PPT ASKEP GGK

24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK Oleh : NINIK COMARIYATI Prodi : S1 Keperawatan 8-A Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya 2015-2016

description

askep gagal ginjal kronik

Transcript of PPT ASKEP GGK

Page 1: PPT ASKEP GGK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GAGAL GINJAL

KRONIK

 Oleh : NINIK COMARIYATI

Prodi : S1 Keperawatan 8-AFakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surabaya 2015-2016

Page 2: PPT ASKEP GGK

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Ginjal memiliki fungsi vital yaitu untuk mengatur volume dan komposisi kimia darah dengan mengeksresikan zat sisa metabolisme tubuh dan air secara selektif. Jika terjadi gangguan fungsi pada kedua ginjal maka ginjal akan mengalami kematian dalam waktu 3-4 minggu (Prince dan Wilson, 2005).

MASALAH

Page 3: PPT ASKEP GGK

• Dalam Kartika (2013), berdasakan survei dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan prevalensi penyakit gagal ginjal kronik yang cukup tinggi, yaitu sekitar 30,7 juta penduduk. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 0,2%. Prevalensi kelompok umur ≥ 75 tahun dengan 0,6% lebih tinggi daripada kelompok umur yang lain .

SKALA

Page 4: PPT ASKEP GGK

Pasien dengan gagal ginjal kronik akan mengalami kerusakan fungsi ginjal yang

parah dan kronik yang mengakibatkan pasien akan sulit untuk ditolong

satu penanganan yang tepat untuk pasien gagal ginjal kronik adalah berupa terapi pengganti ginjal.

Hemodialisis merupakan suatu metode berupa cuci darah dengan

menggunakan mesin ginjal buatan.

Prinsip dari hemodialisis ini adalah dengan membersihkan dan mengatur kadar plasma darah yang nantinya akan digantikan oleh mesin ginjal

buatan.

Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dianjurkan

untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup untuk mempertahankan

status gizi agar tetap baik. .

KRONOLOGI

Page 5: PPT ASKEP GGK

Melihat kondisi di atas, maka perawat harus dapat mendeteksi secara dini tanda dan gejala klien dengan

gagal ginjal kronik. Sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien dengan

gagal ginjal kronis.

SOLUSI

• .

Page 6: PPT ASKEP GGK

• Definisi GGK/ CKD

Chronic kidney disease atau gagal ginjal kronik merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-lahan, karena penyebab yang berlangsung lama dan menetap, yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolit (Toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit (Muttaqin, 2011).

BAB 2TINJAUAN TEORI

Page 7: PPT ASKEP GGK

• Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1.73m2)

1. Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ≥90

2. Kerusakan ginjal dengan LFG ringan 60-89

3. Kerusakan ginjal dengan LFG sedang 30-59

4. Kerusakan ginjal dengan LFG berat 15-29

5. Gagal ginjal < 15 atau dialisis

Page 8: PPT ASKEP GGK

• Etiologi Gagal Ginjal Kronik1. Penyakit dari ginjal •Penyakit pada glomerulus glomerulonefritis•Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis•Batu ginjal: nefrolitiasis•Kista di ginjal : polcystis kidney•Trauma langsung pada ginjal•Keganasan pada ginjalSumbatan:batu, tumor, penyempitan/strikur

2. Penyakit umum diluar ginjal•Penyakit sistemik: DM, hipetensi, kolesterol tinggi•SLE•Infeksi di badan : TBCparu, sifilis, malaria, hepatitis•Pre eklamsi•Obat-obatan•Kehilangan banyak cairan mendadak (luka bakar).

Page 9: PPT ASKEP GGK

Manifestasi Klinis GGK

Desain Penelitian True Eksperimental Design. Rancangan penelitian menggunakan desain Post Test Only Control Group Design

Variabel Olesan Minyak Cengkeh (Syzygium Aromaticum L) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Insisi.

Lokasi dan Waktu PenelitianDi laboraturium FIK gedung G lantai 5 Universitas Muhammadiyah Surabaya. Waktu penelitian ± 1 bulan.

Instrumen Lembar Observasi

Sistem respirasi

Kardiovaskuler

Ginjal dan gastrointestinal

Page 10: PPT ASKEP GGK

Gagal ginjal kronik selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Stadium-stadium GGK didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa, meliputi hal-hal berikut (Muttaqin, 2011).

Editing Coding ScoringEtika

peneitian

Page 11: PPT ASKEP GGK

• KLICK. WOC GGK/ CKD

Page 12: PPT ASKEP GGK

.1) Perawatan kulit yang baik2) Jaga kebersihan3) Beri dukungan nutrisi4) Pantau adanya hyperkalemia5) Kaji status hidrasi dengan hati-hati6) Kontol tekanan darah7) Latih klien nafas dalam untuk mencegah terjadinya kegagalan nafas akibat

obstruksi.8) Jaga kondisi septic dan aseptic setiap prosedur perawatan (pada perawatan luka

operasi).9) Observasi adanya tanda-tanda perdarahan ginjal10) Tatalaksana dialysis/ transplantasi Ginjal

Penatalaksanaan GGK/CKD

Page 13: PPT ASKEP GGK

KOMPLIKASI GGK

Penyakit tulang

Penyakit kardiovaskule

rAnemia Dehidrasi Gatal

Page 14: PPT ASKEP GGK

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT GGK/ CKD

1. Pengkajian (Muttaqin, 2011)a) Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,

pekerjaan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, dll.b) Keluhan utama: keluhan utama biasanya yang didapat bervariasi, mulai

dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.

c) Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada klien gagal ginjal kronis biasanya terjadi penurunan urine output, penurunan kesadaran, penurunan kesadaran, perubahan pola napas karena komplikasi dari gangguan system ventilasi, fatigue, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya napas berbau amonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi.

