laporan organik

download laporan organik

of 25

Transcript of laporan organik

I.

Judul Percobaan: Reaksi Adehid dan Keton

II.

Hari / Tanggal Percobaan: Senin / 24 Oktober 2011

III.

Selesai Percobaan: Kamis / 27 Oktober 2011

IV.

Tujuan Percobaan: 1. Memahami azas-azas reaksi dari senyawa karbonil 2. Memahami perbedaan reaksi antara aldehida dan keton 3. Memahami jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehida dan keton

V.

Tinjauan Pustaka

VI.

Alat dan Bahan: Alat: No Nama Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Tabung reaksi Gelas ukur Pipet Pembakar spiritus Kasa Kaki tiga Erlenmeyer Gelas kimia kertas saring Corong Eksikator Pipa kapiler Kaca arloji Merk Alat Pyrex Pyrex pyrex Ukuran sedang sedang 250 mL 100mL, 500mL Jumlah 10 buah 10 buah 5 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah

Bahan: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama Bahan AgNO3 5% NaOH 5% NHaOH Benzaldehid Aseton Sikloheksanon Formaldehid Reagen Bennedict Fehling A Fehling B No 11. Nama Bahan Natrium Bisulfit

12. Air Es 1. 13. etanol 2. 14. HCl 3. 15. Fenilhidrasin 4. 16. NaOH 5% 5. 17. Iodium 6. 18. Isopropil Alkohol 7. 19. NaOH 1% 8. 20. Asetaldehid 9.

VII.

Cara Kerja 1. Uji Tollens 1 mL AgNO3 5% -ditambah 2 tetes NaOH 5% endapan -ditetesi NH4OH sampai tepat larut Reagen Tollens

Melakukan Percobaan Reagen Tollens -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 2 tetes benzaldehid -dikocok, didiamkan 10 menit -dipanaskan bila tidak terjadi reaksi -diamati Hasil Pengamatan Reagen Tollens -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 2 tetes aseton -dikocok, didiamkan 10 menit -dipanaskan bila tidak terjadi reaksi -diamati Hasil Pengamatan

Reagen Tollens -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 2 tetes sikloheksanon -dikocok, didiamkan 10 menit -dipanaskan bila tidak terjadi reaksi -diamati Hasil Pengamatan

Reagen Tollens -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 2 tetes formaldehid -dikocok, didiamkan 10 menit -dipanaskan bila tidak terjadi reaksi -diamati Hasil Pengamatan

2. Uji Fehling dan Bennedict Uji Bennedict 5 tetes reagen bennedict -dimasukkan tabung reaksi-ditetesi formaldehida -dipanaskan dalam penangas -diamatiHasil Pengamatan

5 tetes reagen bennedict -dimasukkan tabung reaksi-ditetesi aseton -dipanaskan dalam penangas -diamati Hasil Pengamatan

5 tetes reagen bennedict -dimasukkan tabung reaksi -ditetesi sikloheksanon -dipanaskan dalam penangas -diamati Hasil Pengamatan

Uji Fehling Reagen Fehling 7,5 mL Fehling A -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 7,5 mL fehling B dikocok Reagen fehling

5 mL reagen fehling -dimasukkan tabung reaksi -ditetesi formaldehida -dipanaskan dalam penangas -diamati Hasil Pengamatan

5 mL reagen fehling -dimasukkan tabung reaksi -ditetesi aseton -dipanaskan dalam penangas -diamati Hasil Pengamatan

5 mL reagen fehling -dimasukkan tabung reaksi -ditetesi sikloheksanon -dipanaskan dalam penangas -diamati Hasil Pengamatan

3. Adisi Bisulfit5 mL Natrium bisulfit

-dimasukkan dalam erlenmeyer -di dinginkan dalam air es -ditetesi 2,5 mL aseton sambil dikocok 5 menit -ditambah 10 menit etanol -disaring Hablur Filtrat -dimasukkan tabung reaksi -ditambah HCl pekat beberapa tetes -diamatiHasil Pengamatan

