Laporan Praktikum Eliksir Teofilin

43
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Larutan Eliksir dengan Bahan Aktif Teofilin” Disusun oleh: Ismi Fildzah Putri P17335114055 I-A KELOMPOK 7 Dosen Pembimbing : Patihul Husni, M.Si., Apt

description

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Liquida dan Semi Solida D-III Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Transcript of Laporan Praktikum Eliksir Teofilin

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA

“Sediaan Larutan Eliksir dengan Bahan Aktif Teofilin”

Disusun oleh:

Ismi Fildzah Putri

P17335114055I-A

KELOMPOK 7

Dosen Pembimbing :

Patihul Husni, M.Si., Apt

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

JURUSAN FARMASI

2015

SEDIAAN LARUTAN ELIKSIR TEOFILIN 2,1 %

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Dapat membuat formula sediaan dan mengevaluasi sediaan eliksir dengan

bahan aktif Teofilin 2,1 %

II. LATAR BELAKANG

Praktikum kali ini dibuat larutan eliksir teofilin. Digunakan untuk

penggunaan secara oral dalam bentuk eliksir. Penggunaan oral adalah pemberian

obat dengan cara diminum atau dimakan sehingga melalui sistem pencernaan.

Sebagian besar dimaksudkan untuk efek sistemik dari obat, yang dihasilkan

setelah terjadi absorpsi pada berbagai permukaan sepanjang saluran cerna.

(Syamsuni, 2007)

Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan

untuk penggunaan vital dan biasanya ditambah perasa untuk menambah kelezatan.

Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek

terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. (Ansel, 2008)

Eliksir Teofilin merupakan salah satu jenis sediaan larutan yang merupakan

campuran air dan etanol mengandung zat aktif Teofilin. Kelarutan Teofilin sukar

larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam

larutan alkali hidroksida dan dalam amonia, agak sukar larut dalam etanol, dalam

kloroform dan dalam eter. Sehingga digunakan campuran berbagai pelarut yaitu

air, etanol dan propilenglikol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan.

Inilah yang menjadikan alasan dipilih eliksir untuk membuat sirup dengan bahan

aktif Teofilin. (Kemenkes RI, 2014)

Teofilin mempunyai khasiat antara lain berdaya sebagai spasmolitis terhadap

otot polos, khususnya otot bronchi, menstimulasi jantung dan mendilatasinya.

Teofilin juga menstimulasi Sistem Saraf Pusat (SSP) dan pernapasan, serta

bekerja diuretis lemah dan singkat. Teofilin memiliki mekanisme kerja dengan

melemaskan otot polos pembuluh darah bronkial saluran udara dan paru-paru dan

mengurangi respon saluran napas untuk histamin, metakolin, adenosin, dan

alergen. Secara kompetitif menghmabat fosfodiestare (FDE) tipe III dan tipe IV,

enzim yang berperan untuk menghentikan siklik AMP dalam sel otot polos,

mungkin mengakibatkan bronkodilatasi. (Hoan and Kirana, 2007)

Eliksir teofilin ini ditujukan untuk anak-anak sehingga menggunakan dosis

untuk anak yaitu anak 1-9 tahun 4mg/kg BB setiap 6 jam dan anak 9-12 tahun 3

mg/kg BB setiap 6 jam dengan takaran sekali pakainya 5 ml (1 sendok takar).

(Depkes, 2007)

Dibuat dalam sediaan eliksir karena disebabkan oleh beberapa alasan.

Pemakaian ditujukan untuk anak-anak karena anak-anak sulit untuk menelan obat

dalam bentuk sediaan tablet, kapsul atau puyer, sehingga dibuat sediaan larutan

untuk meningkatkan akseptabilitas pasien. Selain itu dibuat sediaan larutan dalam

bentuk eliksir karena teofilin sukar larut dalam air tetapi agak sukar larut dalam

etanol. (Kemenkes RI, 2014)

III. TINJAUAN PUSTAKA

Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi

sebagai kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol

berkisar antara 3% dan 4%, dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10%.

Untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan utnuk pelarut, dapat

ditambahkan kosolven lain seperti gliserin, sorbitol, dan propilen glikol. Bahan

tambahan yang digunakan antara lain pemanis, pengawet, pewarna, dan pewangi,

sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap. Sebagai pengganti gula dapat

digunakan sirup gula. (Syamsuni, 2007)

Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir sangat berbeda karena masing-

masing komponen eliksir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan air yang

berbeda. Komponen eliksir terdiri dari bahan aktif dan eksipien yang terdiri dari

air, alkohol, pelarut lain sebagai kosolven, buffer pH, pemanis, perasa, dan

pewarna. Eliksir paling baik disimpan dalam wadah-wadah yang tertutup rapat,

tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan. Disebabkan

karena eliksir mengandung alkohol. (Ansel, 1989)

Dalam eliksir, diperlukan perhitungan Konstanta Dielektrik (KD) untuk

menentukan kepolaran suatu zat. Besarnya konstanta dielektrik menurut moore

dapat diatur dengan penambahan pelarut lain dengan polaritas yang berbeda. KD

suatu campuran pelarut merupakan hasil penjumlahan dari tetapan dielektrik suatu

campuran pelarut merupakan hasil penjumlahan dari tetapan dielektrik masing-

masing yang sudah dikalikan dengan % volume masing-masing komponen

pelarut. (Anonim, 2015)

PREFORMULASI ZAT AKTIF

Zat Aktif Theophyllin (Teofilin) (FI V hlm. 1250-1251)

Struktur

(FI V hlm. 1250)

Rumus molekul C7H8N4O2.H2O (FI V hlm. 1250)

Titik lebur Antara 270° dan 274° C (FI IV hlm. 835)

Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa pahit; stabil di udara.

