Laporan Praktikum Kesling - Lalat

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat merupakan hewan yang banyak dijumpai baik di perumahan, tempat makan, tempat umum, dan hampir dapat di temukan di semua tempat. Indonesia hanya memiliki dua musim dan merupakan daerah tropis sehingga memungkinkan lalat untuk dapat berkembangbiak dengan baik. Perhitungan kepadatan lalat pada suatu tempat merupakan hal yang penting karena lalat sebagai salah satu indikator sebuah tempat bersih atau tidak. Selain itu juga keberadaan lalat sebagai pembawa dan penyebar penyakit pada manusia, melalui penularan secara mekanis menyebabkan myasis sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung penyediaan tempat perkembangbiakannya. Lalat dapat mengancam kesehatan manusia yaitu dengan cara memindahkan penyakit dan lalatlah sebagai perantara penyakit tersebut. Aktivitas lalat dimana kegiatannya terbang dan hinggap diberbagai tempat, termasuk ke tempat-tempat yang kotor dan membawa patogen dari tempat tersebut, hinggap di makanan manusia (penyebaran mekanis). Penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat beberapa diantaranya

description

...

Transcript of Laporan Praktikum Kesling - Lalat

Page 1: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lalat merupakan hewan yang banyak dijumpai baik di perumahan,

tempat makan, tempat umum, dan hampir dapat di temukan di semua tempat.

Indonesia hanya memiliki dua musim dan merupakan daerah tropis sehingga

memungkinkan lalat untuk dapat berkembangbiak dengan baik. Perhitungan

kepadatan lalat pada suatu tempat merupakan hal yang penting karena lalat

sebagai salah satu indikator sebuah tempat bersih atau tidak. Selain itu juga

keberadaan lalat sebagai pembawa dan penyebar penyakit pada manusia,

melalui penularan secara mekanis menyebabkan myasis sangat dipengaruhi

oleh lingkungan yang mendukung penyediaan tempat perkembangbiakannya.

Lalat dapat mengancam kesehatan manusia yaitu dengan cara

memindahkan penyakit dan lalatlah sebagai perantara penyakit tersebut.

Aktivitas lalat dimana kegiatannya terbang dan hinggap diberbagai tempat,

termasuk ke tempat-tempat yang kotor dan membawa patogen dari tempat

tersebut, hinggap di makanan manusia (penyebaran mekanis). Penyakit yang

dapat ditularkan oleh lalat beberapa diantaranya adalah jenis food/waterborne

seperti Vibrio Cholera, Salmonella Thyphosa, dan Shygella Dysentriae.

Kepadatan lalat disuatu tempat perlu diketahui untuk menentukan apakah

daerah tersebut potensial untuk terjadinya fly borne diseases atau tidak.

Metode pengukuran kepadatan lalat yang populer dan sederhana adalah

dengan menggunakan alat flygrill. Prinsip kerja dari alat ini didasarkan pada

sifat lalat yang menyukai hinggap pada permukaan benda yang bersudut

tajam vertikal. Lokasi yang perlu dilakukan pengukuran kepadatan lalat,

utamanya adalah perumahan, rumah makan dan tempat pembuangan sampah,

tempat ternak.

Upaya untuk menurunkan populasi lalat adalah sangat penting,

mengingat dampak yang ditimbulkan yaitu sebagai vektor pembawa penyakit.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut maka pentingnya

Page 2: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

dilakukan praktikum kesehatan lingkungan untuk pengukuran kepadatan lalat

di suatu tempat sehingga dapat dilakukan tindakan untuk mencegah

perkembangbiakan lalat yang pesat dan dapat mencegah terjadinya penyakit

yang dibawa oleh lalat. Dimana dalam praktikum ini digunakan alat yang

sederhana untuk mengukur kepadatan lalat yaitu Flygrill.

B. Tujuan Praktikum

1. Agar mahasiswa mampu menggunakan alat untuk mengukur kepadatan

lalat yaitu Flygrill.

2. Agar mahasiswa mengetahui populasi kepadatan lalat di suatu wilayah

tertentu.

3. Agar mahasiswa mampu mengetahui cara pengendalian lalat.

Page 3: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Lalat

Lalat termasuk insekta ordo Diptera yang ditandai sepasang sayap. Lalat

ini berkembang biak dengan metamorfhosis sempurna, yaitu dimulai dari

telur, larva, pupa dan imago. Musca demostica (lalat rumah) bertelur antara

100-150 butir. Telur – telur ini menetas menjadi larva kira – kira dalam waktu

24 jam dan makanannya adalah bahan – bahan yang dapat membusuk, dan

keadaan dalam bentuk larva berlangsung antara 3 – 7 hari. Larva yang matur

pindah ketempat yang sejuk dan kering serta membentuk pupa inaktif, bentuk

pupa ini memerlukan waktu antara 3 sampai beberapa hari. Sayapnya tidak

terlipat lagi dan kulitnya berchitin dn keras dan tergantung pada suhu dan

iklim, lalat rumah dapat hidup dalam jaringan hidup manusia dan

menyebabkan penyakit myasis.

