Industri Pembuatan Deterjen

34
INDUSTRI PEMBUATAN DETERJEN A. Pengertian Deterjen Deterjen sangat akrab dengan kehidupan kita terutama bagi ibu rumah tangga untuk mencuci pakaian. Deterjen tidaklah sama dengan sabun, meskipun sabun juga termasuk deterjen. Kata “deterjen” berasal dari bahasa Latin “deterjene” yang berarti menghapus. Detergen adalah Surfaktant anionik dengan gugus alkil (umumnya C 9 – C 15 ) atau garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari Natrium (RSO 3 - Na + dan ROSO 3 - Na + ) yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi (fraksi parafin dan olefin).Deterjen berhubungan dengan pembersihan benda padat dengan menyingkirkan benda yang tidak diinginkan dari permukaannya. Pembersihan ini dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti pemisahan mekanik sederhana (misalnya mengucek dan mencelupkan ke dalam air), pemisahan dengan pelarut (misalnya penambahan pelarut organik, dan pemisahan dengan menambahkan air dan bahan kimia seperti surfaktan. Deterjen dapat berbentuk cair, pasta, atau bubuk yang mengandung konstituen bahan aktif pada permukaannya

description

kimia industri

Transcript of Industri Pembuatan Deterjen

INDUSTRI PEMBUATAN DETERJENA. Pengertian Deterjen

Deterjen sangat akrab dengan kehidupan kita terutama bagi ibu rumah tangga untuk mencuci pakaian. Deterjen tidaklah sama dengan sabun, meskipun sabun juga termasuk deterjen. Kata deterjen berasal dari bahasa Latin deterjene yang berarti menghapus.Detergen adalah Surfaktant anionik dengan gugus alkil (umumnya C9 C15) atau garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari Natrium (RSO3- Na+ dan ROSO3-Na+) yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi (fraksi parafin dan olefin).Deterjen berhubungan dengan pembersihan benda padat dengan menyingkirkan benda yang tidak diinginkan dari permukaannya. Pembersihan ini dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti pemisahan mekanik sederhana (misalnya mengucek dan mencelupkan ke dalam air), pemisahan dengan pelarut (misalnya penambahan pelarut organik, dan pemisahan dengan menambahkan air dan bahan kimia seperti surfaktan.Deterjen dapat berbentuk cair, pasta, atau bubuk yang mengandung konstituen bahan aktif pada permukaannya dan konstituen bahan tambahan. Konstituen bahan aktif adalah berupa surfaktan yang merupakan singkatan dari surface active agents, yaitu bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) untuk mempermudah penyebaran dan pemerataan. Adapun konstituen tambahan dapat berupa pembangun, zat pengisi, zat pendorong, diantaranya adalah : Garam dodesilbenzena sulfonat, natrium lauril eter sulfat, kokonum sitrat, dan metil paraben.

B. Jenis-jenis Deterjen

1. Berdasarkan senyawa organic

Berdasarkan senyawa organik yang dikandungnya, detergen dikelompokkan menjadi :a. Detergen anionik (DAI)

Merupakan detergen yang mengandung surfaktan anionik dan dinetralkan denganalkali. Detergen ini akan berubah menjadi partikel bermuatan negatif apabiladilarutkan dalam air. Biasanya digunakan untuk pencuci kain. Kelompok utama daridetergen anionik adalah : Rantai panjang (berlemak) alkohol sulfat Alkil aril sulfonat

Olefin sulfat dan sulfonat b. Detergen kationik

Merupakan detergen yang mengandung surfaktan kationik. Detergen ini akanberubah menjadi partikel bermuatan positif ketika terlarut dalam air, biasanyadigunakan pada pelembut (softener). Selama proses pembuatannya tidak adanetralisasi tetapi bahan-bahan yang mengganggu dihilangkan dengan asam kuatuntuk netralisasi. Agen aktif permukaan kationik mengandung kation rantai panjangyang memiliki sifat aktif pada permukaannya. Kelompok utama dari detergen kationikadalah :

Amina asetat (RNH3)OOCCH3 (R=8 sampai 12 atom C)

Alkil trimetil amonium klorida (RN(CH3)) 3+ (R=8 sampai 18 atom karbon)

Dialkil dimetil amonium klorida (R2N(CH3)2)+Cl- (R=8 sampai 18 atom karbon) Lauril dimetil benzil amonium klorida (R2N(CH3)2CH2C2H6)Clc. Detergen nonionik

