LAPORAN P2M -...
Transcript of LAPORAN P2M -...
LAPORAN P2M
SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI GURU
PENJASORKES DI KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG
TAHUN 2014
Oleh:
1. I Kadek Happy Kardiawan, S.Pd.,M.Pd.
2. I Ketut Budaya Astra, S.Pd.,M.Or.
3. Luh Putu Tuti Ariani, S.Pd.,M.Fis.
Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA,
Nomor : 133/UN48.15/LPM/2014
tanggal 5 Desember 2014
PRAKATA
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat
yang dilaksanakan di UPT Kec. Banjar Kabupaten Buleleng. Laporan dibuat
dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan
informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir
kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari sempurna, sehingga
perlu sumbangsih dan saran dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang
tata tulis dan substansi laporan.
Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat
bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sedalam dalamnya kepada
1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas
bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan
dana untuk pelaksanaan kegiatan.
2. Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang
telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Kepala UPT Kec. Banjar Kabupaten Buleleng atas kemudahan dalam
pengurusan ijin tempat pelaksanaan pelatihan dan ijin bagi guru-guru
penjasorkes SD untuk mengikuti pelatihan.
4. Para peserta pelatihan, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan
sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana.
5. Panitia pelaksana pelatihan yang telah mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelatihan dari awal sampai akhir pelatihan.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala
bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini.
Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala
bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha
Esa.
Singaraja, 9 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada prinsipnya menyundul bola merupakan kemampuan psikomotor yang
dimiliki setiap manusia secara alamiah. Mulai dari usia anak-anak sampai dewasa,
baik laki-laki maupun perempuan sebagian besar pernah menyundul bola. Namun
tujuan maupun teknik menyundul bola tentunya berbeda-beda. Penggunaan
bolanya pun juga berbeda, mulai dari bola sepak, bola voli, bola tenis hingga bola
mainan untuk anak-anak kecil.
Permainan bola sundul adalah jenis olahraga yang paling baru.
Keberadaannya bukan merupakan hasil tiruan atau meniru bentuk olahraga
lainnya. Permainan bola sundul adalah merupakan wujud nyata dari hasil
pemikiran dan penghayatan terhadap suatu kelebihan dalam keterampilan kepala
dalam memainkan bola.
Jadi permainan bola sundul merupakan hasil pengembangan keterampilan
dari anggota tubuh yang belum mendapat pengelolaan secara khusus, yaitu
keterampilan kepala dalam memainkan bola (PERBOSI Kab. Tangerang, 2009:4).
Karena selama ini hanya kaki dan tangan saja yang selalu dilatih dalam
keterampilan olahraga. Misalnya kaki dilatih terampil dalam sepak bola dan sepak
takraw. Sedangkan yang dominan perannya di dalam keterampilan dengan tangan
banyak sekali, misalnya; olahraga permainan bola tangan, bola voli, basket, bulu
tangkis dan masih banyak lagi lainnya.
Seperti halnya kaki dan tangan, sebenarnya kepala juga mempunyai
keterampilan yang cukup bagus dalam memainkan bola. Pada permainan sepak
bola ternyata peran kepala cukup besar terutama untuk menguasai bola-bola atas.
Bahkan sering kali penyerang pada permainan sepak bola bisa diselesaikan
sehingga tercipta gol melalui sundulan kepala. Dari sinilah muncul gagasan bahwa
keterampilan kepala dalam memainkan bola perlu dikembangkan dan diberi kelas
serta dibuat jenis olahraga tersendiri.
Bola sundul adalah jenis olahraga baru yang diciptakan oleh salah seorang
warga kabupaten Tangerang. Terciptanya permainan ini bukan merupakan hasil
tiruan atau meniru bentuk olahraga lainnya. Permainan bola sundul adalah
merupakan wujud nyata dari hasil pemikiran dan penghayatan terhadap suatu
kelebihan dalam keterampilan gerakan kepala, terutama keterampilan kepala
dalam memainkan bola.
