Kebutuhan Dasar Eliminasi Fekal
-
Upload
hilmanhidayat -
Category
Documents
-
view
281 -
download
25
description
Transcript of Kebutuhan Dasar Eliminasi Fekal
KEBUTUHAN DASAR
ELIMINASI FEKAL
Sonny Gunawan, S.Kep., Ns
PENDAHULUAN
Saluran gastrointestinal (GI) merupakan serangkaian organ muscular berongga yang dilapisi oleh membrane mukosa (selaput lendir)
TUJUAN KERJA ORGAN GI :
Mengabsorbsi cairan dan makanan
Menyiapkan makanan untuk diabsorbsi & digunakan oleh sel-sel tubuh
Menyediakan tempat penyimpanan feses sementara
DEFINISI Buang air besar atau defekasi adalah suatu
tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan (Dianawuri, 2009).
FUNCTION OF THE GASTROINTESTINAL TRACT
MouthSaliva
EsophagusStomachLiver, bile
GallbaladderPankreas
Small intestineCaecumColon
Rectum
PRODUK DEFEKASIProduk dari defekasi ialah feses
Feses terdiri atas 75 % air dan 25% materi padat
Feses normal berwarna coklat
Baunya Khas
Konsistensi : lembek namun berbentuk
Defekasi disertai dengan pengeluaran gas
Gas terdiri dari CO2, metana, H2S, O2, N2
SALURAN GASTROINTESTINAL BAGIAN
ATAS
Mulut Pencernaan kimiawi dan mekanis di mulai dari mulut. Gigi
mengunyah makanan menjadi berukuran yang dapat ditelan.
Sekresi saliva mengandung enzim, seperti ptyalin, yang mengawali pencernaan unsur-unsur makanan tertentu.
Saliva mencairkan dan melunakkan bolus sehingga lebih mudah ditelan.
Esofagus Panjang esophagus kira-kira 25cm. Saat makanan
memasuki esophagus, makanan berjalan melalui sfingter esophagus yang mencegah udara memasuki esophagus.
Dalam 15 detik, bolus mencapai sfingter esofagus bagian bawah yang terletak antara esophagus dan lambung.
Lambung Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan
secara mekanis dan kimiawi dipecah untuk dicerna dan diabsorbsi
Lambung mensekresi HCl yang mempengaruhi keasaman dan keseimbangan asam basa tubuh, serta membantu mencampur dan memecah makanan, lendir melindungi mukosa lambung, enzim pepsin untuk mencerna protein, dan komponen terpenting adalah factor intrinsic untuk absorbsi vit.B12 dan selanjutnya untuk pembentukan sel darah normal
Dalam lambung, makanan diubah mejadi kimus
(materi semi-cair)
SALURAN GASTROINTESTINAL BAGIAN
BAWAH
Usus halus Usus halus merupakan saluran dengan diameter sekitar 2,5 cm
dan panjang 6m. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Segmentasi (kontraksi dan relaksasi otot halus secara bergantian) mengaduk kimus, memecah makanan lebih lanjut untuk dicerna dibantu oleh enzim-enzim pencernaan (empedu, amylase). Enzim dalam usus halus memecah lemak, protein dan karbohidrat.
Usus besar Sebagai organ utama eliminasi fekal, dengan diameter
lebih besar dari usus halus, dan panjang 1,5 – 1,8 m. Usus besar terdiri dari cecum, colon dan rectum yang
kemudian bermuara di anus. Dalam sekum, kimus masuk melalui katup ileosekal yang
fungsi sebagai pencegah regurgitasi dan kembalinya isi kolon ke usus halus.
Kolon terbagi menjadi beberapa segmen kolon asendens, kolon transversal, kolon desenden dan kolon sigmoid. Empat fungsi kolon yang yang berkaitan yaitu absorbsi (volume air, natrium, dan klorida), proteksi, sekresi, dan eliminasi.
GERAKAN COLONHaustrall shuffing; gerakan mencampur chyme untuk membantu absorbsi air sebanyak 2,5 liter (berlangsung selama 5menit);
Kontraksi Haustrall: gerakan mendorong materi cair dan semipadat sepanjang colon
Gerakan Peristaltik: berupa gelombang gerakan maju ke anus. Gerakan peristaltic massa, mendorong makanan yang tidak dicerna menuju rectum.
Rektum merupakan bagian akhir saluran GI. Panjang rectum bervariasi menurut usia (semakin dewasa, semakin panjang). Produk buangan yang mencapai bagian kolon sigmoid, disebut feses.
