Laporan PBL 1 Program KIA

36
GAMBARAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS BANJAR 1 TAHUN 2013 Laporan PBL 1 Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Tahun 2013 Disusun Oleh: Firmansyah NIM. 4004110001 Nisa Nur Alam NIM. 4004110005 LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT

description

Program kesehatan ibu dan anak

Transcript of Laporan PBL 1 Program KIA

Page 1: Laporan PBL 1 Program KIA

GAMBARAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS BANJAR 1 TAHUN 2013

Laporan PBL 1 Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Tahun 2013

Disusun Oleh:Firmansyah

NIM. 4004110001Nisa Nur Alam

NIM. 4004110005

LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKATSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA

BANJARJalan Tanjungsukur No. 10 Sumanding Wetan

Kota Banjar Provinsi Jawa Barat

Page 2: Laporan PBL 1 Program KIA

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Akhir PBL 1 ini telah di pertahankan di Hadapan Tim Pengiji program

Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Bina Putera Banjar dan telah diperbaiki

sesuai dengan masukan tim penguji.

Banjar, Agustus 2013

Disahkan :

Pembimbing Akademik Ketua TIM Penguji

Nama : Nama :

Mengetahui

Ketua STIKes BP Banjar

Nama :

ii

Page 3: Laporan PBL 1 Program KIA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt yang

maha pengasih lagi maha penyayang. Karena berkat karunia, rahmat kesehatan

dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan laporan PBL 1 yang berjudul

“GAMBARAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK”.

Laporan PBL 1 ini disusun sebagai salah satu tugas dari keseluruhan

kurikulum nasional Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dalam penyusunan

laporan PBL 1 ini, tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Tak

lupa kami ucapkan terimakasih banyak kepada:

1. Bapak H. Oman Rokhman S.Sos., M.Kes selaku ketua STIKes Bina Putera

Banjar.

2. Bapak H. Nandang Wahyu Drs., M.Kes selakau Ketua Prodi Ilmu

Kesehatan Masyarakat.

3. Ibu Isyeu Sriagustini S.KM., M.KM selaku pembimbing Akademik.

4. Kepala Puskesmas Banjar 1 bapak Iin Solikin S.KM yang telah

memberikan ijin kepada kami untuk melakukan kegiatan PBL 1 di

puskesmas Banjar 1.

5. Karyawan karyawati puskesmas Banjar 1 yang telah memberikan bantuan,

bimbingan dalam pelatihan PBL 1.

6. Keluarga nan jauh disana yang tidak pernah lelah untuk memberikan

dukungan dalam segala hal dan tak pernah lelah mengirimkan doa untuk

kami.

7. Rekan- rekan seangkatan yang turut membantu dalam penyusunan laporan

PBL 1.

Dalam penyusunan laporan PBL 1 ini, kami menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam pembahasan maupun dalam penyajian. Oleh karena itu, kami

iii

Page 4: Laporan PBL 1 Program KIA

mengharapkan masukan, saran maupun kritik dari pembaca yang dapat

membangun untuk menyempurnakan dan perbaikan laporan ini.

Akhir kata semoga laporan ini berguna khususnya untuk kami, dan bagi pembaca.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Banjar, Agustus 2013

Penyusun

iv

Page 5: Laporan PBL 1 Program KIA

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Tabel vi

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 3

C. Manfaat 3

Bab II Metode Penelitian

A. Teknik Pengumpulan Data 5

B. Indikator dan Tolok Ukur 5

C. Cara Analisis Data 6

Bab III Analisis dan Pemecahan

Masalah Program KIA

A. Analisis Situasi 9

B. Menetapkan Masalah 9

C. Menetapkan Prioritas Masalah 10

D. Penentuan Penyebab Masalah 12

E. Alternatif Pemecahan Masalah 18

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan 19

B. Saran 19

Lampiran

v

Page 6: Laporan PBL 1 Program KIA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tolak ukur dan pencapaian program KIA Puskesmas Banjar 1Tabel 3.2 Menetapkan Prioritas MasalahTabel 3.3 Standar Input Penentuan Penyebab MasalahTabel 3.4 Standar Proses Penentuan Penyebab MasalahTabel 3.5 Standar Lingkungan dan Umpan Balik Penentuan Penyebab