(FI V hlm. 1251)

Kelarutan Sukar larut dalam air; tetapi lebih mudah larut daam air panas;

mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonia;

agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter

(FI V hlm. 1251)

Stabilita Panas : tidak ditemukan di pustaka The Pharmaceutical Codex, Farmakope Indonesia Edisi V, Farmakope Indonesia Edizi IV, British Pharnacopeia, European Pharmacopeia, Japanese Pharmacopeia, dan ANESTESIA AND ANAIGESIA Vol. 6, June 1982

Cahaya : Teofilin sensitif terhadap cahaya, menjadi warna kuning jika terpapar cahaya dalam waku lama (TPC 6th

p.1069) Air : Stabil terhadap air (TPC 6th p.1069) pH : Larutan teofilin stabil dengan berbagai pH meskipun

mungkin terurai pada pH rendah dan tinggi. Tidak ada penurunan konsentrasi teofilin setelah larutan aqua teofilin 0,1% dengan pH 3,5; 6,5; dan 7 di autoklaf pada 120oC selama 20 menit (TPC 6th p.1069)

Inkompatibilitas Karena alkalinitas larutan yang mengandung teofilin. Obat

yang bersifat alkali-labil harus dihindari pada campuran

termasuk didalamnya epinephrine HCl, levalterenol, bitartrat,

isoproterenol HCl dan Penicillin G potassium (ANESTESIA

AND ANAIGESIA Vol. 6, June 1982)

Keterangan lain Kegunaan : Spasmolotikum bronkial (FI V hlm. 1251)

Penyimpanan Dalam wadah tetutup baik (FI V hlm. 1251)

PREFORMULASI EKSIPIEN

1. Sukrosa

Zat Sukrosa (HOPE 6th, p 703 - 706)

Sinonim Gula bit; gula tebu; a-D-glucopyranosyl-b-D-fructofuranoside;

gula halus; sakarosa; saccharum; gula pasir.

(HOPE 6th, p 703 - 706)

Struktur

(HOPE 6th, p 703 - 706)

Rumus molekul C12H22O11 (HOPE 6th, p 703 - 706)

Titik lebur 160-1860C (HOPE 6th, p 703 - 706)

Pemerian Gula yang berasal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta

vulgaris Linne. Berbentuk kristal tak berwarna, massa kristal

atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau, dan memiliki

rasa manis (HOPE 6th, p 703 - 706)

Kelarutan Kelarutan dalam air 1 : 0,2 pada suhu 1000C, 1 : 400 dalam

etanol pada suhu 200C, 1 : 170 dalam etanol 95% pada suhu

200C, 1 : 400 dalam propan-2-ol, tidak larut dalam kloroform

(HOPE 6th, p 703 - 706)

Stabilita Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban yang

rendah. Sukrosa akan menyerap 1% kelembaban yang akan

melepaskan panas pada 90oC. Sukrosa akan menjadi karamel

pada suhu di atas 160oC. Sukrosa yang encer dapat

terdekomposisi dengan keberadaan mikroba

(HOPE 6th, p 703 - 706)

Inkompatibilitas Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya logam

berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam

askorbat. Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari hasil

penyulingan. Dengan jumlah sulfit yang tinggi, dapat terjadi

perubahan warna pada tablet yang tersalut gula. Selain itu,

sukrosa dapat bereaksi dengan tutup aluminium

(HOPE 6th, p 703 - 706)

Keterangan lain Kegunaan :

Pemanis, coating agent, granulating agent, suspending agent,

tablet binder, sugar coating adjust, peningkat viskositas

(HOPE 6th, p 703 - 706)

Penyimpanan Disimpan dalam wadah yang tertutup dalam sejuk dan

kering.

(HOPE 6th, p 703 - 706)

Kadar penggunaan

Sirup oral 67%

Pemanis 67%

Tablet pengikat 2-20%

Tablet pengikat 50-67%

Coating tablet 50-67% (HOPE 6th, p 703 - 706)

2. Sorbitol

Zat Sorbitol (HOPE 6th, p : 679 - 681)

Sinonim Meritol; Neosorb; Sorbitab; sorbite; Dsorbitol;

Sorbitol Instan; sorbitolum; Sorbogem.

(HOPE 6th, p : 679-681)

Struktur

(HOPE 6th, p : 679 - 681)

Rumus molekul RM : C6H14O6 ; BM : 182,17 (HOPE 6th, p : 679 - 681)

Titik lebur 110 – 112o C dalam bentuk anhidrat

(HOPE 6th, p : 679 - 681)

Pemerian Sorbitol adalah D-glucitol yang tidak berwarna, berwarna

putih, kristalin, serbuk higroskopis, kemanisannya 50 – 60 %

mendekati sukrosa. (HOPE 6th, p : 679 - 681)

Kelarutan Kelarutan dalam air 1 : 0,5, praktis tidak larut dalam eter dan

klorofom, sedikit larut dalam metanol(HOPE 6th, p : 679 -

681)

Stabilita Bersifat inert dan kompatibel dengan hampir semua exipien.

Stabil di udara karena tidak ada katalis, pada kondisi dingin,

asam encer dan basa. Tidak mengalami penggelapan atau

dekomposisi pada saat suhu dinaikkan atau saat ada amina.

