Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

25
Laporan Pendahuluan Hidrokel A. Definisi Penyakit (sertakan sember referensinya) Hidrokel berasal dari dua kata yaitu hidro (air) dan cell (ronggga atau celah yang mana diartikan sebagai adanya penumpukan air pada rongga khususnya pada tunika vaginalis. (Behram. 2000) Hidrokel merupakan penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksternal, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritonium mengalir melalui saluran yang terbuka teersebut dan terperangkap didalam skrotum sehingga skrotum membengkak. (Pramono, Budi .2008) Klasifikasi hidrokel berdasarkan kapan terjadinya, yaitu ; (1) Hidrokel primer yang terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Prosesusvaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi kanalis inguinalisdan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena dengansendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan diabsorpsi. (2) Hidrokel sekunder pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat dalam suatu masa dandianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan oleh kelainantestis atau epididimis. Keadaan ini dapat karena radang atau karena

description

teoritis hidrokel anak

Transcript of Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

Page 1: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

Laporan Pendahuluan

Hidrokel

A. Definisi Penyakit (sertakan sember referensinya)

Hidrokel berasal dari dua kata yaitu hidro (air) dan cell (ronggga atau celah yang

mana diartikan sebagai adanya penumpukan air pada rongga khususnya pada tunika

vaginalis. (Behram. 2000) Hidrokel merupakan penimbunan cairan dalam selaput yang

membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis.

Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksternal, yaitu

kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum.

Cairan peritonium mengalir melalui saluran yang terbuka teersebut dan terperangkap

didalam skrotum sehingga skrotum membengkak. (Pramono, Budi .2008)

Klasifikasi hidrokel berdasarkan kapan terjadinya, yaitu ; (1) Hidrokel primer

yang terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis.

Prosesusvaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi

kanalis inguinalisdan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan

terapi karena dengansendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan

diabsorpsi. (2) Hidrokel sekunder pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung

berkembang lambat dalam suatu masa dandianggap sekunder terhadap obstruksi aliran

keluar limfe. Dapat disebabkan oleh kelainantestis atau epididimis. Keadaan ini dapat

karena radang atau karena suatu proses neoplastik.Radang lapisan mesotel dan tunika

vaginalis menyebabkan terjadinya produksi cairanberlebihan yang tidak dapat dibuang

keluar dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfedalam lapisan luar tunika.

Klasifikasi menurut letak kantong hidrokel dari testis, yaitu ; (1) Hidrokeltestis

yang merupakan kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak

dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.

(2) Hidrokelunikulus yang mana kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak

disebelah cranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar

kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari. (3)

Hidrokel Komunikan yang terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga

peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis

kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak

menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan

kedalam rongga abdomen.

Page 2: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

B. Etiologi

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum

sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritonium ke

prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam

melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada bayi laki – laki hidrokel dapat terjadi mulai

dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi

kedalam sskrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi

cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara

idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan

kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau

reabsorbsi cairan dikantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor,

infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan

produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di

dalam funikulus spermatikus. Hidrokel komunikan. Pada hidrokel komunikan terdapat

hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritonium sehingga prosesus

vaginalis dapat terisi cairan peritoneum

C. Patofisologi

Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang

masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan

rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga

peritoneum dapat masuk ke dalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga

peritoneum. Pada kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang

mencapai scrotum. Ujung bawah kantong ini mengelilingi testis dan disebut tunika

vaginalis. Apabila terjadi atrofi pada ujung proksimal dan tengah sehingga bagian distal

yang mengelilingi testis tetap terbuka, maka terjadi hidrokeltestikularis. Hidrokel dapat

ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat ditemukan di sekitar

testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel infantilis

biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan

pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis.

Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling

berhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar

dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu

anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak

Page 3: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

tidur semalaman. Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan

sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau

epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di

kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis

atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika

vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem

limfatik.

