COREX Kelompok 1kelas a Plant B Fix
description
Transcript of COREX Kelompok 1kelas a Plant B Fix
TEKNOLOGI BESI BAJA
COREX SMELTING REDUCTION
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELAS A
AINI MILAWATI
DINAR PUSPITA ANGGRAINI
MERI WULANDARI
SITI SUSI SULASTRI
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
COREX (Coal Reduction Process) Smelting Reduction
A. Smelting Reduction
Smelting reduction adalah metode alternatif dalam proses pembentukan
besi yang menggunakan coal untuk mereduksi bijih besi dalam bentuk lump ore,
pellet dan hot metal. Proses smelting reduction juga menghasilkan hot metal
panas tanpa ketergantungan terhadap coke. Proses ini seperti proses blast furnace
yang melibatkan reaksi reduksi kimia dari bijih besi menjadi besi. Perbedaan
mendasar antara smelting reduction dan blast furnace adalah penggunaan coal
(batubara) sebagai pengganti dari coke pada proses reduksi dan penggunaan bijih
besi dalam bentuk lump ore atau pellet yang dapat langsung dimasukkan dalam
proses.
Perbandingan antara proses blast furnace dengan proses smelting reduction
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Perbandingan Blast Furnace dengan COREX
COREX 1
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
Teknologi smelting reduction secara umum terdiri dari dua bejana atau dua
zona, yaitu zona pre-reduksi dan bejana Smelting Reduction. Berikut adalah
diagram prinsip teknologi Smelting Reduction.
Gambar 2. Prinsip teknologi Smelting Reduction
Batubara di umpankan ke bejana Smelting Reduction dimana akan terjadi
gasifikasi, proses ini mengantarkan panas dan gas panas yang mengandung
karbon monoksida. Karbon monoksida yang direduksi menjadi karbon dioksida
puan akan menghasilkan panas yang digunakan untuk meleburkan besi di
bejana Smelting Reduction. Gas panas dialirkan ke bejana pre-reduction untuk
membentuk oksida besi-prareduksi(pada solid state). Lalu besi prareduksi ini
dipindahkan ke bejana Smelting Reduction untuk tahap akhir. Hasil dari proses ini
akan menghasilkan produk yang mirip dengan DRI (Direct Reduction Iron).
Keuntungan dari proses ini adalah (dibandingkan Blast furnace):
1. Tidak digunakan cokes (cooking coal) yang relatif langka dan mahal. Proses
ini dapat menggunakan steaming coal yang persediaannya masih banyak di
Indonesia, dan dikatakan lebih ramah lingkungan.
2. Aglomerasi dari biji besi pun tidak digunakan dalam proses ini, karena
menggunakan peleburan dari biji besi.
3. Tidak ada pembentukan cohesive zone,temperatur yang digunakan pada reaksi
tinggi sehingga tidak terjadi penggumpalan.
B. COREX Smelting Reduction
COREX 2
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
Proses Corex merupakan proses Smelting Reduction yang paling komersil
dan menghasilkan molten iron dalam skala besar (dengan kapasitas 1000
thm/days, berdasar pada Germany Ministry of Research + Technology Austrian
Research Promotion Foundation).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa bahan baku utama yang
digunakan pada proses COREX ini adalah lump ore dan/atau pellet serta batu
bara. Selain itu, proses pembuatan besi dengan menggunakan proses COREX ini
menggunakan zat additive seperti limestone atau dolomite.
Berikut ini akan dijelaskan sifat fisik, kimia dan metalurgi dari bahan-
bahan yang digunakan dan dihasilkan pada proses COREX :
1. Sifat Fisika dan Kimia Iron Ore (Bijih Besi)
COREX 3
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
2. Sifat Fisika dan Kimia Batubara
Dibawah ini klasifikasi batubara menurut ASTM:
Class Group
Fixed Carbon Limit (%, dry)
volatile mater limit (%, dry)
Calorific value Limit (Btu/lb, moist)
AnthraciticMeta anthracitic 98 2 -Anthracitic 92 - 98 2 - 8 -Semi anthracitic 86 - 92 8 - 14 -
Bituminous
Low volatile bituminous coal 76 - 86 14 - 22 -Medium volatile bituminous coal
69 - 76 22 - 31 -
High volatile A bituminous coal
69 31 14,000
High volatile B bituminous coal
- -13,000 - 14,000
High volatile C bituminous coal
- -11,500 - 13,000
SubbituminousSubbituninous A coal
- -10,500 - 11,500
Subbituninous B coal - - 9,500 - 10,500Subbituninous C coal - - 8,300 - 9,500
LigniteLignite A - - 6,300 - 8,300Lignite B - - 6,300
Karakteristik batu bara jenis Bituminous
COREX 4
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
3. Sifat Fisika dan Kimia Dolomite
Physical Properties of Dolomite
