2. Porto Kelompok Fix
description
Transcript of 2. Porto Kelompok Fix
BAB I
PENDAHULUAN DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut adalah penting karena pencernaan makanan
dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk makan dan berbicara,
gigi juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini tentu
diprioritaskan sebagai upaya dari bidang kesehatan guna meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat meningkatkan pula
kualitas hidup.
Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut
paling sering terjadi yang menyerang siapa saja tanpa memandang usia.
Karies gigi di Indonesia masih perlu mendapat perhatian. Berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevalensi karies gigi di Indonesia
mencapai 90,05% (Depkes RI, 2000). Karies gigi adalah lubang yang
terbentuk pada gigi yang terjadi akibat adanya proses secara bertahap
pelarutan enamel akibat aktivitas bakteri, saliva, sisa makanan dan waktu
yang berlangsung lama sehingga lubang tersebut terus berkembang ke bagian
dalam gigi yang mengakibatkan rasa nyeri.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat sejak dini terutama
pada anak sekolah sangatlah penting. Pada anak-anak terutama pada usia
sekolah dasar, struktur giginya termasuk jenis gigi bercampur antara gigi susu
dan gigi permanen sehingga rentan mengalami karies gigi. Terutama usia
rata-rata 8 tahun yang merupakan usia kritis karena mengalami transisi
pergantian gigi susu ke gigi permanen (Romadhona, 2009). Oleh sebab itu,
salah satu kebijaksanaannya adalah dengan meningkatkan upaya promotif,
preventif, dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12 tahun) karena pada usia
1
tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigi tetap (Anggraini,
2009).
Tingginya angka kesakitan penyakit dirongga mulut, khususnya yang
berkaitan dengan insidensi karies gigi menjadi hal yang melatarbelakangi
kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mengadakan kegiatan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sebagai upaya pencegahan karies gigi.
Berdasarkan SK Menkes RI No 128/MKes/SK/II/2004 tentang kebijakan
dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Depkes RI dinyatakan bahwa Usaha
Kesehatan Sekolah dan salah satu program yang ada di dalamnya yaitu Usaha
Kesehatan Gigi sekolah (UKGS) merupakan program pengembangan yang
mana segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan di sekolah
diupayakan melalui Tim Pembina UKS pusat dan Tim Pembina UKS di
daerah secara berjenjang.
UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk
murid-murid sekolah dasar yang meliputi dental health education dan
pemeriksaan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar yang terpilih
atau pada murid-murid yang membutuhkan perawatan darurat seperti abses,
gigi persistensi, dan sbegaianya. Program UKS dilaksanakan oleh dokter gigi.
dalam pelaksanaanya program UKGS sering dibantu oleh guru, orang tua
murid dan orang-orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah seperti
pedagang di kantin sekolah.
Di Indonesia perogram UKGS telah dilaksanakan sejak tahun 1951,
tetapi dampak program UKGS terhadap status kesehatan gigi murid sekolah
dasar hingga saat ini belum memuaskan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Pengambilan Data Sekunder :
a. Mengetahui derajat atau tingkat kebersihan gigi maupun mulut murid
di SDN Plalangan 4.
2
b. Mengetahui tingkat karies gigi pada murid di SDN Plalangan 4
ataupun SD lainnya.
c. Mengetahui tahapan UKGS yang diterapkan di SD tersebut.
d. Mengidentifikasi adanya kemajuan atau tidak dari hasil kegiatan
UKGS yang dilaksanakan di Puskesmas Gunung Pati.
2. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut :
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
menjalankan prinsip hidup sehat.
b. Meningkatkan taraf kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah
dengan mangusahakan timbulnya kesadaran bahwa menjaga
kebersihan gigi dan mulut itu penting.
c. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut murid-murid SD
dengan mendahulukan usaha promotif dan preventif, dan apabila usaha
promotif dan preventif gagal maka menjalankan usaha kuratif.
d. Meningkatkan kesadaran murid-murid di Sekolah Dasar agar memiliki
kemampuan dan kemauan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut di
rumah.
3
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
A. Pengambilan Data Sekunder
Pada tanggal 12 Juli Field Lab kelompok 1 Fakultas Kedokteran Gigi
UNIMUS dilakukan di Puskesmas Gunung Pati, Semarang. Sebelum
melakukan kegiatan Field Lab mahasiswa diberi pengarahan oleh dosen
pembimbing yang mendampingi kegiatan Field Lab yaitu drg. Dwi Windu A.
N. Pengarahan tersebut berupa kegiatan yang akan dilakukan di Puskesmas
Gunung Pati.
Sebelum kegiatan dilakukan, mahasiswa terlebih dahulu membuat
workplan atau lembar cara kerja yang diserahkan kepada instruktur lapangan
pada pagi hari sebelum pelaksanaan. Workplan tersebut berisi tujuan
pembelajaran, alat atau bahan yang diperlukan serta cara kerja. Sesampainya
di Puskesmas Gunung Pati kami langsung bertemu dengan drg. Andreas
Jatmiko, beliau adalah dokter gigi di Puskesmas Gunung Pati sekaligus
koordinator program UKGS.
Untuk mengawali kegiatan, terlebih dahulu kami menemui kepala
Puskesmas Gunung Pati untuk memohon ijin kepada beliau agar kami diberi
waktu dan tempat utuk melakukan kegiatan Field Lab hingga selesai.
Kemudian kami semua diarahkan drg. Andreas Jatmiko menuju ke aula
dilantai dua Puskesmas Gunung Pati untuk melakukan kegiatan pengambilan
data. Kami berkesempatan untuk bertanya tentang kesehatan gigi dan mulut
di masyarakat dan penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
4
yang kemudian akan didukung dengan data-data dan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan Field Lab ini.
