Laporan Kasus Limfadenitis TB

9
dr. Gunawan Ali Program Internsip Dokter Indonesia Puskesmas DTP Serang Kota Laporan Kasus Skrofuloderma A. Identitas Pasien Nama : An. S Umur : 16 tahun Alamat : Sumur Pecung Tanggal kunjungan: 21 Juli 2015 B. Anamnesis Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 21 Juli 2015 di Unit Gawat Darurat Puskesmas DTP Serang Kota. Keluhan Utama: Benjolan di leher kanan sejak 1 minggu lalu. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke UGD Puskesmas Serang Kota karena terdapat benjolan di leher kanan sejak sekitar 2 minggu lalu. Benjolan awalnya dirasakan sebesar biji kedelai, kemudian membesar sampai saat ini sebesar kelereng. Benjolan tidak disertai kemerahan di kulit, dan tidak disertai nyeri. Satu minggu lalu benjolan tersebut pecah, mengeluarkan cairan kental berwarna putih kekuningan, dan tidak disertai nyeri.

description

Laporan kasus kedokteran limfadenitis tuberkulosis Puskesmas Serang 2015

Transcript of Laporan Kasus Limfadenitis TB

Page 1: Laporan Kasus Limfadenitis TB

dr. Gunawan AliProgram Internsip Dokter Indonesia

Puskesmas DTP Serang Kota

Laporan Kasus Skrofuloderma

A. Identitas PasienNama : An. S

Umur : 16 tahun

Alamat : Sumur Pecung

Tanggal kunjungan: 21 Juli 2015

B. Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis

pada tanggal 21 Juli 2015 di Unit Gawat Darurat Puskesmas DTP Serang

Kota.

Keluhan Utama:Benjolan di leher kanan sejak 1 minggu lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke UGD Puskesmas Serang Kota karena terdapat

benjolan di leher kanan sejak sekitar 2 minggu lalu. Benjolan awalnya

dirasakan sebesar biji kedelai, kemudian membesar sampai saat ini sebesar

kelereng. Benjolan tidak disertai kemerahan di kulit, dan tidak disertai nyeri.

Satu minggu lalu benjolan tersebut pecah, mengeluarkan cairan kental

berwarna putih kekuningan, dan tidak disertai nyeri.

Pasien juga mengeluhkan adanya benjolan di leher kiri yang muncul

sejak sekitar 1 minggu lalu. Benjolan tidak disertai kemerahan, tidak nyeri,

dan tidak pecah.

Keluhan batuk lama, demam, banyak berkeringat saat tidur, atau

penurunan berat badan disangkal.

Pasien belum mencari pengobatan untuk penyakitnya saat ini.

Page 2: Laporan Kasus Limfadenitis TB

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal. Pasien tidak pernah

dirawat di RS atau menjalani operasi. Riwayat pengobatan TB paru disangkal.

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sedang mengalami keluhan

serupa. Adanya penyakit flek paru atau batuk lama di keluarga disangkal.

Riwayat lingkungan

Pasien tinggal di rumah kontrakan bersama orang tua.

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Kesan sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital:

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84 kali per menit, irama reguler, isi cukup

Suhu : 36,6 oC

Pernapasan : 20 kali per menit, irama regular

Data antropometri:

Berat badan : 42 kg

Tinggi badan : tidak diukur

Berat badan/Umur : kesan status gizi normal

Pemeriksaan Umum

Kepala : normosefal, rambut distribusi merata dengan warna normal.

Page 3: Laporan Kasus Limfadenitis TB

Mata : bentuk kedua bola mata normal dan simetris, palpebra tidak

edema, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, injeksi

konjungtiva -/-, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya

tak langsung +/+, pupil bulat isokor dengan diameter ± 3 mm,

Hidung : ala dan vestibulum normal, septum nasi di tengah, nares

bilateral paten, konka inferior bilateral hipertrofi dan

hiperemis, tidak ada sekret

Telinga : pinna normal, kanalis auditus eksterna normal, tidak ada

sekret

Mulut : mukosa lembab, tidak ada sianosis, gigi susu lengkap dan

dalam keadaan baik, terdapat beberapa ulkus

Tenggorok : tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis

Leher : bentuk normal, pergerakan bebas, kaku kuduk tidak

ditemukan, tiroid tidak membesar

KGB : teraba pembesaran kelenjar getah bening multipel,

berjumlah 6 di sisi kiri dan 4 di sisi kanan yang tersebar di

regio submandibula, servikal, supraklavikula, ukuran 1-2 cm,

berbatas tegas, tidak mobile, konsistensi kenyal, nyeri tekan

(-), disertai kulit di atasnya berwarna merah kebiruan pada

sebagian benjolan.

