LAPORAN KASUS GG CEMAS MENYELURUH.doc

28
CLINICAL REPORT SESSION *Kepanitraan Klinik Senior/ G1A214050/G1A214057/2015 ** Pembimbing dr. Tumpak Saragih Sp.KJ Gangguan Cemas Menyeluruh Oleh: Reni Susianti, S.Ked G1A214051 Rahmawati Risna, S.Ked G1A214057 KEPANITRAAN KLINIK SENIOR BAGIAN KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

Transcript of LAPORAN KASUS GG CEMAS MENYELURUH.doc

CLINICAL REPORT SESSION*Kepanitraan Klinik Senior/ G1A214050/G1A214057/2015** Pembimbing dr. Tumpak Saragih Sp.KJ

Gangguan Cemas Menyeluruh

Oleh:Reni Susianti, S.Ked

G1A214051Rahmawati Risna, S.Ked

G1A214057KEPANITRAAN KLINIK SENIORBAGIAN KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JAMBIRUMAH SAKIT JIWA DAERAHPROVINSI JAMBI2015

HALAMAN PENGESAHANCLINICAL SCIENCE SESSIONOBSESSIVE-COMPULSIVE DISORDER

Oleh :

Reni Susianti, S.Ked

G1A214051Rahmawati Risna, S.Ked

G1A214057KEPANITRAAN KLINIK SENIORBAGIAN KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JAMBIRUMAH SAKIT JIWA DAERAHPROVINSI JAMBIJambi, April 2015Pembimbing,dr.Tumpak Saragih Sp.KJKATA PENGANTARPuji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Gangguan Cemas Menyeluruh ini sebagai salah satu tugas dalam memenuhi persyaratan menjalani kepaniteraan klinik senior di bagian kedokteran jiwa di RSJ Provinsi Jambi.

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, tentunya penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa saran, motivasi, kritikan, informasi dan bimbingan. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Tumpak Saragih, Sp.KJ atas bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh sebab itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulisan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan bagi para pembaca. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih. Jambi, April 2015

Penulis

STATUS PSIKIATRII.RIWAYAT PSIKIATRI

Riwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis terhadap pasien yang bernama Ny. Sy dan alloanamnesis dari Tn.D (Suami pasien). Kebenaran anamnesis dapat dipercaya.A. Identitas Penderita

Nama

: Ny. Sy Usia

: 31 tahun. Jenis kelamin

: Perempuan

Status perkawinan: Menikah dan memiliki 2 orang anak

Pendidikan terakhir: SMK. Agama

: Islam. Suku

: Jawa,Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Jl. Aditya Warman RT 21, Sukarejo, ThehokB. Keluhan Utama

Pasien mengeluh sering cemas, jantung berdebar-debar dan sulit tidur. Pasien datang ke poli RSJ Kota Jambi pada tanggal 28 maret 2015.C. Riwayat Penyakit SekarangSebelum tinggal di rumah yang sekarang,dua tahun yang lalu pasien beserta suami pernah tinggal di daerah kasang pudak. Saat tinggal di rumah itu pasien merasa setiap malam sering mendengar atap rumahnya ada yang melempar dengan menggunakan batu krikil, dan pasien jg merasa sering melihat sesosok bayangan yang masuk kedalam rumah dan masuk ke dalam tubuhnya. Dua bulan setelah itu pasien juga pernah dirasuki oleh makhlus halus pada waktu menyaksikan acara kesenian kuda lumping. Semenjak itu pasien sering merasa ketakutan dan tidak berani keluar rumah pada saat malam hari.Empat bulan yang lalu pasien pernah mendengarkan ceramah di televisi, dan pada saat itu dia merasakan kaki nya tiba-tiba dingin dan menjalar sampai ke seluruh tubuh yang diikuti dengan rasa cemas, sakit dan tegang pada kepala. Semenjak kejadian itu pasien memutuskan untuk mencari aktivitas agar dapat mengalihkan rasa sakit dan cemas tersebut. Pasien akhirnya bekerja di sebuah toko bangunan. Setelah sebulan bekerja tiba-tiba pasien mengeluh jantungnya berdebar-debar. Kemudian pasien bercerita ke bos tempat dia bekerja mengenai keluhan tersebut, dan bosnya mengatakan bahwa ada seorang rekannya yang mengalami hal yang sama dan akhirnya meninggal. Sejak saat itu pasien merasa jantungnya semakin sering berdebar-debar,sesak nafas, perut tegang, leher dan kepala seperti dicengkram,cemas dan takut mati.Riwayat Medis dan Psikiatris yang Lain

