Laporan Kasus Sinusitis

10

Click here to load reader

description

sinusitis laporan

Transcript of Laporan Kasus Sinusitis

Page 1: Laporan Kasus Sinusitis

LAPORAN KASUS

SINUSITIS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS 1

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015

Page 2: Laporan Kasus Sinusitis

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN:

Nama : Ny. N

Umur : 43 tahun

Alamat : Randegan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tanggal berobat : 07 April 2015

II. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama

Pasien mengeluh hidung sebelah kiri sering tersumbat sejak 4 bulan yang lalu

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh hidung sebelah kiri sering tersumbat sejak 4 bulan yang lalu.

Keluhan tersebut disertai rasa gatal di dalam hidung sebelah kiri kemudian pasien juga

mengatakan bahwa 2 minggu terakhir sulit mencium sesuatu di hidung sebelah kiri.

Selain itu juga pasien juga sering pusing terutama di bagian kepala sebelah kiri dan

mengganggu aktifitas. Setiap terkena debu pasien sering bersin. Pasien juga mengaku

terdapat gigi yang berlubang sejak SMA di sebelah kiri bagian atas. Riwayat Nyeri di

wajah (-), demam (-),telinga berdenging (-), keluar cairan dari telinga (-).

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan seperti ini

Pasien mengaku memiliki gastritis

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit yang sama dikeluarga disangkal

5. Riwayat Pengobatan

Pasien pernah berobat ke poliklinik THT sebelumnya

Page 3: Laporan Kasus Sinusitis

6. Riwayat Alergi

Riwayat alergi dingin, debu, obat, makanan, disangkal.

7. Riwayat psikososial

Pasien sering minum es dan mengorek telingaya dengan cotton bud.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

B. Kesadaran : Compos mentis

C. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 120/70 MmHg

Nadi : 84 x/menit, kuat, reguler

Suhu : 36.4ºC

Frekuensi Napas : 20x/menit

Hidung

Sinus paranasal : - Inspeksi : Pembengkakan (-)

- Palpasi : nyeri tekan pada: pangkal hidung (-), pipi (-/+), dahi (-)

Kavum nasi : sempit -/-, massa -/-, benda asing -/-, secret (-/+)

Mukosa : pucat , hiperemis -/-,

Concha : hipertrofi -/+

Septum : Deviasi (-)

IV. RESUME

Pasien mengeluh hidung sebelah kiri sering tersumbat sejak 4 bulan yang lalu.

Keluhan tersebut disertai rasa gatal di dalam hidung sebelah kiri kemudian pasien juga

mengatakan bahwa 2 minggu terakhir sulit mencium sesuatu di hidung sebelah kiri. Se-

lain itu juga pasien juga sering pusing terutama di bagian kepala sebelah kiri dan meng-

ganggu aktifitas. Setiap terkena debu pasien sering bersin. Pasien juga mengaku terdapat

gigi yang berlubang sejak SMA di sebelah kiri bagian atas.

Sinus paranasal : - Inspeksi : Pembengkakan (-)

- Palpasi : nyeri tekan pada: pangkal hidung (-), pipi (-/+), dahi (-)

Kavum nasi : sempit -/-, massa -/-, benda asing -/-, secret (-/+)

Concha : hipertrofi -/+ ,livide (-/+)

Page 4: Laporan Kasus Sinusitis

V. DIAGNOSIS

Diagnosis kerja

Sinusitis Maksilaris Sinistra

VI. Penatalaksanaan

Terapi :

Diberikan antibiotik golongan penisilin seperti amoksisilin. Jika

diperkirakan kuman telah resisten atau memproduksi beta-laktamase,

maka dapat diberikan amoksisilin-klavulanat atau jenis sefalosforin

generasi ke-2 yang diberikan selama 10-14 hari meskipun gejala klinik

sudah hilang. Selain itu diberikan dekongestan oral dan topikal, analgetik,

mukolitik, steroid oral / topikal, pencucian rongga hidung dengan NaCl

atau pemanasan (diatermi). Kemudian diberikan antihistamin karena

pasien memiliki alergi

Edukasi :

