Laporan Kasus Psikiatri

27
1 I. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. YN Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 18 Tahun Tempat, Tanggal Lahir : Kupang, 28 Mei 1994 Agama : Kristen Protestan Suku : Timor Bangsa : Indonesia Pendidikan (saat ini) : SMA Pekerjaan : Pelajar Status Perkawinan : Belum Menikah Alamat : Bolok Tanggal MRS : 11 Juni 2012 Tanggal Pemeriksaan : 11 Juni 2012 Tempat Pemeriksaan : Tempat tidur pasien di ruang tenang wanita Bangsal Empati II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT Riwayat perjalanan penyakit didapatkan melalui autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu kandung pasien di Bangsal Empati. a. Keluhan Utama Autoanamnesis : Tidak tenang di rumah, gelisah dan keadaan di rumah belum baik. Heteroanamnesis : Tidak tenang di rumah, gelisah b. Riwayat Gangguan Sekarang Autoanamnesis Pasien datang ke Bangsal Empati melalui Poliklinik Jiwa RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang diantar oleh ibunya tanggal 11 Juni 2012 pada jam 11.30 Wita untuk dirawat inap di ruang tenang wanita. Pada tanggal 11 Juni 2012 jam 18.30 WITA, pemeriksa menemui pasien yang sedang duduk di tempat tidur sambil memegang handphone. Pasien nampak ramah dan bersahabat kepada pemeriksa. Ketika disapa, pasien membalas sapaan pemeriksa dengan senyuman dan menatap

description

Laporan Kasus Psikiatri

Transcript of Laporan Kasus Psikiatri

  • 1

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Nn. YN

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 18 Tahun

    Tempat, Tanggal Lahir : Kupang, 28 Mei 1994

    Agama : Kristen Protestan

    Suku : Timor

    Bangsa : Indonesia

    Pendidikan (saat ini) : SMA

    Pekerjaan : Pelajar

    Status Perkawinan : Belum Menikah

    Alamat : Bolok

    Tanggal MRS : 11 Juni 2012

    Tanggal Pemeriksaan : 11 Juni 2012

    Tempat Pemeriksaan : Tempat tidur pasien di ruang tenang wanita

    Bangsal Empati

    II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

    Riwayat perjalanan penyakit didapatkan melalui autoanamnesis dan alloanamnesis

    dengan ibu kandung pasien di Bangsal Empati.

    a. Keluhan Utama

    Autoanamnesis : Tidak tenang di rumah, gelisah dan

    keadaan di rumah belum baik.

    Heteroanamnesis : Tidak tenang di rumah, gelisah

    b. Riwayat Gangguan Sekarang

    Autoanamnesis

    Pasien datang ke Bangsal Empati melalui Poliklinik Jiwa RSUD Prof. Dr. W.

    Z. Johannes Kupang diantar oleh ibunya tanggal 11 Juni 2012 pada jam

    11.30 Wita untuk dirawat inap di ruang tenang wanita.

    Pada tanggal 11 Juni 2012 jam 18.30 WITA, pemeriksa menemui

    pasien yang sedang duduk di tempat tidur sambil memegang handphone.

    Pasien nampak ramah dan bersahabat kepada pemeriksa. Ketika disapa,

    pasien membalas sapaan pemeriksa dengan senyuman dan menatap

  • 2

    pemeriksa lalu pemeriksa memperkenalkan diri pada pasien. Pasien

    diwawancarai di tempat tidur pasien dalam keadaan pasien duduk diatas

    tempat tidur dan pemeriksa menggunakan kursi plastik dan duduk di depan

    pasien di ruang tenang Bangsal Empati.

    Saat pemeriksa menanyakan mengapa pasien dibawa ke rumah sakit

    Pasien menjawab karena waktu itu beta ada rasa takut, ada halusinasi dan

    di rumah gelisah terus ketika ditanyakan kenapa pasien takut, pasien

    menjawab Takut dengan bapak, pikiran kacau kalau ingat bapak punya

    perlakuan. Apalagi waktu papa bawa perempuan selingkuhannya di

    pemakamannya opa. Dari keterangan yang diberikan pasien, diketahui

    bahwa ketakutan yang sering muncul ditimbulkan oleh karena selama ini

    sering melihat ayahnya marah dan memukul ia atau anggota keluarga lain.

    Pasien kerap kali merasakan penderitaan fisik yang disebabkan oleh ayah

    kandungnya. Pemeriksa juga menanyakan halusinasi seperti apa yang dialami

    pasien, dan pasien menjawabbeta lihat yang aneh-aneh, kayak bayangan

    banyak orang di dapur padahal hanya beta sendiri. Terus ada dengar suara-

    suara juga kak pemeriksa bertanya selain melihat bayangan, apakah ada hal

    lain yang dilihat oleh pasien, waktu itu beta bisa dapat lihat Lucifer.

    Pemeriksa meminta pasien mendeskripsikan yang dilihatnya dia itu hitam,

    dia punya muka hitam baru pakai jubah hitam tapi di bagian mata kayak

    merah-merah begitu pokoknya menakutkan. Pasien hanya menebak yang

    dilihatnya karena menurut ia rupanya mirip seperti di gambar yang pernah

    dilihat sebelumnya. Pasien tidak tahu alasan mengapa Lucifer itu datang

    kepadanya dan melihatnya tetapi tidak berbicara apa-apa pada dirinya. Pasien

    melihat halusinasi itu ketika datang ke rumah pemakaman saudara dari ayah

    kakeknya yang meninggal pada hari Jumat minggu lalu. Dari keterangan

    yang didapatkan, pasien mendengar suara-suara itu ketika ia sudah pulang

    dari rumah sakit mulai hari ke-3 di rumahnya. Ketika ditanya apa yang suara

    itu katakan, pasien menjawab suara yang satu itu lembut, kayak bisikan

    yang buat tenang, dia suruh beta lebih baik nyayi atau suruh berdoa.

    Sedangkan kalau yang satu itu hanya kasih takut beta. Kasih takut kalau

    nanti bapak datang, bapak pukul beta atau nanti pasti ada kacau di rumah

    Pasien percaya pada suara-suara yang didengarnya dan sering kali mengikuti

    perintah dari suara yang didengarnya iya, karena biasanya betul. Kalau

  • 3

    habis bilang begitu, papa pulang betul buat kacau di rumah. Kalau suara

    yang lembut b percaya ju karena setelah beta ikut itu suara, beta punya hati

    rasa damai sejahtera. Perasaan pasien ialah senang ketika mendengar suara

    yang lembut sedangkan persaan takut akan datang padanya bila mendengar

    suara yang jahat. Menurut pasien kedua suara itu tidak dikenalnya siapa, tapi

    pasien meyakini bahwa itu suara Roh Kudus dan juga setan yang ingin

    mengambil bagian dari hidupnya yang sedang tak tenang suaranya Roh

    Kudus, karena kasih tenang dan kadang beta bukan hanya dengar di telinga

    tapi tiba-tiba dari be pung hati itu kata kayak muncul Suara yang

    menenangkannya itu, ia tidak tahu pasti apakah perempuan atau laki-laki

    karena terkadang suara itu terdengar di telinga dan kadang di hatinya,

    sedangkan suara yang membuat ia takut diyakininya sebagai suara laki-laki

    karena jelas di telinganya.

