laporan pendahuluan DDST

43
LAPORAN PENDAHULUAN A. Konsep Tumbuh Kembang 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Pemkot Malang Dinkes.2007 : 4) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh = multilikasi sel, bertambah besarnya ukuran sel. (Harum Al-Rasyid, 2007 : 155 ) Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari kematangan fungsi- fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu. Dapat disimpulkan secara ringkas bahwa pertumbuhan adalah proses perubahan kematangan fisik yang menyangkut perubahan ukuran atu perbandikan (Herawati Mansur,2009: 24) Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

description

silakan dibaca dan dinikmati

Transcript of laporan pendahuluan DDST

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Tumbuh Kembang

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler, berarti bertambahya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Pemkot

Malang Dinkes.2007 : 4)

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh =

multilikasi sel, bertambah besarnya ukuran sel. (Harum Al-Rasyid, 2007 :

155 )

Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari

kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam

perjalanan waktu tertentu. Dapat disimpulkan secara ringkas bahwa

pertumbuhan adalah proses perubahan kematangan fisik yang menyangkut

perubahan ukuran atu perbandikan (Herawati Mansur,2009: 24)

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan

bahasa serta sosialisaisi dan kemandirian. (Pemkot Malang Dinkes.2007 : 4)

Perkembangan adalah berkembangnya kemampuan dan fungsi alat

tubuh yang lebih kompleks meliputi fisik (motorik kasar/halus), mental,

emosional, sosial. (Harum Al-Rasyid, 2007 : 155)

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih komplek, mengikuti pola yang teratur dan dapat

diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.(Herawati Mansur, 2009:

25)

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian. (Pemkot Malang Dinkes, 2007: 4)

2. Ciri – ciri dan prinsip tumbuh kembang (Pemkot Dinkes Malang, 2007: 4)

Ciri – ciri tumbuh kembang anak

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai perubahan fungsi.

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan

perkembangan selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum

ia melewati tahap selanjutnya.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda – beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan

fungsi organ dan perkembangan pada masing – masing anak.

d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Anak sehat bertambah umur, bertambah besar, dan bertambah tinggi

badannya serta bertambah kepandaiannya.

b. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap – tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.

c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola

sefalokaudal dan pola proksimodistal.

3. Prinsip – prinsip tumbuh kembang ( Pemkot Malang Dinkes.2007 : 4,

Herawati, 2009 : 35 )

a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan

sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar

merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.

Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan

sumber yang diwariskan dan pola potensi yang dimiliki anak.

b. Pola perkembangan dapat diramalkan

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.

Perkembangan berlangsung dari tahap spesifik dan terjadi

berkesinambungan.

c. Perkembangan pada tempat berlainan

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan dalam waktu

yang berbeda

1) Otak mencapai bentuk ukuran sempurna pada umur 6-8 tahun

2) Tangan, kaki, hidung mencapai kematangan maksimal pada masa

remaja

d. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

1) Sampai usia 2 tahun anak memusatkan untuk mengenal

lingkungannya, gerak-gerik fisik dan belajar bicara

2) Pada usia3-6 tahun perkembangan dipusatkan untuk menjadi

manusia sosial

e. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

Jika anak terganggu pertumbuhan fisiknya, maka perkembangan

aspek lainnya terganggu.

4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Pemkot

Malang Dinkes. 2007 : 5-6)

Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar – dasar

kepribadian manusia. Kemampuan pengindraan, berfikir, berbahasa, dan

berbicara, bertingkah laku sosial, dan lain-lain. Ada 2 faktor yang

mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu :

a. Faktor dalam ( internal )

a). Ras / etnik dan bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras / bangsa Amerika, maka ia tidak

memiliki faktor hereditas ras / bangsa Indonesia atau sebaliknya.

b). Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,

pendek, gemuk, atau kurus.

c). Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,

tahun pertama kehidupan.

d). Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkrmbang lebih cepat

daripada laki – laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,

pertumbuhan anak laki – laki akan lebih cepat.

e). Genetik

genetik ( heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi

anak akan mejadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

f). Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti pada syndrom Down’s dan syndrome Turner.

b. Faktor luar ( eksternal )

a). Fakor Prenatal

1. Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuha janin.

2. Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan

kongenital seperti club foot.

3. Toksin / zat kimia

Beberapa obat seperti Aminopterin, Thalidomid dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

4. Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,

hiperplasia

5. Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan

kelainan pada janin seperti mikrosepali, spina bifida, retardasi

mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital

mata, kelainan jantung.

6. Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH

( Toxoplasma, Rubella, Sitomegalo Virus, Herpes Simpleks )

dapat menyebabkan kelainan janin : katarak, bisu tuli,

mikrosepali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.

7. Kelainan imunologi

Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan

darah antara janin, ibu sehingga ibu membentuk antibodi

terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta

masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan

hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia

dan kern ikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan

otak.

8. Anoksia embrio

Pertumbuhan terganggu

9. Psikologi Ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan

mental pada ibu hamil dan lain – lain.

b). Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia

dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

c). Faktor pascapersalinan

1. Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang

adekuat

2. Penyakit kronis / kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan janin

3. Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan sering disebut meliu adalah tempat anak tersebut

hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak

(provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya

sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,

merkuri, rokok, dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif

terhadap pertumbuhan anak.

4. Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang

tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu

merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam

pertumbuhan dan perkembangannya.

5. Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

6. Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,

kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan

menghambat pertumbuhan anak.

7. Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat

mempengaruhi tumbuh kembang anak.

8. Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya

dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi

anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terutama

kegiatan anak.

9. Obat – obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat

perangsang terhadap susunan syaraf yang menyebabkan

terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

5. Aspek – aspek perkembangan yang dipantau

a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh

yang melibatkan otot – otot besar seperti duduk, berdiri dan

sebagainya.

b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan

bagian – bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot – otot kecil,

tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati

sesuatu, menjimpit, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

d. Sosialisasi dan kemandirian aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan

selesai bermain) berpisah dengan ibu / pengasuh anak, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya dan sebagainya.

6. Kebutuhan dasar anak (Vivian Nanny.2010 : 33)

a. Kebutuhan fisik – biomekanis (“ASUH”)

Meliputi :

- Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting

- Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian

ASI, penimbangan bayi / anak yang teratur, pengobatan kalau

sakit, dan lain-lain

- Papan / pemukiman yang layak

- Higiene perorangan, sanitasi lingkungan

- Sandang

- Kesegaran jasmani, rekreasi dan lain-lain

b. Kebutuhan emosi / kasih sayang (“ASIH”)

- Terjadi sejak kehamilan berusia 6 bulan

- Kasih sayang orangtua dapat memberikan rasa aman

- Anak diberikan contoh, dibantu, didorong dan dihargai, bukan

dipaksa

- Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan

- Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal

ini bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh demokratis

dan kesadaran emosional.

- Kemandirian

- Dorongan dari orang sekelilingnya

- Mendapatkan kesempatan dan pengalaman

- Menumbuhkan rasa memiliki

- Kepemimpinan dan kerjasama

- Pola pengasuhan keluarga yang terdiri atas :

Demokratis ( auotiritatif )

Diktator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya

anak (child abuse)

Permisif (serba boleh)

Tidak diperdulikan

- Pemberian kasih sayang anak juga dapat membentuk

temperamen anak, seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult),

dan pemalu (slow to worm up)

c. Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASAH”)

- Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak.

Stimulasi ini terdiri atas pendidikan dan pelatihan

- Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan

anak, seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini

juga bisa berasal dari orang tua.

- Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antarsel otak (sinaps)

- Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada

saat itu belum ada hubungan antar sel otak

- Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk hubungan

- Jika variasi rangsangan banyak, maka akan terbentuk hubungan

yang semakin kompleks. Dengan demikian dapat merangsang

otak kiri dan kanan, sehingga terbentuklah multiple inteligent

dan juga kecerdasan yang lebih luas dan tinggi

- Stimulasi melalui bermain

Cara mengembangkan kemampuan tersebut bisa melalui

rangsangan suara, musik, gerakan, perabaan, bicara,

bernyanyi, bermain, memcahkan masalah, mencoret –

coret atau menggambar

- Kapan stimulasi dilakukan

Stimulasi bisa dilakukan sejak janin berusia 23 minggu.