Merupakan senyawa yang tidak mengandung molekul ion sementara, kedua asamdan basanya merupakan molekul yang sama. Detergen ini tidak akan berubah menjadi partikel bermuatan apabila dilarutkan dalam air tetapi dapat bekerja di dalam airsadah dan dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran. Kelompok utamadari detergen nonionik adalah : Etilen oksida atau propilen oksida

Polimer polioksistilen

HO(CH2CH2O)a(CHCH2O)b(CH2CH2O)cH

CH3 Alkil amida

HOCHCH3 NH2-HOOCC17O38 R

d. Detergen Amfoterik

Detergen jenis ini mengandung kedua kelompok kationik dan anionik. Detergen inidapat berubah menjadi partikel positif, netral, atau negatif bergantung kepada pH airyang digunakan. Biasanya digunakan untuk pencuci alat-alat rumah tangga.Kelompok utama dari detergen ini adalah :

Natrium lauril sarkosilat ( CH3(CH2)10CH2NHCH2CH2CH2COONa) dan natriummirazol.

2. Berdasarkan kandungan gugus aktifnya

Menurut kandungan gugus aktifnya maka detergen diklasifikasikan sebagai berikut:a. Detergen jenis kerasDetergen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme meskipun bahan tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air.Contoh: Alkil Benzena Sulfonat (ABS).ABS merupakan suatu produk derivat alkil benzen. Proses pembuatan ABS ini adalah dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum. Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil Benzena, maka persamaan reaksinya adalah:C6H5C12H25 + SO3 = C6H4C12H25SO3H (Dodekil Benzena Sulfonat)Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Dodekil Benzena Sulfonatb. Detergen jenis lunakDetergen jenis lunak, bahan penurun tegangan permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme, sehingga tidak aktif lagi setelah dipakai. Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).Proses pembuatan (LAS) adalah dengan mereaksikan Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan reaksi:C12H25OH + H2SO4 = C12H25OSO3H + H2OAsam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan larutan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Lauril Sulfat.3. Berdasarkan bentuk fisiknyaBerdasarkan bentuk fisiknya, deterjen dibedakan atas:a. Deterjen Cair

Secara umum deterjen cair hampir sama dengan deterjen bubuk. Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya deterjen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi canggih.b. Deterjen krim

Bentuk deterjen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan formula bahan baku keduanya berbeda.c. Deterjen bubuk

`Jenis deterjen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, deterjen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu deterjen bubuk berongga dan deterjen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.1. Deterjen bubuk berongga

Deterjen bubuk berongga mempunyai ciri butirannya berongga seperti bola sepak yang didalamnya berongga. Butiran deterjen jenis berongga ini dihasilkan oleh proses spray drying ( proses pengabutan dilanjutkan dengan proses pengeringan). Kelebihan deterjen bubuk berongga dengan deterjen bubuk padat adalah deterjen bubuk berongga tampak volumenya lebih besar.

2. Deterjen bubuk padat

Bentuk butiran deterjen bubuk padat bentuknya seperti bola tolak peluru, yaitu semua bagian butirannya terisi oleh padatan sehingga tidak berongga. Butiran deterjen yang padat ini merupakan hasil olahan dari proses pencampuran kering (dry mixing). Kekurangan deterjen bubuk padat ini tampak volumenya tidak besar sehingga kelihatan sedikit.4. Berdasarkan kegunaannyaBerdasarkan kegunaannya jenis-jenis deterjen adalah sebagai berikut :a. Detergen pencuci kain, mengandung alkohol etoksilat dan alkil fenoletoksilatb. Detergen pencuci piring mengandung zat seperti detergen pencuci tanganc. Detergen pembersih peralatan rumah tangga yang mengandung heksa dekiltrimetil amonium kloridad. Detergen pembersih industri mengandung zat seperti detergen pembersih rumah tanggae. Detergen pembersih gigi yang mengandung natrium lauril sarkosionatf. Detergen pelembut kain yang mengandung diokta dekildimetil amonium kloridaC. Bahan Baku Pembuatan Deterjen1. Bahan Aktif

