LAPORAN PENDAHULUAN GGK

20
 LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK (CHRONIC RENAL FAILURE) I. PENGERTIAN Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya tidak riv ers ibe l da n cuku p lan jut. (Suparma n, 19 90 : 34 9). Ga ga l gi nja l kr on ik me rup akan  perkembanga n gagal ginjal yang progr esif dan lambat, biasanya berlang sung dalam beberap a tahun (Lorraine M Wilson, 1995: 812). II. ETIOLOGI 1. Gou t meny eba bka n n efro pat i g out . 2. Dia bet es Mell itus ya ng me nye bab kan ne frop ati DM. 3. SLE ya ng meny eba bka n ne frop ati S LE. 4. Riwaya t bat u yan g menyeb abkan penyakit gin jal g lomerul ar. 5. Riwaya t ede ma ya ng mengar ah ke penya kit g injal g lomeru lar. 6. Ri wa ya t pe nyakit gi nja l da la m ke luarg a (yang didu ga me ngarah ke pe nyak it gi nja l genetik). III. PATOFISIOLOGI Penurunan fungsi nefron Mekanisme kompensasi dan adaptasi asimptomatik BUN dan creatinin meningkat Penumpukan toksin uranik Gangguan gagal ginjal kronik simptomatik 

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN GGK

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 1/20

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK 

(CHRONIC RENAL FAILURE)

I. PENGERTIAN

Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya tidak 

riversibel dan cukup lanjut. (Suparman, 1990: 349). Gagal ginjal kronik merupakan

 perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung dalam beberapa

tahun (Lorraine M Wilson, 1995: 812).

II. ETIOLOGI

1. Gout menyebabkan nefropati gout.

2. Diabetes Mellitus yang menyebabkan nefropati DM.

3. SLE yang menyebabkan nefropati SLE.

4. Riwayat batu yang menyebabkan penyakit ginjal glomerular.

5. Riwayat edema yang mengarah ke penyakit ginjal glomerular.

6. Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga (yang diduga mengarah ke penyakit ginjal

genetik).

III. PATOFISIOLOGI

Penurunan fungsi nefron

Mekanisme kompensasi dan adaptasi asimptomatik 

BUN dan creatinin meningkat

Penumpukan toksin uranik 

Gangguan gagal ginjal kronik simptomatik 

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 2/20

IV. KLASIFIKASI

Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka GGK dapat di klasifikasikan menjadi 4, dengan

 pembagian sebagai berikut:

1. 100-76 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal berkurang.

2. 75-26 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal kronik.

3. 25-5 ml/mnt, disebut gagal ginjal kronik.

4. < 5 ml/mnt, disebut gagal ginjal terminal.

V. KOMPLIKASI

1. Hipertensi.

2. Infeksi traktus urinarius.

3. Obstruksi traktus urinarius.

4. Gangguan elektrolit.

5. Gangguan perfusi ke ginjal.

VI. GEJALA DAN TANDA

1. Hematologik 

Anemia normokrom, gangguan fungsi trombosit, trombositopenia, gangguan lekosit.

2. Gastrointestinal

Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis erosiva.

3. Syaraf dan otot

Miopati, ensefalopati metabolik, burning feet syndrome, restless leg syndrome.

4. Kulit

Berwarna pucat, gatal-gatal dengan eksoriasi, echymosis, urea frost, bekas garukan

karena gatal.

5. Kardiovaskuler 

Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.

6. Endokrin

Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan seksual, libido,

fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan metabolisme vitamin D.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 3/20

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Radiologi Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari komplikasi

yang terjadi.

2. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu a/ obstruksi)

Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu penderita diharapkan tidak 

 puasa.

3. IVP (Intra Vena Pielografi) untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter 

Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu,

misalnya : usia lanjut, DM, dan Nefropati Asam Urat.

4. USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan parenkim

ginjal, antomi sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostat.

5. Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan (vaskuler,

 parenkim, ekskresi ), serta sisa fungsi ginjal.

6. Pemeriksaan radiologi jantung untuk mencari kardiomegali, efusi perikardial.

7. Pemeriksaan Radiologi tulang untuk mencari osteodistrofi (terutama untuk falanks jari),

kalsifikasi metastasik.

8. Pemeriksaan radilogi paru untuk mencari uremik lung; yang terkhir ini dianggap

sebagai bendungan.

9. Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksi yang reversibel.

10. EKG untuk melihat kemungkinan :hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis,

aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia).

11.Biopsi ginjal

12. Pemeriksaan Laboratorium yang umumnya dianggap menunjang, kemungkinan adanya

suatu Gagal Ginjal Kronik :

13. - Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya anemia, dan

hipoalbuminemia.

- Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang rendah.

- Ureum dan kreatinin : Meninggi, biasanya perbandingan antara ureum dan kreatinin

lebih kurang 20 : 1. Ingat perbandingan bisa meninggi oleh karena perdarahan saluran

cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan steroid, dan obstruksi saluran kemih.

Perbandingan ini berkurang : Ureum lebih kecil dari Kreatinin, pada diet rendah

 protein, dan Tes Klirens Kreatinin yang menurun.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 4/20

• Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.

• Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama dengan

menurunnya diuresis.

• Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena berkurangnya sintesis 1,24

(OH)2 vit D3 pada GGK.

• Fosfatase lindi meninggi akibat gangguan metabolisme tulang, terutama

Isoenzim fosfatase lindi tulang.

• Hipoalbuminemis dan Hipokolesterolemia; umumnya disebabkan gangguan

metabolisme dan diet rendah protein.

• Peninggian Gula Darah , akibat gangguan metabolisme karbohidrat pada gagal

ginjal, (resistensi terhadap pengaruh insulin pada jaringan ferifer)• Hipertrigliserida, akibat gangguan metabolisme lemak, disebabkan, peninggian

hiormon inslin, hormon somatotropik dan menurunnya lipoprotein lipase.

• Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukan pH yang

menurun, BE yang menurun, HCO3 yang menurun, PCO2 yang menurun,

semuanya disebabkan retensi asam-asam organik pada gagal ginjal.

VIII. PENATALAKSANAAN

1. Tentukan dan tatalaksana terhadap penyebab.

2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.

3. Diet tinggi kalori rendah protein.

4. Kendalikan hipertensi.

5. Jaga keseimbangan eletrolit.

6. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK.

7. Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal.

8. Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi.

9. Persiapkan program hemodialisis.

10. Transplantasi ginjal.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 5/20

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GAGAL GINJAL KRONIK 

I. PENGKAJIAN

1. Biodata

Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia muda,

dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.

2. Keluhan utama

Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan (anoreksi),

mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas berbau (ureum), gatal pada

kulit.

3. Riwayat penyakit

a. Sekarang: Diare, muntah, perdarahan, luka bakar, rekasi anafilaksis,

renjatan kardiogenik.

b. Dahulu: Riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah

 jantung, hipertensi, penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign Prostatic

Hyperplasia, prostatektomi.

c. Keluarga: Adanya penyakit keturunan Diabetes Mellitus (DM).

4. Tanda vital: Peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah, hipertensi, nafas

cepat dan dalam (Kussmaul), dyspnea.

5. Body Systems :

a) Pernafasan (B 1 : Breathing)

Gejala : nafas pendek, dispnoe nokturnal, paroksismal, batuk dengan/tanpa

sputum, kental dan banyak,

Tanda ; takhipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, Batuk produktif dengan /

tanpa sputum.

 b) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)

Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat. Palpitasi nyeri dada atau angina

dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.

Tanda : Hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, piting pada kaki,

telapak tangan, Disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 6/20

ortostatik, friction rub perikardial, pucat, kulit coklat kehijauan,

kuning.kecendrungan perdarahan.

c) Persyarafan (B 3 : Brain)

Kesadaran : Disorioentasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent sampai koma.

d) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)

Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan

 pekat, tidak dapat kencing.

Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)

abdomen kembung, diare atau konstipasi.

Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria atau

anuria.

e) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)

Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis erosiva dan

Diare

f) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)

Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, (memburuk saat

malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.

Tanda : Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area ekimoosis pada

kulit, fraktur tulang, defosit fosfat kalsium,pada kulit, jaringan

lunak, sendi keterbatasan gerak sendi.

6. Pola aktivitas sehari-hari

a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada pasien gagal ginjal kronik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana

hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gagal ginjal

kronik sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan

kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan

yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah

dimengerti pasien.

 b. Pola nutrisi dan metabolisme : Anoreksi, mual, muntah dan rasa pahit pada

rongga mulut, intake minum yang kurang. dan mudah lelah. Keadaan

tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme

yang dapat mempengaruhi status kesehatan klien.

