Laporan Praktikum Fatklin Eritrosit

12
LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK “ ERITROSIT “ DISUSUN OLEH : KELOMPOK II ( 6G ) (0704015035) (1004015074) (1004015132) Ruliyani (1004017042) S (1004017044) JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2012

Transcript of Laporan Praktikum Fatklin Eritrosit

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK ERITROSIT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II ( 6G ) (0704015035) (1004015074) (1004015132) Ruliyani S (1004017042) (1004017044)

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam proses kehidupan organism, organism senantiasa berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya tak terkecuali pada ikan. Salah satu mekanisme dalam menjaga kelangsungan hidup adalah dengan melakukan proses metabolism yang didapat dari asupan makanan. Organism memerlukan makanan dan oksigen untuk melakukan metabolisme di seluruh tubuhnya. Berbagai proses metabolism menghasilkan sisa (sampah) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh seperti oksigen maupun hasil metabolism dan sisasisanya dilakukan oleh system peredaran darah. Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola yang sama, namun tiap-tiap kelompok mempunyai peredaran darah tertentu yang mempunyai anatomi organ peredaran darah. Darah pada ikan mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel dan plasma darah. Darah dalam tubuh memiliki fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai macam senyawa dan zat-zat yang diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat pertahanan tubuh terhadap ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu tubuh. Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan dalam proses pengangkutan materi-materi di dalam tubuh. Eritrosit mengandung hemoglobin yang memungkinkannya mampu mengangkut oksigen lebih banyak dari pada oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah. Hemoglobin juga menyebabkan warna merah pada darah, sehingga eritrosit disebut dengan sel darah merah. B. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sel darah merah ( eritrosit ) yang terdapat pada manusia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian & Fungsi Eritrosit ( Sel Darah Merah ) Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen. 2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin) Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb. 4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2 Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah Gambar di bawah ini untuk mengenal struktur hemoglobin.

- Perifer : permukaan sitoplasma di bawah lapisan lemak.

B. Struktur Eritrosit Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat

berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. C. Pembentukan Eritrosit Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya ditulang dada, tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah. Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu pembentukan eritrosit. D. Masa Hidup Eritrosit Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan. E. Hemasitometer Haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk

penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. Yang hemocytometer diciptakan oleh Louis-

Charles Malassez dan terdiri dari tebal kaca mikroskop slide dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan ruang. Ruangan ini diukir dengan menggunakan laser-tergores grid dari garis tegak lurus. Perangkat ini disusun dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis yang diketahui, dan kedalaman ruang juga dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel-sel atau partikel dalam volume tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi dalam cairan sel-sel secara keseluruhan. 1. GELAS OBJEK KAMAR HITUNG Daerah yang diperintah dari hemocytometer terdiri dari beberapa, besar, 1 x 1 mm (1 mm 2) kuadrat. Ini dibagi dalam 3 cara; 0,25 x 0,25 mm (0,0625 mm 2), 0,25 x 0,20 mm (0,05 mm 2) dan 0,20 x 0,20 mm (0,04 mm 2 ). Pusat, 0,20 x 0,20 mm ditandai, 1 x 1 mm persegi dibagi lagi menjadi 0,05 x 0,05 mm (0,0025 mm2)

kuadrat. Yang mengangkat tepi hemocytometer

memegang coverslip 0,1 mm dari grid ditandai. Ini memberikan setiap persegi volume yang ditetapkan. Dimensi ( mm ) 1x1 0,25 x 0,25 0,25 x 0,20 0,20 x 0,20 0,05 x 0,05 Area (mm 2 ) 1 0,0625 0,05 0,04 0,0025 Volume pada kedalaman 0,1 mm 100 l 6,25 l 5 l 4 l 0,25 l

Ukuran sel-struktur yang akan dihitung adalah yang terletak di antara tengah-tengah tiga baris di bagian atas dan kanan atas kuadrat dan batin dari tiga baris di bagian bawah dan kiri alun-alun. Dalam peningkatan Neubauer hemocytometer (menengah umum), jumlah sel per ml dapat ditemukan hanya dengan mengalikan jumlah total sel ditemukan dalam

kotak hemocytometer (daerah sama dengan kotak merah pada gambar di sebelah kanan) oleh 10 4 (10000 ). Berikut adalah dua metode sederhana untuk menghitung sel berdasarkan luas permukaan hemacytometer digunakan untuk menentukan jumlah sel. Other counting schemes are accetable also. The choice of methods depends upon the cell concentration the accuracy of the procedure depends upon the number of cells counted. When cell concentration is low, one should count more grids. Lain skema accetable menghitung juga. Pemilihan metode tergantung pada konsentrasi sel ketepatan prosedur tergantung pada jumlah sel dihitung. Ketika sel konsentrasi rendah, orang harus menghitung lebih grid.