1. Gangguan Mental atau Emosi

Belum pernah menderita gangguan jiwa sebelumnya.2. Gangguan Psikosomatis

Riwayat mengalami gangguan psikosomatis tidak ada.3. Kondisi Medik

Tiga tahun yang lalu pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas,berupa kecelakaan motor. Dan mengalami fraktur pada patella (tempurung lutut). 4. Gangguan NeurologiRiwayat trauma kepala, sakit kepala hebat, kesulitan bicara, kelemahan anggota tubuh, kejang dan kehilangan kesadaran tidak ada.

D. Riwayat Keluarga Umur 5 tahun Ibu Ny.S meninggal, beberapa lama setelah Ibu Ny.S meninggal Ayah nya menikah lagi dan Ny.S tinggal bersama neneknya. os adalah anak kedua dari 3 bersaudara os disekolahkan oleh neneknya, kemudian setelah tamat SD, karena kesulitan ekonomi, akhirnya os disekolahkan oleh orang tua asuh yang merupakan kepala sekolah SD os saat itu. Kemudian os melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP Tamat SLTP os tidak melanjutkan sekolahnya, os belajar menjahit, dan os menerima upahan jahitan. Umur 19 tahun, ayah os meninggal dunia Hubungan os dengan saudara cukup baik Tidak ada di keluarga yang mempunyai keluhan gangguan kejiwaan Penyakit keturunan tidak ada Karena sejak kecil os diasuh oleh neneknya, jadi os tidak begitu memahami watak ayah dan ibu nya Kakak dan adik os tinggal dengan keluarga masing-masing di Jawa Os dan keluarga beragama islam, tidak ada suatu budaya atau norma tertentu yang dianut secara kuat oleh os dan keluarganya Os mempunyai dua orang anak, usia 21 tahun dan 15 tahun. Anak pertama sedang kuliah di daerah Jawa Barat, begitupun anak kedua sekolah dan tinggal di asrama di Jawa timur Struktur keluarga yang tinggal serumah saat iniNoNamaL/PUsiaHubunganSifat

1.

2Ny. STn. AP

L42 th49 thPasienSuamiMudah cemburu, tertutup, tidak begitu suka kumpul dengan tetanggaCukup tegas, tidak pemarah

GENOGRAM

//Keterangan:

laki-laki perempuan

PasienE. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat prenatal dan perinatalOs tidak mengetahui riwayat prenatal dan perinatal, karena ibu os meninggal pada saat os masih berusia 5 tahun. 2.Masa kanak-kanak awal (kelahiran sampai usia 3 tahun)

a.Kebiasaan makan dan minum

Os kurang mengetahui bagaimana pola makan yang diberikan oleh Ibu nya sewaktu kecil. Sepengetahuan os, Ibu nya memberikan ASI eksklusif kepada os hingga usia nya 2 tahun.b.Perkembangan awal

Pasien termasuk anak yang pendiam dan jarang bergaul dengan teman seusianya, lebih sering bermain di rumah c. Toilet training

Tidak diketahui bagaimana toilet training diajarkan oleh ibu nya d. Gejala-gejala dari gangguan perilaku

Tidak ditemukan gangguan prilaku

e. Kepribadian dan temperamen

Pasien adalah anak yang pendiam, dan tidak rewel3. Masa kanak-kanak menengah ( usia 3 11 tahun )