Pada masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis.

Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun. Ketika

sinaptogenesis berakhir, dan usia 14 tahun yang merupakan

akhir pruning

Semkin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka

semkin besar dan lama manfaatnya.

- Kebutuhan akan stimulasi

Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental

psikososial (agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan,

kreativitas, ketrampilan,dsb)

Stimulasi dapat terjadi di lingkungan formal, informal, dan

nonformal.

7. Anamnesis tumbuh kembang anak

a. Anamnesis faktor pranatal dan perinatal

Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan

anak. Anamnesis harus menyangkut faktor resiko untuk terjadinya

gangguan perkembangan fisik dan mental anak, termasuk faktor

risiko untuk buta, tuli, palsi serebralis, dll. Anamnesis juga

menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar

keluarga.

b. Kelahiran prematur

Harus dibedakan antara bayi prematur (SMK : sesuai masa

kehamilan) dan bayi dismatur (KMK : kecil masa kehamilan)

dimana telah terjadi retardasi pertumbuhan intrauterin. Pada bayi

prematur, karena dia lebih cepat lahir dari kelahiran normal, maka

harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterin yang tidak

sempat dilalui tersebut.

c. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi

perkembangan anak. Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik

pada anak, harus ditanyakan berat badannya, karena erat

hubungannya dengan perkembangan motorik tersebut.

d. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan

malnutrisi.

e. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak

Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan

pada ibunya pada saat pertama kali datang. Anamnesis yang teliti

tentang “milestone” perkembangan anak, dapat mengetahui tingkat

perkembangan anak tersebut.

f. Pola perkembangan anak dalam keluarga

Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena

ada kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat

lebih cepat atau lambat, demikian pula dengan perkembangan bicara

atau kemampuan mengontrol BAB/BAK.

B. Konsep DDST (Denver Development Screening Test) (Vivian

Nanny,2010 : 55-60)

1. Pengertian

DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini

adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak dan balita

prasekolah.

2. Keuntungan DDST

a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia

b. Memantau perkembangan anak sesuai usia 0 – 6 tahun

c. Monitor anak dengan resiko perkembangan

d. Menjaring anak terhadap adanya kelaianan

e. Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan

perkembangan atau ada benar – benar ada kelaianan.

3. Alat yang digunakan

a. Alat peraga: benang wol merah, kismis atau manik – manik, kubus

warna merah - kuning - hijau – biru, permainan anak, botol kecil,

bola tenis , bola kecil, kertas / pensil, dll

b. Lembar DDST

c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara – cara

melakukan tugas dan cara penilaiannya

4. Prinsip pelaksanaan DDST

a. Bertahap dan berkelanjutan

b. Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak

c. Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana

d. Suasana nyaman dan bervariasi

e. Perhatikan gerakan spontan anak

f. Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak

menghukum

g. Memberikan pujian ( reinforcement ) bila berhasil melakukan test

h. Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu di atas meja

i. Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan

5. Sektor perkembangan/parameter yang digunakan

a. Personal sosial (kepribadian atau tingkah laku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan

b. Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu saja, dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cepat. Misalnya, kemampuan untuk

menggambar, memegang sesuatu benda, dan lain-lain.

c. Bahasa (language)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah, dan berbicara spontan.

d. Perkembangan motorik kasar (motor)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

6. Prosedur DDST

a. Lewat (pass)

Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik

Ibu atau pengasuh memberi laporan tepat atau dapat dipercaya

bahwa anak dapat melakukan dengan baik

b. Gagal (fail)

Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik

Ibu atau pengasuh dapat memberi laporan bahwa anak tidak

dapat melakukan tugas dengan baik

c. Tidak ada kesempatan (no opportunity)

Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji

coba karena ada hambatan, seperti retardasi mental atau down

sindrom

d. Menolak (refusal)

Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan

karena faktor sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk

dan lain-lain.

7. Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)

a. Normal

Bila tidak ada keterlambatan (delay)

Paling banyak satu caution

Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya

b. Dicurigai (suspect)

Bila didapatkan dua atau lebih caution atau bila didapatkan satu

atau lebih delay

Lakukan uji ulang dalam satu sampai dua minggu untuk

menghilangkan faktor sesaat (takut, lelah, sakit, tidak nyaman

dan lain-lain)

c. Tidak teruij atau (untestable)

Bila ada skor menolak satu atau lebih item disebelah kiri garis

umur.

Bila menolak lebih dari satu pada area 75-95 % (warna hijau)

yang ditembus garis umur

Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu

C. Konsep Manajemen Perkembangan dan Pertumbuhan

I. Pengkajian Data

Tanggal....jam....tempat....

a. Data Subyektif

1) Biodata

a) Nama

Nama anak digunakan untuk mengenali dan memanggil

anak agar tidak keliru dengan anak lain

b) Umur

Untuk mengetahui usia anak saat ini.

Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena

pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi

kurang gizi. Disamping itu, masa balita merupakan dasar

pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan

perhatian khusus.

c) Jenis kelamin

Dikarenakan anak laki-laki lebih sering sakit

dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui

segera pasti mengapa demikian.

d) Nama orang tua

Nama ayah, ibu, atau wali pasien harus dituliskan dengan

jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat

banyak sekali nama yang sama. Bila ada title yang

bersangkutan harus disertakan.

e) Umur orang tua

Sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas

kesehatan dalam melakukan pendekatan.

f) Agama orang tua

Sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas,

disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan

penyakit sering berhubungan dengan agama.

Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat

menghambat perilaku hidup sehat.

g) Pendidikan orang tua

Selain sebagai tambahan identitas, informasi tentang

pendidikan orang tua baik ayah maupun ibu, dapat

menggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh

serta dapat ditentukan pula pendekatan selanjutnya,

misalnya dalam anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua

juga berperan dalam pendekatan selanjutnya, misalnya

dalam pemeriksaan penunjang dan tatalaksana pasien.

h) Pekerjaan orang tua

Pekerjaan atau pendapatan keluarga yang memadai akan

menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua

dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang

primer maupun sekunder.

i) Alamat

Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan

lengkap, kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan

agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila

pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang

diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal

pasien juga mempunyai epidemiologi.

2) Alasan datang

Alasan yang mendasari ibu untuk datang ke puskesmas.

3) Riwayat kesehatan sekarang

Keadaan anak saat akan diperiksa, anak sehat atau menderita

suatu penyakit tertentu. Karena bila anak dalam keadaan

sakit atau menderita suatu penyakit tertentu akan

menghambat proses pemeriksaan tumbuh kembang.

4) Riwayat kesehatan dahulu

Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh

kembang dan malnutrisi. Anak yang menderita penyakit

menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan

pendidikannya seperti pada anak-anak yang menderita asma,

sakit jantung, sakit ginjal, penyakit ISPA, selain itu perlu

dikaji apakah anak pernah kejang. Hal ini perlu dikaji karena

pada umumnya anak yang berpenyakit kronis sering disertai

gangguan kejiwaan, akibat dari stress yang disebabkan

penyakitnya.

5) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada atau tidak

adanya anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu.

Apakah ada yang menderita penyakit-penyakit menular

seperti TBC, hepatitis, serta penyakit menurun atau menahun

seperti asma, jantung.

6) Riwayat imunisasi

Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk

mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-

penykit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Dengan

memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari

penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau

kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun

sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT 3x, hepatitis

B 4x, dan Campak. Yang perlu dikaji adalah imunisasi apa

saja yang telah diterima oleh anak dan bagaiman reaksinya,

apa saat lahir langsung diimunisasi.