B. Biologi Lalat

Lalat termasuk insekta ordo Diptera yang ditandai sepasang sayap. Lalat

ini berkembang biak dengan metamorfhosis sempurna, yaitu dimulai dari

telur, larva, pupa/kepompong dan imago/dewasa.

1. Siklus Hidup Lalat

Musca demostica (lalat rumah) bertelur antara 100-150 butir dan

telurnya berwarna putih dengan ukuran ±1 mm panjangnya. Kira-kira

dalam waktu 24 jam, telur-telur ini menetas menjadi larva (berwarna

putih kekuningan dengan panjang 12-13 mm) pada suhu rendah (dibawah

12-13º C) dan makanannya adalah bahan-bahan yang dapat membusuk.

dan keadaan dalam bentuk larva berlangsung antara 3-7 hari.

Akhir dari phase larva ini pindah ketempat yang sejuk dan kering

serta membentuk pupa/kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya

sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim

panas 3-7 hari pada temperatur 30-35º C. Bentuk pupa ini memerlukan

Page 4: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

waktu antara 3 sampai beberapa hari. Kemudian akan keluar lalat muda

dan sudah dapat terbang antara 450-900 m, Siklus hidup dari telur hingga

menjadi lalat dewasa 6-20 hari.

Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4

garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian

sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina

dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3

minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan.

Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat

akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.

Lalat rumah mempunyai jarak terbang kira-kira sampai 1 mil. Lalat

rumah ini dapat menularkan penyakit-penyakit seperti: Kolera, Thypus,

Disentri, Parathypus, Conjunctivitis, Trachoma dan Poliomyelitis.

Sedangkan lalat kandang (stomoxis calcitrans) adalah contoh lalat yang

menusuk dan mengisap. Lalat demikian termasuk family tabanidae dan

dapat menularkan penyakit seperti: Tulameria dan Anthrax.

2. Makanan

Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga

sore hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari

seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan, darah

serta bangkai binatang. Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya

makan dalam bentuk cairan, makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya

terlebih dahulu baru dihisap air merupakan hal yang penting dalam

hidupnya. Tanpa air, lalat hanya hidup 48 jam saja. Lalat makan paling

sedikit 2-3 kali sehari.

3. Tempat Perindukan

Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti sampah

basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang

menumpuk secara kumulatif (dikandang).

a. Kotoran hewan

b. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan

Page 5: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

c. Kotoran organik

d. Air kotor

4. Ekologi Lalat Dewasa

Dengan memahami ekologi lalat kita dapat menjelaskan peranan

lalat sebagai penyebab penyakit. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan

selalu berkelompok. Pada malam hari biasanya istirahat walaupun

mereka dapat beradaptasi dengan cahaya lampu yang lebih terang.

a. Tempat peristirahatan

Pada Waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang

membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting

untuk mengenal tempat lalat istirahat. Pada siang hari lalat tidak

makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit, rumput-

rumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang

berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung

dari angin dan matahari yang terik. Didalam rumah, lalat istirahat

pada pinggiran tempat makanan, kawat listik dan tidak aktif pada

malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak

lebih dari 5 (lima) meter.

b. Fluktuasi jumlah lalat

Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu

menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif

dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung

sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban jumlah lalat akan

meningkat jumlahnya pada temperatur 20º-25º C dan akan berkurang

jumlahnya pada temperatur < 10º C atau > 49º C serta kelembaban

yang optimum 90 %.

c. Perilaku dan perkembangbiakan

Pada siang hari lalat bergerombol atau berkumpul dan

berkembang biak disekitar sumber makanannya. Penyebaran lalat

sangat dipengaruhi oleh cahaya, temperatur, kelembaban. Untuk

istirahat lalat memerlukan suhu sekitar 35º-40ºC, kelembaban 90%.

Page 6: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.