Thoraks : tidak ada kelainan bentuk thorax, tidak tampak massa

Paru

Inspeksi : kedua hemithoraks simetris dalam keadaan statis dan

dinamis, tidak tampak retraksi interkostal

Palpasi : taktil fremitus normal, simetris pada kedua hemithoraks

Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi : suara napas vesikular, dengan ronki basah halus saat

Page 4: Laporan Kasus Limfadenitis TB

inspirasi di kedua lapang paru, tidak ada mengi.

Jantung

Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis teraba di interkostal V linea midklavikula sinistra

Perkusi : batas jantung kanan pada intercostal V parasternal kanan,

jantung kiri pada intercostal V midclavicula kiri, pinggang

jantung pada intercosta III parasternal kiri

Auskultasi : bunyi jantung I-II murni reguler, tidak ada murmur, tidak ada

gallop

Abdomen

Inspeksi : datar, tidak tampak massa, tidak ada skar

Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba, lien tidak

teraba

Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen

Auskultasi : bising usus positif normal

Genitalia eksterna : tidak diperiksa

Ekstremitas : ekstremitas superior dekstra dan sinistra tidak tampak

deformitas, gerakan aktif, normotonus, tidak ada sianosis,

aktral hangat, capillary refill 1 detik

Kulit : tidak ditemukan ikterus, sianosis. Terdapat skar pada regio

submandibula kanan

D. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan yang diharapkan

Pemeriksaan pewarnaan Basil Tahan Asam dari aspirat

Pemeriksaan patologi anatomi dari aspirat

Page 5: Laporan Kasus Limfadenitis TB

Foto radiologi toraks

E. Diagnosis1. Diagnosis kerja: Skrofuloderma

2. Diagnosis banding:

Abses bakterial

Hidradenitis supurativa

F. Terapio Percobaan pengobatan OAT 2 bulan dengan kombipak (Rifampisin 75

mg, isoniazid 50 mg, pirazinamid 150 mg) 4 tablet/hari

G. Prognosis Quo ad Vitam : bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Page 6: Laporan Kasus Limfadenitis TB

Quo ad sanactionam: dubia ad bonam

SkrofulodermaSkrofuloderma, atau disebut juga tuberkulosis kutis kolikuatifa, adalah

infeksi tuberkulosis oleh Mycobacterium tuberculosis di jaringan subkutan

yang menyebabkan pembentukan abses dan kerusakan jaringan kulit di

atasnya. Port d’ entrée skrofuloderma adalah melalui saluran napas atau kulit.

Skrofuloderma lebih banyak terjadi pada anak, remaja, dan lanjut usia.

Skrofuloderma menunjukkan adanya keterlibatan kulit di atas lokasi infeksi

lainnya, seperti limfadenitis tuberkulosis, tuberkulosis pada tulang dan sendi,

atau epididimitis tuberkulosis.

Skrofuloderma paling sering terjadi pada regio parotis, submandibula,

supraklavikula, dan dapat bilateral. Skrofuloderma awalnya berupa nodul

subkutan yang padat, berbatas tegas, mobile, dan tidak bergejala. Benjolan

Page 7: Laporan Kasus Limfadenitis TB

ini sering disebut “cold abscess” (abses dingin) karena abses tersebut tidak

disertai tanda radang kalor. Seiring pembesaran lesi, konsistensinya semakin

lunak. Setelah beberapa bulan akan terjadi likuefaksi dan perforasi,

menyebabkan ulkus dan sinus. Ulkus dapat berbentuk linear atau serpiginosa

dengan tepi tergulung, berwarna kebiruan, disertai jaringan granulasi pada

dasar sinus. Ulkus tersebut menghasilkan sekret berupa pus dan material

kaseosa. Pemeriksaan sensitifitas tuberkulin biasanya memberikan hasil

positif.

Gejala dan tanda selain benjolan yang dapat ditemukan antara lain:

demam

penurunan berat badan

malaise

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis skrofuloderma

adalah ditemukannya basil tahan asam dari biopsi aspirasi jarum atau biopsi

eksisi. Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap

skrofuloderma memiliki spesifisitas tinggi namun sensitifitasnya rendah.

Tatalaksana untuk skrofuloderma adalah dengan Obat Anti

Tuberkulosis konvensional, dan dapat disertai terapi pembedahan.

.