Bahan aktif ini harus ada dalam pembuatan deterjen karena merupakan bahan inti dari deterjen. Secara kimia bahan kimia ini dapat berupa sodium lauryl ether sulfat (SLES). SLES ini dikenal dengan beberapa nama dagang dengan nama texapone, cottoclarin, ataupun ultra SLES. Bahan ini berfungsi dalam meningkatkan daya bersih, saat digunakan bahan aktif ini mempunyai busa banyak, dan berbentuk gel translucent (pasta). Selain SLES, bahan aktif dari sabun bubuk adalah garam Linear Alkyl Benzene Sulfonat (LAS), bentuknya gel/pasta berwarna kuning muda. Fungsi LAS sama seperti Ultra SLES, sebagai bahan pembersih utama pembuatan Sabun Bubuk, dengan LAS, maka sabun bubuk akan lebih mudah dibilas/ kesat

2. Bahan penambah volume produksi

Dalam penggunannya, bahan ini berfungsi sebagai bahan pengisi dari keseluruhan bahan baku. Pemberian bahan pengisi ini dimaksudkan untuk memperbesar atau memperbanyak volume. Bahan penambah volume produksi disini menggunakan Sodium Sulfat (Na2SO4).

3. Bahan penunjang

Kita dapat menggunakan bahan penunjang yakni soda abu (Na2CO3) yang berbentuk serbuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi sebagai meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini dalam deterjen tidak boleh terlalu banyak, sebab dapat menimbulkan efek panas pada tangan saat mencuci pakaian. Bahan penunjang lainnya adalah STPP (sodium tripoly posphate) yang dapat menyuburkan tanaman, hal Ini dapat dibuktikan dengan menyiramkan air bekas cucian ke tanaman, maka tanaman tersebut akan menjadi subur. Hal ini disebabkan oleh kandungan fosfat yang merupakan salah satu unsur dalam jenis pupuk tertentu.4. Bahan Tambahan (aditif)

Aditif berfungsi mencegah kotoran kembali ke pakaian (anti redeposisi), bahan tambahan ini sebenarnya tidak harus ada didalam pembuatan deterjen. Salah satu contoh bahan tambahan ini adalah Enzym AR yang berbentuk serbuk putih.5. Bahan Pewangi/ Bibit Parfum

Salah satu keuntunagn keberadaan bahan pewangi ini adalah bahwa suatu deterjen dengan kualitas baik , Harum akan disukai konsumen. Parfum biasa dipakai untuk deterjen berbentuk cair kekuning-kuningan. Pemilihan parfum ini sangat penting, karena biasanya konsumen selalu merasakan dulu wangi dari barang yang akan dibeli, baru mencoba untuk memakai produk tersebut.

6. Bahan Tambahan untuk membuat sabun dengan kulitas yang istimewa:a. Protease: Pembersih noda yang membandel disebabkan oleh protein, seperti darah, kecap, susu, saos dll. Dengan ditambah Protease, maka daya cuci sabun terhadap kotoran yang disebabkan protein seperti darah, makanan bayi, susu, saos, kecap dll yang membandel akan lebih mudah dibersihkan. Dosis Pemakaian 2-10%.b. Bioenzyme (Bintik Biru) dosis pemakaian secukupnya.c. Extrableach : Untuk Memutihkan Cucian yang khusus berwarna putih, pemakiannya 3-10%d. Lipozyme: Pembersih noda yang disebabkan oleh minyak, lemak & gemuk. Dengan ditambah lypozyme, maka daya cuci sabun terhadap kotoran yang mengandung minyak, lemak ataupun gemuk yang membandel akan lebih mudah dibersihkan. Dosis pemakaian 2-10%.

Namun pada umumnya, deterjen yang diproduksi mengandung bahan-bahan kimia berikut ini, yaitu :a. Surfaktan

Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan, meningkatkan daya pembasahan air sehingga kotoran yang berlemak dapat dibasahi, mengendorkan dan mengangkat kotoran dari kain dan mensuspensikan kotoran yang telah terlepas. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu: Anionik : Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS), dan Alpha Olein Sulfonate (AOS)

Kationik : Garam Ammonium

Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle

Amphoterik : Acyl Ethylenediaminesb. Builder

Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.

Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)Garam posfat digunakan sebagai pembina (builder) dalam detergen dimana ia memberikan perlembutan air (water softening), kealkalian dan penghilangan kotoran serta penyebaran (dispersion). Juga sebagai bahan bantu pada proses terbaik semasa pembuatan detergen seperti penyerapan surfaktan cair dan pengikatan air bebas. Fosfat yang paling lazim digunakan dalam aplikasi detergen adalah garam sodium dan potassium pirofosfat dan tripolifosfat.