C. Jenis-Jenis Lalat

1. Lalat Rumah = Musca domestica

Lalat jenis ini merupakan yang paling banyak terdapat di antara

jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi

mekanis dari berbagai bibit penyakit disertai jumlahnya yang banyak dan

hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka jenis

lalat musca domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau

dari sudut kesehatan manusia. Dalam waktu 4-20 hari setelah muncul

dari stadium larva, lalat betina sudah bisa mulai bertelur. Telur-telur

putih, berbentuk oval dengan ukuran panjang ± 1 mm. Setiap kali

bertelur diletakkan 75-150 telur. Seekor lalat biasanya diletakkan dalam

retak-retak dari medium pembiakan pada bagian-bagian yang tidak

terkena sinar matahari.

Pada suhu panas telur-telur ini menetas dalam waktu 12-24 jam dan

larva-larva yang muncul masuk lebih jauh ke dalam medium sambil

memakannya. Setelah 3-24 hari, biasanya 4-7 hari, larva-larva itu

berubah menjadi pupa. Larva-larva akan mati pada suhu yang terlalu

panas. Suhu yang disukai ± 30-3500C, tetapi pada waktu akan menjadi

pupa mereka mencari tempat-tempat yang lebih dingin dan lebih kering.

Pupa berbentuk lonjong ± 7 mm panjang, dan berwarna merah coklat tua.

Biasanya pupa terdapat pada pinggir medium yang kering atau didalam

tanah. Stadium pupa berlangsung 4-5 hari, bisa juga 3 hari pada suhu

350C atau beberapa minggu pada suhu rendah. Lalat dewasa keluar dari

pupa, kalau perlu menembus keluar dari tanah, kemudian jalan-jalan

sampai sayap-sayapnya berkembang, mengering dan mengeras. Ini

terjadi dalam waktu 1 jam pada suhu panas sampai 15 jam untuk ia bisa

terbang. Lalat dewasa bisa kawin setiap saat setelah ia bisa terbang dan

bertelur dalam waktu 4-20 hari setelah keluar dari pupa. Jangka waktu

minimum untuk satu siklus hidup lengkap 8 hari pada kondisi yang

Page 7: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

menguntungkan. Lalat rumah bisa membiak disetiap medium yang terdiri

dari zat organik yang lembab dan hangat dapat memberi makan pada

larva-larvanya.

Medium pembiakan yang disukai ialah kotoran kuda, kotoran babi

dan kotoran burung. Yang kurang disukai ialah kotoran sapi. Lalat rumah

juga membiak di excreta manusia yang terdapat di kakus atau tempat-

tempat lain, dan karena excreta manusia ini juga mengandung organisme

patogen maka ia merupakan medium pembiakan yang paling berbahaya.

Juga sludge dari air kotor yang digesti sempurna bisa menjadi medium

pembiakan lalat rumah. Di samping itu sampah yang ditumpuk di tempat

terbuka karena mengandung zat-zat organic merupakan medium

pembiakan lalat rumah yang penting. Lalat rumah bisa terbang jauh dan

bisa mencapai jarak 15 km dalam waktu 24 jam. Sebagian terbesar tetap

berada dalam jarak 1,5 km di sekitar tempat pembiakannya, tetapi

beberapa bisa sampai sejauh 50 km. Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada

musim panas dan lebih lama pada musim dingin, mereka paling aktif

pada suhu 32,50C dan akan mati pada suhu 450C. Mereka melampaui

musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang

biak di tempat-tempat yang relatif terlindung seperti kandang ternak dan

gudang-gudang.

2. Lalat rumah kecil (jenis Fannia)

Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat rumah biasa, tetapi ukuran

mereka jauh lebih kecil. Mereka membiak di kotoran manusia dan hewan

dan juga di bagian-bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di

tumpukan rumput yang membusuk. Lalat kandang yang menggigit (=

biting stable fly) = stomaxys caleitrans. Mereka menyerupai lalat rumah

biasa, tetapi meraka mempunyai kebiasaan untuk menggigit. Tempat

pembiakan hanya di tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus

hidupnya 21-25 hari. Jenis lalat ini tidak penting untuk tranmisi penyakit

manusia tetapi mereka bisa memindahkan penyakit-penyakit pada

binatang.

Page 8: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

3. Bottle flies dan Blow flies

Jenis-jenis ini meletakkan telur-telur mereka pada daging. (Dalam

hubungan ini mereka dikatakan mem ”bottle” atau ”blow” daging itu).

