LAPORAN KASUS LBP lina.docx

36
LAPORAN KASUS LOW BACK PAIN (LBP) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Syaraf Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Disusun oleh: Lina Fathonah H2A009029 Pembimbing: dr. Noorjanah Pujiastuti, Sp.S FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Page 1: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

LAPORAN KASUS

LOW BACK PAIN (LBP)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat

Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Penyakit Syaraf

Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

Disusun oleh:

Lina Fathonah

H2A009029

Pembimbing:

dr. Noorjanah Pujiastuti, Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

SEMARANG

2013

Page 2: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

STATUS MAHASISWA

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SYARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG

Kasus : Low Back Pain

Nama Mahasiswa : Lina Fathonah

NIM : H2A009029

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. S

Umur : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Pekerjaan : Penjual Bubur

Alamat : Wonoharjo RT 02/XI Kembangarum, Semarang Barat

Dikirim oleh : IGD

No CM : 12 85 04

Dirawat di ruang : Anggrek 104

Tanggal masuk RS : 2 Desember 2013

Semarang, 4 Desember 2013 Pembimbing Klinik

Page 3: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

dr. Noojanah Pujiastuti, Sp.SII. DAFTAR MASALAH

Masalah Aktif

1. Nyeri pada pinggal menjalar hingga kaki kanan

Masalah Pasif

--

III. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

ANAMNESIS

Diperoleh dari Autoanamnesa dengan pasien pada hari selasa tanggal 3

Desember 2013 di bangsal Anggrek.

1. Keluhan utama : Nyeri pinggang yang menjalar ke tungkai kanan

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Onset : ± 2 bulan SMRS pinggal nyeri menjalar ke tungkai

kanan saat dibuat berjalan jauh, duduk terlalu lama dan

membungkuk.

Lokasi : pinggang sampai tungkai kanan

Page 4: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Kualitas : Nyeri dirasakan menjalar dari pinggang sampai

tungkai kanan. Terasa sangat sakit, panas dan cekot-

cekot sehingga tidak bisa berjalan.

Kuantitas : Nyeri pinggang menjalar ke tungkai kanan dirasakan

terus menerus semakin lama semakin berat. ADL

terganggu, pasien menggunakan alat bantu untuk

berjalan.

Kronologis :

± 2 bulan SMRS pasien sering mengalami nyeri pinggang menjalar ke

tungkau kanan. Awalnya nyeri tidak begitu mengganggu. Nyeri hanya

dirasakan saat berjalan jauh dan lama duduk. Lama kelamaan nyeri

dirasa sangat hebat, terasa panas dan cekot-cekot. Nyeri bertambah

berat saat pasien berubah posisi dari duduk ke posisi akan jalan. Setiap

berjalan sekitar 10 menit, kaki terasa nyeri, disertai kesemutan hingga

kaki kanan. Pasien sudah berobat ke tiga dokter di perusahaan tempat

suami pasien bekerja, namun keluhan tidak kunjung membaik. Pasien

sering mengangkat beban berat. Riwayat terjatuh disangkal pasien.

± 7 hari SMRS pasien nyeri pinggang semakin hebat sehingga pasien

tidak bisa berjalan tanpa alat bantu. Pasien sudah mencoba untuk

memijatkan pinggangnya namun tidak ada perubahan. Lalu pasien

periksa ke RSUD Tugurejo untuk mendapatkan penanganan lebih

lanjut.

Faktor yang memperberat : saat beraktifitas.

Faktor yang memperingan : saat istirahat

Page 5: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Gejala penyerta : kesemutan (+), sulit tidur, BAK dan

BAB lancar

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit seperti ini : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

Riwayat Trauma :disangkal

Riwayat mengangkat beban berat :diakui

Riwayat penyakit ginjal : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan atau sakit yang serupa

Riwayat hipertensi pada keluarga disangkal

Riwayat keluarga dengan Diabetes Melitus disangkal

5. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai penjual bubur keliling, biasanya saat berjualan

pasien mengajak anaknya dan menggendongnya. Biaya perawatan rumah

sakit di tanggung oleh Jamkesmas.

Kesan ekonomi kurang.

Page 6: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan dilakukan tanggal 2 Desember 2013 pukul 15.00

Keadaan umum : Baik

VAS : 5-6

BB : 58

TB : 168

Status gizi : normal (20.58)

Vital sign

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 86 kali/menit

RR : 16

T : 36,3 oC

Status Internus

Thorax

Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba namun tidak kuat angkat, thrill (-), pulsus

epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)

Perkusi :

- batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra

Page 7: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

- pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra

- batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra.