4. Pengujian dengan Fenilhidrasin 5 mL fenilhidrasin -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 10 tetes benzaldehid -diguncang 1 sampai 2 menit -disaring Hablur -dicuci dengan air dingin Hablur terbentuk -dikeringkan -ditentukan titik lelehnya -diamati Hasil Pengamatan filtrat -dihablurkan kembali dengan alkohol

5 mL fenilhidrasin -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 10 tetes sikloheksanon -diguncang 1 sampai 2 menit -disaring Hablur -dicuci dengan air dinginHablur

filtrat -dihablurkan kembali dengan alkohol

terbentuk -dikeringkan -ditentukan titik lelehnya -diamati Hasil Pengamatan

5. Reaksi Holoform 3 mL NaOH 5% -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 5 tetes aseton -ditambah larutan iodium sampai warnanya tetap -diamati Hasil pengamatan

3 mL NaOH 5% -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 5 tetes isopropyl alkohol -ditambah larutan iodium sampai warnanya tetap -diamati Hasil pengamatan

6. Kondensasi Aldol 4 mL NaOH 1% -ditambah 0,5 mL asetaldehid -digoncang -dibau -di didihkan selama 3 menit -diamati Hasil Pengamatan

VIII.

Data Pengamatan No 1. Alur Kerja 1 mL AgNO3 5% -ditambah 2 tetes NaOH 5% endapan -ditetesi NH4OH sampai tepat larut Reagen Tollens Reagen Tollens -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 2 tetes benzaldehid -dikocok, didiamkan 10 menit -dipanaskan bila tidak terjadi reaksi Hasil Pengamatan -diamati Data Pengamatan AgNO3: jernih tak berwarna NaOH: jernih tak berwarna AgNO3 + NaOH: terdapat endapan coklat, keruh NH4OH: jernih tak berwarna AgNO3 + NaOH + NH4OH: tidak ada endapan benzaldehid: jernih takO

Dugaan / Reaksi

Kesimpulan dapat reagen menjadi

Reagen tollens yaitu larutan Aldehid ion perak oleh logam beramoniak, mereduksi aldehida tollens

direduksi menjadi

perak, cermin perak, tetapi

sedangkan aldehida dioksidasi keton tidak dapat menjadi asam bertalian. keton bereaksi tidak dioksidasi oleh reagen reagen tollens. tollens. denga

berwarna Tollens + benzaldehid: jernih tak berwarna Setelah dipanaskan: terbentuk cermin perakAg +

C H

+ Ag[(NH3)2]OHO C H

NH3 + NH4+ + H2O

Reagen Tollens -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 2 tetes benzaldehid -dikocok, didiamkan 10 menit -dipanaskan bila tidak terjadi reaksi -diamati Hasil Pengamatan Reagen Tollens -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 2 tetes formaldehid -dikocok, didiamkan 10 menit -dipanaskan bila tidak terjadi reaksi -diamati Hasil Pengamatan

Benzaldehid: jerbih tak berwarna Tollens + benzaldehid: jernih tak berwarna setelah dipanaskan:tidak terbentuk cermin perakH

H C H

O C

H C H H

+ Ag[(NH3)2]OH

Sikloheksanon: jernih tak berwarna Tollens + sikloheksanon: jernih tak berwarna Setelah dipanaskan: tidak terbentuk cermin perakO

+ Ag[(NH3)2]OH

Reagen Tollens -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 2 tetes formaldehid -dikocok, didiamkan 10 menit -dipanaskan bila tidak terjadi reaksi -diamati Hasil Pengamatan

Formaldehid: jernih tak berwarna Tollens +Formaldehid : jernih tak berwarna Setelah dipanaskan: terdapat cermin perakH

O

+ Ag[(NH3)2]OHH C H

AgO C OH

+

+ NH3 + NH4+ + H2O

2.

5 tetes reagen bennedict -dimasukkan tabung reaksi-ditetesi formaldehida -dipanaskan dalam penangas -diamatiHasil Pengamatan

Bennedict: biru Formaldehid: jernih tak berwarna Bennedict + formaldehid: biru jernih setelah dipanaskan: biru keruh (++)

Reagen fehling atau bennedict mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah. Ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid tetapi tidak dapat mengoksidasi keton.O H C H + 2CuO

Reagen

bennedict

dan fehling dapat mengoksidasi aldehid membentuk endapan merah bata, tetapi tidak dapat mengoksidasi keton.

