Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simplek kronis adalah penyakit peradangan kulit kronis, gatal , sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu , akibat garukan atau gosokan yang berulang- ulang dalam jangka waktu yang lama karena berbagai rangsangan pruritogenik. tertentu pada kulit sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah akantosis dan hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya pada permukaan kulit. Neurodermatitis sirkumskripta merupakan proses yang sekunder ketika seseorang mengalami sensasi gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan atau tanpa kelainan kulit yang mendasar yang dapat mengakibatkan trauma mekanis pada kulit yang berakhir dengan likenifikasi 2.2 EPIDEMIOLOGI Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simplek kronis jarang terjadi pada usia anak- anak, tetapi lebih sering pada usia dewasa keatas, yaitu usia 30- 50 tahun. Wanita lebih sering menderita dari pada pria. 2.3 ETIOLOGI 3

Transcript of Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

Page 1: Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simplek kronis adalah

penyakit peradangan kulit kronis, gatal , sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis

kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu , akibat garukan

atau gosokan yang berulang- ulang dalam jangka waktu yang lama karena berbagai

rangsangan pruritogenik. tertentu pada kulit sehingga garis kulit tampak lebih menonjol

menyerupai kulit batang kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah

akantosis dan hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya

pada permukaan kulit.

Neurodermatitis sirkumskripta merupakan proses yang sekunder ketika seseorang

mengalami sensasi gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan atau tanpa kelainan kulit

yang mendasar yang dapat mengakibatkan trauma mekanis pada kulit yang berakhir

dengan likenifikasi

2.2 EPIDEMIOLOGI

Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simplek kronis jarang

terjadi pada usia anak- anak, tetapi lebih sering pada usia dewasa keatas, yaitu usia 30-50

tahun. Wanita lebih sering menderita dari pada pria.

2.3 ETIOLOGI

Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti. Namun ada

berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada penyakit ini, faktor penyebab dari

neurodermatitis sirkumskripta dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Faktor eksterna

1) Lingkungan

Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dala

menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi memudahkan seseorang

berkeringat sehingga dpat mencetuska gatal, hal ini biasanya menyebabkan neurodermatits

sirkumskripta pada daerah anogenital.

3

Page 2: Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

4

2) Gigitan Serangga

Gigitan seranga dapat meyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang mengakibatkan

rasa gatal.

Faktor Interna

1) Dermatitis Atopik

Asosiasi antara neurodermatitis sirkumskripta dan gangguan atopik telah banyak

dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopic terkena neurodermatits

sirkumskripta.

2) Psikologis

Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang mengakibatkan

neurodermatitis sirkumsripta. Anxietas sebagai bagian dari proses patologis dari lesi yang

berkembang. Telah dirumuskan bahwa neurotransmitter yang mempengaruhi perasaan,

seperti dopamine, serotonin, atau peptide opioid, memodulasikan persepsi gatal melalui

penurunan jalur spinal.

2.4 PATOGENESIS

Stimulus untuk perkembangan neurodermatitis sirkumskripta adalah pruritus. Pruritus

sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat berhubungan dengan gangguan kulit, proliferasi

dari nervus, dan tekanan emosional. Pruritus yang memegang peranan penting dapat dibagi

dalam dua kategori besar, yaitu pruritus tanpa lesi dan pruritus dengan lesi. Pasien dengan

neurodermatitis mempunyai gangguan metabolik atau gangguan hematologik. Pruritus tanpa

kelainan kulit dapat ditemukan pada penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal kronik,

obstruksi kelenjar biliaris, Hodgkins lymphoma, polisitemia rubra vera, hipertiroidisme,

gluten-sensitive enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi. Pruritus yang disebabkan oleh

kelainan kulit yang terpenting adalah dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, dan gigitan

serangga.

Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat menimbulkan

penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang nyata dari garukan, maka

disebut neurodermatitis sirkumskripta.Adanya garukan yang terus-menerus diduga karena

adanya pelepasan mediator dan aktivitas enzim proteolitik. Walaupun sejumlah peneliti

melaporkan bahwa garukan dan gosokan timbul karena respon dari adanya stress. Adanya

4

Page 3: Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

5

sejumlah saraf mengandung immunoreaktif  CGRP (Calsitonin Gene-Related Peptida) dan

SP (Substance Peptida) meningkat pada dermis. Hal ini ditemukan pada prurigo nodularis,

tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. Sejumlah saraf  menunjukkan imunoreaktif

somatostatin, peptide histidine, isoleucin, galanin, dan neuropeptida Y, dimana sama pada

neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan kulit normal. Hal tersebut menimbulkan

pemikiran bahwa proliferasi nervus akibat dari trauma mekanik, seperti garukan dan goresan.

SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel mast, dimana akan lebih menambah rasa gatal.

Membran sel schwann dan sel perineurium menunjukkan peningkatan dan p75 nervus growth

factor, yang kemungkinan terjadi akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan

dibawah dermis alpha-MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam sel endotel

kapiler

2.5 GEJALA KLINIS

Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Menggosok dan

menggaruk mungkin disengaja dengan tujuan menggantikan sensasi gatal dan nyeri, atau

dapat secara tidak sengaja yang terjadi pada waktu tidur. Penderita mengeluh gatal sekali,

bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus,

biasanya pada waktu yang tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk.

Penderita merasa enak bila digaruk, setelah luka baruhilang rasa gatalnya untuk sementara

(karena diganti dengan rasa nyeri). Keparahan gatal dapat diperburuk dengan berkeringat,

suhu atau iritasi dari pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah pada saat terjadi stress

psikologis.

  Pada liken simpleks kronik, penggosokan dan penggarukan yang berulang

menyebabkan terjadinya likenifikasi (penebalan kulit dengan garis-garis kulit semakin

terlihat) plak yang berbatas tegas dengan ekskoriasis, sedikit edematosa, lambat laun edema

dan eritema menghilang. Bagian tengah berskuama dan menebal, sekitarya hiperpigmentasi,

batas dengan kulit normal tidak jelas. Biasanya, hanya satu plak yang tampak, namun dapat

melibatkan lebih dari satu tempat.

Tempat yang biasa terjadi liken simpleks kronik adalah di skalp, tengkuk, samping

leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut,

tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian bagian depan, dan punggung kaki.

Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak

kecil, di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke skalp. Biasanya skuamanya banyak

menyerupai psoriasis.

5

Page 4: Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

6

Variasi klinis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan tangan

penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah,

permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan

berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya multiple, lokalisasi tersering di

ekstremitas.

2.6 DIAGNOSIS BANDING

Kasus-kasus primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah :

a. Dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi adalah inflamasi dari kulit yang diinduksi oleh bahan kimia yang

secara langsung merusak kulit dan oleh sensitifitas spesifik pada kasus . penderita umumnya

mengeluh gatal. Kelainan kulit tergantung pada keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Pada

yang akut dimulai dengan bercak eritematous yang berbatas jelas kemudian diikuti dengan

edema, papulovesikel, vesikel atau bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah menimbulkan erosi

dan eksudasi.4,5

b. Plak psoriasis

Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan karakteristik plak

eritematous, berbatas tegas, berwarna putih keperakan, skuama yang kasar, berlapis-lapis,

transparan, disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner. Llokasi terbanyak ditemukan

didaerah ekstensor. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa telah

mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat autoimun, dan residif.1

c. Liken Planus

 Lesi yang pruritis, erupsi popular yang dikarakteritikkan dengan warna kemerahan

berbentuk polygonal, dan kadang berbatas tegas. Sering ditemukan pada permukaan fleksor

dari ekstremital, genitalia dan membrane mukus. Mirip dengan reaksi mediasi imunologis.

Liken planus ditandai dengan papul-papul yang mempunyai warna dan konfigurasi yang

khas. Papul-papul berwarna merah biru, berskuama, dan berbentuk siku-siku.

d. Dermatitis atopi

Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa

bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan

riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian

mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan. Gambaran lesi kulit pada

remaja dan dewasa dapat berupa plak papuler, eritematosa, dan berskuama atau plak

likenifikasi yang gatal.