D. Tanda dan Gejala

Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah cairan yang

tertimbun. Bila timbunan cairan hanya sedikit, maka testis terlihat seakan – akan sedikit

membesar dan teraba lunak. Bila timbunan cairan banyak terlihat skrotum membesar dan

agak tegang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan dikantong skrotum

dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya

transiluminasi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan

beberapa macam hidrokel, yaitu hidrokel testis. Pada hidrokel testis, kantong hidrokel

seolah – olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis,

besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel funikulus,

kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah kranial testis, sehingga pada

palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel

E. WOC (terlampir)

F. Data Fokus

1. Wawancara

a. Klien

Dilakukan dengan menanyakan identitas klien yaitu nama, tanggal lahir, usia,

berat badan, tinggi badan. Serta dengan menanyakan riwayat kesehatan

dahulu, riwayat kesehatan sekarang, riwayat tumbuh kembang serta riwayat

sosial klien

b. Orang tua

mencakup nama, umur, alamat, pekerjaaan, riwayat kehamilan serta riwayat

kesehatan keluarga

Page 4: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

c. Anamnese

Anamnese berkaitan tentang lamanya pembengkakan skrotum dan apakah

ukuran pembengkakan itu bervariasi baik pada waktu istirahat maupun pada

keadaan emosional (menangis,ketakutan).

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan dari area kepala meliputi lingkar kepala, rambut, mata,

telinga, hidung, mulut. Leher, dada pada jantung, paru. Kemudian lanjut pada

abdomen, punggung, ektremitas atas dan bawah, kulit, dan berfokus pada genitalia.

Pada pemeriksaan fisik, hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut dan

tidak nyeri tekan. Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara :

a. Pada saat pemeriksaan fisik dengan Transiluminasi/diaponaskopi hidrokel

berwarna merah terang, dan hernia berwarna gelap.

b. Hidrokel pada saat di inspeksi terdapat benjolan yang hanya ada di scrotum,

dan hernia di lipatan paha.

c. Auskultasi pada hidrokel tidak terdapat suara bising usus, tetapi pada hernia

terdapat suara bising usus.

d. Pada saat di palpasi hidrokel terasa seperti kistik, tetapi pada hernia terasa

kenyal.

e. Hidrokel tidak dapat didorong, hernia biasanya dapat didorong.

f. Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat transulen, pada hernia

tidak.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Ultrasonografi

Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan

membantu meihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau

spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.

b. Transilumisasi Scrotum

Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen, terlihat

benjolan terang dengan masa gelap oval dari bayangan testis

Page 5: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

c. Pemeriksaan Urine

Kadang-kadng terdapat nanah dalam urin dan kemungkinan juga terdapat

bakteri. Juga perlu diperiksa cairan prostat untuk mengetahui adanya

penjalaran ke prostat.

d. Rontgen abdomen

Sebuah sinar X-dasar menggunakan radiasi elektromagnetik untuk membuat

gambar tulang, gigi dan organ internal. X-ray dapat membedakan hidrokel

dari hernia inguinalis.

G. Analisa Data

No. Data Patofisiologi Diagnosa keperawatan1. Data Subyektif :

- Keluarga mengatakan anaknya demam sudah 3 hari yang lalu

- Keluarga mengatakan anakknya mengigil

Data Obyektif: - Anak rewel, sering

menangis- Suhu tubuh > 38oC- Anak menggigil- Anak susah tidur- T: 110/70 - N: 116x/i - rr: 24x/i

Penumpukan cairan di scrotum

↓Microorganisme berkembang

↓Menginfasi jaringan sekitar

↓Stimulasi sel makrofag untuk

memproduksi pirogen endogen

↓Masuk ke hipotalamus

↓Hiperpireksia

Hipertermia b.d Proses Infeksi

2. Data Subyektif :- Keluarga mengatakan

anaknya rewel sejak 3 hari yang lalu.

- Keluarga mengatakan anakknya menangis terus dan susah ditenangkan

Data Obyektif: - Anak rewel, sering

menangis- Skala nyeri > 5- Anak susah tidur- T: 110/70 - N: 116x/i - rr: 24x/i

Penumpukan cairan di scrotum

↓Menekan jaringan sekitar

↓Menekan saraf nyeri

↓Reseptor menyampaikan

rangsangan nyeri ke medula oblongata

↓Nyeri Akut

Nyei Akut b.d proses Penyakit

3. Data Subyektif :- Keluarga mengatakan

anaknya demam sudah 3 hari yang lalu

- Keluarga mengatakan anakknya mengigil

Data Obyektif: - Anak rewel, sering

Penumpukan cairan di scrotum

↓Scrotum membesar

↓Penatalaksanaan pembedahan

↓Luka insisi

Resiko infeksi b.d luka pembedahan

Page 6: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

menangis- Suhu tubuh > 38oC- Anak menggigil- Anak susah tidur- T: 110/70 - N: 116x/i - rr: 24x/i

