Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

28
LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN “MEMBUAT SUATU PRODUK DAN MELAKUKAN PEMASARAN” DOSEN PEMBIMBING Dra. Hj. Steffani Nurliana, M.S OLEH : KELOMPOK 2 : Cally Piramida (F1D010016) Dian Syafitri (F1D010014) Lastrianah (F1D009028) Octomi Davi Syaputra (F1D010024) Rizki Rianti (F1D010022) PROGAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transcript of Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

Page 1: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN

“MEMBUAT SUATU PRODUK DAN MELAKUKAN PEMASARAN”

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Hj. Steffani Nurliana, M.S

OLEH :

KELOMPOK 2 :

Cally Piramida (F1D010016)

Dian Syafitri (F1D010014)

Lastrianah (F1D009028)

Octomi Davi Syaputra (F1D010024)

Rizki Rianti (F1D010022)

PROGAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2013

Page 2: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah wirausaha diperkenalkan oleh Prof. Dr. Suparman Sumahamijaya pada tahun

1975 dengan menjabarkan dalam istilah aslinya yaitu entrepreneur, dalam arti mereka yang

memulai usaha baru., menanggung segala resiko, dan mendapatkan keuntungan.

Kata “Wirausaha” merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris entrepreneur, yang

artinya adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai

kesempatan peluang bisnis. J. B. Say menggambarkan pengusaha sebagai orang yang mampu

memindahkan sumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas

tinggi karena mampu menghasilkan produk yang lebih banyak.

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi (asal usul

kata ). Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, gagah berani, berjiwa besar,

dan berwatak agung. Usaha, artinya perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha

adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber

daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil tindakan yang

tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya. Wirausaha ini bukan faktor keturunan atau

bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan.

Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu

para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan

produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang

Page 3: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

wirausaha yang soft skill yang artinya  adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil,

tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik

kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a.

karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.

Untuk memulai usahanya, dimana para wirausahawan harus memiliki strategi pemasaran.

Meskipun dalam mengembangkan usahanya hanya mempunyai modal terbatas, maka  perlu :

Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Pengembangan Usaha, sbb;

Pertama kalinya adalah jeli melihat pasar.

Dalam hal ini, kebanyakan konsumen lebih memilih dan membeli produk yang tengah

tren meskipun dalam kualitas produknya nomor 2 daripada kualitas produk nomor 1 tapi

produknya ketinggalan jaman (dalam bidang garmen/usaha pakaian). Seandainya dalam bidang

makanan, konsumen lebih membeli produk yang mempunyai kualitas, mutu, dan bergizi serta

rasa yang enak.

Langkah kedua adalah menjalin komunikasi dengan orang lain

Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan mata-mata dalam menjalankan

usaha, tentunya mata-mata dalam ati positif yaitu orang yang bertugas mengumpulkan informasi

untuk mendukung kemajuan usahanya. Memperluas jaringan komunikasi sangatlah penting

selain mempermudah mendapatkan informasi juga dapat memperluas daerah pemasaran.

Langkah ketiga yakni, berani berinvestasi

Page 4: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk berani

menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi ataupun berusaha

mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya pertanggungjawaban untuk

melunasinya.

Langkah keempat adalah focus dalam usahanya

Kelemahan dari para wirausahawan selama ini  adalah tidak mampu mengelola

kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang tidak terkendali. Sebagai

contoh, beberapa pengusaha garmen tergiur keuntungan sesaat dari bisnis valas  saat krisis

moneter 1998, akhirnya mereka mencoba berbisnis valas sedangkan bisnis garmennya

terbengkalai. Sementara bisnis valasnya merugi akibat ketiadaan pengalaman bisnis financial,

maka pengusaha tersebut gulung tikar.

Langkah kelima  adalah promosi

Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan. Sehingga

konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Para wirausahawan dapat

mengambil alternatifnya yakni, dengan mengikuti bazaar, karena bazaar adalah sarana promosi

yang murah dan dapat dijadikan momen untuk mengambil keuntungan. Setelah itu baru

mempersiapkan brosur ataupun spanduk.