Dari data yang kami dapatkan menunjukan bahwa UKGS merupakan
kegiatan terpadu dengan program UKS dimana semua agenda materi tentang
kesehatan gigi dan mulut dimasukan juga pada materi UKS. Puskesmas
Gunung Pati ini telah melakukan kegiatan UKGS diberbagai lapisan tingkat
pendidikan seperti TK/ RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA yang
tentunya masuk pula kedalam program UKS. Berikut merupakan data
sekolah-sekolah yang berada dan telah mengadakan program tersebut selama
tahun 2009-2013 :
Tabel 1. Daftar Nama TK/ RA Tahun 2009/ 2010 – 2011/ 2012
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. TK. PERTIWI 01 Sumurrejo
2. TK. PERTIWI 02 Nongkosawit
3. TK. PERTIWI 06 Sumurgunung
4. TK. PERTIWI 23 Plalangan
5. TK. PERTIWI 24 Nongkosawit
6. TK. PERTIWI 25 Sumurgunung
7. TK. PERTIWI 26 Cepoko
8. TK. PERTIWI 29 Mangunsari
9. TK. PERTIWI 30 Sadeng
10. TK. PERTIWI 31 Terwidi
11. TK. PERTIWI 32 Jatirejo
12. TK. PERTIWI 37 Sikrangkeng
13. TK. AL-HIDAYAH 08 Kwasen Rejo
14. TK. SIWI PENI 2 Pongangan
15. TK. ABA 53 Jl. Raya Gunung Pati
16. TK. AL-FIRDAUS Kandri
5
17. TK. AL-JANNAH Nongkosawit
18. RA. AL-ISLAM SUMURREJO Sumurrejo
19. RA. AL-ISLAM MANGUNSARI Mangunsari
20. RA. HIDAYATULLAH JATIREJO Jatirejo
21. RA. MIFTAHUL H. PONGANGAN Pongangan
22. RA. AL-ISLAM GUNUNG PATI Gunung Pati
23. RA. RAUDLOTUSYIBAN
PLALANGAN
Plalangan
24. RA. NURUL HUDA RANDUSARI Randusari
Tabel 2. Daftar Nama TK/ RA Tahun 2012/ 2013
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. TK PERTIWI 32 Pakintelan
2. TK PERTIWI 29 Pakintelan
3. RA. AL-ISLAM MANGUNSARI
01
Mangunsari
4. RA. AL-ISLAM MANGUNSARI
02
Mangunsari
5. TK PERTIWI 23 Plalangan
6. TK PERTIWI 31 Plalangan
7. RA. RAUDHATUL ATHFAL Plalangan
8. TK PERTIWI 37 Gunung Pati
9. TK ABA 52 Gunung Pati
10. RA. AL-ISLAM GUNUNG PATI Gunung Pati
11. TK PERTIWI 02 Nongkosawit
12. TK PERTIWI 24 Nongkosawit
13. TK AL-JANAH Nongkosawit
14. RA. NURUL HUDA Nongkosawit
15. TK PERTIWI 48 Pongangan
6
16. TK SIWI PENI 25 Pongangan
17. TK AL-HIDAYAH 08 Pongangan
18. RA. MIFTAHUL HIDAYAH Pongangan
19. TK PERTIWI 30 Sadeng
20. TK PERTIWI 26 Cepoko
21. TK PERTIWI 50 Jatireko
22. RA. HIDAYATULLAH Jatireko
23. TK PERTIWI 01 Sumurrejo
24. TK PERTIWI 06 Sumurrejo
25. TK SETIA BAKTI Sumurrejo
26. RA. AL-ISLAM SUMURREJO Sumurrejo
27. TK AL-FIRDAUS Kandri
Tabel 3. Daftar Nama SD/ MI Tahun 2009/ 2010 – 2010/ 2011
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. SDN Gunung Pati 01 Jl. Raya Gunung Pati
2. SDN Gunung Pati 02 Marakana Gunung Pati
3. SDN Gunung Pati 03 Kp. Pandean Gunung Pati
4. SDN Gunung Pati 04 Kp. Sikrangkeng Gunung Pati
5. SDN Plalangan 01 Jl. Raya Gunung Pati
6. SDN Plalangan 02 Terwidi Plalangan
7. SDN Plalangan 03 Plalangan
8. SDN Pakintelan 01 Pakintelan
9. SDN Pakintelan 01 Pakintelan
10. SDN Cepoko 01 Kandri
11. SDN Cepoko 02 Cepoko
12. SDN Cepoko 03 Talun Kacang
13. SDN Nongkosawit Nongkosawit
14. SDN Sadeng 01 Sadeng
7
15. SDN Sadeng 02 Sadeng
16. SDN Sadeng 03 Sadeng
17. SDN Pongangan 01 Pongangan
18. SDN Pongangan 02 Randusari
19. SDN Mangunsari 01 Mangunsari
20. SDN Mangunsari 02 Mangunsari
21. SDN Jatirejo Jatirejo
22. SDN Sumur Gunung 01 Sumurrejo
23. SDN Sumur Jurang 01 Jl. Raya Gunung Pati
24. SDN Wijaya Kusuma Kwasenrejo Raya Pongangan
25. MI Mangunsari 01 Pengkol Mangunsari
26. MI Mangunsari 02 Mangunsari
27. MI Plalangan Terwidi Plalangan
28. MI Gunung Pati Jl. Raya Gunung Pati
29. MI Sumurrejo Sumurrejo
30. MI Nongkosawit Nongkosawit
31. MI Pongangan Pongangan
32. MI Cepoko Muntal
33. MI Nusantara Kwasenrejo Raya Pongangan
Tabel 4. Daftar Nama SD/ MI Tahun 2011/ 2012 – 2012/ 2013
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. SD PAKINTELAN 01 Jl. Winongsari Gunung Pati
2. SD PAKINTELAN 02 Jl. Pakintelan Gunung Pati
3. SD PAKINTELAN 03 Jl. Langkir Gunung Pati
4. SD MANGUNSARI 01 Jl. Raya Mangunsari Gunung
Pati
5. SD PLALANGAN 01 Jl. Mr. Wuryanto Gunung Pati
6. SD PLALANGAN 02 Jl. Tegal Asem Gunung Pati
8
7. SD PLALANGAN 03 Jl. Raya Plalangan Gunung Pati
8. SD PLALANGAN 04 Jl. Mr. Wuryanto Gunung Pati
9. SD GUNUNG PATI 01 Jl. Pandean Gunung Pati
10. SD GUNUNG PATI 02 Jl. Marakana Gunung Pati
11. SD GUNUNG PATI 03 Jl. Sikrangkeng Gunung Pati
12. SD NONGKOSAWIT 01 Jl. Raya Nongkosawit Gunung
Pati
13. SD NONGKOSAWIT 02 Jl. Randusari Gunung Pati
14. SD PONGANGAN Jl. Raya Pongangan Gunung Pati
15. SD SADENG 01 Jl. Kol. Rw. Sugiarto Gunung
Pati
16. SD SADENG 02 Jl. Kol. Rw. Sugiarto Gunung
Pati
17. SD SADENG 03 Jogoprono Sadeng Gunung Pati
18. SD CEPOKO Jl. Raya Cepoko
19. SD JATIREJO Jl. Potrowongso Jatirejo Gunung
Pati
20. SD SUMURREJO 01 Jl. Mr. Wuryanto Km 46 Gunung
Pati
21. SD SUMURREJO 02 Jl. Sumurgunung Gunung Pati
22. SD KANDRI 01 Jl. Kandri Raya 54 Gunung Pati
23. SD KANDRI 02 Jl. Kreyo Raya Talun Kacang
24. SD WIJAYA KUSUMA Jl. Kwasen Rejo Raya No. 1
Pongangan
25. SD IT HIDAYATULLAH Sirayu Jatirejo Gunung Pati
26. MI NUSANTARA Jl. Kwasen Raya
27. MI AL-ISLAM MANGUNSARI 01 Jl. Raya Pengkol Gunung Pati
28. MI AL-ISLAM MANGUNSARI 02 Jl. Raya Muntal Gunung Pati
29. MI PLALANGAN Jl. Raya Plalangan Gunung Pati
30. MI AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Raya Gunung Pati
9
31. MI NONGKOSAWIT Jl. Randusari Gunung Pati
32. MIN PONGANGAN Kwasen Pongangan Gunung Pati
33. MI CEPOKO Mundingan Cepoko Gunung Pati
34. MIN SUMURREJO Jl. Moedal Gunung Pati
Tabel 5. Daftar Nama SMP/ MTs Tahun 2009/ 2010 – 2011/ 2012
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. SMP N 24 Jl. Pramuka No. 01 SMG
2. SMP N 22 Jl. Raya Gunung Pati SMG
3. SMP N 41 Jl. Cepoko Utara Gunung Pati
4. SMP SEMESTA Jl. Raya Semarang KM. 15
Gunung Pati
5. SMP AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Morokono Gunung Pati
6. MTs AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Morokono Gunung Pati
7. MTs AL-ISLAM SUMURREJO Jl. Mudal No. 3 Gunung Pati
8. MTs AL-HIDAYAH Jl. Desel Sadeng
9. SMIT BINA AMAL Jl. Raya Ungaran Gunung Pati
Tabel 6. Daftar Nama SMP/ MTs Tahun 2012/ 2013
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. SMP N 24 Jl. Pramuka No. 01 Smg
2. SMP N 22 Jl. Raya Gunung Pati Smg
3. SMP N 41 Jl. Cepoko Utara Gunung Pati
4. SMP SEMESTA Jl. Raya Semarang Km. 15
Gunung Pati
5. SMP AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Morokono Gunung Pati
6. MTs AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Morokono Gunung Pati
7. MTs AL-ISLAM SUMURREJO Jl. Mudal No. 3 Gunung Pati
10
8. MTs AL-HIDAYAH Jl. Desel Sadeng
9. SMIT BINA AMAL Jl. Raya Ungaran Gunung Pati
10. SMP NUDIA Terwidi Plalangan Gunung Pati
Semarang
11. SMP AL-USWAH Jl. Raya Unnes-Sumurjurang
Semarang
Tabel 7. Daftar Nama SMA 2009/ 2010 – 2011/ 2012
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. SMA N 12 Jl. Raya Gunung Pati
2. SMA ISLAM PRAGOLAPATI Jl. Raya Manyaran Gunung Pati
3. SMA SEMESTA Jl. Raya Semarang KM. 15
Gunung Pati
Tabel 8. Daftar Nama SMA 2012/ 2013
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
1. SMA N 12 Jl. Raya Gunung Pati
2. SMA ISLAM PRAGOLAPATI Jl. Raya Manyaran Gunung Pati
3. SMA SEMESTA Jl. Raya Semarang KM. 15
Gunung Pati
4. SMA NURUL BARQI Jl. Raya Semarang Gunung Pati
KM 17
5. SMK SULTAN TRENGGONO Jl. Raya Manyaran-Gunung Pati
KM 15
6. MA AL MADANI Terwidi Plalangan Gunung Pati
Semarang
7. SMA AL USWAH Jl. Raya UNNES-Sumurjurang
Semarang
11
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009/ 2010 – 2011/
2012, jumlah sekolah yang masuk kedalam wilayah kerja Puskesmas
Gunung Pati sebanyak 24 TK/ RA, 9 SMP/ MTs, dan 3 SMA/ MA
sedangkan SD/ MI pada tahun 2010/ 2011 – 2011/ 2012 adalah 33 SD/MI.