    Menurut pasien, ia sudah sering mendengar suara-suara itu semenjak

    sakit tahun lalu yaitu sakit kepala dan tubuh bagian belakang tetapi sering

    diabaikannya. Suara yang dulu didengarnya juga mirip dengan saat ini tetapi

    dulu dikatakan pasien bahwa jarang sedangkan setelah pasien keluar rumah

    sakit tanggal 6 juni 2012 tepatnya hari ke-3 di rumah, semakin sering suara-

    suara itu datang dan membuatnya takut. Suara itu datang terlebih bila ia

    sedang duduk sendirian ditambah dengan rasa takut yang sudah ada. Ketika

    ditanyakan alasan mengapa pasien merasa takut, pasien menjawab karena

    takut bapak, tetapi son tahu kenapa ju b gelisah sa jadinya son tenang, jalan

    mondar-mandir di dalam rumah, son bisa tidur, kalau tidur malam kaget

    bangun. Padahal waktu be pulang dari rumah sakit, bapak kek son terlalu

    marah le karena lihat be pung kondisi. Kadang marah-marah kalau dia

    mabuk sa. Pasien menceritakan ayahnya sebagai ayah yang baik sebelum

    selingkuh. Pasien dan keluarga mulai mengetahui perbuatan ayahnya ini

    sejak adanya perubahan sikap dari ayah mereka sekitar tahun 2006, tapi

    waktu ditanyakan pastinya pasien maupun ibunya sama-sama tak yakin pada

    waktu kejadian karena menurut mereka sudah lama tapi perubahan itu makin

    jelas ketika pasien duduk di bangku SD kelas 6 dan melihat ayahnya

    memukul kakak pertama sehingga kakak pasien keluar dari rumah dan

    tinggal bersama adik ibunya selama 3 tahun. Sebelumnya mereka hanya

    mencurigai karena sikap ayah mereka yang berubah menjadi sering marah,

  • 4

    sering keluar rumah bahkan ketika dimintai biaya untuk keperluan sekolah

    atau sesuatu yang diinginkan mereka, sang ayah tidak memberikannya lagi

    bahkan memarahi mereka terlebih bila dalam keadaan mabuk bahkan

    menjadi lebih sering memukul mereka dan ibunya, tak jarang dengan

    menggunakan alat atau dengan menggunakan tangan. Ayah pasien bahkan

    pernah bertengkar dengan ibu mereka di depan pasien dan saudaranya sambil

    membakar pakaian ibu mereka di rumah dan kejadiannya terjadi 2 bulan

    yang lalu Bapak jadi berubah sejak selingkuh, pokoknya ada perubahan

    yang kita lihat. Sifat kaget su berubah. Bapak jadi sering marah mama,

    pukul ketong, sedikit-sedikit cepat marah apalagi kalau bapak su mabuk.

    Ayah pasien pernah memukul ibunya di depan mereka ketika mabuk,

    sehingga terkadang bila ayahnya pulang dalam keadaan mabuk maka pasien

    dan saudaranya segera menyembunyikan ibu mereka atau terkadang anak-

    anak yang bersembunyi karena takut ayahnya memukul mereka. Dikatakan

    bila dalam keadaan tidak mabuk, ayahnya tidak terlalu marah tapi tetap

    berkata kasar. Pasien pernah dipukul oleh ayahnya ketika masih di bangku

    Sekolah Dasar ketika duduk di kelas V, dengan menggunakan besi beton.

    Ketika ditanyakan alasan mengapa ayahnya memukul, pasien menjawab

    Alasannya menurut beta ju son jelas. Waktu itu bapa pas mabuk, suruh be

    naik di atas meja makan terus bapa tarik semua tu tiang gorden, baru angkat

    besi beton ko lapis beta. Waktu itu yang lihat ada be pung adik laki-laki tapi

    dong hanya bisa diam ko menangis. Mau bela beta sama sa berarti dong ju

    kena, kalau mama waktu itu be suruh sembunyi. Pasien mendapat

    pengobatan di Puskesmas untuk obat menahan sakitnya, tetapi pasien dan

    keluarga juga meminta bantuan ahli pijat untuk membantu pemulihannya.

    Bahkan tak jarang mereka meminta pendeta untuk membantu mendoakan

    pasien bila dalam keadaan sakit. Apabila mendapat pukulan dan menjadi

    sakit maka yang mengurusnya adalah ibu dan anggota keluarga dalam rumah,

    dan beberapa kali dikunjungi oleh keluarga ayah dan ibunya. Dari keterangan

    yang didapatkan, keluarga dari ayahnya bahkan pernah menegur ayah mereka

    tetapi tidak pernah didengarkan, bahkan kemarahan ayahnya makin menjadi-

    jadi terlebih bila pulang dalam keadaan mabuk. Pasien juga pernah mendapat

    pengobatan di RS Angkatan Laut karena sakit kepala dan tulang belakangnya

    pada bulan Maret 2012. Terakhir kali pasien dipukul dengan menggunakan

  • 5

    ikat pinggang ketika bulan Maret 2012 setelah pasien bertengkar dengan

    perempuan yang dikatakan pasien sebagai selingkuhan ayahnya di sebuah

    pertokoan. Pasien dipukul ketika sudah sampai di rumah. Bulan April pasien

    kembali mendapat tamparan dari ayahnya ketika itu pasien mencoba

    membela adik laki-lakinya yang dimarahi dan dipukul sang ayah. Hal ini juga

    tidak diketahui sang ibu karena pada saat itu ayah pasien pulang dalam

    keadaan mabuk dan sambil marah-marah mencari ibu mereka, sehingga

    terpaksa pasien menyuruh ibunya keluar dari jendela dan lari ke rumah

    saudara yang dekat dengan rumah mereka.

    Menurut cerita pasien, dia dan ibunya tidak pernah melaporkan

    kekerasan yang dilakukan ayah mereka secara tertulis ke pihak yang berwajib

    dengan alasan b masih sayang bapak. Lagipula percuma. Polisi sekitar situ

    kan kawan-kawannya bapak juga. Tu hari ketong pernah lapor yang waktu

    bapak bakar mama pung baju tapi apa sampai di rumah dong pulang

    kembali son buat apa-apa di bapak. Kayaknya dong ju takut bapak. Ketika

    pemeriksa bertanya bagaimana perasaan pasien sekarang, pasien menjawab

    b jengkel, marah, sedih tapi juga takut dengan bapak. Tapi be masih sayang

    bapak dan mencoba kasih maaf di bapak. Be son mau benci dengan bapak,

    tapi be mau bapak ju berubah. Ketika berkata demikian, pasien berkata

    sambil menangis dan mengambil tissue yang diberikan pemeriksa. Pemeriksa

    kembali bertanya perasaan pasien lebih cenderung kemana, jengkel, marah

    sedih atau takut, pasien pun menjawab sedih, b jengkel dengan bapak.

    Ketika ditanyakan apakah pernah terpikir untuk bunuh diri dengan masalah

    yang dihadapi pasien, ,maka menurut pasien ia bukan hanya sekedar berpikir

    namun pernah mencoba untuk bunuh diri 2 kali ketika dirinya duduk di

    bangku kelas III Sekolah Menengah Pertama Waktu itu yang pertama b buat

    dengan minum baygon karena jengkel, son tahan dengan bapak pung sikap.

    Waktu itu be pung om yang lihat jadi om suruh orang cepat-cepat cari air

    kelapa ko suruh minum. Terus yang kedua karena be jengkel dengan teman

    laki-laki dia babongkar be pung barang di sekolah. Tahu sa, be son suka

    orang bongkar be pung barang. Waktu itu be di sekolah coba iris be pung

    pergelengan kiri. Dari cerita pasien, ketika ia mencoba bunuh diri pertama

    kali disebabkan stres dengan ayahnya yang suka marah-marah bahkan

    dengan alasan yang tidak jelas. Diakui pasien bahwa pemikiran utuk bunuh

  • 6

    diri tidak terus-terusan ia pikirkan, hanya pada saat kejadian ia

    melakukannya tetapi tidak sampai terbawa terus setiap harinya.