Asetat : Nitril Tri Acetate (NTA) dan Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA) Silikat : Zeolit Sitrat : Asam Sitratc. Filler

Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contohnya adalah sodium karbonat. Sodium karbonat merupakan bahan deterjen multifungsi. Diantaranya adalah untuk kekerasan air (melalui pemendakan), sumber kealkalian, pengisi (filler), pembawa dan bahan bantu pengaglomeratan (agglomeration) untuk serbuk.

d. Aditif

Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh :Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).D. Proses Pembuatan Deterjen Bubuk1. Proses Pembuatan Deterjen Bubuk dengan Spray-drying

Spray-drying merupakan proses modern dalam pembuatan deterjen bubuk sintetik dimana dalam spray-drying terjadi proses pengabutan dan dilanjutkan proses pengeringan. Tahap-tahap dalam proses spray-dryingdapat diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambaran proses pembuatan slurry adalah sebagai berikut :

a. Alat pengangkut ( conveyor ) mengumpulkan terusmenerus padatan yang telah ditimbang sebelum membawa padatan tersebut ke crutcher slurry. b. Crutcher slurry juga menerima komponenkomponen liquid yang mengalir secara tetap dari damper yang mengumpulkan berbagai umpan. c. Ketika formula padat, meliputi senyawa sulfon anionic dan sabun, asam lemak dan asam sulphonic dinetralisasikan dengan alkali dalam mixer sebelum umpan dikirim/dimasukkan ke dalam crutcher slurry. Dalam beberapa kasus, ketika tidak ada reaksi yang diharapkan dari komponen lain, asam menjadi umpan dan dinetralisaikan secara langsung didalam crutcher slurry yang dalam kasus ini bagian dalam dari crutcher slurry harus terbuat dari bahanbahan stainless steel agar bagian dalamnya tidak rusak akibat asam. d. Crutcher slurry merupakan mixer dengan kecepatan putaran yang tinggi yang didesain untuk penguraian fine dan membuat campuran menjadi homogen. Pengoperasian crutcher juga mencegah penumpukkan dan pembentukan gumpalangumpalan padat yang dapat menyumbat pipa aliran umpan. e. Dari crutcher, slurry kemudian di transfer menuju vessel aging, dimana campuran tersebut dihomogenasasi lebih lanjut dan diatur berdasarkan derajat hidrosin yang dari garam anorgonik yang diperlukan seperti soda ash, natrium sulfat, dan sodium tripolyphosphate yang ada dalam formula. f. Selanjutnya setelah slurry terbentuk barulah masuk ke spray drying tower. Produk yang dikeringkan dalam bentuk hollow bead dikumpulkan pada bagian atas menara Sprayd rying dan didinginkan serta dikristalisasikan melalui sistim pembawaairliftdengan aliran udara dingin. g. Setelah pengankutan udara bubuk dasar disaring dan diberikan pengharum dan akhirnya dicampur dengan komponen-komponen yang sensitive terhadap suhu atau zat adiktif yang kemudian di simpan dalam silos dan akhirnya dibawa ke mesin pengepak poduk.2. Proses Pembuatan Deterjen Bubuk dengan Aglomerasi

Proses aglomerasi merupakan proses pembuatan deterjan bubuk sintesis yang memiliki densitas yang tinggi dengan cara pencampuran material-material kering dengan bahan-bahan cairan yang dibantu dengan adanya bahan pengikat cairan yang kemudian bercampur yang menyebabkan bahan-bahan tadi bergabung satu sama lain yang membentuk partikel-partikel berukuran besar.

Proses aglomerasi dapat di gambar kan seperti proses penimbunan atau penumpukan dari komponen dari bubuk menjadi cairan dan menjadi butir atau granula. Tahap-tahap pemprosesan non tower balestra untuk untukproduksi deterjen bubuk berdasarkan pada proses aglomerasi. Diantara berbagai tahap proses tersebut,aglomerasi memperlihatkan operasi yang sangat penting dan kritis, karena proses tersebut dihubung kan kestruktur fisik dan pada saat yang sama,di hubungkan ke komposisi kimia dari produk.Proses aglomerasi juga merupakan proses spray-drying dengan dry mixing atau blending. Konsentasi air proses yang digunakan anatara 35-40% dalam crutcher slurry Dalam aglomerasi cairan disemprotkan keatas secara continue Komponen-komponen atau bahan yang digunakan dalam aglomerasi meliputi slikat deterjenaktif dan air yang digunakan sebagai cairan dalam aglomerasi.