↓Pajanan m.o patogen

↓Resiko infeksi

H. Diagnosa keperawatan .

Penyusunan diagnosa keperawatan dilakukan setelah data

didapatkan, kemudian dikelompokkan dan difokuskan sesuai

dengan masalah yang timbul sebagai contoh diagnosa keperawatan

yang mungkin muncul pada kasus Hidrokel diantaranya :

a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

NOC : Termoregulasi

NIC :

1) Regulasi Temperatur

2) Pengobatan Deman

3) Managemen Cairan

b. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit

NOC : kontrol nyeri

NIC :

1) Managemen nyeri

2) Pemberian Analgetik

3) Monitor TTV

c. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka insisi

NOC : kontrol infeksi

NIC :

1) Pengendalian Infeksi

2) Perawatan Luka

Page 7: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

Diagnosa Keperawatan NANDA, Kriteria Hasil NOC dan Intervensi Keperawatan NIC

No. Diagnosa KeperawatanNANDA

Kriteria HsilNOC

Intervensi KeperawatanNIC

3. HIPERTERMIADefinisi :suhu tubuh meningkat melebihi batas normal

Batasan karakteristik:- konvulsi- kulit memerah- peningkatan suhu tubuh diatas

normal- kejang- takikardi- takipnea- diraba hangat

Faktor yang berhubungan :- anestesi- penurunan keringat- dehidrasi- terpapar lingkungan yang

panas- pakaian yang tidak layak- peningkatan metabolisme- penyakit- pengobatan- trauma- aktivitas yang berlebihan

a. termoregulasi Temperatur kulit IER* Temperatur tubuh WNL* Tidak adanya sakit kepala Tidak adanya ngilu pada otot Tidak adanya iritabilitas Tidak adanya perasaan mengantuk Tidak adanya perubahan warna kulit Tidak adanya kejang pada otot Adanya tonjolan buli roma ketika

dingin Berkeringat ketika panas Menggigil ketika dingin Angka denyutan IER Angka pernapasan IER Kecukupan hidrasi Melaporkan kenyamanan tingkat

panas Lainnya ____________(tetapkan)

a. pengobatan demamaktivitas : Pantau suhu berkali-kali jika diperlukan Pantau kehilangan cairan yang tidak

sadar Adakan pemantauan suhu secara

berkelanjutan, jika diperlukan Pantau warna kulit dan suhu Pantau tekanan darah, nadi dan

pernafasan, jika diperlukan Pantau untuk penurunan tingkat

kesadaran Pantau aktivitas berlebihan Pantau kadar WBC, Hgb dan Hct Pantau intake dan output Pantau adanya abnormalitas elektrolit Oantau ketidakseimbangan asam basa Pantau adanay irama jantung Atur pengobatan dengan anti piretik,

jika diperlukan Tutup pasien dengan selimut, jika hanya

diperlukan Atur spon mandi suam-suam, jika

diperlukan Anjurkan peningkatkan asupan cairan

oral, jika diperlukan Atur cairan IV, jika diperlukan Gunakan kantong es yang ditutup

Page 8: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

dengan handuk pada lipatan paha dan ketiak

Tingkatkan sirkulasi udara dengan menggunakan kipas angin

Anjurkan atau atur kebersihan oral, jika diperlukan

Berikan pengobatan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol gemetaran

Atur oksigen, jika diperlukan Tempatkan pasien pada bagian

hipotermia, jika diperlukan Pantau selalu suhu untuk mencegah

indikasi hipotermia

b. Regulasi TemperaturAktivitas : Monitor temperatur tiap 2 hari Monitr temperatur BBL hingga stabil Selalu sediakan alat untuk memonitr

suhu inti Monitor tekanan darah, nadi dan

respirasi Monitor warna kulit dan temperatur Monitor dan laporkan tanda dan gejala

hipotermia dan hipertermia Pantau asupan nutrisi dan cairan yang

adekuat Bedung BBl langsung estela lahir untuk

mencegah kehilangna panas Jaga kehangatan suhu tubuh BBL Pakaikan stockinette cap untuk

emncegah kehilangan panas BBL

Page 9: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

Ajarkan pasien cara ntuk mencegah kelebihan dan strok panas

Tempatkan BBL dalam ruangan isolasi atau dibawah penghangat bila perlu

Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek negatif dari dingin yang berlebihan

Ajarkan pasien, terutama pasien lansia, cara mencegah hypotermi jira terexpose udara ddingin

Ajarkan indikasi dari keletihan dan penatalaksanaan emergency yang tepat

Ajarkan indikasi dari hypotermia dan penatalaksanaan emergency yang tepat

Guakan matras panas dan kantong hangat untuk mengatur perubahan suhu tubuh

Atur temperatur lingkungan sesuai kebutuhan pasien

Beri obat yang tepat untuk mencegah atu kontrol menggigil

Atur pemberian obat anti piretik Gunakan matras dingin dan mandi air

hangat untuk mengatur perubahan temperatur.