- bataskiri bawah : ICS VI2 cm ke arah medial midclavikula sinistra

konfigurasi jantung Normal

Auskultasi : reguler

Suara jantung murni : SI,SII (normal) reguler.

Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV

(-)

Pulmo :

Inspeksi :Bentuk dada dan gerak nafas simetris saat statis dan

dinamis.

Palpasi :NT (-), massa (-), gerak nafas teraba simetris

saat statis dandinamis, vokal fremitus normal

Perkusi :Sonor pada kedua hemithorax.

Auskultasi : Vesikular simetris pada kedua hemithorax, Rh -/-, Wh

-/-

Abdomen

Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar,

ikterik (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : timpani seluruh regio abdomen, ascites (-),

Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra

Palpasi : nyeri tekan epigastrum (-), hepar tidak nyeri tekan, konsistensi

normal, tidak ada massa, permukaan halus. Lien dan ginjal

tidak teraba.

Page 8: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Status Neurologik

Kesadaran : compos mentis

Kuantitatif : GCS 15, (E4 V5 M6)

Kualitatif : tingkah laku : sesuai mood

Perasaan hati : baik

Orientasi : tempat : baik

Waktu : baik

Orang : baik

Jalan pikiran : baik

Kecerdasan : baik

Daya ingat baru : baik

daya ingat lama : baik

Kemampuan bicara : baik tidak ada disorientasi

Sikap tubuh : baik

Cara berjalan : baik

Gerakan abnormal : tidak ada

Kepala : bentuk mesosefal, nyeri tekan (-)

Mata : konjungtiva anemis (-)/(-) , Sklera Ikterik(-)/(-) ,

reflek cahaya (+)/(+), edem palpebra (-)/(-), pupil

isokor 2,5 mm/2,5 mm

Hidung : nafas cuping (-) , deformitas (-) , secret (-)

Telinga : serumen ( -) , nyeri mastoid (-) , nyeri tragus  (-)

Mulut : lembab (-) , sianosis (-)

Leher : pembesaran limfonodi (-)/(-), pembesaran tiroid (-)/(-), JVP

N/N, Deviasi (-), gerakan (N), kaku kuduk (-), Pulsasi teraba

(N), bising karotis (-)/(-), Bising subklavia (-/-)

Tes nafsiger : tidak dilakukan

Page 9: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Tes Brudzinski : tidak dilakukan

Tes valsava : (-)

Nervi Cranialis

N I. (OLFAKTORIUS)

Daya pembau : normosmia/ normosmia

N II. (OPTIKUS)

Kanan Kiri

Daya penglihatan baik baik

Pengenalan warna (+) (+)

Medan penglihatan = pemeriksa = pemeriksa

Kanan Kiri

Fundus okuli tidak dilakukan tidak dilakukan

Pupil isokor isokor

R.cahaya (+) R.cahaya (+)

Retina tidak diperiksa tidak diperiksa

Perdarahan (-) (-)

N III. (OKULOMOTORIUS)

Kanan kiri

Ptosis (-) (-)

Gerak mata ke atas (+)N (+)N

Gerak mata ke bawah N N

Gerak mata media N N

Ukuran pupil 2,5 mm 2,5 mm

Bentuk pupil bulat bulat

Reflek cahaya langsung (+) (+)

Reflek cahaya konsensual (+) (+)

R. akomodasi (+) (+)

Strabismus divergen (-) (-)

Diplopia (-) (-)

Page 10: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

N IV. (TROKHLEARIS)

Kanan kiri

Gerak mata lateral bawah N N

Strabismus konvergen (-) (-)

Diplopia (-) (-)

N V. (TRIGEMINUS)

Kanan Kiri

Reflek kornea (+) (+)

Menggigit normal normal

Membuka mulut normal normal

Sensibilitas muka atas (+) (+)

Sensibilitas muka tengah (+) (+)

Sensibilitas muka bawah (+) (+)

Reflek bersin normal normal

Reflek masseter normal normal

Reflek zigomatikus normal normal

Trismus (-) (-)

N VI. (ABDUSEN)

Kanan kiri

Gerak mata ke lateral normal normal

Strabismus konvergen (-) (-)

Diplopia (-) (-)

N VII. (FASIALIS)

Kanan Kiri

Mengerutkan dahi (+) (+)

Kerutan kulit dahi (+) (+)

Mengerutkan alis (+) (+)

Kedipan mata (+) (+)

Menutup mata (+) (+)

Page 11: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Lakrimasi (-) (-)

Lipatan naso-labial (+) (+)

tik fasial (-) (-)