Antibiotik harus dihabiskan

Jangan makan dan minum yang dingin

Jangan sampai terkena debu

Istirahat yang cukup

Prognosis

Ad vitam : bonam

Ad fungsionam :dubia ad bonam

Ad sanantionam : dubia ad bonam

Page 5: Laporan Kasus Sinusitis

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI SINUSITIS

Sinusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasalis. Sinusitis diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai semua sinus paranasalis disebut pansunusitis. Sinus paranasal adalah suatu celah, rongga, atau kanal antara tulang di sekitar rongga hidung. Sinus paranasal terdiri dari empat sinus yaitu sinus maksilaris (terletak di pipi), sinus etmoidalis (kedua mata), sinus frontalis (terletak di dahi), dan sinus sfenoidalis (terletak di belakang dahi). Sinusitis bisa terjadi pada masing-masing sinus tersebut tetapi yang paling sering terkena adalah sinus maksilaris. Hal ini disebabkan sinus maksila adalah sinus yang terbesar dan dasarnya mempunyai hubungan dengan dasar akar gigi, sehingga dapat berasal dari infeksi gigi.

EPIDEMIOLOGISinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. Sinusitis menyerang 1 dari 7 orang dewasa di United States, dengan lebih dari 30 juta individu yang didiagnosis tiap tahunnya. Individu dengan riwayat alergi atau asma berisiko tinggi terjadinya rhinosinusitis.Prevalensi sinusitis tertinggi pada usia dewasa 18-75 tahun dan kemudian anak-anak berusia 15 tahun. Pada anak-anak berusia 5-10 tahun. Infeksi saluran pernafasan dihubungkan dengan sinusitis akut. Sinusitis jarang pada anak-anak berusia kurang dari 1 tahun karena sinus belum berkembang dengan baik sebelum usia tersebut.Sinusitis maksila paling sering terjadi daripada sinusitis paranasal lainnya karena : 1. Ukuran: Sinus paranasal yang terbesar.2. Posisi ostium: Posisi ostium sinus maksila lebih tinggi daripada dasarnya sehingga aliran sekret / drainasenya hanya tergantung dari gerakan silia. 3. Letak ostium : Letak ostium sinus maksila berada pada meatus nasi medius di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat. 4. Letak dasar :Letak dasar sinus maksila berbatasan langsung dengan dasar akar gigi (prosesus alveolaris) sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila.

ETIOLOGISinusitis dapat disebabkan oleh:1. Bakteri : Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza, Streptococcus group A, Staphylococcus aureus, Neisseria, Klebsiella, Basil gram -, Pseudomonas.2. Virus :Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus3. Bakteri anaerob: fusobakteria4. Jamur

PATOFISIOLOGIInfeksi virus akan menyebabkan terjadinya udem pada dinding hidung dan sinus sehingga menyebabkan terjadinya penyempitan pada ostium sinus, dan berpengaruh pada mekanisme drainase di dalam sinus. Virus tersebut juga memproduksi enzim dan neuraminidase yang mengendurkan mukosa sinus dan mempercepat difusi virus pada lapisan mukosilia. Hal ini menyebabkan silia menjadi kurang aktif dan sekret yang diproduksi sinus menjadi lebih kental, yang

Page 6: Laporan Kasus Sinusitis

merupakan media yang sangat baik untuk berkembangnya bakteri patogen. Adanya bakteri dan lapisan mukosilia yang abnormal meningkatkan kemungkinan terjadinya reinfeksi atau reinokulasi dari virus.Konsumsi oksigen oleh bakteri akan menyebabkan keadaan hipoksia di dalam sinus dan akan memberikan media yang menguntungkan untuk berkembangnya bakteri anaerob. Penurunan jumlah oksigen juga akan mempengaruhi pergerakan silia dan aktiviitas leukosit. Sinusitis kronis dapat disebabkan oleh fungsi lapisan mukosilia yang tidak adekuat , obstruksi sehingga drainase sekret terganggu, dan terdapatnya beberapa bakteri patogen. 

FAKTOR PREDISPOSISIObstruksi mekanis : Deviasi septum, corpus alienum, polip, tumor, hipertrofi konkaInfeksi ;

- Rhinitis kronis dan rhinitis alergi yang menyebabkan obstruksi ostium sinus serta menghasilkan banyak lendir yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman.

