LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

29
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL A. PENGERTIAN Eliminasi fekal merupakan proses eliminasi produk sisa yang diekskresikan disebut sebagai feses atau tinja. Feses normal tersusun atas 75% air dan 25% materi padat. Feses lunak tetapi memiliki bentuk. Apabila feses didorong dengan sangat cepat di usus besar, tidak ada waktu untuk sebagian besar air di dalam kime diserap kembali dan feses akan mengandung lebih banyak cairan, mungkin sekitar 95% air. Feses normal memerlukan asupan cairan normal, feses yang mengandung sedikit air mungkin keras dan sulit dikeluarkan. Ffeses normalnya berwarna coklat, faktor lain yang mememngaruhi warna feses adalah kerja bakteri seperti Escherichia coli atau Stafilokokus, yang normalnya berada di dalam usus besar. Kerja mikroorganisme pada kime juga menimbulkan bau feses. Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan proses penernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus. Organ utama yang berperan dalam eliminasi fekal adalah usus

description

lp

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL

A. PENGERTIAN

Eliminasi fekal merupakan proses eliminasi produk sisa yang

diekskresikan disebut sebagai feses atau tinja. Feses normal tersusun atas 75%

air dan 25% materi padat. Feses lunak tetapi memiliki bentuk. Apabila feses

didorong dengan sangat cepat di usus besar, tidak ada waktu untuk sebagian

besar air di dalam kime diserap kembali dan feses akan mengandung lebih

banyak cairan, mungkin sekitar 95% air. Feses normal memerlukan asupan

cairan normal, feses yang mengandung sedikit air mungkin keras dan sulit

dikeluarkan. Ffeses normalnya berwarna coklat, faktor lain yang

mememngaruhi warna feses adalah kerja bakteri seperti Escherichia coli atau

Stafilokokus, yang normalnya berada di dalam usus besar. Kerja

mikroorganisme pada kime juga menimbulkan bau feses. Eliminasi fekal

sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran pencernaan

merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya

untuk diserap oleh tubuh dengan proses penernaan (pengunyahan, penelanan,

dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus. Organ

utama yang berperan dalam eliminasi fekal adalah usus besar. Usus besar

memiliki beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi cairan dan elektrolit,

proteksi atau perlindungan dengan mensekresikan mukus yang akan

melindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan aktivitas bakteri,

mengantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan berkontraksi. Proses

eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat refleks ini

terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena adanya

feses dalam rektum. (Kozier : 2010)

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Faktor-faktor yang memengaruhi eliminasi fekal, yaitu :

a. Tingkat perkembangan

Pada bayi sistem pencernaannya belum sempurna. Sedangkan pada

lansia proses mekaniknya berkurang karena berkurangnya kemampuan

fisiologis sejumlah organ.

b. Diet

Ini bergantung pada kualitas, frekuensi, dan jumlah makanan yang

dikonsumsi. Sebagai contoh, makanan berserat akan mempercepat

produksi feses. Secara fisiologis, banyaknya makanan yang masuk

kedalam tubuh juga berpengaruh terhadap keinginan defekasi.

c. Asupan Cairan

Asupan cairan yang kurang akan menyebabkan feses lebih keras. Ini

karena jumlah absorpsi cairan dikolon meningkat. Selain itu,

pengurangan asupan cairan memperlambat perjalanan kime di

sepanjang usus. Namun apabila kime bergerak dengan cepat secara

tidak normal di sepanjang usus besar, waktu penyerapan kembali cairan

ke dalam darah menjadi lebih singkat, akibatnya feses menjadi lunak

dan bahkan berair atau encer.

d. Tonos Otot

Tonus otot terutama abdomen yang ditunjang dengan aktivitas yang

cukup akan membantu defekasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan

materi feses bergerak disepanjang kolon.

e. Faktor psikologis

Perasaan cemas atau takut akan mempengaruhi peristaltik atau motilitas

usus sehingga dapat menyebabkan diare.

f. Pengobatan

Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek konstipasi. Laksatif dan

katartik dapat melunakkan feses dan meningkatkan peristaltik. Akan

tetapi, jika digunakan dalam waktu lama, kedua obat tersebut dapat

menurunkan tonus usus sehingga usus menjadi kurang responsif

terhadap stimulus laksatif. Obat-obat lain yang dapat mengganggu pola

defekasi antara lain: analgesik narkotik,opiat, dan anti kolinergik.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

g. Penyakit

Beberapa penyakit pencernaan dapat menyebabkan diare atau

konstipasi.

h. Gaya hidup

Aktivitas harian yang biasa dilakukan, bowel training pada saat kanak-

kanak, atau kebiasaan menahan buang air besar.

i. Posisi selama defekasi

Posisi jongkok merupakan posisi paling sesuai untuk defekasi. Posisi

tersebut memungkinkan individu mengerahkan tekanan yang

terabdomen dan mengerutkan otot pahanya sehingga memudahkan

proses defekasi.

j. Kehamilan

Konstipasi adalah masalah umum ditemui pada trimester akhir

kehamilan . seiring bertambahnya usia kehamilan , ukuran janin dapat

menyebabkan obstruksi yang akan menghambat pengeluaran feses .

