Laporan Biokim 3 Dico

35
DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 tujuan 1.3 manfaat BAB.II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 lipid 2.2 soxhletasi 2.3 destilasi 2.4 n-heksana 2.5 kacang tanah BAB.III MATERI DAN METODE 3.1MATERI 3.2METODE BAB.IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 hasil 4.2 pembahasan BAB.V PENUTUP

description

BIOKIMIA

Transcript of Laporan Biokim 3 Dico

Page 1: Laporan Biokim 3 Dico

DAFTAR ISI

BAB. I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 tujuan

1.3 manfaat

BAB.II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 lipid

2.2 soxhletasi

2.3 destilasi

2.4 n-heksana

2.5 kacang tanah

BAB.III MATERI DAN METODE

3.1 MATERI

3.2 METODE

BAB.IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil

4.2 pembahasan

BAB.V PENUTUP

5.1 kesimpulan

5.2 saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 2: Laporan Biokim 3 Dico

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat pada

hewan,tumbuhan yang sangat berguna bagi manusia adalah lipid.Untuk

memberikan definisi tentang lipid agak sukar,sebab senyawa yang termasuk lipid

tidak memiliki rumus struktur yang serupa atau mirip.Sifat kimia dan fungsi

biologinya juga berbeda-beda.Walau demikian,para ahli biokimia bersepakat

bahwa lemak dan senyawa organik yang memiliki sifat fisika seperti lemak

dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut dengan lipid.Adapun sifat kimia

yang dimaksud adala : (1) tidak larut dengan air ,tetapi dapat larut dalam satu atau

lebih dari satu pelarut organik seperti n-heksana,eter,aseton,kloroform,benzena

atau yang disebut dengan pelarut lemak.(2) Ada hubungan dengan asam-asam

lemak atau esternya.(3) Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk

hidup.Lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara extraksi

menggunakan alkohol panas,eter atau pelarut lemak yang lain. Fungsi biologis

terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen

struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.(Deacon J. (2005)

Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari

lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-

turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit

yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia

memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak

dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan (Sunita.

2004)

Suatu senyawa dapat larut dengan pelarutnya jika memiliki sifat polaritas

yang sama.Senyawa non polar akan larut dengan pelarut non polar juga,begitu

juga sebaliknya senyawa polar dapat larut dengan senyawa polar juga.

Page 3: Laporan Biokim 3 Dico

1.2 Tujuan

1.2.1 Menentukan kadar lipid pada kacang tanah

1.3 Manfaat

1.3.1 Mengetahui kadar lipid pada kacang tanah

1.3.2 Mengetahui proses ekstraksi dengan alat soxhlet

1.3.3 Mengetahui cara penggunaan alat soxhlet

Page 4: Laporan Biokim 3 Dico

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lipid

Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi

sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam

pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Lipid

cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan

merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan. Sifat ini yang membedakan

dengan karbohidrat, protein, asam nukleat dan kebanykan molekul hayati lainnya.

Lipid dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan dengan cara ekstrasi

menggunakan alkohol panas, eter dan pelarut lemak yang lainnya. Macam

senyawa itu kuantitasnya yang diperoleh dari ekstraksi itu sangat tergantung pada

bahan alam sumber lipid yang dapat digunakan. (Lehninger, 1982)

Perbedaan lemak dan lipid

1.      Lemak

Umumnya diperoleh dari hewan

Berwujud padat pada suhu ruang

Tersusun dari asam lemak jenuh

2.      Lipid

Umumnya diperoleh dari tumbuhan

Berwujud cair pada suhu ruang

Tersusun dari asam lemak tak jenuh

2.1.1 Struktur Lipid

Page 5: Laporan Biokim 3 Dico

Pada rangkaian diatas terdapat gugus alkil mungkin sama atau mungkin

berbeda . Gugus alkil tersebut di bedakan sebagai gugus alkil jenuh ( tidak

terdapat ikatan rangkap)dan tidak jenuh (mengandung ikatan rankap) (Alex,2007)

2.1.2       Sifat fisika dan kimia

1.   Sifat Fisik

Lemak murni tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

Titik leburnya rendah.

Titik leburnya masih terlalu rendah dibandingkan temperature dimana ia

menjadi padat kembali.

2.   Sifat Kimia

Lemak netral tidak larut dalam air, tetapi larut dalam prlarut lemak.

Titik lebur lemak dapat dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya ikatan

rangkap dari asam lemak yang menjadi penyusunnya (Stryer L, 1996).