Pada tahun 2011/ 2012 – 2012/ 2013, jumlah sekolah yang masuk kedalam
wilayah kerja Puskesmas Gunung Pati menjadi 27 TK/ RA, 34 SD/MI, 11
SMP/MTs, dan 7 SMA/SMK/MA.
Dalam wawancara yang dilaksanakan drg. Andreas Jatmiko menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan secara jelas dan rinci. Berikut
merupakan hasil dari wawancara yang kami lakukan :
A. Pengumpulan Data (SD/MI binaan Puskesmas)
1. Data dasar untuk
keperluan perencanaan
operasional
ADA (bila
ada
sebutkan
jumlahnya
)
TIDAK Keterangan
a. Jumlah SD / MI - Setiap tahunnya Puskesmas
Gunung Pati melakukan
kegiatan UKGS di SD yang
berbeda atau tidak menetap
pada satu SD saja seperti
aturan yang seharusnya
(Target UKGS Tahap III
adalah 1 SD/MI). Pada
tahun 2013 jumlah SD/ MI
yang masuk kedalam
wilayah kerja program
UKGS Puskesmas Gunung
Pati sebanyak 34 SD/MI.
12
b. Jumlah siswa yang
dilakukan pemeriksaan
- Bervariasi, karena setiap
tahunnya Puskesmas
Gunung Pati melakukan
program UKGS di SD
binaan yang berbeda-beda.
- Tahun 2009/ 2010
sebanyak 4584 siswa
- Tahun 2010/ 2011
sebanyak 4542 siswa
- Tahun 2011/ 2012
sebanyak 4553 siswa
- Tahun 2012/ 2013
sebanyak 4797
c. Jumlah Guru - Biasanya hanya melibatkan
wali kelas atau pengurus
UKS/ pembina.
d. Data tentang situasi
pelaksanaan kesehatan
gigi dan mulut di SD dan
MI khususnya
sehubungan dengan
presentase sekolah
menurut pentahapan
UKGS
- Data yang disajikan sesuai
tahapan UKGS tahap II dan
tahap III.
2. Data untuk evaluasi
dampak program
terhadap profil kesehatan
gigi dan mulut siswa
a. Tenaga kesehatan - Evaluasi biasanya disajikan
dengan menggunakan data
dan dokumentasi pada
13
setiap kegiatannya.
b. Oleh guru - Biasanya guru tidak
menyajikan evaluasi dengan
data. Sehingga tidak ada
evaluasi dalam bentuk data
dan tidak terdokumentasi.
B. Intervensi perilaku
1. Penggerakan peran serta
guru melalui
lokakarya/pelatihan
- Guru dilibatkan dalam
pertemuan lintas sektor
UKS dimana akan
dijelaskan program-program
yang akan dilaksanakan atau
direncanakan oleh
Puskesmas serta hambatan
yang dialami selama
kegitan. Dari pemaparan
tersebut kemudian diadakan
diskusi
2. Penyuluhan kepada siswa
berupa :
a. Latihan menggosok gigi - Dapat diperagakan secara
langsung serta dapat juga
dilakukan dengan
menggunaka video atau ppt
yang ditayangkan melalui
LCD.
b. Pengajaran formal
tentang kesehatan gigi
dan mulut
- Pengajaran formal tentang
kesehatan gigi dan mulut
dilaksanakan 2 kali dalam 1
tahun dan biasanya hanya
kelas 3 dan 5 pengajaran
14
formal ini disebut
Pembinaan UKGS.
c. Penilaian kebersihan
mulut oleh guru, melalui
pemeriksaan rutin
- Guru tidak melakukan
penilaian kebersihan mulut
kepada siswa, namun hanya
bertugas membantu petugas
kesehatan dalam
mengumpulkan siswa yang
akan diperiksa. Pemeriksaan
dan penilaian kebersihan
mulut dilakukan oleh
petugas kesehatan atau
dokter gigi.
d. Penyuluhan oleh tenaga
kesehatan secara
insidental
- Biasanya dilakukan
langsung bersamaan dengan
kegiatan screening,
pembinaan yang dilakukan
secara face to face seperti
konsultasi dokter dengan
pasien.
C. Intervensi medis teknis/perorangan
1. Pembersihan karang gigi - Apabila ketika screening
terdapat siswa yang
memiliki karang gigi, maka
akan dirujuk ke Puskesmas
untuk dilakukan
pembersihan karang gigi.
2. Pemeriksaan mulut (check
oral)
- Pemeriksaan mulut
dilakukan melalui
screening. Caranya dengan
dijumlahkan secara
15
langsung tanpa
menggunakan OHI-S
maupun DMF-T.
3. Pengobatan sementara - Kegiatan pengobatan
sementara tidak dilakukan
di UKGS SD yang dibina.
Karena dalam
pelaksanaannya tidak
diperbolehkan membawa
obat-obatan. Dan semua
perawatan dilakukan di
Puskesmas.
4. Aplikasi fluor
a. Melalui pasta gigi yang
memenuhi pasta gigi
yang memenuhi
persyaratan
- Dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan
tentang penggunaan fluor
dalam bentuk topikal
aplikasi yang paling
sederhana dan dapat
dijangkau semua kalangan,
yaitu dengan menggunakan
pasta gigi.
b. Untuk daerah khusus
intensifikasi melalui
kumur-kumur dengan
larutan yang
mengandung fuor aktif
atau pemberian tablet
fluor
- Pemberian larutan yang
mengandung fluor aktif atau
tablet fluor tidak dilakukan,
karena hal ini berikatan
dengan kemampuan
ekonomi yang berbeda-beda
pada setiap keluarga siswa.