7) Riwayat pemberian MP-ASI

Tahapan pemberian MP-ASI

Tahap I : 0-6 bulan

Bayi hanya membutuhkan asupan berupa ASI (ASI

eksklusif)

Tahap II : 6-7 bulan

Tekstur MP-ASI untuk bayi 6-7 bulan bisa berupa makanan

lembut agak cair atau lembut agak padat juga camilan berupa

biskuit mudah lumer yang tidak membuatnya tersedak yang

disebut finger food karena bisa digenggam si anak.

Tahap III : 7-9 bulan

Selain ASI, bayi sudah bisa diberi makanan lembek,

saribuah, juga finger food. Tekstur makanan bisa dibuat

lebih kasar. Tapi bila bayi belum mau atau mudah tersedak

jangan dipaksa.

Tahap IV : 9-12 bulan

ASI masih diberikan juga finger food dan saribuah. Untuk

makanan utama, perkenalkan anak makanan cincang dan nasi

tim karena normalnya pada umur ini bayi sudah pandai

mengunyah dan menelan makanan yang agak kasar bahkan

sudah bisa makan bersama menu orangtua.

8) Riwayat perkembangan

Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui

perkembangan anak. Tidak selalu perkembangan anak mulus

seperti pada teori, adakalanya perkembangan anak normal

sampai usia tertentu, kemudian mengalami keterlambatan.

Ada juga yang mulanya terhambat atau karena sakit.

Perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali.

Dapat juga perkembangan yang berlangsung pesat misalnya

pada perkembangan bahasa.

a. Pola nutrisi

Nutrisi memegang peran yang penting dalam tumbuh

kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga

kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa.

Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan

retardasi pertumbuhan anak. Makanan yang berlebihan

juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas.

Yang perlu dikaji : frekuensi anak makan dalam sehari,

bagaimana komposisinya, minum susu atau air putih

berapa kali sehari atau diberikan ASI tiap berapa jam.

b. Pola istirahat

Kebutuhan istirahat dan tidur

Umur 0-6 bulan : 20-18 jam

Umur 6-12 bulan : 18-16 jam

Umur 1-5 tahun : 16-12 jam

Umur 6-12 tahun : 11-9 jam

c. Pola kebersihan

Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun

kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada

tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang

kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan

saluran pencernaan. Yang dikaji frekuensi berapa kali

mandi, gosok gigi, ganti baju, dan pakaian dalam sehari,

dan lain-lain.

d. Pola eliminasi

Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan

terjangkit kuman di luar rumah. Untuk BAK juga sangat

penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah

cukup atau belum

9) Riwayat psikososial

Riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga,

urutan anak, dan yang mengasuh mempengaruhi dalan

tumbuh kembang anak. Kemudian hal lain yang terkait

dengan psikososial adalah :

Stimulasi yang terarah dan teratur akan membuat

anak akan lebih cepat berkembang dibandingkan

dengan anak yang kurang atau tidak mendapat

stimualasi

Motivasi belajar yang ditimbulkan sejak dini dengan

memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar

Ganjaran atau hukuman yang wajar akan

menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk

tidak mengulangi tingkah lakunya

Kelompok sebaya untuk proses sosialisasi dengan

lingkungannya

Cinta dan kasih sayang serta perlakuan yang adil dari

orang tuanya

b. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

- Keadaan umum : baik/cukup/lemah

- Kesadaran : composmentis/somnolen/apatis

- TTV :

