DDST & DDTK

27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian. Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu. Untuk pencapaian tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologisnya. Selain itu untuk mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangn anak dapat berjalan secara optimal bisa dilakukan penilaian tumbuh kembang. Pada masa kanak-kanak merupakan fase yang sangat penting bagi perkembangan anak. Bila terdapat keterlambatan yang tidak diketahui sejak awal, maka perkembangan anak akan terganggu hingga dewasa nanti. Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit–penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan anak. 1

description

DDST dan DDTK

Transcript of DDST & DDTK

Page 1: DDST & DDTK

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat

mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan

perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST

abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.

Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan

mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan

pematangan fungsi organ atau individu. Untuk pencapaian tumbuh kembang yang optimal

tergantung pada potensi biologisnya. Selain itu untuk mengetahui apakah pertumbuhan dan

perkembangn anak dapat berjalan secara optimal bisa dilakukan penilaian tumbuh

kembang.

Pada masa kanak-kanak merupakan fase yang sangat penting bagi perkembangan

anak. Bila terdapat keterlambatan yang tidak diketahui sejak awal, maka perkembangan

anak akan terganggu hingga dewasa nanti.

Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan

perkembangan anak telah dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui

penyakit–penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan anak.

Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar diagnosis maupun

pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat

berlangsung seoptimal mungkin. Sayangnya, banyak ahli kesehatan yang percaya bahwa

tidak banyak yang dapat dikerjakan untuk mengatasi kelainan ini dan mereka percaya pula

bahwa kelainan yang ringan dapat normal dengan sendirinya. Sikap seperti ini dapat

menghambat pemulihannya, bahkan pada kasus–kasus tertentu dapat mengakibatkan cacat

yang permanen.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi DDST?

1.2.2 Apa manfaat DDST?

1.2.3 Bagaimana perkembangan DDST?

1

Page 2: DDST & DDTK

1.2.4 Bagaimana cara pemeriksaan DDST?

1.2.5 Apa pengertian DDTK?

1.2.6 Apa jenis Pemeriksaan DDTK?

1.2.7 Apa saja alat yang diperlukan untuk pemeriksaan DDTK?

1.2.8 Bagaimana prosedur DDTK?

1.2.9 Apa saja instrument untuk DDTK?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui definisi DDST

1.3.2 Mengetahui manfaat DDST

1.3.3 Mengetahui perkembangan DDST

1.3.4 Mengetahui cara pemeriksaan DDST

1.3.5 Mengetahui pengertian DDTK

1.3.6 Mengetahui jenis Pemeriksaan DDTK

1.3.7 Mengetahui alat yang diperlukan untuk pemeriksaan DDTK

1.3.8 Mengetahui prosedur DDTK

1.3.9 Mengetahui instrument untuk DDTK

2

Page 3: DDST & DDTK

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep DDST

2.1.1 Pengertian DDST

DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode

screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test

IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang

Baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan

pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan

validitas yang baik.

“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak

pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama

kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental

Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia

tertentu yang dapat menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan

oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional

kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa

kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi

dari DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan

denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan

rujukan.

Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak terlepas dari denver

developmental material. Denver developmental material bermanfaat bagi petugas

kesehatan yang memberi perawatan langsung pada anak. Dengan prosedur yang sederhana

dan cepat, metoda ini dapat digunakan oleh tenaga professional maupun paraprofessional.

Prosedur tersebut dirancang untuk perkembangan anak yang optimal sejak lahir hingga

usia 6 tahun melalui panduan dan identifikasi yang memerlukan evaluasi tambahan. Materi

pokok, yakni PDQ II, apparent answered questionnaire, dan the denver II, merupakan

program surveilans perkembangan yang tepat untuk situasi ketika waktu yang tersedia

sempit.

3

Page 4: DDST & DDTK

2.1.2 Manfaat DDST

Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit dideteksi

dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu petugas kesehatan

dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.

Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST

adalah metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan anak.

Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :

1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya

2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat

3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala kemungkinan

adanya kelainan perkembangan

4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan

5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan.

2.1.3 Perkembangan Menurut DDST II

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari

proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,

intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih,

1997).

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development

Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).

Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini

bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

1. Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :

a. Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya.

4

Page 5: DDST & DDTK

b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.

c. Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap

suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan

d. Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

2. Cara menghitung usia anak

Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai

perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan

test ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk

menghitung usia anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut

a. Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test

b. Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak

c. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai

dari angka bulan didepannya

d. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari

e. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu

f. Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang

dari 2 minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas

dengan cara mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut

Contoh :

Rumus menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)

Rumus : umur = tanggal pada waktu test dikurangi tanggal lahir

Tanggal test : 1990 3 13

Tanggal lahir : 1989 1 5

Umur : 1 2 8

3. Alat yang digunakan

a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,

peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/

kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna

(tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

5

Page 6: DDST & DDTK

b. Lembar formulir DDST II

c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes

dan cara penilaiannya.

4. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

a. Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :

3-6 bulan

9-12 bulan

18-24 bulan

3 tahun

4 tahun

5 tahun

b. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi

diagnostik yang lengkap.

5. Pelaksanaan test

Penting untuk anak :

Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus merasa

aman dan senang

Anak tidak sedang sakit

Anak tidak ngantuk, lapar,huas, sedang marah, rewel

Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan kesan menyenangkan bagi anak

Ajak anak bermain

Penting untuk orang tua

Diberitahu bahwa ini bukan test IQ

Beritahu tujuan test

Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak mengharapkan anak dapat

melakukan semua tugas yang diberikan kepada anak

Penting untuk pelaksana test

a. Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi lebih

dianjurkan mengukuti petunjuk berikut :

Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan,

misalnya sektor personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan

sector motorik halus-adaptif

6

Page 7: DDST & DDTK

Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia

dapat menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ini mampu

menyelesaikan tetapi kurang tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan

untuk menjalani test berikutnya

Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar

penggunaan watu agar lebih efesien

Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan diatas meja

Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item yang terletak di

sebelah kiri garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis

umur

b. Jumlah item yang dinilai tergantung pada lama waktu tersedia, yang

terpenting pelaksanaanya mengacu pada tujuan test, yaitu mengidentifikasi

perkembangan anak dan menentukan kemampuan anak yang relatif lebih

tinggi

6. Cara pengukuran :

a. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan

b. Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengtanumur yang telah ditentukan

c. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang

ada milai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social

d. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal

e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan

diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk

satu tahun.

f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika

sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal

tugas perkembangan pada formulir DDST.

h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa

yang F.

i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,

Meragukan dan tidak dapat dites.

Abnormal

Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

7

Page 8: DDST & DDTK

Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan

Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang

sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan

garis vertikal usia

Meragukan

Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada

sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia.

Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi

abnormal atau meragukan.

Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

j. Pada anak-anak yang lahir prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak

usia 2 tahun

7. Cara penilaian

Cara melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak, kemudian

menarik garis usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak. Dilakukan tes

pada keempat sektor yang dimulai dari item pada sebelah kiri garis usia,

kemudian mulai dilakukan pemeriksaan pada keempat sektor yaitu personal

sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.

Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal

tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui

batas umur (Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas atau

anak menolak melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu dihitung

pada masing-masing sector, berapa yang P, F, dan D.

8. Penilaian test prilaku

Penilaian prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan mengguanakan skala

pada lembar test, penilaian ini dapat membandingkan prilaku anak selama test

dengan prilaku sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua atau

pengasuh apakah prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya, kita boleh

menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakag prilaku anak sehari-hari

sama dengan prilakunya saat itu, terkadang anak tengah dalam kondisi, sakit,

8

Page 9: DDST & DDTK

atau marah sewaktu menjalani tersebut. Jika demikian test dapat ditunda dan

dilanjutkan pada hari lain saat anak telah kooperatif.

9. Pemberian nilai untuk setiap itemnya

a. L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik atau

baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak

dapat menyelesaikan item tersebut (item tertanda L)

b. G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang

tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat

melakukan item tersebut (khusus yang bertanda L)

c. M = menolak (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk item

tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa

yang harus dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )

d. Tak = tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai

kesempatan untuk melakukan item kerena ada hambatan (khusus item yang

bertanda L)

10. Penilaian Peritem

a. Penilaian item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam

penilaian test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat dilakukan

oleh anak yang lebih tua )

b. Penilaian item “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam

penilaian test secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam

kondisi berikut

Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item

disebelah kanan garis usia, kondisis ini wajar karena item disebelah

kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih

tua.

Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)

melakukantugas untuk item didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%).

Jika anak lulus, sudah tentu hal ini dianggap normal

c. Penilaian item P = peringkatan (C=caution)

Nilai “Peringatan” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)

melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap

kotak (daerah 75% - 90%). Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa

sebanyak 75% - 90% anak di usia tersebut sudah berhasil (Lulus) melakukan

9

Page 10: DDST & DDTK

tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa melaksanakan

tugas dengan baik

d. Penilaian item T= “Terlambar” (D = Delayed).

Nilai “Terlambat” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)

melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut

memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang akan seharusnya

mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang

tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika, tugas untuk anak yang

leblih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu akan

mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item

dengan hasil penilaian “Terlambar”. Perlu diperhatikan bahwa ada dua

macam T. Pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan (G). T jenis

ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Suspek”.