Sudut mulut simetris simetris

Meringis simetris simetris

N VIII. (AKUSTIKUS)

Kanan kiri

Mendengar suara berbisik (+) (+)

Mendengar detik arloji (+) (+)

Tes Rinne tidak dilakukan tidak dilakukan

Tes Weber tidak dilakukan tidak dilakukan

Tes Swabach tidak dilakukan tidak dilakukan

N IX. (GLOSOFARINGEUS)

Kanan kiri

Sengau (-) (-)

Daya kecap 1/3 belakang (+) (+)

Arkus faring simetris simetris

Tersedak (-) (-)

Reflek muntah tidak dilakukan tidak dilakukan

N X. (VAGUS)

Kanan Kiri

Arkus faring simetris simetris

Daya kecap 1/3 belakang (+) (+)

Bersuara (+) (+)

Menelan (+) (+)

N XI. (AKSESORIUS)

Kanan Kiri

Memalingkan kepala (+) (+)

Mengangkat bahu (+) (+)

Page 12: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Sikap bahu simetris simetris

trofi otot bahu eutrofi eutrofi

N XII. (HIPOGLOSUS)

Kanan Kiri

Menjulurkan lidah (+) (+)

Sikap lidah simetris simetris

Tremor lidah (-) (-)

Kekuatan lidah normal normal

Trofi otot lidah (-) (-)

Fasikulasi lidah (-) (-)

Artikulasi jelas jelas

BADAN

Trofi otot punggung : (-)

Trofi otot dada : (-)

Nyeri membungkukkan badan : (+)

Palpasi dinding perut : NT (-)

Vertebra : baik

Sensibilitas : dalam batas normal

ANGGOTA GERAK ATAS

Kanan Kiri

Inspeksi:

Drop hand (-) (-)

Kontraktur (-) (-)

Warna kulit (-) (-)

Palpasi

Page 13: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Lengan atas dbn dbn

Lengan bawah dbn dbn

Gerakan dbn dbn

Kekuatan 5.5.5 5.5.5

Trofi eutrofi eutrofi

Sensibilitas (+) (+)

Nyeri (+) (+)

Posisi dbn dbn

Bisep Trisep radius ulna

Reflek fisiologik (+)/(+) (+)/(+) (+)/(+) (+)/(+)

Perluasan reflek (-)/(-) (-)/(-) (-)/(-) (-)/(-)

ANGGOTA GERAK BAWAH

Kanan Kiri

Inspeksi:

Warna kulit sawo matang sawo matang

Drop foot (-) (-)

Kontraktur (-) (-)

Palpasi:

udem (-) (-)

Tungkai atas Tungkai bawah

Kanan kiri kanan kiri

Gerakan (+) (+) (+) (+)

Kekuatan 5 5 5 5

Tonus (+) (+) (+) (+)

Trofi eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi

Sensibilitas (+) (+) (+) (+)

Nyeri (+) (+) (+) (+)

Posisi dbn dbn dbn dbn

Page 14: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Patella Achiles

Kanan Kiri Kanan Kiri

Reflek fisiologis (+) (+) (+) (+)

Kanan Kiri

Reflek Patologis

Babinski (-) (-)

Chaddock (-) (-)

Oppenheim (-) (-)

Gordon (-) (-)

Gonda (-) (-)

Bing (-) (-)

Rossolimo (-) (-)

Mendel-Becterew (-) (-)

Tes Hofman Trommer (-) (-)

klonus kaki (-) (-)

Pemeriksaan tambahan :

Tes Lasegue <700 >700

Tes Bragard (+) (-)

Tes Sikard (+) (-)

Tes Brudzinski (-) (-)

Tes patrik (-) (-)

Tes kontra patrik (-) (-)

Tes Kernig (-) (-)

KOORDINASI LANGKAH DAN KESEIMBANGAN

Cara berjalan

Tes Romberg : tidak dilakukan

Page 15: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Disdiadokhokinesis : tidak dilakukan

Robound fenomen : tidak dilakukan

Nistagmus : tidak dilakukan

Dismetri : tes telunjuk –hidung : tidak dilakukan

Tes telunjuk –telunjuk : tidak dilakukan

Tes hidung –telunjuk –hidung: tidak dilakukan

FUNGSI VEGETATIF

Miksi : inkontinentia urin (-), retensio urin (-), anuria (-), poliuria (-)

Defekasi: inkontinentia alvi (-), retensio alvi (-)

RESUME

Ny. S, 45 tahun bekerja sebagai penjual bubur, datang dengan keluhan nyeri menjalar

di pinggang menjalar ke tungkai kanan. ± 2 bulan SMRS pasien sering mengalami.