Akibatnya , ibu hamil sering kali mengalami hemoroid permanen

karena seringnya mengedan saat defekasi.

Beberapa masalah eliminasi fekal, yaitu :

a. Konstipasi

Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti

oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Konstipasi

dapat didefinisikan sebagai defekasi kurang dari tiga kali per minggu.

Konstipasi terjadi jika pergerakan feses di usus besar berjalan lambat,

seingga memungkinkan bertambahnya waktu reabsorpsi cairan di dalam

tubuh. Konstipasi mengakibatkan sulitnya pengeluaran feses dan

bertambahnyanupaya atau penekanan otot-otot volunter defekasi.

Konstipasi dibagi menjadi 2, yaitu konstipasi kolonik (keadaan individu

yang mengalami atau berisiko mengalami perlambatan pasase residu

makanan yang mengakibatkan feses kering dan keras) dan konstipasi

dirasakan (keadaan individu dalam menentukan sendiri penggunaan

laksantif, enema, atau supositoria untuk memastikan defekasi setiap

harinya). Risiko Konstipasi dapat terjadi apabila terdapat penurunan

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

frekuensi normal defekasi yang disertai dengan kesulitan atau pasase

feses tidak lampias dari/atau pasase feses yang keras,kering, dan

banyak.

b. Diare

Diare mrujuk pada pengeluaran feses encer dan peningkatan frekuensi

defekasi. Diare merupakan kondisi yang berlawanaan dengan konstipasi

dan terjadi akibat cepatnya pergerakan isi fekal di usus besar. Diare

terjadi karena kime bergerak dengan cepat secara tidak normal di

sepanjang usus besar, waktu penyerapan kembali cairan ke dalam darah

menjadi lebih singkat, akibatnya feses menjadi lunak dan bahkan berair

atau encer. (Kozier : 2010)

B. TANDA DAN GEJALA

1) Konstipasi

Batasan Karakteristik :

Nyeri abdomen

Nyeri tekan abdomen dengan teraba resistensi otot

Nyeri tekan abdomen tanpa teraba resistensi otot

Anoreksia

Penampilan tidak khas pada lansia (mis : perubahan pada status

mental, inkontinensia urinarius, jatuh yang tidak penyebabnya,

peningkatan suhu tubuh)

Darah merah pada feses

Perubahan pada pola defekasi

Penurunan frekuensi

Penurunan volume feses

Distensi abdomen

Rasa rektal penuh

Rasa tekanan rektal

Keletihan umum

Feses keras dan berbentuk

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Sakit kepala

Sering flatus

Mengenja pada saat defekasi

Peningkatan tekanan abdomen

Mual

Nyeri pada saat defekasi

Massa abdomen yang dapat diraba

Massa rektal yang dapat diraba

2) Diare

Batasan karakteristik :

Nyeri abdomen

Sedikitnya tiga kali defekasi per hari

Keram

Bising usus hiperaktif

Ada dorongan. (NANDA Internasional : 2012)

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

C. POHON MASALAH

1) KONSTIPASI

2) RISIKO KONSTIPASI

Penggunaan obat-obatan tertentu (seperti, gol. Opiat)dan mengandung

AL dan Ca

Diet rendah serat, asupan cairan kurang, kondisi psikis, kondisi metabolik, dan

penyakit yang di derita

Memperpanjang waktu transit di kolonAbsorbsi cairan dan elektrolit

Memberi efek pada segmen ususMemperpanjang waktu transit di kolon karena absorbsi terus berlangsung

Feses mengeras Kontraksi tidak mendorong

KONSTIPASIGangguan defekasi

Rangsangan refleks penyebab rekto anal

Relaksasi sfingter interna dan eksterna

Membran mukorektal dan muskulatur tidak

peka terhadap rangsangan fekal

Tekanan intra abdomen meningkat

Diperlukan rangsangan yang lebih kuat untuk

mendorong feses

Spasme setelah makan nyeri kolik pada abdomen bawah

KONSTIPASITidak responsif terhadap rangsangan normal

Kolon kehilangan tonus

RISIKO KONSTIPASI

RISIKO KONSTIPASI

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

3) DIARE

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk mengkaji gangguan eliminasi

fekal pada pasien pasien, antara lain:

