Laporan Pastry B-3 Fix
-
Upload
felie916230 -
Category
Documents
-
view
408 -
download
5
description
Transcript of Laporan Pastry B-3 Fix
I. TUJUAN
I.1. Tujuan Instruksional Umum:
Memahami proses pengolahan pastry
1.2. Tujuan Instruksional Khusus:
Dapat melakukan proses pengolahan pastry
Dapat menjelaskan tujuan tahapan proses dan peranan masing-masing bahan yang
digunakan dalam pembuatan pastry
Dapat mengendalikan setiap faktor yang berpengaruh pada pembuatan pastry sehingga
dapat menghasilkan produk yang berkualitas
II. LANDASAN TEORI
II.1. Pastry
Pastry adalah salah satu produk bakeryyang bertekstur kering danberlapis-lapis yang
terbuat dari adonan yang dilapisi dengan lemak padatsehingga didapatkan banyak lapisan
adonan dan lemak (Stevens, 1995).Lapisan tersebut dibuat oleh pelapisan adonanpastryyang
berulang-ulang(tepung, lemak, air dan garam) dan lemak atau lemak padat lainnya untuk
membentuksebuah adonan yang berlapis-lapis. Ketika adonan tersebutdipanggang oleh oven
panas, kelembaban dalam lapisan adonanmenghasilkan uap, dan udara terperangkap
bertambah, sehingga akanterpisah menjadi ratusan lapisan dan lapisan tipis pastryyang
terangkatsaat menguap. Saat uap menyebar dalam oven, uap tersebut tertinggal
danmemisahkan tiap-tiap lapis.
Produk pastry adalah campuran dari terigu, air, dan lemak yang jika dikombinasikan
dengan proporsi tertentu akan membentuk adonan yang fleksibel yang dapat dibentuk menjadi
serangkaian bentuk makanan yang dapat diisikan dengan savoury fillings. Faridah (2008)
membagi produk pastry menjadi beberapa jenis, yaitu :puff pastry, danish pastry, croissant,
phyllo pastry, short pastry, dan choux pastry.
a. Puff pastry merupakan pastry yang dibuat dari adonan tanpa ragi dan lemak roll-in. Pastry
ini memiliki beberapa lapisan yang akan mengembang jika dipanggang. Pastry
mengembang sesuai dengan kombinasi dari bahan-bahan adonan dan juga dengan uap air
yang terbentuk di antara lapisan-lapisanpastry. Karakteristik produk akhirpuff pastry
adalah ringan, flaky, dan lembut.
b. Danish pastry dan croissant dibuat dari adonan beragi dan lemak roll-in. Danish pastry
umumnya memiliki topping atau isi yang manis, sedangkan croissant umumnya tidak
diisi. Karakteristik produk ini bersifat crispy di lapisan luarnya, namun bersifat soft dan
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 1
tender di bagian dalamnya. Sifat adonan dari kedua produk pastry ini sama, namun yang
membedakan adalah bentuk produknya.
c. Phyllo pastry umumnya berbentuk tipis seperti kertas dan dapat dengan mudah
direnggangkan.Pastry ini terdiri dari beberapa lapisan yang teregang dan membungkus
filling atau bagian isi dan dioles dengan butter. Pastryini sangat lembut teksturnya dan
dapat hancur dengan mudah.
d. Short pastry merupakan pastry yang setelah proses pemasakan akan terasa crumbly atau
mudah hancur di dalam mulut. Produk ini dibuat dengan mencampurkan terigu dan
lemak,lalu penambahan cairan seperti air atau telur. Saat lemak dicampurkan ke dalam
adonan,pembentukan gluten pada adonan akan terhambat, yang akan menjaga
produkpastry akan crumbly atau mudah hancur di dalam mulut.Bagian utama dari produk
short pastry adalah bagian kulit atau crust dan bagian pengisiatau filler. Crust dari produk
pastry ini diklasifikasikan menjadi tiga jenis adonan (Sultan, 1981), yaitu : jenis mealy,
jenis medium flaky, dan long flake. Ketiga jenis ini pada dasarnya serupadalam bahan
dasar adonannya.Namun, ketiga jenis ini berbeda dalam metode dan derajatpencampuran
dari tepung dan lemak dan dalam jumlah air atau cairan lainnya yang ditambahkanke
dalam adonan.
