Laporan Kasus Obgyn (Autosaved)

15
1 BAB I LAPORAN KASUS Nama Pasien : Suprihatin Umur : 40 thn Alamar : Desa purwadadi sungai Liput Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Tanggal Pemeriksaan : 14-8-2014 A. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Pasien datang dengan tujuan melakukan pemeriksaan kehamilan yang menurut pasien usia kandungan telah berusia 6 bulan atau 24 Minggu 2. Riwayat menstruasi : Menarche : 14 tahun Lama haid : 5 hari Siklus : 28 hari Haid terakhir : 20 Februari 2014 TTP : 27 September 2014 3. Riwayat perkawinan : status perkawinan 1 kali pada umur 24 tahun 4. Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas : 1. Tahun 1999 , partus normal pada bidan 2. Tahun 2002, partus normal pada bidan 3. Tahun 2006, partus normal pada bidan 5. Riwayat hamil ini ; G4 P3 A0 1

description

Screen reader users, click here to turn off Google Instant.Sign inGooglePage 3 of about 42,900 results (0.30 seconds) Wajam AdsGet answers for jurnal gangguan cemas menyeluruh.pdf at Yahoo.comYahoo.com/jurnal gangguan cemas menyeluruh.pdfDiscover and explore jurnal gangguan cemas menyeluruh.pdf on Yahoo.com.How To jurnal gangguan cemas menyeluruh.pdf - Search for How To jurnal gangguan cemas menyeluruh.pdfYahoo.com/jurnal gangguan cemas menyeluruh.pdfDiscover and explore jurnal gangguan cemas menyeluruh.pdf on Yahoo.com.See recommendations from your friends: Facebook | TwitterxSearch Results [PDF]kecemasan pasca bercerai pada wanita dewasa awal www.gunadarma.ac.id/library/.../Artikel_10504161.p...Translate this pageby S HOTMAULI - ‎2012 - ‎Related articlesmengalami gangguan kecemasan, baik kecemasan menyeluruh maupun gangguan panik biasanya .... kajian mengenai kecemasan pada wanita dewasa awal ...[PDF]Anxiety (kecemasan) - Tirto Jiwotirtojiwo.org/wp-content/uploads/.../kuliah-anxiety.pdfTranslate this pageseperti gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan post-traumatic ... Gangguan kecemasan tertentu dapat dikelompokkan kedalam: 2. • Serangan ...[PDF]File : bab2_4102058.pdflibrary.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id...Translate this pagedefinisi lain, kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ..... Gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder).[PDF]Konsep Biopsikososial pada Keluhan Psikosomatik - Health ...indonesia.digitaljournals.org/index.php/.../1047Translate this pageby A Andri - ‎2011 - ‎Related articlesbukanlah keluhan tambahan dari kondisi gangguan cemas, gangguan depresi ... dialami oleh pasien dengan keluhan somatik adalah gangguan panik dan ...[PDF]Download this PDF file - Puslit Petrapuslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/.../18383Translate this pageby A Triyoga - ‎Related articlesJurnal STIKES RS. Baptis Kediri ... dalam Gangguan Panik dan Depresi Berat bila gangguan ini ... semua pasien Gangguan Ansietas Menyeluruh di. Instalasi ...[PDF]JURNAL iNTERvENsi PsiHoLoci - repository civitas UGMrepository.ugm.ac.id/.../Jurnal-JIPDes2011-3-20001.p...Translate this pageby U Yusuf - ‎Related articlesJURNAL. iNTERvENsi. PsiHoLoci. Menulis Pengalaman Emosional untuk ... jurnal Intervensi Yogyakarta ISSN .... gangguan kecemasan menyeluruh, yang.[PDF]BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 ...eprints.ung.ac.id/.../2013-1-14201-841409029-bab2-...Translate this pageby IN RAHMATIAH - ‎2014Cemas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. ... Kajian keluarga menunjukan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga. ... nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan ..... menyeluruh, mengambil kesimpulan, memberi instruksi terapi dan tindakan nsecara.[PDF]Download this PDF file - psycho ideapsychoidea.ump.ac.id/index.php/psikologi/article/.../7...Translate this pageby MI Hapsari - ‎2010 - ‎Related articlesKeterampilan Sosial pada remaja dengan Gangguan Kecemasan Sosial. ... Disorder), serangan panik (Panic Disorder), agoraphobia, gangguan kecemasan ...[PDF]Instrumen Deteksi Dini Gangguan Mental Emosional Pada ...muazar-psikolog.com/.../Instrumen-Deteksi-Dini-Final...Translate this pageMar 28, 2014 - dengan teman sebaya). – Masalah eksternalisasi (gangguan perilaku dan ..... Gangguan cemas menyeluruh/ gangguan overanxious. • Instrumen ini terdiri dari 38 item ... Journal of Abnormal Child Psychology. 1999: 17-24 ...[PDF]perbedaan tingkat kecemasan pasien tbc laki-laki dengan ...www.e-skripsi.stikesmuh-pkj.ac.id/.../index.php?...pdf... Translate this page Dalam penelitian ini didapatkan data kecemasan yang paling banyak dialami pasien TBC ... Gangguan kecemasan menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder/GAD) ditandai .... C. Jurnal. Herry, Erika 2011, Tingkat Kecemasan, Duk

