LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf ·...

63
PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016 Nomor : /PW11/1/2016 Tanggal : 30 Desember 2016

Transcript of LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf ·...

Page 1: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KINERJA

2016

Nomor : /PW11/1/2016Tanggal : 30 Desember 2016

Page 2: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu
Page 3: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu
Page 4: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

iii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

RINGKASAN EKSEKUTIF v

BAB I PENDAHULUAN

A Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1

B Aspek Strategis Organisasi 4

C Kegiatan dan Produk Organisasi 7

D Struktur Organisasi 9

E Sistematika Penyajian 12

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 13

1. Pernyataan Visi 13

2. Pernyataan Misi 15

3. Tujuan 17

4. Sasaran Strategis 17

5. Sasaran Program 18

6. Indikator Kinerja Utama 18

7. Program dan Kegiatan 20

B Perjanjian Kinerja 2015 22

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A Capaian Kinerja 23

B Realisasi Anggaran 50

BAB IV PENUTUP 51

2009

Page 5: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kinerja Sasaran Program dan Analisis Efisiensi Penggunaan

Dana/SDM (OH) Tahun 2016

Lampiran 2 : Capaian Kinerja Output Tahun 2016

Lampiran 3 : Perbandingan Kinerja Sasaran Program Tahun 2016 dengan

Tahun 2015

Lampiran 4 : Perbandingan Capaian Output Tahun 2016 dengan Tahun 2015

Lampiran 5 : Register Output dan Outcome Tahun 2016

Lampiran 6 : Penyelenggaraan SPIP Tahun 2016

Lampiran 7 : Kapabilitas APIP Tahun 2016

Lampiran 8 : Opini dan Nilai Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tahun

2015

Lampiran 9 : Nilai Kinerja Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Tahun 2015

Page 6: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

v

Ringkasan Eksekutif

ebagai auditor intern Pemerintah, BPKP berperan membantu pemerintah

pusat/daerah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan

negara/daerah, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta

membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi,

sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJM 2015-2019.

Untuk melaksanakan peran tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah

menyusun Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 dengan visi “Auditor Internal

Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan dan Pembangunan Nasional”

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2019 Nomor

KEP-192/PW11/1/2015 Tanggal April 2015, memiliki 4 Sasaran Program dengan 11 IKU.

Untuk mencapai sasaran tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

melaksanakan tiga Program Teknis dan satu Program Generik. Program teknis yang

dilaksanakan adalah Program “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional

dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi”; “Meningkatnya Kualitas Penerapan

SPIP Pemda/Korporasi” dan “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P”.

Sedangkan Program Generik adalah “Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan

Teknis Pengawasan”. Program-program tersebut dilaksanakan melalui kegiatan

pengawasan BPKP, baik yang bersifat assurance maupun consulting.

Laporan kinerja ini menyajikan realisasi kinerja BPKP tahun 2016 dengan target

Perjanjian Kinerja Tahun 2016 antara Kepala BPKP dengan Kepala Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Tengah.

S

Page 7: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

vi

Capaian kinerja (IKU) tahun 2016 sebagai berikut:

Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Perbaikan

Pengelolaan

Program Nasional

dan Pengelolaan

Keuangan

Negara/Korporasi

Perbaikan tata kelola,

manajemen risiko, dan

pengendalian intern

pengelolaan program

nasional

% 45 45,19 100,42

Persentase tindak lanjut

rekomendasi tata kelola,

manajemen risiko dan

pengendalian intern

pengelolaan korporasi

% 100 100,00 100,00

Penyerahan hasil

pengawasan keinvestigasian

kepada aparat penegak

hukum

% 60 93,75 156,25

Meningkatnya

Kualitas

Penerapan SPI

Pemda/Korporasi

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)

% 10 13,80 138,00

Persentase BUMD yang

kinerjanya minimal

berpredikat baik dari BUMD

yang dibina

% 52 76,67 147,44

Persentase BLUD yang

kinerjanya minimal baik dari

BLUD yang dibina

% 58 100,00 172,41

Meningkatnya

Kapabilitas

Pengawasan

Intern Pemda

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)

% 7 7,00 100,00

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2)

% 52 34,40 66,15

Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 1)

% 100 100,00 100,00

Kapabilitas APIP

Kabupaten/Kota (Level 1)

% 41 58,60 57,07

Meningkatnya

Kualitas Layanan

Dukungan Teknis

Pengawasan

Persepsi Kepuasan Layanan

Ketatausahaan

Skala

likert

1-10

7 7,50 107,14

Uraian ringkas hasil pengukuran kesebelas IKU tersebut, sebagai berikut :

1. Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan

pengelolaan keuangan Negara/korporasi diukur berdasarkan 3 IKU, yaitu :

a. “Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

pengelolaan program nasional” terealisasi sebesar 45,19% atau 100,42% dari

Page 8: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

vii

target sebesar 45%.

b. “Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan korporasi” terealisasi sebesar 100% atau

100% dari target sebesar 100%.

c. “Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak

hukum” terealisasi sebesar 93,75% atau 156,25% dari target sebesar 60%.

2. Sasaran Program meningkatnya kualitas penerapan SPI Pemda/Korporasi diukur

berdasarkan 3 IKU, sebagai berikut :

a. “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” terealisasi sebesar

13,80% atau 138,00% dari target sebesar 10,00%.

b. “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang

dibina” terealisasi sebesar 76,67% atau 147,44% dari target sebesar 52%.

c. “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina”

terealisasi sebesar 100% atau 172,41% dari target sebesar 58%.

3. Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Intern Pemda diukur berdasarkan 4

IKU sebagai berikut :

a. “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” terealisasi sebesar

7% atau 100% dari target sebesar 7%.

b. “Kapabiitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)” terealisasi sebesar

34,40% atau 66,15% dari target sebesar 52%.

c. “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)” terealisasi sebesar 100% atau

100% dari target sebesar 100%.

d. “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” terealisasi sebesar

58,60% atau 57,07% dari target sebesar 41%.

4. Sasaran Program Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan diukur

berdasarkan “Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan” dengan

menggunakan skala likert 1 -10, dengan realisasi pada skala 7,50 atau tercapai

sebesar 107,14% dari target pada skala 7.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian kinerja tersebut, antara

lain:

1. Meningkatnya kepercayaan stakeholder terhadap BPKP yang tercermin dari

Page 9: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

viii

banyaknya permintaan jasa audit dan non audit yang tidak dapat diperkirakan

sebelumnya;

2. Tingginya sinergi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dengan aparat penegak

hukum yang sejak awal melibatkan BPKP dalam menangani masalah, kasus,

perkara TPK, dan pemberantasan korupsi;

3. Dukungan dari seluruh pegawai sebagai wujud dari etos kerja yang tinggi.

Capaian Sasaran Program tersebut dibiayai dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2016 sebesar Rp43.937.607.283,00, dan dari dana mitra kerja sebesar

Rp2.005.031.633,00.

Keberhasilan capaian kinerja tahun 2016 merupakan indikasi bahwa sistem

akuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah berjalan pada jalur

yang benar. Dan berdasarkan capaian kinerja diatas, dalam rangka perbaikan

kinerja khususnya peningkatan level Kapabilitas APIP, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah telah menyusun Rencana Aksi, sebagai berikut:

1) melakukan inventarisasi terhadap permasalahan yang menghambat

tercapainya target level Kapabilitas APIP,

2) Meningkatkan koordinasi dengan mitra kerja yang lebih intensif untuk

percepatan peningkatan level Kapabilitas APIP,

3) menambah kegiatan Bimtek Kapabilitas APIP.

Page 10: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali perubahan sejak terbentuk

tahun 1983. Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur dengan Peraturan Presiden

Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan

negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan

yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum Negara

berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan

akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan

nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya

dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan

usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan

keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/

daerah;

3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan

pemanfaatan aset negara/daerah;

4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian

Page 11: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

2

intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan

program/ kebijakan pemerintah yang strategis;

5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau

kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas

penyesuaian harga, audit klaim, audit investigasi terhadap kasus kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah,

audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian

keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;

6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern

terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan

nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah

lainnya;

7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah

pusat;

8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan

sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah

daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan

keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah; pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan

penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan;

9. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi

jabatan fungsional auditor;

10. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di

bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;

11. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi

hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan Negara

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

12. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di

BPKP; dan;

13. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,

Page 12: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

3

keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan

rumah tangga.

Selain itu BPKP berperan sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada

Presiden seperti dinyatakan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP

tersebut untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan

pengelolaan keuangan Negara melalui fungsi :

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan

tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan

kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).

2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.

3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan

Menteri Keuangan kepada Presiden.

4. Pengawasan ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari

hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya).

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas untuk

melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan

negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/

daerah, meliputi:

1. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan

cukai;

2. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak

pada Instansi Pemerintah, Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar;

3. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah;

4. Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/ daerah;

5. Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang

kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur,

pendidikan, dan kesehatan;

6. Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/ daerah;

7. Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem

pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan

Page 13: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

4

menangkal korupsi;

8. Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan

keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang

efektif;

9. Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan

pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.

Secara khusus kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah merupakan

instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas

melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta

penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

B. Aspek Strategis Organisasi

Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung

terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Hakekat

pengawasan intern adalah hasil pengawasannya berperan penting dalam

meningkatkan tata kelola, memperbaiki pengelolaan risiko dan menguatkan

sistem pengendalian intern. Dengan demikian, pembangunan tata kelola

pemerintahan dan aparatur tidak dapat lepas dari pengawasan intern yang

akan diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional.