O H C OH + Cu2O

5 tetes reagen bennedict -dimasukkan tabung reaksi-ditetesi aseton -dipanaskan dalam penangas -diamatiHasil Pengamatan

O

Aseton: jernih tak berwana Bennedict + aseton: biru jernih Setelah dipanaskan: biru jernih(+)

H3C

C

CH3 + 2CuO

aseton

5 tetes reagen bennedict -dimasukkan tabung reaksi-ditetesi sikloheksanon -dipanaskan dalam penangas -diamatiHasil Pengamatan

Sikloheksanon: jernih tak berwarna Bennedict + sikloheksanon: biru jernih Setelah dipanaskan: biru jernih (+)

O

+2CuO

7,5 mL Fehling A -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 7,5 mL fehling B dikocok Reagen fehling

Fehling A: biru(+) Fehling B: tidak berwarna Fehling A + Fehling B: biru (+++)

5 mL reagen fehlingO

-dimasukkan tabung reaksi -ditetesi formaldehida -dipanaskan dalam penangas -diamati Hasil Pengamatan

Reagen fehling : biru(+++) Formaldehid: jernih tak berwarna Fehling + Formaldehid: biru jernih Setelah dipanaskan : terdapat endapan merah bata(++), larutan berwarna merah bata(-)H C

H + 2cuO

formaldehid Cu2O + H2O endapan merah bata

O

5 mL reagen fehling -dimasukkan tabung reaksi -ditetesi aseton -dipanaskan dalam penangas -diamati Hasil Pengamatan 5 mL reagen fehling -dimasukkan tabung reaksi -ditetesi sikloheksanon -dipanaskan dalam penangas -diamati Hasil Pengamatan Sikloheksanon: jernih tak berwarna Fehling + sikloheksanon : biru jernih Setelah dipanaskan: biru jernih (+)O

Aseton: Jernih tak berwarna Fehling + aseton: biru jernih Setelah dipanaskan: biru jernih (+)

H3C

C

CH3 + 2CuO

aseton

+ 2CuO

3.

5 mL Natrium bisulfit

-dimasukkan dalam erlenmeyer -di dinginkan dalam air es -ditetesi 2,5 mL aseton sambil dikocok 5 menit -ditambah 10 menit etanol -disaring Hablur Filtrat -dimasukkan tabung reaksi -ditambah HCl pekat beberapa tetes -diamatiHasil Pengamatan

Natrium bisulfit(NaHSO3) : jernih tak berwarna Aseton: jernih tak berwarna NaHSO3 + aseton: tidak berwarna etanol: jernih tak berwarna NaHSO3 + aseton + etanol: terbntuk sedikit hablur, larutan jernih tak berwarna HCl: jernih tak berwarna NaHSO3 + aseton + etanol + HCl : hablur larut, larutan tidak berwarna

aldehid dan beberapa keton yang tidak mengandung gugus yang besar disekeliling atom karbonil bereaksi dengan larutan natrium bisulfit pekat menghasilkan adisi yang berwujud hablur berwarna putih. hasil ini apabila bereaksi dengan asam akan membebaskan kembali senyawa karbonil.O H3C C CH3 + HSO3NaOH+

Keton(aseton) dapat bereaksi dengan bisulfate menyebabkan terbentuknya hablur putih, jika hablur direaksikan dengan HCl pekat akan adisi natrium yang

larut dan terbentuk menjadi aldehid dan keton lagi.H3 C C CH3H H3 C C CH3 OC 2H 5

SO 3Na+

C2H5OH

pasangan electron bebas pda

4. 5 mL fenilhidrasin -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 10 tetes sikloheksanon -diguncang 1 sampai 2 menit -disaring Hablur -dicuci dengan air dinginHablur

Fenilhidrasin: kuning jernih(++) Benzaldehid : jernih tak berwarna Fenilhidrasn + benzaldehid: putih keruh, hablur kekuningan (+) alkohol(etanol) = jernih tak berwarna Fenilhidrasin + benzaldehid +

atom nitrogen dan amoniak aldehid dan keton dan yang lain menyebabkan dapat bereaksi adisi senyawa ini boleh bereaksi dengan fenilhidrazin menghasilkan fenilhidrazon. dengan air

Setelah hasil reaksi mula-mula membebaskan terbentuk membebaskan 1 mol dan air.O C H

menghasilkan

hablur.