Adonan yang mealy akan menyerap air lebih sedikit dibandingkan dengankedua
adonan dengan jenis flaky tersebut. Hal ini terjadi karena tepung dan lemak
dicampurkansampai suatu kondisi dimana hampir semua bagian tepung terbungkus oleh
lemak, sehinggahanya ada sedikit bagian tepung yang dapat menyerap air.
e. Choux pastry merupakan pastry yang sangat ringan yang diisikan dengan krim. Pastry ini
umum diisi dengan berbagai macam jenis krim dan umumnya di bagian
toppingditambahkan cokelat. Choux pastry juga dapat diisikan dengan keju, daging tuna,
ataupun daging ayam dan umum disajikan sebagai makanan pembuka.
II.2. Bahan Penyusun Pastry
Bahan utama penyusun pastry yaitu:
1. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan kue dan roti.Tepung terigu diperoleh
dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling.Keistimewaan terigu diantara serealia
lainnya adalah kemampuannya membentuk gluten pada adonan (Astawan, 2008).Tepung
terigu merupakan produk serealia yang mengandung protein yang tinggi. Protein merupakan
komponen yang tertinggi bila dibandingkan dengan komponen yang lain pada gandum (Kent,
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 2
1975).Berdasarkan kandungan protein (gluten), terdapat 3 jenis terigu yang ada di pasaran,
yaitu sebagai berikut :
a. Hard flour
Terigu jenis ini mempunyai kadar protein 12-13%. Jenis tepung ini digunakan untuk
pembuatan mie dan roti berkualitas tinggi. Contohnya,terigu dengan merk dagang Cakra
Kembar.
b. Medium hard flour
Terigu jenis ini mengandung protein 9,5-11%. Tepung ini banyak digunakan untuk
pembuatan roti, mie dan macam-macam kue serta biskuit.Contohnya, terigu dengan merk
dagang Segitiga Biru.
c. Soft flour
Terigu ini mengandung protein sebesar 7-8,5%. Penggunaannya cocok sebagai bahan
pembuatan kue dan biskuit.Contohnya, terigu dengan merk dagang Kunci Biru.
2. Lemak
Lemak penting dalam proses pembuatan pastry untuk memberikan tekstur dan rasa.
Fungsi utama adalah untuk melapisipermukaan butiran tepung terigu sehingga jaringan gluten
tidak mudahterbentuk dan proses ini sering disebut sebagai shortening effect. Lemak juga
digunakan untuk membuat lapisan rongga untuk jenispuff pastry.Lemak yang dipakai adalah
pastry margarin (korsvet) atau mentegalipat untuk membentuk lapisan-lapisan pada
adonan.Sementaramargarin/mentega diperlukan untuk memberikan aroma serta rasalebih
gurih pada adonan (Nunung, 2009).
Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau konsistensi rasa
dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Margarin mengandung 80% lemak, 16 %
air dan beberapa zat lain (Wahyuni & Made, 1998). MenurutSNI (1994), margarin adalah
produk makanan berbentuk emulsi padat atau semi padat yang dibuat dari lemak nabati dan
air, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. Margarin dimaksudkan sebagai
pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi rasa, dan nilai gizi yang hampir sama
dengan mentega. Margarin merupakan emulsi dengan tipe emulsi water in oil(w/o), yaitu fase
air berada dalam fase minyak atau lemak.
3. Telur
Telur membuat pastry lebih lembut, member warna kuning, dan bersifat mengikat
(Hoesni, 2011).Telur juga dapat digunakan untuk menggantikan air dingin untuk ditambahkan
ke dalam adonan, karena telur memiliki kandungan air yang cukup tinggi, yaitu sekitar 73.7%
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 3
(Vail et al., 1978).Penambahan telur menambahkan sokongan terhadap struktur, flavor,
warna, dan meningkatkan nutritional value.
4. Gula
Penggunaan gula berfungsi membuat kulit pastry lebih renyah dan memberi warna, rasa
pada pastry (Hoesni, 2011). Namun gula cenderung menyerap air yang dapat menyebabkan
crust menjadi lembek jika produk pastry disimpan.