2. NYERI AKUTDefenisi: Pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang

a. Kontrol Nyeri Menilai factor penyebab Recognize lamanya Nyeri Gunakan ukuran pencegahan

a. Managemen NyeriAktivitas :

Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi,

Page 10: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

muncul dari kerusakan jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (Assosiation for Study of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan.

Batasan Karakteristik: Melaporkan nyeri secara

verbal dan nonverbal Menunjukkan kerusakan Posisi untuk mengurangi nyeri Gerakan untuk melindungi Tingkah laku berhati-hati Muka topeng Gangguan tidur (mata sayu,

tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)

Fokus pada diri sendiri Fokus menyempit (penurunan

persepsi waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan )

Tingkah laku distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain, aktifitas berulang)

Respon otonom (diaporesis, perubaha tekanan darah, perubahan nafas, nadi dilatasi

Penggunaan mengurangi nyeri dengan non analgesic

Penggunaan analgesic yang tepat Gunakan tanda –tanda vital memantau

perawatan Laporkan tanda / gejala nyeri pada

tenaga kesehatan professional Gunkan sumber yang tersedia Menilai gejala dari nyeri Gunakan catatan nyeri Laporkan bila nyeri terkontrol

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab.

Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara efektif

Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic

Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan dalam merespon nyeri

Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri

Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktivitas, kesadaran, mood, hubungan sosial, performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari)

Evaluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri kronik atau yang mengakibatkan cacat

Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai efektifitas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan

Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan.

Gunakan metoda penilaian yang berkembang untuk memonitor perubahan nyeri serta mengidentifikasi faktor aktual dan potensial dalam mempercepat penyembuhan

Page 11: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

pupil) Perubahan otonom dalam

tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku)

Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang, mengeluh)

Perubahan dalam nafsu makan

Faktor yang berhubungan : Agen cedera (biologi,

psikologi, kimia, fisika)

Pilihlah variasi dari ukuran pengobatan (farmakologis, nonfarmakologis, dan hubungan atar pribadi) untuk mengurangi nyeri

Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih metoda mengurangi nyeri

Menyediakan analgesic yang dibutuhkan dalam mengatasi nyeri

Menggunakan Patient-Controlled Analgesia (PCA)

Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum menjadi menyakitkan (puncak nyeri)

Pengobatan sebelum beraktivitas untuk meningkatkan partisipasi , tapi evaluasi resiko pemberian obat penenang

Pastikan pretreatmen strategi analgesi dan/ non-farmakologi sebelum prosedur nyeri hebat

Kaji tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, catat perubahan dalam catatan medis dan informasikan kepada tenaga kesehatan yang lain

Evaluasi efektifitas metoda yang digunakan dalam mengontrol nyeri secara berkelanjutan

Modifikasi metode kontrol nyeri sesuai dengan respon pasien

Anjurkan untuk istirahat/tidur yang adekuat untuk mengurangi nyeri

b. Pemberian AnalgetikAktifitas:

Page 12: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien

Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesik

Cek riwayat alergi obat Mengevaluasi kemampuan pasien dalam

pemilihan obat penghilang sakit, rute, dan dosis, serta melibatkan pasien dalam pemilihan tersebut

Utamakan pemberian secara IV dibanding IM sebagai lokasi penyuntikan, jika mungkin

Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis pertama atau jika ada catatan luar biasa.

Cek pemberian analgesik selama 24 jam untuk mencegah terjadinya puncak nyeri tanpa rasa sakit, terutama dengan nyeri yang menjengkelkan

Menginformasikan individu yang mendapatkan analgesik narkotika,bahwa pasien akan merasa mengantuk hingga 2 sampai 3 hari kemudian kembali normal

Dokumentasikan respon pasien tentang analgesik, catat efek yang merugikan

Mengevaluasi dan mendokumentasikan tingkat pemberian obat penenang pada pasien yang menerima opioids

Mengajari tentang penggunaan analgesik, strategi ke menurunkan efek

Page 13: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

samping, dan harapan untuk keterlibatan dalam membuat keputusan dalam manajemen nyeri.

