digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf ·...

89
i

Transcript of digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf ·...

Page 1: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

Page 2: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

Page 3: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

Page 4: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

Page 5: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

Page 6: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Lengkap : Risky Amalia

Tanggal Lahir : 26 Februari 1997

Tahun Masuk : 2015

Peminatan : Kedokteran Komunitas

Nama Pembimbing Akademik : dr. Irwan Ashari, M.Med.Ed

Nama Pembimbing Skripsi : dr. Shelli Faradiana, Sp.A, M.Kes

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam

penulisan skripsi saya yang berjudul :

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI USIA 6-18 BULAN DI

PUSKESMAS MANDAI

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya

akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 01 Maret 2019

RISKY AMALIA

NIM : 10542 063215

Page 7: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Risky Amalia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Muara Teweh, 26 Februari 1997

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mannuruki Raya No. 115

RIWAYAT PENDIDIKAN

2002 – 2003 : TK Kartika Muara Teweh

2003 - 2009 : SD Negeri 8 Lanjas Muara Teweh

2009 – 2012 : SMP Negeri 1 Muara Teweh

2012 – 2015 : SMA Negeri 1 Muara Teweh

2015 – sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

RIWAYAT ORGANISASI

1. Anggota Bidang Tabligh PIKOM IMM FK UNISMUH Makassar 2017-

2018

Page 8: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi, 01 Maret 2019

Risky Amalia1, dr. Shelli Faradiana, Sp.A, M.Kes2

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan

2015 2Pembimbing

“PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI USIA 6-18 BULAN DI

PUSKESMAS MANDAI”

(v + 57 Halaman + 6 Tabel + Lampiran)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi

sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa menambahkan dan mengganti dengan

makanan atau minuman lain. ASI mengandung banyak gizi diantaranya adalah AA

dan DHA yang berperan penting dalam tumbuh kembang otak. Cakupan pemberian

ASI eksklusif di Puskesmas Mandai pada tahun 2016 adalah sebesar 69,3%.

TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap

perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas Mandai

METODE : Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui kuesioner dan lembar

penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel

dengan teknik Simple Random Sampling. Besar sampel 70 responden. Pengolahan

data dengan uji chi square.

HASIL : Karakteristik responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif sebanyak

38 responden dan 32 responden yang diberikan Non ASI eksklusif. Sedangkan

karakteristik responden berdasarkan perkembangan motorik kasar sebanyak 55

responden yang normal dan 15 responden yang mengalami keterlambatan. Hasil uji

statistik menunjukkan nilai p = 0,933 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan

yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik

kasar bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas Mandai.

KESIMPULAN : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI

eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas

Mandai.

KATA KUNCI : ASI Eksklusif, Perkembangan Motorik Kasar

Page 9: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

FACULTY OF MEDICINE

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Undergraduate Thesis, February 25th 2019

Risky Amalia1, dr. Shelli Faradiana, Sp.A, M.Kes2

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan

2015 2Pembimbing

“THE EFFECT OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING ON THE GROSS

MOTORIC DEVELOPMENT OF INFANTS AGED 6-18 MONTHS IN

PUBLIC HEALTH CENTER MANDAI”

(v + 57 Pages + 6 Tables +Appendices)

ABSTRACT

BACKGROUND : exclusive breastfeeding is a milk given to babies from birth

until 6 months without adding and replacing with other foods or drinks. Breast milk

contains many nutrients including AA and DHA which play an important role in

brain growth and development. The coverage of exclusive breastfeeding in Mandai

Health Center in 2016 was 69.3%.

OBJECTIVE: To know the effect of exclusive breastfeeding on the gross motor

development of infants aged 6-18 months at Mandai Health Center

METHODS : This type of research is analytic with cross sectional approach. This

research was conducted by collecting data through questionnaires and

developmental assessment sheets using DDST II. Sampling using the Simple

Random Sampling technique. Sample size is 70 respondents. Processing data with

the chi square test.

RESULTS : The characteristics of respondents based on exclusive breastfeeding

were 38 respondents and 32 respondents who were given non-exclusive

breastfeeding. While the characteristics of respondents based on gross motoric

development were 55 normal respondents and 15 respondents who experienced

delays. The results of the statistical test showed the value of p = 0.933 (p> 0.05)

which means there was no significant relationship between exclusive breastfeeding

on the gross motor development of infants aged 6-18 months in the Mandai Health

Center.

CONCLUSION : There is no significant relationship between exclusive

breastfeeding on the gross motor development of infants aged 6-18 months at

Mandai Health Center.

KEYWORDS : exclusive breastfeeding, gross motoric development

Page 10: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, karunia, petunjuk, dan hidayahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif

Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 6-18 Bulan Di Puskesmas

Mandai” dapat disusun dan diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam mencapai gelar

Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar, disamping untuk memberikan pengalaman untuk meneliti dan menyusun

karya ilmiah berupa skripsi.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

tiada terhingga kepada kedua orang tua penulis, bapak H. Nanang Rahmat, Ibu

Hj. Badalang yang sabar dan selalu memberikan motovasi, serta tidak henti-

hentinya memanjatkan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dan

pendidikan ini, serta kakak penulis Siti Asmah yang senantiasa memberikan

semangat.

Secara khusus, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada

dr. Shelli Faradiana, Sp.A, M.Kes, selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing, dan memberikan koreksi selama proses penyusunan

skripsi ini hingga selesai.

Skripsi ini terlaksana berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

Page 11: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. dr. H. Mahmud Ghaznawie, PhD, SpPA(K). Dekan Fakultas Kedokteran

yang telah memberikan izin penelitian.

2. dr. Sardi, M.kes. Kepala Puskesmas Mandai Kabupaten Maros yang telah

memberikan izin penelitian

3. Staf Pegawai Bagian Gizi dan Imunisasi Puskesmas Mandai Kabupaten

Maros atas kerja sama, bantuan, dan dukungan selama peneliti melakukan

penelitian.

4. Ibu-ibu dan bayi yang telah bersedia dan bekerja sama menjadi subjek

penelitian.

5. dr. Dara Ugi, M.Kes selaku penguji proposal skripsi yang telah memberikan

arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

6. dr. Ami Febriza, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan arahan dan

masukan dalam penyusunan skripsi.

7. Dra. A. Fajriwati Tajuddin, M.A, Ph.D selaku Penguji kajian keislaman

yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan kelompok bimbingan skripsi Devi, Innah, Yana

atas kebersamaan, suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman Sinoatrial angkatan 2015 atas kebersamaan, semangat,

dukungan, kekompakkan, bantuan, dan rasa persaudaraan yang telah kalian

tunjukkan.

Page 12: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

10. Kepada seluruh keluarga besarku yang senantiasa memberikan dukungan,

doa, motivasi serta membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang

telah terlibat dan membantu sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik

dan lancar.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran

demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi

peneliti dan pihak-pihak terkait.

Makassar, 01 Maret 2019

Penulis

Risky Amalia

Page 13: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................

PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ..................................................

PERNYATAAN PENGESAHAN ......................................................................

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................

ABSTRACT .........................................................................................................

ABSTRAK ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

DAFTAR TABEL............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

1. Tujuan Umum .............................................................................. 5

2. Tujuan Khusus ............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

1. Secara Teoritis ............................................................................. 6

2. Secara Aplikatif ........................................................................... 6

3. Peneliti ......................................................................................... 6

Page 14: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

A. Air Susu Ibu ..................................................................................... 7

1. Definisi ...................................................................................... 7

2. Kandungan Nutrisi .................................................................... 7

3. Manfaat ASI ............................................................................ 11

B. Perkembangan Motorik Kasar......................................................... 14

1. Perkembangan Motorik Kasar................................................. 14

2. Prinsip Perkembangan Motorik .............................................. 15

3. Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 6-18 Bulan ............. 16

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang .................. 19

D. Deteksi Tumbuh Kembang Menggunakan DDST II ...................... 22

1. Penilaian Komponen ............................................................... 22

2. Interpretasi Hasil Penelitian ................................................... 23

3. Kesimpulan Tes Denver II ...................................................... 24

4. Cara Melakukan Tes Kemampuan Motorik Kasar dengan

Menggunakan DDST Pada Bayi Usia 6-18 Bulan ................ 25

E. Tinjauan Keislaman ....................................................................... 29

1. Pandangan Islam Tentang Pemberian ASI ............................. 29

2. Pandangan Islam Tentang Perkembangan ............................. 33

F. Kerangka Teori .............................................................................. 35

BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................. 36

A. Kerangka Konsep .......................................................................... 36

B. Definisi Operasional ....................................................................... 37

C. Hipotesis ......................................................................................... 38

Page 15: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

BAB IV PENELITIAN ................................................................................. 39

A. Metode Penelitian ........................................................................... 39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 39

1. Lokasi Penelitian .................................................................... 39

2. Waktu Penelitian ..................................................................... 39

C. Besar Sampel dan Rumus Besar Sampel ....................................... 39

D. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 41

1. Kriteria Inklusi ........................................................................ 41

2. Kriteria Eksklusi...................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41

F. Teknik Analisa Data ........................................................................ 42

1. Pengolahan Data...................................................................... 42

2. Analisa Data ............................................................................ 42

G. Etika Penelitian .............................................................................. 43

1. Inform Consent........................................................................ 43

2. Kerahasiaan ............................................................................. 43

H. Alur Pneleitian ............................................................................... 44

1. Tahap Persiapan ...................................................................... 44

2. Tahap Pelaksanaan ................................................................. 44

Page 16: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 45

A. Gambaran Umum Populasi/Sampel ................................................ 45

B. Analisis ........................................................................................... 46

1. Analisis Univariat.................................................................... 46

2. Analisis Bivariat ..................................................................... 48

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 50

A. Analisis Univariat............................................................................ 50

B. Analisis Bivariat .............................................................................. 52

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 53

BAB VII PENUTUP ....................................................................................... 54

A. Kesimpulan .................................................................................... 54

B. Saran ............................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55

LAMPIRAN ..................................................................................................... 57

Page 17: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Milestone Perkembangan Motorik Kasar Berdasarkan Kelompok

Umur ................................................................................................ 19

Tabel V.1 Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur .............................................. 46

Tabel V.2 Karakteristik Anak Berdasarkan Umur ............................................ 47

Tabel V.3 Karakteristik Anak Berdasarkan Status Pemberian ASI .................. 47

Tabel V.4 Karakteristik Anak Berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar ..... 48

Tabel V.5 Hubungan Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Motorik Kasar 48

Page 18: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012, Air Susu Ibu

(ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6

bulan, tanpa menambahkan dan/ atau mengganti dengan makanan atau minuman

lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral)1. ASI memberikan peranan penting pada

pertumbuhan dan perkembangan bayi2. Tumbuh kembang dapat berjalan dengan

pemberian ASI eksklusif. Tanpa tambahan bahan makanan lain, ASI dapat

mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar enam bulan2. Salah satu efek yang

menguntungkan dalam pemberian ASI adalah terhadap perkembangan motorik

kasar pada masa bayi.3

ASI adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi yang disekresikan oleh

kedua belah kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik

bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna dan mengandung komposisi

nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia

setiap saat, siap disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi.4

ASI mengandung banyak gizi diantaranya adalah LPUFAs (Long Chain

Poyunsaturated Fatty). LPUFAs sangat diperlukan oleh bayi karena mengandung

fungsi mental, penglihatan, dan perkembangan psikomotorik bayi. Selain itu,

kandungan lemak dalam ASI terdiri dari beberapa jenis, namun yang paling esensial

adalah asam lemak yang merupakan komponen dari semua jaringan tubuh

Page 19: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

19

dan diperlukan untuk perkembangan jaringan sel, otak, retina, dan susunan saraf.