Permainan bola sundul sangat populer di kabupaten Tangerang, tidak
diragukan lagi karena permainan bola sundul ini diciptakan oleh putra daerah
kabupaten Tangerang. Namun keberadaan permainan bola sundul ini tidak
dibarengi dengan sosialisasi yang menyeluruh di Indonesia. Oleh sebab itu
permainan ini belum begitu banyak yang mengetahuinya. Pada umumnya orang-
orang menyimpulkan permainan bola sundul ini adalah bagian dari teknik dasar
permainan sepak bola dan sepak takraw. Hal tersebut sangatlah salah besar, karena
permainan bola sundul ini memiliki aturan main yang berbeda dengan permainan
sepak bola dan sepak takraw. Jumlah pemain, sarana dan prasarananya pun
berbeda dengan permainan sepak bola ataupun permainan sepak takraw.
Permainan bola sundul juga terkandung falsafah religius dan nasionalisme serta
terkandung unsur-unsur pendidikan, rekreasi dan hiburan.
Dalam kaitannya dengan pendidikan khususnya pembelajaran penjasorkes,
permainan bola sundul ini belum masuk ke dalam kurikulum sekolah. Ini
disebabkan salah satunya ialah kurangnya sosialisasi yang menyeluruh terhadap
keberadaan permainan bola sundul. Guru penjasorkes mestinya berperan aktif dan
memberi kontribusi dalam mensosialisasikan permainan bola sundul ini.
B. Analisis Situasi
Guru Penjasorkes adalah pioneer-pioneer (Pelopor) yang merupakan
tombak pelaksana di lapangan. Sebagai seorang guru dan praktisi olahraga maka
begitu penting untuk mengetahui pembaharuan dan mampu mengembangkan serta
memodifikasi olahraga-olahraga ke dalam permainan yang nantinya bisa menjadi
hiburan baik untuk peserta didik maupun masyarakat.
Dalam peningkatan sumber daya manusia yang terbuka dengan hal-hal
baru dalam dunia olahraga sudah sering dilakukan oleh Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Undiksha Singaraja dengan seringnya kita melaksanakan sosialisasi
terhadap olahraga permainan yang nantinya bisa memberikan kita pengetahuan
baru dan juga permainan dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah.
Dari permasalahan di atas maka Fakultas Olahraga dan Kesehatan
UNDIKSHA bermaksud untuk melakukan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M)
yang mengambil tema: “Sosialisasi Permainan Bola Sundul ” untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang permainan bola sundul pada guru-guru
Penjasorkes se-Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.
C. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi dan fakta di lapangan maka, dalam
Pengabdian kepada masyarakat ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Guru-guru Penjasorkes di Kecamatan Banjar belum paham dan
mengetahui olahraga permainan bola sundul.
2. Guru-guru Penjasorkes di Kecamatan Banjar belum paham dan
mengetahui bagaimana bentuk permainan dan peraturan olahraga
permainan bola sundul.
Dalam pengabdian pada masyarakat ini dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
“ Apakah sosialisasi ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
tentang olahraga permainan bola sundul di kalangan guru-guru Penjasorkes
di Kecamatan Banjar”
D. Tujuan Kegiatan
1. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
tentang olahraga permainan bola sundul.
2. Sosialisasi ini bertujuan untuk pengetahuan dan pemahaman guru-guru
Penjasorkes di Kecamatan Banjar tentang bagaimana bentuk permainan
dan peraturan permainan bola sundul.
E. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang olahraga permainan
bola sundul.
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru-guru Penjasorkes di
Kecamatan Banjar tentang bagaimana bentuk permainan dan peraturan
permainan bola sundul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan
jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam
rangka membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila (Cholik dan Lutan dalam Simanjuntak, 2008:4). Dipertegas dalam
Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional bahwa olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani
dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan
berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,
kesehatan dan kebugaran jasmani (Menpora, 2005:4). Dengan diterbitkannya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Dari pengertian tersebut, maka tujuan pendidikan jasmani di sekolah
adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik
dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan gerak dasar, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,
mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis, mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memahami konsep aktivitas
jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta
memiliki sikap yang positif.
2. Olahraga
Olahraga adalah Serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang
dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu (Lutan dkk,
2006:57). Sedangkan Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik
yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan,
dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai
perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Widodo, 2010).