Transcript of Laporan Kasus Obgyn (Autosaved)

4

BAB I

LAPORAN KASUS

Nama Pasien : Suprihatin

Umur : 40 thn

Alamar : Desa purwadadi sungai Liput

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Tanggal Pemeriksaan : 14-8-2014

A. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : Pasien datang dengan tujuan melakukan pemeriksaan kehamilan yang menurut pasien usia kandungan telah berusia 6 bulan atau 24 Minggu

2. Riwayat menstruasi :

Menarche : 14 tahun

Lama haid : 5 hari

Siklus : 28 hari

Haid terakhir : 20 Februari 2014

TTP : 27 September 2014

3. Riwayat perkawinan : status perkawinan 1 kali pada umur 24 tahun

4. Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas :

1. Tahun 1999 , partus normal pada bidan

2. Tahun 2002, partus normal pada bidan

3. Tahun 2006, partus normal pada bidan

5. Riwayat hamil ini ; G4 P3 A0

6. Riwayat penyakit yang lalu : -

7. Riwayat keluarga / penyakit keluarga : -

8. Riwayat Ginekologi

9. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi : Pil

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Tinggi badan :155cm

Berat badan : 70kg

Tekanan darah : 130/70 mmhg

Nadi : 80x/m

Suhu : 36 derajat celcius

Pernafasan : 24x/m

2. pemeriksaan fisik :

Muka : dalam batas normal

Mata ; dalam batas normal

Leher : pembesaran kelenjar tyroid (-)

Payudara : mamae simetris

Ekstermitas : edema (-), varises (-)

3. Pemeriksaan USG : tampak gestasional sac intra uterin (tidak di temukan gambaran janin serta denyut jantung janin

C. DIAGNOSIS : Blighted Ovum

BAB II

TINJAUAN

PUSTAKA

BLIGHTED OVUM

A. DEFENISI

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Blighted ovum ( kehamilan anembrionik ) merupakan kehamilan patoligik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Disamping mudigah, kantong kuning telur juga tidak terbentuk. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilanseperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan ( morning sickness), payudara mengeras,serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan test kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya positif.

Blighted ovum (anembrionic pregnancy) terjadi pada saat ovum yang sudah dibuahi menempel ke dinding uterus , tapi embrio tidak berkembang. Sel-sel berkembang membentuk kantong kehamilan, tapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi pada trimester pertama sebelum wanita tersebut mengetahui tentang kehamilannya.

B. ETIOLOGI

Blighted ovum merupakan penyebab sekitar 50% keguguran trimester pertama dan biasanya merupakan akibat dari masalah kromosom yang di duga hampir 60% untuk kejadian blighted ovum ini. Pada seorang yang menderita diabetes melitus yang tidak terkontrol itu sendiri bisa menyebabkan keluhan ini karena terganggunya proses metabolisme di dalam tubuh. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tidak mencoba untuk melanjutkan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi yang sehat. Hal ini dapat di sebabkan oleh pembelahan sel abnormal, atau kualitas sperma yang buruk.