ASI mengandung asam lemak tidak jenuh ganda berantai panjang yang terdiri dari

DHA, LA, ALA, dan AA yang berperan penting dalam tumbuh kembang otak,

pertumbuhan sel-sel otak, mielinisasi jaringan saraf, serta ketajaman penglihatan.4

Mendapatkan ASI merupakan salah satu hak asasi bayi yang harus

dipenuhi.5 ASI memiliki keunggulan dan keistimewaan sebagai nutrisi

dibandingkan sumber nutrisi lainnya. Komponen makro dan mikro yang

terkandung di dalam ASI sangat penting dibutuhkan pada tiap tahapan pertumbuhan

bayi. Komponen makro terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan lemak

sedangkan komponen mikro adalah vitamin dan mineral. ASI tidak hanya bergizi

untuk bayi, tetapi juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi,

dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan bahwa tidak ada susu

lainnya yang memberikan nutrisi sebanyak ASI dan menjamin keselamatan bayi

sebaik yang diberikan oleh ASI eksklusif. 6

Pengaruh jangka panjang dan jangka pendek pemberian menyusui terhadap

kesehatan bayi dan anak sudah banyak diteliti dan mendapatkan hasil bahwa

menyusui secara eksklusif selama 6 bulan terbukti memberikan risiko yang lebih

minimal terhadap berbagai penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran napas,

infkeksi telinga, pneumonia, dan infeksi saluran kemih. Selain penyakit infeksi,

pemberian ASI eksklusif juga dapat mencegah berbagai penyakit dikemudian hari

yang dapat menyerang bayi seperti obesitas, diabetes, alergi, penyakit inflamasi

saluran cerna, dan kanker. Bayi akan mendapatkan zat kekebalan yang berasal dari

ibu untuk membantu mengatur respon imun tubuh melawan infeksi.6

Page 20: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

20

Menyusui juga dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi post partum

dengan peningkatan kadar antibodi dalam sirkulasi darah ibu. Selain itu dalam

proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani,

emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya.6

Perkembangan motorik kasar (gross motor development) merupakan aspek

perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (posisi tubuh). Perkembangan

motorik kasar melibatkan otot-otot besar; meliputi pekembangan gerakan kepala,

badan, anggota badan, keseimbangan, dan pergerakan. Arah perkembangan

motorik adalah sefalokaudal dan proksimodistal, serta dari umum ke spesifik 7.

Perkembangan motorik kasar pada masa bayi menjadi prioritas tugas

perkembangan dan pada umumnya dipengaruhi oleh kematangan fisik anak usia

bayi. Perkembangan motorik kasar secara umum saling berhubungan antara satu

sama lainnya, dan saling mendukung antar tahap perkembangan, sehingga apabila

ada tahap perkembangan yang menyimpang atau terlambat, maka kecakapan yang

lebih tinggi juga akan mengalami keterlambatan atau bahkan tidak berkembang.8

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam mengetahui riwayat

tumbuh kembang anak adalah makanan anak. Harus ditanyakan apakah anak

mendapat ASI atau tidak. Pada umumnya anak yang mendapat ASI lebih jarang

sakit dan tumbuh kembangnya baik. Ditanya pula nafsu makan anak serta asupan

dan jenis makanan yang dikonsumsi anak 7.

Islam memperhatikan segala aspek kehidupan manusia, salah satunya

adalah mengenai pemberian ASI. Allah SWT. berfirman dalam Surah Al-Baqarah

: 233 yang berbunyi : “ Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua

Page 21: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

21

tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah

menganggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak

dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena

anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun

(berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan

persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya. Dan jika kamu ingin

menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memeberikan

pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan”.

Berdasarkan penggalan ayat diatas, sudah sangat jelas bagi seorang ibu

wajib memberikan ASI kepada anaknya sampai umur 2 tahun. Tapi pada

kenyataannya saat ini masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI kepada

anaknya dengan berbagai macam alasan dan lebih memilih memberikan susu

formula.

Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia pada tahun 2016, bayi

yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan adalah sebesar 29,5%.1

Di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif

pada tahun 2016 sebesar 38,5% .1 Di Kabupaten Maros, didapatkan cakupan

pemberian ASI eksklusif pada Tahun 2016 sebesar 67,1%. Angka ini mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2015 sebesar 79,8%. Adapun angka pemberian ASI

di Kecamatan Mandai sebesar 69,3%.9 Namun, angka ini sudah mencapai target

dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-1019 yang

menargetkan pemberian ASI adalah sebesar 50%. 10

Page 22: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

22

Salah satu jurnal yang ditulis oleh Karina (2015), dengan judul “ASI sebagai

Pilihan untuk Perbaiki Perkembangan Motorik Bayi”disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara perkembangan motorik untuk anak yang

mendapatkan ASI eksklusif 2.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik

Kasar Bayi Usia 6-18 Bulan di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang diambil adalah “apakah

terdapat pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar

pada bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas Mandai?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui angka pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas

Mandai.

b. Mengetahui perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Mandai.

c. Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan

motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mandai.

Page 23: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

23

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan terhadap pengaruh

pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi.

2. Secara Aplikatif

a. Orang Tua

1) Dapat memberikan informasi betapa pentingnya pemberian ASI

eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada anak.

2) Dapat memberikan informasi tahapan-tahapan perkembangan motorik

kasar dalam fase tumbuh kembang

b. Tenaga Kesehatan

Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk melakukan penyuluhan pentingnya

ASI eksklusif terhadap proses tumbuh kembang.

c. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi penulis

dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi.

Page 24: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu

1. Definisi

Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi seorang ibu untuk konsumsi

bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum bisa mencerna makanan

padat.4 Sedangkan ASI eksklusif adalah menyususi bayi secara murni, yang

dimaksud secara murni adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa

tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan

tanpa pemberian makanan tambahan lain seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur,

atau nasi tim6.

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak

dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat,vitamin, dan mineral).1

2. Kandungan Nutrisi

Keunggulan dan keistimewaan ASI sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak

diragukan lagi. Seperti halnya nutrisi lainnya, ASI mengandung komponen makro

dan mikro nutrien.5 Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI antara lain :

a. LPUFAs

LPUFAs (Long Chain Poyunsaturated Fatyy) sangat diperlukan oleh

bayi karena mengandung fungsi mental, penglihatan, dan perkembangan

psikomotorik bayi. Di dalam LFUPAs terdapat dua

Page 25: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

25

komponen, yaitu asam arakhidonat, asam dokosaheksanoat, merupakan

komponen dasar kortek dan ARA (arachnoid acid) yang berperan penting

dalam tumbuh kembang otak.4

b. Karbohidrat

Laktosa (gula susu) merupakan bentuk utama karbohidrat dalam ASI

dimana keberadaannya secara proporsional lebih besar jumlahnya dari

pada susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah

bermetabolisme menjadi dua gula biasa (galaktosa dan glukosa) yang

diperlukan bagi pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi pada masa

bayi.6

c. Protein

Protein dalam ASI dapat mengikat vitamin B12 sehingga dapat

mengontrol flora usus secara kompetitif. Pengikatan protein oleh vitamin

B12 tersebut mengakibatkan kurangnya sel vitamin B12 yang

dibutuhkan oleh bakteri patogen untuk pertumbuhannya. Adapun guna

protein adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan sistem kekebalan

tubuh dan untuk pertumbuhan otak serta untuk menyempurnakan fungsi

pencernaan.4

d. Lemak

Lemak mengandung separuh dari kalori ASI. Salah satu dari lemak

tersebut, kolesterol diperlukan bagi perkembangan normal sistem saraf

bayi, yang meliputi otak. Kolesterol meningkatkan petumbuhan lapisan

khusus pada saraf selama berkembang dan menjadi sempurna. Asam

Page 26: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

26

lemak yang cukup kaya keberadaan nya dalam ASI, juga memberikan

kontribusi bagi pertumbuhan otak dan saraf yang sehat. 4

e. Vitamin

1) Vitamin A

ASI mengandung vitamin A dan berkaroten yang cukup tinggi.

Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi

mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan.

Inilah alasan bahwa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh

kembang dan daya tahan tubuh yang baik.6

2) Vitamin D

Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin

D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi

pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang

berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif

ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi

akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan

vitamin D. 5

3) Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang

cukup tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi

penting vitamin E adalah untuk ketatahan dinding sel darah merah.5

Page 27: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

27

4) Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi

sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya

seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya

mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walaupun angka

kejadian perdarahan ini kecil.5

5) Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam

folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsusmsi ibu

berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin

B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12,

dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena

vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistem saraf,

maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini.

Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-

hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.5

f. Mineral

Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi

oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh

status gizi ibu. Mineral didalam ASI menpunyai kualitas yang lebih baik

dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di

dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat didalam ASI adalah

kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan

Page 28: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

28

rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Kandungan zat

besi didalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi.

Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil

untuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang

mendapat susu formula.5

3. Manfaat ASI

a. Bagi Bayi

1) Dapat memulai kehidupannya dengan baik

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang

baik setelah lahir, dan mengurangi kemungkinan obesitas.6

2) Mengandung Antibodi

Badan Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan

yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi yang belum mencukupi,

terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi.

Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan

pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung

kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung

bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, dan jamur. 6

3) ASI mengandung komposisi yang tepat

Dimaksud dengan ASI mengandung komposisi yang tepat adalah

karena ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi

terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi

yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. ASI merupakan

Page 29: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

29

sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, dan secara

alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi.6

4) Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara

ibu dan bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak

kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomorik

maupun sosial yang lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga

dapat memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman. Secara psikologis,

menyususi juga baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan ibu.

6

5) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adlah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3

utuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang

mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari

rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan

terhindar dari kerusakan sel-sel saraf. Menyusui juga membantu

perkembangan otak. Bayi diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin

lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu fromula.6

6) Memperbaiki saluran cerna

Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa bayi yang mendapat ASI

sejak lahir memiliki koloni bakteri dalam usus yang membantu

penyerapan nutrisi dan meningkatkan sistem imun. Adapun fungsi

Page 30: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

30

bakteri tersebut adalah untuk mellindungi bayi dan infeksi dari

penyakit. 4

b. Bagi Ibu

1) Aspek kontrasepsi

Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan dengan

cara menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu. Hal ini

dapat terjadi karena hisapan mulut bayi pada puting susu ibu

merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise

mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan

produksi esterogen akibatnya tidak ada ovulasi.

Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode

kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran

bila diberikan hanya ASI eksklusif dan belum terjadi menstruasi

kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami menstruasi maka ibu

diwajibkan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain karena ASI yang

diharapkan sebagai alat kontrasepsi sudah dianggap gagal dengan

danya tanda menstruasi tadi. 6

2) Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin

oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan

mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Kejadian

karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding

yang tidak meyusui. Penelitian membuktikan bahwa ibu yang

Page 31: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

31

memberikan ASI eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara

dan kanker ovarium 25% lebih kecil daripada yang tidak menyusui

secara eksklusif. 6

3) Penurunan berat badan

Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih

cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Dengan

menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga

timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan

terpakai. Dan jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan

cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil. Menyusui juga

membakar ekstra kalori sebanyak 200-500 kalori per hari. 6

4) Ungkapan Kasih Sayang

Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat

menyusui bayi menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antara kulit.

Bayi juga bisa mendengarkan detak jantung ibu, merasakan sentuhan

kulit ibu dan dekapan ibu. 6

B. Perkembangan Motorik Kasar

1. Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan motorik mencerminkan mielinisasi pada traktus

kortikospinal, taraktus piramidal, dan traktus kortikobulbar. Mielin sangat penting

untuk kecepatan penghantaran rangsangan melalui sel saraf. Mielinisasi terjadi

kira-kira pada umur kehamilan 32 minggu dengan kemajuan yang cepat sampai

umur 2 tahun. Perkembangan motorik pada bayi terjadi secara sefalokaudal dan

Page 32: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

32

proksimodistal. Pergerakan pertama dimulai pada kepala, bahu, badan, dan pinggul.

Proses ini sejalan dengan proses mielinasi pada susuna saraf pusat dan saraf perifer.

Kontrol kepala merupakan kontrol yang pertama dan merupakan tahap

perkemabangan palingpenting. Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu

perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan

motorik kasar melibatkan otot-otot besar; meliputi perkembangan gerakan kepala,

badan, anggota badan, keseimbangan, dan pergerakan. Perkembangan motorik

kasar merupakan aspek perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (posisi

tubuh). 7

2. Prinsisp Perkembangan Motorik

Lima prinsip perkembangan motorik antara lain :

a. Perkembangan motorik bergantung pada maturasi saraf dan otot

Perkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan

perkembangan area sistem saraf yang berbeda. Karena pusat saraf perifer

yang terletak di medula spinalis lebih dulu berkembang pada saat lahir

daripada saraf pusat yang terletak di otak. 7

b. Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara

matang

Tidak ada gunanya mencoba mengajarkan gerakan keterampilan anak

sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik. 7

c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi

Page 33: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

33

Perkemabnagn motorik mengikuti arah hukum perkembangan. Arah

perkembangan anak berlangsung secara sefalokaudal dan proksimodistal,

yakni perubahan dari gerakan menyeluruh menuju ke aktivitas yang

spesifik. 7

d. Pola perkembangan motorik dapat ditentukan

Anak akan belajar duduk sebelum belajar berjalan dan tidak mungkin

arahnya dibalik. 7

e. Kecepatan perkembangan motorik berbeda untuk setiap individu

Perkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama, tetapi umur untuk

mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda untuk setiap

individu. Contoh, umur pencapaian anak untuk bisa duduk berdiri, berbeda-

beda untuk setiap anak. 7

3. Perkembangan Motorik Kasar Bayi 6-18 Bulan

Pada umur 6 bulan, bila didudukkan di lantai, bayi bisa duduk sendiri tanpa

disokong tetapi punggung masih membungkuk. Bayi mampu berguling sebagai

aktivitas yang disadari sehingga untuk mencapai benda dengan jarak dekat, bayi

dapat berguling-guling. Kontrol kepala bayi muncul lebih dulu pada posisi

tengkurap, sehingga bayi lebih dahulu berguling dari posisi tengkurap daripada

berguling dari posisi telentang. Jika bayi tidak bisa mengangkat kepala, bayi tidak

akan bisa berguling. 7

Pada umur 7 bulan, bayi mampu bergerak sendiri dari posisi berbaring ke

posisi duduk. Dengan menyebarnya kekuatan tonus dan kekuatan otot kearah

kaudal, bayi mengembangkan kemampuan untuk tegak di atas kedua tangan dan

Page 34: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

34

lutut (sikap quadruped). Jika dipegang, bayi mampu menahan berat badannya pada

kedua kakinya sambil melompat-lompat.7

Pada umur 8 bulan, muncullah pergerakan bolak-balik dan bayi mulai

merangkak. Delapan puluh dua persen bayi melalui tahap merangkak. Selanjutnya,

dengan bertambah kuatnya otot-otot badan bagian bawah, bokong, dan otot tungkai

atas yang ditunjang kekuatan otot lengan dan bahu, bayi mulai berdiri dari posisi

duduk atau posisi merangkak.7

Pada umur 9 bulan, anak pertama kali melangkah dengan berpegangan dan

meyusuri meja. Pada awalnya, anak berpegangan dengan kedua tangannya,

selanjutnya bayi hanya berpegangan dengan satu tangan. Pada umur ini, bayi juga

telah mampu duduk sendiri dari posisi berbaring.7

Pada umur 10 bulan, kebanyakan bayi merangkak dengan gerakan lengan

dan tungkai bergantian; lengan bergerak sesaat mendahului tungkai.7

Pada umur 11 bulan, bayi bisa berdiri tanpa dibantu dan melangkah 1-2

langkah. Pada umur 12 bulan, bayi mulai dapat melangkah tanpa berpegangan.

Rentang umur anak untuk bisa berjalan sendiri bervariasi. Dari suatu penelitian di

Inggris, anak bisa berjalan pada rentang usia antara 12 sampai 14 bulan. Sekitar

97% anak di Inggris mampu berjalan 6 langkah tanpa bantuan pada umur 18 bulan

dan anak langsung bisa berdiri dari posisi jongkok ke berdiri. Pada awalnya, anak

berjalan dengan siku terangkat ke samping untuk meningkatkan keseimbangan.

Saat berjalan, tubuh sedikit berotasi pada pinggul, pergelangan kaki, dan tumit.

Ketika jalan sudah semakin baik, lengan akan turun dan berada di samping badan.7

Page 35: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

35

Pada umur 14 bulan, anak mulai bisa berjalan mundur.Umur 15 bulan

merupakan puncak perkembangan motorik kasar dini, yakni saat anak mulai berlari.

Berlari tidak hanya sekedar berjalan cepat. Saat berlari, satu tungkai ke depan dan

satu tungkai yang lain merentang ke belakang, dan sesaat berada di udara dengan

kedua kaki melayang serta langkah merentang sangat lebar. Kebanyakan anak dapat

berjalan dengan gaya jalan dewasa dan berlari dengan mantap sebelum akhir tahun

ketiga.Pada umur 18 bulan, anak bisa berdiri dengan satu kaki.7

Page 36: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

36

Tabel II. 1

Milestone Perkembangan Motorik Kasar Berdasarkan Kelompok Umur

Usia Perkembangan motorik kasar

6-9 bulan Duduk sendiri dalam sikap bersila)

Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga

sebagian berat badan

Merangkak meraih mainan atau mendekati

seseorang

9-12 bulan Mengangkat badannya keposisi berdiri

Belajar berdiri selama 30 detik atau

berpegangan di kursi

Dapat berjalan dengan dituntun

12-18 bulan Berdiri sendiri tanpa berpegangan

Membungkuk untuk memungut mainan

kemudian berdiri kembali

Berjalan mundur 5 langkah

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang anak mulai dari konsepsi sampai dewasa dipengaruhi

banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor genetik dan faktor lingkungan

bio-fisiko-psikososial, yang bisa menghambat atau mengoptimalkan tumbuh

kembang anak. Bila semasa masih didalam kandungan janin mendapatkan

lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang, bayi akan lahir dengan kulaitas

Page 37: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

37

yang prima. Sebaliknya bila lingkungan tidak menguntungkan, bayi akan lahir

dengan menyandang berbagai masalah. Setelah bayi lahir, juga sangat banyak

faktor lingkungan yang memengaruhi. Karena itu, dibutuhkan lingkungan yang

menunjang, agar bayi tumbuh kembang sesuai dengan potensi genetiknya.

Lingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang memengaruhi tumbuh

kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi 7:

1. Faktor biologis

a. Ras/ suku bangsa

b. Jenis kelamin

c. Umur

d. Gizi

e. Perawatan kesehatan

f. Kerentanan terhadap penyakit

g. Kondisi kesehatan kronis

h. Fungsi metabolisme

i. Hormon

2. Faktor lingkungan Fisik

a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah

b. Sanitasi

c. Keadaan rumah

d. Radiasi

Page 38: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

38

3. Faktor psikososial

a. Stimulasi

b. Motivasi belajar

c. Ganjaran atau hukuman yang wajar

d. Kelompok sebaya

e. Stress

f. Sekolah

g. Cinta dan kasih sayang

h. Kualitas interaksi anak-orang tua

4. Faktor keluarga dan adat istiadat

a. Pekerjaan/pendapatan keluarga

b. Pendidikan ayah/ibu

c. Jumlah saudara

d. Jenis kelamin dalam keluarga

e. Stabilitas rumah tangga

f. Kepribadian ayah/ibu

g. Pola pengasuhan

h. Adat istiadat, norma, tabu

i. Agama

j. Urbanisasi

k. Kehidupan politik

Page 39: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

39

D. Deteksi Tumbuh Kembang Menggunakan DDST II

Denver Development Screening Test (DDST) adalah suatu metode skrining

terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ

sehingga tidak dapat meramalkan kemampuan intelektual dan

adaptif/perkembangan anal di masa yang akan datang. Tes ini juga tidak untuk

mendiagnosis kesulitan belajar, gangguan bahasa, gangguan emosional, subsititusi

evaluasi diagnostik, atau pemeriksaan fisik anak. Tes ini lebih mengarah kepada

perbandingan kemampuan atau perkembangan anak dengan kemampuan anak lain

yang seumurnya. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, DDST secara

efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100 persen bayi dan anak prasekolah yang

mengalami keterlambatan perkembangan. 11

Denver II yang digunakan sekarang adalah revisi dari Denver

Develompment Screening Test (DDST). Dalam pelaksanaan skrinning dengan

denver II ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan

patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Sedangkan umur

bayi prematur digunakan umur koreksi.7

1. Penilaian Komponen

Skor dari setiap komponen yang dilakukan pada sebelah kiri dari kotak segi

empat.

a. P = Pass/ lulus

Anak melakukan komponen dengan baik atau orang tua/pengasuh

memberi laporan yang dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya.11

b. F = Fail/ gagal

Page 40: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

40

Anak tidak dapat melakukan komponen dengan baik atau orang

tua/pengasuh memberikan laporan bahwa anak tidak dapat melakukan

komponen dengan baik. 11

c. NO = No Opportunity/ tidak ada kesempatan

Anak tidak dapat mempunyai kesempatan untuk melakukan komponen

karena ada hambatan. Skor ini hanya digunakan untuk komponen yang ada

kode “L” (laporan) dari orang tua atau pengasuh. 11

d. R = Refusal/ menolak

Bila anak menolak untuk melakukan tes.7

2. Interpretasi Hasil Penelitian

a. Advanced/ lebih

Bila seorang anak “lulus” (pass) pada item tugas perkembangan yang

terletak di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak “lebih”,

karena kebanyakan anak sebayanya belum “lulus”. 7

b. Normal

Bila seorang anak “gagal” (fail) atau “menolak” (refusal) melakukan tes

pada item di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak

dinyatakan normal. Anak tidak diharapkan “lulus” sampai umurnya lenih

tua. Atau bila anak “lulus”, “gagal”, atau “menolak” tes pada item dimana

garis umur terletak di antara persentil 25 dan 75, perkembangan anak pada

tes tersebut dinyatakan normal. 7

c. Caution/ peringatan

Page 41: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

41

Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” tes pada item dimana garis

umur terletak antara persentil 75 atau 90, maka skornya adalah caution.4

Ini menunjukkan lebih dari 75 persen anak-anak sampel standar dapat

dapat “lewat” pada umur lebih muda dibandingkan dengan umur anak

yang sedang di tes. Setelah itu, tulis C di sebelah kanan kotak segi panjang.

11

d. Delayed/ keterlambatan

Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” melakukan tes pada item yang

terletak lengkap disebelah kiri garis umur, karena anak “gagal” atau

“menolak” tes dimana 90% anak-anak sudah dapat melakukannya.7

e. No Opportunity (NO)/ tidak ada kesempatan

“tidak ada kesempatan” pada tes yang dilaporkan orang tua atau anak tidak

ada kesempatan untuk melakukan atau mencoba, diberi skor “NO”.7

3. Kesimpulan Tes Denver II

Hasil atau kesimpulan Denver II terdiri atas tiga interpretasi, sebagai

berikut:

a. Normal

1) Bila tidak ada Delay (D) dan atau paling banyak satu caution (C)

2) Lakukan ulangan tes pada kunjungan berikutnya

b. Abnormal

1) Terdapat dua atau lebih keterlambatan (F)

2) Dirujuk untuk evaluasi diagnostik

c. Suspect/ diduga/ dicurigai ada keterlambatan

Page 42: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

42

1) Bila ada dua atau lebih C dan atau satu atau lebih D

2) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor

sesaat, seperti rasa takut, keadaan sakit, dan kelelahan.

d. Tidak dapat diuji/ unsteable

1) Bila ada skor menolak pada satu atau lebih komponen di sebalah kiri

garis umur atau menolak lebih dari satu komponen yang ditembus garis

umur pada daerah 75-90 persen

2) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu

4. Cara Melakukan Tes Kemampuan Motorik Kasar Dengan

Menggunakan DDST pada Bayi Usia 6-18 Bulan

a. Duduk tanpa pegangan/sit no support

Tempatkan anak dalam posisi duduk di tas meja. Pastikan anak tidak jatuh,

lalu dengan perlahan lepaskan tangan pemeriksa dari badan anak. Lulus bila

anak dapat duduk sendiri selama lima detik atau lebih. Anak dapat

meletakkan tangannya di atas paha atau meja untuk menyangga.11

b. Berdiri dengan pegangan/ stand holding on

Tempatkan anak dalam posisi berdiri dengan berpegangan pada benda yang

keras, seperti kursi dan bukan orang. Lulus bila anak dapat berdiri selama

lima detik atau lebih. 11

c. Bangkit untuk berdiri/ pull to stand

Tempatkan anak pada posisi dudk di lantai di samping kursi atau meja yang

rendah. Doronglah anak untuk berdiri dengan meletakkan mainan di kursi

Page 43: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

43

atau meja. Lulus bila anak menarik badannya sendiri untuk ke arah posisi

berdiri. 11

d. Bangkit terus duduk/ get to sitting

Saat anak berbaring, tengkurap, merangkak, atau dipegang berdiri,

doronglah anak untuk ke posisi duduk. Bila tidak terlihat, tanyakan kepada

orang tua atau pengasuh apakah anak dapat berubah ke posisi duduk dengan

usahanya sendiri. Lulus bila pemeriksa melihat anak dapat melakukan tugas

ini atau orang tua melaporkan bahwa anak dapat melakukan tugas ini dengan

baik. 11

e. Berdiri dua detik/ stand two second

Tempatkan anak dalam posisi berdiri di lantai. Setelah ia tampak seimbang,

cobalah lepaskan pegangan dari jarak dekat. Lulus bila terlihat anak dapat

melakukan tugas dengan baik selama dua detik atau lebih.11

f. Berdiri sendiri/ stand alone

Pelaksanaan prosedur ini seperti pada tes “berdiri dua detik”. Lulus bila

terlihat anak berdiri dengan baik selama 20 detik atau lebih. Lulus pada

tugas ini berarti anak juga lulus pada tugas berdiri berpegangan.11

g. Membungkuk kemudian berdiri/ stoop and recover

Saat anak berdiri di lantai tanpa pegangan sama sekali, letakkan mainan atau

bola di lantai dan doronglah anak untuk mengambilnya. Lulus bila anak

membungkuk ambil benda lalu berdiri tanpa berpegangan tau langsung

duduk.11

Page 44: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

44

h. Berjalan dengan baik/ walk well

Amati apakah anak sudah dapat berjalan. Lulus bila anak

menyemimbangkan tubuh dengan baik, jarang jatuh, tidak terhuyung-

huyung, dan tidak miring dari satu sisi ke sisi yang lain.11

i. Berjalan mundur/ walk backwards (L)

Doronglah anak untuk berjalan mundur dengan diperagakan atau perhatikan

bila anak melakukan ini selama ates. Bila anak tidak teramati, tanyakan

kepada orang tua atau pengasuh apakah anak dapat berjalan mundur. Bisa

juga terlihat saat anak membuka pintu atau menarik susuatu sambil berjalan.

Lulus bila anak melangkah beberapa langkah mundur tanpa duduk atau

orang tua melaporkan bahwa anak dapat melakukan hal ini. 11

j. Lari/ runs

Doronglah anak agar berlari yang dapat dilakukan dengan melemparkan

bola untuk dikejarnya dengan sengaja. Lulus bila anak dapat berlari dengan

baik (bukan jalan cepat tanpa jatuh/tergelincir).11

k. Berjalan naik tangga (27)/ walk up steps (L)

Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah anak dapat naik tangga

dan bagaimana caranya. Lulus bila anak dapat naik tangga. Boleh gunakan

pegangan disepanjang tangga atau dinding tetapi ia tidak boleh berpegangan

pada seseorang.11

Page 45: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

45

l. Menendang bola kedepan/ kick ball forward

Letakkan bola sekitar 15 cm di depan anak. Dorong agar anak menendang

bole tersebut. Pemeriksa dapat menunjukkan kepada anak bagaimna cara

melakukannya. Lulus bila anak dapat menendang bola kedepan tanpa

berpegangan atau bola digelinding atau didorong dengan kaki. Memukul

atau menyentuh bola diskor gagal.11

m. Melompat/ jump

Mintalah anak untuk melompat. Lihatlah bagaimana ia melakukan kegiatan

tersebut. Pemeriksa juga dapat menunjukkan bagaimana melakukan hal ini.

Lulus bila anak melompat atau mengangkat kedua kaki pada waktu yang

bersamaan. Anak tidak harus menjejakkan kaki di tempat yang sama. Anak

tidak boleh berlari sebelum melompat atau memegang suatu pegangan.11

n. Melempar bola tangan ke atas (28)/ throw ball overhand

Beri anak bola dan berdirilah sekitar satu meter darinya. Minta anak untuk

melempar bola ke pemriksa dengan arah lemparan ke atas dan dengan

ayunan yang tinggi. Lihat bagaimana ia melempar. Berikan sebanyak tiga

kali. Pemeriksa dapat memperagakan bagaimana cara melakukan tugas ini.