5. Penambalan - Apabila ditemukan siswa
yang berindikasi dilakukan
16
penambalan pada saat
screening maka akan tetap
dilakukan, tetapi tidak
dilakukan di sekolah atau
SD binaan tersebut
melainkan akan dirujuk ke
Puskesmas dan didampingi
oleh guru yang sebelumnya
telah diberikan blanko oleh
dokter gigi/petugas
kesehatan yang melakukan
pemeriksaan.
6. Pencabutan gigi presistensi - Apabila ditemukan siswa
yang berindikasi dilakukan
pencabutan gigi presistensi
pada saat screening maka
akan tetap dilakukan, tetapi
tidak dilakukan di sekolah
atau SD binaan tersebut
melainkan akan dirujuk ke
Puskesmas dan didampingi
oleh guru yang sebelumnya
telah diberikan blanko oleh
dokter gigi/petugas
kesehatan yang melakukan
pemeriksaan.
7. Pencabutan gigi permanen - Apabila ditemukan siswa
yang berindikasi dilakukan
pencabutan gigi permanen
pada saat screening maka
akan tetap dilakukan, tetapi
17
tidak dilakukan di sekolah
atau SD binaan tersebut
melainkan akan dirujuk ke
Puskesmas dan didampingi
oleh guru yang sebelumnya
telah diberikan blanko oleh
dokter gigi/petugas
kesehatan yang melakukan
pemeriksaan.
8. Rujukan - Semua kelainan yang
memerlukan tindakan lanjut
setelah dilaksanakan
kegitanscreening akan
dilakukan di Puskesmas,
jika Puskesmas tidak dapat
melakukan tindakan maka
akan dirujuk ke Rumah
Sakit.
D. Manajemen
1. Supervisi dan bimbingan
teknis
a. Kunjungan pembinaan
ke SD dan MI minimal
1 X sebulan
- Kunjungan pembinaan
dilakukan setiap setahun
sekali.
b. Kunjungan supervisi
dan pembinaan ke
puskesmas oleh
koordinator kesehatan
gigi Dinas Kesehatan
Kota atau kunjungan
supervisi oleh
- Kunjungan supervisi dan
pembinaan ke Puskesmas
dilaksanakan 2 kali dalam 1
tahun.
Kunjungan dilakukan oleh
Bagian Kesda.
18
penanggung jawab
program kesehatan gigi
dan mulut
DinasKesehatan Kota
minimal 1 X dalam 1
triwulan
c. Kunjungan supervisi
dari program kesehatan
gigi dan mulut Pusat
kedaerah minimal 1 X
dalam 1 X setahun
- Jika kunjungan dari
Kementerian Kesehatan RI
(Pusat) tidak ada. Namun
dari Dinas Kesehatan Kota
Semarang / Puskesmas Kota
Semarang melakukan
kunjungan 2 kali dalam 1
tahun.
2. Pelaporan - Pelaporan akan dilakukan
ke Dinas Kesehatan.
3. Evaluasi kegiatan UKGS - Bila ada, bentuk model
evaluasinya seperti apa?
Evaluasi yang dilakukan
hanya dalam bentuk
pencatatan dan pelaporan
sesuai dengan format yang
diberikan oleh Dinas
Kesehatan, tanpa
menggunakan metode-
metode tertentu.
Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut dari kegiatan wawancara
dengan drg. Andreas Jatmiko :
19
1. Pengumpulan Data (SD/MI Puskesmas)
Data dasar unsur untuk keperluan perencanaan operasional
a. Jumlah SD / MI yang terlibat dalam program UKGS yang dilakukan
oleh Puskesmas di Gunung Pati yang dikoordinir oleh drg. Andreas
yaitu sejauh ini melibatkan 4 Sekolah Dasar. UKGS yang
dilaksanakan di daerah Gunung Pati khususnya di Puskesmas Gunung
Pati setiap tahunnya melibatkan Sekolah Dasar yang berbeda-beda.
Mengapa demikian? Karena dengan melibatkan Sekolah Dasar yang
berbeda-beda setiap tahunnya dimaksudkan untuk mengenalkan
program UKGS ke sekolah-sekolah tersebut.
b. Jumlah guru yang terlibat dalam program UKGS ini biasanya hanya
melibatkan wali kelas atau pengurus/ pembina UKS di SD tersebut
karena biasanya yang lebih berperan aktif atau yang banyak
mengambil andil adalah petugas kesehatan yang membantu
terselenggaranya program UKGS walaupun peran guru juga
dibutuhkan.
c. Data tentang situasi pelaksanaan kesehatan gigi dan mulut di SD dan
MI khususnya sehubungan dengan presentase sekolah menurut
pentahapan UKGS, data yang tertera menurut pentahapan UKGS yaitu
meliputi tahapan UKGS tahap II dan tahap III. Karena untuk
Puskesmas Gunung Pati sendiri melakukan UKGS tahap II dan tahap
III, tidak melakukan UKGS tahap I. Mengapa tidak menggunakan
UKGS tahap I? Karena biasanya untuk daerah Semarang sudah tidak
ada yang menggunakan UKGS tahap I. Informasi ini dapat kita
relvansikan dengan teori yang membahas tenang tahapan-tahapan
dalam UKGS. Untuk UKGS tahap I hanya dapat diterapkan hanya
untuk SD dan MI yang belum terjangkau oleh tenaga dan kesehatan
gigi, sehingga untuk UKGS tahap I bukan petugas puskesmas yang
melaksanakan langsung tetapi Tim Pelaksana UKS di SD dan MI
tersebutlah yang melaksanakannya. Sedangkan untuk SD yang
letaknya dekat dengan Puskesmas Gunung Pati telah diterapkan
20
UKGS tahap II maupun tahap III karena telah terjangkau oleh tenaga
kesehatan.
Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil kesehatan gigi
dan mulut
a. Oleh tenaga kesehatan, evaluasi biasanya disampaikan dengan
menggunakan data.
b. Oleh guru, biasanya guru tidak menyajikan evaluasi dengan data.
Sehingga tidak ada evaluasi dalam bentuk data dan tidak
terdokumentasi.
2. Intervensi perilaku
a. Penggerakan peran serta guru melalui lokakarya / pelatihan, tidak
melakukan pelatihan untuk guru karena biasanya guru hanya terlibat
dalam pertemuan lintas sektor UKS, yaitu menjelaskan program-
program yang akan dilaksanakan dan hambatan apa saja yang akan
dihaadapi. Biasanya guru juga dilibatkan dalam pelaksanaan UKGS
namun, biasanya guru tersebut kurang proaktif dalam melaksanakan
program UKGS. Contoh : drg. Andreas telah memberikam form yang
di dalamnya berisi tentang maslah kesehatan apa saja yang di derita
oleh murid yang ada di SD tersebut, misalnya adalah anak murid
tersebut menderita karies gigi (gigi berlubang), dan apa bila siswa
tersebut ingin mengobati karies gigi tersevut harus datang ke
puskesmas dengan orang tua dan guru yang bertanggung jawab atau
yang memegang form anak tersebut. Namun pada kenyataannya, anak
tersebut datang dengan orang tuanya tanpa didampingi oleh gurunya
dan tidak disertai dengan form hasil screening yang telah dilakukan di
sekolah tersebut.
b. Penyuluhan kepada murid :
Program UKGS yang dilaksanakan di Puskesmas Gunung Pati
melaksanakan pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut
kepada murid-murid di SD dilakukan rutin 2 kali dalam setahun,
21
kemudian untuk penilaian kebersihan mulut tidak dilakukan oleh guru
namun dilakukan langsung oleh tenaga kesehatan yang membantu
terselenggaranya kegiatan UKGS, dan untuk penyuluhan oleh tenaga
kesehatan secara insidental tetap dilakukan dilakukan langsung ketika
melakukan screening, apabila ada yang mengalami masalah kesehatan
gigi dan mulut maka akan langsung diberikan pembinaan face to face.
