Laporan Praktikum BIOKIM 2

13
Laporan Praktikum Hari : Selasa Biokimia Tanggal : 8 September 2009 Waktu : 11.00- 12.40 PJP : Dimas Andrianto Asisten : Wiwaswan N KARBOHIDRAT II Kelompok 2 Nama NIM Ady Suryo Negoro J3L208121 Natalia Debora P J3L108022 Selly Ariesya J3L108069

Transcript of Laporan Praktikum BIOKIM 2

Page 1: Laporan Praktikum BIOKIM 2

Laporan Praktikum Hari : SelasaBiokimia Tanggal : 8 September 2009

Waktu : 11.00-12.40PJP : Dimas AndriantoAsisten : Wiwaswan N

KARBOHIDRAT II

Kelompok 2Nama NIMAdy Suryo Negoro J3L208121Natalia Debora P J3L108022Selly Ariesya J3L108069

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIADIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2009

Page 2: Laporan Praktikum BIOKIM 2

PENDAHULUAN

Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama

senyawa kimia yaitu, karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid. Karbohidrat

merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak

karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya glukosa (C6H12O6).

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan

senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom

karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat

gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. Karbohidrat sangat beraneka ragam

sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran

molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.

(Fessenden : 1986)

Karbohidrat dikelompokkan menjadi empat kelompok penting yaitu monosa-

karida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan

karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis dan tidak kehilangan sifat gulanya,

contohnya : ribosa, arabinosa, fruktosa, glukosa. Disakarida merupakan karbohidrat

yang bila dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida yang sama atau berbeda,

contohnya adalah sukrosa yang jika dihidrolisis akan menghasilkan glukosa dan

fruktosa. Oligosakarida adalah karbohidrat yang bila dihidrolisis menghasilkan tiga

hingga sepuluh monosakarida, contohnya adalah raffinosa yang dihidrolisis

menghasilkan glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Kelompok karbohidrat yang terakhir

adalah polisakarida yang merupakan polimer monosakarida yang memiliki bobot

molekul yang tinggi dan bila dihidrolisis akan menghasilkan lebih dari sepuluh

monosakarida, contohnya adalah amilum, dekstrin, glikogen, selulosa dan lainnya.

(Poedjiyadi, Anna :2006)

Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya gugus keton dapat

dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa adalah karbohidrat yang memiliki gugus

keton. Pada umumnya, monosakarida dan beberapa sakarida yang lain dapat

membntuk osazon atau kristal kuning apabila direaksikan dengan fenilhidrazin

(C6H5NHNH2). Proses pembentukan kristal osazon berawal dari satu molekul gula

Page 3: Laporan Praktikum BIOKIM 2

yang bergabung dengan satu molekul dari fenilhidrazin untuk membentuk hidrazon.

Osazon tersebut berwarna kuning dan merupakan senyawa yang tidak larut dalam air.

Kristal ini memiliki bentuk yang spesifik pada masing-masing monosakarida

sehingga dapat digunakan untuk identifikasi lebih lanjut. Uji Iod digunakan untuk

memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan tersebut. Reaksi

positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru.

TUJUAN

Tujuan praktikum adalah menunjukkan sifat dan struktur karbohidrat melalui

uji-uji kualitatif dan mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya

dengan beberapa reagen uji, mengetahui cara identifikasi karbohidrat secara

kualitatif, membuktikan adanya polisakarida dalam suatu bahan, membedakan antara

monosakarida dan poliskarida, membuktikan adanya pentosa, membuktikan adanya

gula ketosa dan mengidetifikasi hasil hirolisis pati.

ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, pipet mohr, kaki

tiga, pembakar spirtus, kawat kassa, gelas piala, dan spot test.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah Selliwanof, larutan glukosa

1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, iod encer, tepung

pati, tepung gum arab, tepung agar-agar, dan pati cair dingin.

PROSEDUR PERCOBAAN

Pada percobaan uji Selliwanof, dimasukkan 5 ml pereaksi Selliwanof kedalam

5 buah tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 5 tetes bahan percobaan (glukosa,

fruktosa, sukrosa, laktosa, maltose, dan pati) kedalam masing-masing tabung. Setelah

itu, kelima tabung dimasukkan kedalam air mendidih, hingga terjadi perubahan

warna.

Page 4: Laporan Praktikum BIOKIM 2

Pada percobaan uji iod, dimasukkan sedidit tepung bahan percobaan kedalam

spot test. Lalu ditambahkan satu tetes larutan iod encer. Percobaan ini dilakukan pada

tepung pati, tepung gum arab, tepung agar-agar, dan pati cair dingin.

Pada percobaan uji pemanasan pati, dipipet 2 ml pati kedalam tabung reaksi.

Lalu ditambahkan 0,5 ml iod, kemudian di kocok. Setelah itu larutan dipanaskan dan

kemudian didinginkan hingga terjadi perubahan warna.

HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 Hasil Uji Selliwanoff

Bahan uji Hasil uji Warna yang terbentuk

Glukosa 1% - Tidak berwarna

Fruktosa 1% + Jingga

Sukrosa 1% + Jingga

Laktosa 1% - Tidak berwarna

Maltosa 1 % - Tidak berwarna

Pati - Tidak berwarna

Keterangan : + : Sampel mengandung ketosa

- : Sampel tidak mengandung ketosa

Gambar 1Fruktosa dan Sukrosa

Gambar 2Laktosa dan Maltosa

Gambar 3Pati dan Glukosa

Page 5: Laporan Praktikum BIOKIM 2

Tabel 2 Hasil Uji Iod

Bahan Uji Hasil Warna yang terbentuk

Tepung Pati + Biru

Tepung Gum Arab - Kuning kecoklatan

Tepung Agar-agar + Biru

Pati cair dingin + Biru

Pati cair panas + Biru

Keterangan : + : Sampel mengandung pati

- : Sampel tidak mengandung pati

Gambar 4 Hasil Uji Iod

Pati

Pati Cair Panas

Pati Cair DinginGum Arab

Agar-agar

Page 6: Laporan Praktikum BIOKIM 2

Gambar 5Struktur Glukosa

Gambar 6Struktur Fruktosa

Gambar 7Struktur Maltosa

Gambar 8Struktur Laktosa

Gambar 9Struktur Sukrosa

PEMBAHASAN

Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan

ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton atau aldehid gula

tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika

ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa

ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Reaksi pada uji

selliwanof berdasarkan atas pembentukan 4-hidroksi-metil furfural yang membentuk

senyawa berwarna dengan adanya resorsinol atau 1,3-dihidroksi benzene. Reagen uji

Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat. Asam reagen ini

menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana. Ketosa yang

terhidrasi kemudian bereaksi dengan resoresinol menghasilkan zat yang berwarna

jingga. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.

Reaksi yang terjadi pada uji seliwanof adalah sebagai berikut :

Page 7: Laporan Praktikum BIOKIM 2

Gambar 10 Reaksi selliwanof

Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif.

Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari furktosa

dan glukosa.Larutan yang memberi uji posistif pada uji seliwanof adalah sukrosa

karena jika sukrosa dihidrolisis maka akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan

fruktosa. Uji seliwanof dapat membedakan sukrosa dan fruktosa karena druktosa akan

diakibatkan oleh asam chlorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetil

fultural,sedangkan sukrosa mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa

memberikan reaksi yang positif. Apabila larutan glukosa dan maltosa yang

mengandung reagen seliwanof dipanaskan secara berlebihan maka akan

mengakibatkan aldosa-aldosa yang terkandung akan diubah leh HCL menjadi

Laktosa.

Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan yang spesifik bagi tiap

karbohidrat melalui penampang endapan yang dihasilkannya. Pada umumnya,

monosakarida dan beberapa sakarida yang lain dapat membntuk osazon atau kristal

kuning apabila direaksikan dengan fenilhidrazin. Rumus molekul dari fenilhidrazin

adalah C6H5NHNH2. Proses pembentukan kristal osazon berawal dari satu molekul

gula yang bergabung dengan satu molekul dari fenilhidrazin untuk membentuk

hidrazon. Uji ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun ketosa, yaitu

dengan menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal

berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (osazon). Kemudian, kelebihan dari

fenilhidrazin berikatan dengan molekul gula lainnya. Kemudian diikuti adanya

perubahan kelompok alkohol dari hidrazon menjadi keton dan selanjutnya molekul

dari ketiga reagen masuk ke dalam reaksi membentuk kristal osazon.

Page 8: Laporan Praktikum BIOKIM 2

Setiap karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau keton bebas akan

membentuk osazon saat dipanaskan bersama fenilhidarzin berlebih. Osazon yang

dihasilkan ini memiliki bentuk kristal dan titik lebur yang berbeda bagi setiap

karbohidrat, olek sebab itu, uji osazon ini dapat digunakan intuk mengidentifikasi

karbohidrat dan membedakan monosakarida.

Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida

dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk

kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Pada

percobaan bahan uji yang memberikan hasil uji yang positif untuk uji iod adalah

tepung pati, agar-agar, pati cair dingin dan pati cair panas. Sedangkan yang

memberikan hasil uji yang negative adalah gum arab. Hal ini disebabkan karena

dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena

adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan

pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam

spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Micelles

ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan memberikan warna

biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan saling

menjauh sehingga micellespun tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi mengikat

I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan menjadi menghilang. Micelles akan

terbentuk kembali pada saat didinginkan dan warna biru khaspun kembali muncul

(Fessenden, 1997:609). Warna biru khas yang ditimbulkan sebagai hasil dari reaksi

positif, juga akan hilang jika larutan yang telah positif dalam pengujian iod ditambah

dengan NaOH. Ion Na+ yang bersifat alkalis akan mengikat iodium sehingga warna

biru khas akan memudar dan hilang.

KESIMPULAN

Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan antara aldosa dan ketosa dan

telah dibuktikan bahwa contoh yang mengandung ketosa adalah fruktosa dan sukrosa.

Sedangkan glukosa, laktosa, maltosa, dan pati tidak mgandung ketosa. Hal tersebut

dibuktikan dengan terbentuknya warna jingga pada fruktosa dan sukrosa sedangkan

Page 9: Laporan Praktikum BIOKIM 2

pada contoh lainnya, warna larutan tidak berwarna. Uji Iod digunakan untuk

memisahkan amilum atau pati yang terdapat pada contoh. dan telah dibuktikan bahwa

semua contoh kecuali gum arab mengandung pati.

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiyadi, Anna dkk. 2006. Dasar-DasarBiokimia. Jakarta : UI-Press.

Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta : Bayu Media Publishing.

Salim, Agus. 2009. Biokimia. http://asalprolink.blogspot.com/2009/01/biokimia.html

[terhubung berkala]. [12 September 2009]

Irish. 2009. Karbohidrat. http://sweetir1s.multiply.com/journal/item/5/karbohidrat

[terhubung berkala]. [12 September 2009]

Safrizal, Rhyno. 2009. Analisa Kualitatif Karbohidrat.

http://jejaringkimia.blogspot.com/2009/06/analisa-kualitatif-karbohidrat.html

[terhubung berkala]. [11 September 2009]