Kedua, terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini

memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuji”

e. Penilaian item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity). Nilai “Tak” ini tidak

perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai “Tak ada

kesempatan” diberikan jika anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada

kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes

10

Page 11: DDST & DDTK

2.1.4 Test Skrining Perkembangan Dari Denver

1. Usahakan anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau

memberikan isyarat, jangan sentuh anak

2. Anak harus melihat tangan beberapa detik

3. Orang tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta gigi

diatas sikat

4. Anak tidak diharapkan mampu mengikat sepatu atau mengancingkan/resleting

dibelakang

5. Gerakan benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke sisi

yang lain

6. Lulus jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang

harus dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa

7. Lulus jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari

8. Menggaris dapat bervariasi hanya 30 derajat

9. Buat kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya ibu

jari, lulus jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain selain

ibu jari

11

Page 12: DDST & DDTK

10. Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan yang

terus menerus

11. garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik dan

ulangi (lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)

12. lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah

13. biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan

14. dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung

sebagai satu bagian

15. tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga anak,

tetapi jangan terlihat ulangi dengan telinga lain

16. tunjuk gambar dan minta anak menyebutkannya

17. dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung,

mata,telinga, mulut, tangan, kaki, perut, rambut,

18. dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang terbang ?

berbunyi meong ? berbicara ?

19. tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang kedinginan

20. lulus jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa bnyak

balok pada kertas

Observasi :

Suatu garis digambar dari atas sampai bawah berdasarkan usia anak, pemeriksa

harus menguji masing-masing tonggak yang disilang dengan garis ini. Setiap

tongak mempunyai potongan yang menunjukan presentase populasi “standar” yang

harus mampu melakukan tugas ini. Kegagalan dalam melakukan suatu hal yang

dilalui oleh 90 % anak-anak adalah signifikan, dua kegagalan dari empat hal utama

menunjukan keterlambatan perkembangan, haruslah diketahui bahwa test ini

merupakan alat skrening untuk keterlambatan perkembangan, tetapi bukan test

“intelegensia”

Fungsional anak saat ini memberikan pengertian kedalam karakteristik anak

sekarang. Perkembangan bahasa, motorik, dan sosial anak dan kematangannya

direfleksikan dalam tingkah lakunya sekarang. Tanyakan pertanyaan “ bagaimana

anda melukiskan sifat anak anda sebagai pribadi ?

12

Page 13: DDST & DDTK

2.2 Konsep DDTK

2.2.1 Pengertian DDTK

Deteksi Dini Tumbuh adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini

adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Deteksi Dini

Perkembangan adalah kegiatan/pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan anak normal

atau ada penyimpangan.

2.2.2 Jenis Deteksi Dini Tumbuh Kembang

a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

b. Deteksi dini perkembangan

c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional

2.2.3 Alat Yang Diperlukan

a. Lembar formulir DDTK

b. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan test

dan penilaian.

2.2.4 Prosedur DDTK

a. Tahap Pertama

Secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :

1. 3 – 6 bulan

2. 9 – 12 bulan

3. 18 – 24 bulan

4. 3 tahun

5. 4 tahun

6. 5 tahun

b. Tahap Kedua

Dilakukan pada anak yang dicurigai adanya hambatan perkembangan

kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik lengkap.

2.2.5 Instrumen Tumbuh Kembang Anak

1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

1. Jadwal : 3, 6, 9....24, 30....72 bulan

2. Pelaksana : Tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih.

3. Alat / Instrumen : Formulir, Alat Bantu

4. Cara :

a) Tentukan umur

b) Pilih formulir sesuai umur bayi

13

Page 14: DDST & DDTK

c) Beritahukan pada ibu agar tidak ragu–ragu dalam menjawab

pertanyaan

5. Interpretasi :

a) Hitung berapa jumlah jawaban “YA”

b) Jawaban “TIDAK” Perlu dirinci

6. Intervensi :

a) S (YA = 9 – 10)

b) M (YA = 7 – 8)

c) P (YA = < 6)

2. Tes Daya Dengar (TDD)

1. Tujuan : Menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera

ditindak lanjuti untuk tingkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.

2. Jadwal :

a) Tiap 3 bulan pada bayi umur < 12 bulan

b) Tiap 6 bulan umur 12 bulan ke atas

3. Pelaksana :

a) Tenaga Kesehatan

b) Guru TK

c) PADU (Pusat Pendidikan Anak Dini Usia)

d) Petugas Terlatih

4. Cara :

a) Tentukan Umur

b) Pilih formulir yang sesuai

c) Anak < 24 bulan ditanyakan pada orang tua jika jawaban “YA” bila

bisa melakukan 1 bulan terakhir, jawaban “TIDAK” bila anak tidak

bisa melakukan 1 bulan terakhir.

d) Anak > 24 bulan pertanyaan yang ditujukan pada orang tua untuk

dikerjakan anak

5. Interpretasi : Mengalami kemungkinan gangguan pendengaran (ada 1 atau

> jawaban tidak) cacat

6. Intervensi : Tindak lanjut sesuai buku paduan, rujuk ke RS bila tidak dapat

ditanggulangi.