Gejala ; Peningkatan berat badan cepat (oedema) penurunan berat badan

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 7/20

(malnutrisi) anoreksia, nyeri ulu hati, mual muntah, bau mulut (amonia)

Penggunaan diuretik.

Tanda : Gangguan status mental, ketidakmampuan berkonsentrasi,

kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, kejang,

rambut tipis, kuku rapuh.

c. Pola Eliminasi

Eliminasi uri :

Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan pekat,

tidak dapat kencing.

Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)

abdomen kembung, diare atau konstipasi.

Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria atau

anuria.

Eliminasi alvi : Diare.

d. Pola tidur dan Istirahat : Gelisah, cemas, gangguan tidur.

e. Pola Aktivitas dan latihan : Klien mudah mengalami kelelahan dan lemas

menyebabkan klien tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara

maksimal.

Gejala : kelelahan ektremitas, kelemahan, malaise,.

Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.

f. Pola hubungan dan peran.

Gejala : kesulitan menentukan kondisi. (tidak mampu bekerja,

mempertahankan fungsi peran).

g. Pola sensori dan kognitif.

Klien dengan gagal ginjal kronik cenderung mengalami neuropati / mati rasa

 pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma. Klien mampu

melihat dan mendengar dengan baik/tidak, klien mengalami disorientasi/

tidak.

h. Pola persepsi dan konsep diri.

Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita

mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya

 biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami

kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 8/20

i. Pola seksual dan reproduksi.

Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi

sehingga menyebabkan gangguan potensi seksual, gangguan kualitas

maupun ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.

Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas.

 j. Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping.

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, faktor stress,

 perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, karena

ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,

kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan klien

tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.

Gejala : faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada

kekuatan,

Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan

kepribadian.

k. Pola tata nilai dan kepercayaan

Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta gagal

ginjal kronik dapat menghambat klien dalam melaksanakan ibadah maupun

mempengaruhi pola ibadah klien.

l. Pemeriksan fisik :

a. Kepala: Edema muka terutama daerah orbita, mulut bau khas ureum.

b. Dada: Pernafasan cepat dan dalam, nyeri dada.

c. Perut: Adanya edema anasarka (ascites).

d. Ekstrimitas: Edema pada tungkai, spatisitas otot.

e. Kulit: Sianosis, akaral dingin, turgor kulit menurun.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL DAN INTERVENSI

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 9/20

1. Resiko tinggi terjadinya penurunan curah jantung berhubungan dengan

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung,

akumulasi/penumpukan urea toksin, kalsifikasi jaringan lunak.

2. Resiko tinggi terjadi cedera (profil darah abnormal) berhubungan dengan penekanan,

 produksi/sekresi eritpoietin, penurunan produksi Sel Darah Merah gangguan faktor 

 pembekuan, peningkatan kerapuhan vaskuler.

3. Perubahan proses pikir berhubungan dengan akumulasi toksin, asidosis metabolik,

hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit kalsifikasi metastase pada otak.

4. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status

metabolik, sirkulasi (anemia, iskemia jaringan) dan sensasi (neuropati ferifer),

 penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas, akumulasi areum dalam kulit.

5. Resiko tinggi terjadi perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan

kurang/penurunan salivasi, pembatasan cairan, perubahan urea dalam saliva menjadi

amonia.

6. Anemia berhubungan dengan menurunnya produksi eritropeitin.

7. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik/pembatasan diet,

anemia.

8. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala.

9. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

10. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan

 berhubungan dengan kurangnya informasi.

11. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan metabolisme protein.

DIAGNOSA

1. Resiko tinggi terjadinya penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak 

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 10/20

seimbangan cairan dan elektrolit, gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung,

akumulasi/penumpukan urea toksin, kalsifikasi jaringan lunak.

Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung,

Kriteria: tekanan darah sistole antara 100 – 140 dan diastole antara 70 – 90 mmHg ,

frekuensi nadi antara 60 - 100, nadi perifer yang kuat, capilary refill time yang baik.

INTERVENSI RASIONAL

Auskultasi suara jantung dan paru. Evaluasi adanya edema, perifer, kongesti vaskuler 

dan keluhan dispnoe. Adanya edema paru, kongesti vaskuler, dan keluhan dispnea

manunjukan adanya renal failure.

