LAPORAN PRESUS Skizofren Tak Terinci - Daryoko
-
Upload
abamvc-muhammad-akbar -
Category
Documents
-
view
9 -
download
2
description
Transcript of LAPORAN PRESUS Skizofren Tak Terinci - Daryoko
LAPORAN PRESENTASI KASUS
STASE ILMU KESEHATAN JIWA
PSIKOTIK
Dosen Pembimbing :
dr. Hilma Paramitha, Sp.KJ
Dicky Bramantyo A. P. G4A014033
Fanny Trestanita B. G4A014034
Dhita Hestilana A. G4A014035
Galuh Ajeng Parandhini G4A014036
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANPROGRAM PROFESI DOKTER
2015
IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Nn. N.M.
2. Umur : 20 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Madrasah no. 17A. RT 004/RW 008. Salebu.
Majenang. Cilacap. Jawa Tengah.
6. Pekerjaan : Petani
7. Pendidikan : SMP
8. Suku : Jawa
9. Status Perkawinan: Sudah menikah
10. Masuk RS : 31 Mei 2015
A. RIWAYAT PSIKIATRI
Diambil dari Bangsal Bima Kesehatan Jiwa RSUD Banyumas
Tanggal : 23 Juni 2015
Diperoleh dari pasien dan keluarga pasien :
Nama : Ny. S.M.
Umur : 42 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Madrasah no. 17A. RT 004/RW 008. Salebu.,
Majenang. Cilacap. Jawa Tengah.
Pekerjaan : Petani
Suku : Jawa
Hubungan : Ibu pasien
Lama kenal : Sejak lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
(Autoanamnesis)
Pasien seorang laki – laki datang ke Poli RS Banyumas pada hari Senin,
22 Juni 2015 diantar oleh ibu dan kakak pasien dengan keluhan utama sering
mendengar suara - suara orang lain padahal tidak ada yang berbicara disekitarnya
sejak 3 hari ini. Keluhan lain yang terlihat adalah pasien menjadi diam sejak 3 hari
yang lalu, mudah marah dan merusak barang, tetapi tidak tahu barang apa yang
dirusaknya, meras mudah lupa, sulit tidur sejak 3 hari ini, badan terasa lemas dan
kepala terasa pusing. Pasien menjadi jarang bersosialisasi dengan keluarganya
karena sering merasa ada yang berkata kepadanya untuk diam saja.
(Alloanamnesis)
Pasien seorang laki – laki datang dengan keluhan sering berdiam diri dan
berhalusinasi. Pasien menjadi mudah marah sejak 3 hari ini, bila sedang marah
pasien sering menendang pintu. Pasien menjadi tidak mau makan, tidak mau tidur,
dan tidak mau berinteraksi dengan anggota keluarga. Padahal sebelumnya pasien
merupakan tipe orang yang terbuka di keluarganya, sering bercerita akan dirinya
kepada keluarga. Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi rokok,
mengkonsumsi minuman keras, narkoba, dan tidak ada riwayat penyakit kronis.
Riwayat Penyakit Dahulu
1. Psikiatri
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa serupa sebelumnya. Gangguan
jiwa pertama dialami sejak 1 tahun yang lalu dan sudah sembuh.
2. Riwayat medis umum
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis sebelumnya.
3. Penggunaan obat-obatan dan alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien atapun gangguan jiwa lain.
Silsilah Keluarga
Keterangan:
: Pasien : Laki-laki
: Meninggal : Perempuan
Hal-Hal Yang Mendahului Penyakit
1. Faktor Pencetus
Pasien setahun yang lalu pernah mengalami keluhan yang sama dan awalnya
karena hubungan didalam keluarganya, yaitu dengan istrinya. Karena jarak
yang jauh dengan istrinya, pasien selalu terpikirkan akan istrinya. Hal ini
dikarenakan istrinya merantau di negeri Brunei. Kemudian sudah sempat
sembuh dari penyakitnya. Kemudian seminggu yang lalu pasien sedang
mencari pakan untuk kambingnya, dan jatuh ke jurang setinggi 1 m.
Kemudian pasien pulang kerumah dan merasa sakit kepala, dan merasa malas
untuk makan. Tiga hari berikutnya pasien merasa tidak mau makan minum,
sering marah, dan tidak berinteraksi dengan siapapun.