Lulus bila anak melempar bola dengan lengannya ke arah pemeriksa

setinggi antra lutut dan kepala. Lemparan ke atas, bukan ke samping atau

kebawah. Bola boleh terpantul sebelum ditangkap bila antara lutut dan

kepala sebelum ke bawah. Melempar bola langsung ke bawah atau menjauhi

pemeriksa diskor gagal.11

E. Tinjauan Keislaman

Page 46: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

46

1. Pandangan Islam Tentang Pemberian ASI

Secara etimologis, kata ضاعة didefinisikan oleh Ahmad Isa Ashur الر

sebagai suatu nama untuk mengisap puting dan meminum air susunya. Secara

terminologi, ضاعة adalah upaya seorang bayi (usia 0-2 tahun) untuk mendapatkan الر

ASI dengan cara menghisap puting susu ibu atau melalui dot (botol susu) setelah

ASI itu dipompa (perah)12. Kata ini terulang sebanyak 10 kali dengan berbagai

derivasinya dalam Alquran dan tersebar dalam 5 surat, yaitu QS. Al-Baqarah [2]:

233, QS. Al-Nisa [4]:23, QS. Luqman [31]: 14. QS. Al-Ahqaf [46]: 15 dan QS. Al-

Talaq[65]:6.13

Perempuan memiliki kelenjar susu yang menghasilkan cairan yang berisi

saripati makanan. Cairan yang lazim disebut air susu ibu (ASI) ini merupakan

bagian penting bagi proses kelangsungan hidup bayi. Salah satu hak seorang anak

setelah kelahirannya adalah hak untuk mendapatkan penyusuan dari ibunya yang

berguna untuk tumbuh kembang anak.

Lebih tegas lagi, Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah menyatakan

bahwa menyusui merupakan hak anak dan kewajiban bagi ibu. Namun

kenyataannya, saat ini banyak kaum ibu yang tidak memberikan ASI pada

bayinya.14

Jika Al-Quran memerintahkan suatu pekerjaan, tentu di dalamnya ada

maslahat dan manfaat. Sebaliknya, jika perintah tersebut diabaikan, akan

memunculkan ketidaksempurnaan pada kehidupan manusia.13 Kalimat yang

diulang-ulang dalam Alquran menandakan adanya penekanan atau ketegasan

Page 47: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

47

anjuran dari Allah untuk melakukan anjuran yang dmaksud sebagaimana tertera

dalam kalam-Nya, yakni penyusuan selama dua tahun penuh. 13

Anjuran menyusui dalam Alquran disebutkan pada beberapa surah, yaitu

QS. Al-Baqarah [2]: 233, QS. Luqman [31]: 14, dan QS. Al-Ahqaf [46]: 15. Ayat-

ayat tersebut menyebutkan secara tersurat bahwa penyusuan dengan ASI setidaknya

dilakukan hingga dua tahun.

Dari beberapa kali pengulangan kata ضاعة dan derivasinya yang الر

sebanyak 10 kali dalam Alquran, dalam QS. Al-Baqarah [2]:233 lah perintah

menyusui pertama kali ditemukan dalam mushaf Alquran.

ضاعةوعلىالمو الر حولينكاملينلمنأرادأنيتم وكسوتهنوالوالداتيرضعنأولدهن لودلهرزقهن

والدةبولدهاولمولودلهبولدهوعلىالوارثمثلبالمعروفلتك وسعهالتضار لفنفسإل ل

عنتراضمنهماوتشاورفلجناحعليهما وإنأردتمأنتستر ضعواأولدكمفلجناحفإنأرادافصالا

اللهبماتعم (٣٢٢) عليكمإاسلمتمماآتيتمبالمعروف واتقوااللهواعلمواأن

Artinya : Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,

bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menganggung

nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih

dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan

pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban)

seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan

permusyawaratan antara keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu

kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan

cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Meskipun menggunakan redaksi berita, ayat ini memerintahkan dengan

sangat kokoh kepada para ibu agar menyusukan anak-anaknya.13 Pada dasarnya,

ayat ini merupakan kelanjutan dari episode yang dibicarakan pada ayat sebelumnya,

Page 48: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

48

yaitu perihal hukum nikah dan talak yang berakhir pada perpisahan suami-istri. Dan

boleh jadi mereka memiliki anak yang masih dalam masa penyusuan. Maka melalui

ayat ini Allh Swt. memerintahkan para istri yang telah ditalak untuk tetap menyusui

anak-anaknya.13

Lebih lanjut, Wahbah Al-Zuhailiy menerangkan bahwa ayat ini ditujukan

bagi wanita-wanita yang ditalak maupun tidak, keduanya diperintahkan untuk

menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh dan tidak lebih dari itu.

Namun demikian, tidak ada larangan untuk menyusui anak-anak dalam masa yang

kurang dari dua tahun jika memang dipandang akan ada maslahat di dalamnya13

Imam Ibnu Katsir memandang ayat ini sebagai bimbingan Allah Swt bagi para ibu,

hendaknya mereka menyusui anak-anaknya secara sempurna, yaitu selama dua

tahun.13

Berdasarkan uraian tafsir surat Al-baqarah [2]: 233 dapat disimpulkan

bahwa syariat menyusui adalah perintah Allah Swt dan merupakan fitrah serta

bentuk kemuliaan bagi para wanita yang memiliki anak. Perintah ini dilengkapi

dengan petunjuk batasan waktu kesempurnaanya yaitu dua tahun.13

Selain Qs. Al-Baqarah [2]: 233, QS. Luqman [31]:14 juga menyebutkan

secara tersurat bahwa penyusuan hendaknya dilakukan selama dua tahun.

وهنوفصالهفيعامينأناشكرليو هوهنااعلى نسانبوالديهحملتهأم يناال إليووص لوالدي

﴾٤١﴿المصير

Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku

dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Page 49: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

49

Firman-Nya هفيعامينوفصال mengisyaratkan betapa penyusuan anak sangat

penting dilakukan oleh ibu kandung. Tujuan penyusuan ini bukan sekedar untuk

memelihara kelangsungan hidup anak tetapi juga bahkan lebih-lebih untuk

menumbuhkembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang prima.

Dalam Qs. Al-Ahqaf [46]: 15 juga menyebutkan secara tersurat bahwa

penyusuan hendaknya dilakukan selama dua tahun

ۥوفصل

ه

ا وحمل

ره

ك

ه

عت

ا ووض

ره

ۥك

ه م

أ

ه

تا حمل

ن يه إحس

لد ن بو نس

ا ٱل

ين ووص

غ

ۥوبل ه

د

ش

أ

غ

ا بل

ى إذ

هرا حت

ش

ون

ث

ل ۥث

ه

و

يك إل

بت

ى ت

تى إن ي ر

لى فى ذ

صلح

وأ

ك

ر نعمت

ك

ش

أ

ن

نى أ

وزع

ال رب أ

ق

ة

ربعين سن

مسلمينأ

مى من ٱل

(٤١)إن

Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang

ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga

puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh

tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau

yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat

berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan

(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada

Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Ayat ini mempunyai makna bahwa tugas utama seorang ibu adalah

mengandung, melahirkan menyusui, dan menyapih anaknya, sekaligus

mendidiknya. Hal ini dilakukan dalam waktu kurang lebih 30 bulan, sadar ataupun

tidak kebersamaan ibu dan anak dalam kurun waktu yang tidak pendek, memiliki

pengaruh yang besar dalam perkembangan anak.

2. Pandangan Islam Tentang Perkembangan

Pandangan Alquran terhadap proses perkembangan manusia sangat

diperhatikan. Jika ditinjau dari sudut pandangan agama, Alquran benar-benar

menjelaskan bagaimana manusia berkembanag sejak belum adanya ruh hingga

Page 50: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

50

akhirnya terlahir menjadi manusia. Proses terjadinya manusia juga merupakan bukti

utama adanya proses perkembangan.

Proses kejadian manusia pada umunya secara rinci dijelaskan melalui QS.

Al-Mu’minun [23]: 12-14 yang berbunyi :

جعلن٤٣ولقدخلقناالنسانمنسللةمنطين) خلقناالنطفة٤٢اهنطفةافيقرارمكين)(ثم (ثم

أنشأناه اثم افكسوناالعظاملحما خلقااآخرفتباركاللهأحسنعلقةافخلقناالعلقةمضغةافخلقناالمضغةعظاما

(٤١الخالقين)

Artinya : dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah.kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)

dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal

darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal

daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus

dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka

Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

Menurut Ibnu katsir, yang dimaksud dengan آخر خلقاا أنشأناه adalah ثم

kemudian Tuhan meniupkan ruh kedalam diri manusia sehingga ia bergerak dan

menjadi makhluk lain (berbeda dengan sebelumnya) yang memiliki pendengaran,

penglihatan, indera yang menangkap pengertian, gerakan, dan sebagainya.20

Dalam QS. Al-Rum [30]: 54 allah berfirman

ةضعفااو جعلمنبعدقو ثم ةا جعلمنبعدضعفقو نضعفثم اللهالذىخلقكمم ء مايشا ل يخلوهوشيبةا

(١١) القديرالعليم

Artinya : Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia

menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia

menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi

Maha Kuasa.

Dari penjelasan ayat diatas, proses kejadian individu mengalami tahapan

sejak dalam kandungan hingga lahir. Seorang individu lahir dan tumbuh menjadi

Page 51: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

51

seorang anak, kemudian menginjak usia remaja, dewasa, tua, dan akhirnya

meninggal. Selain itu, ayat diatas juga dapat dihubungkan dengan perkembangan

motorik kasar seorang bayi yang hanya bisa berbaring ditempat tidur namun mulai

mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu otot-otot pada bayi tersebut

mulai kuat dan terlatih untuk duduk, tengkurap, merayap, berdiri, berjalan, berlari,

dan melompat. Bahwa bayi yang lemah tidak bisa apa-apa berangsur-angsur

menjadi bayi yang kuat.

Page 52: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

52

F. Kerangka Teori

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan

stimulasi

Cinta dan kasih sayang

Kualitas interaksi orang tua

pekerjaan orang tua

pendidikan orang tua

pengetahuan orang tua

jumlah saudara

Gizi

Pemberian ASI

ASI Eksklusif ASI non Ekslusif

Page 53: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

53

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Variabel Independen

Variabel Dependen

Bayi usia 6-18 bulan

Diberikan ASI

Eksklusif

Tidak diberikan ASI

eksklusif

Perkembangan motorik

kasar bayi 6-18 bulan

Page 54: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

54

B. Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Skala

Variabel

Independen :

Pemberian ASI

ASI eksklusif adalah

menyususi bayi

secara murni, yang

dimaksud secara

murni adalah bayi

hanya diberi ASI

saja selama 6 bulan

tanpa tambahan

cairan apapun.