Monitor tekanan darah, nadi, catat bila ada perubahan tekanan darah akibat perubahan

 posisi Hipertensi yang signifikan merupakan akibat dari gangguan renin angiotensin dan

aldosteron. Tetapi ortostatik hipotensi juga dapat terjadi akibat dari defisit intravaskular 

fluid.

Kaji adanya keluhan nyeri dada, lokasi dan skala keparahan. Hipertensi dan Chronic

renal failure dapat menyebabkan terjadinya myocardial infarct.

Kaji tingkat kemampuan klien beraktivitas. Kelemahan dapat terjadi akibat dari tidak 

lancarnya sirkulasi darah.

Kolaborasi dalam:

Pemeriksaan laboratorium (Na, K), BUN, Serum kreatinin, Kreatinin klirens.

Pemeriksaan thoraks foto.

Pemberian obat-obatan anti hipertensi.

Siapkan Dialisis

2. Resiko tinggi terjadi cedera (profil darah abnormal) berhubungan dengan penekanan,

 produksi/sekresi eritpoietin, penurunan produksi Sel Darah Merah gangguan faktor 

 pembekuan, peningkatan kerapuhan vaskuler.]

Tujuan : Tidak terjadi cedera

Kriteria : Tidak mengalami tanda-tanda perdarahan,lab. Dalam batas normal.

Intervensi:

INTERVENSI RASIONAL

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 11/20

Perhatikan keluhan peningkatan kelelahan, kelemahan, takikardia, mukosa / kulit pucat,

dispnoe, nyeri dada. Dapat menunjukan anemia, dan respon jantung untuk mempertahankan

oksigensi sel.

Awasi tingkat kesadaran dan prilaku Anemia dapat menyebabkan hipoksia, serebral,

 perubahan prilaku mental dan orientasi.

Evaluasi respon terhadap aktivitas. Anemia menurunkan oksigenasi jaringan,

meningkatkan kelelahan, memerlukan perubahan aktivitas (istirahat).

Observasi perdarahan terus menerus dari tempat penusukan, atau pada area mukosa.

Mengalami kerapuhan kapiler.

Awasi haematemesis atau sekresi GI / darah feses.

Stress dan abnormalitas hemostatik dapat mengakibatkan perdarahan GI track.

Berikan sikat gigi halus, pencukur elektrik, gunakan jarum kecil pada saat penyuntikan,

lakukan penekanan lebih lama setelah penyuntikan. Menurunkan resiko perdarahan /

 pembentukan hematoma.

Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap, Thrombosit, Faktor Pembekuan dan

Protrombin. Uremia, menurunkan produksi eritropoetin, menekan produksi Sel Darah

Merah. Pada gagal ginjal kronik, Hb, hematokrit biasanya rendah.

Pemberian transfusi. Mengatasi anemia simtomatik. Pemberian obat – obatan :

Sediaan besi, asam folat, sianokobalamin.

Memperbaiki gejala anemi.

Cimetidin (Actal).

Profilaksis menetralkan asam lambung.

Hemostatik (Amicar).

3. Perubahan proses pikir berhubungan dengan akumulasi toksin, asidosis metabolik,

hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit kalsifikasi metastase pada otak.

Tujuan : Meningkatkan tingkat mental.

Kriteria : Klien mengenal tempat, orang, waktu, tidak menarik diri, tidak ada gangguan

kognitif.

Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 12/20

Kaji luasnya gangguan kemampuan berpikir, memori, orientasi, perhatikan

lapang perhatian ./ Efek sindrom uremik dapat terjadi dengan Kekacauan minor dan

 berkembang ke perubahan kepribadian

Pastikan orang terdekat, tingkat mental pasien biasanya. Memberikan perbandingan.

Berikan lingkungan tenang, ijinkan menggunakan TV. Radio dan kunjungan.

Meminimalkan rangsangan lingkungan. Orientasikan kembali terhadap lingkungan

orang dan waktu. Memberikan petunjuk untuk membantu pengenalan kenyataan.

Hadirkan kenyataan secara singkat dan ringkas. Meningkatkan penolakan terhadap

kenyataan.

Komunikasikan informasi dalam kalimat pendek. Komunikasi akan

dipahami/diingat

Tingkatkan istirahat adekuat dan tidak mengganggu periode tidur Gangguan tidur dapat

mengganggu kemampuan kognitif.

