pKa 8.6 dan 9.9.

Kofein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom

hydrogen yang dapat dilepaskan, sehingga kofein merupakan basa

yang sangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh air, karenanya

kofein dapat disari dari larutan asam atau basa dengan kloroform.

Tetapi kofein mudah terurai oleh basa kuat, maka larutan dalam basa

harus segera disari.

Seorang farmasis dituntun untuk menguasasi berbagai metode

yang digunakan untuk menetapkan kadar  maupun pembakuan suatu

bahan atau menganalisis senyawa obat salah satunya adalah dengan

titrasi argentometri yang termasuk kedalam titrasi volumetric.

Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode

argentometri antara lain teobromin dan teofilin. Teofilin dalam farmasi 

sangat bermanfaat, digunakan sebagai obat penyakit asma yang

bekerja dengan cara merelaksasi otot polos serta menstimulasi sistem

Page 2: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

syaraf pusat dan otot jantung. Melihat kegunaannya tersebut, maka

percobaan ini perlu dilakukan.

I.2.  Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara analisa farmasi secara

metode Argentometri untuk analisa turunan xanthin.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui cara analisis/ penetapan kadar zat/ obat

dalam sediaan farmasi teofilin dengan menggunakan metode

argentometri.

I.3.  Prinsip Percobaan

Berdasarkan reaksi pembentukan endapan perak halogen

berwarna putih, kemudian kelebihan perak dititrasi dengan tiosianat

membentuk perak tiosianat berwarna merah dengan indikator Fe3+.

Page 3: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Derivat xantin terdiri dari kofein. Teofilin dan teobromin ialah

alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan. Sejak dahulu ekstrak tumbuh-

tumbuhan ini digunakan sebagai minuman. Kofein terdapat dalam kopi

yang didapat dari biji Coffea Arabica. Teh, dari daun Thean sinensis,

mengandung kofein dan teofilin. Cocoa, yang didapat dari biji Theobroma

cacao mengandung kofeing dan teobromin. Penelitian membuktikan

bahwa kofein berefek stimulasi. Inilah daya tarik minuman yang

mengandung kofein. Kemudian ternyata belum ada senyawa sintetik yang

mempunyai keunggulan terapi seperti senyawa alam. Ketiganya

merupakan derivat xantin yang mengandung gugus metal. Xantin sendiri

ialah dioksipurin yang mempunyai struktur mirip dengan asam urat. Kofein

ialah 1,3,7-trimetilxantin ; teofilin ialah 1,3-dimetilxantin ; dan teobromin

ialah 3,7-dimetilxantin. (1)

Teofilin, kofein dan teobromin mempunyai efek farmakologi yang

sama yang bermanfaat secara klinis. Obat-obat ini menyebabkan

relaksasi otot polos, terutama otot polos bronkus, merangsang SSP, otot

jantung, dan meningkatkan dieresis, teobromin tidak bermanfaat secara

klinis karena efek farmakologinya rendah. (1)

Xantin merangsang SSP, menimbulkan dieresis, merangsang otot

jantung, dan merelaksasi otot polos tertama bronkus. (1)

Page 4: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

Xantin merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah ; biasanya

diberikan dalam bentuk garam rangkap. Untuk pemberian oral dapat

diberikan dalam bentuk basa bebeas atau bentuk garam, sedangkan

untuk pemberian parenteral perlu sediaan dalam bentuk garam.(1)

Kofein, disebut juga tein, merupakan Kristal putih yang larut dalam

air dengan perbandingan 1:46. Teofilin berbentuk Kristal putih, pahit dan

sedikit larut dalam air. (1)

Senyawa xantin merupakan basa lemah dengan pKb antara 13

sampai 14. Teofilin dan teobromin merupakan asam lemah dengan pKa

8,6 dan 9,9. Kofein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom

hydrogen yang dapat dilepaskan sehingga kofein merupakan basa yang

sangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh air, karenanya kofein

dapat disari dari larutan asam atau basa (lebih mudah dari larutan basa)

dengan kloroform. Tetapi kofein mudah terurai oleh basa kuat, sehingga

larutan dalam basa harus segera disari.

