LAPORAN AKHIR -...

23
LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteks PELATIHAN FOOD HYGENE PADA PEDAGANG MAKANAN SEKOLAH DAN KELILING DI DESA PANJI Oleh: dr Ni Made Sri Dewi Lestari S.Ked.,M .Kes / NIP 198207022008122002 dr. Made Kurnia Widiastuti Giri, S.Ked.,M.Kes / NIP 198202172008122001 dr. Putu Adi Suputra, S.Ked.,M.Kes / NIP 198410152009121005 dr. Adnyana Putra, S.Ked.,M.Kes / NIP. 198308202009121006 JURUSAN PENJASKESREK FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2016

Transcript of LAPORAN AKHIR -...

Page 1: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

LAPORAN AKHIR

Penerapan Ipteks

PELATIHAN FOOD HYGENE PADA PEDAGANG MAKANAN SEKOLAH

DAN KELILING DI DESA PANJI

Oleh:

dr Ni Made Sri Dewi Lestari S.Ked.,M .Kes / NIP 198207022008122002

dr. Made Kurnia Widiastuti Giri, S.Ked.,M.Kes / NIP 198202172008122001

dr. Putu Adi Suputra, S.Ked.,M.Kes / NIP 198410152009121005

dr. Adnyana Putra, S.Ked.,M.Kes / NIP. 198308202009121006

JURUSAN PENJASKESREK

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA 2016

Page 2: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene
Page 3: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya laporan akhir

pengabdian yang berjudul “Pelatihan Food Hygene Pada Pedagang Makanan Sekolah

Dan Keliling Di Desa Panji” dapat diselesaikan dengan baik, walaupun mengalami berbagai

hambatan, cobaan dan hal-hal lain yang harus penulis pecahkan dalam penulisan laporan ini.

Namun, berkat dorongan, bimbingan, arahan serta bantuan berbagai pihak semua hambatan

tersebut dapat terlewatkan.

Laporan pengabdian ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas

disetujuinya proposal yang penulis ajukan sebelumnya untuk dibiayai melalui dana DIPA.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S, selaku mantan Kepala LPM Universitas Pendidikan Ganesha

dan Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum selaku Kepala LP2M Universitas Pendidikan

Ganesha yang telah memberikan peneliti kesempatan untuk mengajukan proposal ini

2. Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S, selaku mantan Dekan FOK, Universitas Pendidikan

Ganesha dan I Ketut Budaya Astra, S.Pd.,M.Or selaku Dekan FOK, Universitas

Pendidikan Ganesha yang telah memberikan motivasi kepada penulis

3. Pihak lain yang banyak membantu hingga pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik

penulis menyadari bahwa penulisan laporan pengabdian ini jauh dari sempurna, namun

demikian penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan bagi perkembangan kelimuan.

Singaraja, November 2016

Penulis

Page 4: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Halaman Pengesahan .............................................................................................. ii

Prakata .......................................................................................................... iii

Daftar Isi .......................................................................................................... iv

BAB I. Pendahuluan

a. Analisis Situasi ........................................................................................... 1

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah ......................................................... 1

c. Tujuan Kegiatan ................................................................................. 2

d. Manfaat Kegiatan ................................................................................. 2

BAB II. Kajian Pustaka

Hygene dan Sanitasi Makanan........................................................................ 3

BAB III. Metode Pelaksanaan

a. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................................. 11

b. Metote Kegiatan ........................................................................................ 11

c. Khalayak Sasaran ....................................................................................... 12

d. Rancangan Evaluasi ................................................................................... 12

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil Kegiatan .......................................................................................... 13

b. Pembahasan ............................................................................................... 15

BAB V. Penutup

a. Simpulan ............................................................................................. 16

b. Saran ......................................................................................................... 16

Daftra Pustaka

Lampiran

Page 5: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Jumlah pedagang makanan keliling di setiap daerah semakin meningkat seiring dengan

pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi. Mereka memilih metode

berjualan seperti ini untuk lebih menghemat biaya karena tidak perlu menyewa tempat.