Os diasuh oleh kedua orangtua nya hingga usia 5 tahun. Pada usia 5 tahun Ibu os meninggal, kemudian beberapa lama setelah itu ayah os menikah lagi, dan os diasuh oleh neneknya. Os adalah anak yang pemalu, pendiam dan kurang bergaul dengan anak-anak sebayanya. Pada usia 6 tahun os mulai sekolah. Prestasi selama sekolah cukup baik. Os tidak memiliki banyak teman karena kurang bergaul dengan teman sekolahnya, os tidak ada masalah selama sekolah. Karena os termasuk anak yang cukup pintar namun diasuh oleh neneknya, kepala sekolah SD tempat os sekolah saat itu mengangkat os menjadi anak asuhnya hingga 3 tahun kemudian, os dibiayai sekolah hingga tamat SLTP.4. Masa kanak-kanak akhir (pubertas hingga remaja)

a.Hubungan sosial

Os adalah anak yang pendiam, pemalu namun masih mau bergaul di sekolah. Os hanya memiliki sedikit teman, jarang keluar rumah, menghabiskan waktu dengan belajar, menonton dan mendengarkan musik di rumah.

b.Riwayat pendidikan

Setelah lulus SD, os melanjutkan ke SMP dan prestasi cukup baik. Tidak ada masalah selama di sekolah, dan os tidak pernah tinggal kelas. Os kurang suka mengikuti kegiatan non akademis. Setamat SMP os tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA namun os belajar menjahit, dan menerima upah jahitan.c.Perkembangan kognitif dan motorik

Sesuai dengan anak seusianya.

d.Masalah emosi dan fisik

Os adalah anak yang pendiam, pemalu dan tertutup. Lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain sendiri atau belajar di rumah.

5.Masa dewasa

a.Riwayat pekerjaan

Os mulai bekerja setelah tamat SLTP, saat itu os belajar menjahit, kemudian menerima upah jahitan. Os juga pernah bekerja di suatu tempat usaha swasta sebagai pegawai tidak tetap. Penghasilan os saat itu tidak lah besar, cukup untuk dirinya sendiri. Setelah menikah os tidak bekerja, keseharian os sebagai ibu rumah tangga.

b.Riwayat perkawinan dan relasi

Os menikah pada usia 21 tahun. Os bertemu dengan suaminya saat menjadi pegawai tidak tetap di tempat usaha swasta saat itu. Tidak ada paksaan dalam pernikahannya. Suami os bekerja sebagai guru agama, os menjadi lebih mendalami mengenai agama setelah menikah. Dalam kesehariannya jika menghadapi suatu masalah, os lebih memilih untuk memendam nya dan tidak mengungkapkan kepada suaminya. Dari anamnesis diketahui bahwa os orang yang pencemburu, os sering mengecek ponsel suaminya, os juga sering menanyakan mengenai aktivitas suaminya di luar rumah.

c.Aktivitas sosial

Hubungan os dengan keluarga dan tetangga sekitar baik.

d.Latar belakang agama

Os merupakan pribadi yang taat beribadah dan menjunjung tinggi nilai agama Islam. Apalagi setelah os menikah, karena suami os bekerja sebagai guru agama.e.Situasi hidup sekarang

Os tinggal bersama suaminya. Kedua anak os sekolah di luar kotaf. Riwayat hukumOs tidak pernah mempunyai masalah yang menyebabkan adanya sanksi hukum sebelumnya6. Riwayat seksual

a.Ketertarikan awal pada lawan jenis : Pasien mulai menyukai lawan jenis usia 18 tahun, tetapi tidak pernah berpacaranb.Pasien mengetahui masalah seksual dari televisi, belajar biologi di sekolah, dan lingkungan atau teman-temannyac.Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan secara seksual

d.Kegiatan seksual pranikah tidak ada

II.PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015 jam 10.35 Wib

A. Gambaran umum

Os datang ke poli RSJ dalam keadaan tenang. Os berpenampilan sesuai dengan usia, kondisi fisik terlihat sehat, perawakan tubuh sedang.1. Perilaku terhadap pemeriksaOs mau menjawab pertanyaan dari pemeriksa, os cukup kooperatif saat wawancara, dan kontak mata dengan pemeriksa cukup baik, os cukup berkonsentrasi dengan pertanyaan dan konsentrasi nya tidak mudah teralih2. Karakteristik bicara