Tekanan darah

UsiaSistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Neonatus 80 45

6 – 12 bulan 90 60

1 – 5 tahun 95 65

5 – 10 tahun 100 60

10 – 15 tahun 115 60

Nadi

UmurDenyut Nadi / menit

Istirahat/bangun Istirahat/ tidur Aktif/demam

Bayi lahir 100–180x/menit 80-160x/menit Sampai 220

1 minggu – 3

bulan100-220x/menit 80-200x/menit Sampai 220

3 bulan – 2

tahun80-150x/menit 70-120x/menit Sampai 220

2 tahun – 10

tahun75-110x/menit 60-90x/menit Sampai 220

>10 tahun 55-90x/menit 55-90x/menit Sampai 220

Pernafasan

Umur RentangRata-rata waktu

tidur

Neonatus 30 – 60 x/menit 35 x/menit

1bulan - 1tahun 30 – 60 x/menit 30 x/menit

1tahun – 2tahun 25 – 50 x/menit 25 x/menit

3tahun – 4tahun20 – 30

x/menit22 x/menit

5tahun – 9tahun 15 – 30 x/menit 18 x/menit

10 tahun/ > 15 – 30 x/menit 15 x/menit

Suhu Tubuh

Umur Suhu

3 bulan 37,50C

1 tahun 37,70C

3 tahun 37,20C

5 tahun 370C

2. Pemeriksaan Antropometri

Berat Badan normal:

- Usia 3 – 12 bulann+9 =........kg

2

- Usia 1 – 6 tahun2n + 8 =.......kg

Tinggi badan : normal usia 1 tahun

yakni 75 cm

Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 50

cm. Secara garis besar dapat diperkirakan sebagai

berikut :

1 tahun 1,5 x TB lahir : 1,5 x 50 =75 cm

4 tahun 2 x TB lahir : 2 x 50 =100 cm

6 tahun 1,5 x TB setahun : 1,5 x 75 = 112,5 cm

13 tahun 3 x TB lahir : 3 x 50 = 150 cm

Lingkar Kepala

Lingkar saat lahir normal 34-35 cm, bertambah ± 0,5

cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi ± 44 cm,

umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.

umur Kenaikan berat otak : gram/24

jam

6-9 bulan

kehamilan

Lahir – 6 bulan

6 bulan – 3 bulan

3 bulan – 6 bulan

3

2

0,35

0,15

Lila

Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm, selanjutnya

ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3

tahun.

c. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)

Kepala : simetris/tidak, warna rambut, ada/tidak

benjolan

Muka : pucat/tidak

Mata : simetris/tidak, sklera putih/tidak, konjungtiva

merah muda/tidak

Telinga : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak

Mulut : lembab/tidak, ada/tidak

labioskisis/palatoskisis, gigi susu

tumbuh/belum

Leher : tampak/tidak pembesaran kelenjar tiroid

Dada : ada/tidak retraksi dada, ronchi (-/+),

pernapasan teratur/tidak

Abdomen : buncit/tidak, teraba/tidak pembesaran hepar,

ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak

Integumen : turgor kulit baik bila kembali 2 detik

Ekstremitas : simetris/tidak, gerakan aktif/tidak, jumlah jari

lengkap/tidak

d. Penilaian perkembangan menggunakan format DDST

1. Menetapkan usia anak

Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan

dikurangi tanggal lahir kemudian tarik garis umur dari garis

atas ke bawah dan tentukan tanggal pemeriksaan pada ujung

atas garis umur.

2. Menguji tugas perkembangan tiap sektor

Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor

perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan

dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak di sebelah

kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis

umur.

Tugas-tugas yang terletak disebelah kiri garis umur, pada

umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia si

anak. Apabila si anak gagal mengerjakan beberapa tugas-

tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada

tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada

pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini

bukan suatu keterlamabatan, karena pada kontrol lebih lanjut

masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula

pada kotak-kotak disebelah kanan garis umur.

Pada ujung kotak sebelah kiri tedapat kode R dan nomor,

kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup

ditanyakan pada orangtuanya, sedangkan bila terdapat kode

nomor maka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk di

baliknya formulir.

3. Mencatat hasil pengkajian mengguanakan DDST

P : pass/lulus. Anak melakukan uji coba dengan

baik/ibu/pengasuh anak memberi laporan anak dapat

melakukannya.

F : fail/gagal. Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan

baik/ibu/pengasuh anak memberi laporan anak tidak dapat

melakukannya dengan baik.

No : no opportunity/tidak ada kesempatan. Anak tidak

mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena

ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba

dengan tanda R.