    Diakui pasien bahwa prestasinya biasa saja tetapi akhir-akhir setelah

    pasien mulai masuk rumah sakit, ia merasa dirinya sulit konsentrasi dan bila

    berada di kerumunan banyak orang yang sedang beraktivitas terutama di

    sekolah, pasien merasa pusing. Saat ini pasien merasa otaknya sulit berpikir,

    bahkan beberapa hari sebelum masuk rumah sakit lagi, nafsu makannya

    semakin menurun, cepat lelah padahal di rumah tidak berbuat apa-apa, sulit

    tidur karena sering terbangun pada malam hari, menjadi gelisah sehingga

    sering mondar-mandir di rumah. Ketika pemeriksa menanyakan sudah berapa

    lama pasien merasakan hal tersebut, pasien menjawab sudah lumayan lama

    sejak sebelum masuk rumah sakit pertama kali di RSUD Prof. DR. W. Z .

    Johannes Kupang sekitar 3 bulan, sekitar Maret 2012 menurut pasien. Ia

    juga mengaku bahwa ia menjadi tidak bersemangat lagi di sekolah. Biasanya

    bila teman-teman sekelompoknya mengajak ia berjalan-jalan, ia mau saja

    ikut bahkan menjadi senang dan bisa melupakan masalahnya di rumah.

    Tetapi semenjak ia mulai sering sakit kepala ditambah lagi pertengkaran

    dengan ayahnya beberapa hari di pemakaman kakeknya sebelum masuk RS,

    membuat pasien menjadi lebih tidak bersemangat dan sangat merasa lelah

    walaupun ia sedang dalam kondisi istirahat di rumah yang mendapat izin dari

    pihak sekolah.

    Ketika diminta mengingat 3 benda (bunga, meja dan jam) ketika

    pemeriksa kembali mengajak pasien bercerita sekitar 2 menit dan meminta

    pasien mengingat dan menyebutkan kembali 3 benda yang telah

    diberitahukan sebelumnya, pasien hanya mampu menyebutkan 2 yaitu bunga

    dan meja sedangkan jam tidak mampu disebutkan tanpa diingatkan

    pemeriksa. Untuk mengingat dan mengatakan 2 benda itu pasien

    membutuhkan waktu >1 menit.

    Pasien juga ditanyai tentang perhitungan yaitu 100-7 dan pasien

    membutuhkan waktu >2menit untuk menjawabnya dan jawabannya pun salah

    yaitu 90. Ketika ditanyai lagi 1000-200, pasien butuh waktu >1menit untuk

    menjawab dengan hasil yang juga salah yaitu 700 dan bukan 800. Ketika

    ditanyai apakah pasien dulunya menyukai pelajaran berhitung, pasien

    menjawab bahwa ia memang tidak begitui menggemari tetapi ia mengerti

  • 7

    apalagi ia sekarang duduk di bangku SMA dan menggemari pelajaran

    akuntansi. Lalu pemeriksa kembali menanyakan hasil perkalian 6x7, pasien

    menjawab, ia sudah bingung tetapi mencoba menjawab hasilnya yaitu 40.

    Heteroanamnesis

    Anamnesis dilakukan pada ibu kandung pasien. Menurut ibunya, pasien

    dibawa ke RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes karena surat kontrol berobat

    setelah tanggal 6 Juni 2012 keluar dari rumah sakit yaitu bangsal empati. Di

    rumah pun pasien mulai berhalusinasi melihat yang aneh-aneh dan berkata

    pada ibunya bahwa dirinya tak nyaman, gelisah dan takut di rumah. Selama

    di rumah, pasien sulit tidur dan berjalan mondar-mandir di dalam rumah,

    pada akhirnya 1 hari sebelum masuk RS, ia memberitahukan kepada ibunya

    keinginan untuk dirawat kembali dan bahwa akhir-akhir ia melihat bayangan.

    Menurut ibu, pasien memang tidak pernah bercerita pada ibunya, pasien

    cenderung menutupi dan mau melindungi ibu dari ayahnya ketika dalam

    keadaan marah. Menurut ibu, sang ayah sering memukul dan mulai marah-

    marah sejak mempunyai perempuan lain, awalnya tahun 2006 sama seperti

    yang dikatakan oleh pasien. Mereka pung bapa biasanya tidak kasar di

    mereka, saya saja yang biasa bapaknya marah. Tapi lama-lama bapaknya

    juga mulai kasar sama anak-anak. Ibu pasien juga mengatakan kalau

    anaknya sering melindungi ibu dari kemarahan ayahnya terlebih bila sudah

    pulang dalam keadaan mabuk.

    Menurut ibu, pasien selama ini tidak pernah cerita apa masalah yang

    kadang dihadapi pasien, hanya ibu membenarkan bila anaknya memiliki

    banyak teman, dan dulu pernah berkelahi serta kadang keras kepala seperti

    yang telah diakui pasien. Menurut ibu, ia menyayangi semua anaknya dan

    tidak pernah ada yang dibedakan.

    c. Riwayat Penyakit Sebelumnya

    Pasien tidak pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya. Pasien hanya

    pernah mengalami sakit belakang yang diduga karena pukulan ayahnya dulu dan

    sering sakit kepala sejak bulan Maret tahun ini. Pasien pernah dirawat di ruangan

    Anggrek karena sakit belakang, sakit saat mengangkat kaki dan sulit jalan

    kemudian dirawat di Bangsal Empati. Pasien juga pernah dirawat di Rumah

  • 8

    Sakit Angkatan Laut pada bulan Maret 2012 selama 3 hari karena sakit kepala

    dan tulang belakang.

    d. Riwayat Sifat Kepribadian Sebelumnya

    Menurut pasien, sebelum sakit ia dikenal sebagai pribadi yang banyak bicara,

    tetapi tidak mau diatur, bila sudah menginginkan sesuatu harus dipenuhi tetapi

    bila tidak adapun masih dapat mengontrol dirinya. Menurut ibunya, dari kecil

    pasien memiliki sifat yang cengeng dan sudah besar pun kadang masih seperti

    itu. Dari keterangan pasien, ia menjadi anak yang sedikit minder apabila diantara

    teman-teman lainnya sedang menceritakan kehidupan keluarga mereka yang

    bahagia terlebih memiliki ayah yang baik, sehingga pasien cenderung

    menghindar bila sudah ada percakapan yang menjurus ke arah tersebut.

    e. Riwayat Kehidupan Pribadi

    1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

    Pasien merupakan anak yang sudah direncanakan. Ketika itu kakak pasien sudah

    besar sehingga itu jarak mereka berdua adalah 3 tahun. Sang kakak lahir pada

    tahun 1990 dan pasien lahir pada tahun 1994. Selama hamil, ibu rajin melakukan

    imunisasi yaitu 3 kali. Selama ibu hamil pasien YN, ibu pernah muntah-

    muntah berlebihan tapi tidak sampai dirawat di rumah sakit, hanya ke dokter di

    rumah sakit Angkatan Laut. Ibu hanya mengonsumsi vitamin selama hamil dan

    tidak merokok maupun minum alkohol, hanya saja sang ayah dari dulu sudah

    merokok. Ibu pasien selama hamil melakukan pemeriksaan kehamilan di

    Puskesmas Bolok.

    Pasien lahir di rumah, dibantu oleh bidan dengan berat badan lahir 3000 gram,

    lahir sehat dan langsung menangis. Ibu pasien mengaku bahwa ketika lahir

    pasien tidak mengalami kelainan atau penyakit apapun segera setelah lahir.

    Selama masa hamil maupun sampai pasien dilahirkan, ibu mengaku tidak pernah

    mendapat tekanan dari siapapun terutama suaminya. Bahkan ketika itu keluarga

    mereka memiliki 5 orang pekerja di rumah yang membantu pekerjaan sang ibu

    untuk berjualan dan terkadang menjaga anaknya.