5. Garam
Garam diberikan untuk memberikan rasa gurih pada adonan.Garam harus dilarutkan
terlebih dahulu di dalam air untuk memastikan distribusi yang merata ke seluruh adonan. Jika
dicampurkan langsung dengan tepung, maka garam tidak akan terdistribusi secara merata ke
dalam adonan (Nunung, 2009).
6. Air
Air dingin dan cairan lain memungkinkan pembentukan adonan crust. Tepung akan
dibasahkan dan dirubah menjadi massa yang lengket dan melekat yang mengandung lemak
dan bahan-bahan yang lain. Penggunaan air dingin akan mempertahankan kekuatan dan
plastisitas dari shortening dan lemak lainnya (Sultan, 1977). Bahan-bahan kering seperti gula,
garam, dan susu bubuk umumnya dilarutkan terlebih dahulu di dalam air sebelum proses
mixing. Jumlah air yang ditambahkan akan bervariasi tergantung dengan formula dan metode
dari proses mixing.Menurut Hoesni (2011), penggunaan air yang terlalu banyak akan
menghasilkan pastry yang keras, sementara jika terlalu sedikit akan membuat pastry rapuh.
III. METODE KERJA
III.1. Alat:
1. Oven
2. Kompor
3. Mixer
4. Rolling pin
5. Loyang
6. Pengaduk
7. Kertas roti
8. Plastic
9. Pisau
10. Pisau roti
11. Penggaris
12. Baskom
13. Kain lap
14. Piring
15. Sendok
16. Timbangan kasar
17. Gelas ukur
18. Label
19. Parutan keju
20. Pengukus
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 4
Keju
Pemarutan
Keju parut
Pemotongan ± 1 x 1,5 cm
Keju potong
Pisang Kepok
Pencucian
Blanching ± 3 menit
Penirisan
Pisang Kepok ½ matang
Pemotongan ± 1 x 1,5 cm
Pisang Kepok potong
Tepung terigu protein tinggi (Cakra Kembar) 350 gramGaram 7 gramGula 7 gram
Pencampuran I
A
III.2. Bahan:
1. Tepung terigu protein tinggi (Cakra
Kembar)
2. Tepung terigu protein sedang
(Segitiga Biru)
3. Telur
4. Akuades
5. Gula
6. Margarin
7. Garam
8. Korsvet
9. Meises
10. Keju
11. Pisang
12. Air dingin
III.3. Cara Kerja:
III.3.1. Persiapan Bahan Pengisi
III.3.2. Pembuatan Pastry Banana Choco Cheese
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 5
Pencampuran II175 ml air dingin35 gram telur
Adonan
Pencampuran III35 gram margarin Tepung terigu sedikit demi sedikit
Adonan kalis
Pengulenan
Pendiaman 10 menit(tempat adonan ditutup dengan kain basah)
Penggilingan
Peletakan korsvet diatas adonan
A
Pelipatan (seperti amplop)
(*) Pendiaman 10 menit(tempat adonan ditutup dengan kain basah)
(**) Penggilingan
Pengulangan proses (*) dan (**) sebanyak 2x
Penggilingan sampai tebal adonan ± 0,5 cm
Adonan kering
A
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 6
Pengisian1 potong pisang1 potong keju
Meises
A
Pembentukan
Peletakan di atas loyang yang sudah di alasi dengan kertas roti
Pengolesan bagian atas adonan dengan kuning telur
Penaburan bagian atas adonan dengan keju parut
Pengovenan ± 20 menit
Pastry Banana Choco Cheese
IV. HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1.Tabel Hasil Pengamatan Tekstur Dan Rasa Pastry
ParameterPastry dengan Tepung Terigu
Protein Tinggi
Pastry dengan Tepung Terigu
Protein Sedang
Tekstur
(Kerenyahan)++ +++
Rasa +++ +++
Kenampakan
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 7
Uji Organoleptik
Tabel 4.2. Tabel Hasil Pengamatan Uji Organoleptik Tekstur dan Rasa Pastry