2. Faktor Predisposisi
Pasien seorang laki laki usia 30 tahun. Pasien memiliki kepribadian yang
terbuka dan sering bercerita kepada keluarganya. Dari sisi ekonomi, pasien
berasal dari ekonomi kelas bawah. Pasien sering merasa kesepian karena
ditinggal istrinya merantau.
Faktor Organik
Pasien tidak mengalami gangguan organik.
Faktor Obat-Obatan Dan Alkohol
Tidak terdapat riwayat penggunaan obat – obatan dan alkohol.
Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran
Pasien dilahirkan dengan persalinan normal saat umur kehamilan 9 bulan.
Ibu pasien melahirkan di dukun kampung setempat. Saat lahir, bayi sehat dan
normal. Pasien mendapat asupan asi hingga berusia 1 tahun. Pasien dibesarkan
dan diasuh dalam lingkungan keluarga dengan pola asuh yang wajar, tidak terjadi
kekerasan dalam rumah tangga. Pasien secara emosional lebih merasa dekat
dengan kakaknya. Riwayat perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan
usianya.
Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan seksual.
Perkembangan Jiwa
Semenjak lahir pasien tinggal di lingkungan keluarga sendiri. Pasien
adalah pribadi yang cenderung terbuka dan memiliki teman yang banyak di
lingkungan rumahnya. Semenjak SMP pasien memiliki teman sekolah yang cukup
banyak dan tidak ada yang pernah bermasalah dengan dirinya. Dilingkungan
rumah pun pasien sering keluar bersama teman – temannya. Pasien dinilai akrab
dengan teman – teman ataupun lingkungan sekitar. Namun semenjak sudah
menikah dan kemudian ditinggal istrinya pergi merantau bekerja di negeri Brunei,
pasien sering merasa kesepian bahkan sempat sampai tidak mau makan selama 14
hari.
Riwayat Pendididikan
SMP.
Pasien pertama kali masuk sekolah umur 6 tahun dan pendidikan terakhir
SMP.
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai petani sadap karet pinus.
Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah, namun belum memiliki anak.
Kegiatan Moral Spiritual
Pasien cukup taat menjalankan shalat lima waktu, dan setiap hari jumat
selalu ke masjid untuk shalat jumat.
Aktifitas Sosial
Pasien dalam kesehariannya memiliki banyak teman dan sering keluar
bersama teman – temannya. Pasien pun suka berolahraga yaitu lari dan jogging.
Kesan Alloanamnesis Dan Autoanamnesis
Dapat dipercaya.
Kesimpulan Anamnesis
1. Seorang perempuan, 20 tahun, beragama Islam, suku jawa, pendidikan
terakhir SMK, sekarang tidak bekerja.
2. Pasien dibawa ke RS Banyumas atas permintaan keluarga dan
menunjukkan tanda gangguan jiwa berupa : perasaan sedih, waham
bersalah, waham berdosa, halusinasi auditorik.
