higiene mulut

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu personal hygiene diartikan sebagai hygiene perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena mengganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum terutama pasien imobilisasi. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.Apa yang di maksud higiene mulut? 2.Bagaimana peningkatan higiene mulut? 1

Transcript of higiene mulut

Page 1: higiene mulut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan

diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan

kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu personal hygiene diartikan sebagai

hygiene perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk

mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat rambut,

kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital. Jika seseorang sakit,

biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena

mengganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal

tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum

terutama pasien imobilisasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud higiene mulut?

2. Bagaimana peningkatan higiene mulut?

3. Bagaimana proses perawatan higiene mulut?

4. Apa saja kelainan pada higiene mulut?

5. Bagaimana penanggulangannya?

1.3 TUJUAN

1. mengetahui apa yang di maksud higiene mulut

2. mengetahui peningkatan higiene mulut

3. mengetahui perawatan higiene mulut

4. mengetahui kelainan pada higiene mulut

5. mengetahui cara penanggulangannya

1

Page 2: higiene mulut

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HIGIENE MULUT

Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terus menerus pada

kulit. Membran merupaka jaringan epitel yang melapisi dan melindungi organ

mensekresi mucus untuk menjaga jalan saluran sistem pencernaan basa da

terminyaki, dan mengabsorbsi nutrien.

Mulut atau bukal, rongga yang terdiri dari bibir sekitar pembukaan mulut,

leher sepanjang sisi dinding rongga, lidah dan ototnya dan langiy-langit mulut,

bagian depan dan belakang yang membentuk akar rongga. Mukossa mulut secara

normal berwarna merah muda terang dan basah. Gigi adalah untuk mengunyah,

atau maskikasi. Gigi normal terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, leher dan akar.

Membran periodental berada pada margin gusi, sekitar gigi, menahan kuat di

tempat. Gigi yang sehat, tampak putik, halus, bercahaya dan berjajar rapih.

Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,

gusi, dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan,

plak, dan bakteri. Memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang di

hasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut

dala mengangkat plak dan tartar diantara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi

dan infeksi. Hygine mulut yang lengkap memberikan rasa sehat da selanjutnya

menstimulus napsu makan.

Tanggung jawab perawat pada higiene mulut adalah pemeliharaan dan

pecegahan. Hal ini penting khusus jika klien hendak menerima radiasi atau

kemoterapi sebagai bagian dari pengobatan medis. Perawat membantu klien untuk

mempertahankan higiene mulut yang baik dengan mengajarkan teknik yang benar

atau denga menampilkan hygine secara aktual pada klien lemah atau cacat. Sering

2

Page 3: higiene mulut

kali perawat harus membuat rujukan ke dokter gigi untuk masalah yang

memerlukan perawatan khusus. Pendidikan tentang gangguan gusi dan gigi yang

umum dan metode pencegahan dapat memotifasi klien untuk mengikuti praktek

hygine oral yang baik.

Peningkatan Kesehatan Gigi

Bertujuan untuk mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau

penyakit periodontal bagi orang berusia 35-44 tahun, mengurangi jumlah lansia

yang kehilangan gigi alami mereka mengurangi prevalensi gingivitas dan

mengurangi penyakit periodontal destruktif diantara individu berusia 35-44 tahun.

2.2 PROSES KEPERAWATAN DAN HIGIENE MULUT

1. Pengkajian Fisik

Menjelaskan rinci pengkajian perawat tentang bibir, gigi, mukosa

buccal, gusi, langit-langit, dan lidah klien. Perawat memeriksa semua

daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya.

Klien yang tidak mengikuti praktik higiene mulut yang teratur akan

mengalami penurunan jaringan gusi, gusi yang meradang, gigi yang hitam

(khususnya sepanjang margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan

halitosis.

Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti treponema

pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis virus herpes.seperti yang

telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau

kemoterapi, sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan

rongga mulut klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perawatan

prefentif bagi pelayan saat mereka melewati pengobatan (Griefzu,

Radjeski, Winnick, 1990).

3

Page 4: higiene mulut

2. Perubahan Perkembangan

Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi

mempengaruhi kondisi dan penampilan struktur dalam rongga mulut.

