Laporan Resmi Alkaloid

19
I. TUJUAN Setelah praktikum mahasiswa diharapkan : 1. Memahami cara mengekstraksi menggunakan ekstraktor soxhletasi 2. Dapat menghitung rendemen hasil isolasi 3. Mampu melakukan proses isolasi senyawa piperin dari Piper Nigri / Albi fructus 4. Mampu melakukan identifikasi senyawa hasil isolasi secara KLT II. TEORI DASAR Senyawa kimia terutama senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi dua yaitu yang pertama senyawa hasil metabolisme primer, contohnya karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil metabolisme sekunder, contohnya terpenoid, steroid, alkaloid dan flavonoid. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Pengertian lain Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat

description

penetapan senyawa alkaloid dalam tanaman

Transcript of Laporan Resmi Alkaloid

I. TUJUAN Setelah praktikum mahasiswa diharapkan : 1. Memahami cara mengekstraksi menggunakan ekstraktor soxhletasi 2. Dapat menghitung rendemen hasil isolasi 3. Mampu melakukan proses isolasi senyawa piperin dari Piper Nigri / Albi fructus 4. Mampu melakukan identifikasi senyawa hasil isolasi secara KLT II. TEORI DASARSenyawa kimia terutama senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi dua yaitu yang pertama senyawa hasil metabolisme primer, contohnya karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil metabolisme sekunder, contohnya terpenoid, steroid, alkaloid dan flavonoid. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Pengertian lain Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Sebagai contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf (Ikan, 1969). Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen)nya terdapat di dalam rantai lurus atau alifatis.Alkaloid adalah senyawa yang mengandung unsur Nitrogen, yang biasanya terasa pahit. Selain unsur Nitrogen, Carbon dan Hidrogen, Alkaloid juga mengandung Oksigen dan Sulfur. Jarang sekali mengandung Chlorin, Bromin dan Fosfor. Alkaloid diproduksi oleh bakteri, jamur, tumbuhan dan hewan. Sebagian Alkaloid menjadi racun bagi organisme lain. Contoh Alkaloid yang sering kita jumpai sehari-hari, misalnya: kopi (mengandung caffeine), rokok (mengandung nicotine), pil kina (mengandung quinine). Obat yang sering dijual bebas untuk asma (ephedrin), obat yang sering dipakai di rumah sakit (lokal anestetik, atropine, quinidine, vincristine), obat yang terlarang dan diawasi pemakaiannya (cocain, morphine) dan banyak lagi. Contoh-contoh obat di atas adalah suatu alkaloid yang sudah dimurnikan dan dibuat tablet, kapsul, atau dalam vial sebagai obat suntik, yang lain diminum tiap hari atau diisap). Alkaloid sudah lama dikenal. Sebagai contoh kutipan sebagai berikut: Piperine (piperoylpiperidide), C17H1903N. This substance occurs in several peppers and was isolated from the fruits of Pipernigrum,which furnish the black and the white peppers of commerce, by Oersted2. Tulisan yang dalam bahasa Inggris ini adalah kutipan dari kepustakaan no. 2 yang dipublikasi tahun 1949, sedangkan Oersted sendiri mengisolasi dan dipublikasi di Pharmacographia (London:Macmillan &Co.), halaman 584 pada tahun 1879.Meyers Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh- tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian besar diantaranya mengandung oksigen. Sesuai dengan namanya yang mirip dengan alkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang elektronnya. Kesulitan mendefinisikan alkaloid sudah berjalan bertahun-tahun.Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga ditentukan. Trier menyatakan bahwa sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan, istilah yang beragam senyawa alkaloid akhirnya harus ditinggalkan (Hesse, 1981).Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat, berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun dalam beberapa kasus dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu isomer sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya (Padmawinata, 1995). Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina.Alkaloid digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu :1. Golongaan pyridine :piperine coniine ,trigonelline ,arecoline ,arecaidine, guvacine ,cytisine ,lobeline ,nikotina ,anabasine. ,sparteine ,pelletierine2. GolonganPyrrolidine:hygrine,cuscohygrine,nikotina3. GolonganTropane:atropine,kokaina,ecgonine,scopolamine,catuabine4. GolonganKuinolina :kuinina, kuinidina, dihidrokuinina, dihidrokuinidina ,strychnine ,brucine ,veratrine ,cevadine5. GolonganIsokuinolina:alkaloidopium(papaverine,narcotine,narceine) ,sanguinarine ,hydrastine ,berberine ,emetine , berbamine , oxyacanthine6. AlkaloidFenantrena: alkaloid-alkaloidopium(morfin,codeine,thebaine)7. GolonganIndola: Tryptamines:serotonin,DMT,5-MeO-DMT,bufotenine,psilocybin Ergolines:ergine,ergotamine,lysergic acid Beta-carboline:harmine,harmaline,tetrahydroharmine Yohimbans:reserpine,yohimbine AlkaloidVinca:vinblastine,vincristine AlkaloidKratom:mitragynine,7-droxymitragynine8. GolonganPurine: Xantina:Kafein,teobromina,theophylline9. GolonganTerpenoid: AlkaloidAconitum:aconitine Lainnya:conessine