+

filtrat -dihablurkan kembali dengan alkohol

etanol: putih keruh, terdapat endapan kekuningan (+) hablur kering: coklat Titik leleh: 730CH 2N N H

terbentuk-dikeringkan

-ditentukan titik lelehnya -diamati

H C N N H

Hasil Pengamatan

Fenilhidrasin: kuning jernih 5 mL fenilhidrasin -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 10 tetes sikloheksanon -diguncang 1 sampai 2 menit -disaring Hablur -dicuci dengan air dinginHablur

O

(++) Sikloheksanon: jernih tak berwarna Fenilhidrasin + sikloheksanon: putih keruh, hablur kekuningan (++) Alkohol(etanol): jernih tak berwarna Fenilhidrasin +N N H

+

sikloheksanonnH 2N N H

filtrat -dihablurkan kembali dengan alkohol

sikloheksanon + etanol: putih keruh, terdapat endapan kekuningan (++) Hablur kering: kekuningan (+) Titik leleh:1550Csikloheksanon fenilhidrazon

terbentuk -dikeringkan

-ditentukan titik lelehnya -diamati Hasil Pengamatan

5.

3 mL NaOH 5% -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 5 tetes aseton -ditambah larutan iodium sampai warnanya tetap -diamati Hasil pengamatan

NaOH 5%: jernih tak berwarna aseton: jernih tak berwarna Iodium: kuning jernih(+++) NaOH + aseton + I2 : larutan keruh kekuningan, endapan kuning(+)

Senyawa keton (aseton) bila direaksikan dengan iodium

dan basa segera menghasilkan iodoform sebagai yang hablur mengendap berwarna

kuning dan berbau obat.O H3C C CH3

I2 OH-

asetonO H3 C C

3 mL NaOH 5% -dimasukkan tabung reaksi -ditambah 5 tetes isopropyl alkohol -ditambah larutan iodium sampai warnanya tetap -diamati Hasil pengamatan NaOH 5%: jernih tak berwarna Isopropil alkohol: jernih tak berwarna Iodium: kuning jernih(+++) NaOH + isopropyl alkohol + I2 : larutan kekuningan (+), endapan kuning (++)

O- + CHI3

ion asetat

iodoform (endapan kuning)

4 mL NaOH 1% -ditambah 0,5 mL asetaldehid -digoncang -dibau di didihkan selama 3 menit -diamati Hasil Pengamatan

NaOH 1%: jernih tak berwarna asetaldehid: jernih tak berwarna NaOH + asetaldehid : larutan berwarna jingga, keruh, berbau tengik (+) NaOH + asetaldehid + dipanaskan : berwara jingga(++), keruh berbau tengik (++)

IX.

Pembahasan 1. Uji Tollens Pada pecobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aldehid dan keton dengan menggunakan uji reagen tollens. Pembuatan reagen tollens yaitu dengan mereaksikan AgNO3 5% ditambah dengan NaOH 5% menghasilkan endapan coklat keabu-abuan (Ag2O), kemudian ditambah dengan NH4OH yaitu berfungsi untuk melarutkan endapan Ag2O. Dengan reaksi, 2AgNO3 + 2NaOH Ag2O + 4NH4OH Ag2O coklat keabu-abuan 2Ag[(NH3)2]OH Reagen tollens + 3H2O + 2NaNO3 + H2O

a. Reagen tollens direaksikan benzaldehid Reagen tollens [(Ag(NH3)2OH)] direaksikan dengan benzaldehid

menghasilkan larutan jernih tak berwarna, setelah dipanaskan terbentuk cermin perak. Hal tersebut dapat terjadi karena benzaldehid mereduksi reagen tollens menjadi logam perak yang berupa cermin perak tersebut. Dengan reaksi sebagai berikut:O C H O