14

Page 15: DDST & DDTK

3. Tes Daya Lihat (TDL)

1. Tujuan : Deteksi dini kelainan daya lihat agar dapat segera ditanggulangi

sehingga kesempatan memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih.

2. Jadwal : Tiap 6 bulan (3 – 6 tahun)

3. Pelaksana :

a) Tenaga Kesehatan

b) Guru TK

c) PADU

d) Petugas Terlatih

4. Alat :

a) Ruangan yang bersih

b) 2 kursi

c) Poster “E”

d) Alat penunjuk

5. Cara :

a) Pilih ruangan bersih, tenang, penyinaran baik

b) Gantungkan poster “E” setinggi mata anak

c) Letakkan kursi sejauh 3 meter

d) Letakkan kursi untuk pemeriksa

e) Tunjukkan huruf “E” yang ada di poster, perintahkan anak untuk

mengarahkan kartu “E” yang dipegangnya sesuai dengan kartu “E”

yang ada pada poster.

f) Tutup mata bergantian

g) Beri pujian

h) Tulis baris “E” terkecil yang bisa dilihat

6. Interpretasi : Kemungkinan mengalami gangguan penglihatan bila tidak

bisa melihat baris ke 3 pada kartu “E”

7. Intervensi : Minta anak datang lagi. Bila tetap rujuk

4. KMME (Kuesioner Masalah Mental Emosional)

1. Tujuan : Deteksi dini penyimpangan masalah mental emosional pada anak

pra sekolah

2. Jadwal : Tiap 6 bulan pada anak umur 36 – 72 bulan

3. Alat : KMME

4. Cara :

15

Page 16: DDST & DDTK

a) Tanyakan secara jelas, satu persatu pada orang tua

b) Catat jumlah jawaban “YA”

5. Interpretasi : Bila ada jawaban “YA” → kemungkinan +

6. Intervensi :

a) Bila ada jawaban “YA” beri konseling pada orang tua dengan buku

pedoman pola asuh anak yang mendukung perkembangan. Lakukan

evaluasi 3 bulan → tetap → rujuk.

b) Bila jawaban “YA” 2 / > → rujuk

5. CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)

1. Tujuan : Deteksi dini autis pada anak umur 18 – 36 bulan

2. Jadwal : Atas indikasi ada keluhan dari orang tua/pengasuh/guru TK

mengenai :

a) Keterlambatan bicara

b) Gangguan komunikasi / interaksi sosial

c) Perilaku berulang–ulang

3. Alat : CHAT CARDS

4. Cara :

a) Ajukan pertanyaan dengan lambat, dan jelas pada orang tua

b) Lakukan pengamatan kemampuan anak

c) Catat

5. Interpretasi :

a) Resiko tinggi menderita autis → tidak pada A3, A7, B2, B3, B4

b) Resiko rendah menderita autis → tidak A7 dan B4

c) Kemungkinan gangguan pendengaran → “TIDAK” jumlahnya 3 pada

A1 – A4, A6, A8, A9, B1, B5

d) Anak dalam batas normal, bila tidak dalam kategori 1, 2, 3

6. Intervensi : Bila anak resiko menderita autis dan kemungkinan ada

gangguan perkembangan → rujuk ke RS yang memiliki fasilitas kesehatan

jiwa / tumbuh kembang anak

6. GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas)

1. Tujuan : Deteksi Dini anak adanya gangguan pemusatan perhatian dan

hiperaktivitas

16

Page 17: DDST & DDTK

2. Jadwal : Atas indikasi ada keluhan dari orang tua / pengasuh / guru TK

mengenai :

a) Anak tidak bisa duduk tenang

b) Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah

c) Perubahan suasana hati yang mendadak / impulsif

3. Alat : Formulir GPPH

4. Cara :

a) Ajukan pertanyaan

b) Lakukan pengamatan

c) Keadaan diamati pada anak dimanapun dia berada

d) Catat

5. Interpretasi : Beri nilai

a) 0 → tidak ditemukan

b) 1 → kadang – kadang

c) 2 → sering ditemukan

d) 3 → selalu ada

6. Intervensi : Bila total 13 → uji ulang 1 bulan lagi. Anak dengan GPPH →

perlu dirujuk ke RS

17

Page 18: DDST & DDTK

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode

screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test

IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang

Baik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas

yang baik.

“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak

pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama

kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental

Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia

tertentu yang dapat menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan

oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional

kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa

kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi

dari DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan

denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan

rujukan.

Deteksi Dini Tumbuh adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini

adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Deteksi Dini

Perkembangan adalah kegiatan/pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan anak normal

atau ada penyimpangan.

3.2 Saran

Menggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan mahasiswa tentang masalah – masalah dan cara melakukan penilaian DDST

dan DDTK anak.

18