Awalnya nyeri tidak begitu mengganggu. Nyeri hanya dirasakan saat berjalan jauh

dan lama duduk. Lama kelamaan nyeri dirasa sangat hebat, terasa panas dan cekot-

cekot. Nyeri bertambah berat saat pasien berubah posisi dari duduk ke posisi akan

jalan. Setiap berjalan sekitar 10 menit, kaki terasa nyeri, disertai kesemutan hingga

kaki kanan. Pasien sudah berobat ke tiga dokter di perusahaan tempat suami pasien

bekerja, namun keluhan tidak kunjung membaik.

± 7 hari SMRS pasien nyeri pinggang semakin hebat sehingga pasien tidak bisa

berjalan tanpa alat bantu. Pasien sudah mencoba untuk memijatkan pinggangnya

namun tidak ada perubahan. Lalu pasien periksa ke RSUD Tugurejo untuk

mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan : VAS : 5-6, TD : 120/80 mmHg, HR : 86 x/menit,

RR : 16x/menit, T : 36,7 0C. Status generalisata dalam batas normal, Status

Page 16: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

neurologi : nn. Cranialis dalam batas normal, motorik dalam batas normal, RF dalam

batas normal, RP dalam batas normal, Tes Lasegue < 700/ > 700, Tes Bragard +/- ,

Sikard +/-. Sensibilitas dalam batas normal. Vegetatif dalam batas normal.

DIAGNOSIS BANDING

Hernia Nukleus Pulposus

Spondilosis

DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis Klinik : ischialgia dextra

Diagnosis Topik : Nervus ischiadicus dextra

Diagnosis Etiologik : Low Back Pain suspec spondilogenik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Usul : Laboratorium darah GDS I/2, profilipit dan asam urat

X-foto polos lumbosacral Ap Lateral

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :

Kortikosteroid :

NSAID :

- Golongan arilalkanoat : Na. Declofenac

- Golongan profen/ asam 2-arilpropionat : ketorolac

- Golongan asam fenamat : asam mefenamat

Page 17: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

- Golongan salisilat : aspirin

Muscle relaxan : diazepam

Neurotropik : B1B6B12

Antagonis histamin 2 : Ranitidin

Non-medikamentosa :

Tirah baring

Fisioterapi

Edukasi :

- Hindari mengangkat beban berat, membungkukan badan dengan cepat dan

aktivitas berat.

- Gunakan ortose (korset) untuk mempercepat pemulihan dan mencegah

timbulnya kembali LBP, jangan duduk terlalu lama, sering berolah raga.

- Minum obat teratur dan istirahat cukup.

PROGNOSIS

Death : ad bonam

Disease : dubia ad bonam

Disability : dubia ad bonam

Discomfort : dubia ad bonam

Dissatisfaction: dubia ad bonam

Page 18: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

TINJAUAN PUSTAKA

LOW BACK PAIN

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari

gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang

salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada

daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok, yaitu

kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu.

Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam faktor

resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi

berat badan, tinggi badan pekerjaan, dan aktivitas / olahraga.1

PATOFISIOLOGI

Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Sokoguru

bagian belakang tersebut terdiri dari lumbal dan tulang belakang pada umumnya.

Tiap ruas tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna

vertebralis merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus

Page 19: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

vertebralis dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat

dan tahan terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan

tekanan adalah nukleus pulposus. Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat

kanalis vertebralis yang didalamnya terdapat medula spinalis yang membujur ke

bawah sampai L2. Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis

menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke periferi. Di tingkat servikal dan

torakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen tersebut secara horizontal. Namun

di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di

tingkat foramen intervertebralis yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medula

spinalis membujur hanya sampai L 2 saja.Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang

belakang mempunyai origo dan insersio pada prosesus transversus atau prosesus

spinosus. Stabilitas kolumna vertebrale dijamin oleh ligamenta secara pasif dan

secara aktif oleh otot-otot tersebut. Ujung-ujung serabut penghantar impuls nyeri

terdapat di ligamenta, otot-otot, periostium, lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia

artikulus posterior.3

ETIOLOGI

Etiologi low back pain dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, HNP, stenosis spinalis, osteoartritis.

Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada korpus

vertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis serta ligamenta yang

menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu

proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis.

Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskus

intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus

intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP).

Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah

kartilago artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.

2. Penyakit Inflamasi

Page 20: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu artritis rematoid yang sering timbul sebagai

penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara

serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada spondilitis

angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang sifatnya

pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu dirasakan.