MasalahTabel 3.6 Alternatif Pecahanan Masalah

vi

Page 7: Laporan PBL 1 Program KIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan kesehatan ibu dan anak (KIA) serta kesehatan reproduksi

masih menjadi fokus penting dalam bidang kesehatan. Angka kematian ibu

dan angka kematian anak merupakan dua indikator penting keberhasilan

pembangunan suatu negara terutama dalam bidang kesehatan, yang

menunjukkan derajat kesehatan negara tersebut. Kedua indikator tersebut

masih cukup tinggi di negara miskin dan negara berkembang, termasuk

Indonesia (DepKes, 2012).

Sampai saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi yaitu

sekitar 307 per 100 ribu kelahiran. Sekitar 75% - 85% kematian ibu

disebabkan oleh sebab langsung (direct causes), yaitu: perdarahan post

partum, abortus tidak aman, sepsis, persalinan tidak maju dan hipertensi

karena kehamilan (misalnya preeklampsia, eklampsia). Kira-kira 15 sampai

20 persen kematian ibu disebabkan oleh sebab tidak langsung (indirect

causes), antara lain anemia (DepKes, 2012).

Menurut penelitian para ahli, terdapat beberapa hal penting yang

menyebabkan perbedaan status kesehatan ibu di negara miskin/ berkembang

dengan ibu di negara maju antara lain wanita hamil di negara maju minimal

10 kali melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan yang terampil.

Sebaliknya, wanita di negara miskin atau berkembang rata-rata hanya

memeriksakan kehamilan satu atau dua kali selama kehamilannya. Karena

sosial ekonomi yang baik serta kesadaran terhadap kesehatan yang tinggi,

wanita di negara maju mendapatkan gizi yang baik sebelum kehamilan,

selama kehamilan dan selama menyusui. Mereka menyadari benar bahwa gizi

ibu merupakan salah satu kunci yang menentukan status kesehatan ibu dan

anak yang akan dilahirkannya. Wanita di negara berkembang/ miskin

belum tentu memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan

1

Page 8: Laporan PBL 1 Program KIA

bahkan mungkin terpaksa harus bekerja keras setiap harinya untuk memenuhi

kebutuhan. Status gizi yang lebih buruk ini membuat ibu hamil rentan

terhadap beberapa penyakit terutama anemia dan penyakit infeksi (Susenas,

2001).

Kaum wanita di negara maju identik dengan tingkat pendidikan yang

tinggi pula. Mereka biasanya memiliki perencanaan reproduksi secara matang

mulai dari kapan menikah, kapan akan hamil, rencana melahirkan berikut

pembiayaannya. Sehingga di negara maju kasus kehamilan yang tidak

diinginkan (unwanted pregnancy) jauh lebih rendah dibandingkan negara

berkembang. Hal tersebut tentu juga berimplikasi terhadap angka kejadian

aborsi tidak aman (unsafe abortion). Sebaliknya di negara berkembang,

jangankan merencanakan masalah pembiayaan, kejadian kehamilannya saja

banyak yang tidak direncanakan (Susenas, 2001).

Selain beberapa hal tersebut, kematian ibu di negara berkembang cukup

tinggi. Pertama, sebagian besar wanita hamil tidak mengetahui tanda-tanda

bahaya kehamilan dan terlambat untuk mengenalinya. Terlambat lainnya

adalah keterlambatan ibu hamil utuk mendapatkan pertolongan. Ini bisa

disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain “patrilinealisme” yang sangat

dipegang oleh masyarakat sehingga untuk membawa ibu hamil ke pusat

pelayanan kesehatan harus mendapatkan persetujuan suami atau bahkan

keluarga besarnya. Selain itu, di daerah terpencil masih ada kesulitan lain

yang cukup mengganggu yaitu masalah transportasi untuk mencapai pusat

layanan kesehatan. Itulah mengapa seringkali ibu hamil datang ke pelayanan

kesehatan dalam keadaan yang cukup mengenaskan. Keterlambatan

berikutnya adalah jika ibu hamil bermasalah tersebut sudah sampai ke RS,

seringkali perlu waktu berjam-jam untuk menunggu tenaga kesehatan yang

terlatih karena jumlahnya di negara berkembang masih sangat terbatas

(DepKes, 2005).