Analisis kimia farmasi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai

aplikasi prosedur kimia analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan yang

dipakai dalam bidang farmasi terutama dalam menentukan kadar dan

mutu dari obat-obatan dan senyawa-senyawa kimia yang tercantum dalam

Farmakope-Farmakope serta buku-buku resmi lainnya seperti

formularium-formularium.

Analisis kimia farmasi kuantitatif biasanya dibagi menjadi beberapa

analisis berdasarkan metode dan teknik kerjanya :

Page 5: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

1.    Analisis gravimetri

2.    Analisis volumetri yang biasa desebut juga analisis titrimetri

3.    Analisis gasometri

4.    Analisis dengan metode fisika dan kimia

Analisis titrimetri umumnya dapat dibagi dalam 4 bentuk, yaitu:

1.    Reaksi netralisasi atau disebut asidimetri/alkalimetri

2.    Reaksi pembentukan kompleks

3.    Reaksi pengendapan

4.    Reaksi oksidasi-reduksi. (4)

Istilah analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang

dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya

diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk beraksi secara kuantitatif

dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan (5).

            Teobromin dan teofilin dengan perak nitrat membentuk endapan

dalam suasana basa. Sementara itu, kofein tidak bereaksi dengan perak

karena tidak mempunyai atom hydrogen yang dapat dilepas. Dalam

suasana basa, barbiturat dengan perak nitrat membentuk garam yang tak

larut. (2)

            Titrasi pengendapan didasarkan atas terjadinya penendapan

kuantitatif, yang dilakukan dengan penambahan larutan pengukur yang

diketahui kadarnya pada larutan senyawa yang hendak ditentukan, titik

akhir titrasi tercapai bila semua bagian titran sudah membentuk endapan,

(6)

Page 6: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

            Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan

karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang

relative tidak larut atau endapan. Sebagai indikator, dapat digunakan

kalium kromat yang menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan

ion Ag+. (7)

            Metode-metode dalam Titrasi Argentometri

1.    Metode Mohr

Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan

bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan

penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan

titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik

ekivalen, makan penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan

kromat denan membentuk endapan perak nitrat akan beraksi dengan

kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.

Cara yang mudah untuk membuat larutan netral dari larutan yang

asa adalah dengan menambahkan CaCO3 atau NaHCO3 secara

berlebihan. Untuk larutan yang alkalis, diasamkan dulu dengan asam

asetat kemudian ditambah sedikit berlebihan CaCO3. (7)

Penentuan ini menggunakan kalium kromat sebagai indikator.

Dalam larutan asam, endapan perak kromat tidak terjadi dan dalam

larutan alkali perak akan mengendap sebagai perak hidroksida atau perak

oksida. (6)

Page 7: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

Titrasi ini harus dilakukan dalam lingkungan netral atau alkali lemah

dengan pH 6,5-9. HCrO4- adalah asam lemah, akibatnya konsentrasi ion

kromat berkurang sehingga hasil kelarutan dari perak kromat tidak dapat

dilampaui. Dalam lingkungan alkali yang lebih kuat dapat terjadi endapan

AgOH. (4)

2.    Metode Volhard

Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan

larutan baku kalium atau aonium tiosianat. Kelebihan tiosianat dapat

ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III)

amonium sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah dari

kompleks besi (III) tiosianat dlam lingkungan asam nitrat 0,5-1,5 N. titrasi

ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan

diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir

tidak dapat ditunjukkan. (7)

Metode ini dapat digunakan untuk menentukan klorida, iodide, dan

bromide dalam larutan. Kepada larutan ditambahkan larutan baku perak

nitrat berlebihan dan kelebihan perak nitrat dititrasi kembali dengan

larutan baku tiosianat. (4)

3.    Metode Fajans

Menurut Fajans adalah mungkin untuk mentitrasi ion halogenida

secara langsung dengan perak nitrat. Sebagai indikator yang digunakan

untuk adsorpsi. (6)

Page 8: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

Pada metode ini, digunakan indikator adsorbsi, yang mana pada

titik ekivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak

memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan

endapan. (7)

