Laporan Kasus Anestesi

download Laporan Kasus Anestesi

of 37

description

Laporan Kasus Anestesi Spinal Anestesi dengan Preeklamsia Berat

Transcript of Laporan Kasus Anestesi

  • LAPORAN KASUS

    Spinal Anastesi dengan Preeklamsi Berat

    Pembimbing : dr. Nazarudin, Sp.An

  • IDENTITAS PASIENNama: Ny. HTTL: Ujung Pandang, 6 November 1980Usia : 32 tahunAlamat : Jl. Malaka Jaya RT 006 RW 011 no 39 Cilincing, Jakarta UtaraJenis Kelamin : WanitaPekerjaan: IRT

  • ANAMNESISRiwayat Penyakit Sekarang :Os datang ke RSIJ Sukapura dengan kehamilan yang pertama. Hamil sudah cukup bulan.Saat datang ke RS, Os tidak mengeluh adanya mulas, tidak mengeluh adanya cairan atau pun lendir dan darah yang keluar dari jalan lahir.

  • Riwayat penyakit Dahulu :Riwayat Hipertensi disangkalRiwayat Diabetes Melitus disangkalRiwayat Asma disangkalRiwayat Penyakit Keluarga :Riwayat Hipertensi disangkalRiwayat Diabetes Melitus disangkalRiwayat Asma disangkal Riwayat AlergiOs menyangkal adanya alergi terhadap obat-obatan, makanan maupun udara.

  • Riwayat OperasiDisangkalKebiasaanOs mengatakan makan teratur dan tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.Riwayat Perkawinan :Merupakan perkawinan yang ke-1, masih kawin dengan lama perkawinan 3 tahun.Riwayat Haid :Haid pertama usia 12 tahun, teratur, tidak sakit, lamanya 7 hari, siklus 28 hari, haid terakhir 26 Februari 2013, taksiran persalinan 3 Desember 2013.

  • Riwayat Persalinan :

    No.TempatpersalinanPenolongThnJenis persalinanPenyulitAnakJKBBPBKeadaan1.Hamil Ini

  • PEMERIKSAAN FISIK pra bedahKeadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisTanda-tanda Vital TD: 185/112 mmHgSuhu : 36 oCNadi : 117 x/menit Pernapasan: 20 x/ menitBB: 72 kgTB: 160 cm

  • Status generalis :Kepala: normochepalMata : konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor (+/+), sklera ikterik (-/-)Hidung: tidak ada sekret, tidak terdapat deviasi septum nasiMulut : mukosa bibir lembab, gigi cariers (-)Leher: pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-) Thorax:Paru : vesikuler pada kedua lapang paru, wheezing (-/-), ronki (-/-)Jantung : BJ I & II murni reguler, gallop (-), murmur (-)Perut : perut membesar sesuai kehamilan, TFU : 31 cmEkstremitas : edema (-/-), akral hangat (+/+), CRT < 2 dtk (+/+)

  • LABORATORIUM Hemoglobin:11,5 g/dlLeukosit: 7.800/mm3Hematokrit: 34,6%Trombosit : 316 ribu/mm3Faktor pembekuan : BT = 2 CT= 4

  • STATUS FISIKAmerican Society of Anesthesiologists (ASA) :Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik & biokimia.Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang.Pasien dengan penyakit sistemik berat, aktivitas rutin terbatas.Pasien degan penyakit sistemik berat, tidak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupan sehari-harinya.Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.

  • DIAGNOSIS DAN RENCANA TINDAKANDiagnosis pra-bedah: G1P0A0 dengan letak obliqJenis pembedahan: Seksio sesareaKeadaan Preoperatif : Pasien puasa selama 8 jam. Keadaan pasien tampak baik, kooperatif, tekanan darah 185/112 mmHg, nadi 117 x/menit. Jenis anestesi : Anestesi RegionalTeknik anestesi: LP, lumbal 3-4, Jarum no.26, ditusuk 1x, cairan jernih (+) , lancar (+)Medikasi prabedah: Pemasangan intravenous infus line (RL)Premedikasi: tidak ada

  • Peralatan monitor dipasangkan kepada pasien untuk memonitor tekanan darah, nadi dan pulse oksimeter. Persiapkan peralatan resusitasi Persiapkan jarum spinal No. 25, 26, dan no 27, kasa steril, betadine dan spoit 5 cc Pada Pukul 10.20 dilakukan Teknik anastesi :Monitoring tanda tanda vital.Pasien diminta untuk duduk.Pasien diminta membungkuk maksimal agar prosesus spinosus mudah teraba dengan cara memeluk bantal. Tempat tusukan yang dipilih yaitu lumbal 3-4.