2.1.3 Klasifikasi lipid menurut beberapa aspek :

Menurut sifat kimia (berdasarkan atas reaksinya dengan basa kuat),lipid dibagi

menjadi 2, yaitu :

Lipid tersabunkan (hidrolisis dengan basa)(latin: sapo, soap=sabun=garam

asam lemak).contohnya adalah TAG (triasil gliserol) dan fosfolipid.

Lipid tak tersabunkan. contohnya: sterol (kolesterol), vitamin yang larut

dalam lemak.

Page 6: Laporan Biokim 3 Dico

Berdasarkan strukturnya :

Lemak sederhana (simple lipids)

Ester lemak  – alcohol

Contohnya : ester gliserida,lemak, dan malam.

Lemak komplek (composite lipids & sphingolipids)

Ester lemak  – non alcohol

Contohnya : fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.

Turunan lemak (derived lipids)

Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut

lemak,steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon

Gliserolipid

Adalah lipida yang mengandung gliserol, dimana gugus hidroksilnya telah

tersubstitusi. Merupakan lipid yang paling banyak terdapat dalam tubuh hewan.

Triasilgliserol (TAG) adalah gliserol lipid netral.

Fosfogliserida

Adalah gliserolipid polardan sering disebut dengan fosfolipid. Dinamai dan

dikelompokkan berdasarkan sifat alcohol yang mengestrifikasi gliserol fosfat.

Sfingolipid

Terbentuk dari basa rantai panjang yang terhidroksilasi dan bukan terbentuk dari

gliserol (Philip Kuchel, Ph.D, dan Gregory B. Ralston, Ph.D, 2006).

Menurut Bloor :

Lipid sederhana. contohnya: fat/minyak (TAG/trigliserida) jika

dihidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol.

Lipid kompleks. contohnya: fosfolipid dan glikolipid.

Fosfolipid + H2O menghasilkan asam lemak + alkohol + asam fosfat +

Page 7: Laporan Biokim 3 Dico

senyawa nitrogen.Glikolipid + H2O menghasilkan asam lemak +

karbohidrat + sfingosin.

Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan bila lipid

sederhana dan lipid kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya: asam

lemak, gliserol, alkohol padat, aldehid, keton bodies (Fessenden, Ralph J

dan Joan S. Fessenden. 1982).

Klasifikasi lipida  menurut fungsi biologiknya di dalam tubuh adalah:

1. Lemak simpanan yang terutama terdiri atas trigliserida yang disimpan di

dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Lemak

ini merupakan simpanan energi paling utama di dalam tubuh, dan di dalam

hewan di samping itu merupkan sumber zat gizi esensial. Komposisi asam

lemak trigliserida simpanan lemak ini bergantung pada susunan makanan.

2. Lemak struktural yang terutama terdiri atas fosfolipida dan kolesterol. Dari

dalam jaringan lunak lemak sttruktural ini, sesudah protein, merupakan ikatan

struktural paling penting di dalam tubuh. Di dalam otak lemak struktural

terdapat dalam konsentrasi tinggi. (Almatsier, Sunita; 2004). Lipid

merupakan gudang energi, tidak larut dalam air dan dapat diekstraksi dari

komponen sel lainnya dengan pelarut organik seperti hidrokarbon dan

karbontetraklorida Penggolongan lipid berdasarkan kemiripan struktur

kimianya yaitu : (1) asam lemak; (2) lemak; (3) lilin; (4) fosfolipid; (5)

sfingolipid; (6) terpen; ( (7) steroid; (8) lipid kompleks.  (Poedjiadi, Anna;

1994).

a. Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida

atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah

asam kaarboksilat yang mempunyai rantai karbon yang panjang dengan

rumus umum :

O

R – C - OH

b. Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester

dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak pada umumnya

adalah asam monokarboksilat berantai lurus, mempunyai jumlah atom

Page 8: Laporan Biokim 3 Dico

karbon genap. Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu

atau lebih ikatan rangkap (Hart, 2003).

c. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon

nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak

larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger 1982).

d. Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah

suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon, jadi tiap atom

karbon mempunyai gugus – OH. Pada lemak satu molekul gliserol

mengikat tiga molekul asan lemak. Oleh karena itu lemak adalah suatu

trigliserida :

R1 – COO – CH2

R2 – COO – CH

R3 – COO – CH2

Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan

sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair.Lemak yang

menjadi makanan bagi manusia dan hewan adalah trigliserida sterol dan

fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses

metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan

menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural pada jaringan

individu (Http:// blackelektrick.blogspot.com Diakses pada tanggal 14

Oktober 2012).

e. Lilin (wax) adalah ester asam lemak dengan monohidroksi alcohol yang

mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin

dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-

lumba. Lilin dikeluarkan oleh lebah untuk membentuk sarang tempat

penyimpanan madu. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan

tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.

f. Fosfolipid adalah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk

ester asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid adalah suatu fosfogliserida.