Tidak mudah terbakar, non korosif, dan tidak mudah

menguap. Tahan terhadap fermentasi oleh banyak

mikroorganisme, sebaiknya pengawet ditambahkan pada

larutan sorbitol. Larutan dimpan pada wadah gelas, plastik,

aluminium dan anti karat. Larutan injeksi disterilisasi oleh

autoklaf

(HOPE 6th, p : 679 - 681)

Inkompatibilitas Sorbitol akan membentuk kelat yang larut air dengan banyak

ion logam divalen dan trivalen pada kondisi basa dan asam

kuat. Penambahan cairan polietilen glikol pada larutan

sorbitol dengan agitasi yang kuat mengahasilkan sebuah lilin,

gel larut air dengan titik didih 35–400C. Larutan sorbitol

akan bereaksi dengan besi oksida sehingga menjadi tidak

berwarna. Sorbitol mempercepat degradasi penisilin pada

larutan yang netral

(HOPE 6th, p : 679 - 681)

Keterangan lain Kegunaan :

Pemanis, humektan, penstabil, pengencer tablet dan kapsul,

dan anticaplocking agent (HOPE 6th, p : 679 - 681)

Penyimpanan Disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk

dan kering. (HOPE 6th, p : 679 - 681)

Kadar penggunaan

Larutan oral : 20-35% (HOPE 6th, p : 679 - 681)

3. Propilen glikol

Zat Propilen glikol (HOPE 6th, p 593-594)

Sinonim 1,2-Dihidroksipropana; E1520; 2-hidroksi propanol; metil

etilen glikol;metil glikol; propan-1,2-diol; propilenglikol

(HOPE 6th, p 593-594)

Struktur

(HOPE 6th, p 593-594)

Rumus molekul C3H8O2 (HOPE 6th, p 593-594)

Titik lebur -59oC (HOPE 6th, p 593-594)

Pemerian Bening, tidak berwarna, kental-praktis encer, tidak berbau,

manis, mepunyai rasa yang agak tajam mirip dengan giserin

(HOPE 6th, p 593-594)

Kelarutan Dapet tercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%,

gliserin dan air. Kelarutan di 1 dai 6 bagian eter, tidak

tercampur dengan sedikit minyak, atau dengan minyak, tetapi

akan larut dengan beberapa minyak yang diperlukan (HOPE

(HOPE 6th, p 592-594)

Stabilita pada suhu dingin stabil di tempat tertutup rapat, tetapi di suhu

panas dan terbuka menjadi mudah teroksidasi, ,e,berikan

produk baru seperti propionaldehid, lactic acid, provic acid,

dan acetic acid. Propilen glikol secara kimiawi stabil bila

bercampur dengan eyanol 95%, gliserin atau air, larutan air

bisa disterilisasi dengan autoklaf. Propilen glikol bersifat

higroskopis dan harus disimpan di tempat tertutup rapat,

terlindung dari cahaya, tempat kering.

(HOPE 6th, p 592-594)

Inkompatibilitas Dengan reaksi oksidasi seperti Kalium permanganat

(HOPE 6th, p 592-594)

Keterangan lain Kegunaan : Antimikroba, pengawet, desinfektan, humektan,

pembuat plastik, pelarut, penstabil, pencampur, kosolven air

(HOPE 6th, p 593-594)

Penyimpanan Terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering

(HOPE 6th, p 593-594)

Kadar penggunaan

Pengawet (larutan & semi silid) 15–30%

Kosolven 10–30%

Larutan oral 10–25%

Parenteral 10–60%

Topikal 5–80% (HOPE 6th, p 593-594)

4. Na. Sakarin

Zat Natrium sakarin (HOPE 6th, p 608)

Sinonim 1,2-Benzisothiazolin-3-satu-1,1 dioksida, natrium garam; Crystallose;

E954; Gendorf 450; saccharinum natricum; natrium o-benzosulfimide;

gluside larut; sakarin larut; natrium sucaryl

(HOPE 6th, p 608)

Struktur

(HOPE 6th, p 608)

Rumus molekul C7H4NNaO3S (HOPE 6th, p 608)

Titik lebur Terurai pada pemanasan (HOPE 6th, p 608)

Pemerian Natrium sakarin adalah serbuk putih, tidak berbau atau

sedikit aromatik, efflorescent, bubuk kristal. Memiliki rasa

yang sangat manis, dengan logam atau rasa pahit bahwa pada

tingkat normal penggunaan dapat terdeteksi sekitar 25% dari

populasi. Rasa pahit bisa ditutupi dengan memadukan

sakarin natrium dengan pemanis lainnya. Sakarin natrium

dapat mengandung jumlah variabel air (HOPE 6th, p 608)

Kelarutan 1 : 1,2 dalam air

1 : 102 dalam etanol

1 : 50 dalam etanol (95%) (HOPE 6th, p 609)

Stabilita Natrium sakarin stabil di bawah kisaran normal digunakan

dalam formulasi. Hanya bila terkena suhu (125oC) pada pH

rendah (pH 2) selama lebih dari 1 jam tidak terjadi

dekomposisi yang signifikan. Konsentrasi 84% adalah yang

paling stabil bentuk sakarin natrium sedangkan bentuk 76%

akan kering di bawah kondisi kamar. Larutan untuk injeksi

dapat disterilkan dengan autoklaf (HOPE 6th, p 608)

Inkompatibilitas Sakarin natrium tidak mengalami Maillard browning

(HOPE 6th, p 608)

Keterangan lain Kegunaan : Pemanis (HOPE 6th, p 608)

Penyimpanan Sakarin natrium harus disimpan dalam wadah yang tertutup

dalam tempat yang kering (HOPE 6th, p 609)

Kadar penggunaan

Sirup oral 0.04–0.25% (HOPE 6th, p 608)

5. Etanol

Zat Etanol (96%) (HOPE 6th, p 17)

Sinonim Aethanolum, Etanol, Alkohol, Etil alkohol (HOPE 6th, p 17)

Struktur

(HOPE 6th, p 17)