3. Intervensi medis teknis/perorangan
a. Pembersihan karang gigi, untuk penanganannya hanya dapat
dilakukan di puskesmas namun pembersihan karang gigi ini juga
termasuk dalam program UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Gunung Pati. Karena pada dasarnya ketika melaksanakan program
UKGS, ketika di area sekolah petugas kesehatan tidak boleh
melakukan tindakan pengobatan maupun perawatan karena telah
ditetapkan dari Dinas Kesehatan. Jadi, untuk pembersihan karang gigi
harus dilaksanakan di puskesmas.
b. Pemeriksaan mulut (check oral), biasanya dilakukan dengan
screening. Kemudian utuk hasil dari pemeriksaan mulut ini dihitung
dengan menjumlahkan secara langsung tanpa menggunakan OHIS
(Oral Health Index Simplified) maupun DMFT.
c. Pengobatan sementara, untuk hal ini tidak dilakukan oleh Puskesmas
Gunung Pati karena telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan bahwa
tidak diperbolehkan membawa obat-obatan ketika melaksanakan
program UKGS di sekolah.
d. Untuk daerah khusus intensifikasi melalui kumur–kumur dengan
larutan yang memenuhi persyaratan, untuk di Puskesmas Gunung Pati
sendiri tidak melaksanakan hal ini.
e. Penambalan, untuk penanganannya hanya dapat dilakukan di
puskesmas namun pembersihan penambalan gigi ini juga termasuk
dalam program UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas Gunung
Pati.
22
f. Pencabutan gigi persistensi, untuk penanganannya hanya dapat
dilakukan di puskesmas namun pencabutan gigi persistensi ini juga
termasuk dalam program UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Gunung Pati. Karena pada dasarnya ketika melaksanakan program
UKGS, ketika di area sekolah petugas kesehatan tidak boleh
melakukan tindakan pengobatan maupun perawatan karena telah
ditetapkan dari Dinas Kesehatan. Jadi, untuk pencabutan gigi
persistensi harus dilaksanakan di puskesmas.
g. Pencabutan gigi permanen, untuk penanganannya hanya dapat
dilakukan di puskesmas namun pencabutan gigi persistensi ini juga
termasuk dalam program UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Gunung Pati. Karena pada dasarnya ketika melaksanakan program
UKGS, ketika di area sekolah petugas kesehatan tidak boleh
melakukan tindakan pengobatan maupun perawatan karena telah
ditetapkan dari Dinas Kesehatan. Jadi, untuk pencabutan gigi
persistensi harus dilaksanakan di puskesmas.
4. Manajemen
a. Evaluasi kegiatan UKGS, untuk evaluasi kegiatan UKGS yang
dilaksanakan oleh Puskesmas Gunung Pati tidak menggunkan metode
kohort seperti apa yang tertera dalam teori yang membahas tentang
evaluiasi kegiatan UKGS, evaluasinya hanya dalam bentuk pencatatan
dan pelaporan sesuai dengan format yang telah disediakan oleh Dinas
Kesehatan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan juga didapat keterangan lain
bahwa terjadinya angka karies pada program UKGS khususnya di SD/ MI
setiap tahun masih tetap stabil pada nilai yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah siswa yang dilakukan screening pada kelas 1 SD/ MI, banyaknya gigi
yang bebas dari karies dalam satu kelas hanya terdapat satu sampai dua orang
23
atau bahkan tidak ada satupun siswa yang terbebas dari karies. Berikut
merupakan tabel mengenai terjadinya karies dari tahun 2009/ 2010 - 2012/
2013 :
Tabel 9. Data Jumlah yang Terkena Karies di SD/MI Tahun 2009/ 2010
No. Nama SekolahJumlah Murid yang
Dilakukan Screening
Jumlah yang
Terkena Karies
Gigi
1. SDN Sadeng 01 18 15
2. SDN Sadeng 02 39 23
3. SDN Sadeng 03 34 19
4. SDN Cepoko 01 40 22
5. SDN Cepoko 02 14 12
6. SDN Cepoko 03 11 8
7. SDN Plalangan 01 40 22
8. SDN Plalangan 02 16 9
9. SDN Plalangan 03 8 3
10. SDN Pakintelan 01 27 12
11. SDN Pakintelan 02 16 11
12. SDN Mangunsari 01 20 14
13. SDN Mangunsari 02 35 27
14. SDN Gunung Pati 01 28 19
15. SDN Gunung Pati 02 40 31
16. SDN Gunung Pati 03 21 13
17. SDN Gunung Pati 04 30 20
18. SDN Pongangan 01 29 14
19. SDN Pongangan 02 22 13
20. SDN Jatirejo 40 27
21. SDN Nongkosawit 6 0
22. SDN Sumur Gunung 01 30 18
24
23. SDN Sumur Jurang 01 25 13
24. SDN Wijaya Kusuma 27 14
25. MI Mangunsari 01 10 6
26. MI Mangunsari 02 30 19
27. MI Plalangan 12 8
28. MI Gunung Pati 35 26
29. MI Nongkosawit 29 18
30. MI Nusantara 20 11
31. MI Sumurrejo 35 22
32. MI Pongangan 24 13
33. MI Cepoko 6 5
Tabel 10. Data Jumlah yang Terkena Karies di SD Tahun 2010/ 2011
No. Nama SekolahJumlah Murid yang
Dilakukan Screening
Jumlah yang
Terkena Karies
1. SDN Sadeng 01 11 11
2. SDN Sadeng 02 47 23
3. SDN Sadeng 03 35 35
4. SDN Cepoko 01 44 42
5. SDN Cepoko 02 18 12
6. SDN Cepoko 03 13 0
7. SDN Plalangan 01 42 37
8. SDN Plalangan 02 8 8
9. SDN Plalangan 03 4 4
10. SDN Pakintelan 01 19 19
11. SDN Pakintelan 02 20 20
12. SDN Mangunsari 01 30 29
13. SDN Mangunsari 02 23 23
14. SDN Gunung Pati 01 31 28
25
15. SDN Gunung Pati 02 25 24
16. SDN Gunung Pati 03 15 15
17. SDN Gunung Pati 04 16 14
18. SDN Pongangan 01 26 23
19. SDN Pongangan 02 11 10
20. SDN Jatirejo 19 18
21. SDN Nongkosawit 11 8
22. SDN Sumur Gunung 01 29 24
23. SDN Sumur Jurang 01 19 19
24. SDN Wijaya Kusuma 24 12
25. MI Mangunsari 01 13 10
26. MI Mangunsari 02 35 35
27. MI Plalangan 16 6
28. MI Gunung Pati 27 25
29. MI Nongkosawit 25 25
30. MI Nusantara 14 25
31. MI Sumurrejo 22 22
32. MI Pongangan 19 10
33. MI Cepoko 4 4
Tabel 11. Data Jumlah yang Terkena Karies di SD Tahun 2011/ 2012
No. Nama SekolahJumlah Murid yang
Dilakukan Screening
Jumlah yang
Terkena Karies
1. SDN Pakintelan 01 19 19
2. SDN Pakintelan 02 20 20
26
3. SDN Mangunsari 21 17
4. SDN Pakintelan 03 20 17
5. MI Al-Islam Mangunsari 01 9 9
6. MI Al-Islam Mangunsari 02 31 29
7. SDN Plalangan 01 35 32
8. SDN Plalangan 02 15 15
9. SDN Plalangan 03 6 6
10. MI Plalangan 12 10
11. SDN Plalangan 04 33 30
