Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen

4
REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PERCOBAAN Pembuatan Sabun Kalium dan Natrium Jenis Sabun Wujud Warna Bau Sabun Kalium cair kental kekuningan menyengat Sabun Natrium padatan putih menyengat Analisis Asam Lemak dari Sabun Sampel Kelarutan dalam Aseton Sabun Kalium Mudah larut Sabun Natrium Sukar larut Minyak Tidak larut Sifat Sabun dan Deterjen Sampel Uji Membersihkan Minyak pada Gelas Arloji Sabun Kalium Bisa membersihkan Sabun Natrium Kurang membersihkan Sabun Deterjen Paling membersihkan Kemampuan Sebagai Surfaktan (Efek Ion-Ion Sadah) Sampel Pengamatan Larutan CaClLarutan MgCl₂ Larutan FeCl₂ Air kran Sabun Kalium Ada endapan Ada endapan Ada endapan Larut Sabun Natrium Ada endapan Ada endapan Ada endapan Larut Sebun Deterjen Larut Larut Larut Larut 2. PEMBAHASAN Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.

Transcript of Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen

Page 1: Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen

REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PERCOBAAN

Pembuatan Sabun Kalium dan Natrium

Jenis Sabun Wujud Warna Bau

Sabun Kalium cair kental kekuningan menyengat

Sabun Natrium padatan putih menyengat

Analisis Asam Lemak dari Sabun

Sampel Kelarutan dalam Aseton

Sabun Kalium Mudah larut

Sabun Natrium Sukar larut

Minyak Tidak larut

Sifat Sabun dan Deterjen

Sampel Uji Membersihkan Minyak pada Gelas Arloji

Sabun Kalium Bisa membersihkan

Sabun Natrium Kurang membersihkan

Sabun Deterjen Paling membersihkan

Kemampuan Sebagai Surfaktan (Efek Ion-Ion Sadah)

Sampel Pengamatan

Larutan CaCl₂ Larutan MgCl₂ Larutan FeCl₂ Air kran

Sabun Kalium Ada endapan Ada endapan Ada endapan Larut

Sabun Natrium Ada endapan Ada endapan Ada endapan Larut

Sebun Deterjen Larut Larut Larut Larut

2. PEMBAHASAN

Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah

reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan

gliserin.

Page 2: Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen

Berikut ini merupakan bentuk dari reaksi penyabunan.

Pada proses pembuatan sabun kalium, ke dalam 3 mL minyak dimasukkan

KOH/Etanol 10%. Penambahan Etanol disini berfungsi sebagai pelarut yang semakin

lama semakin habis karena menguap. Etanol dapat menguap dikarenakan etanol

memiliki titik didih yang lebih rendah daripada minyak, sehingga ketika dipanaskan

memungkinkan Etanol akan menguap.

Ketika campuran minyak dan Etanol dipanaskan, maka akan terjadi kenaikan

suhu di mana akan mempercepat laju reaksi dikarenakan pemanasan akan membuat

energi kinetic semakin cepat sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

Proses saponifikasi dikatakan telah berlangsung sempurna dengan cara

menguji larutan ke dalam air. Apabila ketika beberapa sampel larutan dimasukkan ke

dalam air dan tidak terdapat minyak/lemak pada air itu berarti saponifikasi telah

berhasil. Hasil dari saponifikasi tersebut berupa cairan kental berwarna kuning

keputihan dan berbau menyengat. Hasil tersebut kemudian ditambah aquades

sehingga kini terbentuk sabun kalium yang memiliki wujud cair kental.

Sedangkan dalam pembuatan sabun natrium, sebagian sabun kalium yang

dihasilkan ditambahkan larutan NaCl jenuh. Penambahan larutan NaCl jenuh

bertujuan untuk memisahkan sabun dari produk sampingan dari reaksi sebelumnya,

yaitu gliserol. Setelah itu dari proses penyaringan campuran larutan tadi akan

terbentuk sabun natrium yang memiliki wujud padat dan berwarna putih.

Pada percobaan kedua yaitu analisis asam lemak dari sabun, sabun kalium

diberi tambahan larutan HCl pengasaman beberapa tetes. Penambahan larutan HCl

pengasaman ini bertujuan untuk membentuk suasana asam pada larutan. Keasaman

larutan dapat diukur dengan menggunakan kertas lakmus merah (kalau warna kertas

lakmus merah tidak berubah (tetap merah) berarti larutan sudah menjadi asam).