Jenis-jenis ini mencakup:

a. Black blowfly (jenis Phormia)

b. Green dan bonze bottle flies (jenis phaenicia dsb)

c. Blue bottle flies (jenis Cynomyopsis dan Calliphora)

Jenis-jenis lalat ini lebih jarang masuk dalam rumah-rumah dan

restoran-restoran daripada lalat rumah biasa, karena itu mereka dianggap

tidak terlalu penting sebagai vektor penyakit manusia. Mereka biasanya

membiak di bahan binatang yang membusuk, tetapi mereka juga bisa

bertelur di tumbuhan-tumbuhan segar dan membusuk kalau tidak ada

daging binatang. Siklus hidup jenis-jenis lalat ini sangat menyerupai

siklus hidup lalat rumah biasa. Mereka juga dapat terbang jauh. Larva

dari banyak jenis-jenis lalat ini menyebabkan myasis pada binatang dan

manusia.

4. Lalat daging (Genus Sarcophaga)

Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya

pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik meraka pada

ujung badan mereka. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam

daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang.

Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang

masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka

tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka

bisa menyebabkan myiasis pada manusia.

D. Pola Penyebaran Lalat

1. Pola Distribusi

Musca domestica dan Chrysomya megachepala adalah lalat yang

tersebar secara cosmopolitan dan bersifat sinantropik yang artinya lalat

ini mempunyai hubungan ketergantungan yang tinggi dengan manusia

Page 9: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat sebagian besar ada pada

makanan manusia. Lalat lebih aktif pada tempat yang terlindung dari

cahaya daripada tempat yang langsung terkena cahaya matahari.

Penyebaran yang luas dari kedua jenis lalat ini dimungkinkan karena

daya adaptasinya yang tinggi. Kepadatan lalat disuatu daerah, sangat

dipengaruhi oleh: tempat perindukan, cahaya matahari, temperatur dan

kelembaban. Kepadatan lalat akan tinggi jika temperatur antara 20-25º C.

Populasi menurun apabila temperatur > 450C dan < 100C. Pada

temperatur yang sangat rendah, lalat tetap hidup dalam kondisi dorman

pada stadium dewasa atau pupa. Kebiasaan dan distribusi lalat pada

Siang hari akan berada disekitar tempat makan dan tempat perindukan di

mana juga terjadi perkawinan dan istirahat.

Penyebaran dipengaruhi oleh reaksinya terhadap cahaya, temperatur,

kelembaban, textur dan warna permukaan yang disenangi untuk istirahat.

Aktivitas lalat: bertelur, berkawin, makan dan terbang, terhenti pada

temperature di bawah 15oC. Lalat umumnya aktif pada kelembaban udara

yang rendah. Pada temperatur di atas 20oC lalat akan berada di luar

rumah, di tempat yang ternaung dekat dengan udara bebas. Pada waktu

tidak makan lalat akan istirahat pada permukaan horisontal atau pada

kabel yang membentang atau tempat-tempat yang vertikal dan pada atap

di dalam rumah khususnya malam hari.

2. Ketahanan Hidup

Tergantung pada musim dan temperatur: Lalat dewasa hidup 2-4

minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin yaitu bisa

mencapai 3 bulan. Mereka paling aktif pada suhu 32,50C dan akan mati

pada suhu 450C. Lalat melampaui musim dingin (over wintering) sebagai

lalat dewasa, dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif

terlindung seperti kandang ternak dan gudang-gudang. Pada stadium telur

biasanya tidak tahan terhadap suhu yang ekstrim dan akan mati bila

berada dibawah 50C dan di atas 400C. Lamanya tahap instar larva sangat

tergantung pada suhu dan kelembaban lingkungan. Pada suhu -20C larva

Page 10: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

dapat bertahan beberapa hari , di bawah suhu 100C larva tidak dapat

berkembang menjadi pupa.

E. Pengukuran Kepadatan Populasi Lalat

Kepadatan populasi lalat dapat di ukur dengan fly grill. Tehnik ini di

kembangkan oleh schudder, terdiri atas kisi – kisi yang tersusun olh 24 bilah

kayu dengan panjang masing – masing 36 inci, lebar 3/4 inci dan tebal 1/4 inci,

dijajar dengan jarak masing – masing bilah 3/4 inci pada sebuah kerangka

berbentuk huruf z. fly grill yang lebih kecil berukuran 18 inci telah di

kembangkan untuk pengukuran lalat yang berkumpul dalam klaster ketika

istirahat dan makan.

Kepadatan lalat di hitung berdasarkan jumlah lalat yang hinggap pada

grill per satuan waktu, dan belum ada ketentuan mengenai kesatuan waktu ini.