Disisi lain olahraga adalah suatu bentuk permainan yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu
bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada
istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir,
kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan
hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang
terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau
dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat
diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang
terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita
tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa
kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.
Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga
tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting
dalam hakikatnya.
3. Permainan Bola Sundul
a) Pengertian Bola Sundul
Bola sundul adalah jenis olahraga baru yang diciptakan oleh salah seorang
warga kabupaten Tangerang. Keberadaannya bukan merupakan hasil tiruan atau
meniru bentuk olahraga lainnya. Permainan bola sundul adalah merupakan wujud
nyata dari hasil pemikiran dan penghayatan terhadap suatu kelebihan dalam
keterampilan gerakan kepala, terutama keterampilan kepala dalam memainkan
bola.
Permainan bola sundul merupakan hasil pengembangan keterampilan dari
anggota tubuh yang belum mendapatkan pengelolaan secara khusus, yaitu
keterampilan kepala dalam memainkan bola.
Di dalam olahraga permainan bola sundul terkandung falsafah religious
dan nasionalisme serta terkandung unsur-unsur pendidikan dan hiburan.
Bola sundul adalah benar-benar olahraga “ASLI” milik kabupaten
tangerang dan telah menjadi salah satu kebanggaan perbendaharaan daerah
kabupaten Tangerang yang perlu dilestarikan dan perlu dikembangkan.
b) Bentuk Lapangan Bola Sundul
Lapangan bola sundul berbentuk belah ketupat, menggambarkan bahwa
masyarakat tangerang khususnya dan Indonesia pada umumnya memiliki tradisi
yang popular yaitu “ketupatan” teruama pada hari raya idul fitri. Jadi “ketupatan”
di pakai untuk melambangkan tradisi masyarakat yang sangat popular, dengan
harapan bola sundul di masa depan juga memiliki ke-populeran tersendiri.
c) Peraturan Permainan Bola Sundul
1) Jumlah Pemain pada Permainan Bola Sundul
Bola sundul dimainkan secara beregu, setiap regu terdiri dari 4 orang
pemain. Dalam turnamen setiap regu diperbolehkan mendaftarkan para pemain
maksimal 7 orang pemain, dimana 4 pemain sebagai inti regu sedangkan 3 pemain
lainnya sebagai cadangan sewaktu-waktu diperlukan untuk mengganti pemain
yang sedang bertanding.
Pada pemain Bola Sundul setiap regu dari 4 orang pemain, dimaksudkan
agar jumlah pemain pada permainan Bola Sundul ini berbeda dengan jumlah
pemain yang ada pada olahraga permainan lainnya. Coba kita lihat kembali
jumlah pemain setiap regu pada beberapa olahraga permainan yang telah ada
sebelumnya, misalnya pada :
(a) Voli Pantai, setiap regu terdiri dari 2 orang pemain.
(b) Sepak takraw, setiap regu terdiri dari 3 orang pemain.
(c) Bola Basket setiap regu terdiri dari 5 orang pemain.
(d) Bola Voli, setiap regu terdiri dari 6 orang pemain.
(e) BolaTangan (indor), setiap regu terdiri dari 7 orang pemain.
(f) Sepak Bola setiap regu terdiri dari 11 orang pemain dengan ketentuan jumlah
pemain tersebut bisa minimal 8,9 sampai l0 orang pemain termasuk kiper.
(g) Olahraga permainan bola kecil (misalnya kasti), setiap regu terdiri dari 12
orang pemain.
Dengan dipilihnya bilangan 4 untuk jumlah setiap regu pada olahraga
Permainan Bola Sundul tersebut maka sekarang sudah lengkap bilangan antara 2
sampai 12 sebagai jumlah pernain yang ada pada olahraga permainan sebelumnya.
Selain untuk membedakan dan untuk melengkapi jumlah pada permainan
Bola Sundul ini juga mempunyai tujuan agar posisi-posisi dalam lapangan terisi
semua. Yaitu pada posisi sudut akhir lapangan (tempat servis), posisi tengah,
posisi kiri depan dan posisi kanan depan.
Pada permainan bola sundul tidak ada istilah posisi kapten, tetapi kalau
kapten regu memang harus ada. Kapten regu dijabat oleh pemain yang telah
ditentukan dan ditunjuk oleh pelatih atau hasil keputusan bersama regu tersebut.
