Schizofrenia Tak Terinci

28
SCHIZOFRENIA TAK TERINCI Abd rachman usman Pembimbing : dr.Patmawati, M.kes Sp.KJ

description

ngv

Transcript of Schizofrenia Tak Terinci

Schizofrenia tak terinci

Schizofrenia tak terinciAbd rachman usmanPembimbing :dr.Patmawati, M.kes Sp.KJIdentitas Pasien

Nama : Tn. RJenis kelamin: laki-lakiUsia: 23 tahunAlamat: marantale Status pernikahan: Belum menikahPendidikan terakhir: SDPekerjaan: -Agama: IslamTanggal pemeriksaan: 29 mei 2015

Riwayat PenyakitAnamnesis (Autoanamnesis):Keluhan Utama: Pasien suka marahRiwayat Penyakit Sekarang:Keluhan dan gejala:keluhan ini telah dialami sudah bertahun-tahun, hilang timbul. pasien sering marah pada adik perempuannya yang berusia 26 tahun, pasien marah terutama kalau adiknya berteman dengan laki-laki, pasien curiga kalau adiknya akan diperlakukan macam-macam seperti dihamili.sehari-hari adiknya banyak bergaul dengan temannya sesama wanita, dan belum mempunyai pacar,kebiasaan marahnya disertai pemukulan terhadap adiknya, sehingga adiknya takut, pasien uga sering memarahi ibunya kalau tidak diberi uang.pasien kadang mengaku melihat suatu bayangan, dan kadang berbicara sendiri,senyum sendirisebelum di bawa ke rumah sakit pasien sempat di keroyok masyarakat, karena memukul perempuan, yaitu teman dari perempuan yang dia suka, pasien mengaku bahwa perempuan itu menelekan dia di depan perempuan yang dia sukapasien uga mengaku bahwa di lingkungannya dia di kucilkan karena berbeda suku yang mayoritas di sana adalah kaili, sementara pasien adalah campuran bugis dan kailipasien hanya bergaul di tempat kera, di luar itu tidak ada. pasien sempat bekera di bengkel di palu beberapa bulan lalu.

Hendaya/ disfungsi:Hendaya Sosial(+)Hendaya Pekerjaan(+)Hendaya penggunaan waktu senggang(+)Faktor stresor psikososial:ayahnya telah meninggal 3 bulan lalu

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya:Tidak ada

Riwayat Kehidupan SebelumnyaRiwayat Penyakit Dahulu :Status neurologis : Tidak adaStatus Interna : Tidak adaRiwayat gangguan psikiatri Pasien tidak pernah mengalami gangguan psikiatri sebelumnyaRiwayat penggunaan zat psikoaktif Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat psikoaktif Riwayat Kehidupan pribadiPrenatalPasien dilahirkan dalam kondisi normal dan sehat ditolong oleh bidan. Tidak ada gangguan atau penyakit yang diderita oleh ibunya saat mengandung hingga melahirkan beliau. Pasien lahir cukup bulan, saat lahir pasien langsung menangis. Pasien merupakan anak tunggal. Selama ini pasien dibesarkan oleh kedua orang tuanya. Masa Kanak-KanakPasien tumbuh normal dan bergaul seperti anak-anak biasa. Pasien mulai sekolah Taman Kanak-kanak sejak umur 5 tahun. Setelah menamatkan pendidikan TK pasien lanjut SD. pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.Masa RemajaPasien tumbuh normal dan bergaul seperti anak remaja lainnya. Tidak ada kejadian traumatis yang membekas. gubungan sosial baik sesama teman temannya.Masa Dewasapasien sempat ke palu bekera di bengkel, aktivitas sosial hanya bergaul dgn teman di tempat kera.

Riwayat kehidupan keluargapasien tinggal sendiri di desanya, mempunyai adik perempuan dan ayahnya telah meninggal, sikap terhadap keluarga yaitu sering memarahi keluarganya.

Situasi SekarangPasien tinggal sendiri

PEMERIKSAAN STATUS MENTALDeskripsi UmumPenampilan: tampak sesuai umur, memakai kaos dan celana pendek, tampakan sesuai umur, dan ada bekas memar di daerah mata kanan dan kiri.Kesadaran: baikPerilaku dan aktivitas psikomotor: TenangPembicaraan: bicara spontan, suara dapat didengar, cepat, lancar dan produktivitasnya cukupSikap terhadap pemeriksa: kooperatifKeadaan AfektifMood: eutimiaAfek : apropriateKeserasian : SerasiEmpati: tidak dapat diraba/rasakan

Fungsi Intelektual (kognitif)Taraf Pendidikan, Pengetahuan umum dan kecerdasan : Pengetahuan umum sesuai dengan tingkat pendidikannyaDaya konsentrasi: baik dan tidak mudah teralihkanOrientasi waktu, tempat, dan orang: baikDaya ingat jangka panjang baik, menengah dan pendek: baikPikiran abstrak: baikBakat kreatif: mekanikKemampuan menolong diri sendiri: kurangPersepsihalusinasi visual (+) berupa melihat bayangan hitam yang berbentuk manusia.Ilusi (-)Depersonalisasi (-)Derealisasi (-)

PikiranProses pikir:Produktivitas: baikKontinuitas: relevan dan koheren.Hendaya berbahasa: tidak adaIsi pikir: Preokupasi: tidak adaGangguan isi pikir: waham kebesaranPengendalian ImpulsSelama wawancara, impuls pasien dapat ia kendalikan dengan normal.Daya Nilai Norma sosial: tergangguUji daya nilai: baikPenilaian realitas: tergangguTilikan: sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan (derajat tilikan 6)Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTPemeriksaan Fisik :Status Internus: TD: 120/90 mmHg, N: 84 kali/menit, S: 36,5C, P : 20 kali/menit, pemeriksaan toraks dan abdomen normal.Status neurologis : Kesadaran Compos mentis dengan GCS 15 (E4V5M6), Nervus Cranial : Dalam batas normal, Refleks Fisiologi : Normal, Refleks Patologis : tidak ada.

PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAkeluhan ini telah dialami sudah bertahun-tahun, hilang timbul. pasien sering marah pada adik perempuannya yang berusia 26 tahun, pasien marah terutama kalau adiknya berteman dengan laki-laki, pasien curiga kalau adiknya akan diperlakukan macam-macam seperti dihamili.sehari-hari adiknya banyak bergaul dengan temannya sesama wanita, dan belum mempunyai pacar,kebiasaan marahnya disertai pemukulan terhadap adiknya, sehingga adiknya takut, pasien uga sering memarahi ibunya kalau tidak diberi uang.halusinasi visual +, dan kadang berbicara sendiri,senyum sendirisebelum di bawa ke rumah sakit pasien sempat di keroyok masyarakat, karena memukul perempuan, yaitu teman dari perempuan yang dia suka, pasien mengaku bahwa perempuan itu menelekan dia di depan perempuan yang dia sukapasien uga mengaku bahwa di lingkungannya dia di kucilkan karena berbeda suku yang mayoritas di sana adalah kaili, sementara pasien adalah campuran bugis dan kailipasien hanya bergaul di tempat kera, di luar itu tidak ada. pasien sempat bekera di bengkel di palu beberapa bulan lalu.

Diagnosis multiaxial Axis IBerdasarkan alloanamnesa dan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna berupa mudah marah dan memukul serta halusinasi visual berupa bayangan berwarna hitam dan perilaku kacau berupa bicara sendiri dan senyum sendiri. Keadaan ini menimbulkan disstres bagi pasien dan keluarganya, dan menimbulkan disabilitas dalam sosial dan perkerjaan dan dalam menilai realita, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.Pada pasien ditemukan hendaya menilai realitas,halusinasi,bicara kacau sehingga pasien di diagnose sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga diagnosis gangguan mental dapat disingkirkan dan didiagnosa Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.Dari anamnesis didapatkan gejala umum schizofrenia yaitu halusinasi dan perilaku kacau dan gamgguan afektif tidak nyata, namun tidak memasuki kriteria paranoid,hebefrenik dan katatonik maka di masukkan ke SCHIZOFRENIA TAK TERINCI (UNDIFFERENTIATED) (F20.3).

Axis IIciri kepribadian dissosialAxis IIITidak ada didiagnosis Axis IIIAxis IVMasalah dengan Primary Support GroupMasalah berkaitan dengan lingkungan socialAksis VGAF 50-41 gejala berat, disabilitas berat

DAFTAR PROBLEMOrganobiologik: terdapat masalah pada neurotransmitter sehingga pasien memerlukan psikofarmaka.Psikologik:Ditemukan adanya hendaya halusinasi visual dan perilaku kacau, sehingga menimbulkan gejala psikis, sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

PROGNOSISDubiaFaktor Pendukung : Dukungan keluarga, pekerjaanFaktor Penghambat : Umur masih muda, belum menikah dan riwayat keluarga.

PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKASkizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau "deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.Penyebab Pengaruh NeurobiologisAda beberapa teori tentang pengaruh neurogiologis yang menyebabkan Skizorenia. Salah satunya adalah ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak.Gejala Indikator premorbidketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. 2. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). 3. Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. 4. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.

Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas : 1. Gejala-gejala Positif Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain. 2. Gejala-gejala Negatif Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).

Pedoman diagnostik Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): (a) - Thought echo ,Thought insertion or ,Thought broadcasting(b) - Delusion of control ,Delusion of influence ,Delusion of ,Delusional perception (c) Halusinasi auditorik(d) Waham - waham menetap jenis lainnya Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: (e) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over- valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus berulang. (f) Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; (g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; (h) Gejala-gejala "negatif",

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir (self absorbed atitude), dan penarikan diri secara sosial.

PenatalaksanaanMedikamentosaObat antipsikosis atipikalDibenzodiazepine : clozapine,olanzapine,wuetiapineBenzisoxazol : risperidoneObat antipsikosis tipikalFenotiazin : clorpromazinButypheron : haloperidolTerapi PsikososialTerapi perilaku Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.

Terapi berorintasi-keluargaTerapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya. Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam penelitian terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia. d. Psikoterapi individual2

DAFTAR PUSTAKAKaplan, Harorld I, Benjamin J. Sadock dan Jack A. Grebb. 1997. Gangguan Delusional. Jakarta : Binapura Aksara.Chopra, Shivani dan Raheel A. Khan. 2009. Delusional Disorder. Diunduh dari : www.emedicine.com. Dibuka pada tanggal 23 juni 2012.Lowenstein ,Daniel H dan Brian K. Alldredge . 2005. Mental Health and Delusional Disorder. Diunduh dari : www.webmed.com/schizophrenia/delusional-disorder. Dibuka pada tanggal 24 juni 2012.Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision. 2009. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins.Sadock, Benjamin J, Virginia A. Sadock dan Pedro Ruiz. 2009. Kaplan & Sadocks : Comprehensive Textbook of Psychiatry Volume 1 Ninth Edition. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins Grover, Sandeep, Nitin Gupta dan Suhendra Kumar Matto. 2005. Delusional Disorder : An Overview. Diunduh dari : www.gjpsy.uni-goettingen.de. Dibuka pada tanggal 23 Juni 2012.