    TINDAKAN ANASTESI

  • Tempat tusukan disterilkan dengan povidone iodine secara melingkar dari tempat tusukan ke arah luar.Jarum spinocan no 26 dipilih dan ditusukkan pada bidang median dengan arah 10-30o terhadap bidang horizontal (ke arah kranial).Jarum akan menembus kulit, subkutis, lig. supraspinosus, lig. interspinosus, lig. flavum, ruang epidural, duramater dan ruang subaraknoid sampai ke cauda equina.Lalu mandrin atau stilet dicabut dan keluar cairan serebrospinal jernih dan lancar Lalu masukkan obat anastesi yaitu Buvanest (bupivacain) 20 mgTekanan darah terukur 185/112 mmHg, nadi 117 x/menit dan saturasi O2 = 100%Pasien dipasang O2 nasal 2 L/menit

  • Pukul 08.45 : operasi dimulai , TD = 185/112 mmHg, N = 117 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 08.50 : TD = 203/117 mmHg, N = 110 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 08.55 : TD = 190/108 mmHg, N = 112 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.00 : TD = 155/105 mmHg, N = 122 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.05 : TD = 98/45 mmHg, N = 76 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.10 : TD = 107/54 mmHg, N = 77 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.15 : TD = 115/55 mmHg, N = 80 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.20 : TD = 122/60 mmHg, N = 84 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.25 : TD = 132/72 mmHg, N = 78 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.30 : TD = 143/72 mmHg, N = 75 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.35 : TD = 140/75 mmHg, N = 68 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.40 : TD = 135/73 mmHg, N = 67 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.45 : TD = 133/67 mmHg, N = 72 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.50 : TD = 122/72 mmHg, N = 82 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 09.55 : TD = 118/62 mmHg, N = 75 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 10.00 : TD = 120/67 mmHg, N = 75 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 10.05 : TD = 123/62 mmHg, N = 77 x/menit, Sat O2 = 100%.Pukul 10.10 : TD = 137/72 mmHg, N = 78 x/menit, Sat O2 = 100%.

  • Obat obat yang dipakai selama operasiDecain 20mgPetidin 25mgOndansentron 4mgPitogin 20mgMetergin 0,2mgRemopain 30mgKalnex 500mgPropofol 50mgPitogin 20mg

  • Keadaan bayi pada Seksio Caesarea :Bayi lahir pukul 09.00, jenis kelamin laki-laki, AS : 9/10, BB : 2655 gram, PB : 48 cm.

  • Cairan yang digunakan: ringer laktat 1000 cc Urin : 200ccJumlah perdarahan: 200ccLama pembedahan: 75 menit

    Terapi cairan yang dibutuhkan pasienBerat badan = 72 kgPenggantian cairan puasa2 ml/kgBB/jam puasa 2 x 72 = 144 ml/jam puasa

    Penggantian cairan saat operasi4 6 ml / kgBB untuk bedah sedang6x72 = 432ml

  • KEADAAN POST OPERASI Pasien dipindahkan ke ruang RR pada pukul 10.50Di ruang RR dilakukan pemasangan monitor dan diberikan O2 2 liter/menit.Tanda-tanda vital- Tekanan Darah: 134/80 mmHg- Nadi : 76 x/menit - Pernafasan: 20 x/menit - Suhu: 36,2 C - Saturasi O2: 100%Komplikasi selama pembedahan : -Komplikasi setelah pembedahan : -Pada Pukul 12.20 pasien dipindahkan ke ruang perawatan dan selama di ruang RR tensi, nadi dan saturasi pasien stabil.

  • Instruksi anastesi

    Bila kesakitan: Sesuai operatorBila mual/ muntah : Sesuai operatorAntibiotik: Sesuai operatorObat-obatan lain: Sesuai operatorMinum : Sesuai operatorInfus: Sesuai operatorMonitor: TD, Nadi, Nafas tiap 15 menit selama 1 jam. Lain-lain: Tirah Baring 24 jam, boleh miring kanan/kiri

  • ANALISA KASUS Pada pasien ini dilakukan anastesi regional dengan teknik anastesi spinal dan diberikan obat anastetik yaitu decain sebanyak 20 mg. Pada pasien ini diberikan obat-obatan anastetik, analgetik tanpa pemberian pelumpuh otot. Obat-obat lain yang diberikan seperti ondancentron untuk mencegah muntah dan remopain agar tidak kesakitan. Dan pada pasien ini tidak diberikan premedikasi.

  • HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

  • Hipertensi dalam KehamilanHipertensi dalam Kehamilan adalah penyebab kematian utama ketiga pada ibu hamil setelah perdarahandaninfeksi. Bagaimana suatu peristiwa kehamilan dapat memicu atau memperberat hipertensi merupakan pertanyaan yang masih belum memperoleh jawaban yang memuaskan. Angka kejadian Hipertensi dalam Kehamilan kira-kira 3.7 % seluruh kehamilan.