Senyawa yang digunakan baik berupa za warna asam, misalnya

golongan fluorosein (fluorosein atau eosin) ataupun zat warna basa dari

golongan rhodamin sebagi garam kloridanya. Teori dari aksi indikator ini

didasarkan atas sifat kloridanya. (4)

4.    Metode Liebig

Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan

indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjainya kekeruahan. Ketika

larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan

terbentuk kompleks sisanida yang stail dan larut. (7)

Dengan persyaratan tertentu, penambahan indikator tak diperlukan,

karena adanya kekeruhan yang disebabkan penambahan beberapa tetes

adalah satu larutan pada yang lain menandakan titik akhir belum tercapai.

Titrasi dilanjutkan sampai tidak ada kekeruahan lagi. (4)

5.    Metode Budde

Menurut Budde turunan asam barbiturat yang tersubsitusi 5,5 dapat

ditentukan secara argentometri, juga senyawa yang atom nitrogennya

tersubstisusi lebih lanjut. Asam barbiturat atau garmnya dititrasi dengan

larutan perak nitrat 0,1 N dalam larutan yang mengandung alkali karbonat.

Mula-mula akan terbentuk polimer kompleks barbiturat-perak yang larut

Page 9: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

dengan perbandingan 1:1. Pada titik akhir titrasi kelebihan sedikit ion

perak mengakibatkan terbentuknya kompleks perak-barbiturat polimer

yang sukar larut dengan perbandingan 1:2 dan merupakan akhir titrasi. (6)

Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran

dengan analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk

mendeteksi titik akhir, meskipun demikian penggunaan indikator yang

dapat berubah warnanya dengan adanya kelebihan titran juga sering

digunakan. (4)

            Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara

yaitu titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri).

(7)           

            Dasar lebih dipilinya cara ini adalah disebabkan perbandingan

stokiometri yang sederhana, pelaksanaan praktis tanpa masalah, juga

mudah jika dibandingkan dengan serimetri. Dipilihnya metode ini sebagai

titrasi redoks juga tercermin lebih luas dalam farmakope. Kegunaan

banyak dari metode ini didasarkan pada kerja oksidasi iod dan sebaliknya

kerja reduksi iodida. Jika suatu senyawa dioksidasi oleh iod, maka iod

sendiri tereduksi menjadi iodida. Dalam larutan asam iodida bekerja

mereduksi oksidator kuat dan iodidanya sendiri dioksidasi menjadi iod.

Oleh karena itu reaksi iodometri-iodimetri adalah suatu proses redoks. (6)

Page 10: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

1.  Iodimetri

Iodimetri adalah analisa titirimetri untuk zat-zat reduktor seperti

natrium tiosulfat, arsenat dengan menggunakan larutan iodi baku secara

langsung. (4)

Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai

potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai

potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat

dilakukan titrasi langsung dengan iodium. (7)

2.  Iodometri

Iodometri adalah analisa titrimetri secara tidak langsung untuk zat-

zat oksidator seperti garam-garam besi (III), tembaga (III) dimana zat-zat

oksidator ini direduksi lebih dulu dengan kalium iodida, dan iodine yang

dihasilkan dalam jumlah yang setara ditentukan kembali dengan larutan

natrium tiosulfat baku. (4)

Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk

menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang

lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang

bersifat oksidator. (7)

II.2 Uraian Bahan

a. Teofilin ( 3:597)

Nama resmi : THEOPHYLLINUM

Sinonim : Teofilina

RM/BM : C7H8N4O2.H2O / 198,18

Page 11: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; pahit ;

mantap diudara.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 180 bagian air;

lebih mudah larut air panas; larut dalam

lebih kurang 120 bagian etanol (95%)P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel analisa

b. Asam nitrat (3:650)

Nama Resmi : ACIDUM NITRICUM

Sinonim : Asam nitrat

RM/BM : HNO3 / 63

Pemerian : Cairan jernih berasap; hampir tidak

berwarna sampai berwarna kuning.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunanaan : Sebagai pemberi suasana asam

c. AgNO3 (3:97)

Nama Resmi : ARGENTI NITRAS

Sinonim : Perak nitrat

RM/BM : AgNO3 / 169,87

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur

berwarna putih, menjadi gelap jika kena

cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam

Page 12: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

etanol (95 %) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya.