    2. Masa Kanak Dini (Usia 0-3 tahun)

    Pasien diberi ASI dari 0-5 bulan lebih, ibu mengaku itu karena pasien sering

    menangis sehingga ibu mencoba memberikannya makanan tambahan ketika

    berumur 5 bulan lebih. Menurut ibu, pasien di imunisasi lengkap. Ketika

    berumur 3 tahun, pasien pernah masuk rumah sakit dengan paru-paru basah yaitu

  • 9

    dengan gejala batuk, panas dan sesak, di ruang anak RSUD Prof. Dr. W. Z.

    Johannes Kupang. Pasien waktu itu sudah memiliki teman di sekitar rumah.

    3. Masa Kanak Pertengahan (Usia 3-11 tahun)

    Pasien bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai anak seusianya, tapi

    badan anak dari dulu kecil dan tidak terlalu tinggi. Pasien tidak pernah

    mengalami penyakit yang cukup serius sehingga harus dirawat di rumah sakit.

    Namun menurut pasien, ia mulai melihat orang tuanya bertengkar di depan

    mereka pada usia 8 tahun, waktu itu pasien mengingat usia adik laki-lakinya

    yang ketiga berusia 3 tahun. Pasien pada usia 11 tahun, pernah dipukul ayahnya

    dengan menggunakan besi beton pada bagian tubuh belakang pasien.

    4. Masa Remaja

    Menurut pasien ketika ia SMP hingga saat ini, ia memiliki pergaulan yang luas,

    suka berteman dengan siapa saja. Sering berkumpul dengan teman-teman. Pasien

    memiliki seorang teman akrab yang sudah dianggap seperti saudara, sering

    pasien menceritakan masalahnya kepada temannya ini. Pasien mulai mencari

    pergaulan yang lebih lagi ketika sudah mulai bermasalah dengan ayahnya yaitu

    dengan jalan-jalan menggunakan bemo milik temannya, mencoba menjadi

    konjak, merokok dan minum alkohol.

    Pada usia 12 tahun ketika pasien duduk di kelas VI SD pasien melihat kakak

    perempuannya dipukul ayahnya sehingga lari dari rumah dan tinggal dengan

    adik dari ayahnya. Pasien ketika duduk di bangku kelas III SMP pernah

    melakukan tindakan bunuh diri sebanyak 2 kali, yang pertama karena merasa

    tertekan dengan sikap ayahnya dan yang kedua karena marah pada teman laki-

    lakinya di sekolah.

    5. Masa Dewasa

    Pasien saat ini menjalani aktivitas sebagai seorang pelajar yang duduk di kelas II

    SMA Negeri I Kupang Barat. Selama masa dewasanya, pasien pernah dipukul

    oleh ayahnya pada badannya bagian belakang dengan menggunakan tangan,

    pasien mengaku juga masih sering ditampar atau dimaki-maki oleh ayahnya

    apabila ayahnya pulang ke rumah dengan alasan-alasan yang menurut pasien

    tidak masuk akal terutama bila ayahnya sedang mabuk. Pada bulan April 2012

    pasien pernah dipukul dengan menggunakan ikat pinggang karena sebelumnya

    pasien bertemu dengan selingkuhan ayahnya dan berkelahi di sebuah pertokoan.

  • 10

    f. Riwayat Pendidikan

    Pasien duduk di bangku Taman Kanak-Kanak ketika berusia 5 tahun di TK Elim

    Bolok, setelah itu pasien naik ke Sekolah Dasar usia 6 tahun di SD INPRES

    Nitneo, pasien sempat 1 kali tidak naik kelas ketika naik dari kelas IV ke kelas

    V, sehingga itu pasien tamat SD usia 12 tahun. Ketika SMP, pasien bersekolah di

    SMP swasta Mentari dan ketiga kelas III, pasien tidak lulus UAN sehingga harus

    mengikuti ujian ulang yang pada akhirnya lulus. Saat ini pasien bersekolah di

    SMA Negeri I Kupang Barat dan sementara mengikuti ujian kenaikan kelas di

    RSUD Prof. Dr. W. Z Johannes karena sakit sehingga gurunya datang dan ujian

    di selenggarakan di rumah sakit. Selama sekolah, pasien berkata bahwa dirinya

    rajin, walaupun tidak mendapatkan peringkat di kelasnya, namun ia selalu

    berusaha untuk mempelajari pelajaran di sekolah.

    g. Riwayat Pekerjaan

    Pasien belum pernah bekerja untuk mencari nafkah baik bagi diri sendiri maupun

    untuk keluarga hanya pernah membantu ibunya jualan kopi di kapal itupun

    dilakukan bila sedang libur, tetapi pasien menjalani aktivitas sehari-harinya

    sebagai seorang pelajar yang saat ini duduk di kelas II SMA Negeri I Kupang

    Barat.

    h. Riwayat Psikoseksual

    Pasien pertama kali mengalami menstruasi ketika berusia 14 tahun dan mulai

    tertarik dengan lawan jenis ketika berusia 16 tahun dan duduk di bangku SMP

    kelas III.

    i. Riwayat Agama

    Menurut ibu maupun pasien sendiri, ia termasuk anak yang aktif mengikuti

    ibadah di sekolahnya, melayani persekutuan dan sering bertugas sebagai MC di

    persekutuan tersebut bahkan menurut ibu anaknya adalah seorang yang taat

    beragama.

    j. Aktivitas Sosial

    Pasien termasuk anak yang aktif dalam kegiatan kerohanian, aktif di OSIS,

    kegiatan PRAMUKA serta pernah mengikuti cabang ilmu bela diri KARATE

    sampai kelas 1 SMA lalu tidak lagi aktif setelah bulan Maret 2012.

    k. Riwayat Pelanggaran Hukum

    Pasien pernah bermasalah ketika kelas III SMP berkelahi dengan anak dari

    sekolah lain dan sempat dibawa ke Pos Polisi serta mendapatkan peringatan,

  • 11

    Kamar

    Mandi

    Rumah kakek

    pasien

    bimbingan dan surat pernyataan bahwa tidak akan melakukan hal yang sama

    lagi.

    l. Situasi Kehidupan Sekarang

    Rumah bapa kecil pasien

    Halaman samping rumah

    B Kamar II Tempat TV Kamar III

    (dijadikan dapur) meja makan

    Rumah paman

    pasien

    Kamar I Ruang tamu

    S U

    T

    Rumah pasien menghadap kearah timur dan halaman depan rumah ditumbuhi

    oleh 2 pohon yang berukuran agak besar dan sedikit rimbun, sehingga menurut pasien

    kadang dimanfaatkan oleh keluarganya untuk duduk pada musim panas, apalagi

    rumah pasien dekat dengan laut sehingga angin laut pada siang hari sangat membuat

    nyaman apabila sambil duduk dibawah pohon tersebut. Bagian utara dari rumah

    berhadapan dengan pelabuhan Feri.

    Sekarang pasien tinggal di Bolok dengan ayah, ibu dan ketiga saudaranya.

    Pasien tinggal di area dekat pelabuhan Feri Tenau. Pasien tinggal di rumah yang

    luasnya 7x9 m dan luas tanahnya 67x49 m2. Di rumah, pasien menempati kamar I

    yang berada di samping ruang tamu. Kamar I ini tidak hanya ditempati oleh pasien

    namun juga ketiga saudaranya dan lebih sering lagi ibunya tidur bersama mereka. Di

    kamar I ini terdapat 2 tempat tidur yang satunya ditempati oleh sang kakak sendirian

    dan yang satunya yang berukuran agak besar dari tempat tidur sang kakak, merupakan

    tempat tidur pasien dan kedua saudara laki-lakinya. Apabila ibu mereka ikut tidur di

    tempat itu, maka akan menempati tempat tidur kakak perempuan pasien. Kamar I ini

  • 12

    diakui ibu memang sengaja dibuat lebih besar dari ruangan kamar yang lain karena

    dahulunya ingin dijadikan kamar untuk tamu bila ada tamu yang ingin menginap.