2

Page 9: Laporan PBL 1 Program KIA

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pelaksanaan program KIA dengan metode pelaksaan

langsung di puskesmas Banjar 1.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pelaksanaan program KIA yang ada di puskesmas

Banjar 1

b. Diketahuinya masalah dalam pelaksanaan program KIA yang ada di

puskesmas Banjar 1

c. Diketahuinya kemungkinan penyebab masalah pada program KIA

yang ada di Banjar 1

d. Dirumuskannya alternatif penyelesaiaan masalah program promkes di

puskesmas Banjar 1

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Menambah pengetahuan mengenai tempat pelayanan kesehatan dan

program kegiatan yang ada di institusi kesehatan.

b. Sebagai sarana untuk memperluas dan mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.

2. Bagi Puskesmas Banjar 1

Menciptakan kerjasama yang menguntungkan dan bermanfaat antara

institusi tempat praktek dengan Program Study Ilmu Kesehatan

Masyarakat STIKes Bina Putera Banjar.

3. Bagi STIKes Bina Putera Banjar

a. Memperkenalkan program kepada industri-industri pelayanan

kesehatan

b. Mendapat masukan bagi pengembangan program

c. Terbinanaya jaringan kerjasama dengan institusi tempat praktek dalam

upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi

3

Page 10: Laporan PBL 1 Program KIA

akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumberdaya manusia

yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

4

Page 11: Laporan PBL 1 Program KIA

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri atas sumber data

primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama

(Narimawati, 2008). Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam

istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek

penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan

informasi ataupun data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan

data primer melalui wawancara langsung dengan petugas kesehatan ibu

dan anak dan kepala puskesmas Banjar 1.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono, 2008). Data

sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data

primer seperti buku- buku, literatur dan dokumen (arsip). Teknik yang

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder melaui studi dokumentasi

dengan melihat hasil laporan indikator kinerja yang sudah tersusun rapih

dalam sebuah dokumen (arsip).

B. Indikator dan Tolak Ukur

Evaluasi dilakukan pada laporan program KIA. Indikator penilaian yang

digunakan adalah :

1. Buku pedoman kerja puskesmas tahun 2012

2. Standar penanggulangan penyakit

3. Data laporan program KIA tahun 2012

5

Page 12: Laporan PBL 1 Program KIA

C. Cara Analisis Data

1. Menetapkan Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara tolak ukur dengan hasil

pencapaian. Adanya masalah diidentifikasi dengan membandingkan

keberhasilan pada program dengan tolak ukur.

2. Menetapkan Prioritas Masalah

Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan

keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu

menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus.

Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Masalah yang

menjadi prioritas adalah masalah yang dianggap paling besar, mudah

diintervensi dan paling penting, dimana jika masalah tersebut diatasi

maka masalah- masalah lain juga dapat teratasi. Penentuan prioritas

masalah dapat dilakukan menggunakan metode PAHO.

Metode PAHO-CENDES dikembangkan oleh Pan American Health

Organization – Center for Development Studies. Penentuan prioritas

berdasarkan  4 kriteria (skor 1-5) :

 Priority = Magnitude x Importancy x Vulnerability x Cost

a. Magnitude (M) : Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

b. Importancy (I) : Pentingnya jalan keluar masalah

Importancy terdiri dari :

1. Severity (S), berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah

kesehatan pada umumnya (semakin berat, nilai semakin tinggi).

2. Rate of Increase (RI), berat ringannya hambatan jika masalah

tersebut tidak segera ditangani (semakin berat hambatan, nilai

semakin tinggi).