Rumus molekul C2H6O (HOPE 6th, p 17)

Titik lebur -

Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan

menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap

meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78oC,

mudah terbakar (HOPE 6th, p 17)

Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua

pelarut organik (HOPE 6th, p 17)

Stabilita Larutan etanol encer disterilisasi dengan autoklaf atau dengan

filtrasi (HOPE 6th, p 17)

Inkompatibilitas Dalam kondisi asam, larutan etanol dapat bereaksi dengan

bahan pengoksidasi campuran alkali warnanya dapat menjadi

gelap disebabkan oleh reaksi dengan sejumlah residu

aldehid. Garam organik/akasida dapat mengendapkan dari

larutan encer atau dispersi. Larutan etanol juga inkompatibel

dengan yang mengandung alumunium dan dapat

berpengaruh dengan sejumlah obat (HOPE 6th, p 17)

Keterangan lain Kegunaan : pengawet, antimikroba, desinfektan, penetrrant

kulit, pelarut (HOPE 6th, p 17)

Penyimpanan Etanol disimpan di temapat sejuk (HOPE 6th, p 17)

Kadar penggunaan

Antimikroba : ≥10 %

Kosolven larutan oral : sesuai dengan kebutuhan pasien

(HOPE 6th, p 17)

Anak < 6 tahun : maksimal 0,5%

Anak 6-12 tahun : maksimal 5%

Anak > 12 tahun dan dewasa : maksimal 10%

(FDA)

6. Natrium benzoat

Zat Natrium Benzoat (HOPE 6th p.627)

Sinonim Benzoic acid sodium salt; benzoate of soda; E211; natrii

benzoas; natrium benzoicum; sobenate; sodii benzoas;

sodium benzoic acid. (HOPE 6th p.627)

Struktur

(HOPE 6th p.627)

Rumus molekul C7H5NaO2. (HOPE 6th p.627)

Titik lebur Titik lebur : -

Titik beku : 0.24oC (1.0% w/v)

Densitas : 1.497–1.527 g/cm3 at 24oC (HOPE 6th p.627)

Pemerian Merupakan butiran putih atau Kristal, sedikit higroskopis,

tidak berbau atau berbau samar, rasanya manis dan asin tidak

menyenangkan. (HOPE 6th p.627)

Kelarutan Dalam suhu 20oC kelarutan dalam etanol 95% adalah 1:75

Dalam etanol 90% 1:50

Dalam air 1:1,8

Dalam air 100oC kelarutannya 1:1,4 (HOPE 6th ed.p. 628)

Stabilitas Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi.

(HOPE 6th p.628)

pH stabiitas : 2-5 (HOPE 6th p.628)

Inkompatibilitas Tidak compatible dengan senyawa kuartener, gelatin, garam

besi, garam kalsium dan logam berat, aktifitas pengawetnya

berkurang jika berinteraksi dengan kaolin. (HOPE 6th p.628)

Keterangan lain Asupan harian maksimal Natrium Benzoat menurut WHO

adalah 5 mg/ kg berat badan. Efek sampingnya iritasi

lambung, ultikariahingga anafilaksis. (HOPE 6th p.628)

Penyimpanan disimpan dalam wadah yang tertutup, ditempat yang sejuk

dan kering. (HOPE 6th p.628)

Kadar penggunaan

Pengawet anti mikroba 0,02%- 0,5%. (HOPE 6th p.628)

7. Aquadest

Zat Aquadest (HOPE 6th , p.766-770)

Sinonim Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide (HOPE 6th p.766-

770)

Struktur

(HOPE 6th p.766-770)

Rumus molekul H2O (HOPE 6th p.766-770)

Titik lebur 00C (HOPE 6th p.766-770)

Densitas: 1,00 g/cm3 (HOPE 6th p.766-770)

Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa. (HOPE 6th p.766-770)

Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya. (HOPE 6th

p.766-770)

Stabilitas Stabilitas baik pada keadaan fisik (padat, cair, gas)

(HOPE 6th p.766-770)

Inkompatibilitas Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan bahan tambahan

lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam

adanya air atau uap air) pada suhu yang tinggi. Air juga

dapat bereaksi dengan logam alkali seperti kalsium oksida

dan magnesium oksida. Selain itu air juga bereaksi dengan

garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai

komposisi, dan dengan bahan organik tertentu dan kalsium

karbida. (HOPE 6th p.766-770)

Keterangan lain Kegunaan: Pelarut untuk pembuatan produk obat-obatan dan

sediaan farmasi, tidak cocok untuk digunakan dalam

pembuatan produk parenteral. (HOPE 6th p.766-770)

Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapt. Jika disimpan dalam

jumlah besar, kondiri penyimpanan harus dirancang untuk

membatasi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah

kontaminasi kegunaan. (HOPE 6th p.766-770)

SPESIFIKASI SEDIAAN

Bentuk sediaan : Larutan Eliksir

Warna : Merah/Poncean Red

Rasa : Manis

Bau : Cherry

pH sediaan : 3,5 – 6,5

Kadar sediaan : 2,1 %

Volume sediaan : 60 ml/botol

Viskositas sediaan : Sekitar 0,89 cP – 1,2 cP

IV. PENDEKATAN FORMULA

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Teofilin 2,1% b/v Bahan aktif