Kuesioner Wawancara Nominal

Kriteria :

1. ASI Eksklusif

2. ASI Non

Ekskusif

Variabel

Dependen :

Perkembangan

Motorik Kasar

Bayi 6-18 bulan

Perkembangan

motorik kasar

merupakan aspek

perkembangan

lokomosi (gerakan)

dan postur (posisi

tubuh).

DDST II Wawancara

dan

Observasi

Nominal

Kriteria :

a. Normal

b. keterlambatan

Page 55: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

55

C. Hipotesis

1. Hipotesis Null (H0) : Tidak ada pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap

perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan

2. Hipotesis alternatif (H1) : Terdapat pengaruh pemberian ASI eksklusif

terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan

Page 56: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

56

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan

cross sectional untuk melihat perbedaan antara perkembangan motorik kasar pada

bayi yang diberikan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif.

Penelitian cross sectional mengukur variabel dependen (perkembangan

motorik kasar bayi usia 6-18 bulan) dan variabel independen (yang diberikan ASI

eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di desa dan kelurahan yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Mandai.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2018.

C. Besar Sampel dan Rumus Besar Sampel

𝑛 = (𝑍𝑎√𝑍𝑃𝑄 + 𝑍𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2

𝑃1 − 𝑃2)

2

Page 57: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

57

Diketahui :

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

Zα = Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5% jadi deviat baku alfa 1,960

Zβ = Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20% jadi deviatbakubeta 0,842

P = Proporsi total ((P1+P2)/2).

P1 = Proporsi pada kelompok yang merupakan judgemen peneliti

P1= P2+0,2

Q1 = 1- P1

P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna yaitu 0,20

Q2 = 1- P2

Q = 1-P

Jadi,

𝑛1 = 𝑛2 = (1,960√2 𝑥 0,793 𝑥 0,207 + 0,842√0,893 𝑥 0,107 + 0,693 𝑥 0,307

0,893 − 0,693)

2

𝑛1 = 𝑛2 = (1,960√2 𝑥 0,164 + 0,842√0,095 + 0212

0,2)

2

𝑛1 = 𝑛2 = (1,960√0,328 + 0,842√0,307

0,2)

2

𝑛1 = 𝑛2 = (1,960 𝑥 0,572 + 0,842 𝑥 0,554

0,2)

2

𝑛1 = 𝑛2 = (1,121 + 0,466

0,2)

2

Page 58: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

58

𝑛1 = 𝑛2 = (1,587

0,2)

2

𝑛1 = 𝑛2 = (7,935)2

𝑛1 = 𝑛2 = 62,96 = 63

Jadi, sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sejumlah 63 sampel.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan sistem simple random sampling (pengambilan sampel acak

sederhana).

1. Kriteria Inklusi

a. Bayi usia 6-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mandai

b. Bayi yang tidak mengalami kecacatan fisik

c. Orang tua yang bersedia anaknya dijadikan sampel

2. Kriteria Eksklusi

a. Bayi yang tidak kooperatif pada saat dilakukan pengambilan sampel

b. Bayi yang sakit saat dilakukan pengambilan sampel

c. Bayi yang mengalami gizi buruk

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan 2

cara, yaitu melalui wawancara dan observasi. Untuk mengetahui bayi yang

diberikan ASI eksklusif dapat dilakukan melalui wawancara terpimpin kepada ibu

yang bersedia anaknya dijadikan sampel penelitian dengan instrumen kuesioner

Page 59: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

59

sebagai pedoman. Sedangkan untuk menilai perkembangan motorik kasar

digunakan teknik observasi dengan menggunakan DDST II sebagai pedoman.

F. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh akan diolah melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Pengolahan Data

a. Editing

Pada tahap ini data yang telah diterima dari responden diperiksa

kelengkapan jawabannya.

b. Tabulasi

Data yang telah di cek kelengkapan jawabannya akan dimasukkan kedalam

tabel kemudian dibuat distribusi frekuensi nya.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Membuat tabel distribusi dasar atau disebut analisis univariat adalah suatu

pekerjaan pertama yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam melakukan

sebuah analisis. Pekerjaan ini sangat mudah, namun dapat memberikan

gambaran umum dari data yang telah dikumpulkan melalui responden19.

Pada penelitian ini, variabel yang dianalisis secara univariat adalah

karakteristik responden, status pemberian ASI eksklusif dan ASI non

eksklusif, dan perkembangan motorik kasar pada bayi usai 6-18 bulan.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah sebuah tabel dengan kolom-kolom yang dapat

memperlihatkan sebuah hubungan antara satu variabel dengan variabel

Page 60: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

60

lainnya3. Pada penelitian ini, variabel yang dihubungkan adalah status

pemberian ASI eksklusif dan perkembangan motorik kasar. Data yang

diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis dengan uji statistik chi

square dan akan diolah dengan menggunakan SPSS for windows versi 24.

G. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini penelitian menekankan etika penelitian pada :

1. Inform Consent

Peneliti memberikan informasi yang lengkap kepada ibu seputar tujuan

penelitian yang dilakukan. Peneliti juga meminta kesediaan ibu sebagai

responden. Lembar persetujuan menjadi responden diedarkan sebelum

wawancara dilakukan. Tujuan nya agar responden mengetahu tujuan dan

maksud penelitian. Apabila ibu bersedia, maka peneliti harus menghormati

hak-hak ibu sebgai responden.

2. Kerahasiaan

Semua hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaan nya

oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan diberitahukan atau

dilaporkan sebagai hasil penelitian guna evaluasi.

Page 61: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

61

H. Alur Penelitian

1. Tahap persiapan

2. Tahap Pelaksanaan

Mengurus izin penelitian

Menetapkan pelaksanaan dan

menyiapkan segala keperluan yang

dibutuhkan selama proses penelitian

Menentukan subjek penelitian sesuai

dengan kriteria dalam penelitian

Pengisian kuesioner sebanyak 72

sampel. 2 sampel di eksklusi

Analisis data

Menilai perkembangan motorik

kasar

Page 62: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

62

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Populasi/Sampel (Objek Penelitian)

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros.

Letaknya tidak jauh dari pusat kota dan berada di pinggir jalan raya tepatnya di

Jalan Poros Makassar-Maros Km. 24 Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai,

sehingga sangat mudah di akses oleh warga yang ingin berobat. Wilayah kerja

Puskesmas Mandai terdiri dari 4 Desa dan 2 Kelurahan yang berada di Kecamatan

Mandai yaitu Desa Baji Mangai, Desa Bonto Matene, Desa Pattontongan, Desa

Tenrigangkae, Kelurahan Hasanuddin, dan Kelurahan Bontoa. Terdapat 27

posyandu dan 9 Pos Timbang di wilayah kerja Puskesmas Mandai. Pelayanan

Posyandu dilakukan setiap bulannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

disetiap Posyandu dan Pos Timbang.

Penelitian ini dimulai sejak tanggal 26 oktober 2018- 27 desember 2018

tentang Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik

Kasar Bayi Usia 6-18 Bulan di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros. Koresponden

dalam penelitian ini adalah bayi berusia 6-18 bulan dan ibu dari bayi tersebut. Data

yang dikumpulkan diperoleh melalui pembagian kuesioner yang di jawab oleh ibu

bayi dan untuk penilaian deteksi tumbuh kembang menggunakan lembar DDST II.

Pengambilan data dilakukan pada saat jadwal posyandu atau kunjungan ke

rumah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mandai. Adapun sampel

yang didapatkan adalah sebesar 70 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

Page 63: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

63

kriteria eksklusi. Jumlah sampel tersebut telah memenuhi standar sampel minimal

berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya, yaitu sebanyak 63 sampel. Data yang

telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan

tabulasi silang sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai

penjelasan tabel.

B. Analisis

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Ibu

Tabel V.1

Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur

Umur

(Tahun)

Frekuensi Persentase

< 20 2 2,8%

20-25 19 27,2%

27-30 15 21,4%

31-35 16 22,8%

36-40 11 15,7%

41-44 7 10,1%

Jumlah 70 100%

Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018

Berdasarkan tabel V.1, dapat dilihat bahwa umur responden terbanyak

adalah dari kelompok umur 20-25 tahun sebanyak 19 orang responden (27,2%).

Selanjutnya diikuti oleh kelompok usia 31-35 tahun sebanyak 16 orang responden

(22,8%), kelompok usia 27-30 tahun sebanyak 15 orang responden (21,4%),

kelompok usia 36-40 tahun sebanyak 11 orang responden (10,1%), dan terakhir

kelompok umur <20 tahun sebanyak 2 orang responden (2,8%).

Page 64: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

64

b. Karakteristik Anak

Tabel V.2

Karakteristik Anak Berdasarkan Umur

Umur (Bulan) Frekuensi Persentase

6-9 33 47,1%

10-12 16 22,8%

13-15 13 18,6%

16-18 8 11,5%

Jumlah 70 100%

Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018

Berdasrkan tabel V.2, kelompok umur bayi 6-9 bulan memiliki jumlah yang

terbanyak sebesar 33 orang (47,1%), kelompok umur 10-12 bulan menempati

urutan kedua sebesar 16 orang (22,8%), diurutan ketiga kelompok umur 13-15

bulan sebesar 13 orang (18,6%), dan kelompok umur paling sedikit yaitu 16-18

bulan sebesar 8 orang (11,5%).

Tabel V.3

Karakteristik Anak Berdasarkan Status Pemberian ASI

Pemberian ASI Frekuensi Persentase

ASI Eksklusif 38 54,3%

Non ASI Eksklusif 32 45,7%

Jumlah 70 100%

Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018

Page 65: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

65

Berdasarkan tabel V.3, sebanyak 38 orang bayi (54,3%) telah diberikan ASI

eksklusif oleh ibunya dan masih ada 32 orang bayi (45,7%) yang tidak diberikan

ASI eksklusif oleh ibunya.

Tabel V.4

Karakteristik Anak Berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan

Motorik Kasar

Frekuensi Persentase

Normal 55 78,6%

Keterlambatan 15 21,4%

Jumlah 70 100%

Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018

Berdasarkan tabel V.4, sebanyak 55 orang bayi (78,6%) telah menunjukkan

perkembangan motorik kasar yang normal. Sedangkan 15 orang bayi (21,4%)

menunjukkan keterlambatan pada perkembangan motorik kasarnya.

