LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

28
LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO A. ANATOMI FISIOLOGI 1. Anatomi Vertigo Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo: a) Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia: Reseptor mekanis divestibulum Resptor cahaya diretina Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik) b) Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat keseimbangan di otak: Saraf vestibularis Saraf optikus Saraf spinovestibulosrebelaris. c) Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi, integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis,

description

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

A. ANATOMI FISIOLOGI

1. Anatomi Vertigo

Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:

a) Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu

mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:

Reseptor mekanis divestibulum

Resptor cahaya diretina

Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)

b) Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat

keseimbangan di otak:

Saraf vestibularis

Saraf optikus

Saraf spinovestibulosrebelaris.

c)Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,

integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri,

hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

B. DEFINISI VERTIGO

Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari

vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan

pusing (Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah gerakan  (sirkuler atau linier), atau

gerakan sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti

dengan gejala dari organ yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata

(nistagmus) (Jenie, 2001).

Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2005, mendefinisikan

vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek

disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan sistem keseimbangan

(ekuilibrum). Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan

keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh

yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita.

Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular,

system visual dan system somato sensorik (propioseptik). Untuk memperetahankan

keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus

difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya

bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya

berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi

bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya

nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban

Tobing, 2003).

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau

seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai

dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa

saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa

lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita

tidak bergerak sama sekali (Israr, 2008).

Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang

menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh

gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah

telinga. Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan

penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah

keseimbangan. Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.

Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan

penglihatan (Putranta, 2005)

Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan

mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala

yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan sebaiknya

langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau

penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009)

Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,

penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak

naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan

Nurbaiti, 2002).

C. KLASIFIKASI VERTIGO

Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok

1. Vertigo paroksismal Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak,

berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi

suatu ketika serangan tersebutdapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita

sama sekali bebas keluhan.Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :

Yang disertai keluhan telinga : Termasuk kelompok ini adalah : Morbus

Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom

Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.

Yang tanpa disertai keluhan telinga : Termasuk di sini adalah :

Serangan iskemi sepintas arteriavertebrobasilaris, Epilepsi, Migren

ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigode L’enfance), Labirin picu (trigger

labyrinth).

Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :Termasuk di sini

adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional

paroksismal benigna.

2. Vertigo kronis Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin

Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:

Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis

Tb,labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik,

tumor serebelopontin.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom

pascakomosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel,

kelainanokuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler,

kelainanendokrin.

Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.

3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-

angsur mengurang, dibedakan menjadi :

Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus,

labirintitisakuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera

pada auditivainterna/arteria vestibulokoklearis.

Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteriavestibularis

anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosismultipleks,

hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.

D. ETIOLOGI VERTIGO

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ

keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang

berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di

dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam

otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau

perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba.

Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)

1. Keadaan lingkungan : Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)

2. Obat-obatan : Alkohol, Gentamisin

3. Kelainan sirkulasi : Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara

karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral

dan arteri basiler

4. Kelainan di telinga : Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di

dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)

Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri

Herpes zoster

Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)

Peradangan saraf vestibuler

Penyakit Meniere

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

5. Kelainan neurologis

Sklerosis multiple

Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya

atau keduanya

Tumor otak

Tumor yang menekan saraf vestibularis.

E. PATOFISISIOLOGI VERTIGO

Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere,

parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga

tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi karena

penyebaran bakteri maupun virus (otitis media). Selain dari segi otologi, vertigo juga

disebabkan karena neurologik. Seperti gangguan visus, multiple sklerosis, gangguan

serebelum, dan penyakit neurologik lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu, vertigo

juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan

terganggunya penglihatan sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan

sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam mempertahankan

keseimbangan.

Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun). Tekanan

yang tinggi diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi telinga

akan keseimbangan terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan tekanan

darah yang rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di telinga

sehingga dapat menyebabkan parese N VIII.

Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat mempengaruhi

tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan darah naik turun dan

dapat menimbulkan vertigo dengan perjalanannya seperti diatas. Selain itu faktor

fisiologi juga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan. Karena persepsi seseorang

berbeda-beda.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

F. PATHWAY VERTIGO

G. TANDA DAN GEJALA VERTIGO

NOVERTIGO PERIFERAL

(VESTIBULOGENIK)

VERTIGO SENTRAL        

(NON-VESTIBULER)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Pandangan gelap

Rasa lelah dan stamina menurun

Jantung berdebar wajah

Hilang keseimbangan

Tidak mampu berkonsentrasi

Perasaan seperti mabuk

Otot terasa sakit

Mual dan muntah-muntah

Memori dan daya pikir menurun

Sensitif pada cahaya terang dan Suara

Penglihatan ganda

Sukar menelan

Kelumpuhan otot-otot

Sakit kepala yang parah

Kesadaran terganggu

Tidak mampu berkata-kata

Hilangnya koordinasi

Mual dan muntah-muntah

Tubuh terasa lemah

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

11 Berkeringat

H. KOMPLIKASI

1. Cidera fisik

Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat

terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu

mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.

2. Kelemahan otot

Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih

sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak

yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG VERTIGO

1. Pemeriksaan Radiologi

Foto mastoid, foto vertebra servikal, CT scan, MRI dsb (atas indikasi).

2. Pemeriksaan Laboratorium dan EKG

3. Tes Romberg yang dipertajam

Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.

Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam

selama 30 detik atau lebih

4. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)

Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.

Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter

atau badan berputar lebih dari 30 derajat

5. Salah Tunjuk(post-pointing)

Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal)

kemudian kembali kesemula

6. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike

Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung

dipinggir tempat tidur dengan sudut 300  kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala

lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi

nistagmus

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

7. Tes Kalori dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita

8. Elektronistagmografi Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang

timbul

9. Posturografi Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual,

vestibular dan somatosensorik.

J. PENATALAKSANAAN VERTIGO

1. Vertigo posisional Benigna (VPB)

Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian

besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan

yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia

merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya.

Setelah vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang

kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali

sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.

Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat

digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika

muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek

(nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping

obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien

bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan

membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.

2. Neurotis Vestibular

Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti  biotika

dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat

bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan

berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.

3. Penyakit Meniere

Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan 

dari terapi medik yang diberi adalah:

Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan

upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo.

Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi terhadap

serangan berikutnya.

Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih

jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang

menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan

vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.

Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan

oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat

bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.

4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)

Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan

vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya

Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan

gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat

dan kemungkinan jatuh dikurangi.

5. Sindrom Vertigo Fisiologis

Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat

ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada

penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.

6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)

TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih

sempurna dalam kurun waktu 24 jam

RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna

terjadi lebih dari 24 jam.

Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan

yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa

meninggalkan cacat.

K. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring

diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.

2. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan

subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya

neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari

yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua

mata ditutup.

3. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya

vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai

fiksasi visual yang kuat.

4. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah

dehidrasi.

5. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut

yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua.

Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi

penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien

bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya

adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak

untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.

6. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan

ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan

vestibular akut

Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:

Tujuannya:

1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium     untuk

meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun

2. Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata

3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan

contoh latihan:

Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup

Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak

miring)

Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan

mata tertutup

Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata

tertutup

Berjalan “tandem”

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

Jalan menaiki dan menuruni lereng

Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical

Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga

menfiksasi pada objek yang diam

Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

L. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

1. PENGKAJIAN VERTIGO

a) Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.

b) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien

vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap

munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo.

c) Riwayat kesehatan yang lalu

Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit

tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik,

aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau

riwayat penyakit lain baik

e) Aktivitas / Istirahat

Letih, lemah, malaise

Keterbatasan gerak 

Ketegangan mata, kesulitan membaca

Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja)

atau karena perubahan cuaca.

f) Sirkulasi

Riwayat hypertensi

Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.

Pucat, wajah tampak kemerahan.

g) Integritas Ego

Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi

Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

h) Makanan dan cairan

Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang,keju,

alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus,hotdog,

MSG (pada migrain).

Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

Penurunan berat badan5.

i) Neurosensoris

Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.

Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.

Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

Perubahan pada pola bicara/pola pikir 

Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

Penurunan refleks tendon dalam

Papiledema.

j) Nyeri/ kenyamanan

Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal

migrain,ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.

Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

Fokus menyempit

Fokus pada diri sendiri

Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.

Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

k) Keamanan

Riwayat alergi atau reaksi alergi

Demam (sakit kepala)

Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis

Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).8.

l) Interaksi social

Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial

yang berhubungan dengan penyakit.