6

Page 5: Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

7

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Histopatologi

Gambaran histopatologik neurodermatitis sirkumskripta berupa ortokeratosis,

hipergranulosis, akantosis, dengan rate ridges memanjang teratur. Bersebukan sel radang

limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah, dan

kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol

lebih tinggi dari permukaan, sel Schwan berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang

terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis

2.8 PENATALAKSANAAN

Nonmedikamentosa

Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk pada bagian lesi nya,

dikarenakan dapat menyebabkan infeksi serta akan memperburuk keadaan

penyakit nya. Apabila terasa gatal cukup di usap secara lembut dengan

menggunakan kain, untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipruritus

Medikamentosa

Pengobatan utama dari neurodermatitis adalah untuk mengurangi pruritus dan

memperkecil luka akibat garukan atau gosokan. 

Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi

reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid topical juga

membantu mengurangi hyperkeratosis. Pemberian steroid mid-potent

diberikan pada reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah

kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah). Pada pengobatan jangka

panjang digunakan steroid yang low-poten, pemakaian high-potent steroid

hanya dipakai kurang dari 3 minggu pada kulit yang tebal.

Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik topical ataupun

oral. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku yang dapat

mencegah gatal dan garukan.

Macam-Macam Obat

a. Corticosteroids

7

Page 6: Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

8

Memiliki kegunaan sebagai anti-inflamasi, yang berguna mengurangi pruritus,

menipiskan liken, dan mengurangi reaksi inflamasi.

1. Clobetasol (Temovate)

Termasuk dalam superpotent steroid topical : suppresses mitosis dan meningkatkan

sintesis protein sehingga mengurangi inflamasi dan menyebabkan vasokontriksi.

2. Fluocinolon 0,01% atau 0,025% cream (Synalar, Fluonid)

Merupakan topical steroid yang medium potent yang menhambat proliferasi sel, juga

sebagai imunosuprosor, anti-proliferasi, dan anti-inflamasi.

3. Hydrocortisone Valerate cream 0,02% (Westcort)

Salah satu derifat dari adrenokortikosteroid sesuai untuk penggunaan pada kulit atau

selaput lendir eksternal.

4. Fluocinonide cream 0,1% atau 0,05% (Lidex)

Merupakan topical corticosteroid yang menghambat proliferasi sel.

b. Anti-pruritic

Memberikan efek pengendalian terhadap pelepasan histamine secara endogen. Sehingga

dapat, mengurangi efek gatal, efek sedasi dan menyebabkan kantuk. Obat ini bekerja

menstabilkan membrane saraf dan mencegah transmisi dan inisiasi dari impuls saraf, dan

menghasilkan anastesi local.

1. Diphenhydramine (Benadryl, Benylin, Diphen, Allermax)

Mengurangi rasa gatal yang disebabkan oleh pelepasan histamine.

2. Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton)

Penghambat histamine atau H1-Reseptor pada sel efektor di pembuluh darah dan

traktus respiratori.

3. Hydroxyne (Atarax, Vistaril)

Antagonis H1-Reseptor pada bagian luar, dan menekan aktifitas dari histamine.

4. Doxepin (Sinequan, Zonaton)

Penghambat aktifitas histamine dan asetilkolon. Penggunaannya dapat memberikan

efek sedasi, dan penyerapannya tinggi pada pemberian secara topical.

1.9 PROGNOSA

8

Page 7: Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta

9

Prognosis pada pasien LSK adalah baik, pruritus dapat diatasi tetapi dapat terjadi

perubahan ringan seperti jaringan parut dan pigmentasi. Kekambuhan sangat mungkin

terjadi kembali bisa karena stress psikis, udara panas, kelembaban maupun terjadinya

iritasi kulit atau alergi.

1.10 KOMPLIKASI

Penggarukan yang terjadi berulang-ulang dapat menimbulkan suatu infeksi atau

peradangan kulit. Dapat pula meninggalkan jaringan parut dan perubahan warna kulit

yang bertambah gelap (hiperpigmentasi).

9