3. Public Concern (Pco), banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi

perhatian masyarakat (semakin menjadi perhatian, nilai semakin

tinggi).

6

Page 13: Laporan PBL 1 Program KIA

4. Political Climate (PC), banyak sedikitnya perhatian politik

terhadap masalah tersebut (semakin menjadi perhatian politik, nilai

semakin tinggi).

5. Social Benefit (SB), banyak sedikitnya masalah tersebut

memberikan manfaat sosial jika ditangani (semakin banyak

memberi manfaat sosial, nilai semakin tinggi).

c. Vulnerability(V): Sensitivitas jalan keluar

d. Cost (C)         : Besarnya biaya.

3. Penentuan Penyebab Masalah

Penentuan penyebab masalah dapat dilakukan dengan

membandingkan tolak ukur dengan standar- standar input, proses, dan

lingkungan. Penentuan penyebab masalah dilakukan melalui pengamatan

terhadap tolak ukur standar input yang meliputi tenaga, dana, sarana, dan

metode. Standar proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan, dan pengawasan. Standar

lingkungan dan umpan balik yang meliputi lingkungan dan umpan balik.

Kerangka konsep dibuat untuk menentukan penyebab masalah yang

telah diprioritaskan. Hal ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor

penyebab masalah yang telah diprioritaskan tadi yang berasal dari

komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input, proses,

lingkungan dan umpan balik. Dengan menggunakan kerangka konsep

diharapkan semua faktor penyebab masalah dapat diketahui dan di

identifikasi sehingga tidak ada yang tertinggal. Selanjutnya berbagai

penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep di

identifikasikan. Identifikasi dilakukan dengan mengelompokkan faktor-

faktor dalam unsur masukan, proses, umpan balik dan lingkungan yang

diperkirakan berpengaruh terhadap prioritas masalah. Masing-masing

faktor ditentukan indikator serta tolak ukur kemudian

membandingkannya. Suatu faktor ditetapkan menjadi penyebab masalah

jika ada kesenjangan antara pencapaian indikator dengan tolok ukur.

7

Page 14: Laporan PBL 1 Program KIA

4. Alternatif Pemecah Masalah

Berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, dipilih

satu cara pemecahan masalah yang dianggap paling baik dan

memungkinkan. Pemilihan prioritas cara pemecahan masalah ini dengan

memakai metode CARL.

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan.

Metode CARL didasari pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor

1-10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :

a. C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan

peralatan).

b. A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi

atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan

metode/cara/teknoloi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan

atau juklak.

c. R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun

kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.

d. L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu

dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,

kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya.

Rumus CARL adalah: C x A x R x L

8

Page 15: Laporan PBL 1 Program KIA

BAB III

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH PROGRAM KIA

A. Analisis Situasi

Program KIA di puskesmas termasuk dalam program basic six. Terdapat

lima kegiatan dalam program KIA yaitu cakupan K1 ibu hamil murni,

cakupan K4 ibu hamil, cakupan Fe 1 ibu hamil, pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan, cakupan neonatus KN3 oleh tenaga kesehatan. Program

KIA di pegang oleh bidan Hani sebagai koordinator pemegang program KIA

dan delapan orang lainnya sebagai staff program KIA. Latar belakang

pendidikan pemegang program KIA adalah D3 kebidanan. Sumber dana yang

digunakan berasal dari APBD dan BOK.

B. Menetapkan Masalah

Identifikasi masalah pada program KIA dilakukan dengan

membandingkan antara pencapaian keluar dengan tolak ukur. Dimana antara

jumlah pencapaian dengan target tidak sesuai ( kurang target/ tidak berhasil).

9

Page 16: Laporan PBL 1 Program KIA

Tabel 3.1Tolak ukur dan pencapaian program KIA Puskesmas Banjar 1

No Kegiatan KIA Tolak Ukur Pencapaian Masalah

1.Cakupan K1 murni ibu hamil

95% 84.4%Tidak mencapai target

2.Cakupan Fe 1 ibu hamil.