Hal serupa terjadi di Desa Panji karena disisni terdapat 6 Sekolah Dasar dan jumlah

penduduknya yang cukup padat. Jumlah pedagang makanan sekolah dan keliling yang

berjualan di seputaran Sekolah Dasar Desa Panji berjumlah ± 12 orang. Pada umumnya

mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene dan

sanitasi makanan. Hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan

kepada konsumen. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada beberapa

pedagang, mereka mengatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan kusus mengenai

higene dan sanitasi makanan, tidak pernah berusaha untuk membaca buku mengenai

sanitasi makanan, serta tidak pernah mendapatkan pelatihan yang berhubungan dengan

higene dan sanitasi makanan. Menjadi penjual makanan keliling adalah pekerjaan yang

dilakoninya setelah berganti – ganti beberapa pekerjaan. Hal ini terbukti saat melayani

pembeli (murid-murid) terlihat mereka tidak memperhatikan kebersihan, seperti tidak

mencuci tangan saat mengambil makanan setelah sebelumnya melakukan kegiatan lain

seperti mengambil uang, menggaruk kaki, dll. Selain itu menurut penuturan beberapa

orangtua murid, diakui anak mereka dan beberapa temannya pernah terkena diare dan

sakit tenggorokan setelah mengkonsumsi jajanan yang dibeli dari sekolah dan pedagang

di sekitar sekolahnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang akan dilaksanakan dalam Pengabdian Kepada

Masyarakat ini adalah pelatihan food hygene kepada penjual makanan sekolah dan

keliling di Desa Panji.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang diidentifikasi antara lain:

Page 6: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

Kasus diare pada anak sekolah setelah mengkonsumsi makanan sekolah atau

sekitar sekolah

Kasus radang tenggorokan pada anak sekolah setelah mengkonsumsi makanan

sekolah atau sekitar sekolah

Kurangnya pengetahuan pedagang sekolah dan keliling tentang food hygene

Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah :

Bagaimanakah pengetahuan dan ketrampilan pedagang makanan sekolah dan

keliling mengenai higene dan sanitasi makanan setelah mendapatkan pelatihan

food hygene?

C. Tujuan dan Manfaat

1) Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku pedagang makanan sekolah dan keliling tentang hygiene dan sanitasi

makanan sehingga tidak membahayakan kesehatan konsumennya terutama anak

sekolah.

D. Manfaat Kegiatan

Melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peserta berupa:

Menambah wawasan tentang pengolahan makanan yang baik dan benar

dengan prinsip hygiene dan sanitasi

Dapat mencegah terjadinya keracunan makanan dan mengetahui faktor pemicu

/ penyebab terjadinya keracunan

Memahami sifat fisik bahan pangan sehingga memudahkan dalam proses

penanganan, pengolahan maupun penyimpanannya

Mampu memproduksi dan menyajikan makanan yang bersih, sehat, aman dan

terhindar dari bahaya keracunan.

Page 7: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

HIGENE DAN SANITASI MAKANAN

Makanan adalah setiap benda padat atau cair yang apabila ditelan akan memberi suplai energi

kepada tubuh untuk pertumbuhan atau berfungsinya tub.uh sehingga diperlukan makanan

yang bersih dan menyehatkan

Pengertian Higene

Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan

individu, misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk

melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk

melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.

Pengertian Sanitasi Makanan

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan

dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala

bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi,

selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat

dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat

atau konsumen.

Tujuan Sanitasi Makanan

Sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan,

mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan

merugikan pembeli, mengurangi kerusakan/pemborosan makanan. Higiene dan

sanitasi makanan bertujuan untuk mengendalikan faktor makanan, tempat dan

perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau

gangguan kesehatan lainnya.

Page 8: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

Prinsip Higene Dan Sanitasi Makanan

Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis dan penyehatan makanan

yang meliputi :

1. Pemilihan bahan baku makanan : Bahan makanan perlu dipilih yang sebaik-

baiknya dilihat dari segi kebersihan, penampilan dan kesehatan. Penjamah makanan

dalam memilih bahan yang akan diolah harus mengetahui sumber-sumber makanan yang

baik serta memperhatikan ciri-ciri bahan yang baik.

Beberapa hal yang harus diingat tentang pemilihan bahan makanan:

Hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas.

Gunakan catatan tempat pembelian bahan makanan.

Mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli.

Belilah bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu seperti : rumah potong

pemerintah atau tempat potong resmi yang diawasi pemerintah, tempat pelelangan

ikan resmi dan pasar bahan dengan sistem pendingin.

Tidak membeli bahan makanan yang sudah kadaluwarsa atau membeli daging/unggas

yang sudah terlalu lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan) yang potensial

mengandung bakteri.