Pemberian tambahan oksigen Perbaikan hipoksia dapat memperbaiki kognitif.

Hindari penggunaan barbiturat/opiat. Memperburuk kekacauan.

4. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status

metabolik, sirkulasi (anemia, iskemia jaringan) dan sensasi (neuropati ferifer),

 penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas, akumulasi areum pada kulit.

Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.

Kriteria : kulit tidak lecet, klien mampu mendemonstrasikan cara untuk mencegah

terjadinya kerusakan integritas kulit.

Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

Inspeksi kulit terhadap Perubahan Warna, turgor, perhatikan

kemerahan,ekskoriasi Menandakan area sirkulasi buruk, yang dapat menimbulkan

dekubitus.

Kaji keadaan kulit terhadap kemerahan dan adanya excoriasi. Sirkulasi darah

yang kurang menyebabkan kulit mudah rusak dan memudahkan timbulnya dicubitus/

infeksi.

Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit, membran mukosa. Deteksi adanya

dehidrasi yang mempengaruhi integritas jaringan pada tingkat seluler.

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 13/20

Ganti posisi tiap 2 jam sekali, beri bantalan pada tonjolan tulang , pelindung

siku dan tumit.

Mengurangi/ menurunkan tekanan pada daerah yang edema, daerah yang

 perfusinya kurang baik untuk mengurangi/menurunkan iskemia jaringan.

Jaga keadaan kulit agar tetap kering dan bersih Kulit yang basah terus menerus memicu

terjadi iritasi yang mengarah terjadinya dikubitus.

Anjurkan pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan kering yang

menyerap keringat dan bebas keriput. Mencegah iritasi kulit dan meningkatkan

evaporasi.

Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin. Menghilangkan

ketidaknyamanan dan menurunkan resiko cedera.

Kolaborasi dalam pemberian foam dan tempat tidur angin Mencegah penekanan

yang terlalu lama pada jaringan yang dapat membatasi ferfusi seluler, sehingga dapat

mengurangi iskemik jaringan.

5. Resiko tinggi perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan penurunan saliva,

 pemabatasan cairan, perubahan urea dalam saliva menjadi amonia.

Tujuan : Mempertahankan membran mukosa.

Kriteria : Mukosa lembab, inflamasi, ulserasi tidak ada, bau amonia berkurang/hilang.

Intervensi:

INTERVENSI RASIONAL

Inspeksi rongga mulut, perhatikan kelembaban, karakter saliva adanya inflamasi

dan ulserasi. Deteksi untuk mencegah infeksi.

Berikan cairan sepanjang 24 jam dalam abatas yang ditentukan Mencegah

kekeringan mulut.

Anjurkan hygiene yang baik setelah makan dan saat akan tidur Menurunkan

 pertumbuhan bakteri.

Anjurkan klien untuk menghentikan merokok, dan menghindari produk pencuci

mulut yang mengandung alkohol. Alkohol, mengiritasi mukosa dan efeknya

mengeringkan

Berikan perawatan mulut sering cuci dengan larutan Asam asetik 25%, berikan

 permen karet, permen keras antara makan. Perawatan mulut menyejukan, melumasi,

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 14/20

dan membantu menyegarkan mulut yang tidak menyenangkan karena uremia.

Pemberian obat-obatan sesuai dengan indikasi Antihistamin, Kiproheptadin

Menghilangkan gatal.

6. Anemia berhubungan dengan menurunnya produksi eritropeitin.

Tujuan : Terjadi peningkatan kadar Hb.

Kriteria : Kadar Hb dalam batas normal, perfusi jaringan baik, akral hangat, merah dan

kering.

Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering. kekeringan

meningkatkan sensitivitas kulit dengan merangsang ujung saraf.

Cegah penghangatan yang berlebihan dengan mempertahankan suhu ruangan

yang sejuk dengan kelembaban yang rendah, hindari pakaian yang terlalu tebal.

 penghangatan yang berlebihan meningkatkan sensitivitas melalui vaso dilatasi.

Anjurkan tidak menggaruk. Garukan merangsang pelepasan histamin

Observasi tanda-tanda vital Deteksi dini terhadap perkembangan klien dan penentuan

terhadap tindakan selanjutnya.

Kolaborasi dalam:

Pemberian transfuse

Pemeriksaan laboratorium Hb.

7. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala.

Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi.

Kriteria : Klien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit.

Klien tenang dan wajah segar.

Klien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup.

Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 15/20

Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur pasien. Untuk 

mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien akibat gangguan pola tidur 

sehingga dapat diambil tindakan yang tepat

Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah. Mengetahui perubahan dari hal-

hal yang merupakan kebiasaan pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur 

 pasien.

Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain seperti cemas, efek 

obat-obatan dan suasana ramai. Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang

lain dialami dan dirasakan pasien.

Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi.

Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh dalam tidur, teknik relaksasi

akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.

Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang. Lingkungan yang nyaman dapat

membantu meningkatkan tidur/istirahat.

8. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.

Kriteria : Klien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.

Emosi stabil., pasien tenang.

Istirahat cukup.

Intervensi:

INTERVENSI RASIONAL

Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien. Untuk menentukan tingkat

kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang

cepat dan tepat.

Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya Dapat

meringankan beban pikiran pasien.

Gunakan komunikasi terapeutik Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-

 pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.

Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta

dalam tindakan keperawatan. Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan

keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran

 pasien.

Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 16/20

 berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin. Sikap positif 

dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.

Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.

Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.

Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman Lingkung yang tenang dan nyaman

dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.

9. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan

 berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan : Klien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya.

Kriteria : Klien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

 pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.

Klien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.

Intervensi:

INTERVENSI RASIONAL

Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit gagal ginjal kronik 

dan Hipertensi.

Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui

sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga.

Kaji latar belakang pendidikan pasien.

Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan

kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.

Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan

 bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti. Agar informasi dapat diterima dengan

mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan

 pasien didalamnya.

Dengan penjelasan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang

dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.

Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika ada / memungkinkan).

Gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan.

10. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan metabolisme protein.

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 17/20

Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.

Kriteria : Berat badan dan tinggi badan ideal.

Pasien mematuhi dietnya.

Mual berkurang dan muntah tidak ada.

Tekanan darah 140/90 mmHg.

Intervensi:

INTERVENSI RASIONAL

Kaji/catat pemasukan diet status nutrisi dan kebiasaan makan.

Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat

diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.

Identifikasi perubahan pola makan.

Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan.

Berikan makanan sedikit dan sering. Meminimalkan anoreksia dan mual.

Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan. Kepatuhan terhadap

diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipertensi yang lebih berat.

Tawarkan perawatan mulut, berikan permen karet atau penyegar mulut diantara waktu

makan. Menghindari membran mukosa mulut kering dan pecah.

Timbang berat badan setiap seminggu sekali.

Mengetahui perkembangan berat badan pasien (berat badan merupakan salah

satu indikasi untuk menentukan diet).

Kolaborasi: konsul dengan dokter untuk pemberikan obat sesuai dengan

indikasi; Nabic, Anti emetik dan anti hipertensi.

 Nabic dapat mengatasi/memperbaiki asidosis. anti emitik akan mencegah

mual/muntah dan obat anti hipertensi akan mempercepat penurunan tekanan darah.

Kolaborasi: konsul dengan ahli gizi untuk pemberian diet tinggi kalori, rendah protein,

rendah garam (TKRPRG). Pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan

tekanan darah dan mencegah komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 18/20

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi

2; EGC. Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi

6; EGC. Jakarta.

Doengoes, Marylin E. (1989) Nursing Care Plans. F.A Davis Company. Philadelphia.

USA.

Haznam M. W. (1992). Kompendium Diagnostik & Terapi Ilmu Penyakit Dalam Edisi

II. Bandung.

Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

 Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Editor: Setiawan. EGC. Jakarta:

Price, Sylvia Anderson. (1985). Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit.

EGC. Jakarta.

Smith, Cindy Grennberg. (1988). Nursing Care Planning Guides for Children.

Baltimore. Williams & Wilkins

Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. FKUI. Jakarta.

SMF UPF Anak. (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi. RSUD Dr. Soetomo.

Surabaya

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 19/20

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK 

(CHRONIC RENAL FAILURE)

Disusun oleh

Putu Edy Santika 081 0711 056

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBAGUNAN NASIONAL UPN”

VETERAN “

 J A K A R T A

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN GGK

5/16/2018 LAPORAN PENDAHULUAN GGK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-ggk-55ab5879e7165 20/20

2 0 1 1 / 2 0 1 2