Faktor genetik.

Translokasi parenteral keseimbangan genetik

Mendelian

Multifaktor

Robertsonian

Resiprokal

Kejadian tertinggi kelainan sitogenik konsepsi terjadi awal kehamilan. Kelainan sitogenik embrio biasanya berupa aneuploid yang di sebabkan oleh kelainan sporadis, misalnya nondisjungction meiosis atau poloploidi dari fertilitas abnormal. Separuh dari abortus karena kelainan sitogenik pada trimester pertama berupa trisomi autosom. Troploidi ditemukan pada 16% kejadian abortus, dimana terjadi fertilisasi ovum normal haploid oleh 2 sperma (dispemi) sebagai mekanisme patologi primer. Trisomi timbul akibat nondisjunction meiosis selama gametogenesis pada pasien dengan kariotip normal. Untuk sebagian besar trisomi, gangguan meiosis maternal bisa berimplikasi pada gametogenesis. Insiden trisomi meningkat dengan bertambahnya usia. Trisomi 16, semua kromosom trisomi berakhir abortus kecuali pada trisomi kromosom 1. Sindroma tumer merupakan penyebab 20-25% kelainan sitogenik pada abortus. Sepertiga dari fetus dengan sindrom down (trisomi 21) bisa bertahan.

Pengelolaan standar menyarankan pemeriksaan genetik amniosintesis pada semua ibu hamil dengan usia lanjut, yaitu di atas 35 tahun. Kelainan lain umumnya berhubungan dengan kelangsungan kehamilan. Tetraploid terjadi pada 8% kejadian abortus karena kelainan kromosom, dimana terjadinya kelainan pada fase sangat awal sebelum proses pembuahan.

Struktur kromosom merupakan kelainan ketiga. Kelainan struktural terjadi pada sekitar 3% kelainan sitogenik pada abortus. Ini menunjukkan bahwa kelainan struktur kromosom sering diturunkan oleh ibunya. Kelainan struktur kromosom pada pria bisa berdampak pada rendahnya konsentrasi sperma, infertilitas,dan bisa mengurangi peluang kehamilan dan terjadi keguguran. Kelainan sering juga berupa gen yang abnormal, mungkin karena adanya mutasi gen yang bisa mengganggu proses implantasibahkan menyebabkan abortus. Contoh untuk kelainan gen tunggal yang sering menyebabkan abortus berulang adalah myotonik dystrophy, yang berupa autosom dominan dengan penetrasi yang tinggi, kelainan ini progresif, dan penyebab abortusnya mungkin karena kombinasi gen yang abnormal dan gangguan fungsi uterus. Kemungkinan juga karena adanya mosaic gonad pada ovarium atau testis.

Gangguan konektif lain, misalnya sindroma marfan,sindroma Ehlers-Danlod, homossisteinuri dan pseudoaxanthoma elasticum. Juga pada perempuan dengan sickle cell. Anemia beresiko tinggi mengalami abortus. Hal ini karena adanya mikroinfark pada plasenta. Kelainan hematologik lain yang menyebabkan abortus misalnya disfibrogenemi,defesiensi faktor XIII, dan hipofibrinogenemi afibronogenemi congenital. Abortus berulang bisa disebabkan oleh penyatuan oleh 2kromosom yang abnormal, dimana salah bila kelainannya hanya pada salah satu orang tua, faktor tersebut tidak diturunkan. Studi pernah dilakukan menunjukkan bahwa bila di dapatkannya kelainan karotip pada kejadian abortus , maka kehamilan berikutnya juga beresiko abortus.