Oleh karena alat ini hanya digunakan untuk mengukur kepadatan secara

kualitatif, misalnya untuk membandingkan kepadatan di suatu wilayah

tertentu dengan wilayah lain, maka satuan waktu bias ditentukan sendiri oleh

pengamat atau peneliti. Bentuk alat yang lain adalah perangkap lalat  (fly

trap), yang berbentuk sangkar silender yang terbuat dari kawat kasa yang

dilengkapi dengan pintu masuk tetapi ada untuk pintu keluar (invented cone

entrance). Di dalamnya di taruh umpan dari jeroan ayam, buah – buahan

busuk atau bahan-bahan yang berbau sejenisnya. Fly trap di gunakan untuk

pengukuran kualitatif.

F. Peran Lalat dalam Kesehatan Masyarakat dan Penyakit yang

disebabkan oleh Lalat

Peranan lalat dalam kesehatan masyarakat maupun hewan telah banyak

diketahui. Sehubungan dengan perilaku hidupnya yang suka di tempat-tempat

yang kotor yaitu tumpukan sampah, makanan, dan pada tinja, dari situlah lalat

membawa berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Lalat selain sangat

mengganggu juga ada yang berperan sebagai vector mekanik beberapa

penyakit.

Page 11: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

Lalat merupakan vektor penting dalam penyebaran penyakit pada

manusia dan juga kehidupan lalat yang tidak dapat dipisahkan dengan

kehidupan manusia. Di samping lalat sebagai vektor penyakit, lalat

merupakan binatang yang menjijikkan bagi kebanyakan orang. Karena

penularan penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan dari penderita

ke orang lain atau dari suatu bahan tercemar (makanan, minuman, dan air) ke

orang sehat dengan perantara menempelnya bagian tubuh lalat misalnya lewat

prombosis, tungkai, kaki dan badan lalat.

Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain virus, bakteri,

protozoa dan telur cacing yang menempel pada tubuh lalat dan ini tergantung

dari spesiesnya. Lalat Musca domestica dapat membawa telur cacing (Oxyrus

vermicularis, Tricuris trichiura, Cacing tambang, dan Ascaris lumbricoides),

protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia, dan Balantidium coli),

bakteri usus (Salmonella, Shigella dan Eschericia coli), Virus polio,

Treponema pertenue (penyebab frambusia), dan Mycobacterium tuberculosis.

Lalat domestica dapat bertindak sebagai vector penyakit typus, disentri,

kolera, dan penyakit kulit. Lalat Fannia dewasa dapat menularkan berbagai

jenis penyakit myasis (Gastric, Intestinal, Genitaurinary). Lalat Stomoxys

merupakan penyakit surra (disebabkan oleh Trypanosima evansi), anthraks,

tetanus, yellow fever, traumatic miasis dan enteric pseudomiasis (walaupun

jarang). Lalat hijau (paenicia dan chrysomya) dapat menularkan penyakit

myasis mata, tulang dan organ lain melalui luka. Lalat Sarcophaga dapat

menularkan penyakit myasis kulit, hidung, sinus, jaringan vagina dan usus.

G. Teknik Pengendalian Dan Pemberantasan Lalat

1. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan

Perbaikan Hygiene dan sanitasi lingkungan merupakan langkah awal

yang sangat penting dalam usaha menanggulangi berkembangnya

populasi lalat baik dalam lingkungan peternakan maupun pemukiman.

Selain murah dan sederhana juga efektif serta tidak menimbulkan efek-

efek samping yang membahayakan lingkungan.

Page 12: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

a. Mengurangi atau Menghilangkan Tempat Perindukan Lalat.

1) Kandang ternak

a) Kandang harus dapat dibersihkan.

b) Lantai kandang harus kedap air, dan dapat disiram setiap

hari.

c) Terdapat saluran air limbah yang baik.

2) Kandang ayam dan burung

a) Bila burung/ternak berada dalam kandang dan kotorannya

terkumpul disangkar, kandang perlu dilengkapi dengan

ventilasi yang cukup agar kandang tetap kering.

b) Kotoran burung/ternak dapat dikeluarkan dari sangkar dan

secara interval (disarankan setiap hari) dibersihkan

(DEPKES, 1992).

3) Timbunan kotoran ternak

4) Kotoran manusia

5) Sampah basah dan sampah organik

6) Tanah yang mengandung bahan organik.

b. Mengurangi Sumber yang Menarik Lalat

1) Menjaga kebersihan lingkungan.

2) Membuat saluran air limbah (SPAL)

3) Menutup tempat sampah

4) Industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat

dapat dipasang alat pembuang bau (Exhaust).

c. Mencegah Kontak antara Lalat dengan Kotoran yang Mengandung

Kuman Penyakit

Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia,

bangkai binatang, sampah basah, lumpur organik dan orang yang

sakit mata. Cara untuk mencegah kontak antara lalat dan kotoran

yang mengandung kuman, dapat dilakukan dengan:

1) Membuat konstruksi jamban yang memenuhi syarat, sehingga

lalat tidak bisa kontak dengan kotoran.