2. Analisis Bivariat

Tabel V.5

Hubungan Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Motorik Kasar

Pemberian ASI

Perkembangan Motorik Kasar

Nilai P

Normal Keterlambatan Total

N % N % N %

Asi Eksklusif 30 78,9 8 21,1 38 100

Non Asi

Eksklusif 25 78,1 7 21,9 32 100 ,933

Total 55 78,6 15 21,4 70 100

Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018

Page 66: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

66

Berdasarkan tabel V.5, menunjukkan bahwa dari 15 orang bayi (21,4%)

yang mengalami keterlambatan pada perkembangan motorik kasarnya terdapat 8

bayi (21,1%) yang diberikan ASI eksklusif dan terdapat 7 bayi (21,9%) yang tidak

diberikan ASI eksklusif. Sedangkan pada perkembangan motorik kasar yang

normal sebanyak 55 bayi (78,6%), 30 bayi (78,9%) diberikan ASI eksklusif dan 25

bayi (78,1%) yang diberikan ASI Non eksklusif.

Dari hasil uji chi square dengan menggunakan SPSS versi 24 for windows,

didapatkan nilai p sebesar 0,933 (p >0,05) artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Hal

ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna pada pemberian ASI

eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 6-18 bulan di

Puskesmas Mandai.

Page 67: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

67

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mandai Kecamatan

Mandai Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah responden

sebanyak 70 orang. Penelitian ini dilaksanakan mulai 26 oktober-27 Desember

2018. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pemberian ASI eksklusif

terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas Mandai.

A. Analisis Univariat

Berdasarkan penelitian, dari 70 responden berusia 6-18 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Mandai yang diberikan ASI eksklusif sebesar 54,3% dan yang

diberikan ASI non eksklusif sebesar 45,7%. Berbagai macam alasan para

responden tidak memberikan ASI adalah dikarenakan air susu mereka sedikit, ibu

yang sakit saat memberikan ASI sehingga anaknya diberikan susu formula, bayinya

tidak mau menyusu pada ibunya dan maunya hanya minum pakai dot, dan ibu yang

sedang hamil. Hasil ini sudah melampaui cakupan target nasional pemberian ASI

eksklusif.

Hasil ini menunjukkan lebih dari setengah jumlah ibu telah melakukan

kewajibannya untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya seperti yang telah

dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah [2]: 233 yang tertulis anjuran mengenai seorang

ibu harus menyusui anaknya. Jika ingin menyusui secara sempurna, lebih baik lagi

anaknya disusui sampai usia 2 tahun. Selain itu, perintah seorang ibu untuk

Page 68: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

68

menyusui anaknya sampai usia 2 tahun pun juga tercantum dalam QS. Luqman

[31]: 14.

Dari hasil penelitian juga didapatkan distribusi umur responden terbanyak

pada kelompok umur 20-25 tahun yaitu sebesar 27,2%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berada pada rentang usia reproduksi sehat. Menurut

Manuaba (2008), usia reproduksi sehat pada wanita adalah usia 20-35 tahun, selain

itu juga pada rentang usia ini seorang wanita sudah mencapai tingkat kematangan

mental sehingga dapat menjalani proses reproduksi dengan baik15.

Berdasarkan penelitian, dari 70 orang responden usia 6-18 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Mandai yang menjadi responden ditemukan bayi yang

perkembangan motorik kasarnya normal sebesar 78,6% sedangkan bayi yang

perkembangan motorik kasarnya mengalami keterlambatan sebesar 21,4%.

Dalam surah Al-Mu’minun [23]: 12-14 tertulis proses penciptaan manusia

dan perkembangan manusia sejak didalam rahim hingga lahir kedunia. Hal ini

menunjukkan bahwa sejak didalam rahim, seorang bayi telah mengalami

perkembangan. Sedangkan dalam QS. Al-Rum [30]: 54 menjelaskan bahwa

seorang manusia diciptakan dalam keadaan yang lemah, kemudian seiring

berjalannya waktu dari keadaan lemah manusia menjadi lebih kuat dari

sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa seorang manusia mengalami

perkembangan sesuai dengan kemampuan pada umurnya. Kita lihat saja pada

seorang bayi yang berumur 1 bulan yang hanya bisa berbaring ditempat tidur belum

bisa apa-apa kemudian seiring bertambahnya usia bayi tersebut sudah dapat duduk,

merangkak, berdiri, dan melompat.

Page 69: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

69

B. Analisis Bivariat

Dari tabel V. 5, bayi yang diberikan ASI eksklusif dan yang diberikan ASI

non eksklusif diperoleh hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian

ASI eksklusif terhadap perkembangan mtorik kasar pada bayi usia 6-18 bulan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Riana, dkk (2017) di Puskesmas Mulyorejo Surabaya tentang Perbedaan

Perkembangan Motorik Kasar Bayi 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Non

ASI eksklusif di Kelurahan Mulyorejo Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo yang

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pemberian ASI dengan perkembangan

motorik kasar bayi. 3

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Maulina (2013) di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah tentang Hubungan ASI

Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah

Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013 yang menyimpulkan bahwa ASI eksklusif

tidak berhubungan dengan perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan

di RS Syarif Hidayatullah.16

Menurut peneliti, tidak adanya hubungan antara pemberian ASI eksklusif

terhadap perkembanagn motorik kasar antara lain bisa dikarenakan beberapa faktor

seperti pemberian stimulasi berkelanjutan oleh orang tua. Adanya pemberian

stimulasi dapat menyebabkan anak mengalami perkembangan yang baik dan sesuai

dengan umurnya. Selain itu, kualitas interaksi antar anak dan orang tua dapat akan

menimbulkan keakraban dalam keluarga sehingga anak merasa nyaman.

Page 70: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

70

Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Supartini (2015) di Puskesmas Simomulyo Surabaya tentang Hubungan

Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi Usia 6-

36 Bulan yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif

terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-36 bulan.17

Menurut Soetjiningsih (2017), umumnya anak yang mendapat ASI lebih

jarang sakit dan tumbuh kembangnya lebih baik. Asuhan dini dan pemberian zat

gizi yang baik termasuk pemberian ASI diteruskan sampai umur 2 tahun atau lebih

akan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak.7

C. Keterbatasan Penelitian

Hal-hal yang menjadi keterbatasan pada penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini hanya fokus pada pemberian ASI saja. Padahal ada banyak faktor

lain seperti stimulasi, berat badan bayi yang juga dapat dimasukkan sebagai

variabel.

2. Keterbatasan pada waktu dan usia sampel yang diteliti sehingga pada penelitian

ini hanya sebagian kecil populasi yang dapat dijadikan sampel. Sementara untuk

penelitian analitik, semakin banyak sampel penelitian maka akan semakin valid

pula penelitian tersebut.

3. Penelitian menggunakan desain cross sectional, dimana data yang diperoleh

hanya dengan satu kali pengukuran sehingga belum bisa mengembangkan

faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perkembangan motorik kasar.

Page 71: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

71

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh

pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di

Puskesmas Mandai, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Angka pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Mandai sudah melampaui target

nasional.

2. Masih terdapat bayi yang perkembangan motorik kasarnya belum sesuai umur

3. Tidak terdapat hubungan yang bermakana antara pemberian ASI eksklusif terhadap

perkembangan motorik kasar pada bayi usia 6-18 di Puskesmas Mandai

B. Saran

1. Pemerintah melalui tenaga kesehatan perlu lebih aktif lagi dalam melakukan

kegiatan penyuluhan mengenai penting nya pemberian ASI dan penyuluhan tentang

perkembangan bayi

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel penelitian mengenai

faktor lain misalnya pemberian stimulasi dan menggunakan jenis metode penelitian

yang lain, yaitu case control dan cohort.

Page 72: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

72

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Indonesia . Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.

Jakarta;2017

2. Karina. ASI Sebagai Pilihan untuk Perbaiki Perkembangan Motorik Bayi. Majority

2015 jun; 4 (7):p85

3. Sari RT, Juniastuti, Husanada D, Utami S. Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar

Bayi 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Kelurahan

Mulyorejo Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Jurnal Ilmiah Bidan 2017;

2 (2):p27

4. Nirwana, AB. ASI dan Susu Formula. Yogyakarta: Nuha Medika;2014.

5. Badrul H, Rulina S, Aryono H, Pratiwi IGA, editors. Bedah ASI. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2008

6. Mulyani, NS. ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta; Nuha Medika;2013

7. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC;2017

8. Papalia and Feldman. Play diagnosis and assesment.Wiley. New York:2012

9. Dinas Kesehatan Maros (Indonesia). Profil Kesehatan Kabupaten Maros Tahun 2016.

Maros; 2017

10. Kementerian Kesehatan Indonesia. Rencana Strategis Kemneterian Kesehatan Tahun

2015-2019. Jakarta;2015

11. Ari Sulistyawati Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta;2014

12. Nanang RS. Laktasi Dalam Perspektif Alquran. Journal Unusa 2012;p2

13. Hidayatullah I. Syariat menyusui Dalam Alquran. Jurnal At-Tibyan 2018; 3 (1):p58

14. Yusuf H. Peningkatan Kecerdasan Anak Melalui Pemberian ASI Dalam Alquran.

Mutawatir Jurnal Kelimuan Tarfsir Hadis 2012; 2 92):p28

15. Manuaba. Ilmu Kebidanan Kandungan dan KB. Jakarta: EGC; (2008)

16. Maulina S. Hubungan ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Bayi

Usia 0-12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013.

17. Supartini. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar

Pada Anak Usia 6-36 Bulan. Embrio Jurnal Kebidanan 2015;5:p35

Page 73: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

73

18. Notoatmodjo. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

(2010)

19. Imron, M TA. Statistika Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto;2011

20. Siti SA. Pandangan Islam Tentang Proses Kejadian Manusia dan Implikasinya

Terhadap Pendidikan. Jurnal Akademika 2014; 8 (1)p:116-117

Page 74: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

74

LAMPIRAN

Page 75: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

75

Page 76: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

76

Page 77: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

77

Page 78: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

78

Page 79: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

79

Page 80: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

80

Saya, Risky Amalia adalah mahasiswa yang sedang mengadakan penelitian dengan

judul “PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK KASAR BAYI USIA 6-18 BULAN DI PUSKESMAS MANDAI

KABUPATEN MAROS”.

Saya sangat mengharapkan kesediaan ibu berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian

ini bersifat sukarela dan tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Semua

informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Bila

data ibu dipublikasikan, kerahasiaannya akan tetap dijaga. Oleh sebab itu saya sangat

mengharapkan kesediaan ibu mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tanpa tekanan dan juga

kesediaan ibu agar bayinya dapat dilakukan penilaian terhadap perkembangannya.

Jika ibu bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan

ibu.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan

waktu ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Makassar, November 2018

Peneliti, Partisipan,

(Risky Amalia) (.................................)

Page 81: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

81

KUESIONER

PENGARUH PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

BAYI USIA 6-18 BULAN DI PUSKESMAS

MANDAI KABUPATEN MAROS

A. KARAKTERISTIK IBU

1. Nama :

2. Alamat :

3. Umur : tahun

4. Pendidikan terakhir :

a. Tidak tamat SD

b. Tamat SD

c. Tamat SMP

d. Tamat SMA

e. Tamat perguruan tinggi

5. Pekerjaan :

a. IRT

b. PNS

c. Swasta

d. Wiraswasta

6. Jumlah anak yang dimiliki :

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. >4

7. Jumlah anggota keluarga yang

tinggal dirumah :

a. 3

b. 4

c. 5

d. 6

e. > 6

B. KARAKTERISKTIK ANAK

1. Nama :

2. Umur : bulan

3. Anak ke :

LEMBAR PERTANYAAN

1. Apa pengertian ASI eksklusif

menurut ibu?

a. Makanan alamiah bagi bayi

sampai usia 2 tahun

b. Pemberian ASI ditambah susu

formula sampai usia 6 bulan

c. Pemberian ASI saja tanpa

tambahan cairan lain atau

makanan padat

sampai usia 6 bulan

d. Pemberian ASI ditambah susu

formula dan makanan padat

sampai usia 2 tahun

2. Apakah anda memberikan ASI

eksklusif kepada bayi anda selama

6 bulan penuh?

a. Ya

b. Tidak

3. Menurut ibu apakah pemberian ASI

penting bagi bayi?

a. Ya

b. Tidak

4. Jika jawaban nomor 3 ya, apakah

kepentingannya?

a. Memberi nutrisi

b. Sebagai curahan kasih sayang

c. Sumber energi bayi

d. Untuk pertumbuhan dan

perkembangan anak

e. Semua jawaban benar

5. Sejak usia berapa bayi ibu diberikan

PASI?

a. < 6 bulan

b. Saat umur 6 bulan

c. > 6 bulan

Page 82: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

82

LEMBAR OBSERVASI

Page 83: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

83

Page 84: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

84

No. Nama

Responden

(Ibu/anak)

Umur

Ibu

(Tahun)

Umur

Bayi

(Bulan)

Status pemberian

ASI

Perkembangan

Motorik Kasar

1. KU/ASN 44 8 Non ASI Eksklusif Normal

2. Y/AGN 34 11 ASI Eksklusif Normal

3. R/NAA 44 6 ASI Eksklusif Normal

4. Y/S 39 15 Non ASI Eksklusif Normal

5. K/MIF 43 6 Non ASI Eksklusif Normal

6. AI/A 31 8 ASI Eksklusif Normal

7. Y/NA 32 14 ASI Eksklusif Normal

8. MP/JY 28 9 ASI Eksklusif Normal

9. S/AN 41 6 ASI Eksklusif Normal

10. M/A 23 14 ASI Eksklusif Normal

11. I/A 24 18 Non ASI Eksklusif Keterlambatan

12. F/CA 28 8 ASI Eksklusif Normal

13. R/A 25 7 ASI Eksklusif Normal

14. S/R 31 12 ASI Eksklusif Normal

15. R/NA 37 7 ASI Eksklusif Normal

16. R/MF 31 9 Non ASI Eksklusif Normal

17. NH/MA 23 10 ASI Eksklusif Normal

18. DG/A 33 10 ASI Eksklusif Normal

19. F/S 34 7 Non ASI Eksklusif Normal

20. H/MK 35 8 ASI Eksklusif Normal

21. H/A 37 10 Non ASI Eksklusif Normal

22. S/MR 33 7 ASI Eksklusif Normal

23. N/N 22 7 Non ASI Eksklusif Normal

24. SR/BR 37 6 ASI Eksklusif Keterlambatan

25. M/N 42 13 Non ASI Eksklusif Keterlambatan

26. H/AR 23 6 ASI Eksklusif Normal

27. SY/MAH 23 6 Non ASI Eksklusif Normal

28. R/ASS 40 18 Non ASI Eksklusif Normal

29. I/R 32 8 Non ASI Eksklusif Normal

30. N/N 20 10 Non ASI Eksklusif Normal

31. R/AF 29 8 ASI Eksklusif Keterlambatan

32. RH/MA 22 12 ASI Eksklusif Normal

33. M/KS 38 9 Non ASI Eksklusif Keterlambatan

34. S/AF 35 10 ASI Eksklusif Normal

35. H/AI 27 8 ASI Eksklusif Normal

36. S/A 27 10 Non ASI Eksklusif Normal

37. I/B 24 16 ASI Eksklusif Normal

38. M/MA 37 12 Non ASI Eksklusif Normal

39. H/MA 27 8 Non ASI Eksklusif Normal

40. R/ER 24 18 Non ASI Eksklusif Normal

Page 85: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

85

41. J/NIF 23 9 Non ASI Eksklusif Keterlambatan

42. W/NA 34 7 ASI Eksklusif Keterlambatan

43. N/MA 23 11 ASI Eksklusif Normal

44. NA/INSR 27 17 ASI Eksklusif Normal

45. A/P 28 17 Non ASI Eksklusif Normal

46. J/AS 28 14 Non ASI Eksklusif Normal

47. HN/MF 36 16 Non ASI Eksklusif Normal

48. SS/MIR 41 18 ASI Eksklusif Normal

49. R/NAPH 28 15 ASI Eksklusif Keterlambatan

50. A/F 33 9 ASI Eksklusif Keterlambatan

51. S/MRS 35 11 Non ASI Eksklusif Normal

52. K /R 42 8 ASI Eksklusif Keterlambatan

53. D/AFA 28 11 Non ASI Eksklusif Normal

54. S/F 22 12 ASI Eksklusif Keterlambatan

55. F /INR 22 10 Non ASI Eksklusif Keterlambatan

56. M/MU 33 15 Non ASI Eksklusif Keterlambatan

57. A/MA 40 14 ASI Eksklusif Normal

58. S/M 29 6 Non ASI Eksklusif Normal

59. E/A 29 12 ASI Eksklusif Keterlambatan

60. S/A 30 6 ASI Eksklusif Normal

61. A/MA 18 15 Non ASI Eksklusif Keterlambatan

62. D/MS 20 9 ASI Eksklusif Normal

63. F/AZ 25 6 ASI Eksklusif Normal

64. M/N 36 6 Non ASI Eksklusif Normal

65. H/E 40 15 ASI Eksklusif Normal

66. A/AH 19 6 ASI Eksklusif Normal

67. F/INI 31 8 Non ASI Eksklusif Normal

68. NH/MF 25 15 ASI Eksklusif Normal

69. R /NA 25 13 Non ASI Eksklusif Normal

70. SM/MA 27 15 Non ASI Eksklusif Normal

Page 86: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

86

Umur Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18 1 1,4 1,4 1,4

19 1 1,4 1,4 2,9

20 2 2,9 2,9 5,7

22 4 5,7 5,7 11,4

23 6 8,6 8,6 20,0

24 3 4,3 4,3 24,3

25 4 5,7 5,7 30,0

27 5 7,1 7,1 37,1

28 6 8,6 8,6 45,7

29 3 4,3 4,3 50,0

30 1 1,4 1,4 51,4

31 4 5,7 5,7 57,1

32 2 2,9 2,9 60,0

33 4 5,7 5,7 65,7

34 3 4,3 4,3 70,0

35 3 4,3 4,3 74,3

36 2 2,9 2,9 77,1

37 4 5,7 5,7 82,9

38 1 1,4 1,4 84,3

39 1 1,4 1,4 85,7

40 3 4,3 4,3 90,0

41 2 2,9 2,9 92,9

42 2 2,9 2,9 95,7

43 1 1,4 1,4 97,1

44 2 2,9 2,9 100,0

Total 70 100,0 100,0

Page 87: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

87

umur Bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 6 11 15,7 15,7 15,7

7 6 8,6 8,6 24,3

8 10 14,3 14,3 38,6

9 6 8,6 8,6 47,1

10 7 10,0 10,0 57,1

11 4 5,7 5,7 62,9

12 5 7,1 7,1 70,0

13 2 2,9 2,9 72,9

14 4 5,7 5,7 78,6

15 7 10,0 10,0 88,6

16 2 2,9 2,9 91,4

17 2 2,9 2,9 94,3

18 4 5,7 5,7 100,0

Total 70 100,0 100,0

Pemberian ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Non ASI Eksklusif 32 45,7 45,7 45,7

ASI Eksklusif 38 54,3 54,3 100,0

Total 70 100,0 100,0

Perkembangan Motorik kasar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Keterlambatan 15 21,4 21,4 21,4

Normal 55 78,6 78,6 100,0

Total 70 100,0 100,0

Page 88: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

88

Pemberian ASI * Perkembangan Motorik kasar Crosstabulation

Perkembangan Motorik kasar

Total Keterlambatan Normal

Pemberian ASI Non ASI Eksklusif Count 7 25 32

Expected Count 6,9 25,1 32,0

% within Pemberian ASI 21,9% 78,1% 100,0%

% within Perkembangan

Motorik kasar

46,7% 45,5% 45,7%

% of Total 10,0% 35,7% 45,7%

ASI Eksklusif Count 8 30 38

Expected Count 8,1 29,9 38,0

% within Pemberian ASI 21,1% 78,9% 100,0%

% within Perkembangan

Motorik kasar

53,3% 54,5% 54,3%

% of Total 11,4% 42,9% 54,3%

Total Count 15 55 70

Expected Count 15,0 55,0 70,0

% within Pemberian ASI 21,4% 78,6% 100,0%

% within Perkembangan

Motorik kasar

100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 21,4% 78,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,007a 1 ,933

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,007 1 ,933

Fisher's Exact Test 1,000 ,581

Linear-by-Linear Association ,007 1 ,934

N of Valid Cases 70

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,86.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 89: digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf · penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel dengan teknik

89

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pemberian

ASI (Non ASI Eksklusif / ASI

Eksklusif)

1,050 ,334 3,299

For cohort Perkembangan

Motorik kasar =

Keterlambatan

1,039 ,423 2,553

For cohort Perkembangan

Motorik kasar = Normal

,990 ,774 1,266

N of Valid Cases 70