Untuk langkah keenam  adalah pemasaran yang dilakukan para wirausahawan

Dapat memilih tempat yang strategis. Dan dalam hal memproduksi barang dan penamaan

tempat (toko) perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan suatu barang, maka kemungkinan

Page 5: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan

besar, dalam hal ini juga dapat memberikan nilai tambah didalam penjualan produk atapun

memberikan nilai diskon apabila pembelian banyak.

Langkah Ketujuh adalah Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis

Yakni dengan jalan Waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi wholesale.

( Carlin, 1990 )

1.2 Tujuan

Untuk mengasah bakat dan kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha.

Untuk mengetahui apakah produk yang dipasarkan mendapat untung atau rugi.

Page 6: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan

baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan

perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan

utama.

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani

mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil

resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas

sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Suryana, 2003).

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik

berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi

baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934),

ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan

mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi.

Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Richard Cantillon (1775)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang

wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan

datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana

seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.

2. Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan

menemukan nilai dari produksinya.

3. Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini

menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika

pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial

mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

Page 7: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

4. Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan

di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.

Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk

(1) Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,

(2) Memperkenalkan metoda produksi baru,

(3) Membuka pasar yang baru (new market),

(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau

(5) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan

wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta

mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

5. Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system

ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau

melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi

dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

7. Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship

Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,

mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide

inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses

tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

8. Peter F. Drucker

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang

memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau

mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

9. Zimmerer

Page 8: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam

memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa

kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang

muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau

kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko

atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.

Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor

produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan

perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan

manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak

digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi

kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi

manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bias bersifat

sementara atau kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda

nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial,

psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan

pribadi.

Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak

awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama

dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada

kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha

kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya.

Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak

pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan

kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para

pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari

pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan

kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang

Page 9: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta

yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok

individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial

(FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama

pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan

menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun

personal, sosial, dan profesional (Alma, 2005)

2.2 Ciri dan Watak Wirausaha

A. Ciri-ciri dan watak kewirausahaan

Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimise

Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,

ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik

dan inisiatif

Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka

tantangan

Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain,

menanggapi saran-saran dan kritik

Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif Dalam konteks bisnis,

seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang menyebabkan

munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.

B. Karakteristik tipikal entrepreneur (Zimmerer, 2002.) :

1. Lokus pengendalian internal

2. Tingkat energi tinggi

3. Kebutuhan tinggi akan prestasi

4. Toleransi terhadap ambiguitas

5. Kepercayaan diri

6. Berorientasi pada action

C. Karakteristik Wirausahawan

1. Keinginan untuk berprestasi

Page 10: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

2. Keinginan untuk bertanggung jawab

3. Preferensi kepada resiko menengah

4. Persepsi kepada kemungkian berhasil

5. Rangsangan untuk umpan balik

6. Aktivitas Energik

7. Orientasi ke masa depan

8. Ketrampilan dalam pengorganisasian

9. Sikap terhadap uang

D. Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi

kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

1. Kemampuan inovatif

2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)

3. Keinginan untuk berprestasi

4. Kemampuan perencanaan realistis

5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan

6. Obyektivitas

7. Tanggung jawab pribadi

8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility)

9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator

10. Tingkat komitmen tinggi (survival)

2.3 Jenis Kewirausahaan

1. Innovating Entrepreneurship

Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi

atraktif

2. Imitative Entrepreneurship

Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur

3. Fabian Entrepreneurship

Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan

peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut,

mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.

Page 11: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

4. Drone Entrepreneurship

Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan

perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan

mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di banyak negara berkembang masih

terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship,

dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Bangs,

1995).

2.4 Proses Kewirausahaan

Tahap-tahap Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :

a) Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala

sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah

membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha

yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.

b) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan"

Tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan

usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan

yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan

melakukan evaluasi.

c) Mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis

perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi

d) Mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan

atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut :

1. proses inovasi

2. proses pemicu

3. proses pelaksanaan

Page 12: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

4. proses pertumbuhan

Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang

perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :

a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan

b. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana

c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan

d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha

e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki

f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC)

g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

2.5 Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil

a) Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah

dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh

pengusaha tersebut

b) Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya

menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai

pelopor dalam berbagai kegiatan.

c) Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih

baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta

kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang

dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.

d) Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha

kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

e) Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ

dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.

Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya

untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang

tidak dapat diselesaikan.

Page 13: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

f) Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun

yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material,

tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

g) Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus

ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk

segera ditepati dana direalisasikan.

h) Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang

berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang

perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta

masyarakat luas.

Umumnya peluang usaha yang berkembang di tengah masyarakat meliputi bidang

produksi barang, industri pemgolahan bahan baku menjadi setengah jadi atau industry

pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi, jasa seperti jasa pendidikan, usaha perdagangan,

adanya ragam usaha di harapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk memulai suatu

kegiatan kewirausahaan.

Peluang Usaha seperti yang kita ketahui adalah ide awal dalam memulai usaha, kita harus

jeli dalam menjalankan usaha, maka kesuksesan akan cepat menghampiri kita,namun keajaiban

ini tak sebegitu mudah untuk didapatkan harus ada sebuah dasar yang kuat untuk

mendapatkannya yaitu kerja keras. Langkah awal untuk menjalankan hal diatas adalah dengan

tindakan aksi yang kongkrit dimana segala sesuatu dilandasi oleh pengetahuan yang cukup agar

tak salah dalam menjalankkannya hal ini dapat baca di kredimart . Peluang usaha akan lebih

efektif dijalankan pada saat sebuah keyakinan dan totalitas dalam menjalankan terasa kuat dihati.

Resiko berbisnis bisa dikurangi jika anda benar-benar cermat dalam memilih bidang usaha.

Pada prinsipnya, semua bidang usaha tersebut bisa dibagi menjadi:

1. Bidang usaha yang masih jarang atau belum ada yang memulai.

Beberapa dari anda mungkin ragu bila ingin memulai bidang usaha yang belum ada atau

masih jarang dilakukan. Tapi itu bukan berarti anda tidak akan sukses dengan bidang

usaha jenis ini.

2. Bidang usaha yang sudah banyak dilakukan

Page 14: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

Bisa juga anda memulai bidang usaha yang sudah banyak dilakukan. Kalau tadi banyak

orang ragu untuk memulai bidang usaha yang baru, tapi di lain pihak banyak juga orang

yang ragu untuk memulai bidang usaha yang sudah banyak dijalankan. Sebagai contoh,

banyak orang ragu untuk membuka usaha toko kelontong, karena di sekitarnya sudah

banyak yang melakukannya. Sebenarnya, biarpun usaha toko anda baru berdiri, tapi kalau

mempunyai kelebihan atau ciri khas dibanding pesaing anda, selalu ada peluang untuk

berhasil. Belum lagi faktor pelayanan yang baik, maka usaha anda walaupun sudah

banyak saingan yang lebih dulu berdiri tetap bisa berhasil.

2.6 Faktor penyebab gagal dalam  melaksanakan usaha baru

1. Tidak kompeten dalam mengatur usaha.

2. Kurang pengalaman. Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan dalam

menvisualisasikan usaha, pengkoordinaskan, pengelolaan SDM dan kemampuan

mengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Lokasi yang kurang strategis

4. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha yang menyebabkan usaha yang

dilakukan menjadi labil dan gagal.

5. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan

perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu

2.7 Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mundur dari kewirausahaan:

1. Pendapatan yang tidak menentu

2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi.

3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. ( Meredith, 2002 )

Page 15: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktek kewirausahaan ini dilaksanakan pada hari rabu, 24 April 2013 bertempat di

sekitar Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Bengkulu tepat di hari Wisuda Mahasiswa UNIB.

3.2 Alat dan bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam proses penjualan ini berupa meja, terpal, termasuk dalam

alat dalam pembuatan produk seperti termos es, nampan, toples, baskom.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk es timun yang berbahan dasar

timun, pembuatan puding dan pembuatan bakwan tahu.

3.3 Metode

Produk yang telah siap saji akan langsung dipasarkan. Pada praktek kewirausahaan kali

ini kami membuka stand di sekitar GSG. Selain kami berjaga di stand, kami juga mendatangi

konsumen langsung dengan menjajakkan produk kami keliling supaya produk yang kami

tawarkan banyak terjual.