1. Anuskopi

2. Proktosigmoidoskopi

3. Rontgen dengan kontras

4. Pemeriksaan laboratorium

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Pemberian obat pencahar pada pasien konstipasi (sesuai dengan dosis) dan

tidak boleh diberikan terlalu sering

Faktor psikologi

Faktor makanan

Faktor malabsorpsi karbohidrat,

protein, lemak

Faktor infeksi

CemasToksin tak dapat diserap

Tekanan osmotik

meningkat

Masuk dan berkembang dalam usus

Hiperperistaltik menurun kesempatan

usus menyerap makanan

Pergeseran air dan elektrolit

ke rongga usus

Hipersekresi air dan

elektrolit (meningkat isi rongga usus)

DIARE

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

2. Pemberian Huknah/lavement

3. Pemberian Glyserin spuit

4. Melatih bowel training

5. Evakuasi feses (mengeluarkan feses dengan jari)

6. Pemasangan dan perawatan kolostomi

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1) Pola Defekasi dan Keluhan Selama Defekasi

Pengkajian ini meliputi bagaimana pola defekasi dan keluhannya selama

defekasi. Secara normal, frekuensi buang air besar pada bayi sebanyak 4-6

kali/hari, sedangkan orang dewasa adalah 2-3 kali/hari dengan jumlah rata-

rata pembuangan per hari adalah 150 g.

2) Keadaan Feses

a. Riwayat keperawatan

a) Pola defekasi : Frekuensi , pernah berubah

b) Perilaku defekasi: Penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola

c) Deskripsi feses : Warna, bau, dan tekstur

d) Diet : Makanan memengaruhi defekasi,makanan biasa dimakan,

makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak.

e) Cairan : Jumlah dan jenis minuman/hari

f) Aktivitas :Kegiatan sehari-hari , kegiatan yang spesifik yang

dilakukan

g) Penggunaan medikasi : Obat-obatan yang memengaruhi defekasi

h) Stress : stres yang berkepanjangan atau pendek, koping untuk

menghadapi atau bagaimana menerima

i) Pembedahan atau penyakit menetap

b. Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Fekal

Faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal antara lain

perilaku/kebiasaan defekasi, diet, makanan yang biasa dimakan,

makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak, cairan,

aktivitas, kegiatan yang spesifik, penggunaan obat, kegiatan yang

spesifik, stres, pembedahan/penyakit menetap, dan lain-lain.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

c. Pemeriksaan Fisik

a) Abdomen, pemeriksaan dilakukan pada posisi terlentang, hanya pada

bagian yang tampak saja.

1. Inspeksi :Amati abdomen untuk melihat bentuknya, simetrisitas,

adanya distensi, atau gerak peristaltik

2. Auskultasi : dengarkan bising usus, lalu perhatikan intensitas,

frekuensi dan kualitasnya.

3. Perkusi : lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui adanya

distensi berupa cairan, massa, atau udara. Mulailah pada bagian

kanan atas dan seterusnya.

4. Palpasi : lakukan palpasi untuk mengetahui konstitensi abdomen

serta adanya nyeri tekan atau massa di permukaan abdomen.

b) Rektum dan anus, pemeriksaan dilakukan pada posisi litotomi atau

sims.

c) Feses, amati feses pasien dan catat konstitensi, bentuk bau, warna, dan

jumlahnya. (Alimul, Aziz : 2006)

Karakteristik Feses Normal dan Abnormal

Keadaan Normal Abnormal Penyebab

Warna Bayi : kuning Putih,

hitam/tar, atau

merah

Kurangnya

kadar empedu,

perdarahan

saluran cerna

bagian atau

perdarahan

saluran cerna

bagian bawah

Dewasa : coklat Pucat berlemak Malabsorpsi

lemak

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Bau Khas feses dan

dipengaruhi

oleh makanan

Amis dan

perubahan bau

Darah dan

infeksi

Konsistensi Lunak dan

berbentuk

Cair Diare dan

absorpsi kurang

Bentuk Sesuai diameter

rektum

Keci,

bentuknya

seperti pensil

Obstruksi dan

peristaltik yang

cepat

Konstituen Makanan yang

tidak dicerna,

bakteri yang

mati, lemak,

pigmen

empedu,

mukosa usus,

air

Darah, pus,

benda asing,

mukus, atau

cacing

Internal

bleeding,

infeksi, tertelan

benda, iritasi,

atau inflamasi

d) Pemeriksaan Laboratorium

1. Analisis kandungan feses : untuk mengetahui kondisi patologis

seperti : tumor, perdarahan dan infeksi.