Page 15: PPT ASKEP GGK

Lanjutan…..

2) Riwayat Kesehatan Dahulu Gagal ginjal kronis dimulai dengan periode gagal ginjal akut dengan berbagai penyebab (multikause). Kaji riwayat infeksi saluran kemih, payah jantung, penggunaan obat-obatan nefrotoksik, Benign Prostatic Hiperplasia, dan prostatektomi. Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan berulang, penyakit DM, dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab.

3) Riwayat Kesehatan KeluargaGagal ginjal bukan penyakit yang bersifat menular dan menurun. Namun, pencetus sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian penyakit gagal ginjal kronis, kaji pola kesehatan keluarga yang diterapkan jika ada anggota keluarga yang sakit, misalnya minum saat sakit.

4) Psikososial : adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisis akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biay perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan, gangguan konsep diri (gambaran diri) dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).

Page 16: PPT ASKEP GGK

2. Pemeriksaan per system / (B1-B6)

• B1 (Breathing) : Klien bernapas dengan berbau urine (fetor uremik) sering didapatkan pada fase ini. Respons uremia didapatkan adanya pernapasan Kussmaul. Pola napas cepat dan dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan karbon dioksida yang menumpuk di sirkulasi dan disertai dengan penggunaan otot bantu pernafasan.

• B2 (Blood) : Pada kondisi uremia berat, tindakan auskultasi perawat akan menemukan adanya friction rub yang merupakan tanda khas efusi perikardial. Didapatka tanda dan gejala gagal jantung kongestif, TD meningkat, akral dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri dada, atau angina dan sesak napas, gangguan irama jantung, edema penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan curah jantung akibat hiperkalemi, dan gangguan konduksi elektrikal otot ventrikel. Pada sistem hematologi sering didapatkan adanya anemia. Anemia sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran GI, kecenderungan mengalami pendarahan sekunder dari trombositopenia.

Page 17: PPT ASKEP GGK

Lanjutan….• B3 (Brain) : Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti

perubahan proses pikir dan disorientasi. Klien sering didapatkan adanya kejang, adanya neuropati perifer, burning feet syndrome, restless leg syndrom, kram otot, dan nyeri otot.

• B4 (Bladder) : Penurunan urine output < 400/hari (oliguri) sampai anuri, terjadi penurunan libido berat.

• B5 (Bowel) : Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia dan diare dari bau mulut amonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.

• B6 (Bone) : Didapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki (memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), petekie, area ekimosis pada kulit, fraktur tulang, defosit fosfat kalsium, pada kulit, jaringan lunak, dan sendi keterbatasan gerak sendi. Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer.

(Muttaqin, 2011)

Page 18: PPT ASKEP GGK

KLICK. Pemeriksaan Fisik

Page 19: PPT ASKEP GGK

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang laboraturium pada gagal ginjal kronik menurut Doenges (2005) adalah :

1) Urine• Volume biasanya kurang dari 400ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak ada (anuria)• Warna urine, secara abnormal keruh mungkin disebabkan karena pus, bakteri,

lemak• Berat jenis urine, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan

kerusakan ginjal berat)• Klirens kretinin urine mungkin menurun • Natrium (urine), lebih besar dari 40 meq/L karena ginjal tidak mampu

mereabsobsi natrium • Kalium (urine), mengalami peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai

perpindahan selular (asidosis)• Protein (urine), derajat tinggi proteinuria (3-4 +) secara kuat menunjukkan

kerusakan glomeruslus

Page 20: PPT ASKEP GGK

2) Darah• Hitung darah lengkap, Hb menurun pada anemia, Hb berkurang dari

7-8 gr• GDA, pH menurun (normal: 7,35-7,45), asidosis metabolic (kurang

dari 7,2) terjadi karena kehilangan kemampuan ginjal untuk mengeskresi hydrogen dan ammonia atau hasil akhir katabolisme protein, HCO3 bikarbonat menurun (normal: 22-26) dan PaCO2 menurun (normal: 45-35).

• Kreatinin (serum) mengalami peningkatan kadar.• Kalium (serum) mengalami peningkatan,• Magnesium (serum) meningkat• Kalsium ( menurun)

Page 21: PPT ASKEP GGK

• KLICK. Analisa Data

Page 22: PPT ASKEP GGK

Diagnosa Keperawatan

1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium ditandai dengan oliguria, retensi cairan dan natrium.

2) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan ditandai dengan pola napas abnormal adanya pernapasan kussmaul (napas cepat dan dalam).

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan ditandai dengan ketidakmampuan menelan makanan.

Page 23: PPT ASKEP GGK

• KLICK. Intervensi Keperawatan

Page 24: PPT ASKEP GGK

MATUR SUWUN

SAKALANGKONG