R : refusal/menolak. Anak menolak untuk melakukan uji

coba.

Sektor yang dinilai dan dicatat :

a. Personal sosial

Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian

terhadap kebutuhan perorangan.

b. Adaptif-motorik halus

Koordinasi mata, tangan memainkan, menggunakan

benda-benda kecil.

c. Bahasa mendengar, mengerti, dan menggunakan

bahasa

d. Motorik kasar

Duduk, jalan, melompat, dan gerakan umum otot besar

II. Identifikasi Diagnosa Masalah

Normal

Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.

Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.

Suspect/suspek

Bila didapatkan ≥ 2 caution dan atau ≥ satu keterlambatan.

Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor

sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan

Untestable/tidak dapat diuji

Bila ada skor menolak ≥1 uji coba terletak di sebelah kiri garis

umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur

pada daerah 75-90%. Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Diagnosa potensial : kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa

terjadi

Diagnosa potensial berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah

teridentifikasi.

Masalah potensial adalah masalah lain yang dapat berkembang,

diperoleh dari diagnosa potensial.

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

Kebutuhan segera adalah suatu tindakan yang tidak segera dilakukan

dapat membahayakan keadaan klien. Tindakan segera meliputi

tindakan yang dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau rujukan.

V. Intervensi

Dx : Anak “...” usia... menggunakan DDST dengan pertumbuhan

dan perkembangan anak...

Tujuan : terdeteksi sejak dini bila ada kelainan pada pertumbuhan

dan perkembangan anak dan agar tumbuh kembang anak sesuai

dengan usia anak.

Kriteria hasil : anak dapat melakukan tugas perkembangannya sesuai

usia ukuran tumbuh kembang anak dalam batas normal.

Intervensi :

1. Jelaskan pada ibu tentang kegunaan dari penilaian

perkembangan dengan menggunakan DDST

R : ibu lebih kooperatif untuk dilakukan penilaian

perkembangan pada anak

2. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan metode

DDST dan juga sarankan ibu untuk tetap memberikan

stimulus/rangsangan terhadap perkembangan selanjutnya.

R : ibu lebih kooperatif dan termotivasi untuk memberikan

stimulus atau rangsangan terhadap perkembangan selanjutnya

3. Berikan pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya

dengan baik.

R : pujian memotivasi ibu untuk lebih aktif memantau

perkembangan anak dan ibu menjadi senang.

4. Beri tahu ibu untuk memantau perkembangan anak secara rutin.

R : mengidentifikasi perkembangan anak dan kelainan

perkembangan yang terjadi pada anak

5. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang bergizi

sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan anak

R : pola dan cara makan anak mempengaruhi tumbuh kembang

anak

6. Anjurkan ibu untuk segera kontrol ke tenaga kesehatan bila

terdapat kelainan dalam perkembangan anak

R : teridentifikasi kelainan perkembangan dan terdapat

penanganan yang segera pada anak tersebut

7. Anjurkan ibu untuk rutin membawa anaknya ke posyandu untuk

dilakukan penilaian petumbuhan dan perkembangan anak dan

jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak

dapat diikutkan pada kegiatan di PAUD, kelompok bermain/TK.

R : pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara

rutin dapat mengetahui keadaan anak

8. Beri tahu ibu tahapan perkembangan anak selanjutnya

R : ibu termotivasi untuk melakukan stimulus/rangsangan

terhadap perkembangan selanjutnya

9. Beri tahu ibu untuk memeriksakan perkembangan dan

pertumbuhan anaknya (kunjungan ulang) menggunakan DDST 6

bulan lagi.

R : dapat mengetahui perkembangan selanjutnya yang dapat

dilalui anak.

VI. Implementasi

Mengacu pada intervensi dan kondisi anak

VII. Evaluasi

Sesuai dengan kriteria hasil

DAFTAR PUSTAKA

Nanny, vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak balita. Jakarta: Salemba

Medika

Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Malang

Mansur, herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika

Al Rasyid, Harum. 2007 Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC