digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf ·...
Transcript of digilibadmin.unismuh.ac.idSecure Site digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10972-Full_Text.pdf ·...
i
i
i
i
i
i
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama Lengkap : Risky Amalia
Tanggal Lahir : 26 Februari 1997
Tahun Masuk : 2015
Peminatan : Kedokteran Komunitas
Nama Pembimbing Akademik : dr. Irwan Ashari, M.Med.Ed
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Shelli Faradiana, Sp.A, M.Kes
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan skripsi saya yang berjudul :
PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI USIA 6-18 BULAN DI
PUSKESMAS MANDAI
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 01 Maret 2019
RISKY AMALIA
NIM : 10542 063215
i
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Risky Amalia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Muara Teweh, 26 Februari 1997
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mannuruki Raya No. 115
RIWAYAT PENDIDIKAN
2002 – 2003 : TK Kartika Muara Teweh
2003 - 2009 : SD Negeri 8 Lanjas Muara Teweh
2009 – 2012 : SMP Negeri 1 Muara Teweh
2012 – 2015 : SMA Negeri 1 Muara Teweh
2015 – sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
RIWAYAT ORGANISASI
1. Anggota Bidang Tabligh PIKOM IMM FK UNISMUH Makassar 2017-
2018
i
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, 01 Maret 2019
Risky Amalia1, dr. Shelli Faradiana, Sp.A, M.Kes2
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan
2015 2Pembimbing
“PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI USIA 6-18 BULAN DI
PUSKESMAS MANDAI”
(v + 57 Halaman + 6 Tabel + Lampiran)
ABSTRAK
LATAR BELAKANG : ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa menambahkan dan mengganti dengan
makanan atau minuman lain. ASI mengandung banyak gizi diantaranya adalah AA
dan DHA yang berperan penting dalam tumbuh kembang otak. Cakupan pemberian
ASI eksklusif di Puskesmas Mandai pada tahun 2016 adalah sebesar 69,3%.
TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap
perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas Mandai
METODE : Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui kuesioner dan lembar
penilaian perkembangan dengan menggunakan DDST II. Pengambilan sampel
dengan teknik Simple Random Sampling. Besar sampel 70 responden. Pengolahan
data dengan uji chi square.
HASIL : Karakteristik responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif sebanyak
38 responden dan 32 responden yang diberikan Non ASI eksklusif. Sedangkan
karakteristik responden berdasarkan perkembangan motorik kasar sebanyak 55
responden yang normal dan 15 responden yang mengalami keterlambatan. Hasil uji
statistik menunjukkan nilai p = 0,933 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan
yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik
kasar bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas Mandai.
KESIMPULAN : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI
eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas
Mandai.
KATA KUNCI : ASI Eksklusif, Perkembangan Motorik Kasar
i
FACULTY OF MEDICINE
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Undergraduate Thesis, February 25th 2019
Risky Amalia1, dr. Shelli Faradiana, Sp.A, M.Kes2
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan
2015 2Pembimbing
“THE EFFECT OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING ON THE GROSS
MOTORIC DEVELOPMENT OF INFANTS AGED 6-18 MONTHS IN
PUBLIC HEALTH CENTER MANDAI”
”
(v + 57 Pages + 6 Tables +Appendices)
ABSTRACT
BACKGROUND : exclusive breastfeeding is a milk given to babies from birth
until 6 months without adding and replacing with other foods or drinks. Breast milk
contains many nutrients including AA and DHA which play an important role in
brain growth and development. The coverage of exclusive breastfeeding in Mandai
Health Center in 2016 was 69.3%.
OBJECTIVE: To know the effect of exclusive breastfeeding on the gross motor
development of infants aged 6-18 months at Mandai Health Center
METHODS : This type of research is analytic with cross sectional approach. This
research was conducted by collecting data through questionnaires and
developmental assessment sheets using DDST II. Sampling using the Simple
Random Sampling technique. Sample size is 70 respondents. Processing data with
the chi square test.
RESULTS : The characteristics of respondents based on exclusive breastfeeding
were 38 respondents and 32 respondents who were given non-exclusive
breastfeeding. While the characteristics of respondents based on gross motoric
development were 55 normal respondents and 15 respondents who experienced
delays. The results of the statistical test showed the value of p = 0.933 (p> 0.05)
which means there was no significant relationship between exclusive breastfeeding
on the gross motor development of infants aged 6-18 months in the Mandai Health
Center.
CONCLUSION : There is no significant relationship between exclusive
breastfeeding on the gross motor development of infants aged 6-18 months at
Mandai Health Center.
KEYWORDS : exclusive breastfeeding, gross motoric development
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, karunia, petunjuk, dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif
Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 6-18 Bulan Di Puskesmas
Mandai” dapat disusun dan diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam mencapai gelar
Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar, disamping untuk memberikan pengalaman untuk meneliti dan menyusun
karya ilmiah berupa skripsi.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
tiada terhingga kepada kedua orang tua penulis, bapak H. Nanang Rahmat, Ibu
Hj. Badalang yang sabar dan selalu memberikan motovasi, serta tidak henti-
hentinya memanjatkan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dan
pendidikan ini, serta kakak penulis Siti Asmah yang senantiasa memberikan
semangat.
Secara khusus, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
dr. Shelli Faradiana, Sp.A, M.Kes, selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, dan memberikan koreksi selama proses penyusunan
skripsi ini hingga selesai.
Skripsi ini terlaksana berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
i
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. dr. H. Mahmud Ghaznawie, PhD, SpPA(K). Dekan Fakultas Kedokteran
yang telah memberikan izin penelitian.
2. dr. Sardi, M.kes. Kepala Puskesmas Mandai Kabupaten Maros yang telah
memberikan izin penelitian
3. Staf Pegawai Bagian Gizi dan Imunisasi Puskesmas Mandai Kabupaten
Maros atas kerja sama, bantuan, dan dukungan selama peneliti melakukan
penelitian.
4. Ibu-ibu dan bayi yang telah bersedia dan bekerja sama menjadi subjek
penelitian.
5. dr. Dara Ugi, M.Kes selaku penguji proposal skripsi yang telah memberikan
arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
6. dr. Ami Febriza, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan arahan dan
masukan dalam penyusunan skripsi.
7. Dra. A. Fajriwati Tajuddin, M.A, Ph.D selaku Penguji kajian keislaman
yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
8. Teman-teman seperjuangan kelompok bimbingan skripsi Devi, Innah, Yana
atas kebersamaan, suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman Sinoatrial angkatan 2015 atas kebersamaan, semangat,
dukungan, kekompakkan, bantuan, dan rasa persaudaraan yang telah kalian
tunjukkan.
i
10. Kepada seluruh keluarga besarku yang senantiasa memberikan dukungan,
doa, motivasi serta membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.
11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang
telah terlibat dan membantu sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik
dan lancar.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran
demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi
peneliti dan pihak-pihak terkait.
Makassar, 01 Maret 2019
Penulis
Risky Amalia
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ..................................................
PERNYATAAN PENGESAHAN ......................................................................
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................................
ABSTRAK ...........................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................... i
DAFTAR TABEL............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1. Tujuan Umum .............................................................................. 5
2. Tujuan Khusus ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1. Secara Teoritis ............................................................................. 6
2. Secara Aplikatif ........................................................................... 6
3. Peneliti ......................................................................................... 6
i
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Air Susu Ibu ..................................................................................... 7
1. Definisi ...................................................................................... 7
2. Kandungan Nutrisi .................................................................... 7
3. Manfaat ASI ............................................................................ 11
B. Perkembangan Motorik Kasar......................................................... 14
1. Perkembangan Motorik Kasar................................................. 14
2. Prinsip Perkembangan Motorik .............................................. 15
3. Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 6-18 Bulan ............. 16
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang .................. 19
D. Deteksi Tumbuh Kembang Menggunakan DDST II ...................... 22
1. Penilaian Komponen ............................................................... 22
2. Interpretasi Hasil Penelitian ................................................... 23
3. Kesimpulan Tes Denver II ...................................................... 24
4. Cara Melakukan Tes Kemampuan Motorik Kasar dengan
Menggunakan DDST Pada Bayi Usia 6-18 Bulan ................ 25
E. Tinjauan Keislaman ....................................................................... 29
1. Pandangan Islam Tentang Pemberian ASI ............................. 29
2. Pandangan Islam Tentang Perkembangan ............................. 33
F. Kerangka Teori .............................................................................. 35
BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................. 36
A. Kerangka Konsep .......................................................................... 36
B. Definisi Operasional ....................................................................... 37
C. Hipotesis ......................................................................................... 38
i
BAB IV PENELITIAN ................................................................................. 39
A. Metode Penelitian ........................................................................... 39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 39
1. Lokasi Penelitian .................................................................... 39
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 39
C. Besar Sampel dan Rumus Besar Sampel ....................................... 39
D. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 41
1. Kriteria Inklusi ........................................................................ 41
2. Kriteria Eksklusi...................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41
F. Teknik Analisa Data ........................................................................ 42
1. Pengolahan Data...................................................................... 42
2. Analisa Data ............................................................................ 42
G. Etika Penelitian .............................................................................. 43
1. Inform Consent........................................................................ 43
2. Kerahasiaan ............................................................................. 43
H. Alur Pneleitian ............................................................................... 44
1. Tahap Persiapan ...................................................................... 44
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................. 44
i
BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 45
A. Gambaran Umum Populasi/Sampel ................................................ 45
B. Analisis ........................................................................................... 46
1. Analisis Univariat.................................................................... 46
2. Analisis Bivariat ..................................................................... 48
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 50
A. Analisis Univariat............................................................................ 50
B. Analisis Bivariat .............................................................................. 52
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 53
BAB VII PENUTUP ....................................................................................... 54
A. Kesimpulan .................................................................................... 54
B. Saran ............................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55
LAMPIRAN ..................................................................................................... 57
i
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Milestone Perkembangan Motorik Kasar Berdasarkan Kelompok
Umur ................................................................................................ 19
Tabel V.1 Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur .............................................. 46
Tabel V.2 Karakteristik Anak Berdasarkan Umur ............................................ 47
Tabel V.3 Karakteristik Anak Berdasarkan Status Pemberian ASI .................. 47
Tabel V.4 Karakteristik Anak Berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar ..... 48
Tabel V.5 Hubungan Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Motorik Kasar 48
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012, Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6
bulan, tanpa menambahkan dan/ atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral)1. ASI memberikan peranan penting pada
pertumbuhan dan perkembangan bayi2. Tumbuh kembang dapat berjalan dengan
pemberian ASI eksklusif. Tanpa tambahan bahan makanan lain, ASI dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar enam bulan2. Salah satu efek yang
menguntungkan dalam pemberian ASI adalah terhadap perkembangan motorik
kasar pada masa bayi.3
ASI adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi yang disekresikan oleh
kedua belah kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik
bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna dan mengandung komposisi
nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia
setiap saat, siap disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi.4
ASI mengandung banyak gizi diantaranya adalah LPUFAs (Long Chain
Poyunsaturated Fatty). LPUFAs sangat diperlukan oleh bayi karena mengandung
fungsi mental, penglihatan, dan perkembangan psikomotorik bayi. Selain itu,
kandungan lemak dalam ASI terdiri dari beberapa jenis, namun yang paling esensial
adalah asam lemak yang merupakan komponen dari semua jaringan tubuh
19
dan diperlukan untuk perkembangan jaringan sel, otak, retina, dan susunan saraf.
ASI mengandung asam lemak tidak jenuh ganda berantai panjang yang terdiri dari
DHA, LA, ALA, dan AA yang berperan penting dalam tumbuh kembang otak,
pertumbuhan sel-sel otak, mielinisasi jaringan saraf, serta ketajaman penglihatan.4
Mendapatkan ASI merupakan salah satu hak asasi bayi yang harus
dipenuhi.5 ASI memiliki keunggulan dan keistimewaan sebagai nutrisi
dibandingkan sumber nutrisi lainnya. Komponen makro dan mikro yang
terkandung di dalam ASI sangat penting dibutuhkan pada tiap tahapan pertumbuhan
bayi. Komponen makro terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan lemak
sedangkan komponen mikro adalah vitamin dan mineral. ASI tidak hanya bergizi
untuk bayi, tetapi juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi,
dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan bahwa tidak ada susu
lainnya yang memberikan nutrisi sebanyak ASI dan menjamin keselamatan bayi
sebaik yang diberikan oleh ASI eksklusif. 6
Pengaruh jangka panjang dan jangka pendek pemberian menyusui terhadap
kesehatan bayi dan anak sudah banyak diteliti dan mendapatkan hasil bahwa
menyusui secara eksklusif selama 6 bulan terbukti memberikan risiko yang lebih
minimal terhadap berbagai penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran napas,
infkeksi telinga, pneumonia, dan infeksi saluran kemih. Selain penyakit infeksi,
pemberian ASI eksklusif juga dapat mencegah berbagai penyakit dikemudian hari
yang dapat menyerang bayi seperti obesitas, diabetes, alergi, penyakit inflamasi
saluran cerna, dan kanker. Bayi akan mendapatkan zat kekebalan yang berasal dari
ibu untuk membantu mengatur respon imun tubuh melawan infeksi.6
20
Menyusui juga dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi post partum
dengan peningkatan kadar antibodi dalam sirkulasi darah ibu. Selain itu dalam
proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani,
emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya.6
Perkembangan motorik kasar (gross motor development) merupakan aspek
perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (posisi tubuh). Perkembangan
motorik kasar melibatkan otot-otot besar; meliputi pekembangan gerakan kepala,
badan, anggota badan, keseimbangan, dan pergerakan. Arah perkembangan
motorik adalah sefalokaudal dan proksimodistal, serta dari umum ke spesifik 7.
Perkembangan motorik kasar pada masa bayi menjadi prioritas tugas
perkembangan dan pada umumnya dipengaruhi oleh kematangan fisik anak usia
bayi. Perkembangan motorik kasar secara umum saling berhubungan antara satu
sama lainnya, dan saling mendukung antar tahap perkembangan, sehingga apabila
ada tahap perkembangan yang menyimpang atau terlambat, maka kecakapan yang
lebih tinggi juga akan mengalami keterlambatan atau bahkan tidak berkembang.8
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam mengetahui riwayat
tumbuh kembang anak adalah makanan anak. Harus ditanyakan apakah anak
mendapat ASI atau tidak. Pada umumnya anak yang mendapat ASI lebih jarang
sakit dan tumbuh kembangnya baik. Ditanya pula nafsu makan anak serta asupan
dan jenis makanan yang dikonsumsi anak 7.
Islam memperhatikan segala aspek kehidupan manusia, salah satunya
adalah mengenai pemberian ASI. Allah SWT. berfirman dalam Surah Al-Baqarah
: 233 yang berbunyi : “ Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
21
tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah
menganggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak
dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena
anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun
(berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan
persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya. Dan jika kamu ingin
menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memeberikan
pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan”.
Berdasarkan penggalan ayat diatas, sudah sangat jelas bagi seorang ibu
wajib memberikan ASI kepada anaknya sampai umur 2 tahun. Tapi pada
kenyataannya saat ini masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI kepada
anaknya dengan berbagai macam alasan dan lebih memilih memberikan susu
formula.
Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia pada tahun 2016, bayi
yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan adalah sebesar 29,5%.1
Di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
pada tahun 2016 sebesar 38,5% .1 Di Kabupaten Maros, didapatkan cakupan
pemberian ASI eksklusif pada Tahun 2016 sebesar 67,1%. Angka ini mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2015 sebesar 79,8%. Adapun angka pemberian ASI
di Kecamatan Mandai sebesar 69,3%.9 Namun, angka ini sudah mencapai target
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-1019 yang
menargetkan pemberian ASI adalah sebesar 50%. 10
22
Salah satu jurnal yang ditulis oleh Karina (2015), dengan judul “ASI sebagai
Pilihan untuk Perbaiki Perkembangan Motorik Bayi”disimpulkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara perkembangan motorik untuk anak yang
mendapatkan ASI eksklusif 2.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik
Kasar Bayi Usia 6-18 Bulan di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang diambil adalah “apakah
terdapat pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar
pada bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas Mandai?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui angka pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Mandai.
b. Mengetahui perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Mandai.
c. Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan
motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mandai.
23
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan terhadap pengaruh
pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi.
2. Secara Aplikatif
a. Orang Tua
1) Dapat memberikan informasi betapa pentingnya pemberian ASI
eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada anak.
2) Dapat memberikan informasi tahapan-tahapan perkembangan motorik
kasar dalam fase tumbuh kembang
b. Tenaga Kesehatan
Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk melakukan penyuluhan pentingnya
ASI eksklusif terhadap proses tumbuh kembang.
c. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi penulis
dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Susu Ibu
1. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi seorang ibu untuk konsumsi
bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum bisa mencerna makanan
padat.4 Sedangkan ASI eksklusif adalah menyususi bayi secara murni, yang
dimaksud secara murni adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan
tanpa pemberian makanan tambahan lain seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur,
atau nasi tim6.
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat,vitamin, dan mineral).1
2. Kandungan Nutrisi
Keunggulan dan keistimewaan ASI sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak
diragukan lagi. Seperti halnya nutrisi lainnya, ASI mengandung komponen makro
dan mikro nutrien.5 Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI antara lain :
a. LPUFAs
LPUFAs (Long Chain Poyunsaturated Fatyy) sangat diperlukan oleh
bayi karena mengandung fungsi mental, penglihatan, dan perkembangan
psikomotorik bayi. Di dalam LFUPAs terdapat dua
25
komponen, yaitu asam arakhidonat, asam dokosaheksanoat, merupakan
komponen dasar kortek dan ARA (arachnoid acid) yang berperan penting
dalam tumbuh kembang otak.4
b. Karbohidrat
Laktosa (gula susu) merupakan bentuk utama karbohidrat dalam ASI
dimana keberadaannya secara proporsional lebih besar jumlahnya dari
pada susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah
bermetabolisme menjadi dua gula biasa (galaktosa dan glukosa) yang
diperlukan bagi pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi pada masa
bayi.6
c. Protein
Protein dalam ASI dapat mengikat vitamin B12 sehingga dapat
mengontrol flora usus secara kompetitif. Pengikatan protein oleh vitamin
B12 tersebut mengakibatkan kurangnya sel vitamin B12 yang
dibutuhkan oleh bakteri patogen untuk pertumbuhannya. Adapun guna
protein adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan sistem kekebalan
tubuh dan untuk pertumbuhan otak serta untuk menyempurnakan fungsi
pencernaan.4
d. Lemak
Lemak mengandung separuh dari kalori ASI. Salah satu dari lemak
tersebut, kolesterol diperlukan bagi perkembangan normal sistem saraf
bayi, yang meliputi otak. Kolesterol meningkatkan petumbuhan lapisan
khusus pada saraf selama berkembang dan menjadi sempurna. Asam
26
lemak yang cukup kaya keberadaan nya dalam ASI, juga memberikan
kontribusi bagi pertumbuhan otak dan saraf yang sehat. 4
e. Vitamin
1) Vitamin A
ASI mengandung vitamin A dan berkaroten yang cukup tinggi.
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi
mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan.
Inilah alasan bahwa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh
kembang dan daya tahan tubuh yang baik.6
2) Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin
D. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi
pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang
berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif
ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi
akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan
vitamin D. 5
3) Vitamin E
Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang
cukup tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi
penting vitamin E adalah untuk ketatahan dinding sel darah merah.5
27
4) Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi
sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya
seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya
mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walaupun angka
kejadian perdarahan ini kecil.5
5) Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam
folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsusmsi ibu
berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin
B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12,
dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena
vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistem saraf,
maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini.
Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-
hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.5
f. Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi
oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh
status gizi ibu. Mineral didalam ASI menpunyai kualitas yang lebih baik
dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di
dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat didalam ASI adalah
kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan
28
rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Kandungan zat
besi didalam ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi.
Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil
untuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang
mendapat susu formula.5
3. Manfaat ASI
a. Bagi Bayi
1) Dapat memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang
baik setelah lahir, dan mengurangi kemungkinan obesitas.6
2) Mengandung Antibodi
Badan Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan
yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi yang belum mencukupi,
terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi.
Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan
pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung
kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung
bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, dan jamur. 6
3) ASI mengandung komposisi yang tepat
Dimaksud dengan ASI mengandung komposisi yang tepat adalah
karena ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi
terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi
yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. ASI merupakan
29
sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, dan secara
alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi.6
4) Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara
ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak
kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomorik
maupun sosial yang lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga
dapat memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman. Secara psikologis,
menyususi juga baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan ibu.
6
5) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI adlah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
utuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang
mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan
terhindar dari kerusakan sel-sel saraf. Menyusui juga membantu
perkembangan otak. Bayi diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu fromula.6
6) Memperbaiki saluran cerna
Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa bayi yang mendapat ASI
sejak lahir memiliki koloni bakteri dalam usus yang membantu
penyerapan nutrisi dan meningkatkan sistem imun. Adapun fungsi
30
bakteri tersebut adalah untuk mellindungi bayi dan infeksi dari
penyakit. 4
b. Bagi Ibu
1) Aspek kontrasepsi
Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan dengan
cara menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu. Hal ini
dapat terjadi karena hisapan mulut bayi pada puting susu ibu
merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise
mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan
produksi esterogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode
kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran
bila diberikan hanya ASI eksklusif dan belum terjadi menstruasi
kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami menstruasi maka ibu
diwajibkan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain karena ASI yang
diharapkan sebagai alat kontrasepsi sudah dianggap gagal dengan
danya tanda menstruasi tadi. 6
2) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan
mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Kejadian
karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding
yang tidak meyusui. Penelitian membuktikan bahwa ibu yang
31
memberikan ASI eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara
dan kanker ovarium 25% lebih kecil daripada yang tidak menyusui
secara eksklusif. 6
3) Penurunan berat badan
Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih
cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Dengan
menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga
timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan
terpakai. Dan jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan
cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil. Menyusui juga
membakar ekstra kalori sebanyak 200-500 kalori per hari. 6
4) Ungkapan Kasih Sayang
Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat
menyusui bayi menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antara kulit.
Bayi juga bisa mendengarkan detak jantung ibu, merasakan sentuhan
kulit ibu dan dekapan ibu. 6
B. Perkembangan Motorik Kasar
1. Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik mencerminkan mielinisasi pada traktus
kortikospinal, taraktus piramidal, dan traktus kortikobulbar. Mielin sangat penting
untuk kecepatan penghantaran rangsangan melalui sel saraf. Mielinisasi terjadi
kira-kira pada umur kehamilan 32 minggu dengan kemajuan yang cepat sampai
umur 2 tahun. Perkembangan motorik pada bayi terjadi secara sefalokaudal dan
32
proksimodistal. Pergerakan pertama dimulai pada kepala, bahu, badan, dan pinggul.
Proses ini sejalan dengan proses mielinasi pada susuna saraf pusat dan saraf perifer.
Kontrol kepala merupakan kontrol yang pertama dan merupakan tahap
perkemabangan palingpenting. Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu
perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan
motorik kasar melibatkan otot-otot besar; meliputi perkembangan gerakan kepala,
badan, anggota badan, keseimbangan, dan pergerakan. Perkembangan motorik
kasar merupakan aspek perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (posisi
tubuh). 7
2. Prinsisp Perkembangan Motorik
Lima prinsip perkembangan motorik antara lain :
a. Perkembangan motorik bergantung pada maturasi saraf dan otot
Perkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan
perkembangan area sistem saraf yang berbeda. Karena pusat saraf perifer
yang terletak di medula spinalis lebih dulu berkembang pada saat lahir
daripada saraf pusat yang terletak di otak. 7
b. Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara
matang
Tidak ada gunanya mencoba mengajarkan gerakan keterampilan anak
sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik. 7
c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi
33
Perkemabnagn motorik mengikuti arah hukum perkembangan. Arah
perkembangan anak berlangsung secara sefalokaudal dan proksimodistal,
yakni perubahan dari gerakan menyeluruh menuju ke aktivitas yang
spesifik. 7
d. Pola perkembangan motorik dapat ditentukan
Anak akan belajar duduk sebelum belajar berjalan dan tidak mungkin
arahnya dibalik. 7
e. Kecepatan perkembangan motorik berbeda untuk setiap individu
Perkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama, tetapi umur untuk
mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda untuk setiap
individu. Contoh, umur pencapaian anak untuk bisa duduk berdiri, berbeda-
beda untuk setiap anak. 7
3. Perkembangan Motorik Kasar Bayi 6-18 Bulan
Pada umur 6 bulan, bila didudukkan di lantai, bayi bisa duduk sendiri tanpa
disokong tetapi punggung masih membungkuk. Bayi mampu berguling sebagai
aktivitas yang disadari sehingga untuk mencapai benda dengan jarak dekat, bayi
dapat berguling-guling. Kontrol kepala bayi muncul lebih dulu pada posisi
tengkurap, sehingga bayi lebih dahulu berguling dari posisi tengkurap daripada
berguling dari posisi telentang. Jika bayi tidak bisa mengangkat kepala, bayi tidak
akan bisa berguling. 7
Pada umur 7 bulan, bayi mampu bergerak sendiri dari posisi berbaring ke
posisi duduk. Dengan menyebarnya kekuatan tonus dan kekuatan otot kearah
kaudal, bayi mengembangkan kemampuan untuk tegak di atas kedua tangan dan
34
lutut (sikap quadruped). Jika dipegang, bayi mampu menahan berat badannya pada
kedua kakinya sambil melompat-lompat.7
Pada umur 8 bulan, muncullah pergerakan bolak-balik dan bayi mulai
merangkak. Delapan puluh dua persen bayi melalui tahap merangkak. Selanjutnya,
dengan bertambah kuatnya otot-otot badan bagian bawah, bokong, dan otot tungkai
atas yang ditunjang kekuatan otot lengan dan bahu, bayi mulai berdiri dari posisi
duduk atau posisi merangkak.7
Pada umur 9 bulan, anak pertama kali melangkah dengan berpegangan dan
meyusuri meja. Pada awalnya, anak berpegangan dengan kedua tangannya,
selanjutnya bayi hanya berpegangan dengan satu tangan. Pada umur ini, bayi juga
telah mampu duduk sendiri dari posisi berbaring.7
Pada umur 10 bulan, kebanyakan bayi merangkak dengan gerakan lengan
dan tungkai bergantian; lengan bergerak sesaat mendahului tungkai.7
Pada umur 11 bulan, bayi bisa berdiri tanpa dibantu dan melangkah 1-2
langkah. Pada umur 12 bulan, bayi mulai dapat melangkah tanpa berpegangan.
Rentang umur anak untuk bisa berjalan sendiri bervariasi. Dari suatu penelitian di
Inggris, anak bisa berjalan pada rentang usia antara 12 sampai 14 bulan. Sekitar
97% anak di Inggris mampu berjalan 6 langkah tanpa bantuan pada umur 18 bulan
dan anak langsung bisa berdiri dari posisi jongkok ke berdiri. Pada awalnya, anak
berjalan dengan siku terangkat ke samping untuk meningkatkan keseimbangan.
Saat berjalan, tubuh sedikit berotasi pada pinggul, pergelangan kaki, dan tumit.
Ketika jalan sudah semakin baik, lengan akan turun dan berada di samping badan.7
35
Pada umur 14 bulan, anak mulai bisa berjalan mundur.Umur 15 bulan
merupakan puncak perkembangan motorik kasar dini, yakni saat anak mulai berlari.
Berlari tidak hanya sekedar berjalan cepat. Saat berlari, satu tungkai ke depan dan
satu tungkai yang lain merentang ke belakang, dan sesaat berada di udara dengan
kedua kaki melayang serta langkah merentang sangat lebar. Kebanyakan anak dapat
berjalan dengan gaya jalan dewasa dan berlari dengan mantap sebelum akhir tahun
ketiga.Pada umur 18 bulan, anak bisa berdiri dengan satu kaki.7
36
Tabel II. 1
Milestone Perkembangan Motorik Kasar Berdasarkan Kelompok Umur
Usia Perkembangan motorik kasar
6-9 bulan Duduk sendiri dalam sikap bersila)
Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga
sebagian berat badan
Merangkak meraih mainan atau mendekati
seseorang
9-12 bulan Mengangkat badannya keposisi berdiri
Belajar berdiri selama 30 detik atau
berpegangan di kursi
Dapat berjalan dengan dituntun
12-18 bulan Berdiri sendiri tanpa berpegangan
Membungkuk untuk memungut mainan
kemudian berdiri kembali
Berjalan mundur 5 langkah
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang anak mulai dari konsepsi sampai dewasa dipengaruhi
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor genetik dan faktor lingkungan
bio-fisiko-psikososial, yang bisa menghambat atau mengoptimalkan tumbuh
kembang anak. Bila semasa masih didalam kandungan janin mendapatkan
lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang, bayi akan lahir dengan kulaitas
37
yang prima. Sebaliknya bila lingkungan tidak menguntungkan, bayi akan lahir
dengan menyandang berbagai masalah. Setelah bayi lahir, juga sangat banyak
faktor lingkungan yang memengaruhi. Karena itu, dibutuhkan lingkungan yang
menunjang, agar bayi tumbuh kembang sesuai dengan potensi genetiknya.
Lingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang memengaruhi tumbuh
kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi 7:
1. Faktor biologis
a. Ras/ suku bangsa
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Gizi
e. Perawatan kesehatan
f. Kerentanan terhadap penyakit
g. Kondisi kesehatan kronis
h. Fungsi metabolisme
i. Hormon
2. Faktor lingkungan Fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
b. Sanitasi
c. Keadaan rumah
d. Radiasi
38
3. Faktor psikososial
a. Stimulasi
b. Motivasi belajar
c. Ganjaran atau hukuman yang wajar
d. Kelompok sebaya
e. Stress
f. Sekolah
g. Cinta dan kasih sayang
h. Kualitas interaksi anak-orang tua
4. Faktor keluarga dan adat istiadat
a. Pekerjaan/pendapatan keluarga
b. Pendidikan ayah/ibu
c. Jumlah saudara
d. Jenis kelamin dalam keluarga
e. Stabilitas rumah tangga
f. Kepribadian ayah/ibu
g. Pola pengasuhan
h. Adat istiadat, norma, tabu
i. Agama
j. Urbanisasi
k. Kehidupan politik
39
D. Deteksi Tumbuh Kembang Menggunakan DDST II
Denver Development Screening Test (DDST) adalah suatu metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ
sehingga tidak dapat meramalkan kemampuan intelektual dan
adaptif/perkembangan anal di masa yang akan datang. Tes ini juga tidak untuk
mendiagnosis kesulitan belajar, gangguan bahasa, gangguan emosional, subsititusi
evaluasi diagnostik, atau pemeriksaan fisik anak. Tes ini lebih mengarah kepada
perbandingan kemampuan atau perkembangan anak dengan kemampuan anak lain
yang seumurnya. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, DDST secara
efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100 persen bayi dan anak prasekolah yang
mengalami keterlambatan perkembangan. 11
Denver II yang digunakan sekarang adalah revisi dari Denver
Develompment Screening Test (DDST). Dalam pelaksanaan skrinning dengan
denver II ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Sedangkan umur
bayi prematur digunakan umur koreksi.7
1. Penilaian Komponen
Skor dari setiap komponen yang dilakukan pada sebelah kiri dari kotak segi
empat.
a. P = Pass/ lulus
Anak melakukan komponen dengan baik atau orang tua/pengasuh
memberi laporan yang dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya.11
b. F = Fail/ gagal
40
Anak tidak dapat melakukan komponen dengan baik atau orang
tua/pengasuh memberikan laporan bahwa anak tidak dapat melakukan
komponen dengan baik. 11
c. NO = No Opportunity/ tidak ada kesempatan
Anak tidak dapat mempunyai kesempatan untuk melakukan komponen
karena ada hambatan. Skor ini hanya digunakan untuk komponen yang ada
kode “L” (laporan) dari orang tua atau pengasuh. 11
d. R = Refusal/ menolak
Bila anak menolak untuk melakukan tes.7
2. Interpretasi Hasil Penelitian
a. Advanced/ lebih
Bila seorang anak “lulus” (pass) pada item tugas perkembangan yang
terletak di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak “lebih”,
karena kebanyakan anak sebayanya belum “lulus”. 7
b. Normal
Bila seorang anak “gagal” (fail) atau “menolak” (refusal) melakukan tes
pada item di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak
dinyatakan normal. Anak tidak diharapkan “lulus” sampai umurnya lenih
tua. Atau bila anak “lulus”, “gagal”, atau “menolak” tes pada item dimana
garis umur terletak di antara persentil 25 dan 75, perkembangan anak pada
tes tersebut dinyatakan normal. 7
c. Caution/ peringatan
41
Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” tes pada item dimana garis
umur terletak antara persentil 75 atau 90, maka skornya adalah caution.4
Ini menunjukkan lebih dari 75 persen anak-anak sampel standar dapat
dapat “lewat” pada umur lebih muda dibandingkan dengan umur anak
yang sedang di tes. Setelah itu, tulis C di sebelah kanan kotak segi panjang.
11
d. Delayed/ keterlambatan
Bila seorang anak “gagal” atau “menolak” melakukan tes pada item yang
terletak lengkap disebelah kiri garis umur, karena anak “gagal” atau
“menolak” tes dimana 90% anak-anak sudah dapat melakukannya.7
e. No Opportunity (NO)/ tidak ada kesempatan
“tidak ada kesempatan” pada tes yang dilaporkan orang tua atau anak tidak
ada kesempatan untuk melakukan atau mencoba, diberi skor “NO”.7
3. Kesimpulan Tes Denver II
Hasil atau kesimpulan Denver II terdiri atas tiga interpretasi, sebagai
berikut:
a. Normal
1) Bila tidak ada Delay (D) dan atau paling banyak satu caution (C)
2) Lakukan ulangan tes pada kunjungan berikutnya
b. Abnormal
1) Terdapat dua atau lebih keterlambatan (F)
2) Dirujuk untuk evaluasi diagnostik
c. Suspect/ diduga/ dicurigai ada keterlambatan
42
1) Bila ada dua atau lebih C dan atau satu atau lebih D
2) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor
sesaat, seperti rasa takut, keadaan sakit, dan kelelahan.
d. Tidak dapat diuji/ unsteable
1) Bila ada skor menolak pada satu atau lebih komponen di sebalah kiri
garis umur atau menolak lebih dari satu komponen yang ditembus garis
umur pada daerah 75-90 persen
2) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu
4. Cara Melakukan Tes Kemampuan Motorik Kasar Dengan
Menggunakan DDST pada Bayi Usia 6-18 Bulan
a. Duduk tanpa pegangan/sit no support
Tempatkan anak dalam posisi duduk di tas meja. Pastikan anak tidak jatuh,
lalu dengan perlahan lepaskan tangan pemeriksa dari badan anak. Lulus bila
anak dapat duduk sendiri selama lima detik atau lebih. Anak dapat
meletakkan tangannya di atas paha atau meja untuk menyangga.11
b. Berdiri dengan pegangan/ stand holding on
Tempatkan anak dalam posisi berdiri dengan berpegangan pada benda yang
keras, seperti kursi dan bukan orang. Lulus bila anak dapat berdiri selama
lima detik atau lebih. 11
c. Bangkit untuk berdiri/ pull to stand
Tempatkan anak pada posisi dudk di lantai di samping kursi atau meja yang
rendah. Doronglah anak untuk berdiri dengan meletakkan mainan di kursi
43
atau meja. Lulus bila anak menarik badannya sendiri untuk ke arah posisi
berdiri. 11
d. Bangkit terus duduk/ get to sitting
Saat anak berbaring, tengkurap, merangkak, atau dipegang berdiri,
doronglah anak untuk ke posisi duduk. Bila tidak terlihat, tanyakan kepada
orang tua atau pengasuh apakah anak dapat berubah ke posisi duduk dengan
usahanya sendiri. Lulus bila pemeriksa melihat anak dapat melakukan tugas
ini atau orang tua melaporkan bahwa anak dapat melakukan tugas ini dengan
baik. 11
e. Berdiri dua detik/ stand two second
Tempatkan anak dalam posisi berdiri di lantai. Setelah ia tampak seimbang,
cobalah lepaskan pegangan dari jarak dekat. Lulus bila terlihat anak dapat
melakukan tugas dengan baik selama dua detik atau lebih.11
f. Berdiri sendiri/ stand alone
Pelaksanaan prosedur ini seperti pada tes “berdiri dua detik”. Lulus bila
terlihat anak berdiri dengan baik selama 20 detik atau lebih. Lulus pada
tugas ini berarti anak juga lulus pada tugas berdiri berpegangan.11
g. Membungkuk kemudian berdiri/ stoop and recover
Saat anak berdiri di lantai tanpa pegangan sama sekali, letakkan mainan atau
bola di lantai dan doronglah anak untuk mengambilnya. Lulus bila anak
membungkuk ambil benda lalu berdiri tanpa berpegangan tau langsung
duduk.11
44
h. Berjalan dengan baik/ walk well
Amati apakah anak sudah dapat berjalan. Lulus bila anak
menyemimbangkan tubuh dengan baik, jarang jatuh, tidak terhuyung-
huyung, dan tidak miring dari satu sisi ke sisi yang lain.11
i. Berjalan mundur/ walk backwards (L)
Doronglah anak untuk berjalan mundur dengan diperagakan atau perhatikan
bila anak melakukan ini selama ates. Bila anak tidak teramati, tanyakan
kepada orang tua atau pengasuh apakah anak dapat berjalan mundur. Bisa
juga terlihat saat anak membuka pintu atau menarik susuatu sambil berjalan.
Lulus bila anak melangkah beberapa langkah mundur tanpa duduk atau
orang tua melaporkan bahwa anak dapat melakukan hal ini. 11
j. Lari/ runs
Doronglah anak agar berlari yang dapat dilakukan dengan melemparkan
bola untuk dikejarnya dengan sengaja. Lulus bila anak dapat berlari dengan
baik (bukan jalan cepat tanpa jatuh/tergelincir).11
k. Berjalan naik tangga (27)/ walk up steps (L)
Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah anak dapat naik tangga
dan bagaimana caranya. Lulus bila anak dapat naik tangga. Boleh gunakan
pegangan disepanjang tangga atau dinding tetapi ia tidak boleh berpegangan
pada seseorang.11
45
l. Menendang bola kedepan/ kick ball forward
Letakkan bola sekitar 15 cm di depan anak. Dorong agar anak menendang
bole tersebut. Pemeriksa dapat menunjukkan kepada anak bagaimna cara
melakukannya. Lulus bila anak dapat menendang bola kedepan tanpa
berpegangan atau bola digelinding atau didorong dengan kaki. Memukul
atau menyentuh bola diskor gagal.11
m. Melompat/ jump
Mintalah anak untuk melompat. Lihatlah bagaimana ia melakukan kegiatan
tersebut. Pemeriksa juga dapat menunjukkan bagaimana melakukan hal ini.
Lulus bila anak melompat atau mengangkat kedua kaki pada waktu yang
bersamaan. Anak tidak harus menjejakkan kaki di tempat yang sama. Anak
tidak boleh berlari sebelum melompat atau memegang suatu pegangan.11
n. Melempar bola tangan ke atas (28)/ throw ball overhand
Beri anak bola dan berdirilah sekitar satu meter darinya. Minta anak untuk
melempar bola ke pemriksa dengan arah lemparan ke atas dan dengan
ayunan yang tinggi. Lihat bagaimana ia melempar. Berikan sebanyak tiga
kali. Pemeriksa dapat memperagakan bagaimana cara melakukan tugas ini.
Lulus bila anak melempar bola dengan lengannya ke arah pemeriksa
setinggi antra lutut dan kepala. Lemparan ke atas, bukan ke samping atau
kebawah. Bola boleh terpantul sebelum ditangkap bila antara lutut dan
kepala sebelum ke bawah. Melempar bola langsung ke bawah atau menjauhi
pemeriksa diskor gagal.11
E. Tinjauan Keislaman
46
1. Pandangan Islam Tentang Pemberian ASI
Secara etimologis, kata ضاعة didefinisikan oleh Ahmad Isa Ashur الر
sebagai suatu nama untuk mengisap puting dan meminum air susunya. Secara
terminologi, ضاعة adalah upaya seorang bayi (usia 0-2 tahun) untuk mendapatkan الر
ASI dengan cara menghisap puting susu ibu atau melalui dot (botol susu) setelah
ASI itu dipompa (perah)12. Kata ini terulang sebanyak 10 kali dengan berbagai
derivasinya dalam Alquran dan tersebar dalam 5 surat, yaitu QS. Al-Baqarah [2]:
233, QS. Al-Nisa [4]:23, QS. Luqman [31]: 14. QS. Al-Ahqaf [46]: 15 dan QS. Al-
Talaq[65]:6.13
Perempuan memiliki kelenjar susu yang menghasilkan cairan yang berisi
saripati makanan. Cairan yang lazim disebut air susu ibu (ASI) ini merupakan
bagian penting bagi proses kelangsungan hidup bayi. Salah satu hak seorang anak
setelah kelahirannya adalah hak untuk mendapatkan penyusuan dari ibunya yang
berguna untuk tumbuh kembang anak.
Lebih tegas lagi, Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah menyatakan
bahwa menyusui merupakan hak anak dan kewajiban bagi ibu. Namun
kenyataannya, saat ini banyak kaum ibu yang tidak memberikan ASI pada
bayinya.14
Jika Al-Quran memerintahkan suatu pekerjaan, tentu di dalamnya ada
maslahat dan manfaat. Sebaliknya, jika perintah tersebut diabaikan, akan
memunculkan ketidaksempurnaan pada kehidupan manusia.13 Kalimat yang
diulang-ulang dalam Alquran menandakan adanya penekanan atau ketegasan
47
anjuran dari Allah untuk melakukan anjuran yang dmaksud sebagaimana tertera
dalam kalam-Nya, yakni penyusuan selama dua tahun penuh. 13
Anjuran menyusui dalam Alquran disebutkan pada beberapa surah, yaitu
QS. Al-Baqarah [2]: 233, QS. Luqman [31]: 14, dan QS. Al-Ahqaf [46]: 15. Ayat-
ayat tersebut menyebutkan secara tersurat bahwa penyusuan dengan ASI setidaknya
dilakukan hingga dua tahun.
Dari beberapa kali pengulangan kata ضاعة dan derivasinya yang الر
sebanyak 10 kali dalam Alquran, dalam QS. Al-Baqarah [2]:233 lah perintah
menyusui pertama kali ditemukan dalam mushaf Alquran.
ضاعةوعلىالمو الر حولينكاملينلمنأرادأنيتم وكسوتهنوالوالداتيرضعنأولدهن لودلهرزقهن
والدةبولدهاولمولودلهبولدهوعلىالوارثمثلبالمعروفلتك وسعهالتضار لفنفسإل ل
عنتراضمنهماوتشاورفلجناحعليهما وإنأردتمأنتستر ضعواأولدكمفلجناحفإنأرادافصالا
اللهبماتعم (٣٢٢) عليكمإاسلمتمماآتيتمبالمعروف واتقوااللهواعلمواأن
Artinya : Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,
bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menganggung
nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih
dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan
pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban)
seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan
permusyawaratan antara keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu
kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan
cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Meskipun menggunakan redaksi berita, ayat ini memerintahkan dengan
sangat kokoh kepada para ibu agar menyusukan anak-anaknya.13 Pada dasarnya,
ayat ini merupakan kelanjutan dari episode yang dibicarakan pada ayat sebelumnya,
48
yaitu perihal hukum nikah dan talak yang berakhir pada perpisahan suami-istri. Dan
boleh jadi mereka memiliki anak yang masih dalam masa penyusuan. Maka melalui
ayat ini Allh Swt. memerintahkan para istri yang telah ditalak untuk tetap menyusui
anak-anaknya.13
Lebih lanjut, Wahbah Al-Zuhailiy menerangkan bahwa ayat ini ditujukan
bagi wanita-wanita yang ditalak maupun tidak, keduanya diperintahkan untuk
menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh dan tidak lebih dari itu.
Namun demikian, tidak ada larangan untuk menyusui anak-anak dalam masa yang
kurang dari dua tahun jika memang dipandang akan ada maslahat di dalamnya13
Imam Ibnu Katsir memandang ayat ini sebagai bimbingan Allah Swt bagi para ibu,
hendaknya mereka menyusui anak-anaknya secara sempurna, yaitu selama dua
tahun.13
Berdasarkan uraian tafsir surat Al-baqarah [2]: 233 dapat disimpulkan
bahwa syariat menyusui adalah perintah Allah Swt dan merupakan fitrah serta
bentuk kemuliaan bagi para wanita yang memiliki anak. Perintah ini dilengkapi
dengan petunjuk batasan waktu kesempurnaanya yaitu dua tahun.13
Selain Qs. Al-Baqarah [2]: 233, QS. Luqman [31]:14 juga menyebutkan
secara tersurat bahwa penyusuan hendaknya dilakukan selama dua tahun.
وهنوفصالهفيعامينأناشكرليو هوهنااعلى نسانبوالديهحملتهأم يناال إليووص لوالدي
﴾٤١﴿المصير
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
49
Firman-Nya هفيعامينوفصال mengisyaratkan betapa penyusuan anak sangat
penting dilakukan oleh ibu kandung. Tujuan penyusuan ini bukan sekedar untuk
memelihara kelangsungan hidup anak tetapi juga bahkan lebih-lebih untuk
menumbuhkembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang prima.
Dalam Qs. Al-Ahqaf [46]: 15 juga menyebutkan secara tersurat bahwa
penyusuan hendaknya dilakukan selama dua tahun
ۥوفصل
ه
ا وحمل
ره
ك
ه
عت
ا ووض
ره
ۥك
ه م
أ
ه
تا حمل
ن يه إحس
لد ن بو نس
ا ٱل
ين ووص
غ
ۥوبل ه
د
ش
أ
غ
ا بل
ى إذ
هرا حت
ش
ون
ث
ل ۥث
ه
و
يك إل
بت
ى ت
تى إن ي ر
لى فى ذ
صلح
وأ
ك
ر نعمت
ك
ش
أ
ن
نى أ
وزع
ال رب أ
ق
ة
ربعين سن
مسلمينأ
مى من ٱل
(٤١)إن
Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang
ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh
tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau
yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada
Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
Ayat ini mempunyai makna bahwa tugas utama seorang ibu adalah
mengandung, melahirkan menyusui, dan menyapih anaknya, sekaligus
mendidiknya. Hal ini dilakukan dalam waktu kurang lebih 30 bulan, sadar ataupun
tidak kebersamaan ibu dan anak dalam kurun waktu yang tidak pendek, memiliki
pengaruh yang besar dalam perkembangan anak.
2. Pandangan Islam Tentang Perkembangan
Pandangan Alquran terhadap proses perkembangan manusia sangat
diperhatikan. Jika ditinjau dari sudut pandangan agama, Alquran benar-benar
menjelaskan bagaimana manusia berkembanag sejak belum adanya ruh hingga
50
akhirnya terlahir menjadi manusia. Proses terjadinya manusia juga merupakan bukti
utama adanya proses perkembangan.
Proses kejadian manusia pada umunya secara rinci dijelaskan melalui QS.
Al-Mu’minun [23]: 12-14 yang berbunyi :
جعلن٤٣ولقدخلقناالنسانمنسللةمنطين) خلقناالنطفة٤٢اهنطفةافيقرارمكين)(ثم (ثم
أنشأناه اثم افكسوناالعظاملحما خلقااآخرفتباركاللهأحسنعلقةافخلقناالعلقةمضغةافخلقناالمضغةعظاما
(٤١الخالقين)
Artinya : dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Menurut Ibnu katsir, yang dimaksud dengan آخر خلقاا أنشأناه adalah ثم
kemudian Tuhan meniupkan ruh kedalam diri manusia sehingga ia bergerak dan
menjadi makhluk lain (berbeda dengan sebelumnya) yang memiliki pendengaran,
penglihatan, indera yang menangkap pengertian, gerakan, dan sebagainya.20
Dalam QS. Al-Rum [30]: 54 allah berfirman
ةضعفااو جعلمنبعدقو ثم ةا جعلمنبعدضعفقو نضعفثم اللهالذىخلقكمم ء مايشا ل يخلوهوشيبةا
(١١) القديرالعليم
Artinya : Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Kuasa.
Dari penjelasan ayat diatas, proses kejadian individu mengalami tahapan
sejak dalam kandungan hingga lahir. Seorang individu lahir dan tumbuh menjadi
51
seorang anak, kemudian menginjak usia remaja, dewasa, tua, dan akhirnya
meninggal. Selain itu, ayat diatas juga dapat dihubungkan dengan perkembangan
motorik kasar seorang bayi yang hanya bisa berbaring ditempat tidur namun mulai
mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu otot-otot pada bayi tersebut
mulai kuat dan terlatih untuk duduk, tengkurap, merayap, berdiri, berjalan, berlari,
dan melompat. Bahwa bayi yang lemah tidak bisa apa-apa berangsur-angsur
menjadi bayi yang kuat.
52
F. Kerangka Teori
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan
stimulasi
Cinta dan kasih sayang
Kualitas interaksi orang tua
pekerjaan orang tua
pendidikan orang tua
pengetahuan orang tua
jumlah saudara
Gizi
Pemberian ASI
ASI Eksklusif ASI non Ekslusif
53
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Bayi usia 6-18 bulan
Diberikan ASI
Eksklusif
Tidak diberikan ASI
eksklusif
Perkembangan motorik
kasar bayi 6-18 bulan
54
B. Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Skala
Variabel
Independen :
Pemberian ASI
ASI eksklusif adalah
menyususi bayi
secara murni, yang
dimaksud secara
murni adalah bayi
hanya diberi ASI
saja selama 6 bulan
tanpa tambahan
cairan apapun.
Kuesioner Wawancara Nominal
Kriteria :
1. ASI Eksklusif
2. ASI Non
Ekskusif
Variabel
Dependen :
Perkembangan
Motorik Kasar
Bayi 6-18 bulan
Perkembangan
motorik kasar
merupakan aspek
perkembangan
lokomosi (gerakan)
dan postur (posisi
tubuh).
DDST II Wawancara
dan
Observasi
Nominal
Kriteria :
a. Normal
b. keterlambatan
55
C. Hipotesis
1. Hipotesis Null (H0) : Tidak ada pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap
perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan
2. Hipotesis alternatif (H1) : Terdapat pengaruh pemberian ASI eksklusif
terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan
56
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional untuk melihat perbedaan antara perkembangan motorik kasar pada
bayi yang diberikan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif.
Penelitian cross sectional mengukur variabel dependen (perkembangan
motorik kasar bayi usia 6-18 bulan) dan variabel independen (yang diberikan ASI
eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di desa dan kelurahan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Mandai.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2018.
C. Besar Sampel dan Rumus Besar Sampel
𝑛 = (𝑍𝑎√𝑍𝑃𝑄 + 𝑍𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑃1 − 𝑃2)
2
57
Diketahui :
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
Zα = Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5% jadi deviat baku alfa 1,960
Zβ = Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20% jadi deviatbakubeta 0,842
P = Proporsi total ((P1+P2)/2).
P1 = Proporsi pada kelompok yang merupakan judgemen peneliti
P1= P2+0,2
Q1 = 1- P1
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna yaitu 0,20
Q2 = 1- P2
Q = 1-P
Jadi,
𝑛1 = 𝑛2 = (1,960√2 𝑥 0,793 𝑥 0,207 + 0,842√0,893 𝑥 0,107 + 0,693 𝑥 0,307
0,893 − 0,693)
2
𝑛1 = 𝑛2 = (1,960√2 𝑥 0,164 + 0,842√0,095 + 0212
0,2)
2
𝑛1 = 𝑛2 = (1,960√0,328 + 0,842√0,307
0,2)
2
𝑛1 = 𝑛2 = (1,960 𝑥 0,572 + 0,842 𝑥 0,554
0,2)
2
𝑛1 = 𝑛2 = (1,121 + 0,466
0,2)
2
58
𝑛1 = 𝑛2 = (1,587
0,2)
2
𝑛1 = 𝑛2 = (7,935)2
𝑛1 = 𝑛2 = 62,96 = 63
Jadi, sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sejumlah 63 sampel.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan sistem simple random sampling (pengambilan sampel acak
sederhana).
1. Kriteria Inklusi
a. Bayi usia 6-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mandai
b. Bayi yang tidak mengalami kecacatan fisik
c. Orang tua yang bersedia anaknya dijadikan sampel
2. Kriteria Eksklusi
a. Bayi yang tidak kooperatif pada saat dilakukan pengambilan sampel
b. Bayi yang sakit saat dilakukan pengambilan sampel
c. Bayi yang mengalami gizi buruk
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan 2
cara, yaitu melalui wawancara dan observasi. Untuk mengetahui bayi yang
diberikan ASI eksklusif dapat dilakukan melalui wawancara terpimpin kepada ibu
yang bersedia anaknya dijadikan sampel penelitian dengan instrumen kuesioner
59
sebagai pedoman. Sedangkan untuk menilai perkembangan motorik kasar
digunakan teknik observasi dengan menggunakan DDST II sebagai pedoman.
F. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh akan diolah melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Pengolahan Data
a. Editing
Pada tahap ini data yang telah diterima dari responden diperiksa
kelengkapan jawabannya.
b. Tabulasi
Data yang telah di cek kelengkapan jawabannya akan dimasukkan kedalam
tabel kemudian dibuat distribusi frekuensi nya.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Membuat tabel distribusi dasar atau disebut analisis univariat adalah suatu
pekerjaan pertama yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam melakukan
sebuah analisis. Pekerjaan ini sangat mudah, namun dapat memberikan
gambaran umum dari data yang telah dikumpulkan melalui responden19.
Pada penelitian ini, variabel yang dianalisis secara univariat adalah
karakteristik responden, status pemberian ASI eksklusif dan ASI non
eksklusif, dan perkembangan motorik kasar pada bayi usai 6-18 bulan.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah sebuah tabel dengan kolom-kolom yang dapat
memperlihatkan sebuah hubungan antara satu variabel dengan variabel
60
lainnya3. Pada penelitian ini, variabel yang dihubungkan adalah status
pemberian ASI eksklusif dan perkembangan motorik kasar. Data yang
diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis dengan uji statistik chi
square dan akan diolah dengan menggunakan SPSS for windows versi 24.
G. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini penelitian menekankan etika penelitian pada :
1. Inform Consent
Peneliti memberikan informasi yang lengkap kepada ibu seputar tujuan
penelitian yang dilakukan. Peneliti juga meminta kesediaan ibu sebagai
responden. Lembar persetujuan menjadi responden diedarkan sebelum
wawancara dilakukan. Tujuan nya agar responden mengetahu tujuan dan
maksud penelitian. Apabila ibu bersedia, maka peneliti harus menghormati
hak-hak ibu sebgai responden.
2. Kerahasiaan
Semua hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaan nya
oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan diberitahukan atau
dilaporkan sebagai hasil penelitian guna evaluasi.
61
H. Alur Penelitian
1. Tahap persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
Mengurus izin penelitian
Menetapkan pelaksanaan dan
menyiapkan segala keperluan yang
dibutuhkan selama proses penelitian
Menentukan subjek penelitian sesuai
dengan kriteria dalam penelitian
Pengisian kuesioner sebanyak 72
sampel. 2 sampel di eksklusi
Analisis data
Menilai perkembangan motorik
kasar
62
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Populasi/Sampel (Objek Penelitian)
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros.
Letaknya tidak jauh dari pusat kota dan berada di pinggir jalan raya tepatnya di
Jalan Poros Makassar-Maros Km. 24 Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai,
sehingga sangat mudah di akses oleh warga yang ingin berobat. Wilayah kerja
Puskesmas Mandai terdiri dari 4 Desa dan 2 Kelurahan yang berada di Kecamatan
Mandai yaitu Desa Baji Mangai, Desa Bonto Matene, Desa Pattontongan, Desa
Tenrigangkae, Kelurahan Hasanuddin, dan Kelurahan Bontoa. Terdapat 27
posyandu dan 9 Pos Timbang di wilayah kerja Puskesmas Mandai. Pelayanan
Posyandu dilakukan setiap bulannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
disetiap Posyandu dan Pos Timbang.
Penelitian ini dimulai sejak tanggal 26 oktober 2018- 27 desember 2018
tentang Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik
Kasar Bayi Usia 6-18 Bulan di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros. Koresponden
dalam penelitian ini adalah bayi berusia 6-18 bulan dan ibu dari bayi tersebut. Data
yang dikumpulkan diperoleh melalui pembagian kuesioner yang di jawab oleh ibu
bayi dan untuk penilaian deteksi tumbuh kembang menggunakan lembar DDST II.
Pengambilan data dilakukan pada saat jadwal posyandu atau kunjungan ke
rumah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mandai. Adapun sampel
yang didapatkan adalah sebesar 70 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
63
kriteria eksklusi. Jumlah sampel tersebut telah memenuhi standar sampel minimal
berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya, yaitu sebanyak 63 sampel. Data yang
telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan
tabulasi silang sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai
penjelasan tabel.
B. Analisis
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Ibu
Tabel V.1
Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur
Umur
(Tahun)
Frekuensi Persentase
< 20 2 2,8%
20-25 19 27,2%
27-30 15 21,4%
31-35 16 22,8%
36-40 11 15,7%
41-44 7 10,1%
Jumlah 70 100%
Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018
Berdasarkan tabel V.1, dapat dilihat bahwa umur responden terbanyak
adalah dari kelompok umur 20-25 tahun sebanyak 19 orang responden (27,2%).
Selanjutnya diikuti oleh kelompok usia 31-35 tahun sebanyak 16 orang responden
(22,8%), kelompok usia 27-30 tahun sebanyak 15 orang responden (21,4%),
kelompok usia 36-40 tahun sebanyak 11 orang responden (10,1%), dan terakhir
kelompok umur <20 tahun sebanyak 2 orang responden (2,8%).
64
b. Karakteristik Anak
Tabel V.2
Karakteristik Anak Berdasarkan Umur
Umur (Bulan) Frekuensi Persentase
6-9 33 47,1%
10-12 16 22,8%
13-15 13 18,6%
16-18 8 11,5%
Jumlah 70 100%
Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018
Berdasrkan tabel V.2, kelompok umur bayi 6-9 bulan memiliki jumlah yang
terbanyak sebesar 33 orang (47,1%), kelompok umur 10-12 bulan menempati
urutan kedua sebesar 16 orang (22,8%), diurutan ketiga kelompok umur 13-15
bulan sebesar 13 orang (18,6%), dan kelompok umur paling sedikit yaitu 16-18
bulan sebesar 8 orang (11,5%).
Tabel V.3
Karakteristik Anak Berdasarkan Status Pemberian ASI
Pemberian ASI Frekuensi Persentase
ASI Eksklusif 38 54,3%
Non ASI Eksklusif 32 45,7%
Jumlah 70 100%
Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018
65
Berdasarkan tabel V.3, sebanyak 38 orang bayi (54,3%) telah diberikan ASI
eksklusif oleh ibunya dan masih ada 32 orang bayi (45,7%) yang tidak diberikan
ASI eksklusif oleh ibunya.
Tabel V.4
Karakteristik Anak Berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan
Motorik Kasar
Frekuensi Persentase
Normal 55 78,6%
Keterlambatan 15 21,4%
Jumlah 70 100%
Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018
Berdasarkan tabel V.4, sebanyak 55 orang bayi (78,6%) telah menunjukkan
perkembangan motorik kasar yang normal. Sedangkan 15 orang bayi (21,4%)
menunjukkan keterlambatan pada perkembangan motorik kasarnya.
2. Analisis Bivariat
Tabel V.5
Hubungan Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Motorik Kasar
Pemberian ASI
Perkembangan Motorik Kasar
Nilai P
Normal Keterlambatan Total
N % N % N %
Asi Eksklusif 30 78,9 8 21,1 38 100
Non Asi
Eksklusif 25 78,1 7 21,9 32 100 ,933
Total 55 78,6 15 21,4 70 100
Sumber: Data Primer berdasarkan kuesioner, 2018
66
Berdasarkan tabel V.5, menunjukkan bahwa dari 15 orang bayi (21,4%)
yang mengalami keterlambatan pada perkembangan motorik kasarnya terdapat 8
bayi (21,1%) yang diberikan ASI eksklusif dan terdapat 7 bayi (21,9%) yang tidak
diberikan ASI eksklusif. Sedangkan pada perkembangan motorik kasar yang
normal sebanyak 55 bayi (78,6%), 30 bayi (78,9%) diberikan ASI eksklusif dan 25
bayi (78,1%) yang diberikan ASI Non eksklusif.
Dari hasil uji chi square dengan menggunakan SPSS versi 24 for windows,
didapatkan nilai p sebesar 0,933 (p >0,05) artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Hal
ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna pada pemberian ASI
eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 6-18 bulan di
Puskesmas Mandai.
67
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mandai Kecamatan
Mandai Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah responden
sebanyak 70 orang. Penelitian ini dilaksanakan mulai 26 oktober-27 Desember
2018. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pemberian ASI eksklusif
terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di Puskesmas Mandai.
A. Analisis Univariat
Berdasarkan penelitian, dari 70 responden berusia 6-18 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Mandai yang diberikan ASI eksklusif sebesar 54,3% dan yang
diberikan ASI non eksklusif sebesar 45,7%. Berbagai macam alasan para
responden tidak memberikan ASI adalah dikarenakan air susu mereka sedikit, ibu
yang sakit saat memberikan ASI sehingga anaknya diberikan susu formula, bayinya
tidak mau menyusu pada ibunya dan maunya hanya minum pakai dot, dan ibu yang
sedang hamil. Hasil ini sudah melampaui cakupan target nasional pemberian ASI
eksklusif.
Hasil ini menunjukkan lebih dari setengah jumlah ibu telah melakukan
kewajibannya untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya seperti yang telah
dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah [2]: 233 yang tertulis anjuran mengenai seorang
ibu harus menyusui anaknya. Jika ingin menyusui secara sempurna, lebih baik lagi
anaknya disusui sampai usia 2 tahun. Selain itu, perintah seorang ibu untuk
68
menyusui anaknya sampai usia 2 tahun pun juga tercantum dalam QS. Luqman
[31]: 14.
Dari hasil penelitian juga didapatkan distribusi umur responden terbanyak
pada kelompok umur 20-25 tahun yaitu sebesar 27,2%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berada pada rentang usia reproduksi sehat. Menurut
Manuaba (2008), usia reproduksi sehat pada wanita adalah usia 20-35 tahun, selain
itu juga pada rentang usia ini seorang wanita sudah mencapai tingkat kematangan
mental sehingga dapat menjalani proses reproduksi dengan baik15.
Berdasarkan penelitian, dari 70 orang responden usia 6-18 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Mandai yang menjadi responden ditemukan bayi yang
perkembangan motorik kasarnya normal sebesar 78,6% sedangkan bayi yang
perkembangan motorik kasarnya mengalami keterlambatan sebesar 21,4%.
Dalam surah Al-Mu’minun [23]: 12-14 tertulis proses penciptaan manusia
dan perkembangan manusia sejak didalam rahim hingga lahir kedunia. Hal ini
menunjukkan bahwa sejak didalam rahim, seorang bayi telah mengalami
perkembangan. Sedangkan dalam QS. Al-Rum [30]: 54 menjelaskan bahwa
seorang manusia diciptakan dalam keadaan yang lemah, kemudian seiring
berjalannya waktu dari keadaan lemah manusia menjadi lebih kuat dari
sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa seorang manusia mengalami
perkembangan sesuai dengan kemampuan pada umurnya. Kita lihat saja pada
seorang bayi yang berumur 1 bulan yang hanya bisa berbaring ditempat tidur belum
bisa apa-apa kemudian seiring bertambahnya usia bayi tersebut sudah dapat duduk,
merangkak, berdiri, dan melompat.
69
B. Analisis Bivariat
Dari tabel V. 5, bayi yang diberikan ASI eksklusif dan yang diberikan ASI
non eksklusif diperoleh hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian
ASI eksklusif terhadap perkembangan mtorik kasar pada bayi usia 6-18 bulan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Riana, dkk (2017) di Puskesmas Mulyorejo Surabaya tentang Perbedaan
Perkembangan Motorik Kasar Bayi 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Non
ASI eksklusif di Kelurahan Mulyorejo Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pemberian ASI dengan perkembangan
motorik kasar bayi. 3
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Maulina (2013) di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah tentang Hubungan ASI
Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah
Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013 yang menyimpulkan bahwa ASI eksklusif
tidak berhubungan dengan perkembangan motorik kasar pada bayi usia 0-12 bulan
di RS Syarif Hidayatullah.16
Menurut peneliti, tidak adanya hubungan antara pemberian ASI eksklusif
terhadap perkembanagn motorik kasar antara lain bisa dikarenakan beberapa faktor
seperti pemberian stimulasi berkelanjutan oleh orang tua. Adanya pemberian
stimulasi dapat menyebabkan anak mengalami perkembangan yang baik dan sesuai
dengan umurnya. Selain itu, kualitas interaksi antar anak dan orang tua dapat akan
menimbulkan keakraban dalam keluarga sehingga anak merasa nyaman.
70
Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Supartini (2015) di Puskesmas Simomulyo Surabaya tentang Hubungan
Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi Usia 6-
36 Bulan yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif
terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-36 bulan.17
Menurut Soetjiningsih (2017), umumnya anak yang mendapat ASI lebih
jarang sakit dan tumbuh kembangnya lebih baik. Asuhan dini dan pemberian zat
gizi yang baik termasuk pemberian ASI diteruskan sampai umur 2 tahun atau lebih
akan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak.7
C. Keterbatasan Penelitian
Hal-hal yang menjadi keterbatasan pada penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini hanya fokus pada pemberian ASI saja. Padahal ada banyak faktor
lain seperti stimulasi, berat badan bayi yang juga dapat dimasukkan sebagai
variabel.
2. Keterbatasan pada waktu dan usia sampel yang diteliti sehingga pada penelitian
ini hanya sebagian kecil populasi yang dapat dijadikan sampel. Sementara untuk
penelitian analitik, semakin banyak sampel penelitian maka akan semakin valid
pula penelitian tersebut.
3. Penelitian menggunakan desain cross sectional, dimana data yang diperoleh
hanya dengan satu kali pengukuran sehingga belum bisa mengembangkan
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perkembangan motorik kasar.
71
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 6-18 bulan di
Puskesmas Mandai, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Angka pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Mandai sudah melampaui target
nasional.
2. Masih terdapat bayi yang perkembangan motorik kasarnya belum sesuai umur
3. Tidak terdapat hubungan yang bermakana antara pemberian ASI eksklusif terhadap
perkembangan motorik kasar pada bayi usia 6-18 di Puskesmas Mandai
B. Saran
1. Pemerintah melalui tenaga kesehatan perlu lebih aktif lagi dalam melakukan
kegiatan penyuluhan mengenai penting nya pemberian ASI dan penyuluhan tentang
perkembangan bayi
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel penelitian mengenai
faktor lain misalnya pemberian stimulasi dan menggunakan jenis metode penelitian
yang lain, yaitu case control dan cohort.
72
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Indonesia . Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
Jakarta;2017
2. Karina. ASI Sebagai Pilihan untuk Perbaiki Perkembangan Motorik Bayi. Majority
2015 jun; 4 (7):p85
3. Sari RT, Juniastuti, Husanada D, Utami S. Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar
Bayi 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Kelurahan
Mulyorejo Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Jurnal Ilmiah Bidan 2017;
2 (2):p27
4. Nirwana, AB. ASI dan Susu Formula. Yogyakarta: Nuha Medika;2014.
5. Badrul H, Rulina S, Aryono H, Pratiwi IGA, editors. Bedah ASI. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2008
6. Mulyani, NS. ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta; Nuha Medika;2013
7. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC;2017
8. Papalia and Feldman. Play diagnosis and assesment.Wiley. New York:2012
9. Dinas Kesehatan Maros (Indonesia). Profil Kesehatan Kabupaten Maros Tahun 2016.
Maros; 2017
10. Kementerian Kesehatan Indonesia. Rencana Strategis Kemneterian Kesehatan Tahun
2015-2019. Jakarta;2015
11. Ari Sulistyawati Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta;2014
12. Nanang RS. Laktasi Dalam Perspektif Alquran. Journal Unusa 2012;p2
13. Hidayatullah I. Syariat menyusui Dalam Alquran. Jurnal At-Tibyan 2018; 3 (1):p58
14. Yusuf H. Peningkatan Kecerdasan Anak Melalui Pemberian ASI Dalam Alquran.
Mutawatir Jurnal Kelimuan Tarfsir Hadis 2012; 2 92):p28
15. Manuaba. Ilmu Kebidanan Kandungan dan KB. Jakarta: EGC; (2008)
16. Maulina S. Hubungan ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Bayi
Usia 0-12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013.
17. Supartini. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar
Pada Anak Usia 6-36 Bulan. Embrio Jurnal Kebidanan 2015;5:p35
73
18. Notoatmodjo. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
(2010)
19. Imron, M TA. Statistika Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto;2011
20. Siti SA. Pandangan Islam Tentang Proses Kejadian Manusia dan Implikasinya
Terhadap Pendidikan. Jurnal Akademika 2014; 8 (1)p:116-117
74
LAMPIRAN
75
76
77
78
79
80
Saya, Risky Amalia adalah mahasiswa yang sedang mengadakan penelitian dengan
judul “PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN
MOTORIK KASAR BAYI USIA 6-18 BULAN DI PUSKESMAS MANDAI
KABUPATEN MAROS”.
Saya sangat mengharapkan kesediaan ibu berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian
ini bersifat sukarela dan tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Semua
informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Bila
data ibu dipublikasikan, kerahasiaannya akan tetap dijaga. Oleh sebab itu saya sangat
mengharapkan kesediaan ibu mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tanpa tekanan dan juga
kesediaan ibu agar bayinya dapat dilakukan penilaian terhadap perkembangannya.
Jika ibu bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan
ibu.
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan
waktu ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.
Makassar, November 2018
Peneliti, Partisipan,
(Risky Amalia) (.................................)
81
KUESIONER
PENGARUH PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF TERHADAP
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
BAYI USIA 6-18 BULAN DI PUSKESMAS
MANDAI KABUPATEN MAROS
A. KARAKTERISTIK IBU
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur : tahun
4. Pendidikan terakhir :
a. Tidak tamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. Tamat perguruan tinggi
5. Pekerjaan :
a. IRT
b. PNS
c. Swasta
d. Wiraswasta
6. Jumlah anak yang dimiliki :
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. >4
7. Jumlah anggota keluarga yang
tinggal dirumah :
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. > 6
B. KARAKTERISKTIK ANAK
1. Nama :
2. Umur : bulan
3. Anak ke :
LEMBAR PERTANYAAN
1. Apa pengertian ASI eksklusif
menurut ibu?
a. Makanan alamiah bagi bayi
sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu
formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI saja tanpa
tambahan cairan lain atau
makanan padat
sampai usia 6 bulan
d. Pemberian ASI ditambah susu
formula dan makanan padat
sampai usia 2 tahun
2. Apakah anda memberikan ASI
eksklusif kepada bayi anda selama
6 bulan penuh?
a. Ya
b. Tidak
3. Menurut ibu apakah pemberian ASI
penting bagi bayi?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika jawaban nomor 3 ya, apakah
kepentingannya?
a. Memberi nutrisi
b. Sebagai curahan kasih sayang
c. Sumber energi bayi
d. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak
e. Semua jawaban benar
5. Sejak usia berapa bayi ibu diberikan
PASI?
a. < 6 bulan
b. Saat umur 6 bulan
c. > 6 bulan
82
LEMBAR OBSERVASI
83
84
No. Nama
Responden
(Ibu/anak)
Umur
Ibu
(Tahun)
Umur
Bayi
(Bulan)
Status pemberian
ASI
Perkembangan
Motorik Kasar
1. KU/ASN 44 8 Non ASI Eksklusif Normal
2. Y/AGN 34 11 ASI Eksklusif Normal
3. R/NAA 44 6 ASI Eksklusif Normal
4. Y/S 39 15 Non ASI Eksklusif Normal
5. K/MIF 43 6 Non ASI Eksklusif Normal
6. AI/A 31 8 ASI Eksklusif Normal
7. Y/NA 32 14 ASI Eksklusif Normal
8. MP/JY 28 9 ASI Eksklusif Normal
9. S/AN 41 6 ASI Eksklusif Normal
10. M/A 23 14 ASI Eksklusif Normal
11. I/A 24 18 Non ASI Eksklusif Keterlambatan
12. F/CA 28 8 ASI Eksklusif Normal
13. R/A 25 7 ASI Eksklusif Normal
14. S/R 31 12 ASI Eksklusif Normal
15. R/NA 37 7 ASI Eksklusif Normal
16. R/MF 31 9 Non ASI Eksklusif Normal
17. NH/MA 23 10 ASI Eksklusif Normal
18. DG/A 33 10 ASI Eksklusif Normal
19. F/S 34 7 Non ASI Eksklusif Normal
20. H/MK 35 8 ASI Eksklusif Normal
21. H/A 37 10 Non ASI Eksklusif Normal
22. S/MR 33 7 ASI Eksklusif Normal
23. N/N 22 7 Non ASI Eksklusif Normal
24. SR/BR 37 6 ASI Eksklusif Keterlambatan
25. M/N 42 13 Non ASI Eksklusif Keterlambatan
26. H/AR 23 6 ASI Eksklusif Normal
27. SY/MAH 23 6 Non ASI Eksklusif Normal
28. R/ASS 40 18 Non ASI Eksklusif Normal
29. I/R 32 8 Non ASI Eksklusif Normal
30. N/N 20 10 Non ASI Eksklusif Normal
31. R/AF 29 8 ASI Eksklusif Keterlambatan
32. RH/MA 22 12 ASI Eksklusif Normal
33. M/KS 38 9 Non ASI Eksklusif Keterlambatan
34. S/AF 35 10 ASI Eksklusif Normal
35. H/AI 27 8 ASI Eksklusif Normal
36. S/A 27 10 Non ASI Eksklusif Normal
37. I/B 24 16 ASI Eksklusif Normal
38. M/MA 37 12 Non ASI Eksklusif Normal
39. H/MA 27 8 Non ASI Eksklusif Normal
40. R/ER 24 18 Non ASI Eksklusif Normal
85
41. J/NIF 23 9 Non ASI Eksklusif Keterlambatan
42. W/NA 34 7 ASI Eksklusif Keterlambatan
43. N/MA 23 11 ASI Eksklusif Normal
44. NA/INSR 27 17 ASI Eksklusif Normal
45. A/P 28 17 Non ASI Eksklusif Normal
46. J/AS 28 14 Non ASI Eksklusif Normal
47. HN/MF 36 16 Non ASI Eksklusif Normal
48. SS/MIR 41 18 ASI Eksklusif Normal
49. R/NAPH 28 15 ASI Eksklusif Keterlambatan
50. A/F 33 9 ASI Eksklusif Keterlambatan
51. S/MRS 35 11 Non ASI Eksklusif Normal
52. K /R 42 8 ASI Eksklusif Keterlambatan
53. D/AFA 28 11 Non ASI Eksklusif Normal
54. S/F 22 12 ASI Eksklusif Keterlambatan
55. F /INR 22 10 Non ASI Eksklusif Keterlambatan
56. M/MU 33 15 Non ASI Eksklusif Keterlambatan
57. A/MA 40 14 ASI Eksklusif Normal
58. S/M 29 6 Non ASI Eksklusif Normal
59. E/A 29 12 ASI Eksklusif Keterlambatan
60. S/A 30 6 ASI Eksklusif Normal
61. A/MA 18 15 Non ASI Eksklusif Keterlambatan
62. D/MS 20 9 ASI Eksklusif Normal
63. F/AZ 25 6 ASI Eksklusif Normal
64. M/N 36 6 Non ASI Eksklusif Normal
65. H/E 40 15 ASI Eksklusif Normal
66. A/AH 19 6 ASI Eksklusif Normal
67. F/INI 31 8 Non ASI Eksklusif Normal
68. NH/MF 25 15 ASI Eksklusif Normal
69. R /NA 25 13 Non ASI Eksklusif Normal
70. SM/MA 27 15 Non ASI Eksklusif Normal
86
Umur Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 18 1 1,4 1,4 1,4
19 1 1,4 1,4 2,9
20 2 2,9 2,9 5,7
22 4 5,7 5,7 11,4
23 6 8,6 8,6 20,0
24 3 4,3 4,3 24,3
25 4 5,7 5,7 30,0
27 5 7,1 7,1 37,1
28 6 8,6 8,6 45,7
29 3 4,3 4,3 50,0
30 1 1,4 1,4 51,4
31 4 5,7 5,7 57,1
32 2 2,9 2,9 60,0
33 4 5,7 5,7 65,7
34 3 4,3 4,3 70,0
35 3 4,3 4,3 74,3
36 2 2,9 2,9 77,1
37 4 5,7 5,7 82,9
38 1 1,4 1,4 84,3
39 1 1,4 1,4 85,7
40 3 4,3 4,3 90,0
41 2 2,9 2,9 92,9
42 2 2,9 2,9 95,7
43 1 1,4 1,4 97,1
44 2 2,9 2,9 100,0
Total 70 100,0 100,0
87
umur Bayi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 6 11 15,7 15,7 15,7
7 6 8,6 8,6 24,3
8 10 14,3 14,3 38,6
9 6 8,6 8,6 47,1
10 7 10,0 10,0 57,1
11 4 5,7 5,7 62,9
12 5 7,1 7,1 70,0
13 2 2,9 2,9 72,9
14 4 5,7 5,7 78,6
15 7 10,0 10,0 88,6
16 2 2,9 2,9 91,4
17 2 2,9 2,9 94,3
18 4 5,7 5,7 100,0
Total 70 100,0 100,0
Pemberian ASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Non ASI Eksklusif 32 45,7 45,7 45,7
ASI Eksklusif 38 54,3 54,3 100,0
Total 70 100,0 100,0
Perkembangan Motorik kasar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Keterlambatan 15 21,4 21,4 21,4
Normal 55 78,6 78,6 100,0
Total 70 100,0 100,0
88
Pemberian ASI * Perkembangan Motorik kasar Crosstabulation
Perkembangan Motorik kasar
Total Keterlambatan Normal
Pemberian ASI Non ASI Eksklusif Count 7 25 32
Expected Count 6,9 25,1 32,0
% within Pemberian ASI 21,9% 78,1% 100,0%
% within Perkembangan
Motorik kasar
46,7% 45,5% 45,7%
% of Total 10,0% 35,7% 45,7%
ASI Eksklusif Count 8 30 38
Expected Count 8,1 29,9 38,0
% within Pemberian ASI 21,1% 78,9% 100,0%
% within Perkembangan
Motorik kasar
53,3% 54,5% 54,3%
% of Total 11,4% 42,9% 54,3%
Total Count 15 55 70
Expected Count 15,0 55,0 70,0
% within Pemberian ASI 21,4% 78,6% 100,0%
% within Perkembangan
Motorik kasar
100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 21,4% 78,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,007a 1 ,933
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,007 1 ,933
Fisher's Exact Test 1,000 ,581
Linear-by-Linear Association ,007 1 ,934
N of Valid Cases 70
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,86.
b. Computed only for a 2x2 table
89
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pemberian
ASI (Non ASI Eksklusif / ASI
Eksklusif)
1,050 ,334 3,299
For cohort Perkembangan
Motorik kasar =
Keterlambatan
1,039 ,423 2,553
For cohort Perkembangan
Motorik kasar = Normal
,990 ,774 1,266
N of Valid Cases 70