1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP

Kerangka kebijakan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran

terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan

terpercaya, mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem

pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja

pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern

yang independen, profesional dan sinergis serta kebijakan penerapan sistem

manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif.

Page 14: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

5

Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci, sebagai berikut :

a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan Internal

Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah

(APIP) yang mampu mendorong pemantapan penerapan sistem

pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan

korporasi (KLPK) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam

membangun tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dan

dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional;

b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan

sinergis bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah

daerah dan korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program

pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN 2015-2019;

c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk

meningkatkan penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi

pengeluaran negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi

pemanfaatan aset negara/daerah; pengawasan pembiayaan

keuangan negara/daerah; dan pengawasan terhadap alokasi keuangan

daerah (dana transfer);

d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui

debottlenecking dan clearing house; pengawasan represif untuk

preventif serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

2. Strategi Pengawasan BPKP

Strategi pengawasan BPKP terdiri atas strategi eksekutif maupun strategi

operasional. Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi

pimpinan BPKP di pusat maupun daerah untuk membangun kemitraan dan

jejaring pengawasan dan perencanaan pembangunan nasional. Strategi

operasional mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam

program teknis pengawasan BPKP yaitu Program Pengawasan Intern

Page 15: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

6

Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta

Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 memfokuskan

pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis

melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan

kapasitas sumber daya manusia BPKP.

Secara lebih spesifik strategi untuk mewujudkan visi dan misi adalah melalui

program-program induktif, sebagaimana terlihat pada gambar berikut :

STRATEGI PENGAWASAN BPKP

• Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern yang

mendukung Sinergi Pengawasan dan Penguatan

Penerapan SPI KLPK

• Pemfokusan pengawasan intern pada isu

strategis atau program pembangunan nasional

bersifat lintas-RPJMN

• Pengamanan Keuangan/Aset Negara/Daerah

• Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

• Peningkatan kompetensi SDM BPKP dan Ketaatan

terhadap Standar dan SOP Berbasis Risiko

• Peningkatan Kapabilitas Information and

Communication Technology (ICT) berbasis BPKP’s

Enterprise Architecture dan Pengawasan’s Bussiness

Architecture

• Peningkatan Sarana Prasarana

• Penguatan Fungsi Pengawasan Internal BPKP

STRATEGI OPERASIONAL

PENGUATAN

KAPASITAS INTERNAL

Kaidah Pelaksanaan: Sinergi dan Koordinasi Perencanaan

Page 16: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

7

C. Kegiatan dan Produk Organisasi

BPKP melaksanakan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsinya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah yang merupakan unit eselon II berkewajiban melaksanakan kegiatan-

kegiatan teknis yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan teknis yang

dilaksanakan berupa :

1. Pengawasan atas Program Lintas Sektoral;

2. Pengawasan Program Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi;

3. Pengawasan Program Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan

(Kemaritiman);

4. Pengawasan Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Aset Daerah;

5. Pengawasan Penerimaan Negara;

6. Pengawasan atas Laporan Keuangan Proyek PHLN;

7. Pengawasan atas Kinerja BUMD, Rumah Sakit Daerah dan Perusahaan

Daerah;

8. Pengawasan Pembangunan Kelistrikan;

9. Audit Operasional Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW);

10. Audit Kinerja atas Program Jaminan Kesehatan Nasional;

11. Audit atas Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNS dan Non PNS;

12. Audit Kinerja Kelompok Usaha Bersama (KUBE);

13. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah;

14. Audit Investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga;

15. Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Keuangan Negara dan Pemberian

Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik dan Instansi Lainnya;

16. Pendampingan Reviu Laporan Keuangan;

17. Bimtek Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja;

18. Bimtek Reviu RKA Pemerintah Daerah;

19. Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah dan Keuangan Desa;

20. Bimtek GCG BUMD;

21. Bimtek SIA BLUD, RBA BLUD, PTK BLUD dan RSB BLUD;

22. Bimtek Implementasi FCP;

Page 17: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

8

23. Verifikasi Program Hibah Sanitasi;

24. Verifikasi DAK Reimbursement;

25. Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional (PSN);

26. Reviu terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat;

27. Peningkatan Efektivitas Layanan Perizinan dan Non Perizinan Investasi;

28. Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan Prioritas Pembangunan

Nasional (Pembangunan 1000 Embung di Provinsi Jawa Tengah,

Pembebasan Lahan Pembangunan To Trans Jawa, SPAM Regional);

29. Evaluasi Pengawasan Pilkada Serentak;

30. Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah;

31. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

32. Sosialisasi Masalah Korupsi;

33. Kajian Pengawasan.

Hasil dari kegiatan-kegiatan teknis adalah sebagai berikut :

1. Laporan Hasil Audit (Laporan Hasil Audit Kinerja atas Program Jaminan

Kesehatan Nasional, Laporan Hasil Audit atas Tunjangan Profesi Guru,

Laporan Hasil Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah);

2. Laporan Hasil Audit Investigasi (Laporan Hasil Audit Investigatif atas Dugaan

Penyimpangan Pembangunan Embung pada Satker Non Vertikal/SNVT

Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Bengawan Solo/BBWS);

3. Laporan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (Laporan Perhitungan

Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengadaan

Alat Kedokteran, Kesehatan dan KB pada RS Ortopedhi Surakarta, Laporan

Perhitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi

dalam Pengadaan Penyediaan Kebutuhan Pengembangan Bidang Ilmu

Agroindustri Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Laporan

Perhitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Penyimpangan

Proses Pencairan/Realisasi Pinjaman Nasabah di PD BPR BKK Purworejo);

4. Laporan Kegiatan Pendampingan, Bimtek, Sosialisasi dan Asistensi (Laporan

Hasil Kegiatan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan, Laporan

Page 18: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

9

Hasil Kegiatan Bimbingan Teknis Pendampingan Pelaksanaan

Pembangunan Bandara Ahmad Yani di Semarang, Laporan Hasil Kegiatan

Sosialisasi Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, Laporan Asistensi dan Bimtek

Pengelolaan Keuangan Desa);

5. Laporan Hasil Verifikasi (Laporan Hasil Verifikasi Output DAK Reimbursement

Bidang Infrastruktur, Laporan Hasil Verifikasi Hibah Air Minum);

6. Laporan Hasil Reviu (Laporan Hasil Reviu atas Pekerjaan Pembangunan

SUTET, Laporan Hasil Reviu dan Observasi Lapangan Pengadaan Lahan dan

Pembangunan Jalan Tol, Laporan Hasil Reviu atas Tata Kelola Proyek

Strategis Nasional);

7. Laporan Hasil Monitoring (Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Program

Pembangunan 1000 Embung, Laporan Hasil Monitoring Penerapan SIA BLUD

pada BUMD, Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan SIMDA

Pendapatan);

8. Laporan Hasil Evaluasi (Laporan Hasil Evaluasi Kinerja PDAM, Laporan Hasil

Evaluasi Penggunaan Dana Desa, Laporan Hasil Evaluasi atas Potensi Pajak

dan Retribusi).

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur

dan Provinsi Sulawesi Selatan dan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-

428/K/SU/2016 tentang Jumlah Koordinator Pengawasan Pada Perwakilan BPKP,

struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah disajikan dalam

Gambar 1.1

Page 19: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

10

Gambar 1.1

Struktur Organisasi

Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh Kepala Perwakilan,

berdasarkan SK Kepala BPKP Nomor Kep-432/K/SU/2016 Tanggal 8 Desember

2016.

Sumber Daya Manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah per

31 Desember 2016 sebanyak 226, dengan komposisi SDM berdasarkan jabatan

dan pendidikan sebagai berikut :

SD = 1

Pejabat Struktural = 5

SLTP = 1 Pejabat Fungsional

Auditor (PFA)

= 176

SLTA = 35 Pejabat Fungsional

Arsiparis

= 2

DIII = 50 Pejabat Fungsional

Analis Kepegawaian

= 1

S-1/DIV = 127 Pegawai Fungsional

Lainnya

= 42

S-2 = 12

Kepala

Perwakilan

Samono

Subbagian

Kepegawaian

Subbagian

Keuangan

Subbagian

Umum

Adi Warsito Ali MuchtarPutut Setio

Nugroho

Korwas

Bidang P3A

Korwas

Bidang IPP

(1)

Korwas

Bidang IPP

(2)

Korwas

Bidang APD

(1)

Korwas

Bidang APD

(2)

Korwas

Bidang AN

(1)

Korwas

Bidang AN

(2)

Korwas

Bidang

Investigasi

(1)

Korwas

Bidang

Investigasi

(2)

Kepala Bagian

Khaerun

Page 20: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

11

Komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) per 31 Desember 2016 disajikan dalam bentuk

grafik sebagai berikut :

Gambar 1.2 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan

Gambar 1.3

Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan

5

176

2 1 0

42

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Jumlah Pegawai

Pejabat Struktural

Pejabat FungsionalAuditorPejabat fungsionalArsiparisPejabat FungsionalAnalis KepegawaianPejabat FungsionalPranata KomputerPejabat FungsionalLainnya

1 1

35

50

127

12

0

20

40

60

80

100

120

140

Jumlah Pegawai

SD SLTP SLTA DIII S-1/DIV S-2

Page 21: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

12

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini memberikan penjelasan mengenai

pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2016.