Kegunaan : Sebagai penyedia perak

d. Ammonia ( 3:86)

Nama resmi : AMMONIA

Sinonim : Ammonia

RM/BM : NH4OH / 35,05

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; bau khas;

menusuk kuat.

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk

Kegunaan : Sebagai pelarut bersama dengan air

e. Besi (III) Amonium sulfat ( 3:659)

Nama resmi : FERRI AMMONIUM SULFAT

Sinonim : Besi ammonium sulfat

RM/BM : Fe(NH4)(SO4)2. 12H2O /

Pemerian : Hablur berwarna lembayung pucat atau

serbuk hablur praktis tidak berwarna.

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai indikator

Page 13: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

f. Kalium tiosianat ( 3:692)

Nama resmi : KALII TIOSIANAT

Sinonim : Kalium tiosianat

RM/BM : KCNS / 97

Pemerian : Hablur tidak berwarna. Meleleh basah

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 15

bagian etanol mutlak p

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai penitran

g. Air suling (3:96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Sinonim : Aquadest

RM/BM : H2O/ 18,02 g/mol

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna,tidak

berbau,tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

Page 14: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan adalah gelas kimia, Erlenmeyer,

statif dan klem, buret, corong, pengaduk, neraca analitik.

III.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tablet Teofilin,

Amonia encer, AgNO3, HNO3 pekat, aquadest, indikator Besi

ammonium sulfat, KCNS.

III.2 Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang secara keseluruhan tablet neonapacin, kemudian

ditimbang berat setara 100 mg teofilin

3. Dimasukkan dalam Erlenmeyer, dan ditambahkan 25 ml air dan 4

ml ammonia encer. Dihangatkan perlahan sehingga larut

sempurna.

4. Dan ditambahkan 5 ml perak nitrat 0,1 N, dicampur dan dilanjutkan

pemanasan selama 25 menit.

5. Didinginkan dan disaring, dicuci dengan 10 ml air sebanyak 3 kali.

Filtrate dikumpulkan dan diasamkan dengan asam nitrat pekat.

Page 15: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

6. Kemudian ditambahkan 1 ml besi ammonium sulfat 8 %. Lalu

dititrasi kelebihan perak nitrat dengan kalium tiosianat 0,1 N hingga

berubah warna menjadi merah jingga.

Page 16: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Pengamatan

No. Larutan baku Perubahan warna

1 KCNS Putih Orange muda

IV.2 Perhitungan

1. Berat NeoNapacin yang ditimbang untuk mendapatkan berat setara

teofilin 100 mg

Dik : z (berat tablet keseluruhan) = 1100 mg

1 00mg4 tab x130mg

x z=A

100mg4 tab x13 0mg

x 1100=211mg

Dan berat berdasarkan yang ditimbang = 211 mg

Jadi, 211 mg neonapacin yang ditimbang mengandung teofilin

sebanyak 100 mg.

2. Kenormalan KCNS yang sebenarnya

Dik : volume titrasi :

1. 7,50 ml

2. 7.65 ml

Volume rata-rata = 7,575 ml

Page 17: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

Mgrek KCNS = Mgrek Teofilin

V x N = mgBE

N = 100

7,7575x 180,2

= 0,0732 N

Jadi, kenormalan KCNS adalah 0,0732 N

3. % Kadar teofilin

% = V x N x BEMgContoh

x 100 %

= 7,575x 0,0732 x180,2

100x 100%

= 99,92 %

Jadi, persen kadar teofilin pada tablet Neonapacin adalah 99,92

% teofilin.

Page 18: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

BAB V

PEMBAHASAN

Xantin merupakan turunan alamiah Purin. Senyawa xantin yang

banyak digunakan adalah kofein, teobromin dan teofilin.