2) Pergantian Pemain
Pergantian pemain pada Permainan Bola Sundul hanya bisa dilakukan
maksimal 2 kali dalam satu babak. Pemain yang telah digantikan tidak
diperbolehkan ikut main lagi pada babak yang sama sebelum babak tersebut
berakhir, tetapi boleh masuk dan main kembali rnenggantikan pemain lainnya
pada babak berikutnya.
Pergantian pemain pada Permainan Bola Sundul dilaksanakan seperti
halnya pergantian pemain pada olahraga beregu lainnya, yaitu harus melapor ke
petugas yang memimpin jalannya pertandingan.
3) Nomor Punggung
Pada Permainan Bola Sundul setiap pemain wajib memakai nomor
punggung. Nomor punggung yang ada pada pemain gunanya untuk memudahkan
wasit dalam mengawasi pemain yang berhak melakukan service supaya tidak
mengalami kekeliruan dengan pemain yang tidak berhak melakukan service.
Nomor punggung pada permainan bola sundul menggunakan urutan dari
nomor 1 sampai dengan nomor 12. Agar nomor dapat terbaca dengan mudah dan
jelas oleh wasit, maka nomor (angka) dibuat dengan ukuran besar dan dengan
warna yang kontras dengan kain costum yang dipakai pada saat bertanding.
Penempatan posisi di lapangan pada awal permainan, sesuai dengan daftar
susunan pemain yang telah disusun dan diserahkan oleh oficial kepada wasit.
Posisi 1 sebagai pemegang hak service pada awal permainan. Yang paling penting
dan tidak boleh dilanggar adalah aturan putaran posisi pemain. Putaran posisi
pemain terjadi pada saat regu mendapatkan bola pindah dari lawan. Sedangkan
peraturan putaran posisi pemain diatur pada ketentuan-ketentuan saat melakukan
service.
4) Service
Service sebagai permulaan Permainan Bola Sundul dilakukan oleh pemain
dalam satu regu yang sudah ditentukan oleh wasit melalui hasil undian atau
kesepakatan dari kedua belah regu.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan service adalah:
a. Service dilakukan dengan cara melambungkan bola oleh pemain
service, kemudian bola disundul sendiri diarahkan kedaerah lawan.
b. Service selalu dilakukan pada daerah yang sudah ditentukan yaitu
didalam daerah service.
c. Pada saat salah satu pemain sedang mengawali melakukan service, 3
pemain lainnya harus berada pada posisinya masing-masing. Begitu
juga pemain lawan yang akan menerima service posisinya harus
menempati posisinya masing-masing. Tetapi apabila bola hidup (bola
sedang dalam permainan) posisi semua pemain bebas.
d. Setiap pemain mempunyai kesempatan untuk melakukan service secara
bergilir, yaitu setelah mendapatkan bola pindah dari lawan.
e. Pada saat regu mendapatkan bola pindah dari lawan, pemain berputar
searah jarum jam. Pemain yang menempati posisi 1 pindah ke posisi 2
(bagian kiri depan), pemain yang tadinya menempati posisi 2 pindah
keposisi 3 (bagian kanan depan), pemain yang menempati posisi 3
bergeser posisi 4 (bagian tengah lapangan), pemain yang berasal dari
posisi 4 lalu menempati posisi 1 (sudut akhir lapangan). Setelah
menempati posisi 1 maka pemain tersebut berhak melakukan service.
f. Pada saat service, ketika pemain service melambungkan bola tetapi
pemain tersebut belum melakukan gerakan service, dan bola belum
tersentuh bagian tubuh (yang dipergunakan untuk memainkan bola)
pemain tersebut belum dinyatakan melakukan service, dia berhak
melakukan service ulang satu kali. Tetapi apabila bola sudah
dilambungkan lalu pemain service sudah melakukan gerakan service
maka pemain tersebut dinyatakan telah melakukan service.
g. Jika servicenya menyentuh net dan masuk kedaerah lawan tetap
dianggap sah.
h. Setiap regu yang melakukan service berhasil dan memenangkan
permainan dalam satu service tersebut maka mendapatkan nilai satu.