3. Proses Pembuatan Deterjen Bubuk dengan Dry Mixing

Material kering (dry material) yang digunakan untuk membuat deterjen bubuk ditimbang dan selanjutnya dimasukkan kedalam mixer, pencampuran dilanjutkan selama 1-2 menit dan ditambahkan slurry selama 3-4 menit.Setelah semua slurry dimasukkan kedalam mixer, pencampuran dilanjutkan selama 1-2 menit agar menjadi homogen. Sebagian besar dari bubuk yang terbentuk dapat dikemas dengan segera setelah selesai atau setelah 30 menit penyimpanan.

E. Pembuatan Deterjen Secara Sederhana1. Cara Pembuatan Deterjen Bubuk Bahan-bahan yang diperlukan: Caustik soda (soda api) 45 gr Air dingin 150 cc STTP 45 gr Air dingin 150 cc Soda Ash 105 gr (di tambah air dingin) 300 cc (ditambah CMC) 30 gr ABS 300 gr Parfume 3 cc Sepuhan warna 1 ccProses Pembuatan Deterjena. Caostik soda, air dingin, bahan pewarna dicampur dan diaduk-aduk sampai merata.b. Campurkan STTP dan air dingin, campuran ini terpisah dari campuran pertama tadi. Pengadukan agak lama karena STTP sulit larut.c. Campuran ketiga sadalah Soda Ash dan air diaduk sampai larut kemudian bubuhkan CMC sambil terus diaduk-aduk hingga menjadi seperti bubur agar-agar.d. Campuran pertama dan kedua dicampurkan dan terus diaduk-aduk hingga merata, setelah merata masukkan campuran ketiga dan aduk terus.e. Tuangkan ABS pada campuran tersebut lalu diaduk, pengadukkan harus tekun,teliti, dan sempurna. Oleh reaksi kimia cairan tersebut berubah menjadi cream.f. Setelah cream menjadi dingin, bubuhkan parfum sambil diaduk agar wanginya merata ke seluruh cream yang di buat.g. Sabun Deterjen siap untuk dikemas dan dipakai2. Cara Pembuatan Deterjen CairBahan yang diperlukan:

Sendok teh. Gelas Silinder Stainless steel wadah dan mixer listrik. Pengaduk kayu Mangkuk atau ember kecil.Langkah-langkah pembuatan deterjen cair:a. Ambil silinder yang bisa menampung 80-130g SLES. Ukur juga 772-830g air.b. Masukkan SLES dalam gelas dan tambahkan sedikit air. Aduk SLES dengan baik sampai tercampur sempurna..c. Tambahkan CDEA 50g ke SLES. Aduk dengan pengaduk.d. Lanjutkan mengaduk campuran sampai menjadi krim. Tambahkan air perlahan-lahan untuk mencegah campuran dari berbusa sambil diaduke. Sementara itu, larutkan 30g STPP dalam jumlah kecil air. Aduk rata dan sisihkan.f. Jika campuran CDEA-SLES sudah kental, masukkan ke ember kecil atau wadah stainless steel. Tambahkan jumlah sedikit air sambil diaduk terus menerusg. Pindahkan campuran ke mixer. Ketika campuran sudah berbusa, tambahkan STPP terlarut perlahan-lahan sambil terus diaduk..h. Larutkan garam dalam jumlah kecil air. Tambahkan ke campuran utama dan perlahan disatukan semuanya..i. Selanjutnya, tambahkan 5-8ml pewangi lemon sebagai pewangi.j. Lanjutkan pencampuran sampai campuran mengental. Pisahkan..k. Setelah mengental, tuangkan campuran ke dalam wadah bersih dan sisihkan selama sekitar 2 jaml. Bila tidak ada busa lagi, tuangkan deterjen cair ke dalam botol yang bersih.m. deterjen cair dapat digunakan setelah 24 jam3. Cara Pembuatan Deterjen CairBahan baku yang diperlukan: DEDOCYL BENZENE SULFONAT (DDBS)