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

m) Penyuluhan / pembelajaran

Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga

Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsioral/hormone,

menopause.

n) Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Pemeriksaan Persistem

1) Sistem persepsi sensori

Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa

benda yang diam tampak bergerak maju mundur.

2) Sistem Persarafan

Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual

maupun dengan alat.

3) Sistem Pernafasan

Adakah gangguan pernafasan.

4) Sistem Kardiovaskuler

Adakah terjadi gangguan jantung.

5) Sistem Gastrointestinal

Adakah Nausea dan muntah

6) Sistem integument

7) Sistem Reproduksi

8) Sistem Perkemihan

o) Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien

dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.

2) Pola aktivitas dan latihan

Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya

vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.

3) Pola nutrisi metabolism

Adakah nausea dan muntah

4) Pola eliminasi

5) Pola tidur dan istirahat

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

6) Pola Kognitif dan perseptua

Adakah disorientasi dan asilopsia

7) Persepsi diri atau konsep diri

8) Pola toleransi dan koping stress

9) Pola sexual reproduksi

10) Pola hubungan dan peran

11) Pola nilai dan kenyakin

DIANOGSA KEPERAWATAN VERTIGO

1. Resiko jatuh berhubungan dengan d kerusakan keseimbangan (N. VIII

2. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis

3. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.

4. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan

dengan kurangnya paparan informasi.

5. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

IV     RENCANA KEPERAWATAN  VERTIGO

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI

1. Resiko jatuh berhubungan

dengan pusing ketika

menggerakkan kepala

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama … x 24 jam

pasien diharapakan tidak jatuh

NOC:

a. Safeti status: Falls Occurrence

b. Falls prevention: know ledge

personal safety

c. Safety beheviour: Falls

prevention

Dengan kreteria:

a. pasien mampu berdiri, d 

uduk, berjalan tanpa pusing

b. Klien mampu menjelaskan jika

terjadi serangan dan cara

mengantisipasinya

1.    Environmental Management: Safety: awasi dan

gunakan lingkungan fisik untuk meningkatkan

keamanan

2. Falls Prevention:

         Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien yang

mungkin dapat meningkatkan resiko jatuh

         Kaji tingkat gait, keseimbangan dan kelelahan

dengan ambulasi

         Instruksikan pasien agar memanggil asisten

ketika melakukan pergerakan

3. Teaching: disease proles

         jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari

penyakit yang diderita

         Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase akut

         Jelaskan pada pasien tentang terapi rehabilitatif

pada pasien vertigo

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

2. Nausea berhubungan

dengan stimulasi visual yang

tidak mengenakkan,

meniere, labirintitis

Setelah dilakukan tindak keperawatan

selama…x24 jam, nausea berkurang /

hilang

N.O.C:

a.    Comfort level

b.    Hidration

c. Nutritional status food finid

intake

Dengan kreteria:

b.    Terdapat tanda-tanda fisik dan

psikologik membaik

c.    Turgor kulit, mukosa mulut baik

d.    Tidak panas dan tidak terdapat

edeme perifer

Intake makanan dan minuman baik

1.    Patient / family teaching

-Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam dan

menelan untuk menurunkan rasa mual dan muntah.

-Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam sebelum,1

jam setelah dan sewaktu makan.

2.NUTRITIONAL MONITORING

-Monitor tipe kehilangan berat badan dan pertumbuhan

-Monitor kelembaban,turgor kulit dan depigmentasi.

-Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan

pasien.

-Monitor asupan kalori dan nutrisi.

-Kolaborasi;

kelola pemberian anticmetic  sebelum makan atau

sesuai jadwal

3. Fluid managmen:

Awasi secara akurat intake dan output

Monitor vital sign

Monitor status nutrisi pasien

Monitor status hydrasi misal kelembaban

membranmukosa, tekanan nadi dan

orthostatic BP

Kelola pemberian terapi IV

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

3 Kurang perawatan diri:

makan, mandi, berpakaian,

toileting b.d kerusakan

neurovaskuler

Batasan Karakteristik :

  Kelumpuhan wajah atau

anggota badan sehingga

menyebab-kan :