2. Tes Guaiak : pemeriksaan darah samar di feses yang mengitung

jumlah darah mikroskopik di dalam feses. (Wilkonson, Judith

M.:2009)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Konstipasi

a. Definisi

Penurunan pada frekuensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan

atau pengeluaran tidak lengkap feses dan/atau pengeluaran feses yang

keras, kering, dan banyak

b. Batasan Karakteristik

Nyeri abdomen

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Nyeri tekan abdomen dengan teraba resistensi otot

Nyeri tekan abdomen tanpa teraba resistensi otot

Anoreksia

Penampilan tidak khas pada lansia (mis : perubahan pada status

mental, inkontinensia urinarius, jatuh yang tidak penyebabnya,

peningkatan suhu tubuh)

Darah merah pada feses

Perubahan pada pola defekasi

Penurunan frekuensi

Penurunan volume feses

Distensi abdomen

Rasa rektal penuh

Rasa tekanan rektal

Keletihan umum

Feses keras dan berbentuk

Sakit kepala

Sering flatus

Mengenja pada saat defekasi

Peningkatan tekanan abdomen

Mual

Nyeri pada saat defekasi

Massa abdomen yang dapat diraba

Massa rektal yang dapat diraba

c. Faktor yang Berhubungan

Fungsional

Kelemahan otot abdomen

Kebiasaan mengabaikan dorongan defekasi

Ketidakadekuatan toiletting (misalnya : batasan waktu, posisi

untuk defekasi, privasi)

Kurang aktivitas fisik

Kebiasaan defekasi tidak teratur

Perubahan lingkungan saat ini

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Psikologis

Depresi

Stres emosi

Konfusi mental

Farmakologis

Antasida mengandung alumunium

Antikolinergik

Antikonvulsan

Antidepresan

Agens antilipemik

Kalsium karbonat

Diuretik

Penyalahgunaan laksatif

Garam besi

Agens antiinflamasi nonsteroid

Opiat

Fenotiazid

Sedatif

Simpatomimetik

Mekanis

Ketidakseimbangan elektrolit

Hemoroid

Gangguan neurologis

Obesitas

Obstruksi pascabedah

Kehamilan

Pembesaran prostat

Abses rektal

Fisura anal rektal

Striktur anal rektal

Prolaps rektal

Ulkus rektal

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Tumor

Fisiologis

Perubahan pola makan

Perubahan makanan

Penurunan motilitas traktus gastrointestinal

Dehidrasi

Ketidakadekuatan gigi geligi

Ketidakadekuatan higiene oral

Asupan serat tidak cukup

Asupan cairan tidak cukup

Kebiasaan makan buruk

2. Risiko Konstipasi

a. Definisi

Berisiko terhadap penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai

dengan kesulitan atau pasase feses tidak lampias dan/atau pasase feses

yang keras, kering, dan banyak

b. Faktor Risiko

Fungsional

Kelemahan otot abdomen

Kebiasaan mengabaikan dorongan defekasi

Ketidakadekuatan toiletting (misalnya : batasan waktu, posisi

untuk defekasi, privasi)

Kurang aktivitas fisik

Kebiasaan defekasi tidak teratur

Perubahan lingkungan saat ini

Psikologis

Depresi

Stres emosi

Konfusi mental

Farmakologis

Antasida mengandung alumunium

Antikolinergik

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Antikonvulsan

Antidepresan

Agens antilipemik

Kalsium karbonat

Diuretik

Penyalahgunaan laksatif

Garam besi

Agens antiinflamasi nonsteroid

Opiat

Fenotiazid

Sedatif

Simpatomimetik

Mekanis

Ketidakseimbangan elektrolit

Hemoroid

Gangguan neurologis

Obesitas

Obstruksi pascabedah

Kehamilan

Pembesaran prostat

Abses rektal

Fisura anal rektal

Striktur anal rektal

Prolaps rektal

Ulkus rektal

Tumor

Fisiologis

Perubahan pola makan

Perubahan makanan

Penurunan motilitas traktus gastrointestinal

Dehidrasi

Ketidakadekuatan gigi geligi

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

Ketidakadekuatan higiene oral

Asupan serat tidak cukup

Asupan cairan tidak cukup

Kebiasaan makan buruk

3. Diare

a. Definisi

Pasase feses yang lunak dan tidak berbentu

b. Batasan Karakteristik

Nyeri abdomen

Sedikitnya tiga kali defekasi per hari

Keram

Bising usus hiperaktif

Ada dorongan. (NANDA Internasional : 2012)

c. Faktor yang Berhubungan

Psikologis

Ansietas

Tingkat stres tinggi

Situasional

Efek samping obat

Penyalahgunaan alkohol

Kontaminan

Penyalahgunaan laksatif

Radiasi

Toksin

Melakukan perjalanan

Slang makan

Fisiologis

Proses infeksi

Inflamasi

Iritasi

Malabsorpsi

Parasit

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

H. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)