95% 84.7%Tidak mencapai target

3 Cakupan K4 ibu hamil 90% 77.5%Tidak tercapainya target

4.Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

85% 90.1%Tercapainya target

5.Cakupan pelayanan neonatus (KN3) oleh tenaga kesehatan

90% 89.2%Tidak tercapainya target

Sumber : laporan KIA tahunan

C. Menetapkan Prioritas Masalah

Jika terdapat lebih dari satu masalah, maka harus ditentukan prioritas

masalah. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan dan sumber daya, serta

kemungkinan masalah- masalah tersebut saling berkaitan. Masalah yang

menjadi prioritas adalah yang dianggap paling besar, mudah diintervensi, dan

paling penting, dimana jika masalah tersebut diatasi maka masalah- masalah

lain juga teratasi.

Karena ditemukannya lebih dari satu masalah maka harus ditentukan

prioritas masalah karena adanya keterbatasan dana dan sumber daya.

Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan metode PAHO.

Penilaian dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tulis masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.

b. Tentukan expert yang akan dilibatkan dalam penyusunan prioritas.

c. Tentukan skor yang akan dipergunakan dalam penentuan prioritas 1

sampai dengan 5.

d. Pemberian skor oleh expert untuk setiap masalah berdasarkan 4 kriteria

PAHO. (Pemberian skor sebaiknya membandingkan antar masalah dengan

kriteria yang sama).

10

Page 17: Laporan PBL 1 Program KIA

e. Kalikan skor setiap kriteria pada tiap masalah.

f. Tentukan prioritas berdasarkan urutan hasil perkalian. Hasil yang

paling besar merupakan prioritas.

Setelah penilaian dilakukan, hasil penilaian dapat dimasukan ke dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2Menetapkan Prioritas Masalah

Masalah M I V CTotal

(MxIxVxC)Rangking

Cakupan K1 ibu hamil murni

2 2 3 1 12 1

Cakupan K4 ibu hamil.

1 2 3 1 6 3

Cakupan pelayanan neonatus KN3 oleh tenaga kesehatan

2 1 1 2 4 4

cakupan Fe 1 ibu hamil

1 1 2 4 8 2

Dari penetapan prioritas masalah diatas menggunakan metode PAHO

maka urutan prioritas masalah yang berhasil ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1) Cakupan K1 ibu hamil murni

2) Cakupan Fe1 ibu hamil

3) Cakupan K4 ibu hamil

4) Cakupan pelayanan neonatus KN3 oleh tenaga kesehatan

Kenaikan besar masalah (Rate of Increas) untuk angka cakupan K1 ibu

hamil murni yangi tercapai 84,4% dari target 95%, terdapat kesenjangan

sebesar 10,6%. Untuk Fe1 ibu hamil yang tercapai sebesar 84,7% dari target

95%, terdapat kesenjangan sebesar 10,3%. Untuk cakupan K4 ibu hamil

angka yang tercapai sebesar 77,5% dari target 90%, terdapat kesenjangan

sebesar 12,5%. Untuk cakupan pelayanan neonatus KN3 oleh tenaga

kesehatan mencapai 89,2% dari target 90%, terdapat kesenjangan sebesar

0,8%.

11

Page 18: Laporan PBL 1 Program KIA

D. Penentuan Penyebab Masalah.

Masalah dalam pelaksanaan program KIA akan dibahas dengan

mempertimbangkan seluruh faktor baik dari unsur masukan, umpan balik,

dan lingkungan.

Pada komponen masukan, yang berpotensi menjadi penyebab masalah

adalah sumber daya manusia termasuk didalamnya adalah dokter, bidan,

perawat, tenaga administrasi dan kader, dana yang tersedia, sarana medis dan

non medis, sarana penyuluhan, sarana pojok oralit dan metode yang

digunakan.