Page 9: Laporan Biokim 3 Dico

g. Sfingolipid adalah senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu-

satunya sfingolipid yang mengandung fosfat adalah sfingomielin yan

terdapat dalam jaringan saraf dan dalam otak yang mengandung sfingosin

dengan beberapa ikatan rangkap.

h. Terpen merupakan senyawa yang kebanyakan terdiri atas kelipatan dari

lima atom karbon

i. Lipid kompleks adalah lipid yang terdapat alam bergabung dengan

senyawa lain misalnya dengan protein atau dengan karbohidrat. (Philip

Kuchel, Ph.D, dan Gregory B. Ralston, Ph.D, 2006).

2.1.4        Struktur kimia

1.   Lipid-fat/minyak

disebut trigliserida = triasil gliserol = ester asam lemak atau lemak netral

("true fat") merupakan ester gliserol dengan 3 asam lemak berbeda (R,

R', R") jika ketiga asam lemaknya sama (R=R'=R") disebut lipid

sederhana (R = asam palmitat "tripalmitoil gliserol = tripalmitin",

R=asam stearat “tristeroil gliserol = tristearin”). Jika asam lemaknya

tidak sama disebut asam majemuk asam lemak yang terikat pada

gliserol dapat dihidrolisis secara enzimatik (lipase) atau dengan basa

panas (saponifikasi)-gliserol dan garam asam lemak (sabun). (Stryer L,

1996                       

2.   Gliserofosfolipid atau Gliserol fosfatida

Struktur umum dari lipid majemuk (1,2-diasil gliserol). Memiliki gugus

fosfat yang teresterifikasi pada C nomor 3 dari gliserol. Contohnya:

fofatidil kolin (lisitin), spingomielin.  (Stryer L, 1996)

·

2.1.5 Fungsi lipid

Page 10: Laporan Biokim 3 Dico

Sebagai sumber energi (memiliki kandungan 9 kkal/g)

Unsur pembangun membran sel dan bertanggung jawab untuk lewatnya

berbagai bahan yang masuk dan keluar sel.

Sebagai pelindung organ-organ penting, penyekat jaringan tubuh.

Menjaga tubuh terhadap pengaruh luar. misalnya: suhu, luka (infeksi) dan

lainnya.

Insulator listrik (agar impuls-impuls syaraf merambat dengan cepat

Membantu melarutkan dan mentransport senyawa-senyawa tertentu (misal

vitamin) dalam aliran darah untuk keperluan

metabolisme.   (Kimball,.1983)

2.2 Soxhletasi

Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-

bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction

liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser

(pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan

dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih

karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari

yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang

digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju

ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut

yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi

senyawa yang tahan panas. (Harper 1979)

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan

dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini

dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous.

Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut

bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai

lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa

digunakan adalah pelarut hexana (Darmasih 1997).

Page 11: Laporan Biokim 3 Dico

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus

dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel),

di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga

tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan

bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti

fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak

ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan

kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih.

Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan

didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous (Lucas 1949).

Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat

ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak

dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin

disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi

lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan

selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan.

Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses

ekstraksi lemak dilakukan (Darmasih 1997).

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa

pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser

mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke

thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul

dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat

sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai

refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses

ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan

dikeringkan  (Darmasih 1997).

2.3 Destilasi

Page 12: Laporan Biokim 3 Dico

Destialasi adalah suatu proses pemisahan yang sangat penting dalam

berbagai industri kimia .Operasi ini bekerja untuk memisahkan suatu campuran

menjadi komponen-komponenya berdasarkan perbedaan titik didihnya.Destilasi

ini selalu di gunakan untuk memisahkan minyak bumi,menjadi fraksi-

fraksinya ,memisahkan produk kimia dari pengotornya dan sangat diperlukan

dalam industri obat-obatan. Dalam proses destilasi, suatu metode pemisahan

bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap

(volatilitas) bahan. Dalam destilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap

dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan, zat yang

memiliki titik didih rendah akan menguap lebih dulu.(Darmsih,1997)

Destilasidi laksanakan dalam praktek menurut salah satu atau lebih/dua

metode utama. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap

denganmendidihkancampuranzatcair yang akan dipisahkan dan mengembunkan

(kondensasi) uap tanpa ada zat cair yang kembali kedalam bejana didih. Jadi tidak

ada refluks. Metode kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat

kebejana didih dalam suatu kondisi tertentu, sehingga zat cair yang dikembalikan

ini mengalami kontak akrab dengan uap yang mengalir keatas menuju kondensor

(Lucas, 1949).