    Ukuran kamar ini adalah 4x3,5 m sedangkan ruangan kamar yang lain adalah 4x3 m.

    Kamar III merupakan kamar orang tua pasien, tetapi menurut ibu hampir tidak

    digunakan oleh ibu pasien karena tidak nyaman untuknya, dan lagi ayah pasien jarang

    pulang ke rumah sedangkan sang ibu biasanya berjualan kopi di pelabuhan pada

    malam hari. Pasien menempati rumah permanen setengah jadi yang belum diplester di

    bagian depan rumah dan kamar-kamarnya sedangkan bagian yang sudah diplester

    pada ruang tamu dan ruang TV. Rumahnya berlantaikan semen kasar kecuali pada

    ruang tamu dan TV sudah berlantaikan keramik. Menurut ibu pasien, rumah itu belum

    sepenuhnya jadi karena ayah pasien sudah tidak mempedulikan pembangunannya dan

    biayanya pun hanya diambil dari pendapatan ibu yang sehari-harinya berjualan kopi

    di pelabuhan, sehingga itu di tempat yang seharusnya dijadikan ruang tidur II

    dimanfaatkan oleh ibu sebagai dapur, penyimpanan alat-alat masak lainnya dan

    terkadang ibu juga menggunakan kayu api dan memasak di luar rumah dekat kamar

    mandi. Kamar mandi pasien juga terpisah dari rumah tersebut dengan jarak 1 meter.

    Masih dalam tanah milik keluarga pasien, tepat dibelakang rumah terdapat rumah adik

    laki-laki dari ayah pasien 5 meter dan rumah inilah yang sering ditempati oleh

    pasien dan keluarganya apabila bersembunyi dari sang ayah atau ketika bila kondisi di

    rumah kurang menyenangkan. Disamping kanan dari rumah pasien terdapat rumah

    dari kakek pasien, menurut ibunya kakek ini adalah saudara dari mertuanya

    sedangkan disamping kiri pasien terdapat rumah dari paman pasien yang merupakan

    kakak sepupu dari ayah pasien dan berbatasan langsung dengan pintu masuk

    pelabuhan Feri. Menurut ibu,sekeliling rumahnya memang rata-rata ditempati oleh

    orang-orang kenalan mereka yaitu keluarga besar N (marga pasien).

    Menurut pengakuan ibunya, di rumah pasien sering bertengkar dengan

    kakaknya. Ketika ditanyai alasannya, pasien menjawab biasanya hanya hal-hal kecil

    misalnya meminjam barang dan tidak ditaruh kembali ketempatnya, tetapi masalah itu

    dapat diselesaikan dengan baik dan tidak pernah pertengkaran itu menjadi panjang,

    keterangan ini didukung pula kebenarannya oleh ibu pasien. Di rumah, pasien juga

    mengaku jarang ke tempat keluarganya yang lain walaupun untuk jalan-jalan dan

    lebih sering di rumah atau pergi ke rumah bapa kecilnya di belakang rumah pasien.

    Pemeriksa dikenalkan dengan pamannya. Pamannya ini merupakan adik laki-laki dari

    ayah kandung pasien yang sehari-harinya bekerja di kapal sebagai mandor dan sering

  • 13

    bertugas keluar daerah. Pamannya mulai bercerita bahwa pertengkaran pasien dengan

    ayahnya memang sudah berlangsung lama dan ketika pasien duduk di kelas III SMP,

    ayah pasien berencana tidak menyekolahkan pasien ke tingkat pendidikan selanjutnya

    dengan alasan yang tidak jelas, sehingga menimbulkan pertengkaran hebat antara

    pasien dan ayahnya. Sejak saat itu pasien tinggal dan dibiayai oleh bapa kecilnya.

    Tetapi ketika bapa kecilnya pergi keluar daerah, ternyata bapa kecilnya mendapati

    pasien telah tinggal kembali di rumahnya dan ia membiarkan hal tersebut karena

    berpikir bahwa keadaan pasien sudah jauh lebih tenang dan dapat mengendalikan

    perasaannya di rumah. Menurut pengakuan pamannya ini, pasien adalah tipe yang

    cepat emosi apabila ayahnya mulai bertingkah seperti memarahi ibunya atau pulang

    ke rumah dalam keadaan mabuk dan memukul saudara-saudaranya. Paman pasien ini

    juga mengakui perbuatan kakaknya yang merupakan ayah kandung pasien ini yang

    sering berlaku kasar pada keluarganya, bahkan sudah tidak memberikan nafkah lagi

    bagi keluarganya terlebih sejak mengenal perempuan lain dan menurut pengakuannya

    perempuan tersebut adalah selingkuhan ayah pasien. Ketika pemeriksa bertanya

    darimana pamannya yakin bahwa itu adalah selingkuhan ayah pasien, pamannya ini

    menjawab bahwa pernah ada temannya dan ia sendiri mendapati kakaknya itu sedang

    bermesraan dengan perempuan tersebut di pelabuhan dan pernah pula didapatkan di

    dalam rumah perempuan tersebut ketika hendak mencari kakaknya untuk alasan yang

    sudah tidak diingat oleh pamannya sehingga tidak dapat memberitahukan pemeriksa.

    Paman pasien juga menceritakan bahwa pasien Nn.YN dulunya sering jatuh dan tidak

    sadar di rumah apabila dalam keadaan yang tidak menyenangkan dengan ayahnya

    misalnya ketika sedang bertengkar dengan ayahnya, dan apabila sudah seperti itu

    maka pasien segera dibawa ke rumah pamannya dan dibiarkan istirahat dirumah

    pamannya. Menurut pamannya apa yang terjadi pada Nn. YN dicurigainya karena

    pengaruh kakek pasien. Ia percaya bahwa ayahnya itu sebenarnya ingin menegur ayah

    pasien dengan merasuki pasien.

  • 14

    m. Riwayat Keluarga

    Keluarga Ibu Kandung Keluarga Ayah Kandung

    Pasien

    Keterangan: : Laki-laki

    : Perempuan

    : Perempuan yang mengalami gangguan jiwa

    : Meninggal

    III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

    A. Deskripsi Umum

    Penilaian umum: Pasien menggunakan baju berwarna abu-abu berlengan pendek

    dan celana panjang setinggi tumit berwarna coklat. Pasien terlihat rapi, roman

    wajah sesuai usianya, rambut lurus sebahu dan disisir rapi, kuku-kuku pasien

    agak panjang namun bersih.

    Perilaku dan Aktivitas Psikomotor: Perhatian dan tenang

    Sikap terhadap Pemeriksa : kooperatif, sopan dan bersahabat, kontak mata

    dengan pemeriksa ada.

    B. Mood dan Afek

    Mood : sedih, jengkel b jengkel, takut dengan bapak.

    Afek : adekuat (pasien menangis)

    Keserasian : Sesuai

    C. Pembicaraan

  • 15

    Tidak spontan, jumlah sedikit, volume suara kecil terkadang terdengar seperti

    berbisik dan kecepatan normal serta intonasi yang naik turun yang pada beberapa

    saat menangis saat bercerita.