Faktor infeksi

Teori peran mikroba infeksi terhadap kejadian abortus mulai diduga sejak 1917, ketika Deforest dan kawan-kawan melakukan pengamatan kejadian abortus berulang pada perempuan yang ternyata terpapar brucellosis. Beberapa jenis organisme tertentu diduga berdampak pada kejadian abortus antara lain :

1. Bakteria

Listeria monositogenes

Klamidia trakomatis

Ureaplasma urealitikum

Mikoplasma hominis

Bakterial vaginosis

2. Virus

Sitomegalovirus

Rubella

Herpes simpleks virus

HIV

Parovirus

3. Parasit

Toksoplasmosis gondii

Plasmodium falsiparum

4. Spirokaeta

Treponema pallidum

Berbagai teori di ajukan untuk mencoba menerangkan bahwa pada infeksi terhadap resiko abortus /EPL , diantaranya sebagai berikut :

Adanya metabolik toksik,endotoksin,atau sitokinin yang berdampak langsung pada janin atau unit fetoplasenta.

Infeksi janin yang bisa berakibat kematian janin atau cacat berat sehingga janin sulit bertahan hidup

Infeksi plasenta yang berakibat infusiensi plasenta dan bisa berlanjut kematian janin

Infeksi kronis endometrium dari penyebaran kuman genitalia bawah ( missal Mikoplasma hominis , Klamidia , Ureaplasma ureatikum, HSV)

Aminotis

Memacu perubahan genetic dan anatomi embrio, umumnya oleh karena virus selama kehamilan awal.

Faktor Hormonal

Ovulasi implantasi, serta kehamilan dini bergantung pada koordinasi yang baik sistem pengaturan hormon maternal. Oleh karena itu, perlu perhatian langsung terhadap sistem hormone secara keseluruhan, fase luteal,dan gambaran hormone setelah konsepsi terutama kadar progesterone

Diabetes Melitus

Perempuan dengan diabetes melitus yang dikelola dengan baik resiko abortusnya tidak lebih jelek jika sisbanding perempuan yang tanpa diabetes. Akan tetapi perempuan diabetes dengan kadar HbA1c tinggi pada trimester pertama, resiko abortus dan malformasi janin meningkat signifikan. Diabetes jenis insulin-dependen dengan kontrol glukosa tidak adekuat punya peluang 2-3 kali lipat mengalami abortus

Kadar progesteron yang rendah

Progresteron mempunyai peran penting dalam mempengaruhi reseptivitas endometrium terhadap implantasi korion. Pada tahun 1929 , allen dan corner mempublikasikan tentang proses fisiologis korpus luteum, dan sejak itu diduga kadar progresteron yang rendah berhubungan dengan resiko terjadinya blighted ovum. Support fase luteal punya peran kritis pada kehamilan sekitar 7 minggu, yaitu saat dimana trofoblas harus menghasilkan banyak steroid untuk menunjang kehamilan. Pengangkatan korpus luteum sebelum usia 7 minggu akan menyebabkan abortus. Dan bila progresteron diberikan akan mempertahankan kehamilan.

C. PATOGENESIS

Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab ( diantaranya kualitas telur/ sperma yang buruk atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengrimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah dan lainnya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya, hal ini disebabkan plasenta menghasilkan hormon Hcg ( Human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagian pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon Hcg yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual-muntah, dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif, karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumya mengukur kadar hormon Hcg (human chorionic gonadotropin ) yang sering disebut sebagai hormon kehamilan.

Meski tak ada janin , blighted ovum bisa membuat ibu merasa hamil sungguhan. Ini wajar saja karena ibu memang mengalami beberapa gejala kehamilan seperti menstruasi terhenti, mengalami mual,dan muntah, perut makin membesar dan payudara mengeras. Ini terjadi karena pada saat pertumbuhan , sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma yang buruk, atau terdapat infeksi TORCH ) maka unsur janin tidak berkembang sama sekali..

Karena gejalanya tidak spesifik , maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah ibu hamil mengeluh adanya perdarahan sedikit dari kemaluan. Perlu diketahui juga, perut yang membesar seperti orang hamil ,tidak hanya bisa disebabkan oleh blighted ovum. Mungkin saja penyakit lain misalnya tumor rahim, atau penyakit usus.