Capaian kinerja tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja

Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas

capaian kinerja terhadap target kinerja ini akan memungkinkan identifikasi

terhadap sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di

masa datang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

Bab I - Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan

wewenang organisasi, aspek strategis, kegiatan dan produk

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah serta struktur organisasi.

Bab II - Perencanaan dan Perjanjian Kerja, menjelaskan secara ringkas

rencana strategis 2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

Bab III

- Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan capaian kinerja Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Tengah dikaitkan dengan sasaran program

serta realisasi keuangan.

Bab IV - Penutup, menjelaskan rangkuman capaian sasaran program dan

sasaran kegiatan serta rencana tindak atau langkah yang

direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka perbaikan

kinerja pada tahun 2017.

Page 22: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

13

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

A. Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) BPKP tahun 2015-2019 telah ditetapkan dengan

Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015 Tanggal 2 April 2015. Renstra BPKP

Tahun 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan pengawasan periode

2015-2019 yang berisi visi yaitu keadaan umum yang diinginkan pada akhir

tahun 2019 atau setelahnya, misi atau rumusan umum tentang upaya-upaya

yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, strategi atau program-program

indikatif untuk mencapai visi dan misi.

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Rencana Strategis (Renstra)

2015-2019 yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perwakilan Nomor KEP-

192/PW11/1/2015 tanggal 27 April 2015 telah menetapkan beberapa sasaran

dan program beserta kegiatan-kegiatannya yang mendukung rencana strategis

BPKP Pusat.

1. Pernyataan Visi

Visi (Vision) merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan.

Visi harus bersifat praktis, realistis untuk dicapai, dan memberikan tantangan

serta menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai BPKP untuk

mewujudkannya.

Visi :

Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia

untuk Meningkatkan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Page 23: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

14

Komitmen yang terkandung dalam pernyataaan visi tersebut adalah :

a. Auditor Internal Pemerintah RI

BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis

dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in

appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu

kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan

demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan

oleh BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias, dan tidak diintervensi

oleh pihak lain.

Terdapat dua hal penting dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu

audit intern dan auditor pemerintah RI.

1) Audit Intern

Peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern memiliki dua

sifat aktivitas yaitu sebagai pemberi jasa assurance, dan pemberi jasa

consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan

metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Untuk

program atau kebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern

BPKP menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset sosial) untuk

menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut.

2) Auditor Pemerintah RI

Sebagai auditor pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga

Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara

langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi

assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem

informasi akuntabilitas.

BPKP mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar karena

dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi kelemahan maupun

penyimpangan di bidang keuangan Negara.

Page 24: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

15

b. Auditor Berkelas Dunia

Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor

internal berkelas dunia, yaitu :

1) Aspek SDM

Sumber daya manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due

professional care dalam setiap pelaksanaan penugasan

pengawasan dan wajib memenuhi persyaratan minimal.

2) Aspek Organisasi

Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai

dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya

organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di BPKP. BPKP selalu

mengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang

terkait sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi

masalah dan solusinya serta perubahan peraturan terkait dan standar

baru di bidang pengawasan.

3) Aspek Produk

Bahwa kualitas hasil pengawasan BPKP baik yang berupa assurance

maupun consultancy harus mempunyai daya ungkit (leverage) yang

cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintah dan

program pembangunan.

c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Pengawasan BPKP dilakukan untuk merespon permasalahan yang

mengemuka pada pembangunan nasional yang menjadi perhatian

Presiden atau masyarakat luas.

2. Pernyataan Misi

Misi (Mission) merupakan jalan pilihan untuk menuju masa depan.

Page 25: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

16

Misi :

a. Menyelenggarakan Pengawasan

Intern terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional guna

Mendukung Tata Kelola

Pemerintahan dan Korporasi yang

Bersih dan Efektif

b. Membina Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah

yang Efektif; dan

c. Mengembangkan Kapabilitas

Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten

Penjelasan dari masing-masing misi adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung

Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif.

Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat

BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap

akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan

manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi

yang bersih dan efektif.

b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang

Efektif.

Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah

dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi

pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem

pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa

kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan

yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap

peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem

Page 26: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

17

yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan

mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten.

Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian,

mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan

memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif

dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan

organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain

diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern

pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai

aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjamin tugas

dan fungsinya.

3. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi,

yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai

dengan lima tahun

BPKP menetapkan tiga tujuan untuk mengejawantahkan visi dan misi yang

telah ditetapkan, yaitu :

a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif;

b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah; dan

c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional

dan Kompeten.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis dalam rumusan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2015-2019 merupakan indikator pencapaian tujuan strategis.

Sasaran strategis merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dari tujuan

dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah

Page 27: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

18

ditetapkan, dengan uraian sebagai berikut :

a. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional

b. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian,

Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas

Pembangunan Nasional.

c. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada

Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi.

5. Sasaran Program

Sasaran program merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dan

mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program dan kegiatan

yang ditetapkan.

No. No. SASARAN KEGIATAN

1 1 Tersedianya informasi hasil

pengawasan dalam mencapai

perbaikan tata kelola

2 2 Tersedianya informasi hasil

pengawasan dalam mencapai

perbaikan sistem pengendalian intern

3 3 Tersedianya informasi hasil

pengawasan mencapai peningkatan

kapabilitas APIP

4 Tersedianya dukungan manajemen

dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

dalam mencapai kepuasan layanan

5 Termanfaatkannya Aset secara optimal

SASARAN PROGRAM

Perbaikan pengelolaan

program prioritas nasional dan

pengelolaan keuangan

negara/korporasi

Meningkatnya kualitas

penerapan SPIP

Pemda/korporasi

Meningkatnya kapabilitas

pengawasan intern Pemda

4 Meningkatnya kualitas

pelayanan dukungan teknis

dalam pengawasan BPKP

6. Indikator Kinerja Utama

Setiap program dan kegiatan dalam Renstra kemudian dinyatakan dalam

suatu indikator kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan

berjangka waktu. Hanya dengan indikator kinerja yang memenuhi kelima

karakterisitik kualitatif inilah keberhasilan pencapaian program dan kegiatan

nantinya dapat dilakukan. Keberhasilan program diukur dengan indikator

hasil (outcome), sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan

Page 28: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

19

menggunakan indikator keluaran (output). Penetapan indikator program

dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program dan kegiatan-

kegiatan yang mendukung program tersebut.

Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah merupakan

indikator kinerja output, yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Tengah dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara

dan pembinaan SPIP. Indikator-indikator kinerja utama tersebut, sebagai

berikut :

No. Indikator Kinerja Outcome No. Indikator Kinerja Output

A.

1 Rekomendasi Pengaw asan Bidang Perekonomian &

Kemaritiman

2 Rekomendasi Pengaw asan Bidang Polhukam

3 Rekomendasi Pengaw asan Bidang Keuangan

Daerah

4 Rekomendasi Pengaw asan Naw a Cita Bidang

Perekonomian & Kemaritiman

5 Rekomendasi Pengaw asan Naw a Cita Bidang

Polhukam

6 Rekomendasi Pengaw asan Bidang Keuangan

Daerah

7 Rekomendasi Regional Naw a Cita

8 SPIP Bidang Perekonomian dan Kemaritiman

1 Rekomendasi Pengaw asan Bidang Akuntan Negara

2 Rekomendasi Pengaw asan Naw a Cita Bidang

Akuntan Negara

1 Rekomendasi Pengaw asan Bidang Investigasi

2 Rekomendasi Pengaw asan Naw a Cita Bidang

Investigasi

B.

4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) 1 Rekomendasi Pembinaan SPIP Bidang Pengaw asan

Keuangan Daerah

5 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik

dari BUMD yang dibina

1 Pembinaan SPIP Bidang Akuntan Negara

6 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD

yang dibina

C.

7 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3)

8 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2)

9 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

10 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

D.

1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perw akilan

BPKP

2 Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara

perw akilan BPKP

Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP

4 Persepsi Kepuasan layanan Ketatausahaan

3 Penyerahan hasil pengaw asan keinvestigasian kepada

aparat penegak hukum

1

Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi

Meningkatnya kapabilitas pengaw asan intern Pemda

Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam pengaw asan BPKP

1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian

intern pengelolaan program nasional

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola,

manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan

korporasi

Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

Page 29: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

20

7. Program dan Kegiatan

BPKP melaksanakan program dan kegiatan berdasarkan tugas dan

fungsinya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program

dan kegiatan dalam lima tahun mendatang didasarkan pada mandat yang

diperoleh dari Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan peraturan perundangan

lain seperti Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004

tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Instruksi Presiden Nomor

1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Nasional.

Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu/lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan tujuan

serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh K/L. Dengan mempertimbangkan restrukturisasi

program yang dirancang oleh Bappenas bahwa setiap LPND menggunakan

satu program teknis yang spesifik untuk LPND tersebut dan satu atau

beberapa program generik, BPKP menetapkan tiga program teknis dan satu

program generik dan menyusun kegiatan-kegiatannya. Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Tengah merupakan unit eselon II yang berkewajiban untuk

melaksanakan kegiatan teknis yang telah ditetapkan berupa:

1. Pengawasan atas Program Lintas Sektoral;

2. Pengawasan Program Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi;

3. Pengawasan Program Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan

(Kemaritiman);

4. Pengawasan Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Aset Daerah;

5. Pengawasan Penerimaan Negara;

6. Pengawasan atas Laporan Keuangan Proyek PHLN;

7. Pengawasan atas Kinerja BUMD, Rumah Sakit Daerah dan Perusahaan

Daerah;

8. Pengawasan Pembangunan Kelistrikan;

Page 30: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

21

9. Audit Operasional Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW);

10. Audit Kinerja atas Program Jaminan Kesehatan Nasional;

11. Audit atas Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNS dan Non PNS;

12. Audit Kinerja Kelompok Usaha Bersama (KUBE);

13. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah;

14. Audit Investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga;

15. Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Keuangan Negara dan

Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik dan

Instansi Lainnya;

16. Pendampingan Reviu Laporan Keuangan;

17. Bimtek Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja;

18. Bimtek Reviu RKA Pemerintah Daerah;

19. Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah dan Keuangan Desa;

20. Bimtek GCG BUMD;

21. Bimtek SIA BLUD, RBA BLUD, PTK BLUD dan RSB BLUD;

22. Bimtek Implementasi FCP;

23. Verifikasi Program Hibah Sanitasi;

24. Verifikasi DAK Reimbursement;

25. Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional (PSN);

26. Reviu terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat;

27. Peningkatan Efektivitas Layanan Perizinan dan Non Perizinan Investasi;

28. Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan Prioritas Pembangunan

Nasional (Pembangunan 1000 Embung di Provinsi Jawa Tengah,

Pembebasan Lahan Pembangunan Tol Trans Jawa, SPAM Regional);

29. Evaluasi Pengawasan Pilkada Serentak;

30. Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah;

31. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

32. Sosialisasi Masalah Korupsi;

33. Kajian Pengawasan.

Page 31: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

22

Sedangkan kegiatan generik berupa :

1. Pelayanan gaji honorarium dan tunjangan;

2. Pelayanan operasional perkantoran;

3. Penyusunan rencana kerja/teknis;

4. Pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian;

5. Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan;

6. Penyuluhan dan penyebaran informasi;

7. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan;

8. Pembinaan dan penilaian Jabatan Fungsional;

9. Penyelenggaraan SIM di internal BPKP;

10. Pengadaan sarana dan prasarana;

11. Pemeliharaan Gedung, Bangunan, Peralatan dan Mesin.

B. Perjanjian Kinerja 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,

dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, telah ditandatangani Perjanjian

Kinerja (Perkin) Tahun 2016 yang merupakan bentuk perjanjian dari Kepala

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah kepada Kepala BPKP pada tanggal

22 Januari 2016 dengan revisi terakhir tanggal 18 November 2016. Perkin tersebut

berisi kesanggupan untuk mewujudkan target kinerja tahunan dan

mempertanggungjawabkan atas keberhasilan maupun kegagalannya.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, selama tahun 2016 Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Tengah selain memenuhi target Perkin juga melaksanakan

berbagai kegiatan di luar Perkin serta kegiatan dukungan yang merupakan

penugasan khusus dari BPKP dan tugas pendampingan dari stakeholders

(Pemerintah Daerah dan Instansi Vertikal di daerah) yang tidak dapat diprediksi

sebelumnya.

Page 32: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

23

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran capaian kinerja tahun 2016 merupakan bagian dari

penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan

realisasi dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen perjanjian

kinerja Tahun 2016. Capaian kinerja diindikasikan dengan capaian indikator

kinerja utama (IKU) yaitu indikator yang secara signifikan mempengaruhi

capaian sasaran program.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap

indikator kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan

dan kendala pencapaian kinerja. Faktor pendukung keberhasilan dan kendala

yang menghambat pencapaian target kinerja dicermati dan dipelajari guna

perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Dalam

evaluasi kinerja juga dilakukan pembandingan-pembandingan antara realisasi

kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi kinerja tahun berjalan dengan

realisasi tahun lalu dan pembandingan lain yang diperlukan. Dalam evaluasi

kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan proporsi

capaian kinerja dengan proporsi penggunaan sumber daya baik dana dan

sumber daya manusia, yang dalam hal ini direpresentasikan dengan Orang/Hari

(OH). Efisiensi sumber daya terjadi manakala capaian kinerja lebih tinggi dari

pada capaian penggunaan sumber daya, baik dana maupun OH.

Analisis efisiensi dilakukan terpisah antara sumber daya keuangan dan sumber

daya manusia.

Capaian IKU dan capaian output disajikan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2

sebagai berikut :

Page 33: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

24

Tabel 3.1

Capaian Indikator Utama

Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Perbaikan

Pengelolaan

Program Nasional

dan Pengelolaan

Keuangan

Negara/Korporasi

Perbaikan tata kelola,

manajemen risiko, dan

pengendalian intern

pengelolaan program

nasional

% 45 45,19 100,41

Persentase tindak lanjut

rekomendasi tata kelola,

manajemen risiko dan

pengendalian intern

pengelolaan korporasi

% 100 100,00 100,00

Penyerahan hasil

pengawasan keinvestigasian

kepada aparat penegak

hukum

% 60 93,75 156,25

Meningkatnya

Kualitas

Penerapan SPI

Pemda/Korporasi

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)

% 10 13,80 138,00

Persentase BUMD yang

kinerjanya minimal berpredikat

baik dari BUMD yang dibina

% 52 76,67 147,44

Persentase BLUD yang

kinerjanya minimal baik dari

BLUD yang dibina

% 58 100,00 172,41

Meningkatnya

Kapabilitas

Pengawasan

Intern Pemda

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)

% 7 7,00 100,00

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2)

% 52 34,40 66,15

Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 1)

% 100 100 100

Kapabilitas APIP

Kabupaten/Kota (Level 1)

% 41 58,60 57,07

Meningkatnya

Kualitas Layanan

Dukungan Teknis

Pengawasan

Persepsi Kepuasan Layanan

Ketatausahaan

Skala

likert

1-10

7 7,50 107,14

Page 34: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

25

Tabel 3.2

Capaian Output

No SASARAN KEGIATAN/INDIKATOR Satuan Target Realisasi Capaian

% 1 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan dalam Mencapai Perbaikan Tata Kelola

1.1 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan

BPKP

Rekomendasi 212 208 96,23

1.1.1 Pengawasan Intern Bidang

Perekonomian dan Kemaritiman

Rekomendasi 31 31 100,00

1.1.2 Pengawasan Intern Bidang Polhukam,

Pembangunan Manusia, dan

Kebudayaan

Rekomendasi 22 22 100,00

1.1.3 Pengawasan Intern Bidang Pengawasan

Keuangan Daerah

Rekomendasi 45 45 100,00

1.1.4 Pengawasan Intern Bidang Akuntan

Negara

Rekomendasi 32 32 100,00

1.1.5 Pengawasan Intern Bidang Investigasi Rekomendasi 82 74 90,24

1.2 Rekomendasi Pengawasan Perwakilan

Nawa Cita

Rekomendasi 43 43 100,00

1.2.1 Pengawasan Intern Bidang

Perekonomian dan Kemaritiman (Nawa

Cita)

Rekomendasi 5 5 100,00

1.2.2. Pengawasan Intern Bidang Polhukam,

Pembangunan Manusia, dan

Kebudayaan (Nawa Cita)

Rekomendasi 20 20 100,00

1.2.3 Pengawasan Intern Bidang Pengawasan

Keuangan Daerah (Nawa Cita)

Rekomendasi 7 7 100,00

1.2.4 Pengawasan Intern Bidang Akuntan

Negara (Nawa Cita)

Rekomendasi 10 10 100,00

1.2.5 Pengawasan Intern Bidang Investigasi

(Nawa Cita)

Rekomendasi 1 1 100,00

1.3 Regional Nawa Cita Rekomendasi 4 4 100,00

2 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan dalam Mencapai Perbaikan Sistem Pengendalian

Intern

2.1 Rekomendasi Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP/SPI

Rekomendasi 38 38 100,00

2.1.1 Pembinaan SPIP Bidang Perekonomian

dan Kemaritiman

Rekomendasi 1 1 100,00

2.1.2 Pembinaan SPIP Bidang Pengawasan

Keuangan Daerah

Rekomendasi 19 19 100,00

2.1.3 Pembinaan SPIP Bidang Akuntan Negara Rekomendasi 18 18 100,00

3 Tersediannya Informasi Hasil Pengawasan dalam Mencapai Peningkatan Kapabilitas APIP

3.1

Rekomendasi Peningkatan Kapabilitas

APIP

Rekomendasi 3 3

4 Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Fungsi Teknis Lainnya dalam Mencapai

Kepuasan Layanan

Jumlah Layanan Dukungan Manajemen

Perwakilan BPKP

Laporan 80 80 100,00

5 Termanfaatkannya Aset Secara Optimal

Terlaksananya Rehabilitasi Berat Rumah

Negara Perwakilan BPKP

m2 100 100 100,00

Page 35: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

26

Sedangkan penyerapan dana baik yang berasal dari dana DIPA Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 dan biaya pihak ketiga/dana mitra

disajikan sebagai berikut :

Tabel3.3

Realisasi Penyerapan Dana

DIPA Dana Mitra Jumlah

A.