Intervensi (NIC)

1 Konstipasi NOCSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam keluhan pasien terpenuhi dengan outcome pola eliminasi fekal pasien teratur 1 x sehari dengan kriteria hasil :

a. Bntuk feses lunak dan berbentuk

b. Nyeri saat defekasi berkurang

c. Darah di dalam feses tidak ada.

d. Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi

NICConstipation/Impaction Management

a. Monitor tanda dan gejala konstipasi

b. Monitor bising usus

c. Monitor feses : frekuensi, konsistensi, dan volume

d. Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus

e. Monitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis

f. Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien

g. Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi

h. Dukung intake cairan

i. Kolaborasikan pemberian laksatif

j. Pantau tanda dan gejala impaksi

k. Pantau gerakan usus, termasuk konsistensi, frekuensi, bentuk, volume, dan warna

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

l. Susun jadwal ke toilet

m. Dorong peningkatan asupan cairan, kecuali dikontraindikasikan

n. Evaluasi profil obat untuk efek samping gastrointestinal

o. Anjurkan pasien atau keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja

p. Ajarkan pasien/keluarga bagaimana untuk menjaga buku harian makanan

q. Anjurkan pasien/keluarga untuk diet tinggi serat

r. Anjurkan pasien/keluarga pada penggunaan yang tepat dari obat pencahar

s. Anjurkan pasien/keluarga pada hubungan asupan diet, olahraga, dan cairan sembelit/impaksi

t. Sarankan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter jika sembelit atau impaksi terus ada

u. Informasikan pasien prosedur penghapusan

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

manual dari tinja, jika perlu

v. Lepaskan impaksi tinja secara manual, jika perlu

w. Timbang pasien secara teratur

x. Ajarkan pasien/keluarga tentang proses pencernaan yang normal

y. Ajarkan pasien/keluarga tentang kerngka waktu untuk resolusi sembelit

2 Risiko Konstipasi NOCSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam keluhan pasien terpenuhi dengan outcome pola eliminasi fekal pasien teratur 1 x sehari dengan kriteria hasil :Kriteria Hasil

a. Konsistensi feses lunak dan berbentuk

b. Kecukupan hasil di dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel

c. Pola makan teratur dengan frekuensi 3 x sehari dengan makanan yang tinggi serat

d. Mengeluarkan feses tanpa bantuan

e. Darah di dalam feses tidak ada

f. Nyeri saat defekasi

NICConstipation/Impaction Management

a. Monitor tanda dan gejala konstipasi

b. Monitor bising usus

c. Monitor feses : frekuensi, konsistensi, dan volume

d. Monitor pola makan, dan asupan makanan

e. Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien

f. Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi

g. Ajarkan pasien/keluarga bagaimana untuk menjaga buku harian makanan

h. Anjurkan pasien/keluarga untuk diet tinggi

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

berkurang serati. Ajarkan

pasien/keluarga tentang kerngka waktu untuk resolusi sembelit

3. Diare NOC

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3 x

24 jam diharapkan feses

pasien berbentuk dan

lembek dengan kriteria

hasil :

Kriteria hasil :a. Konsistensi feses

lembek dan berbentuk

b. Lendir dan darah pada feses tidak ada

c. Intake makanan dengan zat ekskresi yang dikeluarkan seimbang

d. Pola makan teratur 3 x sehari, dan banyak memakan makanan rendah serat

NIC Diarhea Management

e. Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastorintestinal

f. Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare

g. Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat warna, jumlah, frekuensi, dan konsistensi dari feses

h. Evaluasi intake makanan yang masuk

i. Identifikasi faktor penyebab dari diare

j. Monitor tanda dan gejala diare

k. Observasi turgor kulit secara rutin

l. Ukur diare/keluaran BAB

m. Hubungi dokter jika ada kenaikan bising usus

n. Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein, dan tinggi kalori, jika memungkinkan

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL

o. Instruksikan untuk menghindari laksatif

p. Ajarkan teknik menurunkan stres

q. Monitor persiapan makanan yang aman.

I. REFERENSI

Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Carpenito-Moyet, Linda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi

13. Jakarta:EGC

Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta:EGC

NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi. Jakarta:EGC

Wilkonson, Judith M. 2009.Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta:EGC

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN FEKAL