Adalah bahan aktif ( active ingredient) untuk membuat sabun colek, sebagian orang menyebutnya dengan nama ABS (alkyl benzene sulfonat), ini adalah bahan yang mutlak harus dipakai pada proses membuat sabun colek. yang nantinya akan menentukan hasil akhir. tanpa bahan ini sabun colek tidak akan memiliki daya bersih dalam pemakaian sabun colek, bahan ini berbentuk cairan yang biasanya berwarna coklat tua, yang berfungsi sebagai pembersih, ciri ciri cairan ini adalah memiliki busa yang banyak bila di kucek. KAUSTIK SODA

Bahan ini berguna sebagai penetralisir sifat keasaman yang di akibatkan dalam pemakaian DDBS. Bahan ini berbentuk batangan atau flake. Sebelum dilakukan pencampuran, bahan ini harus dilarutkan dengan air dengan perbandingan 4:6 (misalnya : 40gr Kaustik Soda dengan 60cc air campuran) atau bisa juga dengan skala perbandingan lain sesuai dengan formula masing masing, tetapi umumnya 4:6. Cara melarutkan kaustik soda harus dilakukan dengan hati hati karena bahan ini bersifat keras terhadap kulit manusia. SODA ABU

Soda abu atau SODA ASH berbentuk bubuk, dan warnanya putih. Fungsinya untuk meningkatkan daya bersih, penambahan soda abu tidak boleh terlalu banyak, karena dapat menimbulkan rasa panas di tangan saat sabun colek digunakan. Penggunaan soda abu yang dianjurkan dalam formula pembuatan sabun colek adalah sekitar 7 % dari komposisi total bahan sabun colek. SILIKAT

Biasanya dikenal dengan nama water glass, bahan ini berbentuk cairan kental dan tidak berwarna (bening). berfungsi sebagai pengikat material dalam sabun colek. penggunaan silikat juga akan memberikan kesan berkilau pada sabun colek, bahan ini sangat mudah beku, jadi bila tidak dipakai, sebaiknya bahan ini di simpan dengan tutup yang rapat. AIR

Air merupakan bahan utama dalam pembuatan sabun colek, berfungsi untuk menyempurnakan reaksi dari formula sabun colek, air juga berfungsi untuk mengatur kekentalan sabun colek yang akan dihasilkan dari proses formula sabun colek. PEWARNA DAN PEWANGI

Berfungsi sebagai bahan tambahan (addictive) dan tidak akan mengurangi kualitas dari sabun colek, warna sabun colek yang asli adalah coklat, dan berbau kurang menarik. jadi penambahan parfum dan pewarna dapat mempengaruhi perhatian konsumen terhadap sabun colek, jadi akan cepat terjual bila akan dijual. biasanya di gunakan warna kuning dan aroma jeruk agar lebih dapat menghilangkan bau kotoran yang akan di bersihkan CMC = Carboxy methyl cellulose

Biasanya tersedia dalam bentuk garam, yaitu CMC (Na). fungsinya dalam sabun colek adalah sebagai pengental / meningkatkan viskositas. STPP

Untuk mencegah redeposisi atau mencegah kotoran kembali ke baju (kain). Jadi tidak tepat kalau ditambahkan pada sabun cair cuci piring. Jika ingin sabun cairnya punya kelebihan dibanding sabun cair lain beri bahan kimia semacam anti jamur/bakteri. Jadi tidak sekedar bersih tapi membunuh jamur/bakteri yg merugikan dari barang-barang yang di cuci sehingga tampak higienis.Berikut ini bahan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sabun cream atau sabun colek: Caustic soda .......................... 50 gram STTP ....................................... 50 gram CMC ........................................ 30 gram Soda ash ................................100 gram ABS ....................................... 300 gram

Bahan warna ......................... secukupnya Air ........................................... 600 cc (2,5gelas) Bibit minyak wangi .................... 5 cc Caoline ..................................... 50 gramPeralatan yang dibutuhkan: 2 Wadah takaran / timbangan pengaduk kayu Langkah langkah pembuatan detrjen krim:

a. CMC dilarutkan pada ABS, diaduk sampai kental seperti asam belerang, dalam suatu tempat yang dibuat dari plastik - (larutan a).

b. Cautic, STTP, Soda ash, Bahan warna dilarutkan dalam air, kemudian diaduk secepatnya sehingga merata, dan dalam pengadukannya memerlukan waktu kira-kira 5 menit - (larutan b).

c. Larutan (larutan b) yang sudah berbentuk cairan dimasukkan pada hasil larutan (larutan a), kemudian diaduk sehingga busanya naik, kalau sudah halus, masukkanlah caoline sedikit demi sedikit, sambil diaduk-aduk supaya tidak ada tepung yang kristal - (larutan c).d. Yang terakhir, Bibit minyak wangi dilarutkan pada percampuran (larutan c) dan diaduk sekali lagi supaya betul-betul merata.