Page 13: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

2) Mencegah lalat kontak dengan orang yang sakit, tinja, kotoran

bayi, dan penderita sakit mata.

3) Mencegah agar lalat tidak masuk ke tempat sampah pemotongan

hewan dan bangkai binatang.

4) Melindungi makanan, peralatan makan, dan orang yang kontak

dengan lalat dengan :

a) Makanan dan peralatan makan yang digunakan harus anti

lalat.

b) Makanan disimpan di lemari makan

c) Membungkus makanan

d) Jendela dan tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa.

e) Pintu dipasang dengan sistem yang dapat menutup sendiri

f) Pintu masuk dilengkapi dengan gor anti lalat

g) Penggunaan kelambu atau tudung saji

h) Kipas angin elektrik dapat dipasang untuk menghalangi

lalat masuk

i) Memasang stik berperekat anti lalat sebagai perangkap.

2. Pemberantasan secara Langsung

Metode membunuh telur, larva, maupun lalat dewasa secara

langsung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Metode Fisik

Metode fisik merupakan metode yang murah, mudah dan aman

tetapi kurang efektif apabila digunakan pada tempat dengan

kepadatan lalat yang tinggi. Cara ini hanya cocok digunakan pada

skala kecil seperti dirumah sakit, kantor, hotel, supermarket dan

pertokoan lainnya yang menjual daging, sayuran, atau buah-buahan.

1) Fly traps

Metode ini terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan

kontainer/kaleng tempat umpan (bait) dengan volume 18 liter.

Bagian kedua terdiri dari sangkar tempat lalat terperangkap

berbentuk kotak dengan ukuran : 30 cm x 30 cm x 45 cm. Dua

Page 14: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

bagian tersebut disusun dengan sangkar berada diatas, jarak

antara dua bagian tersebut diberi sekat berlubang 0,5 cm sebagai

jalan masuk lalat ke dalam perangkap (HAKLI, 2009).

Kontainer/kaleng harus terisi setengah dengan umpan yang

akan membusuk di dalam kontainer/kaleng tersebut. Perlu

diperhatikan bahwa jangan sampai ada air tergenang dibagian

bawah kotainer tersebut. Dekomposisasi sampah basah dari

dapur seperti sayuran hijau, sereal, dan buah-buahan merupakan

umpan yang paling baik (DEPKES, 1992). Model ini bisa

digunakan selama 7 hari setelah itu umpan dibuang dan diganti.

Fly traps dapat menangkap lalat dalam jumlah besar dan cocok

untuk penggunaan diluar rumah, diletakkan pada udara terbuka,

tempat yang terang dan terhindar dari bayang-bayang pohon

(HAKLI, 2009).

2) Sticky tapes

Alat ini berupa tali/pita yang dilumuri larutan gula sehingga

lalat akan lengket dan terperangkap. Bila tidak tertutup debu alat

sticky tapes bisa bertahan selama beberapa minggu. Cara

pemasangannya adalah dengan menggantungkannya dekat atap

rumah (HAKLI, 2009).

Insektisida juga bisa ditambahkan untuk mematikan lalat

yang telah menempel pada perangkap tersebut. Insektisida yang

biasa dipakai antara lain adalah diazinon, malathion, ronnel,

DDVP, dibrom, dan bayer L 13/59 (Santi, 2001).

3) Light trap with electrocutor

Prinsip alat ini adalah membunuh lalat dengan listrik. Lalat

yang hinggap pada lampu akan kontak dengan electrocuting

grid yang membingkai lampu dengan cahaya blue atau

ultraviolet. Dalam penggunaannya perlu diujicoba terlebih

dahulu karena tidak semua lalat tertarik dengan alat ini. Alat ini

banyak dipakai di dapur rumah sakit, restoran, lokasi penjualan

Page 15: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

buah supermarket (HAKLI, 2009).