Anak dapat terjadi karies gigi pada gigi susu karena pola makan atau

kurangnya perawatan gigi. Gigi remaja adalah permanent yang

memerlukan perhatian teratur untuk diet dan perawatan gigi dan mencegah

masalah pada tahun-tahun berikutnya. Pada saat orang bertambah tua,

praktik higiene mulut berubah untuk mempengaruhi gigi dan mukosa lebih

lanjut. Usia yang berhubungan dengan perubahan di dalam mulut,

dikombinasi dengan penyakit kronis, ketidakmampuan fisik, dan medikasi

yang diresepkan memiliki efek samping pada mulut, menyebabkan

perawatan mulut yang buruk. Efek pada ketidakcukupan perawatan

meliputi karies dan kehilangan gigi ; penyakit periodontal ; permulaan

infeksi sistemik ; dan efek jangka panjang pada harga diri ; kemampuan

untuk makan ; dan pemeliharaan hubungan.

3. Pola Makan

Untuk mengkaji pola makan klien saat ini untuk mendeteksi

keberadaan iritasi lokal pada gusi atau struktur mukosa. Tanyakan klien

jika ada masalah tertentu dalam mengunyah, kecocokan gigi palsu, atau

menelan. Adanya bisul atau iritasi mengganggu pengunyahan dan

menyebabkan klien menghindar untuk makan.

4. Pilihan dan Praktik Higienis

Praktik gigi menghadapai tantangan yang baru karena peningkatan

yang bermakna dalam jumlah lansia dan minoritas. Data menunjukan pola

karies gigi yang tidak terawat pada orang Afrika,Amerika dan Mexiko

Amerika dan Prevalensi Gingivitas pada Spanyol Amerika. Oleh karena

itu penting bagi perawat mengkaji praktik hiegene mulut klien untuk

mengidentifikasi kesalahan dalam teknik, defisiensi pada tipe-tipe praktik,

dan tingkat pengetahuan klien tentang perawatan gigi.

4

Page 5: higiene mulut

2.3 FAKTOR-FAKTOR RESIKO UNTUK MASALAH HIGIENE MULUT

Ketidakmampuan melakukan keperawatan mulut, atau perubahan

intregitas gigi dan mukosa akibat penyakit atau pengobatan.

MASALAH UMUM MULUT

1. Karies gigi (gigi berlubang)

Karies gigi merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda.

Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang melibatkan

kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium.flak

adalah transfaran dan melekat pada gigi, khususnnya dekak dasar

kepala gigi pada margine gusi.flak mencegah dilusi asam normal dan

netralisasi, yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut. Asam

akhirnya merusak gigi dan email.

2. Periodontal (pyorrhea)

Penyakit ini adalah penyakit jaringan sekiar gigi, seperti peradangan

membran periodontal atau ligamen periodontal. Halitosis atau bau

nafas, merupakan masalah umum rongga mulut, hal ini akibat hiegen

mulut yang buruk, pemasukan makanan tertentu atau proses infeksi

atau penyakit. Higiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau

keculai penyebabanya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver

atau diabetes. Gejala penyakit periodontal meliputi gusi yang berdarah,

bengkak, jaringan yang radang, garis gusi yang menyusut, dengan

pembentukan celah atau kantong antara gigi dan gusi dan kehilangan

gigi tiba-tiba. Jika perawatan mulut yang tepat tidak dipelihara maka

bakteri mati, disebut tartar yang mengumpul disepanjang garis gusi

akibatnya kehilangan gigi. Tindaka prefentif yang paling baik adalah

pembersihan dengan Flasshing dan gosok gigi yang teratur.

5

Page 6: higiene mulut

MASALAH MULUT LAIN

1. Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak

dengan pengiritasi seperti tembakau, defisiensi vitamin, infeksi oleh

bakteri, virus atau jamur atau penggunaan kemoterapi.

2. Glositis adalah peradangan lidah karena penyakit infeksi atau cidera,

seperti luka bakar atau gigitan.

3. Gingivitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang

buruk atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes

militus.

2.4 DIET

Untuk mencegah kerusakan gigi, klien harus mengubah kebiasaan makan,

mengurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan.

Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan

gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30

menit untuk mengurarangi aksi flak. Memakan buah yang mengandung asam

(misal apel dan makanan yang berserat seperti sayuran segar ) juga mengandung

flak. Kualitas keasaman makanan mengeliminasi bakteri yang membentuk pada

gigi. Diet seimbang yang baik meningkatkan integritas jaringan mulut.

Untuk wanita hamil nutrisi yang tepat penting untuk perkembangan gigi

utama dalam kandungan. Jumlah asupan kalsium yang direkomendasi setiap hari

adalah 1200 mg untuk dewasa yang hamil dan 1600mg untuk remaja yang hamil.

4-6 gelas setiap harinya yang memenuhi persyaratan kalsium.