+ Ag(NH3)2 OH Ag cermin perak tollens

C OH

+ NH3 + NH4+ + H2O

benzaldehyde

benzoic acid

b. Reagen tollens direaksikan dengan aseton Reagen tollens [(Ag(NH3)2OH)] direaksikan dengan formaldehid

menghasilkan larutan jernih tak berwarna, setelah dipanaskan tidak terbentuk cermin perak dan larutannya tetap jernih tak berwarna. Tidak adanya perubahan ini terjadi karena aseton tidak dapat mereduksi reagen tollens menjadi logam perak berupa cermin perak. Gugus karbonil pada keton

terlindungi dengan gugus metil sehingga tidak dapat mereduksi reagenO tollens, dengan reaksi sebagai berikut:

H3C

C

CH 3

+ AgNH32 OHtollens

Acetone

c. Reagen tollen direaksikan dengan sikloheksanon Reagen tollens [(Ag(NH3)2OH)] direaksikan dengan sikloheksanon

menghasilkan larutan jernih tak berwarna, setelah dipanaskan tidak terbentuk cermin perak dan larutannya jernih tak berwarna Pada proses ini, sikloheksanon tidak dapat mereduksi reagen tollens karena gugus karbonilnya terlindung oleh gugus sikloheksan, dengan reaksi sebagai berikut:

O

+ AgNH3 2OH sikloheksanon tollens

d. Reagen tollens direaksikan dengan formaldehid Reagen tollens [(Ag(NH3)2OH)] direaksikan dengan formaldehid

menghasilkan larutan jernih tak berwarna, setelah dipanaskan terbentuk cermin perak. Hal tersebut dapat terjadi karena formaldehid mereduksi reagen tollens menjadi logam perak yang berupa cermin perak tersebut. Dengan reaksi sebagai berikut:O H C H O

+ Ag[(NH3)2]OHtollens

Ag + Hcermin perak

C

+ NH4+ + H2OOH

formaldehid

asam formiat

Jadi, Aldehid (benzaldehid dan formaldehid) dapat mereduksi reagen tollens menjadi cermin perak, tetapi keton(aseton dan sikloheksanon) tidak dioksidasi oleh reagen tollens

2. Uji Fehling dan Bennedict Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aldehid dan keton melalui uji reagen fehling dan bennedict.Pada uji bennedict yaitu mereaksikan alkohol(formaldehid, aseton, sikloheksanon) dengan reagen bennedict. Formaldehida direaksikan dengan reagen bennedict menghasilkan larutan berwarna biru jernih, setelah dipanaskan berubah menjadi biru keruh(++) dari ion kompleks Cu (II) yang direduksi menjadi Cu (I) oksida yang membentuk larutan menjadi keruh. Seharusnya Cu2O merupakan endapan merah bata, namun pada reaksi ini endapan tersebut tidak terbentuk sempurna pada saat proses pemanasan sehingga berwujud biru keruh yang merupakan campuran dari asam karboksilat dan endapan Cu2O. Berdasrakan teori, reaksi yang terjadi sbb:O H O H

C

+

2CuO

H

COH

+

Cu2O

+

H2O

formaldehid

asam karboksilat

merah bata

Aseton direaksikan dengan reagen bennedict menghasilkan larutan berwarna biru jernih, setelah dipanaskan berubah menjadi biru jernih(+) dan tidak terbentuk endapan, karena aseton tidak dapat mereduksi ion Cu2+ pada benedict menjadi Cu2O, dengan reaksi sebagi berikut:O H3C C CH3

+ 2CuO

Aseton

Sikloheksanon direaksikan dengan reagen bennedict menhasilkan larutan biru jernih, setelah dipanaskan berubah menjadi biru jernih(+) dan tidak terbentuk endapan, karena sikloheksanon tidak dapat mereduksi ion Cu2+ pada benedict menjadi Cu2O (endapan merah bata), dengan reaksi:

O

+ 2CuO

sikloheksanon

Pada uji fehling, reagen fehling dibuat dengan mencampurkan fehling A(CuSO4) dan B (NaOH + Natrium kalium tartrat). Reagen fehling direaksikan dengan formaldehida menghasilkan larutan biru jernih, setelah dipanaskan berubah menjadi merah bata (-) dan terdapat endapan merah bata (++),Terdapatnya endapan tersebut merupakan hasil dari oksidasi Cu menjadi ion Cu2+.