4) Pemasangan kawat/plastik kasa pada pintu dan jendela serta

lubang angin/ventilasi

5) Membuat pintu dua lapis, daun pintu pertama kearah luar dan

lapisan kedua merupakan pintu kasa yang dapat membuka dan

menutup sendiri. (Depkes, 1992).

b. Metode Kimia

Pengendalian lalat dengan bahan kimia (insektisida)

direkomendasikan hanya jika benar-benar diperlukan misalnya pada

kondisi KLB kolera, disentri, atau trachoma. Hal ini dilakukan guna

menghindari kemungkinan terjadinya resistensi. Beberapa metode

kimia yang dapat dilakukan adalah Vaporizing (slow release), toxic

bait, space spraying (quickly knocked down, short lasting) di dalam

rumah maupun di luar rumah, dan residual spraying (slow lasting)

pada tempat peristarahatan lalat.

c. Metode Biologi

Metode pengendalian biologis adalah metode pengendalian

dengan menggunakan makhluk hidup baik berupa predator,

parasitoid maupun kompetitor (Sitanggang, 2001). Misalnya adalah

menggunakan pemangsa yang menguntungkan dengan cara

merangsang pertumbuhan musuh alami lalat dengan menjaga

kotoran dari kandang dalam keadaan kering. Kotoran kering akan

membantu mendukung berkembangnya pemangsa dan benalu dari

perkembangbiakan lalat seperti kumbang, kutu dan lebah. Namun

perlu diketahui bahwa pertumbuhan musuh lalat ini umumnya lebih

lambat dibanding lalat itu sendiri. (Buletin CP, 2004)

Di Denmark telah ditemukan penemuan baru berupa pemangsa

lalat dari lalat itu sendiri. Prinsip yang dipakai adalah jika kepadatan

lalat makin tinggi, maka lalat ini dapat menjadi pemangsa bagi lalat

lain. Asal pemangsa yang digunakan ini ditemukan di Kenya,

termasuk genus Ophyra Aeenses yang dapat memangsa lalat yang

Page 16: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

tidak diinginkan. Serangga Kenya ini bertelur di kotoran dan dapat

berhenti bereproduksi ketika temperatur dibawah 15 – 17◦ C (Buletin

CP, 2004).

Page 17: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

BAB III

METODE KERJA

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan praktikum Kesehatan Lingkungan tentang

“Pengendalian Vektor” ini dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Mei 2015

Waktu : 09.20 WITA s/d selesai

Tempat : Jalan Perjuangan, Warung Cobek

B. Jenis Kegiatan

Melakukan pengukuran kepadatan lalat dengan dengan menggunakan Fly

Grill di Warung Makan Cobek.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Fly grill

b. Alat tulis

c. Stopwatch

d. Form pencatatan pengukuran kepadatan lalat

2. Bahan Pembuatan Fly Grill

a. Kayu diameter 2 cm dan panjangnya 80 cm sebanyak 20 buah

b. Paku

c. Bor

d. Gergaji

e. Engsel

f. Meteran

g. Penggaris

h. Amplas

i. Cat Kayu

j. Lalat bebas/liar

Page 18: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

D. Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Letakan Flygril pada tempat dan jarak yang telah ditentukan. Dimana

jarak yang dipakai yaitu

a. Lokasi di warung makan cobek

b. Jarak 10 meter dari lokasi/titik pertama

c. Jarak 10 meter selanjutnya dari lokasi/titik ke 2.

3. Biarkan beberapa saat (untuk penyesuaian bagi lalat)

4. Hitung jumlah lalat yang hinggap pada Flygrill setiap 30 detik dan

diulangi sebanyak 10 kali untuk setiap lokasi/titik. Setiap pergantian

waktu 30 detik tersebut, diuasahanan agar lalat hinggap sebelumnya

pergi.

5. Lakukan langkah 3 pada pengukuran di lokasi/titik 2 dan 3.

6. Dari setiap lokasi/titik, diambil sebanyak 5 hasil perhitungan kepadatan

lalat yang tertinggi, kemudian dirata-ratakan.

7. Hasil rata-rata adalah angka kepadatan lalat dengan satuan ekor per block

grill.

Page 19: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil yang kami dapatkan dari pengukuran kepadatan lalat di

Warung Makan Cobek

No LokasiPengukuran 30 Detik Ke Rata-rata dari 30

detik yang Tertinggi1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1Depan

Warung Makan Cobek

2 3 8 3 11 4 3 7 7 1 7,4

2Jarak 10 Meter

(Depan Pegadaian)

2 3 2 0 3 2 2 1 1 3 2,6

3Jarak 20 Meter (Depan Toko Fotocopyan)

2 4 4 2 2 1 2 4 2 0 3,2

Rata-rata Kepadatan Lalat dari 30 detik tertinggi yaitu :

1. Lokasi di Depan Warung Makan Cobek

T = ∑ x5

= 8+11+4+7+75

= 375

= 7,4

2. Jarak 10 meter dari lokasi/titik 1 warung makan cobek yaitu Depan

Pegadaian

T = ∑ x5

= 3+2+3+2+3

5

= 135

Page 20: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

= 2,6

3. Jarak 10 meter berikutnya dari lokasi/titik 2 depan pegadaian yaitu

Depan Toko Fotocopyan.