1 2.151.123.502,00 576.026.583,00 2.727.150.085

2 500.289.700,00 500.289.700

3 1.057.469.577,00 1.057.469.577

B.

4 391.570.684,00 1.429.005.050,00 1.820.575.734

5 477.213.290,00 477.213.290

6

C.

7 151.832.680,00 151.832.680

8

9

10

D.

11

- Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan

BPKP

39.036.939.850 39.036.939.850

- Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara

perwakilan BPKP

171.168.000 171.168.000,00

43.937.607.283 2.005.031.633 45.942.638.916

Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat

baik dari BUMD yang dibina

Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD

yang dibina

Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi

Meningkatnya kualitas pelayanan dukungan teknis dalam

pengawasan BPKP

Jumlah

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Lev el 3)

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Lev el 2)

Kapabilitas APIP Pemerintah Prov insi (Lev el 1)

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Lev el 1)

Persepsi Kepuasan layanan Ketatausahaan

Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

No. Indikator Kinerja Outcome(Rp)

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (lev el 3)

Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan program nasional

Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola,

manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan

korporasi

Penyerahan hasil pengawasan keinv estigasian kepada

aparat penegak hukum

Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan

pengelolaan keuangan negara/korporasi

Page 36: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

27

Analisis Capaian Kinerja

Sasaran Program 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan

Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan

pengelolaan keuangan Negara/Korporasi terkait dengan tujuan pertama BPKP

dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas

akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih

dan efektif.

Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan

pengelolaan keuangan Negara/korporasi diukur menggunakan tiga Indikator

Kinerja Utama (IKU) yaitu :

IKU 1 Sasaran Program 1

Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian

Intern Pengelolaan Program Nasional

Pencapaian sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional

dan pengelolaan Negara/Korporasi dengan IKU “Perbaikan Tata Kelola,

Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional”

diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut terhadap rekomendasi

yang telah disampaikan dalam laporan hasil pengawasan.

Realisasi IKU Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

pengelolaan program nasional tahun 2016 adalah sebesar 45,19% atau 100,42%

dari target tahun 2016 sebesar 45%.

Perhitungan persentase dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan

sebanyak 61 tindak lanjut dari 135 rekomendasi yang telah disampaikan,

dengan rincian sebagai beikut :

Page 37: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

28

No. Jenis Rekomendasi Rekomendasi Terpilih

1. Pengawasan Intern Bidang Perekonomian dan

Kemaritiman

31

2. Pengawasan Intern Bidang Polhukam 22

3. Pengawasan Intern Bidang Penyelenggaraan

Keuangan Daerah

45

4. Pengawasan Bidang Perekonomian dan

Kemaritiman Nawa Cita

5

5. Pengawasan Intern Bidang Polhukam Nawa Cita 20

6. Pengawasan Intern Bidang Penyelenggaraan

Keuangan Daerah Nawa Cita

7

7. Pengawasan Regional Nawa Cita 4

8. Pembinaan SPIP Bidang Perekonomian dan

Kemaritiman

1

Jumlah Rekomendasi Terpilih 135

Jumlah Tindak Lanjut 61

Realisasi Kinerja 45,19

Realisasi IKU “Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

pengelolaan program nasional” tahun 2016 tidak dapat dibandingkan dengan

tahun 2015 karena terdapat perbedaan cara pengukuran IKU.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

digambarkan dalam gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1

Perbandingan Realisasi IKU 1 Sasaran Program 1

Dengan Target Tahun 2019

45

,00

70

,00

45

,19

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 38: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

29

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 70%, sedangkan realisasi

tahun 2016 adalah sebesar 45,19%, sehingga masih diperlukan upaya keras dan

terukur guna mencapai target tahun 2019

Rencana Tindak guna pencapaian target 2019 antara lain sebagai berikut :

- Melakukan inventarisasi terhadap rekomendasi yang belum ada tindak

lanjutnya.

- Melakukan koordinasi dengan mitra kerja untuk percepatan tindak lanjut TPB.

Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa

assurance dan consulting dalam bidang tata kelola, manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan pembangunan nasional yang disampaikan

dan ditindaklanjuti pada tahun 2016, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Tata kelola keuangan Mitra Kerja telah dilaksankan dengan baik, antara lain

laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan sesuai ketentuan yang

berlaku.

2. Penyelamatan keuangan Negara melalui pengembalian ke Kas Negara

dengan disertai perbaikan administratif.

3. Tunggakan tunjangan profesi guru PNSD pada Kementerian Agama

diselesaikan dengan cara memperhitungkan kekurangan atau kelebihan

bayar, atas kelebihan bayar yang tidak diperhitungkan telah disetorkan ke

Kas Negara.

4. Kapasitas SDM APIP meningkat dalam:

(1) Kemampuan melaksanakan reviu Penyerapan Anggaran dan

Pengadaan Barang/Jasa serta penggunaan dana Desa dan

perekaman datanya melalui aplikasi berbasis web.

(2) Kemampuan melaksanakan reviu RKA SKPD dalam rangka peran selaku

quality assurance.

5. Reimbursment DAK dapat diserap sesuai ketentuan.

Realisasi IKU “Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

pengelolaan program nasional” didukung dengan dana sebesar

Rp2.727.150.085,00 (yang terdiri atas realisasi dana DIPA sebesar

Page 39: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

30

Rp2.152.298.502,00 atau sebesar 95,42% dari anggaran sebesar

Rp2.254.399.000,00 dan dana Mitra sebesar Rp576.026.583,00) serta SDM

sebanyak 12.446 OH atau 84,56% dari rencana 14.719 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan program nasional” telah efisien. Kondisi ini

tampak dari capaian IKU sebesar 100,42% lebih tinggi dibandingkan dengan

capaian peggunaan dana sebesar 95,42%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU “Perbaikan tatakelola,

manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program nasional”

telah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 100,42% lebih tinggi

dibandingan capaian OH sebesar 84,56%.

IKU 2 Sasaran Program 1

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola,

Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan

Korporasi

IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata kelola, Manajemen

Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi” mencerminkan upaya

BPKP dalam rangka meningkatkan kinerja korporasi baik BUMN/anak

perusahaan maupun BUMD serta BLUD.

Pencapaian sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional

dan pengelolaan Negara/korporasi dengan IKU “Persentase tindak lanjut

rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern

pengendalian korporasi”, diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut

terhadap rekomendasi yang telah disampaikan dalam laporan hasil

pengawasan.

Realisasi IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola,

manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi” tahun 2016

adalah sebesar 100,00% atau 100,00% dari target tahun 2016 sebesar 100%.

Perhitungan persentase dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan

sebanyak 42 tindak lanjut dari 42 rekomendasi yang telah disampaikan, dengan

Page 40: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

31

rincian sebagai beikut :

No. Jenis Rekomendasi Rekomendasi Terpilih

1. Pengawasan Intern Bidang Akuntan Negara 32

2. Pengawasan Intern Bidang Akuntan Negara

Nawacita

10

Jumlah Rekomendasi Terpilih 42

Jumlah Tindak Lanjut 42

Capaian Kinerja (%) 100,00

Realisasi IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola,

manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi” tahun 2016

tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 karena adanya perbedaan cara

pengukuran IKU.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

digambarkan dalam gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.2

Perbandingan Realisasi IKU 2 Sasaran Program 1

Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, sedangkan realisasi

tahun 2016 sebesar 100,00%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah

mengarah pada pencapaian target tahun 2019.

10

0

10

0

10

0

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 41: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

32

Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa

assurance dan consulting dalam bidang tata kelola, manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan korporasi yang disampaikan dan

ditindaklanjuti pada tahun 2016, antara lain, sebagai berikut:

1. Penambahan cakupan layanan air minum dengan mengikuti program

hibah air minum yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan

rendah.

2. Penggunaan dana Program Hibah Air Minum secara efektif, efisien dan

sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Pemenuhan peningkatan kualitas air minum dengan melakukan pengujian

sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Peningkatan ketatausahaan keuangan PDAM melalui implementasi SIA

PDAM dan perbaikan pencatatan Aset Tetap melalui inventarisasi Aset

Tetap.

5. Peningkatan koordinasi dengan pemerintah daerah terkait dengan

pembentukan struktur organisasi dan tata kerja Badan Usaha Milik Daerah.

6. Perpanjangan ijin dan perpanjangan kontrak penetapan tapak SUTET untuk

wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara untuk penyelesaian

pekerjaan.

7. Percepatan proses pembebasan Tanah Kas Desa untuk pembangunan

jalan tol

8. Penyelesaian ijin pembongkaran plat injak dan dinding barrier jalan akses

Bandara Ahmad Yani Semarang.

9. Pengalihan alokasi benih terkait peningkatan produksi dan distribusi benih

pada PT Pertani.

10. Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) Tahun 2016-2020 pada beberapa

RSUD.

Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp500.289.70000 atau 98,62% dari

anggaran sebesar Rp507.295.000,00 dan SDM sebanyak1.872 OH atau 46,81%

dari rencana sebanyak 3.999 OH.

Page 42: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

33

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan

tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi”

telah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 100,00% lebih tinggi

dibandingkan dengan capaian peggunaan dana sebesar 98,62%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU “Persentase tindak lanjut

rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

pengelolaan korporasi” telah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU

sebesar 100,00% lebih tinggi dibandingkan capaian OH sebesar 46,81%.

