Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly
-
Upload
joehannachayankdava-alwayspolepel -
Category
Documents
-
view
552 -
download
28
Transcript of Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly
LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN
“MEMBUAT SUATU PRODUK DAN MELAKUKAN PEMASARAN”
DOSEN PEMBIMBING
Dra. Hj. Steffani Nurliana, M.S
OLEH :
KELOMPOK 2 :
Cally Piramida (F1D010016)
Dian Syafitri (F1D010014)
Lastrianah (F1D009028)
Octomi Davi Syaputra (F1D010024)
Rizki Rianti (F1D010022)
PROGAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah wirausaha diperkenalkan oleh Prof. Dr. Suparman Sumahamijaya pada tahun
1975 dengan menjabarkan dalam istilah aslinya yaitu entrepreneur, dalam arti mereka yang
memulai usaha baru., menanggung segala resiko, dan mendapatkan keuntungan.
Kata “Wirausaha” merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris entrepreneur, yang
artinya adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai
kesempatan peluang bisnis. J. B. Say menggambarkan pengusaha sebagai orang yang mampu
memindahkan sumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas
tinggi karena mampu menghasilkan produk yang lebih banyak.
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi (asal usul
kata ). Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, gagah berani, berjiwa besar,
dan berwatak agung. Usaha, artinya perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber
daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil tindakan yang
tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya. Wirausaha ini bukan faktor keturunan atau
bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan.
Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu
para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan
produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang
wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil,
tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik
kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a.
karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.
Untuk memulai usahanya, dimana para wirausahawan harus memiliki strategi pemasaran.
Meskipun dalam mengembangkan usahanya hanya mempunyai modal terbatas, maka perlu :
Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Pengembangan Usaha, sbb;
Pertama kalinya adalah jeli melihat pasar.
Dalam hal ini, kebanyakan konsumen lebih memilih dan membeli produk yang tengah
tren meskipun dalam kualitas produknya nomor 2 daripada kualitas produk nomor 1 tapi
produknya ketinggalan jaman (dalam bidang garmen/usaha pakaian). Seandainya dalam bidang
makanan, konsumen lebih membeli produk yang mempunyai kualitas, mutu, dan bergizi serta
rasa yang enak.
Langkah kedua adalah menjalin komunikasi dengan orang lain
Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan mata-mata dalam menjalankan
usaha, tentunya mata-mata dalam ati positif yaitu orang yang bertugas mengumpulkan informasi
untuk mendukung kemajuan usahanya. Memperluas jaringan komunikasi sangatlah penting
selain mempermudah mendapatkan informasi juga dapat memperluas daerah pemasaran.
Langkah ketiga yakni, berani berinvestasi
Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk berani
menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi ataupun berusaha
mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya pertanggungjawaban untuk
melunasinya.
Langkah keempat adalah focus dalam usahanya
Kelemahan dari para wirausahawan selama ini adalah tidak mampu mengelola
kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang tidak terkendali. Sebagai
contoh, beberapa pengusaha garmen tergiur keuntungan sesaat dari bisnis valas saat krisis
moneter 1998, akhirnya mereka mencoba berbisnis valas sedangkan bisnis garmennya
terbengkalai. Sementara bisnis valasnya merugi akibat ketiadaan pengalaman bisnis financial,
maka pengusaha tersebut gulung tikar.
Langkah kelima adalah promosi
Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan. Sehingga
konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Para wirausahawan dapat
mengambil alternatifnya yakni, dengan mengikuti bazaar, karena bazaar adalah sarana promosi
yang murah dan dapat dijadikan momen untuk mengambil keuntungan. Setelah itu baru
mempersiapkan brosur ataupun spanduk.
Untuk langkah keenam adalah pemasaran yang dilakukan para wirausahawan
Dapat memilih tempat yang strategis. Dan dalam hal memproduksi barang dan penamaan
tempat (toko) perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan suatu barang, maka kemungkinan
banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan
besar, dalam hal ini juga dapat memberikan nilai tambah didalam penjualan produk atapun
memberikan nilai diskon apabila pembelian banyak.
Langkah Ketujuh adalah Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis
Yakni dengan jalan Waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi wholesale.
( Carlin, 1990 )
1.2 Tujuan
Untuk mengasah bakat dan kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha.
Untuk mengetahui apakah produk yang dipasarkan mendapat untung atau rugi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan
baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan
perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan
utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil
resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Suryana, 2003).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik
berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi
baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934),
ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan
mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi.
Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan
datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.
2. Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan
menemukan nilai dari produksinya.
3. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
4. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan
di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk
(1) Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) Memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) Membuka pasar yang baru (new market),
(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan
wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta
mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
5. Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system
ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
7. Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship
Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,
mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
8. Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
9. Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa
kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang
muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau
kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko
atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.
Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor
produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan
manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi
manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bias bersifat
sementara atau kondisional.
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda
nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial,
psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan
pribadi.
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak
awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama
dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada
kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha
kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya.
Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak
pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan
kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para
pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari
pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan
kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang
berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta
yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok
individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial
(FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama
pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan
menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun
personal, sosial, dan profesional (Alma, 2005)
2.2 Ciri dan Watak Wirausaha
A. Ciri-ciri dan watak kewirausahaan
Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimise
Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik
dan inisiatif
Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka
tantangan
Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain,
menanggapi saran-saran dan kritik
Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif Dalam konteks bisnis,
seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang menyebabkan
munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.
B. Karakteristik tipikal entrepreneur (Zimmerer, 2002.) :
1. Lokus pengendalian internal
2. Tingkat energi tinggi
3. Kebutuhan tinggi akan prestasi
4. Toleransi terhadap ambiguitas
5. Kepercayaan diri
6. Berorientasi pada action
C. Karakteristik Wirausahawan
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkian berhasil
5. Rangsangan untuk umpan balik
6. Aktivitas Energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Ketrampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang
D. Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi
kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3. Keinginan untuk berprestasi
4. Kemampuan perencanaan realistis
5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
6. Obyektivitas
7. Tanggung jawab pribadi
8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
10. Tingkat komitmen tinggi (survival)
2.3 Jenis Kewirausahaan
1. Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi
atraktif
2. Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan
peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut,
mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan
perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan
mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di banyak negara berkembang masih
terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship,
dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Bangs,
1995).
2.4 Proses Kewirausahaan
Tahap-tahap Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
a) Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha
yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
b) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan"
Tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan
yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
c) Mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
d) Mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan
atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut :
1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan
b. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC)
g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha
2.5 Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil
a) Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah
dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh
pengusaha tersebut
b) Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai
pelopor dalam berbagai kegiatan.
c) Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih
baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang
dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
d) Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha
kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
e) Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ
dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya
untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang
tidak dapat diselesaikan.
f) Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun
yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material,
tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g) Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk
segera ditepati dana direalisasikan.
h) Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang
perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta
masyarakat luas.
Umumnya peluang usaha yang berkembang di tengah masyarakat meliputi bidang
produksi barang, industri pemgolahan bahan baku menjadi setengah jadi atau industry
pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi, jasa seperti jasa pendidikan, usaha perdagangan,
adanya ragam usaha di harapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk memulai suatu
kegiatan kewirausahaan.
Peluang Usaha seperti yang kita ketahui adalah ide awal dalam memulai usaha, kita harus
jeli dalam menjalankan usaha, maka kesuksesan akan cepat menghampiri kita,namun keajaiban
ini tak sebegitu mudah untuk didapatkan harus ada sebuah dasar yang kuat untuk
mendapatkannya yaitu kerja keras. Langkah awal untuk menjalankan hal diatas adalah dengan
tindakan aksi yang kongkrit dimana segala sesuatu dilandasi oleh pengetahuan yang cukup agar
tak salah dalam menjalankkannya hal ini dapat baca di kredimart . Peluang usaha akan lebih
efektif dijalankan pada saat sebuah keyakinan dan totalitas dalam menjalankan terasa kuat dihati.
Resiko berbisnis bisa dikurangi jika anda benar-benar cermat dalam memilih bidang usaha.
Pada prinsipnya, semua bidang usaha tersebut bisa dibagi menjadi:
1. Bidang usaha yang masih jarang atau belum ada yang memulai.
Beberapa dari anda mungkin ragu bila ingin memulai bidang usaha yang belum ada atau
masih jarang dilakukan. Tapi itu bukan berarti anda tidak akan sukses dengan bidang
usaha jenis ini.
2. Bidang usaha yang sudah banyak dilakukan
Bisa juga anda memulai bidang usaha yang sudah banyak dilakukan. Kalau tadi banyak
orang ragu untuk memulai bidang usaha yang baru, tapi di lain pihak banyak juga orang
yang ragu untuk memulai bidang usaha yang sudah banyak dijalankan. Sebagai contoh,
banyak orang ragu untuk membuka usaha toko kelontong, karena di sekitarnya sudah
banyak yang melakukannya. Sebenarnya, biarpun usaha toko anda baru berdiri, tapi kalau
mempunyai kelebihan atau ciri khas dibanding pesaing anda, selalu ada peluang untuk
berhasil. Belum lagi faktor pelayanan yang baik, maka usaha anda walaupun sudah
banyak saingan yang lebih dulu berdiri tetap bisa berhasil.
2.6 Faktor penyebab gagal dalam melaksanakan usaha baru
1. Tidak kompeten dalam mengatur usaha.
2. Kurang pengalaman. Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan dalam
menvisualisasikan usaha, pengkoordinaskan, pengelolaan SDM dan kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Lokasi yang kurang strategis
4. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha yang menyebabkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal.
5. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu
2.7 Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mundur dari kewirausahaan:
1. Pendapatan yang tidak menentu
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. ( Meredith, 2002 )
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek kewirausahaan ini dilaksanakan pada hari rabu, 24 April 2013 bertempat di
sekitar Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Bengkulu tepat di hari Wisuda Mahasiswa UNIB.
3.2 Alat dan bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam proses penjualan ini berupa meja, terpal, termasuk dalam
alat dalam pembuatan produk seperti termos es, nampan, toples, baskom.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk es timun yang berbahan dasar
timun, pembuatan puding dan pembuatan bakwan tahu.
3.3 Metode
Produk yang telah siap saji akan langsung dipasarkan. Pada praktek kewirausahaan kali
ini kami membuka stand di sekitar GSG. Selain kami berjaga di stand, kami juga mendatangi
konsumen langsung dengan menjajakkan produk kami keliling supaya produk yang kami
tawarkan banyak terjual.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Modal awal : Rp. 107.500
Modal Puding = Rp. 11.500
Modal Bakwan Tahu = Rp. 59.500
Modal Es Timun = Rp.34.500
NAMA BAHAN HARGA
GULA PASIR ½ KG Rp. 6.500
Sirup marjan 1 botol 600 gr Rp. 20.000
Puding 1 kotak Rp. 9.500
Tepung ½ kg Rp. 3000
Tahu 500 gr Rp.5000
Wortel Rp.1000
Kol Rp.1000
Minyak goreng Rp.9000
Batu es Rp.5000
Cup es Rp.7.500
Pipet Rp.4000
Plastik puding Rp.4000
Plastik gorengan Rp. 2.500
Nata de coco Rp.10.000
Timun Rp.6000
Selasih Rp.4000
JUMLAH Rp.107.500
Hasil penjualan
PUDING = 16 potong
Harga = Rp. 1000/potong
Laku terjual = SEMUA
Nominal = Rp. 16.000
BAKWAN TAHU = 20 potong
Harga = Rp.1000/potong
Laku terjual = 11 potong
Nominal = Rp. 11.000
Sisa = 9 potong
ES TIMUN
= 5 buah cup seharga rp.5000 = Rp. 25000
6 buah cup seharga rp.4000 = Rp. 24.000
5 buah cup seharga rp.3000 = Rp. 15.000
5 buah cup seharga rp.2000 = Rp 10.000
TOTAL HASIL PENJUALAN = Rp. 102.000
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktek KWU yang kami lakukan pada saat wisuda yaitu berjualan
bermacam-macam makanan berupa es timun , puding dan bakwan tahu , kami mendapatkan
berbagai pengetahuan yang didapat langsung dari pengalaman sendiri dari berjualan tersebut.
Membaca pasar merupakan hal yang sangat penting , kita harus tau dan paham target penjualan
kita apabila kita tidak bisa membaca pasar barang dagangan yang kita jual tidak akan laku sesuai
yang kita targetkan . Dalam pemilihan bahan harus tepat dan sesuai dari segi harga , harga bahan
yang terlalu mahal mengakibatkan kita tidak mendapatkan keuntungan dari penjualan . Pada saat
penjualan ketika wisuda harga yang terlalu mahal tidak banyak diminat sehingga harga awal
yang dipatok harus diturunkan . Dari penjualan yang kami lakukan modal Rp. 111.000 dan uang
yang kembali kami dapatkan Rp. 102.000 , jadi kami mengalami kerugian sekitar 9000 . Adapun
dari pengalaman kami berjualan kerugian dikarenakan harga bahan yang terlalu mahal .
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktek kewirausahaan yang telah dilaksanakan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam berwirausaha ternyata tidak sembarangan, harus memiliki kemampuan
yang ahli dibidang pemasaran supaya produk yang dihasilkan tersebut terjual
dipasaran.
2. Dari praktek yang telah dilakukan ternyata dalam penjualan tersebut mendapat
kerugian.
Daftar Pustaka
Alma, Buchari, 2005. Kewirausahaan. Bandung:Alfabeta
Brandt, S.C. 1995, Entrepreneurship, Sepuluh Tahapan Menjadi Wiraswastawan Tangguh.
Semarang: Dahara Prize
Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Jakarta:
Salemba Empat
Zimmerer, W. Thomas, and N.M Scarborough, 2002. Pengantar Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Prehallindo
Bangs, D. H. 1995. Pedoman Perencanaan Usaha (The Business Planning Guide). Jakarta:
Erlangga.
Carlin, Thomas W.1990. Bagaimana Menjadi Usahawan Yang Berhasil (Modern Business). SI :
Pustaka Jaya.
Meredith, Geoffrey. G, 2002. Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta: PPM