Os bicara spontan, cukup terbuka dan mau bercerita, pembicaraan relevan dengan pertanyaan.3. Tingkah laku dan aktivitas psikomotor

Os cukup tenang, tidak gelisah, aktivitas motoric dalam batas normal.B. Mood dan AfekMood(subyektif)

: cemas akan penyakitnyaAfek(obyektif)

: appropiate

C. Persepsi

Ilusi

: tidak adaHalusinasi

: tidak adaDerealisasi

: tidak adaDepersonalisasi

: tidak adaD. PikiranBentuk pikiran : realistik

Proses pikiran

: koheren

Isi pikiran

: obsesif kompulsif

E. Sensori dan Kognisi1. Kesadaran : komposmentis

2. Orientasi tempat-waktu-orang

:tidak terganggu, os mengetahui keberadaannya di RSJ Provinsi Jambi, pada hari Senin tanggal 16 Februari 2015 dan os mengetahui dokter yang memeriksa serta bersama siapa os datang ke RSJ.3. Memori immediate, recent dan past

: tidak terganggu4. Konsentrasi dan perhatian

: tidak mudah teralih5. Membaca dan menulis

: tidak ada gangguan6. Berpikir abstrak

: tidak ada gangguan7. Informasi dan intelegensi

: sesuai tingkat pendidikanIII.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTA. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: tenang

Kesadaran

: kompos mentis

Gizi

: cukup

Tekanan darah: 120/80 mmhg

Nadi

: 80x/menit

Respirasi

: 20x/menit

Suhu

: afebris

Kulit

: turgor baik

Kepala

: tidak ada deformitas

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+

Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak teraba

Toraks: bentuk dan pergerakan simetris

Jantung: bunyi jantung murni, regular, mur-mur (-)

Pulmo: sonor, VBS kanan = kiri

Abdomen: datar, lembut, bising usus (+)

Hepar: tidak teraba

Lien: tidak teraba

Ekstremitas: tidak ada kelainan

B. Pemeriksaan psikologik: tidak dilakukan

C. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

IV.RINGKASAN PENEMUAN

A. Pemeriksaan Fisik : tidak ada kelainanB. Pemeriksaan Psikis

Kesadaran : kompos mentis

Kontak

: adaOrientasi Tempat,waktu,orang: tidak terganggu Konsentrasi dan perhatian : tidak mudah teralihPikiran

: obsesif kompulsifEmosi

Mood

: cemasAfek

: appropriateV.DIANOSIS MULTIAKSIAL Aksis I : F42 : Gangguan Obsesif Kompulsif

DD/ : F40 : gangguan anxietas fobik

Aksis II : ciri kepribadian cemasAksis III : Tidak ada diagnosisAksis IV : Psikososial dan lingkunganAksis V : GAF Scale 1 tahun terakhir : 80-71

GAF Scale saat ini : 70-61VI.PROGNOSIS

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad fungsionam: dubia ad bonamVIII.RENCANA TERAPI MENYELURUH

1. Farmakologi : - Clobazam 2x5 mg

- Fluoxetin 1x20 mg

- Noxetine

3. Non farmakologik

- Psikoterapi dengan CBT - Edukasi keluarga IX.PEMBAHASANA. Diagnosis Pada pasien ini dditemukan adanya tanda dan gejala yang menimbulkan suatu hendaya dalam fungsi nya sehari-hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan pada kejiwaannya.

Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak mempunyai riwayat penyakit yang menyebabkan disfungsi pada otak. Dari pemeriksaan fisik dan neurologis juga tidak ditemukan kelainan yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak, sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan.Pada pasien ini tidak didapatkan adanya hendaya dalam menilai realita sehingga tidak digolongkan ke dalam gangguan psikotik. Dari anamnesis dan pemeriksaan status mental, pada pasien ini terdapat suatu kecemasan akan penyakitnya, namun tidak ada gangguan afek maupun keluhan somatis yang menonjol, sehingga diagnosis depresi maupun gangguan cemas disingkirkan. Yang pasien keluhkan adalah mengenai prilakunya sehari-hari yang merasa was-was dan ragu-ragu dalam mengawali ibadah nya sehingga pasien berprilaku kompulsif dan pasien tidak dapat menghilangkan kebiasaannya tersebut. Pasien juga merasa sedih dan bingung dengan penyakitnya tersebut.

Pada pasien ini tidak ditemukan adanya kelainan fisik (kondisi medis umum) maupun penyalahgunaan zat. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka untuk diagnosis aksis I sesuai dengan PPDGJ III pada pasien ini adalah F42 Gangguan obsesif kompulsif.

Pada aksis II Berdasarkan riwayat premorbid, hubungan interpersonal dan cara pasien menghadapi masalahnya, pasien sering menggunakan mental mekanisme represi sehingga didiagnosis ciri kepribadian cemas.Pada aksis III tidak ada diagnosis. Pada aksis IV ditemukan adanya stressor psikososial dimana pasien yang sejak kecil sudah diasuh oleh neneknya dikarenakan ibu nya yang meninggal, dan juga ayahnya yang menikah lagi pada saat pasien masih kanak-kanak. Hal tersebut dapat saja mempengaruhi mental dan psikis pasien. Selain itu, pribadi pasien yang pencemas ditambah dengan adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi pola pikir pasien mengenai nilai agama yang dianut, menyebabkan pasien terfokus terhadap ibadahnya yang menimbulkan ketakutan akan ketidaksempurnaan dalam melakukan ibadahnya. Hal tersebut menyebabkan pasien mengatasi ketakutannya nya dengan suatu tindakan yang kompulsif agar kecemasannya tadi dapat ditekan.

Untuk aksis V dilakukan penilaian kemampuan penyesuaian diri dengan menggunakan skala Global Assessment of Functioning (GAF). GAF untuk penilaian saat ini adalah 70 - 61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). Sedangkan untuk skala GAF tertinggi dalam 1 tahun terakhir adalah 80 71 (gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan dan sekolah).Pasien didiagnosis dengan gangguan obsesif kompulsif, sesuai dengan pedoman diagnosis pada PPDGJ III, yaitu :Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas penderitaGejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut :

a. Harus disadari, sebagai pikiran atau impuls diri sendiri

b. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita

c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan)

d. Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive)

Kriteria diagnostic DSM IV TR gangguan obsesif kompulsif, berupa:

1. Baik obsesi atau kompulsi :

Obsesi :

a. Pikiran, impuls, atau bayangan yang berulang dan menetap yang dialami pada suatu waktu selama terjadi gangguan, sebagai suatu yang mengganggu dan tidak sesuai serta dapat menimbulkan ansietas atau distress yang nyata

b. Pikiran, impuls atau bayangan bukanlah kekhawatiran berlebihan mengenai masalah kehidupan yang nyata

c. Orang tersebut berupaya mengabaikan atau menekan pikiran, impuls, atau bayangan tersebut, atau menghilangkannya dengan pikiran atau tindakan lain.

d. Orang tersebut menyadari bahwa pikiran, impuls, atau bayangan obsessional itu adalah hasil pikiran mereka sendiri (bukan dari luar seperti pada insersi pikiran)

Kompulsi :

a. Prilaku berulang (contoh : mencuci tangan, melakukan urutan, memeriksa) atau tindakan mental (contoh : berdoa, menghitung, mengulang kata-kata di dalam hati) yang membuat orang tersebut terdorong untuk melakukannya harus sebagai respons terhadap obsesi, atau menurut aturan yang harus diterapkan dengan kaku

b. Prilaku atau tindakan mental tersebut ditujukan untuk mencegah atau mengurangi penderitaan atau mencegah peristiwa atau situasi yang menakutkan : meskipun demikian, prilaku atau tindakan mental ini benar-benar berlebihan atau tidak berkaitan secara realistic dengan apa yang awalnya henddak dihilangkan atau dicegah.