2.4       n-Heksana

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia

C6H14(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks-

merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -

ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan

atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering

digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga u8umum terdapat

pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil (Lehninger,1996).Dalam keadaan

standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air.

Heksana diproduksi oleh kilang-kilang minyak mentah. Komposisi dari fraksi

yang mengandung heksana amat bergantung kepada sumber minyak, maupun

Page 13: Laporan Biokim 3 Dico

keadaan kilang. Produk industri biasanya memiliki 50%-berat isomer rantai lurus,

dan merupakan fraksi yang mendidih pada 65–70 °C (Lehninger,1996).

Struktur n-heksana

2.5 Kacang tanah

Kacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis hypogaea L.

dan dikenal dengan istilah peanut di Inggris, merupakan tumbuhan yang

dimasukkan dalam daftar kekerabatan polong-polongan atau Fabaceae. Kacang

tanah pada permulaannya ditanam secara luas oleh suku Indian. Namun pada

perkembangannya, kini, kacang tanah telah dibudidayakan hampir di seluruh

penjuru dunia termasuk di Indonesia. Tetapi secara statistik jumlah, pemasok

kacang tanah terbesar saat ini adalah Brasil. Kacang tanah memiliki rasa serta

aroma yang khas, karena itu tak heran jika banyak yang menggemarinya. Dalam

ilmu tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kacang tanahcukup kompleks. Meski secara

awam kita menandai kacang tanah tak lebih dari satu jenis, namun pada faktanya,

kacang dengan cangkang unik ini dibagi lagi ke dalam beberapa varian. Kacang

tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E

dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin

dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari

daging, telur dan kacang soya. Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan

yang dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit.

Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat

mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan

pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan

segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat

membantu kekurangan zat (Sunita,2004)

Page 14: Laporan Biokim 3 Dico

BAB III

MATERI & METODE

3.1 Materi

Praktikum biokim yang berjudul ekstraksi lipid dilakukan pada hari kamis

tanggal 18 April 2013 pukul 15.30 WIB-18.30 WIB di dalam laboratorium Kimia

Fakultas FPIK jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.Dalam praktikum

ekstraksi lipid kali ini di gunakan kacang tanah sebagai bahan yang akan di

ekstraksi lipidnya ,dan mengunakan metode ektraksi soxhletasi dengan menunggu

hingga terjadi 6-7 kali sirkulasi agar mendapatkan hasil yang efektif , tetapi karna

keterbatasan waktu pada praktikum kali ini hanya menunggu hingga terjadi tiga

kali sirkulasi dalam kurun waktu 2,5 jam.

3.2 Alat & Bahan

3.2.1 Alat

Page 15: Laporan Biokim 3 Dico

No Nama Alat Gambar Keterangan

1 Alat Soxhlet Berfungsi untuk melakukan

ekstraksi pada kacang

tanah

2 Neraca Untuk menimbang bahan yang

akan digunakan

3 Thermometer Mengukur suhu wadah dari labu

ukur

4 Erlenmenyer Berfungsi sebagai tempat

penyimpanan dan pengukuran

bahan bahan cair yang digunakan

5 Pipet tetes Berfungsi untuk mengambil

zat cair dengan takaran ml

6 Pipet ukur Berfungsi untuk mengambil

bahan cair dengan ukuran

tertentu

7 Labu ukur Sebagai tempat pelaru n-heksana

pada saat ekstraksi

Page 16: Laporan Biokim 3 Dico

8 Mortal Berfungsi untuk menumbuk

bahan agar halus

9 Batu didih Digunakan untuk

menyeimbangkan suhu

10 Kompor listrik Digunakan untuk memanaskan

pelarut

11 Beker gelas Berfungsi untuk mengukur zat

cair yang akan digunakan

12 Gelas ukur Berfungsi untuk mengukur zat

cair yang di gunakan

14 Alat destilasi Berfungsi untuk memisahkan

pelarut dan minyak setelah

proses ekstreaksi

Page 17: Laporan Biokim 3 Dico

3.2.2 Bahan

No. Nama Bahan Gambar Keterangan

1 Kacang

Sebagai objek yang

akan di ekstraksi untuk

pengambilan minyak

2 n-heksana

Digunakan sebagai

pelarut pada ekstrksi

lipid

3 Kertas saring

Digunakan untuk

membungkus daing

kerang yang akan di

ekstraksi, supaya tidak

tercampur ke hasilnya

3.2.3 Cara kerja

1.) Timbang kacang tanah menggunakan neraca sebanyak 15 gram.