Proses serupa juga dilakukan pada sabun natrium.

Perlakuan larutan sabun dengan HCl pengasaman akan menghasilkan

campuran asam lemak.

Page 3: Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen

Reaksi pada proses tersebut adalah sebagai berikut.

Aseton merupakan senyawa yang memiliki sifat polar. Campuran asam lemak

dari sabun kalium dan natrium dapat larut dalam asetons esuai asas like dissolve like,

yaitu senyawa yang memiliki kemiripan kemolaran akan saling melarutkan.

Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa kalium akan lebih mudah larut

dalam aseton dibandingkan dengan natrium walaupun sebenarnya keduanya juga

larut dalam aseton. Hal ini disebabkan karena K⁺ yang lebih mudah lepas daripada

Na⁺. Sehingga sabun kalium akan lebih cepat larut.

Pada percobaan ketiga yakni sifat sabun dan deterjen di mana hel ini

bertujuan untuk mengetahui sifat dan kemampuan setiap sabun dalam

membersihkan atau mengikat lemak atau kotoran.

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa sabun kalium dapat

membersihkan lemak namun kurang begitu bersih karena hanya mampu mengikat

lemak dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan pada sabun natrium juga dapat

membersihkan lemak tapi jika dibandingkan dengan sabun kalium dalam

membersihkan lemak lebih bersih. Fenomena di mana sabun kalium dapat

melarutkan minyak/lemak lebih banyak dari sabun natrium disebabkan karena sabun

kalium merupakan sabun cair sementara sabun natrium merupakan sabun padatan,

sehingga akan memiliki kemampuan melarutkan lemak lebih tinggi dibandingkan

dengan sabun natrium.

Sedangkan minyak yang dibersihkan menggunakan sabun deterjen memiliki

tingkat kebersihan yang paling tinngi karena sabun deterjen memiliki kemampuan

mengikat lemak paling tinggi. Hal ini disebabkan deterjen memiliki sifat dapat

mengemulsi lemak secara sempurna, yaitu bagian nonpolar dari ujung-ujung

hidrokarbon pada deterjen megelilingi tetesan minyak secara merata, sehingga

deterjen dapat mengemulsikan lemak.

Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon yang panjang

dengan pada bagian ujung terdapat ion. Bagian hidrokarbon ini bersifat hidrofobik

dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion yang satunya bersifat

hidrofilik dan larut dalam air. Karena itulah secara keseluruhan sabun tidak

sepenuhnya larut dalam air. Namun, sabun mudah tersuspensi dalam ir karena

Page 4: Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen

membentuk misel, yakni segerombol mlekul sabun yang rantai hidrokarbonnya

mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air.

Kemampuan sabun yaitu dapat mengemulsi kotoran yang mengandung

minyak/lemak sehingga dapat dibungan dengan cara pembilasan. Kemampuan ini

disebabkan leh dua sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun

larut dalam zat non polar. Kedua, ujung anion mlekul sabun yang tertarik pada air,

ditolak leh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak

lain. Karena tolak-menolak antar tetes-tetes sabun minyak, maka minyak itu tidak

dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi.

Pada percobaan kemampuan sebagai surfaktan (efek ion-ion sadah)

dilakukan untuk mengetahui kemampuan setiap sabun ketika berada dalam air

sadah, yaitu air yang mengandung kation divalent Ca²⁺, Mg²⁺, dan Fe²⁺. Hasil

percobaan memperlihatkan bahwa pada sabun kalium dan sabun natrium

meninggalkan endapan ketika dicampur dengan larutan yang mengandung ion

sadah. Di mana pada sabun kalium dan natrium adanya kation divalent Ca²⁺, Mg²⁺,

Fe²⁺ akan membentuk endapan dengan anion karboksilat dari sabun.

Reaksinya

Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun untuk membersihkan

kotoran menjadi kurang atau tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah ion-

ion sadah yang terdapat dalam air mengendap.

Hal ini berkebalikan dengan sabun deterjen tidak ditemukan adanya endapan

ketika dicampur dengan larutan yang mengandung in sadah. Fenomena ini terjadi

karena sabun deterjen tidak dapat bereaksi dengan ion-ion sadah, seperti Ca²⁺, Mg²⁺,

dan Fe²⁺. Berdasarkan bukti tersebut sehingga sabun deterjen masih dapat bekerja

dengan sangat efektif ketika berada dalam air sadah.