2. Pada suatu titik selama perjalanan gangguan, penderita menyadari bahwa obsesi atau kompulsi mereka berlebihan atau tidak beralasan

3. Obsesi atau kompulsi menyebabkan distress yang nyata, memakan waktu (lebih dari 1 jam perhari) atau mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan atau akademik, atau aktivitas maupun hubungan social secara signifikan

4. Jika terdapat gangguan aksis 1 lain, isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas pada hal tersebut (misalnya: preokupasi terhadap makanan dengan adanya gangguan makan; menarik-narik rambut dengan adanya trikotilomania ; peduli dengan penampilan dengan adanya gangguan dismorfik tubuh ; preokupasi memiliki penyakit berat dengan adanya hipokondriasis ; preokupasi terhadap dorongan atau fantasi seksual dengan adanya paraphilia ; atau berpikir mendalam akan rasa bersalah dengan adanya gangguan depresif berat)

5. Gangguan ini tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (contoh : penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis umum.

Tentukan jika : Dengan tilikan buruk : jika untuk sebagian besar waktu selama episode saat ini, orang tersebut tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsinya berlebihan atau tidak beralasan.

B. Terapi1. FarmakologiFluoxetinedan noxetine termasuk obat-obatan penghambat pelepasan selektif serotonin (SSRI). Jenis antidepresan ini dapat meningkatkan jumlah serotonin dalam otak. 2. PsikoterapiCBT meliputi terapi pajanan dan pencegahan respons (ERP) yang terbukti efektif untuk menangani OCD. Dalam terapi ini, sejumlah situasi yang menjadi pemicu kecemasan penderita akan dideteksi. Penderita akan menjalani pajanan terhadap objek atau obsesinya dan belajar mengatasi kecemasan secara bertahap dengan cara yang sehat.Tahap ini harus dilewati tanpa melakukan perilaku kompulsif yang biasa muncul untuk menghilangkan kecemasan penderita. Proses ini memang terdengar menakutkan, tapi terbukti sangat membantu.Tingkat dan durasi kecemasan penderita biasanya cenderung berkurang seiring jumlah latihan yang dijalaninya. Setelah berhasil menaklukkannya, penderita dapat melanjutkan ke pemicu kecemasan yang lebih berat.b. Edukasi keluargaMemberi saran dan nasihat kepada keluarga yang tinggal serumah dengan pasien, agar dapat membantu pasien untuk mengatasi kecemasan nya, dan memberi dukungan kepada pasien. Selain itu, juga keluarga berperan dalam penyembuhan dan menjadi motivasi bagi pasien untuk berobat teratur agar dapat segera sembuh dari penyakitnyaC. Prognosis Prognosis ad vitam adalah ad bonam karena tidak ada kondisi yang membahayakan hidup pasien. Sedangkan prognosis quo ad functionan dubia ad bonam karena penyakit pasien tidak membuat pasien kehilangan fungsi dan aktivitas nya sehari-hari. Faktor yang membuat prognosis baik : Onset dewasa

Sudah menikah

Support keluarga

Tidak ada gangguan psikotik

Pencetus diketahui

Prilaku kompulsif tidak termasuk hal yang membahayakan pasienDAFTAR PUSTAKA

1. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th ed-text revision. Washington : American Psychiatric Association; 2000.

2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatric : Behaviour Sciences/Clinical Psychiatric. 10th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2007.

4. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia. Ed III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI ; 1993.

5.Schatzberg AF, Cole JO, DeBattista C : Manual Clinical Psychopharmacology. 6th ed, American Psychiatry Publishing, 2007