Chemical Classification
Carbonate
Colorcolorless, white, pink, green, gray, brown, black
Streak White
Luster vitreous, pearly
Diaphaneity transparent to translucent
Cleavage perfect, rhombohedral, three directions
Mohs Hardness
3.5 to 4
Specific Gravity
2.8 to 2.9
Diagnostic Properties
rhombohedral cleavage, powdered form effervesces weakly in dilute HCl, hardness
Chemical Composition
(CaMg)(CO3)2
Crystal System
Hexagonal
Uses construction aggregate, cement manufacture, dimension stone, calcined to produce lime, sometimes an oil and
COREX 5
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
gas reservoir, a source of magnesia for the chemical industry, agricultural soil treatments, metallurgical flux
4. Sifat Fisika dan Kimia Limestone
a. Physical Properties of Limestone
Hardness 3 to 4 on Moh's Scale
Density 2.5 to 2.7 Kg/cm3
Compressive Strength 60-170 N/mm2
Water Absorption Less than 1%
Porosity Quite low
Weather Impact Resistant
b. Chemical Properties of Limestone
Lime (CaO) 38-42%
Silica (SiO2) 15-18%
Alumina (Al2O3) 3-5%
MgO 0.5 to 3%
FeO + Fe2O3 1-1.5%
Alkalies 1-1.5%
Loss On Ignition (LOI) 30-32%
C. Proses Pembuatan Besi dengan cara COREX
COREX 6
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
Gambar 3. Proses Pembuatan Besi dengan Cara COREX
Pada proses COREX terdapat dua tahapan proses. Proses pertama yaitu
proses direct reduced iron (DRI) dari shaft furnace (memiliki volume 600 m3),
dan proses kedua di Melter-Gasifier (memiliki volume2200 m3) , dimana hasil
dari proses pertama langsung diumpankan ke Melter-Gasifier.
Pada proses pertama, yaitu pada bagian reduction shaft, dimasukkan
seluruh bahan baku berupa bijih besi, dalam bentuk lump ore atau pellet, serta
COREX 7
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
unsur – unsur tambahan (zat additive) seperti limestone dan dolomit secara terus
menerus melalui sistem lock hopper yang terletak pada bagian atas shaft. Fungsi
penambahan limestone yaitu untuk menambah tingkat basa dari terak dan dapat
menghilangkan sulfur dari hot metal. Setelah itu dimasukkan pula coal dengan
diameter antara 6 mm - 50 mm ke dalam shaft. Hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya penumpukan beban pada bagian dalam shaft akibat lump ore atau pellet
yang saling menempel satu sama lain serta untuk mengatur permeabilitas dari bed.
Kemudian gas reduktor dialirkan dari melter-gasifier menuju shaft (dari bawah ke
atas) pada temperatur 850˚C dan tekanan di atas 3 bar. Gas reduktor tersebut
kemudian mengalir menuju bagian atas shaft hingga keluar dari shaft pada
temperatur 250˚C. Proses reduksi menghasilkan material besi yang disebut DRI
(Direct Reduced Iron), yang dimasukkan ke dalam melter-gasifier menggunakan
konveyor untuk dilakukan reduksi dan pelelehan akhir.
Pada reduction shaft, proses metalisasi mencapai 70-90%, yang dapat
dipengaruhi oleh:
Jumlah dan kualitas dari reduksi gas, terutama % CO dan H2.
Temperatur dari proses reduksi gas.
Ukuran partikel dan distribusinya.
Berikut akan disajikan table analisis pada proses COREX :
COREX 8
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
Berikut ini adalah reaksi kimia yang terjadi di dalam reduction shaft :
a. Reduksi besi oksida menggunakan CO and H2 dan perubahan besi oksida
menjadi metallic iron ( Besi ).
Fe2O3 → Fe3O4 → FeO → Fe
b. Kalsinasi limestone dan dolomite
CaCO3 → CaO + CO2 ∆H=-178.1 (endotermis)
CaCO3.MgCO3→CaO.MgO+2CO2 ∆H=960619.97 (endotermis)
COREX 9
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
c. Reaksi deposisi karbon dan pembentukan Fe3C
2CO → CO2+C ∆H=170.62 (eksotermis)
3Fe+2CO → Fe3C+CO2 ∆H=167.1 (eksotermis)
Dari reaksi yang disebutkan di atas, pengurangan oksida besi dengan H2
dan kalsinasi reaksi endotermik. Di sisi lain, penurunan oksida besi dengan gas
dan deposisi karbon reaksi CO bersifat eksotermik.
Gas pengurangan hampir sepenuhnya disulfurasi di poros karena adanya
kapur dibakar dan dolomit sesuai dengan reaksi berikut:
CaO + H2S → CaS + H2O
MgO + H2S → MgS + H2O
Bagian kedua dari COREX plant adalah melter-gasifier. Batubara
dimasukkan ke tungku dari melter-gasifier dan diubah menjadi arang pada suhu
1100-11500C, kemudian digasifikasi menggunakan bantuan oksigen yang
memiliki kemurnian tinggi. Hidrokarbon yang dilepaskan dari batu bara
mengalami devolatilasi secara perlahan-lahan, dan diuraikan menjadi CO dan H2.