6

Page 7: higiene mulut

2.5 GOSOK GIGI

Gosok gigi dengan teliti sedikitnya 4 kali sehari, adalah dasar program

hygine mulut yang efektif sikat gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan

bulunya harus cukup kecil, untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi

harus di ganti setiap 3 bulan.

Alat dan bahan :

1. Handuk dan kain pengalas

2. Gelas kumur berisi

Air masak atau NaCl

Obat kumur

Borax gliserin

3. Spatel lidah yang telah di bungkus dengan kain kasa

4. Kapas lidi

5. Bengkok

6. Kain kasa

7. Pinset atau arteri klem

8. Sikat gigi dan pasta gigi

Cara Pelaksanaan

Untuk pasien tidak sadar

1. Jelaskan prosedur pada pasien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan atau kiri

4. Pasang handuk di bawah dagu atau pipi pasien

5. Ambil pinset da bungkus dengan kain kasa yang di basahi air hangat atau

masak

6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat

membersihkan gigi atau mulut

7

Page 8: higiene mulut

7. Lakukan pembersihan di mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, dan

lidah

8. Keringkan dengan kasa steril yang kering

9. Setelah bersih, oleskan borax gliserin

10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Untuk pasien sadar tetapi tidak mampu melakukan sendiri

1. Jelaskan prosedur pada klien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi dengan duduk

4. Pasang handuk di bawah dagu

5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air hanagt atau

masak

6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gusi, gigi,

dan lidah. Lalu bilas dengan larutan NaCl.

7. Setelah bersih, oleska borax gliserin

8. Untuk perawatan gigi lakukan peningkatan dengan gerakan naik turun.

9. Cuci tangan setelah prosedur dilakuakan.

Penjelasan mengenai Masalah Mulut Lain

1. Stomatitis

a. Cara perawatan untuk stomatitis

Untuk mengatasi penyakit ini dapat menggunakan beberapa jenis obat baik dalam

bentuk salep, obat tetes maupun obat kumur. Saat ini sudah tersedia pasta gigi

yang dapat mengurangi terjadinya sariawan, jika ternyata sariawan terlanjur parah,

dapat digunakan antibiotik dan obat penurun panas (bila disertai demam),

sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari, namun bila sariawan tidak

kunjung sembuh, segera periksa ke dokter karena hal itu dapat menjadi gejala

awal adanya kanker mulut.

8

Page 9: higiene mulut

b. Pencegahan Stomatitis

Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila kita

mengetahui penyebabnya diharapkan kepada kita untuk menghindari timbulnya

sariawan ini diantaranya dengan :

1. Menjaga kebersihan mulut

2. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12,

vitamin C dan zat besi

3. Menghadapi stress dengan efektif

4. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit

makanan

5. Menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin

6. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi

alergi pada rongga mulut.

2. Glossitis

a. Penegakan Diagnosa

a. Dengan melihat tanda dan gejala

Secara umum : lidah sakit, kemerahan, bengkak, dan lunak, atrofi

papila, kesulitan bicara dan kesulitan dalam makan. Komplikasi lidah

bisa menutupi jalan napas. Lidah bengkak, licin, warna kemerahan

(pada glositis akibat anemia pernisiosa warna lidah pucat , sedangkan

pada glositis akibat defisiensi vit B warna lidah menyala, lidah lembut

dan sangat sakit).

b. Dengan anamnesis riwayat penyakit.

c. Pemeriksaan fisik pada lidah : lidah bengkak (atau patch

pembengkakan). Para nodul pada permukaan lidah (papila) mungkin

tidak ada.

9

Page 10: higiene mulut

d. Pemeriksaan penunjang : Lab darah.

e. Rawat bersama : Bagian penyakit dalam, bagian THT-KL

b. Prinsip Terapi

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi peradangan. Perawatan

biasanya tidak memrlukan rawat inap kecuali lidah bengkak sangat parah.

a. Prinsip terapinya adalah mengurangi peradangan dengan antibiotik,

anti jamur, anti mikrobial yang sesuai dengan penyebabnya.

b. Untuk glasitis yang disebabkan kekurangan nutrisi, pasien diberikan

diet makanan yang bergizi dan suplemen.

c. Pasien juga diharapkan untuk menghindari iritan.

d. Pasien harus menjaga oral higiene dengan baik yaitu : menyikat gigi

menyeluruh setidaknya 2 kali sehari dan flosshing sedikitnya tiap hari.