Membeli daging dan unggas yang tidak terkontaminasi dengan racun/toksin bakteri

pada makanan.

2. Penyimpanan bahan makanan : dalam penyimpanan bahan makanan hal-hal

yang diperhatikan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi

syarat

Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk

mengambilnya, tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus, tidak

mudah membusuk dan rusak, dan untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus

disediakan tempat penyimpanan dingin

Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk riwayat

keluar masuk barang dengan system FIFO (First In First Out).

Page 9: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

3. Pengolahan Makanan : pengolahan makanan menyangkut 4 (empat) aspek,

yaitu :

Penjamah Makanan

Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan mulai dari

mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian

makanan. Pengetahuan, sikap dan perilaku seorang penjamah mempengaruhi kualitas

makanan yang dihasilkan. Penjamah juga dapat berperan sebagai penyebar penyakit,

hal ini bisa terjadi melalui kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit

menular dengan konsumen yang sehat, kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah

yang membawa kuman.

Cara Pengolahan Makanan

Persyaratan pengolahan makanan menurut Permenkes No.304/Per/IX/1989 adalah:

semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari

kontak langsung antara penjamah dengan makanan. Perlindungan kontak langsung

dengan makanan jadi dilakukan dengan: sarung tangan, penjepit makanan, sendok,

garpu dan sejenisnya. Dan setiap tenaga pangolah makanan pada saat bekerja harus

memakai celemek, tutup rambut, sepatu dapur, tidak merokok serta tidak

makan/menguyah.

Tempat Pengolahan Makanan

Tempat pengolahan makanan, dimana makanan diolah sehingga menjadi makanan jadi

biasanya disebut dengan dapur, menurut Depkes RI (1994) perlu diperhatikan

kebersihan tempat pengolahan tersebut, ventilasi dan pencahayaannya cukup,

tersedianya air bersih yang cukup, tersedia tempat penampungan sampah,

pembuangan air limbah dan perlindungan dari serangga dan tikus.

Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan Makanan

Prinsip dasar persyaratan perlengkapan/peralatan dalam pengolahan makanan adalah

aman sebagai alat/perlengkapan pengolahan makanan. Aman ditinjau dari bahan yang

digunakan dan juga desain perlengkapan tersebut.

Page 10: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

4. Penyimpanan Makanan

Menurut Depkes RI (1994) penyimpanan makanan dimaksudkan untuk mengusahakan

makanan agar dapat awet lebih lama. Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi

oleh suhu, dimana terdapat titik-titik rawan untuk perkembangbiakan bakteri patogen dan

pembusuk pada suhu yang sesuai dengan kondisinya.

5. Pengangkutan Makanan

Makanan yang telah selesai diolah di tempat pengolahan, memerlukan pengangkutan untuk

selanjutnya disajikan atau disimpan. Bila pengangkutan makanan kurang tepat dan alat

angkutnya kurang baik kualitasnya, kemungkinan pengotoran dapat terjadi sepanjang

pengangkutan (Depkes RI, 1994).

6. Penyajian Makanan

Menurut Permenkes No.304/Menkes/Per/IX/1989, persyaratan penyajian makanan adalah

sebagai berikut:

Harus terhindar dari pencemaran;

Peralatan untuk penyajian harus terjaga kebersihannya;

Harus diwadahi dan dijamah dengan peralatan bersih;

Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersih;

Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan berikut:

Di tempat yang bersih

Meja ditutup dengan kain putih atau plastik

Asbak tempat abu rokok setiap saat dibersihkan

Peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah

dicuci.

Pengertian Penjamah Makanan

Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan

jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain :

Tidak menderita penyakit mudah menular misal: batuk, filek, influensa, diare,

penyakit perut sejenisnya.

Page 11: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya).

Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian.

Memakai celemek dan tutup kepala.

Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.

Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan, atau dengan alas tangan.

Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian

lainnya).

Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa

menutup mulut atau hidung.

Ciri-Ciri Makanan Yang Bersih

Makanan yang bersih mempunyai ciri-ciri:

1. Bagian luarnya terlihat bersih, tidak terlihat ada kotoran yang menempel.

2. Makanan tersebut disajikan dalam piring atau wadah tempat makanan yang tidak

berdebu.

3. Tidak terdapat rambut atau isi stepler.

4. Disajikan dalam keadaan tertutup atau dibungkus dengan plastik, kertas tidak bertinta,

daun pisang atau daun lainnya.