2. Propilenglikol 27,75% b/v Pelarut, pengental

3. Sirupus simpleks 25% b/v Pemanis

4. Sorbitol 15% b/v Pemanis, anti-cap-locking-

agent, pengental

5. Etanol 96% 5% v/v Pelarut

6. Natrium benzoat 0,1% b/v Pengawet

7. Natrium sakarin 0,25% b/v Pemanis buatan

8. Pasta Cherry red qs Perasa

9. NaOH 0,1 N qs Adjust pH

10. HCl 0,1 N qs Adjust pH

11. Aquadest ad 100% v/v Pelarut

V. PENIMBANGAN

Volume per botol 60 ml dilebihkan 2 %

60ml +2%(60ml) = 61,2 ml ≈ 61 ml

Dibuat sediaan 4 botol (@61 ml) = 244 ml

Pada pembuatan, volume total dilebihkan 10 %

244 ml + 10%(244ml) = 268,4 ml ≈

PERHITUNGAN KONSTANTA DIELEKTRIK (KD) SEDIAAN

KDair : 78,5 % air : ad 100% = 95 - x%

KDetanol : 25,7 % etanol : 5%

KDppg : 33 % PPG : x%

KDTeofilin : 63,23

KD Teofilin = KD Sistem

63,23=( KDair x%air )+( KDetanol x %etanol)+( KDppg x %ppg )

100

63,23=(78,5 x (95−x))+(25,7 x 5 )+(33 x (x ))

100

6323 = 7457,5 – 78,5x +128,5 + 33x

6323 = 7586 – 45,5x

45,5x = 7586-6323

x = 27,75% % ppg = 27,75 % b/v

No. Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang

1 Teofilin 5,67 gram

2 Propilenglikol 74,925 gram

3 Sirupus Simpleks 67,5 gram

4 Sorbitol 40,5 gram

5 Etanol 96% 13,5 ml

6 Natrium benzoat 0,27 gram

7 Natrium sakarin 0,675 gram

8 Aquadest ad 270 ml

PENIMBANGAN UNTUK SIRUPUS SIMPLEKS

Nama Bahan Jumlah

Sukrosa 65 gram

Aquadest 35 gram

PERHITUNGAN ADI NATRIUM BENZOAT

5mg/kg BB (Rowe, dkk, 2009)

Untuk anak 1-9 tahun : 5 mg x 25 kg = 125 mg

Untuk anak 9-12 tahun : 5 mg x 35 kg = 175 mg

- Natrium benzoat 1x minum : 5 ml; 1 hari 4x minum

5 ml x 4 = 20 ml

- Jumlah Natrium benzoat dalam sediaaan 0,1 % b/v

0,1 gram100 ml

x 20 ml=0,02 gram=20 mg<125 mgdan 175 mg

maka , Natrium benzoat tidak melebihibatas ADI dan dapat dikonsumsi .

PERHITUNGAN ADI PROPILEN GLIKOL

25mg/kg BB (Rowe, dkk, 2009)

Untuk anak 1-9 tahun : 25 mg x 25 kg = 625 mg

Untuk anak 9-12 tahun : 25 mg x 35 kg = 875 mg

- Propilen glikol 1x minum : 5 ml; 1 hari 4x minum

5 ml x 4 = 20 ml

- Jumlah Propilen glikol dalam sediaaan 0,1 % b/v

0,1 gram100 ml

x 20 ml=0,02 gram=20 mg<625 mgdan 875 mg

maka , Propilen glikol tidak melebihibatas ADI dandapat dikonsumsi .

VI. PROSEDUR PEMBUATAN

Pembuatan aqua bebas CO2

1. Memanaskan sejumlah air hingga mendidih.

2. Diamkan selama 30 menit, lalu ditututp dan didinginkan.

Pengkalibrasian botol dan beaker glass

a) Kalibrasi botol coklat 61 ml

1. Masukkan air kran sebanyak 61 ml pada gelas ukur 100ml, lalu tuangkan

air tersebut ke dalam botol.

2. Tandai batas kalibrasi, air yang ada dalam botol dibuang.

3. Bilas botol tersebut dengan 4 ml aquadest dan botol dikeringkan.

4. Lakukan tahap diatas untuk 3 botol lain.

5. Botol siap dipakai.

b) Kalibrasi beaker glass utama 270 ml

1. Masukkan air kran sebanyak 270 ml pada gelas ukur 500 ml tuangkan air

tersebut pada beaker glass 500 ml.

2. Tandai batas kalibrasi, air yang ada dalam beaker glass dibuang.

3. Bilas bekar glass dengan 4 ml aquadest dan beaker glass tersebut

dikeringkan.

4. Beaker glass siap dipakai.

Penimbangan bahan

1. Teofilin sebanyak 5,67 gram ditimbang di kertas perkamen besar

menggunakan neraca analitik, lalu diberi nama.

2. Sukrosa / saccharum album sebanyak 65 gram ditimbang dengan beaker glass

100 ml menggunakan neraca analitik.

3. Sorbitol sebanyak 40,5 gram ditimbang di beaker glass 50 ml menggunakan

neraca analitik dengan penimbangan tidak langsung dan diberi nama.

4. PPG sebanyak 74,925 gram ditimbang di beaker glass 100 ml menggunakan

neraca analitik dengan penimbangan tidak langsung dan diberi nama.

5. Natrium benzoat sebanyak 0,27 gram ditimbang di kertas perkamen

mengguakan neraca analitik, kemudian diberi nama.

6. Natrium sakarin sebanyak 0,675 gram ditimbang di kertas perkamen

mengunakan neraca analitik, kemudian diberi nama.

7. Etanol 96% diukur sebanyak 13,5 ml menggunakan gelas ukur 100 ml,

kemudian ditutup.

Pembuatan sirupus simpleks

1. Sukrosa / saccharum album yang telah ditimbang tadi diambil.

2. Menambahkan aquadest ke dalam beaker glass yang sudah berisi sukrosa

hingga genap 100 gram (air sebanyak 35 gram).