3. Gingivitis

a. Penyebab

a) Terjadi penggosokan dan flossing (membersihkan gigi dengan

menggunakan benang gigi) yang tidak benar, sehingga plak tetap ada

disepanjang garis gusi. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih

dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi

(kalkulus flossing (benang gigi).

b) Obat-obat tertentu bias menyebabkan pertumbuhan gusi yang

berlebihan sehingga plak sulit dibersihkan dan terjadilah gingivitis.

Obat-obat tersebut adalah :

- Fenitoin (obat anti kejang

- Siklosporin (diminum oleh penderita yang menjalani pencangkokan

organ

- Calcium channel blocker (misalnya nifedipin, obat untuk

mengendalikan tekanan darah dan kelainan irama jantung)

- Pil atau suntukan KB

10

Page 11: higiene mulut

c) Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan gingivitis, dimana gusi

meradang dan mudah berdarah.

d) Kekurangan Niasin (Pellagra) juga bias menyebabkan peradangan dan

pendarahan gusi, serta mempermudah terjadinya infeksi mulut.

b. Pengobatan

1. Jika penyebabnya adalah obat-obatan , maka pertumbuhan gusi yang

berlebihan harus diangkat dengan pembedahan.

2. Jika kekurangan vitamin C dan niasin, maka diberikan tambahan

vitamin.

2.6 HIGIENE MULUT KHUSUS

Beberapa klien memerlukan metode higiene mulut yang khusus karena

tingkat ketergantungan mereka pada perawat atau adanya masalah mukosa mulut.

Klien yang tidak sadar, klien ini lebih rentan terkena kekeringan sekresi air

liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan dan

minum, sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.

Contoh melakukan perawatan mulut untuk klien yang tidak sadar atau

lemah, langkah-langkahnya :

1. Kaji adanya refleks muntah. Posisikan klien dalam posisi sims atau miring

dengan kepala diputar ke arah sisi yang terkena.

2. Jelaskan prosedur kepada klien.

3. Persiapkan peralatan yang diperlukan :

a. Larutan anti infeksi

b. Sikat gigi spons atau spatel lidah yang dibungkus kasa tunggal

c. Spatel lidah berbantalan

d. Handuk wajah

e. Mangkok piala ginjal

f. Handuk kertas

g. Gelas air dengan air dingin

h. Jeli larut air

i. Mesin penghisap portabel (tambahan) dengan kateter suksion

11

Page 12: higiene mulut

j. Sarung tangan sekali pakai

4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sekali pakai.

5. Letakkan handuk kertas diatas meja temoat tidur dan atur peralatan.

Hidupkan mesin penghisap dan hubungkan selang ke kateter penghisap.

6. Tarik tirai tempat tidur atau tutup pintu ruangan.

7. Tinggikan tempat tidur pada tingkat horizontal tertinggi.

8. Pindahkan klien mendekati sisi tempat tidur dan dekat ke perawat.

9. Letakan handuk dibawah wajah klien dan mangkok piala ginjal di bawah

dagu.

10. Secara hati-hati retraksi gigi bagian atas dan bawah klien dengan spatel

lidah yang berbantalan dengan memasukan spatel dengan cepat tetapi

lembut diantara geraham belakang.

11. Bersihkan mulut menggunakan sikat atau spatel lidah yang dilembabkan

dengan anti infeksi dan air. Minta perawat kedua menghisap sekresi yang

mengumpul selama pembersihan. Bersihkan permukaan mengunyah dan

bagian dalam pertama kali. Bersihkan permukaan luar gigi. Usapkan

bagian dasar mulut dan sebelah dalam pipi. Secara lembut usap atau sikat

lidah tetapi hindari menstimulasi refleks muntah. Lembabkan lidi kapas

yang bersih dengan air untuk membilas. Ulangi membilas beberapa kali.

Isap semua sekresi yang tersisa.

12. Berikan jeli larut air tipis pada bibir .

13. Jelaskan bahwa prosedur telah selesai.

14. Letakan sarung tangan dan letakan pada tempat yang sesuai.

15. Atur kembali posisi klien yang nyaman.

16. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempat yang sesuai.

17. Cuci tangan.

18. Inspeksi rongga mulut.

19. Catat prosedur.

Klien Diabetes. Kunjungan ke dokter gigi diperlukan setiap 3 atau 4 bulan.

Semua jaringan ditangani dengan lembut dengan meminimalkan trauma. Klien

harus diajarkan untuk mengikuti jadwal pembersihan yang sedikit kaku.