Page 16: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Modal awal : Rp. 107.500

Modal Puding = Rp. 11.500

Modal Bakwan Tahu = Rp. 59.500

Modal Es Timun = Rp.34.500

NAMA BAHAN HARGA

GULA PASIR ½ KG Rp. 6.500

Sirup marjan 1 botol 600 gr Rp. 20.000

Puding 1 kotak Rp. 9.500

Tepung ½ kg Rp. 3000

Tahu 500 gr Rp.5000

Wortel Rp.1000

Kol Rp.1000

Minyak goreng Rp.9000

Batu es Rp.5000

Cup es Rp.7.500

Pipet Rp.4000

Plastik puding Rp.4000

Plastik gorengan Rp. 2.500

Nata de coco Rp.10.000

Timun Rp.6000

Selasih Rp.4000

JUMLAH Rp.107.500

Hasil penjualan

Page 17: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

PUDING = 16 potong

Harga = Rp. 1000/potong

Laku terjual = SEMUA

Nominal = Rp. 16.000

BAKWAN TAHU = 20 potong

Harga = Rp.1000/potong

Laku terjual = 11 potong

Nominal = Rp. 11.000

Sisa = 9 potong

ES TIMUN

= 5 buah cup seharga rp.5000 = Rp. 25000

6 buah cup seharga rp.4000 = Rp. 24.000

5 buah cup seharga rp.3000 = Rp. 15.000

5 buah cup seharga rp.2000 = Rp 10.000

TOTAL HASIL PENJUALAN = Rp. 102.000

4.2 Pembahasan

Page 18: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

Berdasarkan praktek KWU yang kami lakukan pada saat wisuda yaitu berjualan

bermacam-macam makanan berupa es timun , puding dan bakwan tahu , kami mendapatkan

berbagai pengetahuan yang didapat langsung dari pengalaman sendiri dari berjualan tersebut.

Membaca pasar merupakan hal yang sangat penting , kita harus tau dan paham target penjualan

kita apabila kita tidak bisa membaca pasar barang dagangan yang kita jual tidak akan laku sesuai

yang kita targetkan . Dalam pemilihan bahan harus tepat dan sesuai dari segi harga , harga bahan

yang terlalu mahal mengakibatkan kita tidak mendapatkan keuntungan dari penjualan . Pada saat

penjualan ketika wisuda harga yang terlalu mahal tidak banyak diminat sehingga harga awal

yang dipatok harus diturunkan . Dari penjualan yang kami lakukan modal Rp. 111.000 dan uang

yang kembali kami dapatkan Rp. 102.000 , jadi kami mengalami kerugian sekitar 9000 . Adapun

dari pengalaman kami berjualan kerugian dikarenakan harga bahan yang terlalu mahal .

BAB V

Page 19: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

KESIMPULAN

Dari praktek kewirausahaan yang telah dilaksanakan tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Dalam berwirausaha ternyata tidak sembarangan, harus memiliki kemampuan

yang ahli dibidang pemasaran supaya produk yang dihasilkan tersebut terjual

dipasaran.

2. Dari praktek yang telah dilakukan ternyata dalam penjualan tersebut mendapat

kerugian.

Daftar Pustaka

Page 20: Laporan Praktikum Kewirausahaan Cly

Alma, Buchari, 2005. Kewirausahaan. Bandung:Alfabeta

Brandt, S.C. 1995, Entrepreneurship, Sepuluh Tahapan Menjadi Wiraswastawan Tangguh.

Semarang: Dahara Prize

Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Jakarta:

Salemba Empat

Zimmerer, W. Thomas, and N.M Scarborough, 2002. Pengantar Kewirausahaan dan

Manajemen Bisnis Kecil (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Prehallindo

Bangs, D. H. 1995. Pedoman Perencanaan Usaha (The Business Planning Guide). Jakarta:

Erlangga.

Carlin, Thomas W.1990. Bagaimana Menjadi Usahawan Yang Berhasil (Modern Business). SI :

Pustaka Jaya.

Meredith, Geoffrey. G, 2002. Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta: PPM