12. SDN Gunung Pati 02 26 23
13. SDN Gunung Pati 01 17 14
14. SDN Gunung Pati 03 17 14
15. SDN Wijaya Kusuma 19 11
16. MI Al-Islam Gunung Pati 31 31
17. SDN Nongkosawit 01 15 15
18. MI Nongkosawit 21 25
19. SDN Pongangan 40 23
20. MI Nusantara 13 6
21. SDN Jatirejo 22 3
22. SDN Sadeng 01 19 6
23. SDN Cepoko 19 5
24. SDN Kandri 01 24 3
25. SDN Jatirejo 16 9
26. SD IT Hidayatullah 13 7
27. SDN Sumurrejo 01 27 22
28. SDN Sumurrejo 02 29 18
29. SDN Nongkosawit 8 8
30. SDN Sadeng 02 40 8
31. SDN Kandri 02 13 0
32. MIN Sumurrejo 22 22
27
33. MIN Pongangan 23 4
34. MI Cepoko 4 4
Tabel 12. Data Jumlah yang Terkena Karies di SD Tahun 2012/ 2013
No. Nama SekolahJumlah Murid yang
Dilakukan Screening
Jumlah yang
Terkena Karies
1. SDN Pakintelan 01 26 26
2. SDN Pakintelan 02 9 7
3. SDN Mangunsari 26 13
4. SDN Pakintelan 03 17 11
5. MI Al-Islam Mangunsari 01 13 12
6. MI Al-Islam Mangunsari 02 33 29
7. SDN Plalangan 01 40 18
8. SDN Plalangan 02 14 8
9. SDN Plalangan 03 13 12
10. SDN Plalangan 04 40 39
11. MI Plalangan 17 10
12. SDN Gunung Pati 02 16 12
13. SDN Gunung Pati 01 14 12
14. SDN Gunung Pati 03 26 23
15. MI Al-Islam Gunung Pati 30 0
16. SDN Nongkosawit 01 18 0
17. SDN Nongkosawit 02 15 12
18. MI Nongkosawit 26 17
19. SDN Pongangan 29 25
20. MI Pongangan 33 31
21. SDN Wijaya Kusuma SDN
Jatirejo24 18
22. MI Nusantara 10 4
28
23. SDN Sadeng 01 21 8
24. SDN Sadeng 02 27 8
25. SDN Sadeng 03 23 23
26. SDN Cepoko 21 9
27. MKI Al-Hidayah Cepoko 4 3
28. MI Cepoko 29 8
29. SD IT Hidayatullah 9 4
30. SDN Sumurrejo 01 35 26
31. SDN Sumurrejo 02 30 22
32. MIN Sumurrejo 66 11
33. SDN Kandri 01 39 11
34. SDN Kandri 02 23 17
Tabel 13. Data keadaan rongga mulut UKGS pada tahun 2012/ 2013
No. Keadaan Rongga Mulut SD SMP SMA
1. Gigi kotor 0 310 116
Gigi bersih 0 0 0
Gigi beradang 0 0 0
Gigi lubang/karies 489 310 116
Gigi tambal 0 0 0
Gigi hilang 0 0 0
Lain-lain (sebutkan 0 0 0
Dari semua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa angka karies masih tetap
tinggi pada setiap tahunnya di tiap-tiap SD binaan di wilayah kerja
Puskesmas Gunung Pati. Sehingga menimbulkan suatu pemikiran bahwa
Puskesmas Gunung Pati tidak hanya akan memperkuat program UKGS,
namun juga program UKGMD.
29
Pada program UKGS akan dialihkan menjadi UKGS Inovatif yang
ditargetkan pada siswa-siswi tingkat TK. Karena pada masa itu merupakan
awal gigi susu mulai berganti menjadi gigi permanen. Pada pelaksanaannya
akan menggunakan glasomer secara topikal pada gigi geraham pertama.
Glasomer ini mengandung kadar fluor yang sangat tinggi, sehingga
dimungkinkan untuk melindungi gigi geraham pertama dari kerusakan/
kehilangan gigi sebelum waktunya, sedang gigi lainnya yang rusak atau
mengalami karies akan dirawat agar fungsinya sebagai pintu awal pada sistem
pencernaan tetap terjaga dan kesehatan tubuhnya tetap optimal.
Kemudian pada UKGMD akan dilakukan pendekatan pada posyandu-
posyandu. Dipilih posyandu karena didalamnya terdapat perkumpulan ibu
hamil. Ibu hamil pada posyandu tersebut akan diajarkan atau diberi
penyuluhan mengenai bagaimana memilih gizi yang baik terlebih untuk
pertumbuhan benih gigi bayi mereka. Selain itu, juga akan diajarkan cara
merawat gigi dan mulut agar terbebas dari penyakit gigi terutama karies.
Diharapkan dari pendekatan ini angka karies pada anak akan turun, hal ini
disebabkan karena seorang anak akan memiliki sebuah kebiasaan dari orang
tua mereka dan dalam hal ini ibu yang dianggap menjadi sosok paling dekat
dalam mengajarkan sebuah kebiasaan pada anak.
B. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Persiapan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan di SDN Plalangan 04, Gunung Pati Semarang
di mulai pukul 08.00-09.30 WIB. Penyuluhan dilaksanakan oleh
30
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unimus yang beranggotakan 13
orang yang ditujukan kepada murid SD N Plalangan 04 kelas 3 yang
berjumlah 41 orang diantaranya 18 murid perempuan dan 23 murid laki –
laki.
Strategi dalam penyampaian materi penyuluhan ini disesuaikan
dengan metode sokratik (two way method), yaitu dengan melakukan
komunikasi secara dua arah antara siswa dan penyuluh. Sehingga siswa
sangat diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam berjalannya kegiatan
penyuluhan ini. Menurut metode sokratik, demonstrasi merupakan
metode atau cara yang dinilai tepat untuk anak usia SD. Demonstrasi
yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan alat peraga seperti
pantum (model gigi) dan sikat gigi. Agar lebih menarik dan lebih terang,
pantum gigi digunakan penyuluh untuk menerangkan tentang anatomi
gigi dan bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar dengan
memperagakan cara menyikat gigi dengan pantum dan sikat gigi
dihadapan siswa siswa SDN Plalangan 04 serta nantinya pada saat
menjelang akhir penyuluhan akan diadakan quiz cara menggosok gigi
yang benar dan akan melibatkan peran serta dari seluruh siswa kelas 3
SDN Plalangan 04. Berikut merupakan materi yang diberikan dalam
kegiatan penyuluhan antara lain:
1. Anatomi (bagian bagian gigi) untuk orang awam/anak anak.
2. Karies gigi (faktor faktor pembentuk karies gigi dan mekanisme
terjadinya karies gigi)
3. Makanan makanan yang sebaiknya dikurangi untuk kesehatan gigi
4. Makanan makanan yang baik untuk kesehatan gigi
5. Cara menyikat gigi yang baik serta anjuran untuk mengunjungi
dokter gigi 6 bulan sekali.
6. Quiz
7. Hadist dan kesimpulan dari seluruh materi
31
Sebelum kegiatan penyuluhan, masing-masing anggota kelompok
mengenakan co-card berbentuk gigi dan bertuliskan nama dari masing-
masing anggota kelompok. Langkah ini diambil agar para siswa merasa
lebih nyaman saat menerima penyuluhan yang kami berikan.