Pemain yang memegang hak service dapat melakukan service lagi
sampai hilang hak servicenya.
i. Pemain service hilang haknya untuk melakukan service setelah dalam
melakukan servicenya gagal atau regunya telah mengalami bola mati
dalam permainan pada satu service tersebut.
j. Pemain service tidak boleh menyerahkan hak servicenya kepada pemain
lain, kecuali digantikan oleh pemain cadangan.
5) Aturan Perkenaan Bola
Perkenaan bola pada Permainan Bola Sundul dapat dilakukan dengan
kepala, pundak, dada maupun punggung (anggota tubuh pinggang keatas kecuali
tangan).
Yang perlu diperhatikan dalam memainkan bola adalah sebagai berikut:
a. Seorang pemain hanya boleh memainkan bola seorang diri sebanyak 2
kali secara berturut-turut, apabila seorang pemain menyentuh/
menyundul bola lebih dari 2 kali maka bola dianggap mati.
b. Dalam Permainan Bola Sundul setiap regu hanya boleh memainkan
bola didaerah sendiri sebanyak 3 kali sentuh/ sundulan. Sundulan bola
yang ke 3 harus sudah diseberangkan kedaerah lawan. Apabila regu
tersebut melakukan lebih dari 3 kali sundulan maka bola dianggap mati.
6) Nilai dan Ketentuan Kemenangan
Nilai ditentukan oleh keberhasilan dalam permainan dalam satu service.
Sedangkan kemenangan 1 babak ditentukan pada keunggulan mencapai nilai 17
lebih dahulu dalam satu babak.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Peneilaian pada pemain bola sundul dilaksanakan raly point.
b. Setiap service yang berhasil dan memenangkan pemain bola dalam satu
kesempatan service berarti mendapat nilai 1, namun apabila gagal lawan
yang menadapatkan nilai.
c. Apabila dalam pemain salah satu regu mencapai nilai 17 lebih dahulu
maka regu tersebut dianggap telah memenangkan satu set/ babak.
d. Pada pemain bola sendul apabila terjadi nilai sama 16 vs 16 tidak
diadaka deuce.
e. Pemain bola sundul dimainkan dalam 2 babak. Regu yang lebih dahulu
memenangkan 2 babak secara berturut-turut maka regu tersebut
dinyatakan sebagai regu pemenang atas regu lainnya. Apabila masing-
masing regu sama-sama memiliki kemenangna satu babak maka
diadakan pertandingan satu babak untuk menentukan regu
pemenangnya.
7) Waktu Istirahat dan Time Out
A. Waktu Istirahat
Waktu istirahat diberikan setiap akhir babak pertandingan selama 3
menit apabila masing-masing regu saling memenangkan satu babak
maka harus dipertandingkan 1 babak penentu yaitu babak ke tiga
sebelum babak ke 3 dipertandingkan maing-maing regu diberi waktu
itirahat selama 5 menit.
B. Waktu Time Out
Time out diberikan kepada masing-masing regu 2 kali kesempatan pada
setiap babak. Waktu yang disediakan untuk time out selama satu menit.
Yang berhak meminta time out adalah pelatih atau kapten masing-
maing regu dengan cara menyampaikan lebih dahulu kepada wasit 2.
8) Petugas Permainan Bola Sundul
Jalannya permainan bola sendul dipimpin oleh satu orang wasit dann
dibantu oleh 2 penjaga garis serta 1 orang tugas pencatat nilai.
a. Wasit
Wasit petugas untuk pemimpin jalannya permainan. Dalam hal ini
wasit mempunyai wewenang sebagi berikut:
a) Memulai dan memperhatikan pertandingan.
b) Memeberi keputusan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan penilaiaan.
c) Mengambil keputusan yang tepat jika terjadi kesalah pahaman yang
timbul dalam permainan.
d) Menerima dan menolak usulan pergantian pemain.
e) Mengawasi posisi pemain (team pemegang service) dan net bagian
atas.
f) Memberi kesempatan time out kepada masing-masing regu jika
deperlukan.
g) Mengumumkan regu pemenangnya
b. Penjaga Baris
Penjaga garis bertugas untuk mengawasi garis lapangan. Penjaga
garis mempunyai wewenang untuk memberi keputusan terjadinya bola
masuk atau keluar lapangan. Posisi penjaga garis diujung lapangan (sudut
akhir lapangan) sehingga bisa mengontrol dan mengawasi garis keluar
lapangan dari satu sudut pandang dalam satu regu.
c. Pencatat Nilai
Pencatat nilai mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
a) Pencatat perolehan nilai kedua regu yang sedang bertanding.
b) Menyebutkan kedudukan nilai dari kedua regu.
c) Memberi tanda pada catatannya terhadap regu yang sedang melakukan
service supaya tidak keliru dengan regu yang lain.