    D. Persepsi

    Saat dilakukan wawancara, tidak didapatkannya halusinasi, tetapi ada riwayat

    halusinasi auditorik dan halusinasi visual sebelumnya, Ilusi (-)

    E. Proses Pikir

    Bentuk : Logis

    Arus : Koheren

    F. Isi Pikir : Waham (-), preokupasi : (-)

    G. Kesadaran dan Kognisi

    1. Taraf kesadaran dan kesigapan : Compos Mentis (GCS E4V5M6)

    2. Orientasi:

    a. Waktu : Baik (pasien mengetahui hari, tanggal, bulan dan tahun saat

    dilakukan pemeriksaan)

    b. Tempat : Baik (pasien mengetahui saat ini berada di rumah sakit dan

    tahu alamat rumahnya)

    c. Orang : Baik (Pasien mampu mengenali keluarga yang datang

    mengunjunginya)

    3. Daya Ingat

    Daya ingat jangka panjang : Baik (pasien mampu menceritakan

    masa sekolahnya, mengingat usianya saat pertama kali sekolah,

    walaupun kadang agak lambat mengingat)

    Daya ingat jangka sedang : Baik (pasien mampu menceritakan

    kapan diantar ke rumah sakit dan kapan terakhir kali keluar dari rumah

    sakit sebelum kontrol kembali)

    Daya ingat jangka pendek : Baik (pasien mampu mengingat bahwa

    ia sudah makan dan pada waktu itu belum minum obat)

    4. Konsentrasi dan Perhatian : berkurang (Pasien tampak menaruh perhatian

    terhadap pembicaraan yang dilakukan dengan pemeriksa tetapi cenderung

    melambat dalam merespon wawancara yang dilakukan)

  • 16

    5. Kemampuan Visuo Spasial: Baik, pasien mampu menggambar jam 05.20

    Wita dan jajaran genjang bersusun namun gambarnya tidak lurus karena

    tremor.

    6. Pikiran abstrak: Baik (pasien dapat menjelaskan perbedaan dan persamaan

    bola dan jeruk. Kalau bedanya bola ditendang, jeruk dimakan.

    Persamaannya sama-sama bentuk bulat)

    7. Intelegensi dan kemampuan informasi: Baik (mampu menyebutkan ibukota

    Provinsi NTT dan nama presiden RI) ibukota NTT Kupang, presiden

    Indonesia Pak SBY.

    8. Bakat Kreatif: Pasien menggemari hak-hal yang bersifat seni dan dikatakan

    suka membantu ibunya membuat kue (mampu menyebutkan bahan membuat

    kue dan bahan membuat gelang sendiri)

    9. Kemampuan menolong diri sendiri: Relatif baik (mampu makan, minum,

    mandi dan mengurus dirinya sendiri)

    H. Pengendalian Impuls : Terkendali

    I. Daya Nilai dan Tilikan

    Penilaian Realita : Tidak Terganggu

    Tilikan : 6

    J. Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya

    IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

    a. Status Internistik :

    Status present

    Keadaan umun : Baik

    Tekanan Darah : 110/80 mmHg

    Nadi : 80 x/menit, regular, isi cukup

    Suhu Aksila : 36,60C

    RR : 20 x/menit, regular, abdominothorakal

    b. Status General

    Kepala : Normocephali

    Mata : Anemis -/-, ikterus -/-, pupil isokor, refleks cahaya

    langsung 3mm/3 mm

    THT : Sekret hidung -/-, deviasi septum -/-, hiperemis -/-

    Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

    Thorax : Simetris

  • 17

    Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

    Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

    Abdomen : Bising usus (+) normal, distensi (-)

    Hepar : Tidak teraba

    Lien : Tidak teraba

    Ekstremitas : Tidak terdapat edema

    Kulit : Ada jerawat, Tinea Versicolor

    c. Status Neurologik:

    Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)

    Rangsangan selaput otak : Kaku kuduk (-)

    Refleks fisiologis : BPR 2 2 KPR 2 2

    TPR 2 2 APR 2 2

    d. Laboratorium : Tidak ada pemeriksaan laboratorium

    e. RESUME

    Anamnesis Pasien Nn YN diantar ke poliklinik jiwa RSUD Prof. Dr. w. Z.

    Johannes tanggal 11 Juni 2012 dengan keluhan tidak tenang di rumah,

    gelisah dan keadaan di rumah belum baik. Telah diketahui sebelumnya

    bahwa pasien adalah korban dalam kekerasan dalam rumah tangga yang telah

    dilakukan oleh ayah kandungnya.

    Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki riwayat mendengar

    suara-suara yang meyuruhnya bernyanyi ataupun berdoa dan terkadang ada

    suara yang menakutkannya. Suara itu terdengar di telinga dan kadang dari

    hati pasien. Pasien juga memiliki riwayat melihat bayangan atau setan.

    Pasien pernah memiliki riwayat percobaan bunuh diri 2 kali karena stres

    dengan ayah dan temannya. Diketahui pula bahwa seiring berjalannya usia,

    pasien sering bergaul diluar dan mencoba untuk merokok atau minum

    alkohol karena kadang stres dengan masalah di rumah yang dihadapi oleh

    keluarga. Pasien juga mengeluhkan dirinya sulit konsentrasi dan bila berada

    di kerumunan banyak orang yang sedang beraktivitas terutama di sekolah,

    pasien merasa pusing. Saat ini pasien merasa otaknya sulit berpikir, bahkan

    beberapa hari sebelum masuk rumah sakit lagi, nafsu makannya

  • 18

    menurun,cepat lelah padahal di rumah tidak berbuat apa-apa, sulit tidur

    karena sering terbangun pada malam hari, menjadi gelisah sehingga sering

    mondar-mandir di rumah yang sebenarnya sudah dialami pasien sejak bulan

    Maret 2012, sekitar 3 bulan yang lalu.

    Dari heteroanamnesis didapatkan pasien adalah anak yang senang

    bergaul, meskipun dalam masalah keluarga pasien hampir tidak pernah

    menceritakan perasaannya pada ibunya karena mau melindungi ibunya dari

    sang ayah.

    Status Mental

    Perilaku dan aktivitas Psikomotor : perhatian dan tenang

    Pembicaraan : Tidak spontan, jumlah sedikit, volume suara kecil terkadang

    terdengar seperti berbisik dan kecepatan normal serta intonasi yang naik turun

    yang pada beberapa saat menangis saat bercerita.

    Mood : sedih, jengkel

    Afek : adekuat (pasien menangis)

    Keserasian : Sesuai

    Persepsi: Riwayat halusinasi visual dan auditorik

    Konsentrasi dan Perhatian : berkurang (Pasien tampak menaruh perhatian

    terhadap pembicaraan yang dilakukan dengan pemeriksa tetapi cenderung

    melambat dalam merespon wawancara yang dilakukan)

    f. FORMULASI DIAGNOSTIK

    AXIS I : F.32.2 Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

    Pasien tidak memiliki keluhan fisik. Dari hasil anamnesis pasien memang

    sering sakit kepala dan tubuh bagian belakang tetapi dengan adanya riwayat trauma

    karena dipukul ayahnya dan tidak ditemukannya kelainan fisik yang berkaitan

    dengan keluhan fisik pasien, maka diagnosis F.00-F09 (Gangguan Mental Organik)

    dapat disingkirkan.

    Pasien dapat didiagnosis sebagai episode depresif berat dengan gejala psikotik

    karena beberapa keadaan pasien memenuhi kriteria pedoman diagnostik dalam

    PPDGJ III antara lain:

  • 19

    Gejala utama: afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya

    energi. Gejala lainnya: konsentrasi dan perhatian berkurang, gagasan atau perbuatan

    bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang. Adanya disabilitas dalam

    kegiatan sosial, pekerjaan atau aktivitas lainnya.

    Semua 3 gejala utama depresi harus ada, ditambah sekurang-kurangnya 4 dari

    gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat, episode depresif

    berlangsung sekurangnya 2 minggu akan tetapi jika gejala amat berat maka dapat

    dibenarkan bila menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu dan

    yang terakhir adanya halusinasi auditorik dan visual yang dialami pasien.