Selain itu untuk tercapainya keberhasilan dalam penyuluhan ini,
kami telah menyusun pembagian materi dan strategi-strategi. Karena
dalam sebuah penyuluhan sangat dipengaruhi berbagai komponen antara
lain penyuluh, sasaran, pesan, dan media. Berikut penjelasan dari tiap-
tiap komponen :
1. Penyuluh
Merupakan pihak pemberi informasi terhadap sasaran atau
siswa SD N Plalangan 04. Penyuluh dapat terdiri dari seseorang,
beberapa orang maupun lembaga. Dalam hal ini kami melibatkan
seluruh anggota kelompok yitu sejumlah 13 orang. Menyuluh
tentang kesehatan membutuhkan komunikasi yang baik, juga
membutuhkan kompetensi educational tambahan sehingga seorang
penyuluh kesehatan dapat bekerja dengan setting yang berbeda dan
menggunakan strategi-strategi yang tepat untuk tujuan educational.
Langkah yang kami ambil dalam menentukan setting pada saat
penyuluhan adalah setiap bergantinya slide maka berganti pula orang
yang memberikan penyuluhan. Karena dalam penyuluhan ini kami
melibatkan seluruh anggota agar seluruh anggota dapat berlatih cara
memberikan penyuluhan yang baik dan mudah dipahami oleh
berbagai pihak khususnya pada anak-anak.
Kemudian saat salah satu anggota tengah memberikan materi
penyuluhan, maka anggota yang lain menempatkan diri pada setiap
lorong-lorong antar meja di kelas tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
materi yang disampaikan dapat dipahami dan berpengaruh terhadap
kebiasaan kesehariannya serta sasaran dalam satu ruangan tersebut
dapat tercapai secara maksimal. Selain itu anggota juga akan
memberikan arahan agar tetap fokus dan memperhatikan anggota
32
yang sedang meberikan penyuluhan. Disela-sela penyuluh
memberikan materi, anggota yang berada di lorong-lorong antar
meja juga dapat menerangkan kembali materi yang disampaikan,
karena kami menganggap apabila pendekatan tersebut akan lebih
mengoptimalkan dalam pemahaman materi misalnya siswa yang
malu untuk bertanya akan menjadi aktif dalam bertanya.
Selain itu kami juga telah menyiapkan beberapa strategi untuk
menarik minat para siswa. Adapun strategi yang akan kami
laksanakan addalah sebagai berikut :
a. Selesai perkenalan melakukan menyanyi bersama, agar para
siswa memperhatikan
b. Menyiapkan lagu tentang gosok gigi dengan lirik sederhana
c. Menyisipkan video disela-sela slide materi
d. Memberikan doorprise sebagai hadiah quiz
2. Sasaran adalah pihak yang menerima informasi dari pihak penyuluh.
Dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan
tingkat kemampuan masing-masing sasaran sesuai dengan kriteria
sasaran yang dikehendaki. Sasaran dalam penyuluhan ini adalah
siswa kelas 3 SD N Plalangan 04 yang letaknya berada didepan
Puskesmas Gunung Pati. Dalam penyuluhan ini kami memberikan
materi dengan menggunakan bahasa awam atau yang biasa
digunakan dalam masyarakat, dimaksudkan agar siswa mudah
memahami dan mengerti tentang isi penyuluhan yang kami
sampaikan.
3. Pesan
Adalah informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada sasaran dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam
penyuluhan yang dilakukan penyuluh memberikan informasi secara
tertulis dan dilengkapi dengan gambar penjelas yang ditampilkan
melalui layar LCD serta diberi keterangan penjelas secara lisan oleh
penyuluh.
33
4. Media
Media merupakan alat bantu pendidikan yang digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi sasaran.
Media yang kami pergunakan untuk mempermudahkan penerimaan
materi penyuluhan adalah model gigi, sikat, gambar dan video-video
yang ditampilkan secara visual dengan menggunakan LCD. Model
gigi digunakan untuk menunjukan macam-macam gigi didalam
rongga mulut dan sebagai alat demonstrasi pada saat menggosok gigi
agar lebih jelas dan mudah dipahami oleh sasaran atau siswa SDN
Plalangan 04.
2. Materi yang Diberikan
a. Anatomi Gigi
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Fungsi
utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan.
Dalam pertumbuhannya, gigi mengalami dua fase pergantian.
Diawali dari pertumbuhan gigi susu yang lengkap pada kisaran umur
tiga tahun dengan jumlah 20 gigi, kemudian diganti dengan fase gigi
34
tetap yang diawali pada kisaran umur 13 tahun keatas. Pertumbuhan
gigi tetap ini menjadi lengkap setelah jumlah gigi menjadi 32 gigi,
sekitar umur 17 sampai dengan umur 21 tahun. Fase diantara awal
fase gigi tetap sampai gigi tetap yang lengkap disebut fase gigi
campuran, yaitu antara umur 13 sampai dengan umur 17 tahun. Pada
manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada
mulut disertai dengan arti definisi dan pengertian antara lain sebagai
berikut :
1. Gigi Seri
Dikenal dengan istilah "Incisivus", adalah gigi yang memiliki satu
akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau
benda lainnya. Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di
rahang atas dan 4 berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai
tumbuh pada bayi berkisar antara usia 4 hingga 6 bulan,
kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 hingga
usia 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 hingga 8 tahun
pada rahang atas.
2. Gigi Taring
35
Dikenal dengan istilah "Caninus", adalah gigi yang memilki satu
akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda
lainnya. umlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di
kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi
caninus permanen pada usia 11 hingga 13 tahun.
3. Gigi Geraham Kecil
Dikenal dengan istilah "Geraham Kecil atau Pra-Molar", adalah
gigi geraham kecil adalah gigi yang punya dua akar yang
berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda
lainnya. Umumnya tumbuh pada usia 10 hingga usia 11 tahun dan
menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar,
gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan, dan
pada proses orthodontie.
4. Gigi Geraham Besar
36
Dikenal dengan istilah "Geraham Besar atau Molar", adalah gigi
yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan
mengunyah makanan atau benda-benda lainnya. Gigi molar susu
berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10
hingga 11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan
gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi premolar setelah
gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah
dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap
rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah
yang paling banyak keluhan karena umumnya mudah berlubang,
sehingga dokter gigi menganjurkan minimal setiap 6 bulan sekali
untuk cek kesehatan gigi.
b. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh kebanyakan orang
termasuk anak – anak ialah karies gigi. karies gigi (Gigi berlubang)
adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi dan menyebabkan
gigi berlubang serta rasa sakit pada gigi. Berikut merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan lubang pada gigi antara
lain:
1) Makanan (Faktor Substrat atau diet makanan)
Pada zaman modern ini, banyak dijumpai jenis-jenis makanan
yang bersifat manis, lunak dan mudah melekat misalnya permen,
coklat, bolu, biscuit dan lain-lain. Di mana biasanya makanan ini
sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena sifatnya yang
37
lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat
pada gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi
proses kimia bersama dengan bakteri dan air ludah yang dapat
merusak email gigi.
Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu,
dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi
asam serta bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya
karies.
Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa
cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang
dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit
atau sama sekali tidak memliki karies gigi.
2) Gigi (Faktor Host)
Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan
rumah terhadap karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur
enamel (email), faktor kimia dan kristalografis, saliva. Kawasan-
kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada
permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga
dapat menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu
perkembangan karies gigi.
Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini
dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan organik
dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis mineral dari
gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan
mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah
pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun
waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap
7-8 tahun.
38
3) Faktor Agent (Mikroorganisme atau kuman)
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan
terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas
kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu
matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi
yang tidak dibersihkan.
Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang
paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,
Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus
salivarus, serta beberapa strain lainnya, selain itu dijumpai juga
Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies Actinomyces.
4) Faktor Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada
manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau
tahun. Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan
karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau
minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup
bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya
terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini.
c. Jenis – jenis makanan yang menyehatkan dan yang menyebabkan
kerusakan gigi
Makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi agar gigi tetap
sehat dan terhindar dari penyakit karies gigi ialah makanan yang
berserat, seperti sayur – sayuran, buah – buahan, minum susu dll.
Sebaliknya makanan yang tidak dianjurkan dan yang dapat
menyebabkan kerusakan gigi dan memicu adanya karies gigi ialah
makanan yang manis dan lengket, misalnya coklat, roti, donat,
permen, es krim, biskuit, dll.
39
Setelah murid – murid mengetahui pengertian penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut, anatomi gigi, pengertian karies gigi dan
penyebabnya, cara menyikat gigi yang baik dan benar, serta
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, murid – murid diberi
quiz untuk mengingat hal – hal penting apa saja yang bisa
didapatkan dan diterapkan dalam perilaku sehari – hari. Murid –
murid sangat antusias dalam mengikuti quiz tersebut. Hal itu
disebabkan karena murid – murid ingin mendapatkan hadiah apabila
mereka bisa menjawab semua pertanyaan dari mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Unimus. Setelah quiz selesai, murid – murid diberi
pasta gigi agar semangat dalam menyikat gigi.
d. Menyikat Gigi
Karies gigi dapat mengakibatkan rasa nyeri pada gigi yang
kemudian menyebabkan gusi bengkak dan adanya nanah. Bila telah
diketahui bahwa ada lubang dalam gigi dan tidak dirawat, maka
lubang tersebut akan bertambah besar dan mengakibatkan gigi akan
lepas sebelum waktunya sehingga sulit untuk mengunyah. Maka dari
itu untuk mengatasinya maka dianjurkan untuk selalu menyikat gigi
yang benar dan teratur 2x sehari yaitu setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam. Selain menyikat gigi 2x sehari, murid – murid
dianjurkan untuk pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk
memeriksakan giginya agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
Cara menggosok gigi yang baik dan benar ialah sebagai berikut :
1) Ambil sikat dan pasta gigi. Peganglah sikat gigi dengan cara
anda sendiri (senyaman mungkin untuk dipegang), kemudian
oleskan pasta gigi di sikat gigi.
2) Sikat gigi anda, mulai dari gigi depan dengan cara menjalankan
sikat gigi pelan-pelan dan naik turun. Kenapa harus pelan-pelan
karena biasanya orang yang menyikat gigi secara kasar, akan
mengakibatkan gusi lecet dan berdarah.
40
3) Langkah selanjutnya gosok bagian gigi sebalah kanan dan kiri.
Cara pengaplikasian hampir sama dengan menyikat gigi depan
anda, yaitu gosok perlahan dengan irama naik turun. Jika susah
mengosok naik turun anda bisa menggosok biasa namun dengan
durasi lebih lama, karena mengosok dengan cara naik turun
walaupun pelan-pelan akan lebih cepat menghilangkan sisa
makanan yang tertempel.
4) Setelah selesai menggosok area gigi bagian kanan, kiri dan
depan, maka langkah selanjutnya adalah membersihkan/
menyikat gigi bagian dalam (gigi geraham). Usahakan sikat
dengan cara pelan-pelan namun kotoran tak ada yang tertinggal
karena biasanya plak kuning terjadi di area ini jika gosok giginya
tidak bersih. Caranya: gunakanan ujung bulu sikat untuk
menjangkau area gigi geraham dengan sedikit tekanan sampai
ujung sikat sedikit melungkung.
5) Langkah terakhir gosok gigi dalam (gigi tengah) dengan cara
menegakan lurus sikat gigi, lalu sikat gerakkan sikat keatas
kebawah.
e. Hadist Tentang Menjaga Kebersihan
Di dalam Islam, telah diajarkan untuk menjaga kebersihan
terutama kebersihan gigi dan mulut yang telah diriwayatkan oleh
Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
Artinya : “Kebersihan Sebagian Daripada Iman”.
41
Apabila kita semua ingin disukai dan dicintai oleh Allah
SWT, maka dari itu kita harus menjaga kebersihan gigi dan mulut
karena Allah SWT menyukai kebersihan, kesucian, dan
keindahan. Selain disukai oleh Allah SWT, kita juga
mendapatkan pahala dari Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengambilan Data Sekunder
42
a. Program UKGS yang telah dilakukan dan dilaporkan oleh Puskesmas
Gunung Pati sejak tahun 2009/2010-2012/2013
b. Ada 34 Sekolah Dasar yang menjadi SD binaan Puskesmas Gunung
Pati dimana diantaranya ada 4 yang telah diperkenalkan dengan
program UKGS.
c. Penyakit gigi yang selalu ditemukan dari kegiatan screening adalah
karies.
d. Angka kejadian karies setiap tahunnya tetap pada angka yang tinggi
dan tidak ada perubahan yang terlalu signifikan.
e. Peran serta guru sangat diperlukan dalam memantau kesehatan
siswanya terutama kesehatan gigi dan mulut.
f. Pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan
dengan peragaan langsung dengan bantuan model gigi atau pressentasi
materi dengan dibantu LCD.
g. Pengkaderan pada tingkat SD adalah dokter kecil dan dilaksanakan
setiap 2 tahun sekali.
h. Semua kegiatan yang memerlukan perawatan dan pengobatan lebih
lanjut akan dirujuk ke Puskesmas karena tidak diperkenankan untuk
melakukan tindakan di lingkungan sekolah
i. Evaluasi dan pelaporan yang dilakukan tidak menggunakan metode
apapun seperti yang dikemukakan di teori, melainkan menggunakan
form dari Dinas Kesehatan setempat.
j. Usaha kesehatan gigi yang dilaksanakan oleh Puskesmas Gunung Pati
akan direncanakan lebih menggiatkan UKGMD pada posyandu-
posyandu dan ditindak lanjuti dengan UKGS ditingkat TK/ RA,
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA.
k. Secara keseluruhan dari semua kegiatan yang direncanakan dalam
buku pedoman UKGS tidak semuanya dapat diterapkan, hal ini karena
berkenaan dengan dana, waktu, dan keterbatasan tenaga kesehatan
2. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
43
a. Penyuluhan yang diadakan di SDN Plalangan 04 merupakan salah
satu cara agar para siswa dapat menjaga kebersihan dan kesehatan gigi
dan mulut yang diharapkan dapat dilakukan dikesehariannya.
b. Setelah penyuluhan siswa lebih paham tentang macam-macam gigi
dan dapat membedakan bentuk serta fungsinya.
c. Setelah diberikan penyuluhan, para siswa SDN Plalangan 04 menjadi
lebih paham dan mengerti cara menggosok gigi yang baik dan benar
serta frekuensi atau waktu yang baik untuk menggosok gigi
d. Para siswa dapat membedakan antara makanan yang baik atau yang
kurang baik untuk kesehatan gigi dan mulutnya.
e. Seluruh materi yang diberikan dikaitkan tentang hadist menjaga
kebersihan.
B. Saran
Diharapkan untuk penyajian data sekunder dalam pelaksanaan
penjaringan atau screening menggunakan jumlah siswa yang sama setiap
tahunnya, sehingga dapat terlihat secara nyata perbedaan yang dapat
dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada saat penyuluhan akan lebih menarik apabila pada saat
memutarkan video menggunakan alat pengeras suara seperti speaker
portable.
44