3. RESIKO INFEKSIDefinisi : Meningkatnya resiko terinvasi oleh organisme patogenFaktor Resiko : Penyakit kronis Ketidakadekuatan imunitas yang

spesifik/dibutuhkan. Pertahanan primer tidak adekuat

(misalnya: kerusakan kulit, kerusakan jaringan, penurunan aksi silia, stasis cairan tubuh, perubahan sekresi pH, gangguan peristaltik)

Pertahanan sekunder tidak adekuat ( misalnya: penurunan kadar hemoglobin, leukopenia, penekanan respon imun)

Meningkatnya pemaparan lingkungan terhadap patogen

Penurunan kekebalan tubuh Prosedur invasif Pengetahuan yang kurang dalam

mencegah pemaparan terhadap patogen

Malnutrisi Agen obat-obatan (misalnya:

a. Kontrol Resiko Menyatakan resiko Memantau faktor resiko lingkungan Memantau faktor resiko perilaku pribadi Mengembangkan strategi kontrol risiko

yg efektif Menyesuaikan strategi kontrol risiko yg

dibutuhkan Melakukan strategi kontrol risiko Mengikuti strategi kontrol risiko yg

dipilih Modifikasi gaya hidup untuk

menurunkan resiko Menghindari paparan ancaman

kesehatan Berpartisipasi dalam skrining masalah

kesehatan yang berhubungan Berpartisipasi dlm skrining utk

mengidentifikasi risiko Mendapatkan imunisasi yg sesuai Menggunakan yankes yg sesuai

kebutuhan Menggunakan sistem dukungan pribadi

utk mengontrol risiko Menggunakan sumber komunitas utk

mengontrol risiko

a. Pengendalian InfeksiAktivitas :

Monitor tanda-tanda dan gejala sistemik dan local dari infeksi.

Monitor daerah yang mudah terinfeksi. Batasi pengunjung. Pertahankan teknik asepsis untuk

pasien yang berisiko. Lakukan perawatan kulit untuk area

yang oedem. Inspeksi kulit dan membran mukosa

yang memerah, panas, atau kering. Inspeksi kondisi dari luka operasi Tingkatkan intake nutrisi yang cukup. Anjurkan intake cairan. Anjurkan istirahat. Monitor perubahan tingkat energi /

malaise. Anjurkan peningkatan mobilitas dan

latihan. Instruksi pasien untuk mendapatkan

antibiotik sesuai resep. Ajari pasien dan keluarga tentang

tanda dan gejala dari infeksi dan kapan mereka dapat melaporkan untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

Page 14: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

imunosupresan) Ruptur prematur dari membran

amnion Ruptur berkepanjangan dari

membran amnion Trauma Kerusakan jaringan

Mengenal perubahan status kesehatan Pantau perubahan status kesehatan

Ajari pasien dan anggota keluarga bagaimana menghindari infeksi.

Laporkan kemungkinan adanya infeksi dalam upaya pengendalian infeksi.

Laporkan kebiasaan positif dalam mengendalikan infeksi.

b. Perawatan LukaAktivitas : Bersihkan balutan yang melekat dan

debris Cukur rambut sekitar area yang rusak Catat karakteristik luka Bersihkan dengan sabun antibakterial Bersihkan area yang rusak pada air

mengalir Rendam pada larutan saline Berikan perawatan pada tempat IV menstimulasi sirkulasi Gunakan salep kulit dengan tepat Balut dengan tepat Gunakan balutan yang oklusif Kuatkan balutan Pertahankan teknik balutan steril selama

perawatan luka Inspeksi luka setiap penggantian balutan Bandingkan dan catat dengan teratur

setiap penggantian balutan Posisikan untuk menghindari tegangan

pada luka, dengan tepat. Ajarkan pasien dan anggota keluarga

prosedur perawatan luka

Page 15: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel
Page 16: Laporan Pendahuluan Anak Hidrokel

Daftar Pustaka

Carpenito. (2008). Ilmu Keperawatan Anak Edisi 3. Jakarta :EGC

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit: Edisi 2. Jakarta: EGC.

Wiley, NANDA International. (2012). Nursing Diagnostig : Defenition and

Clasification 2012-2014. Jakarta :ECG

Jhonson, Marion. (2012). Outcome project Nursing Clasification NOC. St Louis

Missouri : Mosby

Bukchech, Gloria, et al (2012). Nursing International Classification. Lowa :

Mosbysp

Suriadi, Rita. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta : Penebar

Swada

Behram, Kleigman, Alvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta : EGC