3. Osteoporotik

Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali

disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.bab linu

dan ngilu dirasakan.

4. Kelainan Kongenital

Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae

lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya

benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae

lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik.

Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.

5. Gangguan Sirkulatorik

Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat

menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah

trombosis aorta terminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah

didiagnosa sebagai HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat

menjalar sampai bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi.3

6. Tumor

Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget,

osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang

primer seperti myeloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam

metastasis.

7. Toksik

Keracunan logam berat, misalnya radium.

8. Infeksi

Page 21: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik

contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis

kronik.

9. Problem Psikoneurotik

Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak

mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-

batas anatomis.4

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-masing

seperti beberapa contoh dibawah ini :

1. LBP akibat sikap yang salah

• Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak

enak namun lokasi tidak jelas.

• Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah

lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna,

walaupun hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak

• Lordosis yang menonjol

• Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon

• Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.2

2. Pada Herniasi Diskus Lumbal

• Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak

enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.

• Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau

bersin.

• Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang

sakit difleksikan.

Page 22: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

• Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan

nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.

• Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.

3. LBP pada Spondilosis

• Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,

walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis

• Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena

• Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks

• Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang

menekan medula spinalis

• Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat stenosis

kanal lumbal.

4. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis

• Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringa

malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.

• Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila

istirahat.

• Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus

(akibat abses dingin)

• Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan

kifosis)

• Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparesis

yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia dan

refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketok tulang

vertebra.

• Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul

terutama gangguan motorik.

5. LPB pada Spondilitis Ankilopoetika

• Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.

Page 23: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

• Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.

• Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal dan

seluruh tulang belakang lumbal.

• Laju endap darah meninggi.

• Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.5

PEMERIKSAAN

1. Riwayat penyakit dengan perhatian khusus pada lokasi dan penjalaran nyeri,

posisi tubuh yang menimbulkan atau memperberat nyeri, trauma, ligitasi

(medikolegal), obat-obat penghilang nyeri yang dipakai dan jumlah yang

dibutuhkan, kemungkinan keganasan.

2. Pemeriksaan fisis, dengan perhatian khusus pada tanda-tanda infeksi sistemis,

tanda-tanda keganasan yang tersembunyi, nyeri tekan lokal atau pada insisura

iskiatika, spasme otot, ruang lingkup gerakan, tes angkat tungkai lurus (Laseque),

dan pemeriksan rektum (tonus sfingter dan prostat).

3. Pemeriksaan neurologis, dengan perhatian khusus pada afek dan alam perasaan,

kelemahan otot, atrofi, atau fasikulasi, defisit sensorik termasuk perineum,

refleks (tendon dalam, abdominal, anal, kremaster).

4. Pemeriksaan laboratorium yaitu foto rontgen polos (posterior, lateral, oblik)

hitung darah lengkap dan laju endap darah, serum : kreatinin, kalsium, fosfat,

alkali fosfatase, asam urat, fosfatase asam (pria), gula darah puasa.

5. Pemeriksaan khusus (misalnya sken tulang, gula darah 2-jam postprandial, sken

magnetik resonan, sken tomografik, mielografi) bergantung pada hasil

pemeriksaan rutin di atas.5

PENATALAKSANAAN

Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat dan

modalitas. Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk

jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan

Page 24: LAPORAN KASUS LBP lina.docx

interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek

depresan. Namun pada pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat

rasa nyeri, penggunaan anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis

lainnya, kadang memerlukan campuran antara obat analgesik, antiinflamasi,OAINS,

dan penenang.Istirahat secara umum atau lokal banyak memberikan manfaat. Tirah

baring pada alas keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya tulang

punggung. Modalitas dapat berupa kompres es, semprotan etil klorida, dan

fluorimetan. Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang

diperlukan tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat-tempat

seperti pada faset, radiks saraf, epidural, intradural. Bahkan untuk beberapa kasus

LBP dibutuhkan pembedahan. Setelah fase akut teratasi dilakukan beberapa

pencegahan kekambuhan diantaranya pelatihan peregangan dan pemakaian korset

atau braching.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Idyan, Zamna., 2007. Hubungan Lama Duduk Saat Perkuliahan Dengan Keluhan

Low Back Pain. Available from : http://www.innappni.or.id/index.php?

name=News&file=article&sid=130

2. Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik

Umum,edisi III, cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205

3. Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:

http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/

4. Nuarta, Bagus., 1989. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang

Bawah. Available from: http://www.kalbe.co.id

5. Mansjoer, Arif, et all., 2007. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,

edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59