2.) Setelah ditimbang, kacang dihaluskan menggunakan penumbuk hingga

hancur merata.

3.) Ambil kertas saring, kemudian bentuk seperti silinder sedemikian sehingga

dimasukkan kedalam soxhlet, dan masukkan kapas pada bagian bawah

kertas saring, dan diatur agar nanti kacang tidak keluar dari bawah.

4.) Masukkan kacang yang telah dihaluskan tadi pada gulungan kertas saring.

Dan kemudian letakkan pada alat soxhlet yang telah disiapkan

sebelumnya.

5.) Letakkan kondensor pada alat soxhlet.

Page 18: Laporan Biokim 3 Dico

6.) Nyalakan kompor listrik.

7.) Kontrol sediaan air pada ember untuk suplai air kekondesor, jika mau habis,

air di tambahkan pada ember.

8.) Jika thermometer menunjukkan nilai 900C, kompor dikecilkan, kemudian

tunggu sampe nilai 700C, lalu besarkan api pada kompor.

9.) Tunggu hingga sirkulasi beberapa kali, sampai lemak turun ke labu ukur.

10.) Pisahkan Lemak dari pelarut dengan cara destilasi dan hitung kadar lemak.

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Lipid

Ekstraksi lipid ini menggunakan bahan kacang tanah sebagai bahan untuk

ekstraksi dan menggunakan n-heksana sebagai pelarut ekstraksi lipid. Hasil

dari ekstraksi lipid kacang tanah 15 gr dari satu kali sirkulasi adalah sebagai

berikut :

Berat labu ukur+hasil ekstraksi = 124,70 gr

Berat labu ukur = 122,78 gr -

Kadar lipid dalam kacang = 1,92 gr

Page 19: Laporan Biokim 3 Dico

4.1.2 Gambar Soxhlet

4.2 Pembahasan

Praktikum ekstraksi lipid pada hari kamis tanggal 23 Mei 2013 ini

bertujuan untuk menentukan kadar lipid pada kacang tanah sebagai bahan yang

akan diujikan.Sebelum melakukan ekstraksi kacang tanah harus di tumbuk

terlebih dahulu hingga halus, hal ini dikarenakan semakin kasar sample akan

semakin memperlama proses ekstraksi.Setelah sampel dihaluskan, ditimbang,

dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam alat sokhlet yang telah

siap dirangkai, pelarut n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet

sebanyak 150 ml. Labu sokhlet dapat disebut juga labu lemak yang digunakan

sebagai tempat pelarut yang akan diuapkan. Di dalam percobaan ini pelarut yang

digunakan adalah n-heksana karena sampel yang digunakan bersifat non polar,

maka palarut yang digunakan juga harus bersifat non polar seperti n-heksana

sebagai salah satu contohnya atau dapat juga digunakan pelarut semi-polar seperti

Page 20: Laporan Biokim 3 Dico

prinsip like dissolves like yang berarti pelarut polar melarutkan zat terlarut polar

dan pelarut nonpolar melarutkan zat terlarut nonpolar.Pelarut atau senyawa non

polar tidak bersifat elektronegatif. Semakin panjang rantai C, maka akan semakin

bersifat non polar dan semakin sukar larut dalam air. Unsur-unsur yang memiliki

keelektronegativitas yang tinggi adalah golongan VII dan VI A. Pelarut n-heksana

juga bersifat mudah menguap pada suhu 70 – 80oC dan dapat menarik lemak yang

ada pada sampel.

Pada saat n-heksana 150 ml telah dimasukkan ke dalam alat sokhlet,

kemudian dipanaskan dengan temperature yang tidak boleh terlalu tinggi karena

n- heksana memiliki sifat yang mudah menguap pada suhu dibawah 80oC diatas

70oC. Pada perangkaian alat soxhlet juga dilengkapi dengan pendingin (berupa

air) dari bak yang dihubungkan pada soxlet dengan tujuan agar pelarut tidak

menguap keatas dan terjadi kebakaran.Sehingga saat pemanasan harus selalu

mengamati termometer.