3. Campuran dipanaskan di atas hotplate dan diaduk sesekali hingga larut.

4. Hasil campuran disaring dengan menggunakan kain batis selagi panas.

5. Filtrat diambil sebanyak 67,5 gram dan dimasukkan ke dalam beaker glass

100 ml

Pembuatan sediaan larutan eliksir dengan bahan aktif Teofilin

1. PPG (Propilenglikol) diencerkan dengan 10 ml aquadest lalu diaduk ad

homogen, dimasukkan ke dalam beaker glass utama, kemudian dibilas dengan

2 ml aquadest sebanyak 2 kali, hasil bilasan tersebut dimasukkan ke dalam

beaker glass utama, aduk ad homogen.

2. Etanol 96% diencerkan dengan 5 ml aquadest lalu diaduk ad homogen,

dimasukkan ke dalam beaker glass utama, kemudian dibilas dengan 2 ml

aquadest sebanyak 2 kali, hasil bilasan tersebut dimasukkan ke dalam beaker

glass utama, aduk ad homogen.

3. Teofilin yang telah ditimbang tadi dimasukkan ke dalam beaker glass utama

sedikit-sedikit sambil diaduk hingga larut.

4. Sirupus simpleks diencerkan dengan 5 ml aquadest lalu diaduk ad homogen,

dimasukkan ke dalam beaker glass utama, kemudian dibilas dengan 2 ml

aquadest sebanyak 2 kali, hasil bilasan tersebut dimasukkan ke dalam beaker

glass utama, aduk ad homogen.

5. Sorbitol yang telah ditimbang tadi diencerkan dengan 5 ml aquadest aduk ad

homogen masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan 2 ml aquadest

sebanyak 2 kali, hasil bilasan tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass

utama, aduk ad homogen.

6. Natrium benzoat yang telah ditimbang tadi tadi dilarutkan dengan 2 ml

aquadest di beaker glass 50 ml, aduk ad larut masukkan ke dalam beaker glass

utama, bilas dengan aquadest secukupnya sebanyak 2 kali, hasil bilasan

tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass utama, aduk ad homogen.

7. Natrium sakarin yang telah ditimbang tadi dilarutkan dengan 2 ml aquadest di

cawan penguap aduk ad larut, masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas

dengan aquadest secukupnya sebanyak 2 kali, hasil bilasan tersebut

dimasukkan ke dalam beaker glass utama, aduk ad homogen.

8. Aquadest ditambahkan hingga kira-kira 80% nya, aduk ad homogen.

9. pH sediaan di cek menggunakan indikator pH universal.

10. Jika pH belum mencapai 3,5-6,5 maka ditambahkan HCl 0,1 N atau NaOH

0,1 N secukupnya hingga didapatkan pH sekitar 3,5-6,5 aduk ad homogen.

11. Pasta cherry red ditambahkan ke dalam beaker glass utama sebanyak

secukupnya, aduk ad homogen.

12. Volume sediaan digenapkan hingga 270 mL, kemudian sediaan diaduk hingga

homogen.

13. Sediaan yang telah homogen tersebut dimasukkan ke dalam botol yang telah

dikalibrasi hingga batas kalibrasi lalu botol ditutup, diberi etiket dan dikemas.

VII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

No Jenis

evaluasi

Prinsip evaluasi Jumlah

sampel

Hasil

pengamatanSyarat

1. FISIKA

Organoleptis

Dilakukan

pengujian rasa, bau,

dan warna

3 botol

Sediaan

berwarna

poncean red

(merah muda)

Sediaan berasa

manis diikuti

pahit

Sediaan berbau

cherry

Memiliki rasa

manis, warna

poncean red

(merah agak

muda), bau

cherry

2

FISIKA

Kejernihan

Bandingkan larutan

uji dengan larutan

3 botol Sediaan jernih

tanpa partikel

Larutan

dianggap jernih

larutan

(FI V hlm.

1521)

suspensi padanan

yang dibuat segar &

dibandingkan

dibawah cahay yang

terdifusi 5 menit

setelah pembuatan

suspensi padanan

melayang

apabila sama

dengan air /

larutan yang

digunakan

dalam pengujian

3

FISIKA

Uji pH

(FI V hlm.

1563)

Digunakan

menggunakan

indikator pH

universal.

Pengukuran

dilakukan pada suhu

25oC ± 2oC kecuali

dinyatakan lain

pada masing-masing

monografi

3 botol pH sediaan 6pH harus seusai

3,5 – 6,5

4 FISIKA

Volume

terpindahkan

(FI V hlm.

1614)

Tuang isi perlahan-

lahan dari tiap

wadah ke dalam

gelas ukur kering

terpisah dengan

kapasitas gelas ukur

tidak lebih dari 2.5

kali volume yang

diukur dan telah

dikalibrasi, secara

hati-hati untuk

menghindarkan

pembentukan

gelembung udara

pada waktu

penuangan, dan

diamkan selama

3 botol I. 61 ml

II. 60,5 ml

III. 62 ml

Volume rata-

rata : 61,167 ml

Volume rata-

rata larutan yang

diperoleh tidak

kurang dari

100% dan untuk

1 botol tidak

lebih dari 95%,

seperti yang

tertera pada

etiket.

tidak lebih dari 30

menit. Jika telah

bebas dari

gelembung udara,

ukur volume dari

tiap campuran.

5

FISIKA

Penetapam

Bobot Jenis

(FI V hlm.