IKU 3 Sasaran Program 1

Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat

penegak hukum

Dalam rangka mendukung mewujudkan Nawa Cita Pemerintah, khususnya

Nawa Cita yang keempat, yaitu “Menolak negara lemah dengan melakukan

reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya”, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah melakukan upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi secara terus menerus. Upaya

tersebut dilakukan dengan meningkatkan kepedulian dan partisipasi

masyarakat dalam pemberantasan korupsi serta memberikan pemahaman dan

pengetahuan atas fraud. Untuk itu, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah

meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Aparat Penegak Hukum (APH)

dalam penanganan kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi.

IKU “Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak

Hukum” dihitung berdasarkan Jumlah laporan yang diserahkan ke APH/

Pemerintah Daerah/Korporasi dibandingkan dengan jumlah permintaan

penugasan.

Realisasi IKU “Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat

penegak hukum” tahun 2016 adalah sebesar 93,75% atau 156,25% dari target

tahun 2016 sebesar 60%.

Perhitungan persentase dari rekomendasi yang hasil pengawasan

keinvestigasian yang diserahkan kepada aparat penegak hukum sebanyak 75

Page 43: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

34

rekomendasi dari 80 jumlah permintaan penugasan dengan rincian sebagai

beikut :

No. Jenis Rekomendasi Rekomendasi Terpilih

1. Pengawasan Bidang Keinvestigasian 74

2. Pengawasan Bidang Keinvestigasian Nawa Cita 1

Jumlah Rekomendasi yang Diserahkan Kepada

Penegak Hukum

75

Jumlah Permintaan Penugasan 80

Capaian Kinerja (%) 93,75

Realisasi IKU “Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat

penegak hokum” tahun 2016 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015

karena terdapat perbedaan cara pengukuran.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

digambarkan dalam gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.3

Perbandingan IKU 3 Sasaran Program 1

Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 80%, sedangkan realisasi

tahun 2016 adalah sebesar 93,75%, dengan demikian bahwa realisasi tahun 2016

telah melampaui target tahun 2019 (akhir masa renstra 2015 - 2019), sehingga

dapat disimpulkan bahwa capaian tahun 2016 berada pada jalur yang tepat

menuju target tahun 2019.

60

80

93

,75

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 44: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

35

Dikaitkan dengan fokus pengawasan BPKP, penugasan pengawasan bidang

keinvestigasian mendukung pengamanan asset Negara/Daerah, peningkatan

tata kelola (governance system) dan peningkatan ruang fiskal. Uraian hasil

pengawasan berdasarkan fokus pengawasan BPKP tersebut sebagai berikut :

a. Pengamanan Aset Negara / Daerah

Realisasi rekomendasi penugasan audit invetigatif, audit penghitungan

kerugian keuangan negara dan pemberian keterangan ahli adalah

sebanyak 63 rekomendasi atau mencapai 92,65% dari permintaan sebanyak

68 permintaan. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah melakukan upaya

pemberantasan korupsi melalui peningkatan koordinasi dan kerja sama

dengan Aparat Penegak Hukum (APH) dalam menangani kasus yang

berindikasi tindak pidana korupsi. Koordinasi dan kerja sama mencakup APH

baik Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah dan Kejaksaan Negeri pada

kabupaten/kota di wilayah Jawa Tengah maupun Kepolisian Daerah Jawa

Tengah dan Kepolisian Resor/Kota/Kota Besar pada kabupaten/kota di

wilayah Jawa Tengah.

Kerja sama dan koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dengan

APH tersebut dilakukan dalam bentuk kegiatan pengawasan keinvestigasian

berupa pemberian bantuan audit investigatif, audit penghitungan kerugian

keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli kepada APH maupun

pemberian keterangan ahli pada sidang pengadilan tindak pidana korupsi.

Pada tahun 2016 telah dihasilkan 24 laporan audit penghitungan kerugian

keuangan negara dan 39 laporan pemberian keterangan ahli. Jumlah

kerugian keuangan negara/daerah dari kegiatan audit penghitungan

kerugian keuangan negara adalah sebesar Rp71.266.299.677,09. Laporan

hasil audit penghitngan kerugian keuangan negara telah diserahkan kepada

penyidik untuk ditindaklanjuti dengan pemberian keterangan ahli kepada

penyidik dan kepada majelis hakim di pengadilan. Dari 39 laporan pemberian

keterangan ahli tersebut terdapat pemberian keterangan ahli tanpa

didahului dengan audit investigatif ataupun audit penghitungan kerugian

keuangan negara. Jumlah kerugian keuangan negara/daerah dari kegiatan

Page 45: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

36

pemberian keterangan ahli langsung (tanpa didahului audit penghitungan

kerugian keuangan negara atau audit investigatif) adalah sebesar

Rp1.671.993.614.45.

b. Peningkatan Tata Kelola

Di samping upaya pemberantasan korupsi, BPKP Perwakilan Jawa Tengah

juga melakukan upaya pencegahan korupsi, yang terdiri dari Sosialisasi Anti

Korupsi, Fraud Control Plan, dan kajian pengawasan, yang dapat diuraikan

sebagai berikut.

Upaya pencegahan korupsi dilakukan dengan meningkatkan kepedulian

dan partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi serta memberikan

pemahaman dan pengetahuan atas fraud atau kecurangan. Pada tahun

2016, upaya peningkatan kepedulian dan partisipasi masyarakat dilakukan

dengan sosialisasi program anti korupsi kepada fokus grup siswa siswi SMA.

Upaya pencegahan korupsi melalui kajian/evaluasi untuk memberikan

masukan/usulan perbaikan terhadap sistem yang telah berjalan, melalui BPKP

Pusat. Pada tahun 2016 telah dihasilkan dua laporan hasil kajian/evaluasi

berkaitan dengan penyesuaian harga/eskalasi dan berkaitan bantuan sosial.

Upaya pencegahan melalui kegiatan sebagai nara sumber dengan

memberikan pemahaman mengenai fraud control plan/keivestigasian

kepada instansi pemerintah. Pada tahun 2016 telah dihasilkan 3 laporan

mengenai fraud control plan.

c. Peningkatan Ruang Fiskal

Untuk mendorong peningkatan ruang fiskal, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah melakukan pengawasan atas pengeluaran keuangan negara yang

masih dapat ditingkatkan penghematannya melalui audit penyesuaian

harga dan audit klaim. Pada tahun 2016 permintaan audit penyesuaian

harga sebanyak 2 permintaan, dan telah diterbitkan 2 laporan. Sedang

permintaan audit klaim sebanyak 1 permintaan telah dapat diterbitkan

laporannya.

Koreksi audit untuk kegiatan audit penyesuaian harga adalah sebesar

Page 46: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

37

Rp18.898.650.980,60, sedang koreksi audit untuk kegiatan audit klaim adalah

Rp1.102.319.759,29.

d. Kegiatan Audit Hambatan Kelancaran Pembangunan

Untuk memediasi antar instansi yang karena terdapat permasalahan yang

timbul karena tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Jawa Tengah melakukan

audit hambatan kelancaran pembangunan, agar kegiatan / pembangunan

tidak terkendala dan hasil kegiatan / pembangunan dapat dimanfaatkan.

Pada tahun 2016 telah dihasilkan dua laporan hasil audit hambatan

kelancaran pembangunan.

Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp1.057.469.577,00 atau 93,60%

dari anggaran sebesar Rp1.129.763.000,00 dan SDM sebanyak 4.119 OH atau

75,58% dari rencana sebanyak 5.450 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian

kepada aparat penegak hukum telah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian

IKU sebesar 156,25% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian peggunaan

dana sebesar 93,60%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU Penyerahan hasil

pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum telah efisien.

Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 156,26% lebih tinggi dibandingan

capaian OH sebesar 75,58%.

Sasaran Program 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi

Sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/Korporasi

terkait dengan tujuan kedua BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019

yaitu peningkatan kualitas efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian

intern pemerintah.

Sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/Korporasi

diukur menggunakan tiga Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu :

Page 47: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

38

IKU 1 Sasaran Program 2

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3

IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3" mencerminkan kualitas

penyelenggaraan SPIP seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota yang diharapkan

berada pada level 3. Pengukuran IKU Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota Level 3 dihitung dengan menghitung persentase Pemerintah

Kabupaten/Kota yang telah mencapai level 3 terhadap seluruh pemerintah

kabupaten/kota di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.

Dari 29 pemerintah kabupaten/kota, telah dilakukan assessment terhadap

seluruh pemerintah kabupaten/kota yang berada di wilayah kerja Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Tengah. Melalui kegiatan quality assurance terhadap upaya

peningkatan maturitas, 4 Kabupaten/ Kota mencapai level maturitas 3, yaitu

Kabupaten Boyolali, Kabupaten Kudus, Kota Semarang dan Kota Surakarta.

Realisasi IKU Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 tahun 2016

adalah sebesar 13,80% atau 138,00% dari target tahun 2016 sebesar 10,00%.

Realisasi IKU maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 tahun 2016 tidak

dapat dibandingkan dengan tahun 2015 karena terdapat perbedaan cara

pengukuran.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

digambarkan dalam gambar 3.4 sebagai berikut:

Gambar 3.4

Perbandingan IKU 1 Sasaran Program 2

Dengan Target Tahun 2019

10

70

13

,80

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE Target Realisasi

Page 48: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

39

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 70%, sedangkan realisasi

tahun 2016 adalah sebesar 13,80%. sehingga diperlukan upaya keras dan terukur

guna mencapai target tahun 2019.

Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp1.820.575.734,00 (yang terdiri

atas realisasi dana DIPA sebesar Rp391.570.684,00 atau 96,43% dari anggaran

sebesar Rp406.088.000,00 dan dana Mitra sebesar Rp1.429.005.050,00) dan SDM

sebanyak 4.434 OH atau 252,51% dari rencana sebanyak 1.756 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota

Level 3” telah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 138% lebih

tinggi dibandingkan dengan capaian peggunaan dana sebesar 96,43%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU “Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota Level 3” belum efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU

sebesar 138% lebih rendah dibandingan capaian OH sebesar 252,51%.

IKU 2 Sasaran Program 2

Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari

BUMD yang Dibina

BPKP melakukan pengawasan terhadap BUMD dalam rangka meningkatkan

kinerja agar BUMD berperan optimal sebagai salah satu pemicu kesejahteraan

masyarakat di daerah.

IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang

dibina” diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang kinerjanya berpredikat

minimal baik dibandingkan jumlah BUMD yang kinerjanya dievaluasi BPKP.

Realisasi IKU “Persetase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari

BUMD yang dibina” tahun 2016 adalah sebesar 76,67% atau 147,44% dari target

tahun 2016 sebesar 52%. Realisasi tersebut merupakan BUMD yang kinerjanya

minimal berpredikat baik sebanyak 23 BUMD dari 30 BUMD yang dievaluasi.

Realisasi IKU persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari

BUMD yang dibina tahun 2016 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015

karena terdapat perbedaan cara pengukuran.

Page 49: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

40

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

digambarkan dalam gambar 3.5 sebagai berikut:

Gambar 3.5

Perbandingan IKU 2 Sasaran Program 2

Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 56%, maka realisasi tahun

2016 telah mencapai 76,67%, menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah

mengarah pada pencapaian target tahun 2019.

IKU 3 Sasaran Program 2

Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang

dibina

BLUD dibentuk dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat

tanpa mengutamakan mencari keuntungan, namun tetap memperhatikan

efisiensi dan produktivitas sehingga wajib menerapkan praktik bisnis yang sehat.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan

Rumah Sakit yang didirikan Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk

Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, dengan

pengelolaan berbentuk Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

52

56

76

,67

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 50: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

41

undangan. Untuk itu, BPKP melakukan pengawasan terhadap BLUD dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja BLUD.

IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" diukur

dengan menghitung jumlah BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik

dibandingkan dengan jumlah BLUD yang dibina oleh BPKP.

Realisasi IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang

dibina" sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 100 % atau 172,41% dari

target tahun 2016 sebesar 58%.

Realisasi IKU persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang

dibina tahun 2016 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 karena

terdapat perbedaan cara pengukuran.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

digambarkan dalam gambar 3.6 sebagai berikut:

Gambar 3.6

Perbandingan IKU 3 Sasaran Program 2

Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 62%, maka realisasi tahun

2016 yang telah mencapai 100%, menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah

mengarah pada pencapaian target tahun 2019.

58

62

10

0,0

0

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 51: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

42

Realisasi IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari

BUMD yang dibina” dan IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari

BLUD yang dibina" didukung dengan dana sebesar Rp477.213.290,00 atau

88,82% dari anggaran sebesar Rp537.299.000,00 dan SDM sebanyak 1.661 OH

atau 62,70% dari rencana sebanyak 2.469 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal

berpredikat baik dari BUMD yang dibina” dan IKU "Persentase BLUD yang

kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" telah efisien. Kondisi ini tampak

dari capaian IKU sebesar 147,44% dan 172,41% lebih tinggi dibandingkan

dengan capaian peggunaan dana sebesar 88,82%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU “Persentase BUMD yang

kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina” dan IKU "Persentase

BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" telah efisien. Kondisi

ini tampak dari capaian IKU sebesar 147,44% dan 172,41% lebih tinggi

dibandingan capaian OH sebesar 62,70%.

Sasaran Program 3

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Sasaran program meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda terkait

dengan tujuan ketiga BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu

Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten.

Sasaran program meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda diukur

menggunakan empat Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu:

IKU 1 Sasaran Program 3

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 IKU "Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota Level 3" mencerminkan kualitas kapabilitas

APIP Kabupaten/Kota diharapkan berada pada Level 3.

Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai kapabilitas

Page 52: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

43

APIP menunjukkan kualitas APIP yang semakin baik dalam menjalankan

perannya sebagai auditor intern. Tingkat kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil

penilaian tingkat kapabilitas yang dilaksanakan oleh BPKP dan atau

dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda dengan quality assurance dari BPKP

menggunakan pedoman penilaian kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh

BPKP.

IKU "Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota Level 3" diukur dengan menghitung

jumlah APIP Kabupaten/Kota yang telah memperoleh capaian tingkat

kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah APIP Kabupaten/Kota yang menjadi

mitra kerja BPKP sebanyak 29 Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pada tahun 2016, APIP Kabupaten/Kota yang mencapai tingkat kapabilitas APIP

level 3 adalah Kabupaten Kudus dan Kota Surakarta.

Realisasi IKU “kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 3” sebanyak 2

kabupaten/kota sebesar 7%atau 100% dari target tahun 2016 sebesar 7%.

Dibandingkan dengan realisasi IKU tahun 2015, realisasi tahun 2016 menunjukkan

kenaikan sebesar 7%.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

digambarkan dalam gambar 3.7 sebagai berikut:

Gambar 3.7

Perbandingan IKU 1 Sasaran Program 3

Dengan Target Tahun 2019

7

85

7

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 53: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

44

Realisasi tahun 2016 sebesar 7% jika dibandingkan dengan target tahun 2019

sebesar 85%, masih belum memadai sehingga diperlukan upaya keras dan

terukur guna mencapai target tahun 2019.

IKU 2 Sasaran Program 3

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2

Indikator Kinerja Utama “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2”

diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah

mencapai kapabilitas level 2 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota

yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 29 Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pada tahun 2016, dari 29 Kabupaten/Kota yang menjadi mitra BPKP, sebanyak

10 APIP Kabupaten/Kota berada pada tingkat kapabilitas APIP level 2. Dengan

demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 2 adalah

34,40% atau mencapai 66,15% dari target tahun 2016 sebesar 52%.

Target tahun 2016 belum tercapai dikarenakan:

1) Komitmen Pemerintah Daerah kurang disebabkan kurangnya pemahaman

tentang pentingnya fungsi Pengawas Internal.

2) Keterbatasan anggaran untuk kegiatan penigkatan tata kelola APIP.

Rencana tindak perbaikan guna menuju perbaikan kinerja adalah dengan

menambah kegiatan Bimtek Kapabilitas APIP di Pemerintah Daerah. Pada

tahun 2017 direncanakan sebanyak 10 kegiatan Bimtek.

Realisasi IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2” tahun 2016

tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 disebabkan adanya perbedaan

cara pengukuran.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode2015-2019

disajikan dalam gambar 3.8 sebagai berikut :

Page 54: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

45

Gambar 3.8

Perbandingan IKU 2 Sasaran Program 3

Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 10%, sedangkan realisasi

tahun 2016 adalah sebesar 34,40% sehingga masih diperlukan upaya keras dan

terukur guna mencapai target tahun 2019.

IKU 3 Sasaran Program 3

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 1

Indikator “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 1” diukur dengan

menghitung jumlah APIP Pemerintah Provinsi yang berada pada kapabilitas

level 1 dibandingkan Jumlah APIP Pemerintah Provinsi.

Berdasarkan hasil evaluasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mencapai

tingkat kapabilitas APIP level 3. Dengan demikian, target kapabilitas APIP

Pemerintah Provinsi Level 1 pada tahun 2016 telah terpenuhi atau 100% dari

target sebesar 100%.

Realisasi IKU program “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 1” dengan

tahun 2015 tidak dapat diperbandingkan disebabkan adanya perbedaan cara

pengukuran.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

disajikan dalam gambar 3.9 sebagai berikut :

52

10

34

,40

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 55: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

46

Gambar 3.9

Perbandingan IKU 3 Sasaran Program 3

Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, maka realisasi tahun

2016 telah mencapai 100%, menunjukkan bahwa kinerja tahun 2016 telah

mengarah pada pencapaian target tahun 2019.

IKU 4 Sasaran Program 3

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 1

Indikator Kinerja Utama “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 1”

diukur dengan menghitung jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang

berada pada tingkat kapabilitas level 1 dibandingkan jumlah Pemerintah

Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP.

Pada tahun 2016, dari 29 Kabupaten/Kota yang menjadi mitra BPKP, ada 17

APIP Kabupaten/Kota yang berada pada tingkat kapabilitas APIP level 1.

Dengan demikian, realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 1

adalah sebesar 58,60% atau 57,07% dari target tahun 2016 sebesar 41%.

Realisasi tahun 2016 masih di atas target tahun 2016, artinya target 41%

kapabilitas APIP Level 1 belum tercapai, hal ini dikarenakan :

10

0

10

0

10

0

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 56: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

47

1) Komitmen Pemerintah Daerah kurang disebabkan kurangnya pemahaman

tentang pentingnya fungsi Pengawas Internal.

2) Keterbatasan anggaran untuk kegiatan penigkatan tata kelola APIP.