Pada proses persiapan sampel, kacang tanah ditumbuk sampai halus, hal

ini dilakukan untuk mempermudah dalam ekstraksi, dan nantinya kadar minyak

yang terambil dapat lebih banyak.

Pada praktikum kali ini untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang akurat

dibutuhkan 6-7 sirkulasi,namun karena keterbatasan waktu hanya dapat terjadi 5

kali sirkulasi,sirkulasi pertama membutuhkan waktu kisaran 30-45 menit,sirkulasi

kedua membuthkan waktu 30 menit dan sirkulasi ketiga membutuhkan waktu 35

menit dan hingga sirkulasi yang ke lima didapat rata-rata waktu yang digunakan

untuk satu kali sirkulasi kurang lebih 37 menit.Waktu sirkulasi akan bertambah

lama jika jumlah pelarutnya yaitu n-heksana terlalu banyak selain itu tingkat

kekasaran kacang tanah juga sangat mempengaruhi.Namun pada praktikum kali

ini bentuk dari sampelah yang mempengaruhi,karena sampel masih terlalu kasar.

Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di

laboratorium kimia organik. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode

pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan pelarut

berdasarkan beda kelarutan antara zat satu dan yang lainnya. Ekstraksi dingin

Page 21: Laporan Biokim 3 Dico

dapat dilakukan dengan maserasi ( perendaman ) dan enfleurasi. Sedangkan

ekstraksi panas dilakukan  dengan pemisahan mengguanakan alat ( metode

sokhletasi ). Pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan  dari pelarut tersebut

tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan

pada senyawa yang titik didihnya rendah.

Pada hasil yang didapat 1,92 gram, kandungan lipid yang dihasilkan masih

terlalu banyak hal ini di karenakan masih adanya kandungan n-heksana

didalamnya karna seharusnya lipid yang didapat tidak sebanyak itu. Hal ini

kemungkinan terjadin karena belum selesainya proses destilasi, dan kandungan

minyak yang diambil masih tercampur dengan pelarut yang belum terdestilasi

sempurna

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada praktikum kali ini dihasilkan kadar lipid sebesar 1,92 gram yang

hasilnya masih terlalu besar.

2. Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari

proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon.

3. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari

suatu campuran dengan menggunakan pelarut berdasarkan beda kelarutan

antara zat satu dan yang lainnya.

4. Mengetahui cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet yaitu dengan

merangkai alat ekstraksi lalu memasukkan pelarut ke labu pemanas dan

Page 22: Laporan Biokim 3 Dico

mengisi zat padat pada selongsong yang selanjutnya diekstraksi sampai

menghasilkan minyak.

5. Kelebihan dari metode sokhletasi adalah pelarut masih utuh, masih dapat

digunakan untuk ekstraksi bahan yang lain, dan dapat melarutkan bahan

yang lebih banyak karena adanya pemanasan.

5.2 Saran

Sebelum melakukan percobaan,praktikan terlebih dahulu

memahami materi

Bersihkan alat yang akan digunakan

Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh asisten

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia  Pustaka

utama

Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97

24.pdf. [28 Maret 2010]

Deacon J. (2005). Fungal Biology. Cambridge, MA: Blackwell Publishers.

hlm. 342. ISBN 1-4051-3066-0

Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga.

Erlangga. Jakarta.

Page 23: Laporan Biokim 3 Dico

Franc, A. (1960): Classe de Bivalves. In: Grassé, Pierre-Paul: Traite de Zoologie

5/II

H. Alex Brown. (2007). Lipodomics and Bioactive Lipids: Mass Spectrometry

Based Lipid Analysis, Volume 432 (Methods in Enzymology). Boston:

Academic Press. ISBN0123738954

Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta: Penerbit EGC.

Hunt SM, Groff JL, Gropper SAS. (1995). Advanced Nutrition and Human

Metabolism. Belmont, CA: West Pub. Co. hlm. 98. ISBN 0-314-04467-1

Kimball, John.W.1983.  Biologi Jilid I Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta

Lucas, Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic

Chemistry. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah

Bagian Biokimia FKUI),  Jakarta: EGC

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA

EKSTRAKSI LIPID

Page 24: Laporan Biokim 3 Dico

Oleh :

ALDICO SATRIA GANESA

26020112140015

Asisten :

SEPTIANY TRIHANIZA

26020111130014

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 25: Laporan Biokim 3 Dico