Fungsi AlkaloidAlkaloid telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama karena pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan pemakaiannya di bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa pendapat mengenai kemungkinan perannya dalam tumbuhan sebagai berikut (Padmawinata, 1995):1. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat dalam hewan (salah satu pendapat yang dikemukan pertama kali , sekarang tidak dianut lagi) 1. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat manusia sentris.1. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur, beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat.1. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.Salah satu contoh alkaloid yang pertama sekali bermanfaat dalam bidang medis adalah morfin yang diisolasi tahun 1805. Alkaloid diterpenoid yang diisolasi dari tanaman memiliki sifat antimikroba. Solamargine, suatu glikoalkoid dari tanaman berri solanum khasianum mungkin bermanfaat terhadap infeksi HIV dan infeksi intestinal yang berhubungan dengan AIDS.Ketika alkaloid ditemukan memiliki efek antimikroba temasuk terhadap Giarde dan Entamoeba, efek anti diare utama mereka kemungkinan disebabkan oleh efek mereka pada usus kecil. Berberin merupakan satu contoh penting alkaloid yang potensial efektif terhadap typanosoma dan plasmodia. Mekanisme kerja dari alkaloid kuartener planar aromatik seperti berberin dan harman dihubungkan dengan kemampuan mereka untuk berinterkalasi dengan DNA. Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum dikenal dalam bidang farmakologi :Senyawa Alkaloid (Nama Trivial)AktivitasBiologi

NikotinStimulan pada syaraf otonom

MorfinAnalgesik

KodeinAnalgesik, obat batuk

AtropinObat tetes mata

SkopolaminSedatif menjelang operasi

KokainAnalgesik

PiperinAnti feedant (bioinsektisida)

QuininObat malaria

VinkristinObat kanker

ErgotaminAnalgesik pada migraine

ReserpinPengobatan simptomatis disfungsi ereksi

MitragininAnalgesik dan antitusif

VinblastinAnti neoplastik, obat kanker

SaponinAntibakteri

Prinsip Kerja dari Ekstraktor Soxhlet Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).

Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair.

Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil) senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin maksimal.

1.Titik didih pelarut harus lebih rendah dari pada senyawa yang kita ambil dari sampelnya karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan strukturnya akan rusak oleh pemanasan). 2.Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang kita ekstrak)3.Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (karena ditakutkan, nanti pada sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut) gambar dari ekstraktor soxhlet

Nama-nama instrumen dan fungsinya :1.Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat Proses pengembunan 2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.

3.Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan .4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus5. Labu alas bula : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan .

Teori Simplisia

Nama Simplisia : piper nigrum LinnSinonim : Piper aromaticumLamkKlasifikasi : Kerajaan : Plantae Divisi:Magnoliophyta Kelas :Magnoliophyta Ordo :Piperales Famili :Piperaceae Genus : Piper Spesies : P. nigrum

Kandungan senyawaMinyak atsiri mengandung felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida piperina dan kavisina.(Materia Medika Indonesia)Kandungan pedas: 5-9 % piperina(hablur amida asam) dan isomer kavisin seperti damar (1%), 1,2%-3,5% minyak atsiri termasuk felandrena, dipentena, sitral, dan seskuiterpen misal karyofilena. Selain itu buah juga mengandug minyak lemak 6-8% dan kira-kira 50% pati.(sthal,analisis senyawa obat secara kromatografi dan mikroskopi) PenggunaanKarminatif, iritai lokal, stimulan pencernaan, anti anoreksansia. Pemerian Butir bulat keriput berukuran 35 mm yang bila di panen sebelum masak dan dikeringkan menghasilkan merica hitam karna warnanya yang coklat tua. Bila dipanen sudah masak bila dikuliti buah mempunyai permukaan halus berwarna ptih yang disebut merica putih.Bau : aromatik khas, disebabkan oleh minyak atsiriRasa : tajam dan pedas, berasal dari piperina Makroskopik : buah berbentuk hampir bulat, warna coklat kelabu sampai hitam keoklatan garis tengah 2,5 mm sampai 6 mm, permukaan berkeriput kasar, dalam, serupa jala, pada ujung buah terdapat sisa dari kepala putik yang tidak bertangkai, pada irisan membujur terdapat perikarp yang tipis sempit dan berwarna gelap menyelubungi inti biji yang putih dari inti tunggal, perikarp melekat erat pada biji.Mikroskopik : epikarp tersusun dari satu lapis sel epidermis yang sel-selnya terbentuk persegi empat membulat berisi hablur kecil, berbentuk prisma dan berwarna coklat tua sampai kehitaman, epidermis terdiri dari jaringan parenkim berdinding tipis dan berkelompok-kelompok sel batu yang berbentuk isodiametrik dan berbentuk panjang, dinding tebal berlapis-lapis, berlignin dan warna kuning kecoklatan, lumen cukup lebar dan berisi zat warna coklat tua, saluran nokah cukup jelas. Mesokarp merupakan bagian yang terlebar bagian luar berisi butir pati dan zat warna hijau daun sedangkan di antara sel parenkimnya terdapat tersebar sel sekresi berisi minyak berwarna kekuningan atau berisi damar. Lapisan selanjutnya berisi beberapa lapis sel parenkim berdinding tipis yang termampat, diantara sel parenkim terdapat berkas pembuluh fibrofaskuler, dimesokarp bagian dalam terdapat lapisan sel minyak, sel berbentuk poligonal besar berisi minyak tak berwarna.Identifikasi pada 2mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P, Terjadi warna coklat tuapada 2mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N, Terjadi warna kuningpada 2mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida P, terjadi warna coklat tua pada 2mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida encer, terjadiwarna kuningkadar abu tidak lebih dari 6 %kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 1%kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 2,5%kadar sari yang larut dalam ethanol tidak kurang dari 8%bahan organik asing tidak kurang dari 2% penetapan kadar, lakukan penetapan kadar dengan cara yang tertera pada penetapan kadar minyak atsiri penyimpanan: dalam wadah tertutup baik