PROSES DEFEKASIRefleks defekasi instrinsik Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rektum sehingga
terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada flektus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi.
Refleks defekasi parasimpatis Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang
kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan intensifnyaa peristaltik, relaksasi spinter interna, maka terjadinya defekasi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI FEKALUsia Pada usia bayi, control defekasi belum berkembang. Bayi memiliki
lambung yang kecil dan lebih sedikit mensekresi enzim pencernaan, gerakan peristaltic berlangsung cepat, tidak dapat mengontrol defekasi karena kurangnya perkembangan neuromuscular.
Diet Asupan makanan setiap hari secara teratur membantu
mempertahankan pola peristaltik teratur di dalam kolon. Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk ke dalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi.
Intake Cairan Asupan cairan yang tidak adekuat/gangguan yang menyebabkan
kehilangan cairan seperti muntah, mempengaruhi karakter feses. Cairan mengencerkan isi usus, memudahkannya bergerak melalui kolon
Aktivitas Fisik Aktivitas fisik meningkatkan peristaltic, sementara imobilisasi
menekan aktivitas kolon. Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi.
Faktor Psikologis Fungsi dari hampir semua sistem tubuh dapat mengalami
gangguan akibat stress emosional yang lama.
Pengobatan Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan diare dan
konstipasi
Gaya Hidup Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil
secara teratur, fasilitas buang air besar, dan kebiasaan menahan buang air besar. Individu harus mencari waktu yang terbaik untuk melaksanakan eliminasinya.
Prosedur diagnostic Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostic, biasanya
dipuaskan/dilakukan
Anestesi dan pembedahan Agen anastesi yang digunakan selama proses
pembedahan, membuat gerakan peristaltic berhenti untuk sementara waktu. Pembedahan yang melibatkan manipulasi usus secara langsung, sementara akan menghentikan peristaltic, kondisi ini disebut Ileus Paralitik.
Penyakit Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare
dan konstipasi.
Nyeri Dalam kondisi normal kegiatan defekasi tidak
menimbulkan nyeri. Pada kondisi Hemoroid, bedah rectum, fistula rectum, bedah abdomen, dan melahirkan anak dapat menimbulkan rasa tidak nyaman ketika defekasi.
Kerusakan sensorik dan motorik Kerusakan Spinal cord dan injury kepala akan
menimbulkan penurunan stimulus sensori untuk defekasi.
Kehamilan Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan dan ukuran
fetus, tekanan diberikan pada rectum. Obstruksi sementara akibat keberadaan fetus mengganggu pengeluaran feses.
MASALAH PADA ELIMINASI FEKAL
KONSTIPASIMenurunnya
frekuensi BABBAB keras dan
kering.BAB yang
tertahan, susah BAB
Sakit pada saat defekasi Nyeri abdominal Distensi abdomen
Tekanan pada rektum dan
perasaan penuhTeraba massa
fecal Sakit kepala
Nafsu makan kurang
Selalu membutuhkan bantuan untuk
defekasi.
FAKTOR PENYEBAB KONSTIPASI
Kebiasaan BAB yang tidak teratur
Kebiasaan penggunaan laxativis berlebihan
Meningkatnya stress psikologi
Diet yang tidak seimbang.
Kurangnya cairan
Medication
Kurangnya aktivitas
Usia
Proses penyakit
FECAL IMPACTION
Feses yang keras, akibat retensi dan akumulasi feses yang lama.
Gejala: anorexia, distensi abdomen, mual dan muntah
Penyebab: kebiasaan BAB yang tidak teratur dan konstipasi, menurunnya aktivitas, diet rendah serat, kelemahan otot.
DIARE Keluarnya BAB yang cair dan meningkatnya
frekuensi BAB akibat cepatnya masa feses melalui usus besar akibat gerakkan peristaltik yang meningkat
INKONTINENSIA FECAL Yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB
dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor spingter anal eksternal.
FLATULENS Yaitu menumpuknya gas pada lumen intestinal,
dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus).
Ada 3 sebab utama flatus :1) Kerja dari bakteri dalam chyme di usus besar2) Udara yang tertelan3) Gas yang berdifusi dari pembuluh darah ke dalam
intestinal
HEMORRHOID Yaitu dilatasi pembengkakan vena pada
dinding rektum (bisa internal atau eksternal).
Penyebab: Meningkatnya tekanan pada daerah anus karena konstipasi yang kronik, tekanan yang kuat selama BAB, kehamilan dan obesitas.
ADA PERTANYAAN?