BAB III
MATERI DAN METODE
A. Khayalak Sasaran Strategis
Sasaran yang strategis untuk dilibatkan dalam kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini adalah guru-guru penjasorkes sekecamatan Banjar Kabuptaen
Buleleng.
B. Keterkaitan
Koordinasi dan juga kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, terutama
yang mendukung kegiatan ini sehingga dapat berjalan sukses dan lancar seperti
apa yang diharapkan.
1. Pengda PERBOSI Provinsi Banten
2. UNDIKSHA Singaraja.
C. Pelaksanaan Sosialisasi
Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sosialisasi Permainan bola
sundul dilaksanakan pada tanggal 4 September 2014 bertempat di sekolah dasar
negeri no 9 Banjar. untuk pemaparan materi dan peraturan permainan serta
praktek permainan dilaksanakan di lokasi yang sudah disediakan oleh panitia
ditempat yang sama.
Sosialisasi di buka oleh Bapak KKGO kecamatan Banjar yang sedianya
menggantikan bapak ketua LPM Undiksha karena beliaunya ada kegiatan yang
tidak dapat ditinggalkan. Setelah sambutan dari bapak KKGO dan kudapan yang
telah disediakan oleh panitia, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh
narasumber Bapak I Made Satyawan, S.Pd.,M.Pd
Pukul 11.00 Wita dilanjutkan dengan praktek bagaimana bermain dan
penegasan kembali peraturan permainan bola sundul yang di praktekkan langsung
oleh Tim Pukul 16.00 Wita semua rangkaian pemaparan permainan bola sundul
baik peraturan maupun praktek permainan berakhir.
BAB IV
PENUTUP
Demikian Laporan Kegiatan Sosialisasi ini dibuat sebagai
pertanggungjawaban panitia penyelenggara kegiatan kepada lembaga. Laporan ini
diharapkan dapat dijadikan refleksi untuk peningkatan kualitas kegiatan lainnya di
Fakultas Olahraga dan Kesehatan.
Panitia juga minta maaf apabila selama pelaksanaan kegiatan sosialisasi
ada hal-hal yang kurang itu semua karena keterbatasan kemampuan panitia.
Sebagai penutup, panitia mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan sosialisasi
permainan bola sundul tahun 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati. 2009. Urgensi Penelitian Tindakan Kelas dalam Konteks peningkatan
Profesionalitas Guru Penjas. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.
Yogyakarta: UNY.
Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. 2 edition.
Philadelphia: Open University Press.
Kanca, I Nyoman. 2006. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Lutan, dkk. 2000. Manusia dan Olahraga. Bandung: FOK IKIP Bandung.
Maksum, Ali. 2007. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: UNESA
Mc. Niff, Jean. 1992. Action Research: Principles and Practice. London:
Routledge.
Simanjuntak, Victor G. 2008. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen
Tinggi. Depdiknas.
Sukintaka. 2003. Filsafat Pendidikan Jasmani Keberhasilan Dikjas Mendukung
Keberhasilan Olahraga. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
-------, 2007. Teori Pendidikan Jasmani. Jakarta: Yayasan Nuansa Cendekia.
Suwarsih, Madya. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Lembaga Penelitian IKIP
Yogyakarta.
Tim Penyusun. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Konsep Dasar dan
Implementasinya dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Singaraja: UNDIKSHA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005. Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. Jakarta: Menpora.
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan
Gambar 01. Laporan Ketua Panitia Pelaksana
Gambar 02. Pemaparan oleh narasumber
Gambar 03. Pelaksanaan Praktek Bola Sundul
Gambar 04. Pelaksanaan Praktek Bola Sundul