D. MANIFESTASI KLINIS

Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda tanda kelainan

Kantung kehamilan terlihat jelas , tes kehamilan urin positif

Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 6-7 minggu

Kemungkinan memiliki kram perut ringan,dan atau perdarahan bercak ringan

Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali

Minor vagina atau bercak perdarahan

Ditemukan setelah akan terjadi abortus spontan dimana muncul keluhan perdarahan

Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, bertambanya ukuran rahin yang terhambat)

E. DIAGNOSA

Anamnesis (tanda tanda kehamilan)

Dari anamnesis ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab walaupun tidak pasti dalam mendiagnosis untuk blighted ovum ini, bisa ditanyakan apakah sebelumnya pernah mengalami hal yang sama pada kehamilan yang lalu,karena kejadian blighted ovum ini bisa berulang. Lalu tanyakan apakah dirumah ada memelihara kucing untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi pada TORCH, merokok juga bisa di tanyakan pada perempuan maupun pada suaminya bisa menyebabkan kualitas sperma yang tidak baik atau karena ovumnya yang tidak baik.

Pemeriksaan fisik

Biasanya pada pemeriksaan ini didapatkan pembesaran dari kehamilan yang terlambat walaupun pada dasarnya kehamilan ini bisa diraba pada kehamilan 12 minggu, adanya nyeri tekan pada perut karena suatu respon untuk pengeluaran benda yang dianggap asing oleh tubuh.

Diagnosis pasti menggunakan USG

Didapatkan gambaran adanya kantong kosong pada peneriksaan ini, hanya ada amnion dan cairan ketuban tetapi didalamnya tidak ditemukan pertumbuhan janin yang seharusnya terjadi.

Diagnosis kehamialan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari hasil itu juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosongdan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30mm, tidak di jumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur.

Gambar:

F. PENATALAKSANAAN

Jika telah terdiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat di obati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebab nya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil. Lebih penting adalah trauma mental untuk pasangan. Hal ini membutuhkan konseling dan meyakinkan mereka bahwa proses ini sangat umum. Hal ini lebih baik untuk menghindari kehamilan selama 2 bulan dan dapat mencoba lagi. Tidak perlu menunggu sangat lama. Umumnya sel telur blighted ovum adalah kejadian acak dan kemungkinan pengulangan cukup kurang.

Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah, beberapa pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi abortus berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadiansati kali , dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita.

Hingga saat ini belum ada cara mendeteksi kehamilan blighted ovum. Seorang wanita baru dapat di indikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan pencegahan seperti :

Melakukan imunisasi pada ibu untuk menghindari masuknya virus rubella kedalam tubuh

Rencanakan kehamilan yang sehat. Konsultasikan dengan dokter mengenai rencana kehamilan dan keadaan ibu benar-benar sehat.

Tak hanya pada calon ibu , calon ayah pun disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat pada saat prakonsepsi.

Melakukan pemeriksaan kromosom

Periksa kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang terdeteksi saat usia kandungan masih muda.

BAB III

KESIMPULAN

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Blighted ovum ( kehamilan anembrionik ) merupakan kehamilan patoligik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Disamping mudigah, kantong kuning telur juga tidak terbentuk. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilanseperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan ( morning sickness), payudara mengeras,serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan test kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya positif.

Blighted ovum merupakan penyebab sekitar 50% keguguran trimester pertama dan biasanya merupakan akibat dari masalah kromosom yang di duga hampir 60% untuk kejadian blighted ovum ini

Terdiagnosisnya penyakit ini setelah dilakukan USG dimana hanya tampak kantung kehamilan tanpa adanya janin. Jika telah terdiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase).

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunninggam, MacDonald, Gant, 2013, Obstetri Williams, Edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

2. Abdul Bari Saifuddin, 2010, Ilmu Kebidanan Edisi IV, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

3. Alan H, et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Ginevologic Diagnosis & Treatment-Ninth Ed. DeCherney. http://www.marchofdimes.com

4. Anne Jackson Bracer. 2006. Blighted Ovum/ Ambryogenic Pregnancy. http://www.miscarriageassosiation.org.uk/ma2006/downloads/blighted%20ovum.pdf

4