5. Makanan dimasak, disimpan atau disajikan di tempat yang jauh dari tempat

pembuangan sampah, got, dan tepi jalan yang banyak dilalui kenderaan.

6. Makanan dimasak dengan peralatan yang bersih dengan menggunakan air bersih, tidak

berbau atau keruh.

Ciri-Ciri Makanan Dan Jajanan Yang Aman

Makanan yang sehat, selain segar dan bersih juga tidak boleh mengandung bahan kimia yang

berbahaya. Bahan-bahan kimia yang biasa ditambahkan kedalam makanan secara sengaja

disebut bahan tambahan pangan (zat aditif pangan). Bahan kimia yang biasa ditambahkan ke

dalam makanan saat pengolahan yaitu:

1. Bahan pewarna

2. Bahan pemanis

3. Bahan pengawet

4. Bahan pengenyal

Page 12: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

5. Bahan penambah rasa

Bahan tambahan makanan umumnya berupa bahan-bahan kimia yang asing bagi tubuh. Oleh

karena itu penggunaannya tidak boleh berlebihan, karena dapat berakibat kurang baik bagi

kesehatan.

Bahan Tambahan Makanan yang diijinkan terdiri dari golongan :

a. Antioksidan adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat

oksidasi. Contohnya : asam askorbat dan asam eritrobat serta garamnya untuk produk daging,

ikan, dan buah-buahan kaleng. Butil hidroksi anisol (BHA) atau butil hidroksi toluen (BHT)

untuk lemak, minyak, dan margarin.

b. Antikempal adalah tambahan makanan yang dapat mencegah mengempalnya makanan

yang berupa serbuk, tepung, atau bubuk. Contohnya : aluminium silikat serta magnesium

karbonat untuk susu bubuk dan krim bubuk

c. Pengatur keasaman adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan,

menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contohnya : asam klorida

untuk bir, dan asam fumarat untuk jeli.

d. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis

pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Contohnya : sakarin dan

siklamat.

e. Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat

proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu

pemanggangan. Contohnya : asam askorbat dan aseton peroksida.

f. Pengemulasi, pemantap dan mengental adalah bahan tambahan makanan yang dapat

membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan.

Contohnya : karagenan untuk pemantap dan pengental produk susu, gelatin dan amonium

alginat untuk pemantap es krim.

g. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi,

pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Contohnya : natrium benzoat untuk pengawet kecap dan saus tomat, asam propionat untuk

keju dan roti.

h. Pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau mencegah

melunaknya makanan. Contohnya : aluminium amonium sulfat dan aluminium kalium sulfat

untuk acar ketimun dalam botol, kalsium sitrat untuk apel kalengan dan sayur kalengan.

Page 13: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

i. Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna

pada makanan. Contohnya : karamel untuk warna coklat, xanthon untuk warna kuning, dan

klorofil untuk warna hijau.

j. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat

memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Contohnya : monosodium

glutamat untuk menyedapkan rasa daging.

k. Sekuestran adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada

dalam makanan. Contohnya : asam fosfat dan asam sitrat.

Bahan Tambahan Makanan Yang Dilarang

BTP yang tidak diizinkan atau dilarang menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988, diantaranya sebagai berikut (Depkes RI, 1988) :

1. Natrium tetraborat (boraks)

2. Formalin (formaldehyd)

3. Minyak nabati yang dibrominasi (brominanted vegetable oils)

4. Kloramfenikol (chlorampenicol)

5. Kalium klorat (pottasium chlorate)

6. Dietilpirokarbonat (diethylpyrocarbonate, DEPC)

7. Nitrofuranzon (nitrofuranzone)

8. P-Phenetilkarbamida (p-phenethycarbamide, dulcin, 4-ethoxyphenyl urea)

9. Asam salisilat dan garamnya (salicylic acid and its salt)

10.Rhodamin B (pewarna merah), methanyl yellow (pewarna kuning), dulsin (pemanis

sintetis), dan potasium bromat (pengeras).

Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya akibat mengkontaminasi makanan. Makanan yang menjadi penyebab keracunan

biasanya telah tercemar oleh unsur-unsur fisika, mikroba ataupun kimia dalam dosis yang

membahayakan. Kondisi tersebut dikarenakan pengelolaan makanan yang tidak memenuhi

persyaratan kesehatan dan tidak memperhatikan kaidah-kaidah higiene sanitasi makanan

(Depkes RI, 1994).