  Ketidakmampuan dalam

menyuap, memegang alat

makan

  Ketidakmampuan dalam

membasuh badan,

mongering-kan, keluar

masuk kamar mandi

  Ketidakmampuan pergi ke

kamar mandi, mengguna-

kan pispot

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam

diharapkan kebutuhan mandiri klien

terpenuhi,  NOC;PERAWATAN DIRI

(Mandi,makan,toileting,berpakaian)

Dengan kriteria :

Klien dapat makan de-ngan bantuan

orang lain / mandiri

Klien dapat mandi de-ngan bantuan

orang lain

Klien dapat memakai pakaian

dengan bantuan orang lain / mandiri

Klien dapat toileting de-ngan bantuan

alat

  NIC:Membantu perawatn diri pasien mandi dan

toileting

Aktifitas:

1.Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah

dikenali dan mudah dijangkau klien

2.Libatkan klien dan danpingi

3.Berikan bantuan selama klien tidak mampu

mengerjakan sendiri

NIC : ADL berpakaian

Aktifitas :

1. Informasikan pada klien dalam memilih

pakaian selama perawatan

2. Sediakan pakaian ditempat yang mudah

dijangkau

3. Bantu berpakaian yang sesuai

4. Jaga privasi klien

5. Berikan pakaian pribadi yang digemari dan

sesuai

NIC : ADL Makan

Aktifitas :

1. Anjurkan klien duduk dan berdoa bersama

teman

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

2. Dampingi saat makan

3. Bantu jika klien belum mampu dan beri

contoh

4. Beri rasa nyaman saat makan

4. Defisit pengetahuan ten-tang

penyakit, pengobatan dan

perawatan klien b.d

keterbatasan kognitif, ku-

rang paparan atau mudah

lupa

Setelah dilakukan penjelasan

selama ...x pertemuan, pe-ngetahuan

klien tentang pe-nyakit, pengobatan

dan pe-rawatan klien meningkat

NOC :

          Knowledge : Disease process

(1803)

          Knowladge : Illness care (1824)

Dengan kriteria :

          Klien dan keluarga mam-pu

menjelaskan penger-tian, proses

penyakit, penyebab, tanda dan gejala,

efek penyakit, tindakan pencegahan,

pe-ngobatan dan perawatan vertigo

Teaching individual (5606)

1.    Tentukan kebutuhan pembelajaran klien

2.    Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman klien

tentang vertigo

3.    Kaji tingkat pendidikan

4.    Kaji kesiapan klien dalam mempelajari informasi

spesifik

5.    Atur agar realita tujuan  pembelajaran dengan klien

saling menguntungkan

6.    Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai

7.    Sediakan lingkungan yang kondusif untuk

pembelajaran

8.    Koreksi adanya kesalahan informasi

9.    Sediakan waktu untuk bertanya pada klien

10.  

Teaching : disease process (5602)

1.    Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya

2.    Jelaskan patofisiologi vertigo

3.    Jelaskan tanda dan gejala vertigo

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

4.    Jelaskan kemungkinan penyebabnya

5.    Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin

dapat mencegah komplikasi dimasa yang akan

datang

6.    Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan

perawatan

7.    Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan

yang direkomendasikan

8.    Kaji sumber-sumber pendukung yang

memungkinkan

5. Perfusi jaringan tidak efektif

(spesifik: cerebral) b.d aliran

darah arteri terhambat

Batasan Karakteristik :

  Nyeri kepala / vertigo

  Perubahan status mental

  perubahan respon motorik

  dis-artria

  Kelumpuhan wa-jah

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ..... x 24 jam

diharapkan

Nyeri kepala / vertigo berkurang

sampai de-ngan hilang

Tanda-tanda vital stabil

Monitorang neurologis (2620)

1.    Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk 

pupil

2.    Monitor tingkat kesadaran klien

3.    Monitir tanda-tanda vital

4.    Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah

5.    Monitor respon klien terhadap pengobatan

6.    Hindari aktivitas jika TIK meningkat

7.    Observasi kondisi fisik klien

Terapi oksigen (3320)

Bersihkan jalan nafas dari sekret

Pertahankan jalan nafas tetap efektif

Berikan oksigen sesuai intruksi

Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

humidifier

Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya

pemberian oksigen

Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi

Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen

Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama

aktifitas dan tidur

DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI

Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi, Malang : Perdossi