  • Klasifikasi berdasarkan National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) tahun 2000HG-Hipertensi GestasionalPE-Pre EklampsiaE-EklampsiaPre Eklampsia super imposed pada Hipertensi KronisHK-Hipertensi Kronis

  • DiagnosisHipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah istirahat 140/90 mmHg. Kriteria edema pada PE sudah tidak digunakan lagi oleh karena selain subjektif dan juga tidak mempengaruhiout-comeperinatal

  • HG-Hipertensi GestasionalTD-Tekanan darah 140/90 mmHg terjadi pertama kali dalam kehamilan.Tidak terdapat Proteinuria, Tekanan darah kembali normal dalam waktu < 12 minggu pasca persalinan.Diagnosa akhir hanya dapat ditegakkan pasca persalinan.Dapat disertai dengan gejala PE Berat : nyeri epgastrium atau trombositopenia

  • PE-PreeclampsiaTD 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 mingguProteinuria 300 mg/24 jam atau 1+ dispstick

    PRE-EKLAMPSIA BERAT ( PE disertai dengan satu atau lebih gejala berikut dibawah ini) :TD 160/110 mmHg pada kehamilan > 20 mingguProteinuria 2.0 g/24 jam 2+ (dispstick)Serum Creatinine > 1.2 mg/dL (kecuali bila sebelumnya sudah abnormal )Trombosit < 100.0000 / mm3Microangiopathic hemolysis ( increase LDH )Peningkatan ALT atau ASTNyeri kepala atau gangguan visual persistenNyeri epigastrium

  • EklampsiaKejang yang tidak diakibatkan oleh sebab lain pada penderita pre eklampsia

  • Superimposed Preeklampsia( pada hipertensi kronik )Proteinuria new onset 300 mg / 24 jam pada penderita hipertensi yang tidak menunjukkan adanya proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu.atauPeningkatan TD atau kadar proteinuria secara tiba tiba atau trombositopenia < 100.000/mm3 pada penderita hipertensi dan proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu.

  • Hipertensi KronisTD 140 / 90 mmHg sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak terkait dengan penyakit trofoblas gestasionalHT terdiagnosa pertama kali setelah kehamilan 20 minggu dan menetap sampai > 12 minggu pasca persalinan.ALT = Alanin aminotranferase AST = Aspartate aminotranferase LDH = Lactate Dehydrogenase

  • Faktor ResikoUsiaHG sering terjadi pada pasien nullipara dan usia tua (> 35 tahun)Kehamilan kembarParitasRas :sering terjadi pada afro-americaPredisposisi genetikFaktor lingkungan :kebiasaan hidup

  • Obat-obat Anti HipertensiHidralazine Pemberian hidralazine i.v bila TD Diastolik > 110 mmHg atau TS Sistolik> 160 mmHg. Dosis: 5 mg i.v selang 20 menit sampai TD Diastolik 90 100 mmHg Efek puncak 30 60 menit Duration of action 4 6 jam Efek samping : nyeri kepala, pusing, palpitasi, angina.

  • Labetalol Beta-blocker non selektif dan post-sinaptik -adrenergic blocking agent Tersedia preparat oral ataupun parenteral Dosis : Pemberian i.v setiap 10 menit . Dosis pertama: 20 mg , dosis kedua 40 mg dan dosis selanjutnya 80 mg dengan dosis maksimum 300 mg. Onset of action = 5 menit. Efek puncak = 10 20 menit . Duration of action = 45 menit sampai 6 jam. Nifedipine Calcium channel blocker. Dapat menurunkan tekanan darah dengan cepat. Onset of action = 1 2 menit. Duration of action = 3 5 menit.

  • Teknik anestesi spinalAnestesi spinal adalah pemberian obat anetetik local ke dalam ruang subarachnoid. anestesi/ analgesi spinal dilakukan ruang subarachnoid di daerah antara vertebra L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5.INDIKASI ANESTESI SPINAL

    bedah ekstremitas bawahbedah panggul, tindakan sekitar rectum perineumbedah obstetric ginekologibedah urologibedah abdomen bawah dan bedah abdomen atas dan bawah pediatric

  • Peralatan anastesi spinalTEKNIK ANASTESI SPINALPosisi duduk/posisi tidur lateral dekubitusBuat pasien membungkuk maksimal agar processus spinosus mudah teraba Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua garis Krista iliaka, missal L2-L3, L3-L4, L4-L5.Sterilkan tempat tusukan Cara tusukan median atau paramedianTusukkan introduser sedalam kira kira 2cm agak sedikit kearah sefalmasukkan jarum spinal berikut mandrinnya ke lubang jarum.Setelah resistensi menghilang, mandrin jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dimasukkan pelan pelan (0,5ml/detik) diselingi aspirasi sedikit

  • Premedikasi pada pasienpemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia Karena pasien dalam keadaan tenang, tidak cemas dan kooperatif maka tidak diperlukan pemberian premedikasi untuk menghindari kecemasan. untuk mengurangi mual muntah pasca bedah : premedikasi droperidol 2,5 5mg atau ondansetron 2-4 mg

  • Obat anestesi yang digunakan Merupakan obat anestetik lokal kerja panjangUntuk anestesi lokal termasuk infiltrasi, blok saraf, epidural dan intratekal anestesi.Kontra indikasi pada pasien dengan alergi terhadap obat golongan amino amida dan anestesi regional iv (ivra) Sebabkan hipotensi akibat hilangnya tonus simpatik seperti pada anestesi spinal atau epidural.Lama kerja obat : 6-8 jamBentuk sediaan 0,25%, 0,5%, 0,75% inj. Dosis anestesi spinal 5-20 mg

  • TERIMA KASIH

    *