Laporan Kasus TB

36
LAPORAN KASUS Pembimbing: dr. Nunu Heryana, Sp. Rad Disusun oleh : Sus Retha Mona Ardiani KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TB MILIER

description

Radiologi

Transcript of Laporan Kasus TB

PowerPoint Presentation

LAPORAN KASUS

Pembimbing: dr. Nunu Heryana, Sp. RadDisusun oleh : Sus Retha Mona ArdianiKEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGIRUMAH SAKIT UMUM BANJARFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTATB MILIERIdentitas PasienNama: Nn. JUmur: 35 TahunJenis kelamin: Laki - lakiStatus: MenikahAlamat: BanjarDirawat : KemuningNo. Rekam Medis: XX.XX.XX

AnamnesisRiwayat Penyakit SekarangOs datang dengan keluhan batuk berdahak disertai sedikit darah sejak 2 bulan SMRS. Akhir akhir ini batuk yang dirasakan sudah berkurang. 1 minggu SMRS OS mengeluhkan demam hilang timbul.Saat demam OS meminum obat obatan dari warung namun demam reda kemudian timbul kembali. Os merasakan sering berkeringat pada malam hari, menurut keluarga pasien saat ini pasien tampak kurus sekali. Semenjak OS dirawat di RS mengalami penurunan nafsu makan serta lidah terasa pahit saat memakan apapun. Os sudah lama mengalami penurunan pendengaran.Pemeriksaan FisikKesadaran: ComposmentisKeadaan umum: Tampak sakit sedangTanda vital:TD : 110/80 mmHgN : 82 x/menitRR : 20x/menitS : 37.7C

Foto kasus

Cor CTR > 50%, sinus kanan terselubung dan diafragma normal, hilus kasar, corakan bertambahNodul halus kecil tersebar dikedua paruKesan : Tidak Tampak pembesaran jantungKP aktif tipe milier disertai efusi pleura kanan

USG Kasus

USG thorax kiri kananTidak tampak bayangan unechoiq diats diafragma kiri kananKesan : Tidak tampak tanda tanda efusi pleura kiri maupun kananTB PARUPenyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Penyakit ini bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.

Patogenesis TBReaksi hipersensitivitas selular (lambat)Partikel mati/ dibersihkan keluar oleh makrofagAkan timbul peradangan jaringan getah bening& pembesaran jaringan getah bening hilus Sarang primer (fokus ghon)Kompleks primerSembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis fibrotik& kalsifikasi di hilus,(kuman dorman) Berkomplikasi & menyebarTuberkulosis Primer Terisap/terhirupMenetap di jaringan paru & berkembang biak di sitoplasma makrofagDropletDorman Tuberkulosis Pasca PrimerKuman yg dorman pada tuberkulosis primerSarang diniTuberkelGranuloma berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitarnya& bagian tengahnya mengalami nekrosisBerlokasi di regio atas paru (bagian apikal posterior lobus superior atau inferiorImunitas menurunTuberkulosis sekunder Meluas kembali & menimbulkan sarang pnemonia baru Memadat & membungkus diri menjadi tuberkulomaBersih & menyembuh (open healed cavity)Patogenesis TBInfeksi endogenMembentuk Jaringan perkejuan Cavitas Cavitas Sklerotik Diagnosis radiologiDiagnosis radiologi

Bayangan berawan, nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah

Diagnosis radiologi

cavitasDiagnosis radiologi

Bayangan bercak milierDiagnosis radiologiDiagnosis radiologi

FIBROTIKDiagnosis radiologi

kalsifikasiDiagnosis radiologi

schwarteTampak bercakan berdiameter 1-2 mm atau seperti kepala jarum (milium) yang ramai pada semua lapangan paru secara merata.

24

Alur diagnosisTATALAKSANAMenyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.Tujuan PengobatanOAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOTS= Directly Observed Treatment Shortcourse) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.