O H

O H

+ CuO H C fehling formaldehid

COH

+

Cu2Oendapan merah bata

+

H2O

Reagen fehling direakskan dengan aseton menghasilkan warna biru jernih, setelah dipanaskan berubah menjadi biru jernih (+) dan tidak terdapat endapan. Hal ini bahwa aseton tidak dapat mereduksi fehling karena gugus karbonil pada aseton terlindung kuat dengan gugus metil, dengan reaksi:

O

H3C

CAseton

CH 3

+ CuO

Reagen fehling bereaksi dengan sikloheksanon menghasilkan warna biru jernih, setelah dipanaskan berubah menjadi biru jernih (+) dan tidak terdapat endapan. Hal ini bahwa sikloheksanon tidak dapat mereduksi fehling karena gugus karbonil pada sikloheksanon terlindung kuat oleh gugus sikloheksan sehingga sulit mereduksi larutan fehling, dengan reaksi sebagai berikut:

O

+ CuO

sikloheksanon

Jadi, ion Cu2+ pada reagen bennedict dan fehling dapat mengoksidasi gugus aldehid (formaldehid) tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton (aseton dan

siklojeksanon). Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan reagen fehling mampu mengahsilkan hasil yang lebih baik dalam mengoksidasi aldehid yaitu menghasilkan endapan merah bata sedangkan bennedict tidak menghasilkan endapan merah bata. Sehingga antara reagen fehling dan bennedict yang paling baik digunakan untuk pengujian aldehid dan keton adalah reagen fehling.

3. Adisi Bisulfit Natrium bisulfit (NaHSO3) direaksikan dengan aseton menghasilkan larutan jernih tidak berwarna, setelah di dinginkan dan ditambah etanol menghasilkan adisi yang berwujud hablur putih, namun pada percobaan kami hanya terbentuk sedikit hablur, Kemungkinan hal ini terjadi karena saat aseton dicampurkan belum terlarut semua, sehingga hablur yang dihasilkan kurang maksimal. Setelah direaksikan dengan HCl hablur larut kembali menghasilkan aseton. Hal ini terbukti bahwa setelah bereaksi dengn asam akan membebaskan kembali senyawa karbonil. Jadi, reaksi keton dengan natrium bisulfit ini dapat digunakan untuk memisahkan keton dari senyawa hidrokarbn, alkil halide dan alcohol dalam suatu larutan. Reaksi seabagai berikut:O CH3 + NaHSO3 + C2H5OH H3C OH

H3C

C

C

CH3

Aseton

SO3Na

Natrium-2-hidroksi-2-propanoatOH H3C O CH3

C

+

HCl

H3C

CAseton

CH3

SO3Na

Natrium-2-hidroksi-2-propanoat

4. Pengujian dengan fenilhidrasin

H2 N

H N

O

H3O+C C H N

+H

H N

Abbreviate "Z"

Fenilhidrasin direaksikan dengan benzaldehid menghasilkan larutan putih keruh dan terbentuk hablur kekuningan(+) yang menunjukkan senyawa karbon. Selanjutnya ditambah etanol yaitu untuk mengahablurkan kembali filtrat. Hablur yang dihasilkan digunakan untuk menentukan titik leleh, titik leleh yang diperoleh sebesar 730C.

Hablur yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan titik leleh untuk mengenal aldehid dan keton.

X. XI. XII.

Kesimpulan Jawaban Pertanyaan Daftar Pustaka

Mengetahui Dosen / Asisten Pembimbing

Surabaya, 31 Oktober 2011 Praktikan

(

)

Maulidita Rachmayanti 093194201

Yanuarin Nisaur Rohmah

093194203

Hestiana Rahayu 093194213