3. Keluhan pasien sejak 1 bulan yang lalu.
4. Faktor psikososial : pasien berkeinginan keras untuk mendapatkan
pekerjaan setelah lulus SMK, namun tidak kunjung mendapatkannya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 82 x /menit, regular
c. RR : 20 x /menit
d. Suhu : 36,4 O C
Kepala : Bentuk kepala normal, simetris
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor
Telinga : Bentuk normal, simetris, tidak ada discharge
Hidung : Tidak ada napas cuping hidung, tidak ada discharge
Mulut : Tidak ada lidah sianosis
Leher : Tidak ada deviasi trakea, tidak ada benjolan yang terlihat
atau teraba
Thoraks :
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis (IC) tak tampak
Palpasi : IC teraba di SIC V 2 jari medial LMCS, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LPSD
Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kiri bawah SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : S1>S2 , reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
Pulmo
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada massa, tidak ada
jejas
Palpasi : Vokal Fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Suara Dasar Vesikular normal, tidak ada wheezing, tidak
ada rhonki
Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, tidak ada venektasi, tidak ada massa,
tidak ada jejas
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada defans muskular, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa, hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada oedema, akral hangat
C. Pemeriksaan Psikiatri
1. Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Sikap : merunduk
4. Tingkah Laku : Hipoaktif
5. Orientasi :
Orang : Baik
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Situasi : Baik
6. Proses Pikir :
Bentuk Pikir : realistik
Isi Pikir : waham bersalah, waham berdosa
Progresi Pikir : reming,
7. Roman Muka : Hipomimik
8. Afek : Appropriate
9. Persepsi : Halusinasi auditorik (+)
10. Perhatian : Mudah ditarik mudah dicantum
11. Hubungan Jiwa : Mudah
12. Insight : Baik
D. Sindrom-sindrom
Sindrom psikotik :
- Bentuk pikir realistik
- Isi pikir waham logis: waham bersalah, waham berdosa
- Halusinasi auditorik
E. Diagnosis Banding
Depresi berat tanpa psikotik
Skizoafektif tipe depresi
F. Diagnosis Kerja
Axis I : Gangguan afektif episode depresi berat dengan gejala
psikotik(F32.3)
Axis II : Tidak ada diagnosis Axis II
Axis III : -
Axis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain
Axis V : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik (GAF 70-61)
G. Penatalaksanaan
1. Terapi Farmakologis
Trihexsifenydil tablet 2 mg 1 kali sehari
Clozapine tablet 25-50 mg per hari
Risperidone 2-6 mg per hari
2. Terapi Non-farmakologis
- Psikoterapi edukatif
Terhadap pasien :
a. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai
penyakitnya, kondisinya, faktor pencetus, serta rencana
pengobatan selanjutnya.
Terhadap keluarga :
a. Memberikan informasi dan edukasi mengenai penyakit pasien,
gejala, faktor penyebab dan pencetus, komplikasi, pengobatan,
dan prognosis.
b. Meminta keluarga pasien untuk selalu mendukung proses
pengobatan, mengontrol minum obat (sesuai petunjuk dokter,
tidak menghentikan minum obat tanpa seizin dokter),
mendampingi pasien dan menjaga kondisi stabil pasien.
- Psikoterapi suportif
a. Memberikan motivasi kepada pasien untuk bercerita kepada
keluarga atau teman terdekat mengenai masalahnya.
b. Memberikan motivasi kepada pasien untuk minum obat secara
teratur dan sesuai petunjuk dokter.
c. Memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan berbagai
aktivitas yang produktif untuk mengurangi dan mengalihkan
beban pikiran yang selama ini dianggap masalah.
d. Memberikan motivasi kepada pasien untuk belajar
mengendalikan emosi yang dimiliki agar tidak memicu
timbulnya gejala-gejala lain.
- Sosioterapi
Meminta keluarga untuk memberikan penjelasan kepada lingkungan
sekitar rumah ataupun teman-temannya agar tidak menganggap
pasien mengalami gangguan jiwa dan menghindari berbagai masalah
yang dapat memancing emosi dan mencetuskan kekambuhan.
H. Prognosis
PREMORBID PROGNOSIS
Riwayat penyakit keluarga Tidak ada Baik
Pola asuh keluarga Baik Baik
Kepribadian premorbid Tertutup Buruk
Stressor psikososial Pergaulan buruk, pendidikan Buruk
Sosial ekonomi Cukup Baik
Riwayat keluhan yang
sama
Tidak ada Baik
MORBID PROGNOSIS
Onset usia dewasa Ya Buruk
Jenis penyakit Psikotik Buruk
Perjalanan penyakit Akut Buruk
Kelainan organik Tidak ada Baik
Respon terapi Membaik Baik
Kesimpulan : Prognosis Dubia ad bonam
I. Kesimpulan Kasus
1. Pasien Nn. N.M. 20 tahun.
2. Sindrom psikotik :
Bentuk pikir realistik
Isi pikir waham logis: waham bersalah, waham berdosa
Halusinasi auditorik
3. Diagnosis Multiaksial :
Axis I : Gangguan afektif episode depresi berat dengan gejala
psikotik(F32.3)
Axis II : Tidak ada diagnosis Axis II
Axis III : -
Axis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain
Axis V : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik (GAF 70-61)
4. Terapi
Terapi pada pasien ini meliputi terapi farmakologis serta dengan terapi
non-farmakologis (psikoterapi edukatif, psikoterapi suportif, sosioterapi).