Adapun yang menjadi penyebabnya adalah:

1. Bahan makanan alami, yaitu makanan yang secara alami telah mengandung racun,

seperti jamur racun, ikan buntel, ketela hijau, gadung atau ubi racun.

Page 14: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

2. Infeksi mikroba, yaitu disebabkan bakteri pada saluran pencernaan makanan yang

masuk ke dalam tubuh atau tertelannya mikroba dalam jumlah besar, yang kemudian

hidup dan berkembang biak, seperti Salmonellosis, dan Streptoccocus

3. Racun/toksin mikroba, yaitu racun atau toksin yang dihasilkan oleh mikroba dalam

makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan jumlah yang membahayakan

4. Kimia, yaitu bahan berbahaya dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh dalam

jumlah yang membahayakan, seperti Arsen, Antimon, Cadmium, Pestisida dengan

gejala depresi pernafasan sampai koma dan dapat meninggal

5. Alergi, yaitu bahan allergen di dalam makanan yang menimbulkan reaksi sensitif

kepada orang-orang yang rentan, seperti histamine pada udang, tongkol, bumbu masak

dan sebagainya.

Page 15: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Pelatihan Food Hygene

Pengetahuan dan ketrampilan pedagang

Kontaminasi makanan

Gangguan kesehatan

Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada mitra yakni kurangnya pengetahuan

dan ketrampilan pedagang makanan sekolah dan keliling mengenai hygene dan

sanitasi makanan, maka solusi yang ditawarkan adalah dalam bentuk pelatihan food

hygene pada pedagang makanan sekolah dan keliling di Desa Panji. Dengan

diadakannya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku pedagang tentang higiene dan sanitasi makanan sehingga tidak

membahayakan kesehatan konsumennya terutama anak sekolah.

B. Metode Pelaksanaan

Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

pendampingan yang dilakukan mulai dari pengolahan makanan hingga penyajian

kepada konsumen.

C. Kalayak Sasaran

Sasaran pengabdian ini adalah pedagang makanan yang berjualan di sekolah dan di

sekitar Sekolah Dasar di Desa Panji yang berjumlah 7 orang.

Page 16: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

D. Rancangan Evaluasi

Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dari

hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan yaitu peningkatan keterampilan peserta

mulai dari pengolahan makanan hingga penyajian kepada konsumen yang diamati

menggunakan lembar observasi mengenai food hygene.

Page 17: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Yang dicapai

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pedagang sekolah dan keliling di SD

Desa Panji, maka program pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk

pendampingan pelatihan food hygene dan sanitasi makanan. Pendampingan ini dilaksanakan

oleh tim pelaksana dengan melakukan pendampingan di rumah pedagang dan di sekolah

tempat mereka berjualan. Adapun mekanisme dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian pada

masyarakat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pembagian tugas tim pelaksana

2. Melaksanakan pertemuan dengan Kepala sekolah di masing masing SD untuk mohon

ijin pelaksanaan kegiatan.

3. Melakukan pertemuan dengan para pedagang untuk menyampaikan tujuan dari

pelaksanaan kegiatan.

4. Mengumpulkan dokumen dan arsip.

5. Mempersiapkan bahan-bahan serta peralatan dalam pelatihan

6. Melaksanakan P2M.

Pelatihan ini dilakukan dengan melakukan melakukan pendampingan ke rumah dan

sekolah tempat para pedagang berjualan selama bulan Mei – Agustus 2016. Tim

pelaksana membawa format penilaian yang berhubungan dengan hygene dan sanitasi

makanan yang digunakan untuk menilai selama proses pendampingan. Pendampingan ini

dilakukan dua kali di rumah dan dua kali di sekolah kepada masing masing pedagang.

Pada saat pendampingan di rumah yang pertama pelaksana mengamati cara pengolahan

makanan yang biasa dibuat oleh pedagang untuk dijual di sekolah. Selama proses

pengolahan pelaksana memberi penilaian berdasarkan formulir yang telah disiapkan.