Prinsip pengobatanKategori 1Kategori 2Kategori PengobatanPenatalaksanaan

PenatalaksanaanKategori -2 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:Pasien kambuhPasien gagalPasien dengan pengobatan setelah putus berobatDosis paduan OAT KDT Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/ 5(HR)3E3

Berat BadanTahap Intensif tiap hariRHZE (150/75/400/275) + STahap Lanjutan3 kali semingguRH (150/150) + E(400)Selama 56 hariSelama 28 hariselama 20 minggu30-37 kg2 tab 4KDT + 500 mg Streptomisin inj.2 tab 4KDT2 tab 2KDT + 2 tab Etambutol38-54 kg3 tab 4KDT+ 750 mg Streptomisin inj.3 tab 4KDT3 tab 2KDT+ 3 tab Etambutol55-70 kg4 tab 4KDT+ 1000 mg Streptomisin inj.4 tab 4KDT4 tab 2KDT+ 4 tab Etambutol71 kg5 tab 4KDT+ 1000mg Streptomisin inj.5 tab 4KDT5 tab 2KDT+ 5 tab EtambutolPenatalaksanaanOAT Sisipan (HRZE)Paduan OAT ini diberikan kepada pasien BTA positif yang pada akhir pengobatan intensif masih tetap BTA positif.Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari)Dosis KDT Sisipan : (HRZE)

Berat BadanTahap Intensif tiap hari selama 28 hari RHZE (150/75/400/275)30 37 kg2 tablet 4KDT38 54 kg3 tablet 4KDT55 70 kg4 tablet 4KDT 71 kg5 tablet 4KDT

Tuberkulosis Ekstrapulmonal

Tuberkulosis ekstrapulmonal biasanya sekunder terhadap penyakit TB paru, akibat penyebaran limfo-hematogen, tetapi juga bisa akibat penyebaran lesi primer.Tuberkulosis Kelenjar Limfe SuperfisialisLimfadenitis biasanya merupakan komplikasi dini TB primer, umumnya terjadi dalam 6 bulan pertama setelah infeksi. Sebagian besar infeksi kelenjar limfe superfisialis terjadi akibat penyebaran limfogen dan hematogen (Rahajoe & Setyanto, 2008 ; Baker, 2009). Manifestasi klinis sering terjadi di kelenjar leher, kemudian lebih sedikit di daerah aksila dan inguinal.

Tuberkulosis PleuraEfusi pleura adalah penumpukan abnormal cairan di dalam rongga pleura. Efusi pleura dan pleuritis biasanya merupakan komplikasi dini TB primer dan sering terjadi pada anak-anak. Efusi pleura TB dapat ditemukan dalam dua bentuk, yaitu serosa dan empiema.Pleuritis TB biasanya bermanifestasi sebagai penyakit demam akut yang disertai dengan batuk produktif, nyeri dada, penurunan berat badan dan malaise.

Tuberkulosis TulangTB tulang belakang merupakan kejadian tertinggi diikuti sendi panggul dan juga sendi lutut. Umumnya TB tulang mengenai satu tulang. TB pada tulang belakang dikenal sebagai spondilitis tuberkulosis, TB pada panggul disebut koksitis tuberkulosis, sedangkan pada sendi lutut disebut gonitis tuberkulosis.Gejala spesifik yang timbul pada tuberkulosis tulang adalah bengkak, kaku, kemerahan, dan nyeri pada pergerakan. Kelainan pada tulang belakang disebut gibbus, yang menampakkan gejala benjolan pada tulang belakang yang tidak menunjukkan tanda-tanda peradangan, tidak nyeri tekan, dan menimbulkan abses dingin.Tuberkulosis Sistem Saraf PusatTuberkulosis pada sistem saraf pusat ditemukan dalam tiga bentuk, yaitu meningitis, tuberkuloma, dan araknoiditis spinalis. Fokus tuberkel tersebar di otak atau selaput otak, yang terbentuk pada saat penyebaran hematogen selama masa inkubasi infeksi TB primer. Meningitis tuberkulosis memiliki proporsi yang kecil pada penyakit tuberkulosis, tetapi kejadian ini sangat penting karena angka kematiaan dan morbiditas yang tinggi