- Adanya infeksi pada gigiLingkungan berpolusi, udara dingan dan kering yang dapat merubah mukosa dan merusak silia

GEJALA KLINISGejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh sinusitis dapat dibagi dua, yaitu; gejala subyektif (dirasakan) dan gejala obyektif (dilihat).Gejala subyektif antara lain: demam, lesu, hidung tersumbat, sekresi lendir hidung yang kental dan terkadang berbau, sakit kepala yang menjalar dan lebih berat pada pagi hari. Pada sinusitis yang merupakan komplikasi penyakit alergi sering kali ditandai bersin, khususnya pagi hari atau kalau dingin.Gejala objektif kemungkinan ditemukan pembengkakan pada daerah bawah orbita (mata) dan lama kelamaan akan bertambah lebar sampai ke pipi. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:1. Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.2. Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.3. Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.4. Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.Gejala lainnya adalah: tidak enak badan, demam, letih, lesu, batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari, hidung meler atau hidung tersumbat .Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau.

PEMERIKSAAN PENUNJANGBeberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis diantaranya adalah :1. Transiluminasi : sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap 2. Rontgen sinus paranasalis : sinusitis akan menunjukkan gambaran berupa ; penebalan mukosa, spasifikasi sinus (berkurangnya pneumatisasi) gambaran air fluid level yang khas akibat akumulasi

Page 7: Laporan Kasus Sinusitis

pus yang dapat dilihat pada foto waters. CT Scan, Sinoscopy, 3. Pemeriksaan mikrobiologi dan tes resistensi

DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterioir, pemeriksaan naso-endoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. Tanda khasnya ialah adanya pus di meatus medius ( pada sinusitis maksila dan ethmoid anterior dan frontal) atau di meatus superior ( pada sinusitis ethmoid posterioir dan sphenoid).Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan hiperemis. Pada anak sering ada pembengkakan dan kemerahan di daerah kantus medius.CT scan  sinus merupakan gold standard diagnosis sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus secara keseluruhan dan perluasannya. Namun karena mahal hanya dikerjakan sebagi penunjang diagnostis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan atau pre-operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi sinus.

TERAPIo Sinusitis akutUntuk sinusitis akut biasanya diberikan:- Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan- Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri- Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.

Dekongestan dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang terbatas (karena pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung).Untuk mengurangi penyumbatan, pembengkakan dan peradangan bisa diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid.

o Sinusitis kronis Diberikan antibiotik dan dekongestan.Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat

semprot hidung yang mengandung steroid.Jika penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral (melalui mulut).Hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman:

- Menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air panas- Obat semprot hidung yang mengandung larutan garam- Kompres hangat di daerah sinus yang terkena.

Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu-satunya jalan untuk mengobati sinusitis kronis adalah pembedahan.Pada anak-anak, keadaannya seringkali membaik setelah dilakukan pengangkatan adenoid yang menyumbat saluran sinus ke hidung.Pada penderita dewasa yang juga memiliki penyakit alergi kadang ditemukan polip pada hidungnya. Polip sebaiknya diangkat sehingga saluran udara terbuka dan gejala sinus berkurang.Teknik pembedahan yang sekarang ini banyak dilakukan adalah pembedahan sinus endoskopik fungsional. 

KOMPLIKASIKomplikasi yang mungkin terjadi adalah

o Radang amandelo Kelainan pada orbita ; Terutama disebabkan oleh sinusitis ethmoidalis karena letaknya yang

berdekatan dengan mata, Penyebaran infeksi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum, Edema palpebra, Preseptal selulitis, Selulitis orbita tanpa abses, Selulitis orbita dengan sub

Page 8: Laporan Kasus Sinusitis

atau extraperiostel abses, Selulitis orbita dengan intraperiosteal abses, Trombosis sinus cavernosus

o Kelainan intrakranial : Abses extradural, subdural, dan intracerebral, Meningitis, Encephalitis, Trombosis sinus cavernosus atau sagital

o Kelainan pada tulang : Osteitis, Osteomyelitiso Kelainan pada paru : Bronkitis kronik, Bronkhiektasiso Otitis mediao Toxic shock syndromeo Mucocele, pyococele