Selain proses pengolahan kami juga menilai perlengkapan dapur pedagang seperti

tersedianya tempat pembuangan sampah, air bersih, adanya binatang pengganggu seperti

tikus dan kecoa. Setelah selesai pengamatan, kami memberikan penjelasan mengenai

hygene dan sanitasi makanan kepada peserta dengan tujuan adanya peningkatan

pengetahuan dan keterampilan mengenai hygene dan sanitasi makanan. Selanjutnya akan

dilakukan pendampingan kedua satu minggu berikutnya untuk mengamati dan menilai

Page 18: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

proses pengolahan makanan serta kebersihan lingkungan dapur. Sedangkan

pendampingan di sekolah dilakukan guna mengamati dan menilai cara pedagang

menyajikan makanan kepada konsumennya (anak SD). Pendampingan juga dilakukan dua

kali, yang pertama kami melakukan pengamatan dan penilaian kemudian memberikan

penjelasan mengenai hal yang berhubungan dengan kebersihan penyajian makanan serta

dampak negatifnya dan dilanjutkan pendampinan yang kedua satu minggu berikutnya.

Berdasarkan data yang diperoleh selama pendampingan dapat disimpulkan adanya

perubahan pengetahuan dan keterampilan pserta mengenai hygene dan sanitasi makanan.

Hal ini terlihat dari beberapa perubahan seperti :

Biasanya pedagang menggunakan air keran dalam membuat es susu setelah

pendampingan mereka menggunakan air matang

Biasanya menggunakan sari manis dalam pembuatan makanan setelah

pendampingan mereka tidak menggunakannya lagi

Penggunaan pewarna bukan untuk makanan akhirnya diganti dengan pewarna

makanan

Kondisi lingkungan dapur menjadi lebih bersih

Mencuci tangan setelah mengambil uang

Mereka ingat untuk mencuci tangan setelah menggaruk kepala atau kaki saat

berjualan

Menggunakan sendok dan penjepit makanan dalam menyajikan makanan

B. Pembahasan

Selama proses pendampingan kami mengetahui bahwa hampir semua pedagang memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang kurang mengenai hygene dan sanitasi makanan. Mereka

mengaku selama ini tidak mengetahui dampak negatif dari penggunaan bahan tambahan yang

digunakan dalam pengelohan makanan. Mereka mengaku sangat senang bisa mendapatkan

pengetahuan tentang hygene dan sanitasi makanan. Walaupun sedikit susah mengubah

kebiasaan tapi mereka akan berusaha untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan

penyajian makanan dagangan.

Page 19: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berupa

pelatihan food hygene pada pedagang makanan sekolah dan keliling di SD Desa Panji, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan p2m tersebut telah berjalan dengan baik yang

dapat diketahui dari hasil yaitu:

a. Terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman pedagang mengenai hygene dan

sanitasi makanan.

b. Meningkatnya keterampilan pedagang mengenai hygene dan sanitasi makanan baik

dalam pengolahan maupun penyajian makanan.

B. Saran

Berdasarkan pelatihan yang telah dilaksanakan pada pedagang makanan sekolah dan

keliling di SD Desa Panji mengenai food hygene, ada beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan:

1. Bagi para pedagang hendaknya selalu memperhatikan kebersihan dan kesehatan dalam

pengolahan dan penyajian makanan dagangannya

2. Bagi dinas kesehatan, dapat melaksanakan penyuluhan kantin sehat dengan

menyelipkan tentang hygene dan sanitasi makanan kepada para pedagang makanan

sekolah dan sekitar sekolah secara berkesinambungan.

Page 20: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

DAFTAR PUSTAKA

Antara, S. 2004. Menyehatkan Makanan Sekolah

Hartono, A. 2002. Penyakit Bawaan Makanan: Fokus Pendidikan Kesehatan

(Foodborne Disease: a focus for health education), Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

I Nengah Sujaya dkk. 2009. Pembinaan Pedagang Makanan Kaki Lima untuk

Meningkatkan Higiene dan Sanitasi Pengolahan dan Penyediaan Makanan di

desa Penatih, Denpasar Timur. PS.IKM Universitas Udayana

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta. Penerbit Gramedia Pustaka

Utama

Yunus, M. 2015. HIGENE DAN SANITASI PANGAN. http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2015/02/HIGIENE-SANITASI-PANGAN-DIT-GIZI1.pdf. diakses

tanggal 23 0ktober 2015.

Page 21: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene

LAMPIRAN. FOTO KEGIATAN

Page 22: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene
Page 23: LAPORAN AKHIR - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198207022008122002...mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup dalam hal higiene