1553)

Menggunakan

piknometer bersih

dan kering yang

telah dikalibrasi

denga menetapkan

bobot

piknometerdan

bobot air yang baru

dididihkan,

dinginkan hingga

25oC

3 botol

W1 = 13,540 g

W2 = 23,117 g

W3 = 24,690 g

BJ = W3-W

1

W2-W

1

24,690g-13,540g

23,117g-13,540g

= 1,16 g/ml

Bobot jenis

sediaan harus

mendekati atau

sama dengan

bobot jenis air :

1 g/ml

6

FISIKA

Uji

viskositas

(FI V hlm.

1562)

Pengukuran

kekentalan meliputi

penetapan waktu

yang dibutuhkan

oleh sejumlah

volume tertentu

caian untuk

mengalir melalui

kapiler

3 botol

ɳair : 0,89 cP

tair : 7,57 s

tsediaan : 50,76 s

ῤair : 1 g/ml

ῤsediaan : 1,16 g/ml

ɳair ῤair x tair

ɳsed ῤsed x tsed

0,89 1 x 7,57

ɳsed 1,162x50,76

ɳsed = 6,92 cP

Viskositas

sediaan harus

mendekati

viskositas air

dan sorbitol

0,89 cP – 1,2cP

7

FISIKA

Stabilitas

sediaan

Menyimpan

retained sampel

pada temperatur

kamar

3 botol - -

8 KIMIA

Identifikasi

zat aktif

Spektrum serapan

inframerah zat yang

3 botol - -

(FI IV hlm.

783)

telah

· dikeririgkan dan

didispersikan dalam

kalium bromida P

menunjukkan

maksimum hanya

pada panjang

gelombang

yang sama seperti

pada Teofilin BPFI.

9

KIMIA

Penetapan

kadar

(FI IV hlm.

783)

Lakukan penetapan

dengan cara

Kromatografi cair

kinerja tinggi

seperti yang tertera

pada

Kromatografi

3 botol - -

10

BIOLOGI

Jumlah

cemaran

mikroba

(FI V hlm.

1343)

Menentukan suatu

bahan atau sediaan

memenuhi

spesifikasi mutu

secara mikrobiologi

yang telh ditetapkan

3 botol -

Sesuai yang

tercantum pada

tabel 3 (nilai

angka paling

mungkin

mikroba) dapat

dilihat di FI V

hlm. 1343

11 BIOLOGI

Uji

efektifitas

pengawet

(FI V hlm.

1354)

Pengawet adalah zat

antimikroba yang

ditambahkan pada

sediaan non-steril

unuk melindungi

sediaan terhadap

pertumbuhan

mikroba yang ada

atau yang masuk

3 botol - Harus

ditunjukkan

untuk semu

produk dosis

ganda

secara tidak sengaja

selama/sesudah

proses produksi

VIII. PEMBAHASAN

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang

terlarut. Misal : terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau

campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam pelarut

terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,

umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang

baik jika larutan diencerkan atau dicampur. Bentuk sediaan larutan berdasarkan

cara pemberiannya dibedakan atas larutan oral dan larutan topikal. Larutan oral

terdiri dari potiones (obat minum), sirup, eliksir, netralisasai, saturatio, potio

effervescent, guttae (drops). (Syamsuni, 2007)

Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan

untuk penggunaan vital dan biasanya ditambah perasa untuk menambah kelezatan.

Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek

terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. (Ansel, 1989)

Dalam praktikum kali ini, dibuat formula sediaan larutan eliksir yang

memiliki bahan aktif Teofilin dengan bahan tambahan Etanol, Propilen glikol,

Sirupus simpleks, Sorbitol, Natrium benzoat, Natrium sakarin, Perasa Cherry red,

dan penambahan aquadest hingga volume yang diinginkan.

Dosis pada sediaan ini diambil dari sebuah jurnal penelitian untuk obat asma

pada anak-anak yang digunakan sebagai dosis pemeliharaan. Teofilin merupakan

golongan obat keras dengan tanda lingkaran merah dengan garis tepi hitam dan

huruf K ditengah lingkaran yang menyentuh garis tepi lingkaran. Obat ini adalah

obat yang harus dibeli dengan resep dokter di Apotek atau Instalasi Farmasi

Rumah Sakit. (Syamsuni, 2007)

Dalam pembuatan eliksir teofilin, pelarut utama yang digunakan adalah

Etanol sebanyak 5%. Pada pembuatan eliksir teofilin kadar etanol tidak boleh

lebih dari 10% sehingga untuk mempertinggi kelarutan ditambahkan propilen

glikol sebagai pelarut juga dengan kadar yang telah dihitung sebelumnya pada

perhitungan Konstanta Dielektrik (KD) yaitu sebesar 27,75%. Penggunaan etanol

pada sediaan ini sangat terbatas karena sediaan ini ditujukan untuk anak-anak,

dimana kadar etanolnya telah ditetapkan dalam FDA bahwa untuk anak usia 1-6

tahun maksimal 5% dan untuk anak usia 6-12 tahun maksimal 10%.

Dalam pembuatan sediaan eliksir teofilin ini terdapat beberapa masalah.

Teofilin memiliki rasa yang pahit sehingga diperlukan penambahan pemanis yaitu

sirupus simpleks yang dibuat dari sukrosa 65% dan air hingga 100%. Kemudian

untuk mencegah terbentuknya kristal gula (sukrosa) karena larutan sudah jenuh

dan gulanya kembali karena adanya penguapan, maka ditambahkan sorbitol untuk

mencegah terjadinya kristalisasi gula pada tutup botol meskipun kadar sirupus

simpleks kurang dari 30%. Lalu, sediaan digunakan secara berulang (multiple

dose) dan mengandung air serta gula yang dapat menjadi media juga nutrisi bagi

pertumbuhan mikroorganisme maka ditambahkan pengawet atau antimikroba

yaitu Natrium benzoat.