Kurangnya sumber daya manusia, pengetahuan tenaga kesehatan, dan

tenaga pendukung dapat mengakibatkan metode yang digunakan dalam

program KIA dan KB menjadi kurang optimal yang meliputi pelayanan,

pengobatan, penyuluhan dan pelatihan kader. Sehingga partisipasi masyarakat

menjadi lebih rendah dari yang diharapkan. Selain SDM yang kurang faktor

dana dan sarana medis serta non medis juga memegang peranan yang penting.

Oleh sebab itu bila kurang memadai juga dapat menyulitkan pelaksanaan

program ini.

Komponen proses terdiri dari perencanaan yang meliputi perencanaan

oprasional (plan of action) yang jelas, seperti jenis kegiatan, target kegiatan

dan waktu kegiatan. Pengorganisasian yang meliputi adanya struktur

pelaksanaan program, dan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang

jelas. Pelaksanaan yang meliputi. Pencatatan dan pelaporan yang meliputi

penilaian kegiatan dalam bentuk laporan tertulis secara periodik (bulanan,

triwulan, semester, dan tahunan), pengisian laporan tertulis secara lengkap

dan penyimpanan laporan tertulis yang benar. Adapun pengawasan meliputi

pengawasan eksternal maupun internal.

Komponen lingkungan juga berperan dalam keberhasilan program.

Komponen lingkungan ini meliputi tingkat pendidikan dan pengetahuan

masyarakat yang masih rendah dan tingkat sosial ekonomi yang masih

rendah. Tingginya tingkat pendidikan dapat mempengaruhi masyarakat dalam

menerima dan memahami informasi mengenai KIA. Sementara tingginya

12

Page 19: Laporan PBL 1 Program KIA

tingkat kemampuan sosial ekonomi dapat memepengaruhi kemauan dan

kemampuan masyarakat untuk memeperoleh layanan kesehatan.

Komponen umpan balik terdiri dari masukan hasil laporan setelah

dilaksanakannya program KIA selama satu periode. Hasil pelaporan ini

diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan puskesmas untuk menyusun

rencana program pada periode selanjutnya sehingga diharapkan adanya

perbaikan dari yang sebelumnya.

Adapun tolak ukur dari masing- masing komponen dapat dilihat sebagai

berikut:

13

Page 20: Laporan PBL 1 Program KIA

Tabel 3.3Standar Input Penentuan Penyebab Masalah

No Variabel Tolak Ukur PencapaianPenyebab

Masalah

1 Tenaga

Tenaga pelaksanaan minimal terdapat 4 orang dengan latar belakang pendidikan D3 kebidanan

Tenaga pelaksanaan sudah mencukupi. Terdapat 9 orang bidan pada program KIA

(-)

2 Dana

Tersedianya dana khusus untuk pelaksanaan program yang berasal dari APBD dan BOK

Dana berasal dari APBD dan BOK

(-)

3 Sarana

Tersedianya sarana:

Sarana Medis: Alat pemeriksaan ibu hamil seperti stetoskop, timbangan bayi, timbangan dewasa, alat KB, pengukur tinggi badan, tempat tidur pemeriksa, termometer, cool pack, vaccine carrier, dan refrigerator.

Sarana Non Medis: ruang persalinan, meja alat, stok buku KMS, stok formulir MTBS bayi, stok register kohort bayi dan balita, poster iklan layanan masyarakat.

Tersedianya peralatan medis.

Tersedianya peralatan non medis

Tersedianya sarana penyuluhan

(-)

Tabel 3.4

14

Page 21: Laporan PBL 1 Program KIA

Standar Proses Penentuan Penyebab Masalah

No Variabel Tolak Ukur PencapaianPenyebab

Masalah

1 Perencanaan

Adanya perencanaan operasional (plan of action) yang jelas: Jenis kegiatan, target kegiatan, waktu kegiatan.

Planning of action sudah dibuat (-)

2 Pengorganisasian

Adanya struktur organisasi pelaksana program

Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas

Terdapat struktur organisasi pelaksanan program

Petugas kesehatan merangkap sebagai penanggug jawab beberapa program

(-)

(+)

3 Pelaksanaan Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.

Penyuluhanpenyuluhan kepada keluarga dan PUS,penyuluhan kelompok di puskesmas seperti penyuluhan kepada bumil atau ibu yang memeriksa anaknya ke puskesmas, penyuluhan diluar puskesmas.