    AXIS II : Pada anamnesis dan pemeriksaan, juga tidak didapatkan adanya

    gangguan kepribadian. Ciri kepribadian pasien sebelum sakit adalah campuran

    antara emosional tak stabil dan dissosiasi. Pasien memang mengalami pola asuh

    yang buruk dari ayahnya dengan terkadang dipaksa mengikuti kehendak ayahnya

    sehingga kadang muncul sikap membangkang dari pasien dan yang terkadang diikuti

    dengan tindakan yang tidak dipikir lagi secara rasional misalnya tindakan bunuh diri.

    Masalah dengan hukum yang pernah dialami pasien disebabkan oleh adanya

    gangguan tingkah laku berkelompok yang sering dialami remaja.

    AXIS III : Penyakit kulit yaitu jerawat dan jamur (Tinea Versicolor) yang

    setelah dikonsulkan maka didiagnosis oleh dokter spesialis kulit RSUD Prof. DR.

    W. Z. Johannes Kupang.

    AXIS IV : Masalah dengan primary support group (keluarga)

    - Mengalami KDRT oleh ayah kandung. Pasien sudah sering melihat

    perlakuan ayahnya terhadap keluarga dan kerap kali mengalami

    kekerasan fisik.

    AXIS V : Untuk keadaan 1 tahun sampai saat ini, pasien mengalami GAF

    Scale 50-41 gejala berat dan disabilitas berat. Gejala berat karena terdapat gejala

    agitasi (gelisah) dan disertai adanya riwayat halusinasi auditorik maupun visual

    dengan disabilitas dalam konsentrasi berpikir dan belajar sehingga kemampuan pasien

    dalam belajar pun menurun hingga sulit berkonsentrasi dan juga adanya kegiatan

    sosial yang sudah tidak mungkin diikuti lagi oleh pasien misalnya kegiatan

    PRAMUKA dan latihan KARATE yang disebabkan pasien sendiri merasa takut bila

    terjadi sesuatu padanya ketika sedang mengikuti kegiatan.

  • 20

    Untuk keadaan sebelumnya GAF Scale 60-51 pasien mengalami gejala sedang dengan

    disabilitas sedang. Ini ditandai dengan pasien masih bisa melakukan aktivitasnya di

    sekolah walaupun terkadang merasakan sakit karena pukulan ayahnya.

    g. EVALUASI MULTIAKSIAL

    AXIS I : F.32.2 Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

    AXIS II : Ciri kepribadian campuran antara emosional tak stabil dan

    dissosiasi

    AXIS III : Penyakit kulit yaitu jerawat dan jamur (Tinea Versicolor)

    merupakan diagnosis berdasarkan konsul dokter spesialis kulit di poli kulit RSUD

    Prof. DR. W. Z .Johannes

    AXIS IV : Masalah dengan ayah kandung (KDRT)

    AXIS V : Keadaan sebelumnya GAF Scale 60-51

    1 tahun terakhir GAF Scale 50-41

    h. RENCANA TERAPI

    Psikofarmaka: Halloperidol 2x1,5 mg

    Trihexyphenidil 2x1 mg

    Clobazam 2x5 mg

    Psikoedukasi

    - Mengedukasi keluarga untuk memberikan suasana kondusif bagi

    pasien (dalam hal ini dapat melibatkan ayah pasien dan bila tidak

    memungkinkan, maka saudara terdekat pasien misalnya paman

    pasien terlebih adalah suasana kondusif di rumahnya).

    - Mengedukasi keluarga untuk membiasakan pasien secara perlahan

    dengan kehidupan sosialnya seperti teman dekatnya, sekolahnya

    dan kegiatan ekstrakurikuler yang pernah diikuti pasien agar ia

    dapat kembali terbiasa dengan lingkungannya.

    - Mengedukasi pasien tentang pengaruh obat yang diminum dan

    dapat mengawasi pasien ketika minum obat.

    - Mengedukasi pasien untuk membawanya memeriksakan diri ke RS

    secara teratur.

    i. PROGNOSIS

    Kumpulan prognosis mengarah ke buruk (dubia ad malam)

    a. Diagnosis depresif berat dengan gejala psikotik: Kriteria prognosis buruk

  • 21

    b. Onset umur saat usia muda : Kriteria prognosis buruk

    c. Faktor genetik tidak ada : Kriteria prognosis baik

    d. Perhatian keluarga baik : Kriteria prognosis baik

    e. Faktor masalah keluarga : Kriteria prognosis buruk

    f. Lingkungan sosial ekonomi menengah : Kriteria prognosis baik

    g. Faktor masalah pendidikan tidak ada : Kriteria prognosis baik

    h. Faktor masalah hukum sebelumnya : Kriteria prognosis buruk

    i. Riwayat pola asuh yang keras : Kriteria prognosis buruk

    j. Pernah mencoba minum alkohol dan merokok : Kriteria prognosis buruk

    k. Penyakit organik tidak ada : Kriteria prognosis baik

    l. Kepatuhan minum obat : Kriteria prognosis baik

    m. Ciri kepribadian campuran emosional tak : Kriteria prognosis buruk

    stabil dan dissosiasi

    FOLLOW UP

    13/6-2012, pukul 06.45 WITA

    S: Pasien mengatakan kadang ada rasa takut dan kalau merasa takut, pasien merasa nanti

    ayahnya datang. Semalam ada rasa takut karena ayahnya menelpon dan bertanya ada di

    ruangan mana, tapi rasa takutnya hanya pada saat ayahnya menelpon, mimpi buruk (-), ada

    biji-biji di badan dan seluruh badan dan wajah, rasanya gatal.

    O:

    Deskripsi Umum:

    a. Penampilan : wanita usia muda, kulit sawo matang, penampilan sesuai usia, rambut tampak kusut dan dilepas, panjangnya sebahu

    b. Aktivitas psikomotor: tenang, hipoaktif c. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, sopan dan bersahabat

    d. Pembicaraan : Spontan, volume sedang dengan kecepatan relatif normal, jumlah kata agak banyak, intonasi (+)

    Mood dan Afek:

    e. Mood: Senang karena disini ada damai sejahtera f. Afek: Terbatas g. Kesesuaian: tidak sesuai

    h. Persepsi: Halusinasi (-) i. Proses pikir: Bentuk : logis

  • 22

    Arus : koheren

    j. Isi pikir: Waham (-), preokupasi (-) k. Kesadaran dan kognitif

    1. Kesadaran dan kesigapan : Compos mentis 2. Orientasi wkatu/tempat/orang: Baik 3. Daya ingat jangka pendek dan sedang: Baik (pasien mampu mengingat

    kejadian malam sebelumnya dan mengingat bahwa ia sudah makan dan minum

    obat)

    4. Konsentrasi dan perhatian : Konsentrasi masih kurang terkadang pasien meminta mengulang pertanyaan.

    5. Kemampuan menolong diri: Baik l. Pengendalian impuls : Terkendali m. Penilaian realita : Tidak terganggu, tilikan : 6 n. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

    A: Depresi berat dengan psikotik

    P: Clobazam 2x5 mg

    Haloperidol 2x1,5 mg

    Trihexyphenidil 2x1 mg

    Psiko edukasi

    Konsul kulit

    14/6-2012, pukul 06.55 WITA

    S: Menurut pasien, semalam lehernya dan mulutnya tiba-tiba kaku disertai dengan nafas yang

    sedikit sesak. Kejadiannya berlangsung awalnya ketika pasien mengerjakan soal ujian dan

    pasien izin ke kamar mandi. Badan pasien tiba-tiba gemetar setelah menerima telepon dari

    tantanya.