Seharusnya, penggunaan pengawet itu mengacu ada pH sediaan yang akan

dibuat, namun pada praktikum kali ini terjadi kesalahan pemilihan pengawet.

Karena pH dari Natrium benzoat adalah 2-5 sedangkan pH sediaan jadi adalah 6.

Sehingga mungkin kerja dari pengawet ini kurang efektif terhadap sediaan.

Untuk pengemasan, sediaan ini dikemas dalam botol coklat karena bahan

aktif (Teofilin) sensitif terhadap cahaya dan akan menjadi warna kuning jika

terpapar cahaya dalam waktu lama. Volume sediaan harus sesuai dengan yang

tertera pada etiket dan harus memenuhi syarat volume terpindahkan. Sehingga

volume sediaan tiap botolnya dilebihkan 2%. Sediaan harus dijamin agar tidak

hilang selama proses pembuatan, maka jumlah volume sediaan dilebihkan 10%.

Untuk mendapatkan formula yang tepat dan memiliki akseptabilitas yang

tinggi terhadap pasien, maka perlu dibuat optimasi sediaan larutan eliksir

sebanyak 1 botol (60ml) hingga didapatkan fomula yang optimal. Teofilin stabil di

berbagai pH sehingga tidak perlu penambahan dapar untuk mempertahankan pH

nya. Untuk mendapatkan pH sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan,

ditambahkan adjust pH berupa NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N secukupnya, bila

perlu. Pada sediaan ini, tidak perlu penambahan adjust pH karena pH sediaan

sudah memenuhi spesifikasi.

Dikarenakan sediaan sangat pahit, maka ditambahkan pemanis buatan yaitu

Natrium sakarin untuk meningkatkan rasa manis pada sediaan. Dalam sediaan

larutan biasanya ditambahkan perasa dan pewarna, namun pada sediaan ini hanya

digunakan perasa saja, karena dengan penambahan perasa tersebut sudah

memberikan warna terhadap sediaan sehingga tidak diperlukan penambahan

pewarna lagi. Pada praktikum kali ini, eliksir teofilin yang dibuat dikhususkan

untuk anak-anak. Sehingga untuk menambah daya tarik anak-anak ditambahkan 4

tetes pasta Cherry red yang memberikan warna merah muda (poncean red) dan

wangi cherry.

IX. KESIMPULAN

A. Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Teofilin 2,1% b/v Bahan aktif

2. Propilenglikol 27,75% b/v Pelarut, pengental

3. Sirupus simpleks 25% b/v Pemanis

4. Sorbitol 15% b/v Pemanis, anti-cap-locking-agent,

pengental

5. Etanol 96% 5% v/v Pelarut

6. Natrium benzoat 0,1% b/v Pengawet

7. Natrium sakarin 0,25% b/v Pemanis buatan

8. Pasta Cherry red 0,084 % b/v Perasa

9. Aquadest ad 100% v/v Pelarut

B. Kesimpulan Sediaan

Berdasarkan hasil pengamatan pada evaluasi, sediaan dinyatakan

memenuhi syarat walaupun ada satu uji yang tidak memenui syarat, yaitu pada

uji viskositas. Namun hal tersebut bukan termasuk parameter kritis sehingga

tidak membahayakan pasien.

X. DAFTAR PUSTAKA

- Anonim. 1982. ANESTESIA AND ANAIGESIA. Vol. 6. June

- Ansel, Howard C. 1989. Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press.

Jakarta

- Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta :

Universitas Indonesia.

- Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV,

Jakarta: Departemen Kesehatan.

- Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Direktorat bina farmasi dan

klinik ditjen bina kefarmasian dan alat kesehatan. Jakarta: Departemen

Kesehatan.

- Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V,

Jakarta: Departemen Kesehatan.

- Rowe, Raymond C.2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed.,

London : Pharmaceutical Press.

- Syamsuni. 2007. Ilmu Resep, Jakarta, EGC

- The Council of The Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. The

Pharmaceutical Codex, 12th ed., Principles and Practice of Pharmaceutics. 1994.

London: The Pharmaceutical Press.

- Tim penyusun ISO. 2014. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia.Vol 48.

Jakarta : PT ISFI

- Tjay Tan Hoan, Tahardja Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara

penggunaan dan efek-efek sampingnya), Edisi keenam. Jakarta. PT ELEX

MEDIA KOMPTINDO KELOMPOK KOMPAS-GRAMEDIA.

XI. LAMPIRAN

1. Kemasan Sekunder

2. Etiket

3. Brosur

ETOPHYL®

THEOPHYLLIN

ELIKSIR

Etophyl® dibuat dari bahan aktif Teophyllin yang berkhasiat sebagai bronkodilator

Komposisi :

Tiap 5ml sirup mengandung

Theophyllin............................................105mg

Khasiat dan kegunaan :

Etophyl® baik untuk meringankan gejala asma.

Mekanisme kerja :

Teofilin melemaskan otot polos pembuluh darah bronkial saluran uadara dan paru-

paru dan mengurangi respon saluran napas untuk histamin, metakolin, adenosin, dan

alergen. Teofilin secara kompetitif menghambat fosfodiestare (FDE) tipe III dan tipe

IV, enzim yang berperan untuk menghentikan siklik AMP dalam sel otot polos,

mungkin mengakibatkan bronkodilatasi.

Kontraindikasi :

Hipersensitif, penderita tukak lambung.

Efek samping :

Mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia, palpitasi, takikardia, aritmia ventikuler,

rash dan hiperglikemia.

Aturan pakai :

Anak usia 1-8 tahun..............Sehari 4 kali 5ml

No. Reg : DKL1500700334A1

Diproduksi oleh :

PT. PHARAFAM FARMA

Bandung-Indonesia