12

Page 13: higiene mulut

Klien Infeksi Mulut. Perawat memberitahukan dokter bila tanda infeksi

seperti ulserasi yang tertutupi, merah, kering, lidah yang bengkak, halitosis, lidah

yang berselaput terjadi.

Antibiotik topikal cair digunakan pada permukaan mukosa dengan spon

yang lembut atau dengan membuat klien membilas rongga mulut dengan

medikasi. Klien yang memakai gigi palsu harus melepaskan gigi palsunya dulu

sebelum menggunakan antibiotik topikal.

2.7 PENGGUNAAN FLUORIDA

Rozier dan Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemioloogi yang

menunjukan bahwa pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan

penting dalam menurunkan karies gigi. Orang yang tidak memiliki air berflouride

dapat memperoleh fluoride dalam bentuk obat kumur, pasta gigi, atau suplemen.

Fluoridasi berlebihan menyebabkan perubahan warna pada email gigi.

Klien harus diberi nasihat untuk memperhatikan kondisi ini.

2.8 FLOSSING

Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan

efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss gigi yang berlilin atau tidak

tidak berlilin diantara semua permukaan gigi, satu persatu. Jika pasta gigi

digunakan pada gigi sebelum flossing maka fluorida akan masuk kontak langsung

dengan permukaan gigi, membantu mencegah terjadinya lubang. Membersihkan

dengan serat halus sehari sekali cukup. Membersihkan gigi dengan serat halus

paling mudah dilakukan segera setelah menggosok gigi.

13

Page 14: higiene mulut

2.9 PERAWATAN GIGI PALSU

Gigi palsu merupakan milik pribadi klien dan harus ditangani dengan hati-

hati karena mudah patah. Gigi palsu harus dilepas sebelum pergi tidur untuk

memberi istirahat pada gusi dan mencegah bakteri tumbuh dan mukosa meradang.

Untuk mencegah gigi palsu melengkung, maka harus disimpan di air apabila tidak

dipakai. Perawat selalu menyimpan gigi palsu di cangkir tertutup, diberi label

selama perendaman ataupun ketika gigi palsu sedang tidak dipakai.

Langkah-langkah perawat dalam membersihkan gigi palsu :

1. Tanyakan pada klien apakah gigi palsunya tidak pas dan apakah ada gusi

atau mukosa yang nyeri atau iritasi.

2. Jelaskan prosedur dan pastikan klien bahwa akan menggunakan praktik

pilihan pribadi.

3. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan :

a. Sikat gigi berbulu lembut

b. Sikat gigi untuk gigi palsu

c. Mangkok piala ginjal atau wastafel

d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi

e. Gelas air (untuk air hangat dan dingin)

f. Kasa tunggal 4x4

g. Waslap

h. Cangkir plastik gigi palsu

i. Sarung tangan sekali pakai

4. Cuci tangan.

5. Atur bahan-bahan di meja tempat tidur atau dekat wastafel.

6. Isi mangkuk piala ginjal setengah penuh dengan air biasa atau letakan

waslap pada wastafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm.

7. Kenakan sarung tangan sekali pakai.

8. Minta klien untuk melepas gigi palsu dan letakan gigi palsunya pada

mangkok piala ginjal.

9. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu.

10. Bilas gigi palsu dengan teliti dalam air biasa.

14

Page 15: higiene mulut

11. Kembalikan gigi palsu kepada klien atau simpan di dalam air biasa di

dalam secangkir plastik.

12. Kosongkan mangkok piala ginjal dan tambahkan air dingin yang segar.

13. Minta klien untuk berkumur dengan teliti.

14. Masukan kembali gigi palsu jika klien menginginkan atau biarkan klien

melakukan sendiri.

15. Buang sarung tangan pada tempat yang sesuai. Bersihkan dan simpan

bahan-bahan. Cuci tangan.

16. Tanya klien jika gigi palsu terasa nyaman.

17. Catat prosedur.

15

Page 16: higiene mulut

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Higiene mulut yang baik termasuk, dan kelembaban struktur mulut.

Perawatan yang tepat dapat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi.

2. Higine mulut bertujuan agar klien memiliki mukosa yang terhidrasi

dengan baik.

3. Klien mampu melakukan sendiri perawatan higine mulut dengan benar.

4. Klien akan mencapai rasa nyaman dan memahami praktik higene mulut.

16

Page 17: higiene mulut

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah.2004.Kebutuhan Dasar

Manusia:Jakarta.EGC.

Potter, Patricia A.2005.Fundamental Keperawatan:Jakarta.EGC.

17