LAPORAN PENDAHULUAN EKLAMPSI

15
LAPORAN PENDAHULUAN EKLAMPSIA Oleh : Bastamil Anwar A, S.Kep. A.TINJAUAN TEORI 1. DEFINISI Eklampsia adalah kelaianan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala- gejala preeclampsia (hipertensi, edems, proteinuri). (Wirjoatmodjo, 2000: 49). Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia memburuk menjadi kejang (helen varney ; 2007) Eklampsi lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara. 2. ETIOLOGI Etologi dan patogenesis Preeclampsia dan Eklampsia saat ini masih belum sepenuhnya dipahami, masih banyak ditemukan kontroversi, itulah sebabnya penyakit ini sering disebut the disease of theories”. Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima untuk dapat menerangkan terjadinya Preeklampsia adalah : factor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah, dan keadaan dimana jumlah throphoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan invasi throphoblast terhadap arteri spiralis pada awal trimester satu dan dua.

description

profesi

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN EKLAMPSI

LAPORAN PENDAHULUANEKLAMPSIAOleh : Bastamil Anwar A, S.Kep.

A.TINJAUAN TEORI

1. DEFINISIEklampsia adalah kelaianan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala preeclampsia (hipertensi, edems, proteinuri). (Wirjoatmodjo, 2000: 49).Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia memburuk menjadi kejang (helen varney ; 2007)Eklampsi lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara.2. ETIOLOGIEtologi dan patogenesis Preeclampsia dan Eklampsia saat ini masih belum sepenuhnya dipahami, masih banyak ditemukan kontroversi, itulah sebabnya penyakit ini sering disebut the disease of theories. Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima untuk dapat menerangkan terjadinya Preeklampsia adalah : factor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah, dan keadaan dimana jumlah throphoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan invasi throphoblast terhadap arteri spiralis pada awal trimester satu dan dua.3. TANDA DAN GEJALA KLINIS EKLAMPSIA Eklampsia terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, yaitu: kejang-kejang atau koma. Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi :1. Tingkat awal atau aura (invasi) Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong), kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar ke kanan dan ke kiri.2. Stadium kejang tonik Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalm, pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.3. Stadium kejang klonik Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung 1-2 menit kejang klonikberhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur.4. Stadium koma Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita teteap dalam keadaan koma ( Muchtar Rustam, 1998: 2754. PATOFISIOLOGIEklampsia Terjadi karena perdarahan dinding rahim berkurang Sehingga plasenta mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan ischemia uteroplasenta dan peningkatan tekanan darah. factor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah, dan keadaan dimana jumlah throphoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan invasi throphoblast terhadap arteri spiralis pada awal trimester satu dan dua sehingga menimbulkan kejang pada ibu hamil. Eklamsi menyebabkan Mata terpaku, Kejang-kejang halus terlihat pada muka (Invasi), Badan kaku Kadang episthotonus (Kontraksi/Kejang Tonis), Kejang hilang timbul Rahang membuka dan menutup Mata membuka dan menutup, Otot-otot badan dan muka berkontraksi dan berelaksasi, Kejang kuat terjadi dan kadang lidah tergigit, Ludah berbuih bercampur darah keluar dari mulut Mata merah, muka biru (Konvulsi/KejangClonis), Tensi tinggi sekitar 180/110 mmHg, Nadi menjadi kecil dan cepat, Demam, Pernafasan cepat, sianosis Proteinuria dan oedema Coma. Pada janin menyebabkan Resiko tinggi foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta 5. KLASIFIKASIEklampsia di bagi menjadi 2 golongan :1.Eklampsia antepartum ialah eklampsia yang terjadi sebelum persalinan (ini paling sering terjadi) kejadian 150 % sampai 60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil2.Eklampsia intrapartum ialah eklampsia saat persalinan. Kejadian sekitar 30 % sampai 35 % Saat sedang inpartu Batas dengan eklampsia gravidarum sukar ditentukan terutama saatmulai inpartu.3.Eklampsia postpartum ialah eklampsia setelah persalinan Kejadian jarang Terjadinya serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir.6. KOMPLIKASIKomplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini biasanya terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.1. Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada Preeklampsia.2. Hipofibrinogenemia. Pada Preeklampsia berat3. Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. 4. Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.5. Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlansung sampai seminggu.6. Edema paru-paru.7. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum.8. Kelainan ginjal9. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia aspirasi.10. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra uterin. 7. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI1. Penanganan eklampsiaTujuan utama penanganan eklampsia adalah menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Penanganan yang dilakukan : Beri obat anti konvulsan Perlengkapan untuk penanganan kejang Lindungi pasien dari kemungkinan trauma aspirasi mulut dan tenggorokan baringkan pasien pada sisi kiri posisikan secara trandelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi berikan oksigen 4 6 liter / menit.2. Pengobatan eklampsiaEklampsia merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat.Konsep pengobatannya :a. Menghindari terjadinya : Kejang berulang mengurangi koma, meningkatkan jumlah dieresisb.Perjalanan kerumah sakit dapat diberikan :Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr valiumPasang infuse glukosa 5 % dan dapat di tambah dengan valium 10 sampai 20 mgrc. Sertai petugas untuk memberikan pertolongan: Hindari gigitan lidah dengan memasang spatel pada lidah Lakukan resusitasi untuk melapangkan nafas dan berikan O2 Hindari terjadinya trauma tambahanPerawatan kolaborasi yang dilaksanakan dirumah sakit sebagai berikut :1. Kamar isolasi-Hindari rangsangan dari luar sinar dan keributan- Kurangi penerimaan kunjungan untuk pasien- Perawat pasien dengan jumlahnya terbatas2. Pengobatan medisBanyak pengobatan untuk menghindari kejang yang berkelanjutan dan meningkatkan vitalitas janin dalam kandungan. Dengan pemberian :- Sodium pentothal dapat menghilangkan kejang- Magnesium sulfat dengan efek menurunkan tekanan darah , mengurangi sensitivitas saraf pada sinapsis, meningkatkan deuresis dan mematahkan sirkulasi iskemia plasenta sehingga menurunkan gejala klinis eklampsia.- Diazepam atau valium3. Pemilihan metode persalinanPilihan pervaginam diutamakan :- Dapat didahului dengan induksi persalinan-Bahaya persalinan ringan-Bila memenuhi syarat dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban, mempercepat pembukaan, dan tindakan curam untuk mempercepat kala pengeluaran.- Persalinan plasenta dapat dipercepat dengan manual- Menghindari perdarahan dengan diberikan uterotonikaPertimbangan seksio sesarea :- Gagal induksi persalinan pervaginam-Gagal pengobatan konservatif8.PROGNOSEEklampsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi ( Hanifa dalam Prawiroharjo, 2005 ).Diurese dapat dipegang untuk prognosa ; jika diurese lebih dari 800 cc dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam makan prognosa agak baik. Sebaliknya oliguri dan anuri merupakan gejala yang buruk.Gejala gejala lain memperberat prognosa dikemukakan oleh Eden ialah ; koma yang lama, nadi di atas 120 x / menit, suhu di atas 39 c, tekanan darah di atas 200 mmHg, proteinuria 10 gram sehari atau lebih, tidak adanya edema, edema paru paru dan apoplexy merupakan keadaan yang biasanya mendahului kematian.

Eklampsia9. CLINICAL PAT WAY

terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebihTerjadi karena perdarahan dinding rahim

Sehingga plasenta mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan ischemia uteroplasenta dan peningkatan tekanan darah.

Resiko tinggi foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasentaMenimbulkan kejang pada ibu hamil

Sehingga menyebabkan :Mata terpaku,Kejang-kejang halus terlihat pada muka (Invasi),Badan kakuKadang episthotonus (Kontraksi/Kejang Tonis), Kejang hilang timbul Rahang membuka dan menutup Otot-otot badan dan muka berkontraksi dan berelaksasiKejang kuat terjadi dan kadang lidah tergigit, Ludah berbuih bercampur darah keluar dari mulut Tensi tinggi sekitar 180/110 mmHg, Nadi menjadi kecil dan cepat.Demam, Pernafasan cepatsianosis

Resiko tinggi kematian ibu dan janin

A. ASUHAN KEPERAWATAN

1. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas b.d kejang b. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasentac. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke placentad. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan2.INTERVENSI KEPERAWATANa. Diagnosa keperawatan 1Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas b.d kejang Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas maksimal.Kriteria Hasil : Pasien akan mempertahankan pola pernafasan efektif dengan jalan nafas paten atau aspirasi dicegahIntervensi:1. Anjurkan pasien untuk mengosongkan mulut dari benda atau zat tertentu atau alat yang lain untu menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi. R/ menurunkan risiko aspirasi atau masuknya sesuatu benda asing ke faring.2. Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang. R/ meningkatkan aliran secret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan nafas3. Tanggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen. R/ untuk memfasilitasi usaha bernafas atau ekspansi dada4. Lakukan penghisapan sesuai indikasi R/ menurunkan risiko aspirasi atau aspiksia5. Berikan tambahan oksigen atau ventilasi manual sesuai kebutuhan. R/ dapat menurunkan hipoksia cerebral

b. Diagnosa keperawatan 2 Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasentaTujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janinKriteria Hasil : DJJ ( + ) : 12-12-12 Hasil NST : Normal Hasil USG : NormalIntervensi :1. Monitor DJJ sesuai indikasi R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta2. Kaji tentang pertumbuhan janin R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun ) R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janic. Diagnosa keperawatan 3 : Risiko cedera pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke placentaTujuan : agar cedera tidak terjadi pada janinKriteria Hasil :Intervensi :1. Istirahatkan ibu R/ dengan mengistirahatkan ibu diharapkan metabolism tubuh menurun dan peredaran darah ke placenta menjadi adekuat, sehingga kebutuhan O2 untuk janin dapat dipenuhi2. Anjurkan ibu agar tidur miring ke kiri R/ dengan tidur miring ke kiri diharapkan vena cava dibagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang membesar sehingga aliran darah ke placenta menjadi lancar3. Pantau tekanan darah ibu R/ untuk mengetahui keadaan aliran darah ke placenta seperti tekanan darah tinggi, aliran darah ke placenta berkurang, sehingga suplai oksigen ke janin berkurang.4. Memantau bunyi jantung ibu R/ dapat mengetahui keadaan jantung janin lemah atau menurukan menandakan suplai O2 ke placenta berkurang sehingga dapat direncanakan tindakan selanjutnya.5. Beri obat hipertensi setelah kolaborasi dengan dokter R/ dapat menurunkan tonus arteri dan menyebabkan penurunan after load jantung dengn vasodilatasi pembuluh darah, sehingga tekanan darah turun. Dengan menurunnya tekanan darah, maka aliran darah ke placenta menjadi adekuat.d. Diagnosa keperawatan 4 Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinanTujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilangKriteria Hasil : Ibu tampak tenang Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarangIntervensi :1. Kaji tingkat kecemasan ibu R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa2. Jelaskan mekanisme proses persalinan R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif3. Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif4. Beri support system pada ibu R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati.

DAFTAR PUSTAKAMarilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta: EGCCorwin Elizabeh.J.2009 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9 Alih bahasa Tim penerbit PSIK UNPAD, Jakarta: EGCMansjoer, Arif dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedoteran Universitas IndonesiaCarpenito,Lynda Juall, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi, Jakarta : EGCPrice, Silvia A, 2006. Patofisiologi, volume 2, Jakarta: Buku kedokteran EGC.