a. Metode_A

Menghitung jumlah sel-sel di luar kotak 4 (lihat panel sebelah kiri Gambar ). Konsentrasi sel dihitung sebagai berikut: Sel konsentrasi per mililiter = Total jumlah sel dalam 4 kuadrat x 2500 x faktor pengenceran. Contoh: Jika salah satu sel 450 dihitung setelah menipiskan suatu alikuot suspensi sel 1:10, konsentrasi sel asli = 450 x 2500 x 10 = 11.250.000 / mlb. Metode_B

Perkiraan sel 5 konsentrasi dengan menghitung kuadrat di tengah alunalun besar (lihat panel sebelah kanan pada Gambar). Konsentrasi sel dihitung sebagai berikut: Sel konsentrasi per mililiter = Total jumlah sel

dalam 5 kuadrat x 50.000 x faktor pengenceran. Contoh: Jika salah satu sel setelah 45 dihitung menipiskan suatu alikuot suspensi sel 1:10, konsentrasi sel asli = 45 x 50.000 x 10 = 22.500.000 / ml Gambar berikut adalah prosedur menghitung untuk Metode A (panel kiri) dan B (kanan panel).

2. PIPET THOMMA Pipet Thomma adalah jenis pipet yang digunakan untuk pengenceran sel darah. Ia tidak mengukur menipiskan darah atau cairan dalam jumlah tertentu (misalnya, dalam mililiter), melainkan dalam hal bagian dari volume total volume pipet. Yang pipet terdiri dari sebuah batang yang ditandai dengan 2 divisi. Tanda pertama menunjukkan unit 0,5, dan yang kedua menunjukkan tanda 1,0 unit. Di atas batang adalah bola lampu pencampuran yang berisi manik-manik kecil. Alat ini membantu dalam pencampuran darah dan pengencer. Lampu di atas pencampuran kapiler pendek lain dengan tanda berukir (11,0 di sel putih pipet dan 101,0 pada sel merah pipet). Sel merah pipet volume 101 unit. Batang setiap pipet berisi 1 unit volume dan bola lampu berisi bagian sisanya.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat

Waktu kegiatan praktikum fatologi klinik perhitungan jumlah sel darah merah yaitu pada hari jumat, tanggal 30 Maret 2012 jam 08.00-09.30 WIB. Tempat pelaksanaan praktikum adalah di Laboratorium Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA B. Alat dan Bahan 1. Objek glass, darah manusia 2. Lanset steril 3. Kapas alcohol 70% 4. Pipet thoma eritrosit 5. Larutan Hayem6. Kamar hitung Improved Neubauer

7. Mikroskop

C. Cara kerja1. Darah dihisap dengan pipet eritrosit samapai tanda 0,5. Kelebihan darah

pada ujung pipet dibersihkan2. Hisap reagen Hayem sampai tanda 101 pada pipet (pengenceran 200X), lalu

buat homogen dengan menocok pipet selama 3 menit.

3. Kamar hitung yang sudah disiapkan diisi dengan darah + Hayem (perhatikan

caranya mengisi kamr hitung). 4. Biarkan selama 3 menit lalu lihat di bawah mikroskop perbesaran 40X.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KEL. 1. 2. 3. 4. 5. NAMA MAHASISWA Riki Subagja Rizal Nurul Fandi M. Fuad JUMLAH ERITROSIT (n) 318 397 46 512 307 KADAR ERITROSIT (/L darah) 3,18 jt 3,97 jt 460 ribu 5,12 jt 3,07 jt

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

http://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/laporan-akhir-praktikummenghitung-sel-darah-merah-dan-sel-darah-putih-pada-ikan-lele-clarias gariepinus/ http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/metabolisme_eritrosit.pdf Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi (konsep klinis proses-proses penyakit). Jakarta : EGC. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting (Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo. http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/pengertian-pembentukan-fungsieritrosit.html

LAMPIRAN PERHITUNGAN KADAR ERITROSIT