    Badan tidak enak dan lebih sering mengantuk

    O:

    Deskripsi Umum:

    a. Penampilan : wanita usia muda, kulit sawo matang, penampilan sesuai usia, rambut tampak kusut dan dilepas, panjangnya sebahu

    b. Aktivitas psikomotor: tenang, hipoaktif c. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, sopan dan bersahabat

    d. Pembicaraan : Spontan, volume sedang dengan kecepatan relatif normal, jumlah kata agak banyak, intonasi (+)

    Mood dan Afek:

    e. Mood: Senang karena ada teman yang mau datang kunjung sebentar f. Afek: Terbatas g. Kesesuaian: tidak sesuai

  • 23

    h. Persepsi: Halusinasi (-) i. Proses pikir: Bentuk : logis

    Arus : koheren

    j. Isi pikir: Waham (-), preokupasi (-) k. Kesadaran dan kognitif

    1. Kesadaran dan kesigapan : Compos mentis 2. Orientasi wkatu/tempat/orang: Baik 3. Daya ingat jangka pendek dan sedang: Baik (pasien mampu mengingat kejadian

    malam sebelumnya dan mengingat bahwa ia sudah makan dan minum obat)

    4. Konsentrasi dan perhatian : Konsentrasi masih kurang terkadang pasien meminta mengulang pertanyaan.

    5. Kemampuan menolong diri: Baik l. Pengendalian impuls : Terkendali m. Penilaian realita : Tidak terganggu, tilikan : 6 n. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

    A: Depresi berat dengan psikotik

    P: Clobazam 2x5 mg

    Haloperidol 2x1,5 mg

    Trihexyphenidil 2x1 mg

    Psiko edukasi

    15/6-2012, pukul 06.50 WITA

    S: Leher masih terasa kaku waktu mau makan malam, badan masih terasa gatal terlebih yang

    dibagian punggung

    O:

    Deskripsi Umum:

    a. Penampilan : wanita usia muda, kulit sawo matang, penampilan sesuai usia, rambut tampak kusut dan dilepas, panjangnya sebahu

    b. Aktivitas psikomotor: tenang, hipoaktif c. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, sopan dan bersahabat

    d. Pembicaraan : Spontan, volume sedang dengan kecepatan relatif normal, jumlah kata banyak, intonasi (+), menjawab pertanyaan terkesan lambat

    Mood dan Afek:

    e. Mood: Senang karena bisa ketemu dokter f. Afek: Terbatas g. Kesesuaian: tidak sesuai

    h. Persepsi: Halusinasi (-) i. Proses pikir: Bentuk : logis

    Arus : koheren

    j. Isi pikir: Waham (-), preokupasi (-)

  • 24

    k. Kesadaran dan kognitif 1. Kesadaran dan kesigapan : Compos mentis 2. Orientasi wkatu/tempat/orang: Baik 3. Daya ingat jangka pendek dan sedang: Baik (pasien mampu mengingat

    kejadian malam sebelumnya dan mengingat bahwa ia sudah makan dan minum

    obat)

    4. Konsentrasi dan perhatian : Konsentrasi masih kurang terkadang pasien meminta mengulang pertanyaan.

    5. Kemampuan menolong diri: Baik l. Pengendalian impuls : Terkendali m. Penilaian realita : Tidak terganggu, tilikan : 6 n. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

    A: Depresi berat dengan psikotik

    P: Clobazam 2x5 mg

    Haloperidol 2x1,5 mg

    Trihexyphenidil 2x1 mg

    Psiko edukasi

    16/6-2012, pukul 06.30 WITA

    S: Keluhan (-)

    O:

    Deskripsi Umum:

    a. Penampilan : wanita usia muda, kulit sawo matang, penampilan sesuai usia, rambut tampak dilepas dengan panjangnya sebahu

    b. Aktivitas psikomotor: tenang c. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, sopan dan bersahabat

    d. Pembicaraan : Spontan, volume sedang dengan kecepatan relatif normal, jumlah kata banyak, intonasi (+), menjawab pertanyaan terkesan lambat

    Mood dan Afek:

    e. Mood: Senang karena bapa kecil bilang lusa mau datang, kan bapa kecil sekarang ada tugas keluar kota

    f. Afek: Terbatas g. Kesesuaian: tidak sesuai

    h. Persepsi: Halusinasi (-) i. Proses pikir: Bentuk : logis

    Arus : koheren

    j. Isi pikir: Waham (-), preokupasi (-) k. Kesadaran dan kognitif

    1. Kesadaran dan kesigapan : Compos mentis 2. Orientasi wkatu/tempat/orang: Baik

  • 25

    3. Konsentrasi dan perhatian : Konsentrasi masih kurang, menjawab pertanyaan terkadang terkesan lambat

    l. Kemampuan menolong diri: Baik m. Pengendalian impuls : Terkendali n. Penilaian realita : Tidak terganggu, tilikan : 6 o. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

    A: Depresi berat dengan psikotik

    P: Clobazam 2x5 mg

    Haloperidol 2x1,5 mg

    Trihexyphenidil 2x1 mg

    Psiko edukasi

    18/6-2012, pukul 07.00 WITA

    S: Keluhan (-)

    O:

    Deskripsi Umum:

    a. Penampilan : wanita usia muda, kulit sawo matang, penampilan sesuai usia, rambut tampak dilepas dengan panjangnya sebahu

    b. Aktivitas psikomotor: tenang c. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, sopan dan bersahabat

    d. Pembicaraan : Spontan, volume sedang dengan kecepatan relatif normal, jumlah kata banyak, intonasi (+), menjawab pertanyaan masih terkesan lambat

    Mood dan Afek:

    e. Mood: Senang disini su dapat banyak kawan f. Afek: adekuat g. Kesesuaian: sesuai

    h. Persepsi: Halusinasi (-) i. Proses pikir: Bentuk : logis

    Arus : koheren

    j. Isi pikir: Waham (-), preokupasi (-) k. Kesadaran dan kognitif

    1. Kesadaran dan kesigapan : Compos mentis 2. Orientasi wkatu/tempat/orang: Baik 3. Konsentrasi dan perhatian : Konsentrasi masih kurang, menjawab pertanyaan

    terkadang terkesan lambat

    l. Kemampuan menolong diri: Baik m. Pengendalian impuls : Terkendali n. Penilaian realita : Tidak terganggu, tilikan : 6 o. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

    A: Depresi berat dengan psikotik

  • 26

    P: Clobazam 2x5 mg

    Haloperidol 2x1,5 mg

    Trihexyphenidil 2x1 mg

    Psiko edukasi

    19/6-2012, pukul 06.50 WITA

    S: Keluhan (-)

    O:

    Deskripsi Umum:

    a. Penampilan : wanita usia muda, kulit sawo matang, penampilan sesuai usia, rambut tampak dilepas dengan panjangnya sebahu

    b. Aktivitas psikomotor: tenang c. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, sopan dan bersahabat

    d. Pembicaraan : Spontan, volume sedang dengan kecepatan relatif normal, jumlah kata banyak, intonasi (+)

    Mood dan Afek:

    e. Mood: Senang sebentar bapa kecil datang jemput pulang f. Afek: adekuat g. Kesesuaian: sesuai

    h. Persepsi: Halusinasi (-) i. Proses pikir: Bentuk : logis

    Arus : koheren

    j. Isi pikir: Waham (-), preokupasi (-) k. Kesadaran dan kognitif

    1. Kesadaran dan kesigapan : Compos mentis 2. Orientasi wkatu/tempat/orang: Baik 3. Konsentrasi dan perhatian : Konsentrasi masih kurang, menjawab pertanyaan

    terkadang terkesan lambat sesekali tampak seperti memiliki pandangan mata yang

    kosong

    l. Kemampuan menolong diri: Baik m. Pengendalian impuls : Terkendali n. Penilaian realita : Tidak terganggu, tilikan : 6

    Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

    A: Depresi berat dengan psikotik

    P: Clobazam 2x5 mg

    Haloperidol 2x1,5 mg

    Trihexyphenidil 2x1 mg

    Psiko edukasi

  • 27

    Pulang