Rencana tindak perbaikan guna menuju perbaikan kinerja adalah dengan

menambah kegiatan Bimtek Kapabilitas APIP di Pemerintah Daerah. Pada

tahun 2017 direncanakan sebanyak 10 kegiatan Bimtek.

Realisasi IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” tahun 2016

tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 tidak dapat diperbandingkan

disebabkan adanya perbedaan cara pengukuran.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode2015-2019

disajikan dalam gambar 3.9 sebagai berikut :

Gambar 3.9

Perbandingan IKU 4 Sasaran Program 3

Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 5%, sedangkan realisasi

tahun 2016 adalah sebesar 57,02%, hal tersebut menunjukkan bahwa masih

diperlukan upaya keras dan terukur guna mencapai target tahun 2019.

Realisasi empat IKU dari sasaran program meningkatnya kapabilitas

pengawasan intern Pemda didukung dengan dana sebesar Rp151.832.680,00

41

5

58

,60

2 0 1 6 2 0 1 9

CA

PA

IAN

PERIODE

Target Realisasi

Page 57: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

48

atau 63,66% dari anggaran sebesar Rp236.520.000,00 dan SDM sebanyak 997 OH

atau 276,94% dari rencana sebanyak 360 OH.

Dari sisi penggunaan dana, keempat IKU sasaran program meningkatnya

kapabilitas pengawasan intern K/L/P telah efisien. Namun dari sisi penggunaan

sumber daya manusia (OH) belum efisien.

Sasaran Program 4

Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

Target outcome di tahun 2016 adalah sebesar 7,00 dari skala Likert 1-10.

Capaian kinerja outcome ini menunjukkan tingkat kepuasan atas pelayanan

ketatausahaan. IKU ini diukur dari tingkat kepuasan terhadap layanan

dukungan teknis pengawasan yang diberikan dari ketatausahaan.

Persepsi kepuasan terhadap suatu layanan sangat bergantung pada suatu

keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan

tersebut dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh

melalui survei kepada para penerima layanan dengan metode skala Likert 1-10.

Perhitungan persepsi kepuasan terhadap layanan Bagian Ketatausahaan

dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada

para pegawai di unit kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.

Dari survei atas persepsi penerima layanan tahun 2016, capaian IKU atas

layanan dukungan teknis pengawasan sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10 atau

mencapai 107,14% dari target sebesar 7.

Faktor-faktor pendukung pencapaian target tersebut adalah kesiapan sistem

informasi, kesiapan sarana prasarana, kesiapan SDM Pelaksana dan

peningkatan kompetensi SDM pengelola secara berkesinambungan.

Persepsi kepuasan terhadap layanan Bagian Ketatausahaan, meliputi :

a) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Kepegawaian

b) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Keuangan

c) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Program dan Pelaporan

d) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Umum

Page 58: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

49

Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp39.208.107.850,00 atau 97,96% dari

anggaran sebesar Rp40.023.084.000,00 dan SDM sebanyak 7.249 OH atau

157,45% dari rencana sebanyak 4.604 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU meningkatnya kualitas layanan dukungan teknis

pengawasan telah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 107,14%

lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pegguna dana sebesar 97,96%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU meningkatnya kualitas

layanan dukungan teknis pengawasan belum efisien. Kondisi ini tampak dari

capaian IKU sebesar 107,41% lebih rendah dibandingan capaian OH sebesar

157,45%.

Untuk mendukung capaian sasaran meningkatnya kualitas layanan dukungan

teknis pengawasan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah menghasilkan

output berupa :

a) Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

Jumlah laporan dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

selama tahun 2016 sebanyak 80 laporan atau 100% dari target sebanyak 80

laporan.

b) Terlaksananya rehabilitasi rumah negara

Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan

rehabilitasi rumah Negara seluas 100 m2 atau 100% dari target seluas 100 m2.

Page 59: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

50

B. Realisasi Keuangan

Anggaran Perwakilan BPKP Jawa Tengah tahun 2016 sebesar

Rp45.096.448.000,00 dengan realisasi sebesar Rp43.937.607.283,00 atau 97,43%.

Rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4

Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program

No Uraian Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

%

1 Program Layanan Dukungan

Teknis Pengawasan

40.023.084.000,00 39.208.107.850,00 97,96

2 Program Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan

Negara dan Pembangunan

Serta Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern

5.073.364.000,00 4.729.499.433,00 93,22

Jumlah 45.096.448.000,00 43.937.607.283,00 97,43

Dari tabel 3.4 menunjukkan realisasi anggaran untuk program Dukungan

Manajemen dan Pelaksana Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp39.208.107.850,00

dari rencana sebesar Rp40.023.084.000,00, dan program Pengawasan Intern

Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Serta Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebesar

Rp4.729.499.433,00 dari rencana sebesar Rp5.073.364.000,00.

Tabel 3.5

Angaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian

%

1 Belanja Pegawai 35.984.957.000,00 35.294.644.037,00 98,08

2 Belanja Barang 8.938.971.000,00 8.471.795.246,00 94,77

3 Belanja Modal 172.520.000,00 171.168.000,00 99,22

Jumlah 45.096.448.000,00 43.937.607.283,00 97,43

Tabel 3.5 menunjukkan realisasi belanja pegawai sebesar Rp35.294.644.037,00

dari rencana sebesar Rp35.984.957.000,00, realisasi barang sebesar

Rp8.471.795.246,00 dari rencana sebesar Rp8.938.971.000,00 dan realisasi belanja

modal sebesar Rp171.168.000,00 dari rencana sebesar Rp172.520.000,00.

Page 60: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

51

BAB IV

PENUTUP

Realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 tercermin dari

pencapaian sasaran Program sebagai berikut:

Tabel 4.1

Capaian Sasaran Program Tahun 2016

No. Sasaran Program Capaian IKU (%)

1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas

Nasional dan Pengelolaan Keuangan

Negara/Korporasi

IKU 1 100,42

IKU 2 100,00

IKU 3 156,25

2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI

Pemda/Korporasi

IKU1 138,00

IKU 2 147,44

IKU 3 172,41

3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan

Intern Pemda

IKU 1 100,00

IKU 2 66,15

IKU 3 100,00

IKU 4 57,07

4. Meningkatnya Kualitas Layanan

Dukungan Teknis Pengawasan

IKU 1 107,14

Uraian ringkas hasil pengukuran kesebelas IKU tersebut pada tahun 2016 adalah

sebagai berikut :

1. Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan

pengelolaan keuangan Negara/korporasi diukur berdasarkan 3 IKU, sebagai

berikut :

a. “Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern

pengelolaan program nasional” terealisasi sebesar 45,19% atau 100,42% dari

target sebesar 45%.

Page 61: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

52

b. “Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola manajemen risiko dan

pengendalian intern pengelolaan korporasi” terealisasi sebesar 100% atau

100% dari target sebesar 100%.

c. “Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak

hukum” terealisasi sebesar 93,75% atau 156,25% dari target sebesar 60%.

2. Sasaran Program meningkatnya kualitas penerapan SPI Pemda/Korporasi diukur

berdasarkan 3 IKU, sebagai berikut :

a. “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” terealisasi sebesar

13,80% atau 138,00% dari target sebesar 10,00%.

b. “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang

dibina” terealisasi sebesar 76,67 atau 147,44% dari target sebesar 52%.

c. “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina”

terealisasi sebesar 100% atau 172,41% dari target sebesar 58%.

3. Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Intern Pemda diukur berdasarkan 4

IKU sebagai berikut :

a. “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” terealisasi sebesar

7% atau 100% dari target sebesar 7%.

b. “Kapabiitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)” terealisasi sebesar

34,40% atau 66,15% dari target sebesar 52%.

c. “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)” terealisasi sebesar 100% atau

100% dari target sebesar 100%.

d. “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” terealisasi sebesar

58,60% atau 57,07% dari target sebesar 41%.

4. Sasaran Program Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan diukur

berdasarkan “Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan” dengan

menggunakan skala likert 1 -10, dengan realisasi pada skala 7,5 atau 107,14%

dari target pada skala 7.

Kendala pencapaian sasaran program dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Komitmen Pemerintah Daerah dalam memahami pentingnya fungsi Pengawas

Internal masih perlu ditingkatkan.

Page 62: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

53

b. Keterbatasan anggaran untuk kegiatan peningkatan tata kelola APIP.

Langkah-langkah yang direncanakan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja

antara lain:

1) melakukan inventarisasi terhadap permasalahan yang menghambat

tercapainya target level Kapabilitas APIP,

2) Meningkatkan koordinasi dengan mitra kerja yang lebih intensif untuk

percepatan peningkatan level Kapabilitas APIP,

3) menambah kegiatan Bimtek Kapabilitas APIP.

Page 63: LAPORAN KINERJA 2016 - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/lakip16gabung.pdf · Audit Capabiity Model (IA-CM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang mampu

Lampiran 9/1 - 1

No Nama BLUD (RSUD) NilaiKeterangan

Nilai

1 2 3 4

1 RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak 81,82 Baik (AA)

2 RSUD KRT Setjonegoro Kabupaten Wonosobo 81,43 Baik (AA)

3 RSUD R.A. Kartini Kabupaten Jepara 77,95 Baik

4 Rumah Sakit Daerah dr. Lukmono Hadi Kabupaten Kudus 77,86 Baik (A)

5 RSD-BLUD RSUD Kabupaten Batang 72,15 Baik

NILAI KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)

SE-PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2015