Pelatihan kader. materi pelatihan: pemberian penyuluhan kesehatan ibu dan anak, kemampuan

pelayanan MTBS sudah dilakukan sesuai standar.

penyuluhan sudah dilakukan di dalam dan di luar gedung.

pelatihan kader sudah dilakukan baik di puskesmas atau di luar gedung seperti pada kader desa yang

(-)

15

Page 22: Laporan PBL 1 Program KIA

membuat oralit dan memeberikannya.

terpilih. Namun belum maksimal karena tidak semua ibu hamil memeriksa kehamilanya ke puskesmas secara rutin.

4Pencatatan dan

Pelaporan

Penilaian kegiatan dalam bentuk laporan tertulis secara periodik (bulanan, triwulan, semester, tahunan)

Pengisian laporan tertulis yang lengkap

Penyimpanan laporan tertulis yang benar

.Laporan tertulis dilakukan secara periodik bulanan, dan tahunan

Laporan diisi sesuai format pelaporan yang ada

Laporan disimpan oleh koordinator program

(-)

5 Pengawasan

Adanya pengawasan eksternal dan internal

Pengawasan program dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan secara internal oleh kepala puskesmas

(-)

Tabel 3.5Standar Lingkungan dan Umpan Balik Penentuan Penyebab Masalah

No Variabel Tolak Ukur Pencapaian Penyebab

16

Page 23: Laporan PBL 1 Program KIA

Masalah

1 Lingkungan

Tingkat pendidikan menengah atau tinggi menunjang keberhasiln pencapaian program.

Tingginya tingkat pendidikan dapat memepengaruhi kemampuan masyarakat dalam menerima dan memahami informasi mengenai KIA dan KB.

Tingginya tingkat ekonomi dapat mempengaruhi kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memeperoleh layanan kesehatan.

Tingkat pendidikan masyarakat di wilayah kerja PuskesmasBanjar I umumnya tingkat rendah-menengah tapi untuk kesadaran masyarakat tentang pentingnya KIA sangat tinggi.

(-)

2 Umpan Balik

Masukan hasil pencatatan dan pelaporan untuk perbaikan program selanjutnya.

Ada masukan untuk perbaikan program

(-)

E. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada point D didapatkan penyebab masalah.

17

Page 24: Laporan PBL 1 Program KIA

Tabel 3.6Alternatif Pecahanan Masalah

No Penyebab MasalahAlternatif Pemecahan

Masalah

Prioritas

pemecahan

masalah

1. Standar Proses: Pengorganisasian

petugas yang masih merangkap program lain.

Pelaksanaanpelatihan kader masih belum di maksimalkan

Menambah tenaga pelaksana program agar tidak merangkap dengan program lain.

Melakukan pelatihan penyuluhan pada kader secara berkala.

Karena pada puskesmas Banjar 1 tiap petugas kesehatan memegang lebih dari satu program puskesmas, maka menambah tenaga pelaksanaan program agar para pemegang program bisa fokus dalam menjalankan program.

BAB IV

PENUTUP

18

Page 25: Laporan PBL 1 Program KIA

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil kegiatan program KIA di Puskesmas Banjar 1, yang

menjadi masalah pada program KIA adalah belum tercapainya cakupan

K1 murni ibu hamil, belum tercapainya cakupan K4 ibu hamil, belum

tercapainya Fe1 ibu hamil, belum tercapainya pelayanan neonatus KN3

oleh tenaga kesehatan.

2. Berdasarkan hasil identifikasi masalah terdapat prioritas masalah yaitu

cakupan K1 murni ibu hamil. Pencapaian K1 belum mencapai target

karena jumlah PUS yang tidak sesuai.

B. Saran

Tingkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sarana dan fasilitas

kesehatan masyarakat, sehingga angka kematian inu (AKI) dan angka

kematian bayi (AKB) diharapkan tidak terjadi di tahun yang akan datang.

19