Laporan Kasus TB paru

57
LAPORAN KASUS

description

TB paru

Transcript of Laporan Kasus TB paru

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUSNama: Tn. KGUmur : 62 tahunAlamat: RT 010/005 No. 08 Kelurahan Semper Barat Kec. CilincingAgama: IslamPendidikan: SMPNo RMK: 00 20 05Masuk RS : 31 Desember 2014Dr yang merawat : dr. Muhammad Fachri Sp.P

IdentitasOs datang mengeluh batuk berdarah sejak pagi sebelum masuk RS.Keluhan UtamaOs mengeluh batuk berdarah tadi pagi sebelum masuk ke RS. Sebelumnya, os mengalami batuk-batuk sejak 1 bulan. Batuk berdahak, dahak berwarna hijau, dahak berbau busuk disangkal. Namun tadi pagi saat batuk terdapat berdarah, warna darah merah hati, darah berbentuk gumpalan. Pada saat batuk darah yang di keluarkan kira-kira sebanyak 1 sendok makan. Batuk darah cukup sering dan di tampung di plastik cukup banyak. Muntah berdarah disangkal. Keluar darah berwarna hitam gelap dari mulut disangkal. Mual disangkal. Nyeri ulu hati disangkal. Os merasa sesak hilang timbul sejak 1 bulan.Riwayat Penyakit SekarangNyeri pada dada terutama di rasakan saat batuk, nyeri menjalar ke punggung dan lengan di sangkal. Os merasa berat badannya turun selama 1 bulan ini, namun os tidak pernah menimbang berat badan, hanya terlihat semakin kurus dan merasa celana menjadi longgar. Os juga mengeluh berkeringat di malam hari. Selama 1 bulan juga mengeluh sering demam naik turun. BAK lancar. BAB lancar. BAB hitam disangkal.Sekitar 4 tahun yang lalu os mengatakan pernah dikatakan mengalami gangguan hati. Dirawat selama 10 hari.Os sekitar 3 tahun yang lalu menjalani pengobatan TB paru, namun hanya berlangsung 2 minggu.Riwayat asma disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat diabetes melitus disangkal.

Riwayat Penyakit DahuluKeluhan batuk-batuk dan batuk berdarah di keluarga disangkalDiabetes Melitus : di sangkalHipertensi : di sangkalJantung : di sangkalTuberculosis : di sangkalRiwayat Penyakit KeluargaOs sekitar 3 tahun yang lalu sudah minum obat tuberkulosis berwarna merah, yang di ambil dari puskesmas namun hanya sekitar 2 minggu mengkonsumsi obat tuberkulosis, os merasa membaik setelah itu tidak pernah minum obat kembali.Riwayat Pengobatan8Alergi obat : disangkalAlergi cuaca: disangkalAlergi debu: disangkal

Riwayat AlergiKebiasaan merokok : os merokok baru berhenti sekitar 1 bulan yang lalu. Biasanya dalam 1 hari os habis merokok 1 bungkusKebiasaan minum beralkohol : os minum anggur kadang - kadang 1 bulan sekali, sekitar habis 1 botolTempat tinggal : os tinggal di rumah bersama 1 orang istri dan 5 orang anak. Di rumah os terdapat jendela, namun jendela jarang di buka, sinar matahari sulit masuk. Lingkungan : di lingkungan tempat tinggal tidak ada tentangga pasien yang mengalami penyakit TBCRiwayat PsikososialKeadaan umum: tampak sakit sedangKesadaran : compos mentis

Tanda vitalTekanan darah: 100/70 mmHgNadi: 78x/mRespirasi: 20x/mSuhu: 36,0CPemeriksaan FisikKepala : Normocephal, rambut distribusi merata, tidak mudah rontok Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (+/+), pupil , isokor (+/+), reflex cahaya (+/+)Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-), Epistaksis (-/-)Mulut : Mukosa bibir kering, lidah kotor (-)Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)

Status GeneralisAbdomenInspeksi: perut datarAuskultasi: Bising usus (+) normalPalpasi : Nyeri tekan epigastrium (-) Nyeri tekan abdomen (-)Perkusi: Timpani ke 4 kuadran abdomen,

Ekstremitas : Atas : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral hangat, sianosis (-), CRT < 2 detikBawah : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral hangat, sianosis (-), CRT < 2 detik

Paru Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris Palpasi : Vokal Fremitus kanan dan kiri simetris Perkusi : Sonor pada ke 2 lapang paruAuskultasi : suara dasar paru vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)

Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicularis sinistraPerkusi : Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistraAuskultasi: Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

PemeriksaanHasilSatuanNilai normalHematologiHemoglobin14,3g/dl13,8 17,0Leukosit10.200/ul4,5 10,8Hematokrit40,5%42,0 50,0Trombosit356.000/ul185.000 402.000Pemeriksaan PenunjangTanggal : 31 Desember 201416Pemeriksaan 1 Januari 2015

PemeriksaanHasilSatuanKeteranganBTA DirectnegatifKuman BTA/BTA sewaktu IBTA Direct1+Kuman BTA/BTA pagiBTA Direct1+Kuman BTA/BTA sewaktu IIPemeriksaanHasilSatuanNilai NormalGula Darah Sewaktu109mg/dl 60 kg : 600 mgBB 40-60 kg : 450 mgBB < 40 kg : 300 mgDosis intermiten 600 mg / kali