T = ∑ x5

= 4+4+2+2+4

5

= 165

= 3,2

B. Pembahasan

Interpretasi hasil pengukuran kepadatan lalat untuk setiap blok grill

adalah:

0 – 2 = Rendah atau tidak menjadi masalah dan tidak perlu dilakukan

kegiatan sanitasi

3 – 5 = Sedang perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat

perkembangbiakan lalat

6 - 20 = Tinggi atau populasi padat dan perlu pengamanan terhadap tempat

tempat perkembangbiakan lalat dan bila bila mungkin

direncanakan upaya pengendaliannya

Diatas 20 = Sangat tinggi atau populasi sangat padat, maka perlu dilakukan

pengamanan terhadap tempat-tempat perkembangbiakan lalat

dan upaya pengendalian lalat.

Praktikum pengendalian lalat dilakukan dengan cara menaruh fly grill

pada tempat yang dirasa memiliki populasi lalat yang tinggi, lalu di tunggu

sampai 30 detik menggunakan stopwatch. Selama 30 detik tersebut hitung

jumlah banyak lalat yang hinggap diatas fly grill dengan menggunakan

Page 21: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

counter agar tidak lupa dan hasil praktik menjadi valid. Setiap pengukuran

dilakukan hingga 10 kali pada tiga titik-titik yang berbeda pula.

Lokasi praktikum pengendalian dan pemberantasan lalat terdapat di 3

tiga tempat yaitu pada :

1. Di depan warung makan cobek

2. Jarak 10 Meter (Depan Pegadaian)

3. Jarak 10 Meter (Depan Toko Fotocopyan)

Menurut data yang telah diproleh dalam praktikum kali ini, tempat

dengan prevalensi lalat terbanyak adalah di depan warung makan cobek

diketahui bahwa lalat terbanyak hinggap mencapai 37 ekor dengan rata-rata

7,4 (Tinggi). Hal ini terjadi karena pada warung makan tersebut terdapat sisa-

sisa sampah yang di buang, sehingga lalat mencari makan dan sering hinggap

di warung makan itu. Warung makan cobek termasuk dalam daerah atau

tempat yang memiliki populasi padat lalat dan perlu pengamanan terhadap

tempat-tempat perkembangbiakan lalat.

Setelah itu, dilakukan pengukuran kepadatan lalat pada dua lokasi yang

berjarak 10 meter dari warung makan cobek yaitu di depan toko pegadaian,

diketahui bahwa lalat terbanyak hinggap mencapai 13 ekor dan jika dirata-

rata maka hasilnya adalah 2,6 (Sedang). Sedangkan, lokasi yang berjarak 20

meter dari warung makan cobek yaitu di depan toko fotocopian, diketahui

bahwa lalat terbanyak hinggap mencapai 16 ekor dan jika dirata-ratakan maka

hasilnya adalah 3,2 (Sedang). Dimana kedua titik pengukuran tersebut

termasuk dalam kategori sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap

tempat-tempat perkembangbiakan lalat agar kepadatan lalat di lokasi tersebut

dapat berkurang.

Dari tempat praktikum yang telah dilakukan pengukuran kepadatan lalat,

hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

Untuk mengendalikan populasi lalat agar tidak meningkat ada beberapa

hal yang dapat dilakukan, yaitu:

Page 22: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

1.

Page 23: Laporan Praktikum Kesling - Lalat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Lalat. (Online) http://id.wikipedia.org/wiki/Lalat diakses pada 24

Mei 2015 pukul 15.20 WIB.

Dantje T. Sembel. 2009. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Andi

Departemen Kesehatan RI. 1992. Pedoman Tehnis Pengendalian Lalat. Dit. Jen.

PPM dan PLP, Depkes RI. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2001. Pedoman Teknis Pengendalian Lalat. Jakarta:

Depkes RI

HAKLI. 2009. Pengendalian Lalat. http://www.hakli.org. Diakses tanggal 24 Mei

2015 pada pukul 15.30 WIB

J. Borror, Donald. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Marlina Nina, SKM. 1985. Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Sitanggang, Totianto. 2001. Skripsi: Studi Potensi Lalat Sebagai Vektor Mekanik

Cacing Parasit Melalui Pemeriksaan Eksternal. Fakultas Kedokteran

Hewan. Institut Pertanian Bogor. 42 Halaman (Dipublikasikan)

Santi, Devi Nuraini. 2001. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran.

Universitas Sumatera Utara. 5 Halaman (Dipublikasikan)

.