III. ALAT DAN BAHAN ALAT : Seperangkat extractor Soxhlet ( volume 250 ml) Kompor listrik dan panci alumunium Batang pengaduk Cawan penguap diameter 5 cm ( porselin) Kertas saring Glass wool Corong Rotari Evapator Vakum Gelas piala 100 ml Batang pengaduk Alumunium foil Plat KLT Lampu UV

BAHAN : Serbuk simplisia Piper nigri / Albi fructus Etanol 96 % KOH-ethanol 10 % Anisaldehid Asam sulfat

IV. CARA KERJA 1. Timbang lebih kurang 40 gram serbuk simplisia, masukkan ke dalam alat ekstraktor soxhlet yang bagian dalamnya dilapisi kertas saring. 2. tambahkan 400 ml etanol 96% malalui mulut soxhlet, yang sebelumnya sudah terpasang tegak lurus, sehingga terjadi pengaliran kedalam labu pemanas ( dengan dua kali sirkulasi ), bila perlu dapt ditambahkan etanol lagi secukupnya. 3. Lakukan soxhletasi selama 2,5 jam (minimal 4 5 kali sirkuasi )kemudian ekstrak hasil soxhletasi diinginkan dan saring ekstrknya dengan kertas saring 9 terpasang dengan corong ).4. Ambil ekstrak jernih yang diperoleh sebanyak 3 ml ( masuk dalam ke botol flakon kecil untuk pembanding), sisanya diuapkan dengan rotari evapator vakum sampai konsistensi kental, hasilnya dipindahkan ke dalam gelas piala kecil ( volune 100 ml), kemudian tambahkan 10 ml KOH dalam etanol 10 % sambil diaduk- aduk sehingga timbul endapan yang menggumpal. 5. Setelah mengendap, pisahkan larutan ekstrak dari bagian yang tidak larut melalui penyaringan glass wool sambil ditekan-tekan , sehingga larutannya sampai habis tersaring . 6. Larutan ekstrak jernih yang diperoleh, tempatkan dalam gelas piala kecil dan tutup dengan kertas alumunium foil yang dilobangi beberapa buah lobang. Didiamkan dalam lemari pendingin / es selama semalam.7. Kristal isolat yang timbul dipisahkan dengan kertas saring dan dikeringkan diatas kaca arloji dalam oven pada suhu 400 C sehingga kering ( pemurnian kristal dapat dilakukan dengan metode rekristalisasi).

1. Identifikasi secara KLT ( Kromatografi Lapis Tipis ) I. Lempeng KLT Pelat KLT dengan lapisan ( fase diam ) silika gel GF 254 II. Pengembang ( fase gerak ) Penjenuhan bejana, n-heksana-etilasetat (65:35)

III. Deteksi Dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat setelah di semprot dengan pereaksi, panaskan 5 menit pada suhu 1100 C, diperiksa dibawah sinar uv. IV. Larutan Cuplikan A. Larutan ekstrak : totolkan dengan pipa kapiler 10 l (pada titik A) B. Larutan isolat : 15 mg isolat dilarutkan dalam 1,0 ml metanol dan totolkan 1 l pada titik B. C. Larutan pembanding : piperina sebanyak 10 mg dilarutkan dalam 1,0 ml metanol dan ditotolkan 1 l pada titik C. 2. Pembuatan spektrum UV, tentukan puncak serapan maksimum. Untuk spektrum UV : gunakan pelarut etanol atau kloroform. 3. Pembuatan spektrum Infra Merah, tentukan gugus fungsi yang penting. Untuk spektrum IR : menggunakan cakram KBr.

V. HASIL PENGAMATAN VI. PEMBAHASAN VII. KESIMPULAN VIII. DAFTAR PUSTAKA http://mycloverworld.blogspot.com/2010/12/klasifikasi-alkaloid-berikut-contoh.htmlhttp://renggaanaliskimia.blogspot.com/2011_04_01_archive.htmlhttp://willi-pharmacist.blogspot.com/2010/09/terpenoid-i-pendahuluan-dan-sintesis.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/AlkaloidSthal, Analisis Obat Secara Kromatografi Dan Mikroskopi,Bandung,1985 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Materia Medika Indonesia Jilid Iv 1980