INH 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10 mg /kg BB 3 x seminggu, 15 mg/kg BB 2 x semingggu atau 300 mg/hari untuk dewasa. lntermiten : 600 mg / kali

Dosis OATPirazinamid : fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg BB 3 x semingggu, 50 mg /kg BB 2 x semingggu atau : BB > 60 kg : 1500 mgBB 40-60 kg : 1000 mgBB < 40 kg : 750 mg

Etambutol : fase intensif 20mg /kg BB, fase lanjutan 15 mg/kg BB, 30mg/kg BB 3x seminggu, 45 mg/kg BB 2 x seminggu atau :BB >60kg : 1500 mgBB 40 -60 kg : 1000 mg BB < 40 kg : 750 mg Dosis intermiten 40 mg/ kgBB/ kali

Streptomisin : 15mg/kgBB atau BB >60kg : 1000mgBB 40 - 60 kg : 750 mgBB < 40 kg : sesuai BB

Isoniazid (INH) Efek samping ringan dapat berupa tanda-tanda keracunan pada syaraf tepi, kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin dengan dosis 100 mg perhari atau dengan vitamin B kompleks. Pada keadaan tersebut pengobatan dapat diteruskan. Kelainan lain ialah menyerupai defisiensi piridoksin (syndrom pellagra)

Efek Samping Obat

2. RifampisinEfek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan simtomatik ialah :Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah kadang-kadang diare Sindrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan 3. PirazinamidEfek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin) dan kadang- kadang dapat menyebabkan serangan arthritis Gout, hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam urat. Kadang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang lain.

4. Etambutol Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman, buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai, jarang sekali terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30 mg/kg BB yang diberikan 3 kali seminggu. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak karena risiko kerusakan okuler sulit untuk dideteksi

StreptomisinEfek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran. Risiko efek samping tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan dan umur penderita.Risiko tersebut akan meningkat pada penderita dengan gangguan fungsi ekskresi ginjal. Gejala efek samping yang terlihat ialah telinga mendenging (tinitus), pusing dan kehilangan keseimbangan. Keadaan ini dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi 0,25gr.

Pemeriksaan standar ialah foto toraks PAGambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif adalah :Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawahKavitas terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular.Bayangan bercak milierEfusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TB inaktifFibrotikKalsifikasiSchwarte atau penebalan pleura

Pemeriksaan RadiologiHasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang spesifik untuk TB. Laju Endap Darah (LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan TB. Limfosit juga spesifik.Pemeriksaan darahSklala IUATLD :Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatifDitemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukanDitemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut (1+)Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang, disebut ++ (2+)Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut +++ (3+)

Evaluasi klinis Pasien di evaluasi secara periodik.Evaluasi terhadap respons pengobatan dan tidaknya efek samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit.Evaluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan fisis.

Evaluasi PengobatanEvaluasi bateriologi (0-2-6/8 bulan pengobatan)Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak.Pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan mikroskopis -Sebelum pengobatan dimulai -Setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase instensif) -Pada akhir pengobatanBila ada fasilitas biakan, dilakukan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan.

Evaluasi radiologi (0-2-6-/8 bulan pengobatan)Pemeriksaan dan evaluasi pada foto toraks dilakukan pada: Sebelum pengobatan Setelah 2 kali pengobatan ( kecuali pada kasus yang juga dipikirkan kemungkinan keganasan dapat dilakukan 1 bulan pengobatan). Pada akhir pengobatan

WHO menyatakan bahwa kunci keberhasilan program penanggulangan TB adalah dengan menerapkan strategi DOTS.

DOTS mengandung lima komponen, yaitu :Komitmen pemerintah untuk menjalankan program TB nasionalPenemuan kasus TB dengan pemeriksaan BTA mikroskopisPemberian obat jangka pendek yang di awasi secara langsung dikenal dengan istilah Directly Observed Therapy (DOT)Pengadaan OAT secara berkesinambunganMonitoring serta pencatatan dan pelaporan yang baku/standar

Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) Mencapai angka kesembuhan yang tinggi Mencegah putus berobat Mengatasi efek samping obat jika timbul Mencegah resistensi

TujuanBersedia mendapat penjelasan di poliklinikMelakukan pengawasan terhadap pasien dalam hal minum obatMengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal yang telah ditentukanMemberikan dorongan terhadap pasien untuk berobat secara teratur hingga selesaiMerujuk pasien bila efek samping semakin beratMelakukan kunjungan ke rumahMenganjurkan anggota keluarga untuk memeriksa dahak bila ditemui gejala TBTugas PMO

Kartu pengobatan TB (01)Kartu identitas penderita TB (TB02)Register laboratorium TB (TB04)Formulir permintaan laboratorium (05)Daftar suspek yang diperiksa dahak (06)Formulir pindah penderita TB (TB09)Formulir hasil akhir pengobatan penderita TB pindahan (TB10)

PencatatanTuberkulosis, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. 2011. Perhimpunan Dokter Paru IndonesiaPedoman Penatalaksanaan TB (Konsensus TB). 2013. Perhimpunan Dokter Paru IndonesiaDaftar Pustaka