Senyawa xantin merupakan basa lemah dengan Pkb antara 13

sampai 14. Teofilin dan teobromin merupakan asam lemah dengan pKa

8,6 dan 9,9. Kofein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom

hidrogen yang dapat dilepaskan sehingga kofein merupakan basa

yangsangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh air, karenanya kofein

dapat disari dari larutan asam atau basa (lebih mudah dari larutan basa)

dengan kloroform. Tetapi kofein mudah terurai oleh basa kuat, sehingga

larutan dalam basa harus segera disari.

Metode penetapan kadar alkaloid turunan xantin antara lain dapat

digunakan metode argentometri, iodometri, dan titrasi bebas air.

Teobromin dan teofilin dengan perak nitrat membentuk endapan dalam

suasana basa. Sementara itu, kofein tidak bereaksi dengan perak karena

tidak mempunyai atom hidrogen yang dapat dilepas. Sedangkan, dalam

suasana asam, bila kofein direaksikan dengan iod akan membenruk

endapan periodida. Jumlah iod yang bereaksi bervariasi, tergantung dari

kelebihan iod selama titrasi. Kofein, teobromin dan teofilin dapat dititrasi

sebagai basa pada pelarut bebas air.

Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sampel

neonapacin yang mengandung teofilin. Dimana teofilin merupakan suatu

Page 19: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

basa turunan xanthine. Dalam percobaan ditentukan terlebih dahulu

berapakah berat Neonapacin yang ditimbang untuk mendapatkan teofilin

sebanyak 100 mg. Dengan cara Tablet sampel ditimbang secara

keseluruhan, dan ditimbang yang setara dengan 100 mg teofilin.

Pada percobaan dilakukan penetapan kadar teofilin dalam sediaan

tablet Neonapacin. Sampel teofilin yang setara dengan 100 mg dilarutkan

dengan 25 ml air dan 4 ml ammonia encer sambil dihangatkan hingga

larut sempurna. kemudian ditambahkan 5 ml perak nitrat 0.1 N, dicampur

dan dilanjutkan pemanasan selama 25 menit. Didinginkan dan disaring,

dicuci 3 kali dengan 10 ml air suling. Filtrate kemudian dikumpulkan dan

diasamkan dengan asam nitrat pekat. Ditambahkan 1 ml besi ammonium

sulfat 8%. Dititrasi kelebihan perak nitrat dengan ammonium tiosianat 0.1

N.

Dari hasil ini didapatkan kenormalan sesungguhnya dari KCNS dan

kadar sampel teofilin. Didapatkan bahwa Kenormalan KCNS adalah

0,0732 N. Dan kadar 100 mg teofilin pada Neonapacin 211 mg adalah

99.92 %. Hal ini sangat sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa

% kadar teofilin tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0 %

teofilina.

Page 20: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dan berdasrkan

hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Berat Neonapacin yang ditimbang untuk mendapatkan teofilin

100 mg adalah 211 mg

2. Kenormalan KCNS setelah titrasi adalah 0.0732 N

3. Kadar teofilin dalam sampel neonapacin adalah 99.92 %.

VI.2 Saran

Page 21: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

DAFTAR PUSTAKA

1.     Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta : Universitas Indonesia. 134, 135, 226, 227, 231

2.     Sudjadi. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta :  Gadjah Mada University Press. 156, 157, 159, 160, 169, 170, 176, 177, 178

3. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia adisi III .Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

4.     Susanti, S., Jeanny Wunas. 1997. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Makassar : UNHAS. 1, 29,30, 100, 101, 103, 105, 140, 141

5.     Basset, J., dkk. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi 4. Jakarta : EGC. 259

6.    Roth, Hermann J.1981. Analisis Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 248, 252, 255, 270, 271

7.    Gandjar, Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 146, 148, 149, 153, 154

Page 22: Laporan Teofilin Met. Argento Deny.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI

“ANALISIS SENYAWA TURUNAN XANTHIN

TEOFILIN METODE ARGENTOMETRI ”

Oleh:

Nama : D E N N Y

Nim : 11.01.034

Kelompok : IV (empat)

Asisten : Theodorus S.P

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2013