Keterangan:
513 : tepung terigu protein tinggi
753 : tepung terigu protein sedang
982 : tepung terigu protein sedang
851 : tepung terigu protein tinggi
Gambar 4.1. Diagram Hasil Uji Organoleptik Rasa dan Tekstur Pastry
Rasa
Tabel 4.3. Hasil Uji Anova Rasa Pastry
Anova: Two-Factor Without Replication
SUMMARY Count Sum Average VarianceP1 2 12 6 0
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 8
sedang tinggi5.4
5.5
5.65.5
5.625Rasa
jenis tepung terigu
skor
sedang tinggi5.52
5.56
5.6
5.64
5.5625
5.625
Tekstur
jenis tepung terigu
skor
PanelisRasa Tekstur
513 753 982 851P1 6 6 7 6P2 6 6 6 6P3 6 4 5 6P4 6 6 6 7P5 5 6 5 6P6 4 3 3 6P7 5 7 6 6P8 5 7 5 5P9 6 5 4 6P10 6 5 6 5P11 6 6 6 6P12 7 4 6 5P13 5 5 5 3P14 6 5 6 7P15 6 7 7 5P16 5 6 6 5
Rata-rata 5,625 5,5 5,5625 5,625
P2 2 12 6 0P3 2 10 5 2P4 2 12 6 0P5 2 11 5.5 0.5P6 2 7 3.5 0.5P7 2 12 6 2P8 2 12 6 2P9 2 11 5.5 0.5P10 2 11 5.5 0.5P11 2 12 6 0P12 2 11 5.5 4.5P13 2 10 5 0P14 2 11 5.5 0.5P15 2 13 6.5 0.5P16 2 11 5.5 0.5
Column 1 16 90 5.6250.51666
7
Column 2 16 88 5.51.33333
3
ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit
Panelis 13.875 15 0.925 1 0.5 2.403447
Sampel 0.125 1 0.1250.13513
5 0.718301 4.543077Error 13.875 15 0.925
Total 27.875 31
Kesimpulan F Hitung (0,135135) < F tabel (4,453077)
Tidak ada beda nyata dari segi rasa pastry dengan tepung terigu tinggi dan
pastry dengan tepung terigu sedang
Tekstur
Tabel 4.4. Hasil Uji Anova Tekstur Pastry
Anova: Two-Factor Without Replication
SUMMARY Count Sum Average VarianceP1 2 13 6.5 0.5P2 2 12 6 0P3 2 11 5.5 0.5
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 9
P4 2 13 6.5 0.5P5 2 11 5.5 0.5P6 2 9 4.5 4.5P7 2 12 6 0P8 2 10 5 0P9 2 10 5 2P10 2 11 5.5 0.5P11 2 12 6 0P12 2 11 5.5 0.5P13 2 8 4 2P14 2 13 6.5 0.5P15 2 12 6 2P16 2 11 5.5 0.5
Column 1 16 89 5.5625 1.0625Column 2 16 90 5.625 0.916667
ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit
Panelis15.2187
5 15 1.014583 1.0518360.46166
4 2.403447
Sampel 0.03125 1 0.03125 0.0323970.85956
7 4.543077
Error14.4687
5 15 0.964583
Total29.7187
5 31
Kesimpulan F Hitung (0,032397) < F tabel (4,453077)
Tidak ada beda nyata dari segi tekstur pastry dengan tepung terigu tinggi
dan pastry dengan tepung terigu sedang
V. PEMBAHASAN
Pastry adalah salah satu produk bakery yang bertekstur kering dan berlapis-lapis yang
terbuat dari adonan yang dilapisi dengan lemak padatsehingga didapatkan banyak lapisan
adonan dan lemak (Stevens, 1995). Pastry mempunyai banyak jenis, salah satunya yang di
buat pada praktikum kali ini adalah puff pastry. Puff pastry merupakan pastry yang memiliki
adonan tanpa ragi dan disusun oleh adonan dasar dan lemak roll-in (pelapis). Puff pastry
memiliki kulit yang renyah, crumb yang lembut, aroma yang baik, dan biasanya kurang manis
dibanding produk bakery yang lain. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan puff
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 10
pastry dalam praktikum ini adalah tepung terigu, garam, gula, margarin, korsvet, air dingin
dan sebagai pengisinya (filling) adalah potongan pisang kapok, keju dan meises.