F. Dampak Deterjen Terhadap LingkunganMasalah yang ditimbulkan akibat pemakaian detergen terletak pada pemakaian jenis surfaktan dan gugus pembentuk. a. Akibat Surfaktan

Di dalam air, sisa detergen harus mampu mengalami degradasi (penguraian) oleh bakteri-bakteri yang umumnya terdapat di alam. Lambatnya proses degradasi ini mengakibatkan timbulnya busa di atas permukaan air, dalam jumlah yang makin lama makin banyak. Hal ini disebabkan oleh bentuk struktur surfaktan yang dipakai.Jika struktur kimia berupa rantai lurus, gugus surfaktan ini mudah diuraikan. Sedangkan jika struktur berupa rantai bercabang, maka surfaktan ini sulit dipecahkan. b. Akibat Gugus Pembentukan

Masalah yang ditimbulkan oleh gugus pembentuk yaitu gugus ini akan mengalami hidrolisis yang menghasilkan ion ortofosfat.

P3O105- + 2H2O 2HPO42- + H2PO4-

Kedua gugus ini sangat berpengaruh dalam proses eutrofikasi, yang bisa mengakibatkan tanaman alga dan tanaman air tumbuh secara liar. G. Penanggulangan Limbah Deterjen

Pada produksi surfaktan anionik digunakan H2SO4 encer dengan reaktor film tipis. Terdapat dua macam limbah atau buangan utama yang harus diperhatikan yaitu limbah air cucian dari pembersih bejana yang dinetralkan dan sisa SO3 yang tidak bereaksi.

Air cucian biasanya sedikit mengandung bahan aktif permukaan anionik yang biasanya diolah dengan proses biologi yang serupa dengan pengolahan limbah utama. Degradasi bakterial pada kondisi aerob mengubah surfaktan anionik menjadi karbon dioksida dan air. Limbah asam dari reactor dicuci dan dinetralisasi dengan air kapur membentuk kalsium sulfat yang tidak larut. Gas sulfonat yang dihasilkan dialirkan ke dalam siklon untuk memisahkan kabut asam dari gas-gas. Asam hasil pemisahan di masukkan kembali ke aliran produknya dan bila gas itu masih mengandung SO3akan dilewatkan kembali ke zona reaksi. Gas cerobong yang mengandung SO2 dan SO3 mula-mula akan dilewatkan ke dalam pengendap elektrostatik untuk mengusir asam sulfat dan asam sulfit yang mungkin terbentuk karena adanya uap dalam instalasinya. Gas dari pengendapan akan dimasukkan ke dalam suatu penggosok arus, yang akan bercampur dengan suatu larutan soda kaustik di dalam air. Proses ini digunakan untuk mengusir semua residu SO2 dan SO3, sehingga dihasilkan udara bersih.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2009. Resep Dan Cara Membuat Deterjen Bubuk. (Online).

(http://yukitakelaundry.blogspot.com/2009/11/resep-dan-cara-membuat-

deterjen-bubuk.html. Diakses tanggal 5 November 2014).Anonim. 2008. Mau Deterjen. (http://iwanmalik.wordpress.com/2008/05/14/mau deterjen/#more-6. Diakses tanggal 5 November 2014).

Anonim. 2013. Bahan Dan Cara Membuat Sabun Deterjen. (Online). (http://kerajinanhomeindustry.blogspot.com/2013/05/bahan-dan-cara-membuat-sabun-deterjen.html. Diakses tanggal 5 November 2014).

Ceeta. 2013. Makalah Deterjen. (Online). (https://ceeta.wordpress.com/2013/06/11/makalah-deterjen/. Diakses tanggal 5 November 2014).Rajiman. 2013. Cara Pembuatan Deterjen. (Online). (http://atom-green.blogspot.com/2013/11/cara-pembuatan-detergen.html. Diakses tanggal 5

November 2014).