Gas yang dihasilkan diperkirakan memiliki nilai kalor sebesar 7200-8100 kJ/m3,
gas tersebut kemudian didinginkan hingga 850oC dan dihilangkan debunya
menggunakan scrubber, gas reduktor yang dimasukkan ke dalam reduction shaft
untuk mereduksi campuran lump ore atau pellet.
Berikut ini adalah reaksi yang terjadi di melter-Gasifier
a. Pengeringan Batubara (100 oC)
b. Devolatilisasi batubara (200 oC hingga 950 oC) dan pembebasan metana dan
hidrokarbon yang lebih tinggi.
c. penguraian zat terbang
Karena suhu yang lebih tinggi yang berlaku di melter-gasifier zona papan
gratis, hidrokarbon dan karbon retak intohydrogen SD
CnHm = nC + (m / 2) H2. Sangat diharapkan bahwa semua hidrokarbon yang
lebih tinggi retak di zona papan bebas sehingga menjamin generasi gas
pengurangan kualitas yang baik. Mempertahankan suhu kubah antara 1000 oC
sampai 1100 oC memastikan sama.
COREX 10
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
Reaksi lainnya di zona papan gratis:
CO2 + C → 2CO (Boudouard Reaction)
H2O + C → CO + H2 (Air Gas Reaction)
CO + H2O → CO2 + H2 (Shift Reaction)
Penguraian kapur bahan belum terdekomposisi dan dolomit.
Pengurangan sisa dari oksida besi. Pengurangan langsung dari FeO int DRI
berlangsung oleh karbon di tempat tidur arang. Pembakaran arang batubara
dengan oksigen. Pembakaran char batubara terjadi dekat tuyeres. Suhu maksimum
di dalam melter-gasifier ada di depan tuyeres.
Berikut ini reaksi gasifikasi karbon terjadi di daerah tuyeres.
2C + O2 → 2CO
2CO + O2 → 2CO2
C + CO2 → 2CO
Pada proses COREX, seluruh proses metalurgi dibagi menjadi dua reaktor
proses (reduction shaft dan melter-gasifier). Tidak digunakannya proses coking
dan sintering dalam proses COREX menjadikan proses ini bisa menghemat biaya
hingga 20% dari produksi hot metal. Jika berbicara tentang masalah lingkungan,
emisi yang dihasilkan oleh COREX plant hanya mengandung sedikit sekali emisi
gas NOx, SO2, debu, fenol, sulfide dan ammonium. Nilai emisi yang dihasilkan
berada jauh di bawah batas maksimum yang diperbolehkan oleh standar
internasional. Selain itu, limbah air emisi dari proses ini jauh lebih rendah dari
proses blast furnace.
D. Prospek Smelting Reduction di Indonesia
Harga gas alam dan pelet bijih besi yang digunakan untuk reaktor HYL III
di PT. Krakatu steel, semakin meningkat dan menimbulkan cost production yang
besar. Penggunaan tanur tiup yang sudah banyak digunakan di beberapa negara
pun masih kurang cocok jika digunakan di Indonesia, mengingat ketersediaan
sumber cokes di Indonesia pun sangat minim. Ditemukan sumbercoaking coal di
daerah Kalimantan Tengah. Namun kuasa eksploitasinya sudah dibawah BHP
Bilton. Pilihan untuk mengimpor bahan tersebut patut dipertimbangkan lagi,
COREX 11
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
kembali lagi karena menimbulkan cost production yang besar, dan dapat
mengurangi daya saing jika harganya menjadi lebih mahal.
Teknologi SR menggunakan coal (steaming coal) yang banyak tersedia di
Indonesia. Bahkan pada tahun 2005 pun Indonesia sudah dapat memproduksi 150
juta ton batubara, yang sayangnya masih banyak digunakan untuk keperluan
ekspor, dibandingkan sebagai sumber energi bagi industri dan manufaktur di
dalam negeri. Padahal Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam produksi
besi baja, mengingat sumber daya bijih besi yang bisa dibilang agak melimpah
jumlahnya. Apalagi banyak tempat penambangan batu bara yang berdekatan
dengan penambangan bijih besi, hal ini dapat mengurangi cost production dengan
jumlah agak signifikan. Dan dapat disimpulkan, penggunaan smelting
reduction dalam pengolahan besi di Indonesia dapat menjadi prospek yang baik
dalam perkembangan industri dan manufaktur logam negara kita.
COREX 12
Pembuatan Besi non-Konvensional COREX
DAFTAR PUSTAKA
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/212063136.pdf
igitur-archive.library.uu.nl/dissertations/1970148/c6.pdf
http://www.djmbp.esdm.go.id
http://www.solarnavigator.net/history/wealden_iron_industry.htm
http://www.sail.co.in/learning_cemter.php?tag=learning_center_smelting
http://metalpass.com/metaldoc/paper.aspx?docID=43
http://www.industry.siemens.com/industrysolutions/metals-
mining/en/metals/ironmaking/corex/Pages/home.aspx
COREX 13