Pada proses pembuatan pastry mula-mula bahan kering seperti tepung terigu, gula, dan
garam diaduk menjadi satu agar bahan-bahan tersebut tercampur rata dan homogen. Setelah
itu dimasukan telur, air dingin lalu diaduk secara perlahan hingga tercampur rata dan
dilanjutkan dengan pemasukan margarin dan diaduk hingga adonan kalis. Metode pengadukan
sangat diperhatikan karena untuk mencegah kelembaban atau bahan-bahan cair kontak
langsung dengan tepung.Jika terlalu banyak tekanan pada tahap ini dapat mengakibatkan
pecahnya lapisan lemak sehingga kelembaban dapat masuk. Penambahan mentega yang
berupa shortener bertujuan untuk menghindari terbentuknya cross-link antar gluten yang
dapat membuat tekstur pastry menjadi chewy. Fenomena ini biasa juga disebut dengan
shortening. Pengadonan yang terus menerus juga dapat merusak adonan dan akan
memperpanjang untaian gluten yang akan membentuk produk pastry yang chewy. Setelah
adonan kalis maka dilanjutkan dengan penggilingan adonan. Saat menggiling adonan tidak
boleh terlalu keras agar lapisan tetap utuh dan tidak mudah sobek. Apabila adonan mudah
sobek maka saat dipanggang akan banyak udara yang keluar sehingga volume pastry yang
dihasilkan tidak akan tercapai dengan baik.Kemudian korsvet (pastry margarine)
ditambahkan diatas adonan yang telah digiling. Adonan kemudian dilipat kearah dalam untuk
menutupi korsvet yang ada pada permukaan adonan.Hal ini dilakukan agar terbentuk layer
pada pastry, selain itu korsvet juga merupakan salah satu bahan yang membantu pembentukan
layer pada pastry.
Setelah proses penggilingan, adonan kemudian diresting selama 10 menit dan diletakkan
di bawah kain basah. Peletakan dibawah kain basah bertujuan untuk memberi keadaan lembab
disekitar adonan yang mencegah terjadinya pengeringan pada adonan mengingat pembuatan
adonan hanya menggunakan sedikit air.
Proses penggulungan, resting dan pelipatan dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini
bertujuan untuk memperbanyak layer yang terbentuk pada pastry. Proses pelipatan tidak
boleh dilakukan berulang-ulang karena dapat mempertipis lapisan pastry yang dapat membuat
semakin mudah pastry untuk rusak dan gosong selama pemanggangan.
Perlakuan yang digunakan dalam pembuatan pastry pada praktikum ini adalah
penggunaan tepung terigu protein tinggi dan penggunaan tepung terigu protein sedang. Kedua
perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan jenis tepung
terigu yang berbeda kadar proteinnya terhadap tekstur (kerenyahan) dan rasa yang dihasilkan
dari pastry.
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 11
Dari data pengamatan pembuatan pastry menggunakan tepung terigu protein tinggi
dihasilkan tekstur yang lebih chewy (kurang renyah) dari pastry yang dibuat dengan tepung
terigu protein sedang.Hal tersebut dapat disebabkan karena dalam tepung terigu protein tinggi
terkandung protein yang tinggi pula. Protein yang terkandung tinggi menyebabkan gluten
yang terbentuk juga semakin banyak. Gluten berperan penting untuk memberikan kekuatan
pada lapisan sehingga semakin banyak gluten maka adonan akan lebih kuat dan mudah untuk
digiling, lebih elastic dan tidak pecah saat digiling sehingga menyebabkan tekstur yang
dihasilkan menjadi lebih keras atau lebih chewy. Dari segi rasa, pastry yang dibuat dengan
menggunakan tepung terigu protein tinggi dan pastry yang digunakan menggunakan protein
sedang tidak memiliki perbedaan rasa. Perbedaan kadar protein tepung terigu yang digunakan
pada pembuatan pastry tidak mempengaruhi rasa yang dihasilkan melainkan hanya
mempengaruhi kerenyahan pastry yang dihasilkan.
