laporan pendahuluan waham

11

Click here to load reader

Transcript of laporan pendahuluan waham

Page 1: laporan pendahuluan waham

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA

PERUBAHAN PROSES PIKIR: WAHAM

Disusun guna memenuhi tugas Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH:

I KADEK PRANATHA I

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPSIK STIKES WIDYA HUSADA

SEMARANG 2013

Page 2: laporan pendahuluan waham

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA

PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAM

A. Masalah Utama

Perubahan proses pikir: waham

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas

yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan

latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan

perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang,

pertengkaran orang tua dan aniaya (Keliat, BA, 1999).

Waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun

tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial (Gail W.

Stuart, 2000).

Jadi waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan,

yang tetap dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.

Pemikiran ini berasal dari pemikiran klien yang tidak terkontrol.

Tanda dan gejala:

a. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang

agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) secara berlebihan tetapi

tidak sesuai kenyataan.

b. Hal tersebut diungkapkan secara berulang-ulang.

c. Klien tampak tidak mempunyai orang lain.

d. Takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai

lingkungan/realitas.

e. Ekspresi wajah tegang.

f. Mudah tersinggung.

g. Marah tanpa sebab.

h. Bermusuhan dan curiga.

i. Komunikasi kacau.

2

Page 3: laporan pendahuluan waham

j. Perawatan diri terganggu.

2. Penyebab

Salah satu hal yang berperan penting menyebakan terjadinya waham

adalah gangguan konsep diri : harga diri rendah. Gangguan harga diri rendah

adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang

negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan

(Townsend, 1998). Schult & Videbeck (1998) mengatakan gangguan harga

diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan,

yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.

Tanda dan gejala:

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri.

b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.

c. Mengejek dan mengkritik diri sendiri.

d. Merendahkan martabat.

e. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak

ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

f. Percaya diri kurang.

g. Mencederai diri.

h. Klien sukar mengambil keputusan.

3. Akibat

Waham dapat menimbulkan klien menjadi beresiko untuk menciderai

diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Tanda dan gejala:

a. Memperlihatkan permusuhan.

b. Keras dan menuntut.

c. Mendekati orang lain dengan ancaman.

d. Memberi kata-kata ancaman.

e. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan.

f. Rencana melukai diri sendiri dan orang lain.

3

Page 4: laporan pendahuluan waham

C. Pohon Masalah

Kerusakan komunikasi verbal

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Masalah keperawatan

a. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan

b. Kerusakan komunikasi: verbal

c. Perubahan proses pikir: waham

d. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.

2. Data yang dikaji

a. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan

1) Data subyektif

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin

membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.

2) Data obyektif

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan

tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

b. Kerusakan komunikasi: verbal

1) Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

2) Data objektif

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang

didengar dan kontak mata kurang

4

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Core problemPerubahan proses pikir: waham

Page 5: laporan pendahuluan waham

c. Perubahan proses pikir: waham

1) Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,

kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara

berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

2) Data objektif

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,

merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat

waspada, tidak tepat menilai lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien

tegang, mudah tersinggung.

d. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.

1) Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa- apa,

bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu

terhadap diri sendiri

2) Data objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

E. Diagnosa Keperawatan

1. Waham.

2. Harga diri rendah.

F. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Gangguan proses pikir: waham

a. Tujuan umum:

Klien tidak menciderai diri, orang lain dan lingkungan.

b. Tujuan khusus:

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Rasional: Hubungan saling percaya adalah dasar kelancaran hubungan

interaksi.

5

Page 6: laporan pendahuluan waham

Tindakan:

a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan

diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,

buat kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat).

b) Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan

perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan

anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak

mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan

isi waham klien.

c) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi :

katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat

yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan

klien sendirian.

d) Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan

perawatan diri.

2) Klien dapat berhubungan dengan realitas.

Rasional: Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita

itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien

dapat menghilangkan waham yang ada

Tindakan:

a) Berbicara dengan klien dalam konteks

realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).

b) Sertakan klien dalam terapi aktivitas

kelompok : orientasi realitas.

c) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif

yang dilakukan klien.

3) Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Rasional: Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi

perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih

memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa

nyaman dan aman

Tindakan:

a) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

6

Page 7: laporan pendahuluan waham

b) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di

rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

c) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

d) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan

memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).

e) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk

menggunakan wahamnya.

4) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan

kemampuannya

Rasional: mengoptimalkan kemampuan klien dalam melakukan

kegiatan dan klien dapat melakukan dengan senang hati

Tindakan:

a) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

b) Beri pujian atas keberhasilan klien

c) Diskusikan kemungkinan pelaksanan di rumah

5) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

Rasional: Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka

akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang

bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya

Tindakan:

a) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.

b) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu

lalu dan saat ini yang realistis.

c) Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk

melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan

perawatan diri).

d) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai

kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien

sangat penting.

6) Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Rasional: Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan

mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek

samping obat

7

Page 8: laporan pendahuluan waham

Tindakan :

a) Diskusikan dengan klien tentang

nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.

b) Bantu klien menggunakan obat

dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).

c) Anjurkan klien membicarakan efek

dan efek samping obat yang dirasakan.

d) Beri reinforcement bila klien minum

obat yang benar.

7) Klien dapat dukungan dari keluarga.

Rasional: Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan

mambentu proses penyembuhan klien

Tindakan:

a) Diskusikan dengan keluarga

melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara merawat

klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

b) Beri reinforcement atas

keterlibatan keluarga

2. Harga diri rendah

a. Tujuan umum:

Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan

meningkat harga dirinya.

b. Tujuan khusus:

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Rasional: Hubungan saling percaya adalah dasar kelancaran hubungan

interaksi.

Tindakan:

a) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)

b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien

8

Page 9: laporan pendahuluan waham

d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang

berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya

sendiri.

2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

Rasional: Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas,

kontrol diri atau integritas ego diperlakukan sebagai dasar asuhan

keperawatannya, Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri

klien dan pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan

kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian

Tindakan:

a) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,

utamakan memberi pujian yang realistis

c) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Rasional: Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang

dimiliki adalah prasyarat untuk berubah dan pengertian tentang

kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap

mempertahankan penggunaannya.

Tindakan:

a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang

ke rumah.

4) Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki

Rasional: Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap

dirinya sendiri, Klien perlu bertindak secara realistis dalam

kehidupannya dan contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi

klien untuk melakukannya.

Tindakan:

a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap

hari sesuai kemampuan

b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

9

Page 10: laporan pendahuluan waham

c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Rasional: Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat

meningkatkan motivasi dan harga diri klien, reinforcement positif

dapat meningkatkan harga diri klien dan memberikan kesempatan

kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan

Tindakan:

a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

b) Beri pujian atas keberhasilan klien

c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Rasional: Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di

rumah, support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam

mempercepat proses penyembuhan klien dan meningkatkan peran serta

keluarga dalam merawat klien di rumah.

Tindakan:

a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat

klien.

b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

d) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

10

Page 11: laporan pendahuluan waham

G. Daftar Pustaka

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa . Semarang: RSJD Dr. Amino Gonohutomo

Darsana W. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Waham. 2009. Diakses pada tanggal 14 November 2011 dari http://darsananursejiwa.blogspot.com /2009/03/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.html

Keliat BA. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart GW, Sundeen. 2000. Buku Saku Keperawatan Jiwa (ed. Indonesia). Jakarta: EGC.

Towsend. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri (ed. Indonesia). Jakarta: EGC

11