Uji Organoleptik
Pada umumnya tepung terigu memiliki kandungan protein berkisar antara 8% - 9%,
10.5% - 11.5 % dan 12 % - 14 %.Ciri khas tepung terigu yaitu mengandung gluten yang tidak
dimiliki oleh jenis tepung lainnya. Gluten adalah suatu senyawa pada tepung terigu yang
bersifat kenyal dan elastis, yang diperlukan dalam pembuatan produk roti agar dapat
mengembang dengan baik.Umumnya kandungan gluten menentukan kadar protein tepung
terigu, semakin tinggi kadar gluten, semakin tinggi kadar protein tepung terigu tersebut. Kadar
gluten pada tepung terigu yang menentukan kualitas pembuatan suatu makanan sangat
tergantung dari jenis gandumnya.
Pada pembuatan pastry kali ini menggunakan pembanding tepung terigu yang
digunakan, yaitu tepung terigu protein tinggi dan tepung terigu protein sedang.Pengujian
organoleptik dari pastry meliputi rasa dan tekstur. Dari data yang diperoleh kemudian diolah
dengan menggunakan grafik dan uji anova. Dari hasil grafik, didapatkan hasil bahwa uji rasa
(5,625) dan tekstur (5,625) pada pastry menggunakan tepung terigu protein tinggi memiliki
penilaian yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata rasa (5,5) dan tekstur (5,5625) pastry
dengan menggunakan tepung terigu protein sedang. Penilaian rasa dan tekstur berjalan
seimbang karena panelis cenderung menilai rasa berdasarkan tekstur dari pastry. Penggunaan
tepung terigu protein tinggi tidak akan mempengaruhi rasa dari pastry yang dihasilkan. Pastry
dengan menggunakan tepung terigu protein tinggi menghasilkan rasa dan tekstur yang lebih
disukai panelis karena penggunaan tepung terigu protein tinggi menghasilkan pastry dengan
tekstur lebih chewy dibanding dengan protein sedang.
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 12
Pastry yang dihasilkan dengan menggunakan tepung terigu protein tinggi menjadi
lebih empuk dan lebih disukai oleh panelis karena kandungan protein yang dimiliki oleh
tepung terigu tersebut tinggi, sehingga gluten yang terbentuk juga menjadi lebih tinggi.
Pembentukan gluten yang tinggi ini menyebabkan pastry mengembang lebih tinggi, sehingga
dihasilkan pastry yang lebih empuk (chewy). Sedangkan pada pastry dengan menggunakan
tepung terigu protein sedang gluten yang terbentuk tidak setinggi dengan tepung terigu protein
tinggi. Hal ini menyebabkan kerenyahan dari pastry dengan menggunakan tepung terigu
protein sedang lebih baik dari kerenyahan dari pastry dengan menggunakan tepung terigu
protein sedang.Dari hasil pengujian anova didapatkan hasil bahwa Fhitung lebih kecil
daripada Ftabel. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan nyata dari kedua pastry
tersebut.Hal ini dikarenakan kandungan protein dari kedua jenis tepung terigu tersebut tidak
terlalu jauh, sehingga pastry yang dihasilkan tidak terlalu berbeda.
VI. KESIMPULAN
1. Penggunaan tepung terigu protein tinggi menghasilkan tekstur atau kerenyahan pastry
yang paling bagus.
2. Penggunaan tepung terigu protein sedang dan tepung terigu protein tinggi tidak
mempengaruhi rasa pastry yang dihasilkan.
3. Tekstur yang disukai panelis dari uji organoleptik adalah pastry yang dibuat menggunakan
tepung terigu protein tinggi.
4. Rasa yang disukai panelis dari uji organoleptik adalah pastry yang dibuat menggunakan
tepung terigu protein tinggi.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M., 2008.Membuat Mi dan Bihun. Jakarta : Penebar Swadaya.
Faridah Anni. 2008. Patiseri Jilid 2. Departemen Pendidikan Nasional : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Hoesni, Albertin. 2011.Perfect Pastry: Terampil Membuat Puff, Danish, dan Choux Pastry.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kent, N., 1975. Technology of Cereals.New York : Pergamon Press Oxford.Nunung. 2009.Rahasia Antigagal Membuat Aneka Kue Populer . Jakarta: DeMedia.
Stevans, M. 1995. A Shortcut to Flaky Puff Pastry.USA :Barron’s Educational Services,Inc.
Wahyuni, A.M. dan Made, A. 1998.Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat Guna. Jakarta: Cv Akademika Pressindo.
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 13
Laporan Teknologi Pengolahan Hasil Nabati - Pastry 14